Untuk pasien-pasien dengan perkiraan klirens kreatinin <60 mL/menit, penyesuaian dosis
aspirin, clopidogrel, ticagrelor, fondaparinux dan heparin yang tidak terfraksi (dosis bolus)
tidak diperlukan. Sampai saat ini belum ada informasi mengenai dosis ticagrelor dan
fondaparinux untuk pasien dengan ESRD atau yang menjalani dialisis. Untuk enoxaparin, dosis
bolus tidak memerlukan penyesuaian, tetapi setelah trombolisis, pasien dengan klirens
kreatinin <30 mL/menit hanya diberikan dosis subkutan sekali setiap 24 jam. Pada pasien
dengan insufisiensi ginjal moderat (GFR 30-59 mL/menit), dosis infus inisial bivalirudin
diturunkan menjadi 1,4 mg/kg/jam sedangkan dosis bolus tidak dirubah, Bivalirudin
diindikasikontrakan pada pasien dengan insufisiensi ginjal berat (GFR <30 mL/menit) dan
pasien dialisis.
3.3.2. Pasien yang Menggunakan Antikoagulan Rutin
Antikoagulan oral merupakan kontraindikasi relatif untuk fibrinolitik, ketika pasien yang
menggunakan antikoagulan oral_mengalami IMA-EST, sebaiknya pasien tersebut
direncanakan untuk menjalani IKP primer. Pasien perlu mendapat antikoagulan parenteral
tambahan, walaupun pasien mendapatkan antikoagulan oral. Aspirin dosis loading tetap
diberikan pada pasien [MA-EST, dan clopidogrel merupakan inhibitor P,Y,, terpilih (dosis
loading 600 mg) sebelum atau setidaknya saat dilakukan IKP. Idealnya, antikoagulan kronis
distop saat pasien masuk. Perlindungan lambung dengan proton pump inhibitor (PPI)
direkomendasikan. Intensitas dosis antikoagulan oral hatus dimonitor secara hati-hati dengan
target INR pada batas bawah yang direkomendasikan. Jika menggunakan non-vtamin K oral
anticoagulant (NOAQ), sebaiknya dipergunakan dosis minimal yang dianjurkan_ untuk
mencegah stroke, tidak direkomendasikan menggunakan dosis yang lebih rendah dari dosis
yang dianjurkan
Pada pasien dengan indikasi antikoagulan oral, antikoagulan oral diindikasikan sebagai
tambahan tethadap tetapi antiplatelet (Kelas |-C). Triple therapy (dalam bentuk antikoagulan,
aspirin, dan clopidogrel) sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan selama 6 bulan.
Kemudian dual therapy (DAPT) sebaiknya dilanjutkan 6 bulan berikutnya, Setelah 1 tahun,
diindikasikan untuk meneruskan terapi hanya dengan antikoagulan (Kelas lla-C), Pada kasus
risiko perdarahan yang sangat tinggi, triple therapy dapat dikurangi sampai 1 bulan setelah
IMA-EST, dilanjutkan dual therapy sampai 1 tahun, selanjutnya hanya antikoagulan oral (Kelas
lla-€).
60 | PEDOMAN TATALAKSANA SINDROM KORONER AKUT