You are on page 1of 1
Bangku Persahabatan Baca: Keluaran 33: Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannye. —Keluaran 33:11 Di Zimbabwe, Afrika, trauma akibat perang dan tingginya angka pengangguran membuat banyak orang putus asa—sampai kemudian mereka menemukan pengharapan ketika duduk di sebuah “bangku persahabatan”. Mereka yang putus asa boleh duduk di bangku itu dan berbicara dengan para “nenek” yang sudah dilafih untuk mendengarkan orang-orang yang sedang bergumul dengan depresi, suatu kondisi yang dalam bahasa Shona—bahasa ibu bangsa itu—disebut sebagai kafungisisa, atau “berpikir terlalu jauh.” Program Bangku Persehabatan ini sedang digalakkan juga di tempat-tempat lain, termasuk ‘Zanzibar, London, dan New York. “Kami sangat senang dengan hasilnya,” kata seorang peneliti di London. Seorang konselor di New York juga setuju. “Tanpa terasa, Anda tidak saja duduk di bangla tetapi juga asyik ngobrol dengan sescorang yang peduli kepada Anda.” * Program ini mengingatkan pada kehangatan dan keindshan berbicara dengan Allah kita yang Mahakuasa. Untuk bersekutu dengan Allah, Musa tidak membuat bangla, melainkan suatu kemah yang disebut Kemah Pertemuan, Di sana, “Tuhan berbicara kepada Musa dengan bethadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Kel. 13:11). Yosua, abdi Musa, bahkan tidak beranjak dari kemah itu, mungkin karena ia hegitu menghargai waktunya bersama Allah (ay.11). Hari ini, kita tak lagi memerlukan kemah pertemuan. Yesus telah mendekatkan kita dengan Bapa. Dia berkata, “Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada Kamu segala sesuatu yang telah kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh. 15:15). Ya, Allah sedang menunggu kita. Dialah penolong hati kita yang Mahabijaksana dan Sahabat yang selalu mengerti. Berbicaralah dengan-Nya sekarang. — Pairieia Raybon Kekhawatiran apa yang menguasai Anda hari ini? Ketika Anda menyampatkan segala kekhawatiran itu kepada Allah, hal baik apa tentang Allah yang dapat Anda fokuskan? Ya Allah, kami bersyukur Engkau membuat kami memikirkan hal-hal mulia tentang-Mu. Ketika kami khawatir, bawa kembali pikiran kami kepada-Mu.

You might also like