You are on page 1of 14
4 KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA — INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO t FAKULTAS TARBIY AH DAN ILMU KEGURUAN JI. KI Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111 Tip. (0725) 41507 Fax. (0725) 47296 Website. www metrouniv.ac:ide- mail : @metroyniv ac id BLANGKO PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI NAMA Innaya Nur Wulandari NPM 1701010042 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : : Fakultas Tarbiyah dan lmu Keguruan Calon Judul 1 Pengaruh Penerapan Metode STAD Tehadap Hasil Belajar Siswa Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP Negeri | Kotagajah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penenliti di SMP Negeri 1 Kotagajah, bahwa hasil belajer siswa kelas VILL tergolong rendah disebabkan penggunaan model yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran monoton yaitu pengajaran konvensional. Kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan mode! pembelajaran dan membosankan sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dan kurang berminatnya siswa dalam mengikuti pelajaran Agama. Kekurangan ini terbukti dari hasil rapor yang nilainya masih rendah terlihat mulai dari nilai KKM kelas VIII mata pelajaran ‘Agama tahun ajaran 2019/2020 yaitu 75 dan nilai rata-rata yang, diperoleh oleh siswa hanya 78. Sedangkan nilai KKM kelas ‘VIII mata pelajaran Agama tahun ajaran 2019/2020 yaitu 75 dan nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa juga hanya 78. Gambaran isi Dari hasil nilai yang didapat dari 2 terakhir dapat dinyatakan hasil belajar siswa tidak terjedi peningkatan. Masalah lain yang muncul dapat dilihat dari sikap siswa dalam menerima pelajaran Agama contoh nya peserta didik yang mengobrol dengan teman sebangkunya saat guru menyampaikan pelajaranya, #1, Model Pembelajaran lipe STAD Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari ‘empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah Student Team Achievement Division (STAD). a. Pengertian Metode STAD STAD (Student Team-Achievement Division) merupaken salah satu metode _pembelajaran kooperatit yang paling sederhana dan merupakan ‘model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunkan pendekatan kooperatif. ‘Tipe ini dikembangkan Slavin dan salah satu tipe ‘kooperatif yang menekanka pada adanya Aktifitas dan interaksi antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi guna mencapai prestasi yang maksimal. b. Komponen utama SIAD Menurut Robert F. Slavin STAD terdiri dari lima ‘komponen utama, yaitu: 1) Presentasi Kelas Materi yang pertama kali diperkenalkan dalam STAD adalah presentasi di dalam kelas, Hal ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering ilakukan atau didiskusikan yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio visual. Perbedaan presentasi_ elas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut harus benar-benar fokus pada unit STAD. Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi Kelas, Karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis untuk menentukan skor tim mereka_ 2) Belajar dalam tim Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompom terdiri dari 4-5 orang , dimana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Jika ada ‘kesulitan, murid yang merasa mampu harus ‘membantu murid yang kesulitan. Fungsi utama dari tim ini adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik, Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk ‘mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Tim adalah ciri yang paling penting dalam STAD. Pada tiap hal, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. 3) Tes Individu Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan tes, individu (kuis), Di antara siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Schingga tiap siswa bertanggung jawab secara individu untuk memahami materinya. 4) Skor Pengembangan Individu ‘Skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat oleh gura untuk dibandingkan dengan hasil _prestasi sebelumnya. Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam satu tim, Nilai rate-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim. 5) Penghargaan Tim Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim, sehingga dapat memotivasi mereka. Penggunaan sistem skor dalam mode! SAD adalah untuk lebih menekankan pencapaian kemajuan dari pada persentase jawaban ‘yang benar. 2. Hasil Belaiar Menurut Suprijono (2009:5-6), Hasil belajar adalah pola-pola_perbuatan, _nilai-nilai,pengertian- pengertian,sikap-sikap,apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar adalah kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atu variabel bawaan melalui perlakuan ocngajaran tertentu, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil helajar adalah faktor _internal yang —meliputi Gasmaniah,Psikologis, serta faktoe kelelahan berupa Jasmaniah maupun rohaniah). Faktor eksetemal yang meiiputi (Keluarga,Sekolah,dan Mayarakat) . Fakior itulah yang membuat perubahan pada diri seseorang baik itu secara kemampuan maupun prilaku yang dimiliki iswa setelah belajar yang perwujudtanya berupa kemampuan kognitif.afektif dan psikomotrik (bukan Metode Penelitian hanya salah satu aspek potensi saja)byang disebabkan oleh pengalaman, +A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi ‘eksperimen, yang dimaksud dengan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (bubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisisi atau ‘mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang, mengganggu. Kksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu tindakan. Dalam penelitian ini diberikan tes sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Tes yang diberikan sebelum perlakuan disebut pre-test, dan tes yang diberikan sesudah perlakuan disebut pos-test. B, Detinisi Operasional Variabel Definis operasionalmerupakan — deskripsi tentang variabel yang diteliti. Variabel penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar Agama siswa. 1 Model pembelaiaran kooperatif tipe Stident ‘Team Achievement Division (STAD) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang pelaksanaannya diawali dengan penyajian materi, kerja kelompok, kemudian siswa mempersentasekan materi, kemudian guru menanggapi dan memberikan penilaian terhadap pelajaran yang didiskusikan dan dipresentasikam yang selanjutnya mengambil kesimpulan dari hasil_ yang didiskusikan dan dipersentasekan, Sistem ini tentunya ‘meningkatkan kreativitas kemandirian, aktivitas dan hhasil belajar siswa. 2. Perbedaan Hasi! Belajar Siswa Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh siswa_ setelah melatui Kegiatan belajar. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, Peserta didik yang berhasii daiam beigjar ialah yang mampu mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan peserta didik dalam ‘memahami mata pelajaran Agama. Jadi, perbedaan hasil belajar siswa dalam penelitian ini merupakan adanya perbedaan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar dengan perlakuan yang berbeda pula. ‘Yang menjadi variabel penelitian ini adalah : 1, Variabel Bebas (X) yaitu model pembelajaran kooperatit tipe Student ‘feam Achievement Division (STAD). 2, Variabel Terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa. Alat Pengukuran Data : Angket dan Dokumentasi ‘Teknik Analisis Data Maka peneliti memutuskan untuk mengambil teknik analisis data berupa penelitan Kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rumus person product Moment : Referensi Calon Judul 2 Permasalahan NEAY-OHEY Rey — WE - CHANEY OD Keterangan : ty: Koefiesien Validitas N : Banyaknya Subjek : Nilai Pembanding Y —_: Nilai dari Isntrumen yang akan dicani validitasnya 1Abdul Majid * Strategi Pembelajaran”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan pertama, maret 2013. 2, Muhamad Thobroni, Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Ar Ruzz Media, 2013. 3. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta, 2012. 4.lsjoni," CooperativeLearning”. Bandung: Cv Alfabeta,cetakan keempat,Agustus 2010. : Pengaruh Penerapan Metode TGT Tehadap Motivasi Belajar Siswa Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP Negeri | Kotagajah Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di salah satu lembaga pendidikan yaitu SMP Negeri 1 Kotagajah yang berada di daerah kecamatan Kotagajah dan letaknya jauh dari keramaian kota, hal-hal terkait situasi seria kondisi siswa di SMP Negeri 1 Kotagajah pada kelas VII Idalam mengikuti mata pelajaran Agama, didapatkan bahwa kurangnya perhatian siswa dalam proscs pembelajaran, Hal tersebut terlihat ketika guru menjelaskan materi pelajaran Agama,siswa lebih asyik pada aktivitasnya, seperti berbincang-bincang dengan teman Gambaran isi sebangkunya. Serta suasana kegiatan pembelajaran yang Kurang menarik. Hal tersebut terlihat ketika pada kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa gaduh, jenuh, bosan, bahkan ada yang tidur saat guru menjelaskan materi pelajaran fikth, Selain itu guru masih menggunakan cara yang monoton. Kurangnya keterampilan guru didalam penggunan metode mengajar yang joyful learning and joy teaching. + A. Model Pembelajaran Tipe TOT Pengertian Metode Teams Games Tournament (G1 Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatit’ yang mudah diterapkan, ‘melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tior sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar. Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran model IGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai disamping menumbubkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan schat dan keterlibatan belajar. Secara umum model pembelajran 1G! hampir sama dengan STAD kecuali satu hal. TGT menggunakan tumamen ‘akademik dan menggunakan kuis-kuis serta sistem skor kemajuan individu, dimana siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kemampuan akademiknya setara. Pada akhimya siswa yang berprestasi paling rendah pada setiap kelompok memiliki peluang yang sama untuk memperoieh poin bagi kelompoknya sebagai siswa yang berprestasi tinggi. Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe ‘TGT adalah sebagai berikut: a. Penyajian Kelas, Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan pengajaran langsung atau ceramah, atau diskusi yang dipimpin oleh gura, Pada saat penyajian kelas ini siswa harus memperhatikan dan memahami yang isampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game. b. Kelompok, Tahapan berikutnya adalah guru mengelompokkan siswa dalam —_beberapa kelompok. Disarankan terdiri dari 4 sampai 5 ‘orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat ari prestasi akademik, fungsi kelompok adalah lebih mendalami materi bersama kelompoknya dan lebih khusus anggota kelompok agar bekerja baik dan optimal pada saat game. ©. Game (Permainan), Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi dikelas dan pelaksanaan kerja tim.15 Jenis permainan dalam tahap ini adalah permainan edukatif berupa pertanyaan yang dijawab secara bergantian oleh _peserta. ‘Sebelumnya guru harus menyiapkan kartu soal beserta jawabannya, 4. ‘Tournament, fournament adalah sebuah struktur dimana game —berlangsung. Tournament bertujuan untuk menguji pemahaman siswa tethadap materi yang diberikan oleh guru. Biasanya toumamet dilakukan pada akhir minggu. Metode Penelitian B. Motivasi Belajar Me Donald mengatakan hahwa motive ditandai dengan munculnya “feeling/rasa”, afeksi sescorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan dan cmosi yang, menentukan tingkah laku manusia, Motiyasi juga dapat Gikataisan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentuschingga sescorang mau untuk berusaha. Motivasi adalah faktor psiskis yang berasal dari luar. Jadi faktor dari luar itulah yang dapat merangsang siswa untuk bergairah dalam kegiatan belajar. Ada beberapa strategi untuk meningkatkan motivasi belajar diamtaranya adalah = a) Memberi Angka, angka yang baik bagi siswa dapat memotivasi siswa untuk lebih giat lagi. Terlebih ini terjadi saat menjelang ulangan. b) Hadiah, merupakan keterkaitan siswa ketika menyukai beberapa bidang yang dapat diberikan kama sesuatu hal yang membanggakan. c) Kompetisi, hal ini baik dilakukan untuk meningkatkan lagi motivasi belajra karna ada persaingan didalamnya terkait dengan bidang pendidikan. 4) Pujian, bentuk ini diberikan kepada siswa yang berhasil dalam melakukan sesuatu hal daim bentuk kebaikan. Maka siswa akan lebih termotivasi dan terus, ‘melakukannya. + A. Tenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, yang dimaksud dengan cksperimen adalah suatu cara_untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengelimini i atau mengurangi atau menyisihkan faktor- faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu tindakan. Dalam penelitian ini diberikan tes sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Tes yang diberikan sebelum perlakuan disebut pre-test, dan tes yang diberikan sesudah perlakuan disebut pos-test. B. Detinisi Operasional Variabel Definisi operasional merupakan deskripsi tentang variabel yang diteliti, Variabel penelitian ini adalah variabel bebas dan variabet terikat. Variabe! bebas dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe tipe Team Game Turnamen (TGT) sedangkan variabei terikat adalah Motivasil belajar Agama siswa. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Leam Game Turnamen (TGT) Model pembelajaran koomperative tipe 1G adalah — model pembelajaran yang ‘menenpatkan siswa pada beberapa kelompok belajar yang berangotalan 5-6 orang siswa yang berbeda-beda satu sama lalin. Diawali dengan guru mengajikan materi dan siswa ‘mengerjakan dalam kelompok —masing- masing. Ketika salah satu anggota kelompk tidak memahami materi yang telah disampaikan maka anggoa _kelompok ‘memiliki tnggung jawab untuk menjelaskan terhadap anggota kelompoknya. Sistem ini tentunya —meningkatkan ——_kreativitas kemandirian, aktivitas dan Motivasi belajar siswa. 2. Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan pada arah kegiatan belajar, sehingga tuyuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah salah satu taktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam maupun dari luar dalam suatu kegiatan belajar. Jadi, perbedaan Motivasibelajar siswa dalam penelitian ini ‘merupakan adanya perbedaan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar dengan perlakuan yang berbeda pula. ‘Yang menjadi variabel penelitian ini adalah = 1, Variabel Bebas (X) yaitu model pembeiajaran Turnamen Game Team (1G) 2. Variabel Terikat (Y) yaitu Motivasi Belajar Alat Pengukuran Data + Angket dan Dokumentasi Teknik Analisis Data Maka peneliti memutuskan untuk mengambil teknik analisis data berupa penelitan Kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rumus person product Moment ; a NYXY - (EXSY) WY (NEX? — OPN EY? - (EY? Reterensi Keterangan = Tay N : Koefiesien Validitas : Banyaknya Subjek : Nilai Pembanding + Nilai dari Isntrumen yang akan dicari validitasnya 1. Robert F. Slavin. “Comperatative Teaming Teori Riset dan Praktik”. Bandung: Penerbit Nusa Media, 2005, 2. Kompri “Motivasi Pembelajaran Presepktif Guru dan Siswa". Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cetakan Pertama, 2015. 3. Sardiman, “Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cetakan-I1, 2011 4, Dimyari dan Mudjiono. “Belajar&Pemebelajaran”. Jakarta: P| Rineka Cipta, Cetakan Ke-5, Februar 2013.. Disetujui Oleh, Metro , 23 Januari 2020 Mahasisya Ybs, NPM. 1701010042 Ketua Jurusan Ml M.Pd.1 NIP. 197803142007101003

You might also like