You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN PROGRAM SANITASI


TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN
KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

Dinar Andaru Mukti, Mursid Raharjo, Nikie Astorina Yunita Dewanti


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: dinarandaru@gmail.com

Abstract : The occurrence of diarrhea is still high and the top 10 diseases in
Jatibogor Health Center, in line with poor sanitary conditions, especially the
behavior of open defecation which reached 30% of the population. The goal of
this study is to determine the relationship between the implementation of CLTS
program with the occurance of diarrhea in Jatibogor Public Health Center
Tegal. This study is an observational analytic research with cross sectional
approach. This study population is all households living in Jatibogor Public Health
Center Tegal. The sample is 100 households. The sampling technique
using proportional random sampling. Data analysis using chi square test. The
results of this study indicate that 22% of households defecation carelessly, 50%
do not apply handwashing with soap, 51% do not apply drinking water and food
management, 97% do not apply safe waste management, and 94% do not apply
safe waste water management. There is a relationship between the
implementation of STBM in stop open defecation aspect (p=0,02), handwashing
with soap aspect (p=0,013), and household waste water management aspect
(p=0,047) with the occurrence of diarrhea in Jatibogor Public Health Center
Tegal. There is no relationship between the implementation of STBM in
household drinking water and food management aspect (p=0,570) and household
waste management aspect (p=0,636) with the occcurance of diarrhea in
Jatibogor Public Health Center Tegal. The implementation of STBM program
associated with the occurance of diarrhea in Jatibogor Public Health Center
Tegal in aspects stop defecating carelessly, washing hands with soap, and waste
water management.

Keywords : CLTS, diarrhea, Jatibogor Health Center, Tegal

PENDAHULUAN kesehatan, dan daya tahan hidup


Sanitasi menurut World Health manusia. Kondisi sanitasi di
Organization (WHO) merupakan Indonesia merupakan salah satu
upaya pengendalian semua faktor aspek penting yang menjadi
lingkungan fisik manusia yang akan perhatian, terutama di daerah
menimbulkan hal-hal yang pedesaan, dimana menurut laporan
merugikan bagi perkembangan fisik, pencapaian Millenium Development

767
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Goals (MDGs) di Indonesia tahun Departemen Kesehatan dari tahun


2014 proporsi rumah tangga dengan 2000 s/d 2010 terlihat
akses berkelanjutan terhadap air kecenderungan insidens naik.
minum layak pedesaan hanya Menurut data riskesdas 2013,
sebesar 56,09% dan proporsi rumah insiden dan period prevalen diare di
tangga dengan akses berkelanjutan Indonesia adalah 3,5% dan 7,0%.
terhadap sanitasi layak pedesaan Pada tahun 2012, berdasarkan profil
hanya sebesar 45,45%.1,2 kesehatan Jawa Tengah tahun 2012
Sanitasi Total Berbasis jumlah diare ditangani di Jawa
Masyarakat (STBM) atau dikenal Tengah sebanyak 681.567 kasus,
juga dengan nama Community Led sedangkan di Kabupaten Tegal
Total Sanitation (CLTS) merupakan jumlah diare ditangani sebanyak
program pemerintah dalam rangka 55.322 kasus. Pada tahun 2014,
memperkuat upaya pembudayaan menurut data Dinas Kesehatan
hidup bersih dan sehat, mencegah Kabupaten Tegal jumlah diare
penyebaran penyakit berbasis ditangani di Kabupaten Tegal
lingkungan, meningkatkan sebesar 58.316 kasus.4,5,6,7
kemampuan masyarakat, serta
mengimplementasikan komitmen Tingginya angka kejadian diare
pemerintah untuk meningkatkan dapat dikendalikan melalui intervensi
akses air minum dan sanitasi dasar terpadu melalui pendekatan sanitasi
berkesinambungan. STBM terdiri total. Hal ini dibuktikan melalui hasil
dari 5 pilar yaitu stop Buang Air studi WHO tahun 2007, yaitu
Besar Sembarangan (BABS), Cuci kejadian diare menurun 32% dengan
Tangan Pakai Sabun (CTPS), meningkatkan akses masyarakat
Pengelolaan Air Minum Dan terhadap sanitasi dasar, 45%
Makanan Rumah Tangga (PAMM- dengan perilaku mencuci tangan
RT), Pengelolaan Sampah Rumah pakai sabun, dan 39% perilaku
Tangga (PSRT), dan Pengelolaan pengelolaan air minum yang aman di
Air Limbah Rumah Tangga (PAL- rumah tangga. Sedangkan dengan
RT). Strategi Nasional STBM mengintegrasikan ketiga perilaku
memiliki indikator outcome yaitu intervensi tersebut, kejadian diare
menurunnya kejadian penyakit diare menurun sebesar 94%.8
dan penyakit berbasis lingkungan Puskesmas Jatibogor
lainnya yang berkaitan dengan merupakan salah satu puskesmas
sanitasi dan perilaku.3 yang berada di Kecamatan Suradadi
Diare adalah gangguan buang Kabupaten Tegal. Seluruh desa di
air besar/BAB ditandai dengan BAB wilayah kerja Puskesmas Jatibogor
lebih dari 3 kali sehari dengan telah digalakkan program STBM
konsistensi tinja cair, dapat disertai namun belum ada desa yang
dengan darah dan atau lendir. mencapai sanitasi total atau 5 pilar
Penyakit diare ditularkan melalui STBM belum terpenuhi.
makanan, air, dan lewat penularan Berdasarkan data dasar kepemilikan
lainnya. Penyakit diare masih dan akses sarana sanitasi dasar
merupakan masalah kesehatan puskesmas jatibogor semester II
masyarakat di negara berkembang tahun 2014, jumlah penduduk yang
seperti di Indonesia, karena Buang Air Besar Sembarangan
morbiditas dan mortalitas-nya yang (BABS) masih sebesar 13.265 jiwa
masih tinggi. Survei morbiditas yang (30,40%), jumlah KK yang memiliki
dilakukan oleh Subdit Diare, sarana cuci tangan tidak memenuhi

768
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

syarat sebanyak 3.629 KK (28,44%), antara penerapan program Sanitasi


jumlah KK belum akses sarana air Total Berbasis Masyarakat (STBM)
bersih sebanyak 1.831 KK (14,35%), dengan kejadian diare di wilayah
jumlah KK yang melaksanakan kerja Puskesmas Jatibogor
pengelolaan sampah tidak Kabupaten Tegal.
memenuhi syarat sebanyak 5.227
KK (40,96%), dan jumlah rumah METODE PENELITIAN
yang memiliki SPAL belum Penelitian ini merupakan
memenuhi syarat sebanyak 6.387 penelitian analitik observasional.
KK (52,54%).9 Metode pendekatan yang digunakan
Menurut laporan 20 besar adalah studi cross sectional.
penyakit pelayanan di Puskesmas Populasi dalam penelitian ini adalah
Jatibogor Kabupaten Tegal tahun seluruh rumah tangga (tercatat
2014, jumlah kasus diare dan secara administratif dalam satu kartu
gangguan gastrointestinal lainnya keluarga) yang tinggal menetap di
sebanyak 1.334 kasus. Pada tahun desa – desa wilayah kerja
sebelumnya, jumlah kasus diare dan Puskesmas Jatibogor, Kabupaten
penyakit infeksi pada usus lainnya Tegal sebanyak 12.761 KK dengan
sebanyak 4.147 kasus dan masuk jumlah sampel sebanyak 100 rumah
10 besar penyakit di wilayah kerja tangga. Teknik pengambilan sampel
Puskesmas Jatibogor.10,11 menggunakan proporsional random
Oleh karena itu, penelitian sampling.
mengenai hubungan penerapan HASIL DAN PEMBAHASAN
program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) dengan Penerapan program Sanitasi
kejadian diare di wilayah kerja Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Puskesmas Jatibogor perlu di wilayah kerja Puskesmas
dilakukan. Tujuan dari penelitian ini Jatibogor Kabupaten Tegal yaitu
adalah untuk mengetahui hubungan sebagai berikut.
Tabel 1 Rekapitulasi penerapan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di
wilayah kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal

Rumah Tangga
Penerapan program STBM
f %
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan

BABS 22 22,0
Tidak BABS 78 78,0
2. Cuci Tangan Pakai Sabun

Tidak CTPS 50 50,0


CTPS 50 50,0
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga

Tidak aman 51 51,0


Aman 49 49,0
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Tidak aman 97 97,0

769
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Aman 3 3,0
5. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

Tidak aman 94 94,0


Aman 6 6,0
Rekapitulasi penerapan program pengelolaan sampah tidak aman, dan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 94% pengelolaan air limbah tidak aman.
(STBM) di wilayah kerja Puskesmas
Jatibogor Kabupaten Tegal. Penelitian ini Hubungan antara penerapan STBM
menunjukkan bahwa masih terdapat 22% aspek stop buang air besar sembarangan
rumah tangga yang buang air besar dengan kejadian diare di wilayah kerja
sembarangan, 50% tidak cuci tangan Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal
pakai sabun, 51% pengelolaan air minum yaitu sebagai berikut.
dan makanan tidak aman, 97%
Tabel 2 Tabulasi silang hubungan antara penerapan STBM aspek stop BABS dengan
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal

Kejadian Diare
Penerapan STBM Total
Diare Tidak Diare p
Aspek Stop BABS
f (%) f (%) f (%)
BABS 19 86,4 3 13,6 22 100
Tidak BABS 44 56,4 34 43,6 78 100 0,020
Total 63 63,0 37 37,0 100 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas


ada hubungan antara penerapan program Jatibogor Kabupaten Tegal karena feses
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau tinja yang dibuang secara terbuka di
(STBM) aspek stop Buang Air Besar pekarangan, kebun, dan/atau sawah
Sembarangan (stop BABS) dengan dapat mengundang lalat dan menjadi
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas sumber penularan diare. Selain itu, tinja
Jatibogor Kabupaten Tegal. Hasil yang dibuang di sungai dan/atau saluran
observasi menunjukkan bahwa masih irigasi dapat mencemari air sungai
terdapat 22 rumah tangga (22,0%) yang dan/atau saluran irigasi, sedangkan air
berperilaku buang air besar sembarangan. sungai dan/atau saluran irigasi tersebut
Rumah tangga yang berperilaku buang air dipakai juga untuk cebok dan cuci tangan
besar sembarangan terdiri dari 18 rumah setelah buang air besar. Pada penelitian
tangga yang tidak menggunakan jamban ini juga ditemukan rumah tangga yang
dan 4 rumah tangga yang menggunakan menggunakan jamban tanpa septik tank.
jamban yang tidak sehat seperti Pada jamban yang tidak memiliki septik
kakus/jumbleng, plengsengan tanpa tank, tinja dapat merembes ke dalam
sepric tank, dan WC/toilet tanpa septic tanah sekitar jamban dan mencemari
tank. Rumah tangga yang tidak sumber air.
menggunakan jamban melakukan buang Hasil penelitian ini sejalan dengan
air besar sembarangan seperti di sungai, penelitian Budiman tahun 2011 bahwa
pekarangan, kebun, sawah, atau saluran ada hubungan antara STBM aspek stop
air irigasi sekitar rumah. Tinja yang BABS sembarangan dengan kejadian
dibuang sembarangan di sekitar rumah penyakit diare pada balita (p=0,0001).
menimbulkan bau yang tidak sedap dan Hasil penelitian ini berbeda dengan
dihinggapi oleh lalat. penelitian oleh Margareth tahun 2012
Perilaku buang air besar bahwa tidak ada hubungan yang
sembarangan berhubungan dengan bermakna antara kondisi Buang Air Besar

770
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(BAB) yang aman dengan kejadian diare Hubungan antara penerapan STBM
pada masyarakat di Kabupaten aspek cuci tangan pakai sabun dengan
Sumedang dengan cakupan wilayah kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas
pengembangan Metropolitan Bandung Jatibogor Kabupaten Tegal yaitu sebagai
Area.12,13 berikut.

Tabel 3 Tabulasi silang hubungan antara penerapan STBM aspek CTPS dengan kejadian
diare di wilayah kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal
Kejadian Diare
Penerapan STBM Total
Diare Tidak Diare p
Aspek CTPS
f (%) f (%) f (%)
Tidak CTPS 38 76,0 12 24,0 50 100
CTPS 25 50,0 25 50,0 50 100 0,013
Total 63 63,0 37 37,0 100 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa mempunyai dampak dalam kejadian diare


ada hubungan antara penerapan program ( Menurunkan angka kejadian diare
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sebesar 47%). Zat-zat yang ada dalam
(STBM) aspek Cuci Tangan Pakai Sabun sabun seperti TCC dan triclosan lebih
(CTPS) dengan kejadian diare di wilayah efektif dalam membunuh kuman
kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten dibandingkan hanya mengandalkan aliran
Tegal. Hasil penelitian menunjukkan air dan gesekan saat mencuci tangan
separuh rumah tangga di wilayah kerja dalam membasmi kuman. Segala jenis
Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal sabun dapat digunakan untuk mencuci
tidak berperilaku CTPS. Selain cuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa,
tangan tanpa sabun, sebagian rumah sabun antiseptik, ataupun sabun cair.14,15
tangga di wilayah kerja Puskesmas Hasil penelitian ini sejalan dengan
Jatibogor Kabupaten Tegal tidak penelitian oleh Budiman tahun 2011
melakukan CTPS pada waktu – waktu menunjukkan bahwa terdapat hubungan
penting CTPS dan tidak memiliki sarana yang signifikan antara STBM aspek cuci
CTPS yang memenuhi syarat, seperti air tangan pakai sabun dengan kejadian diare
yang mengalir dan sabun. Waktu – waktu pada Balita dengan p value = 0,0001.
penting CTPS adalah sebelum dan Hasil penelitian ini berbeda dengan
sesudah makan, sesudah buang air besar, penelitian oleh Hidayanti tahun 2012
sesudah menceboki dan membuang tinja bahwa tidak ada hubungan bermakna
anak, sebelum dan sesudah menyuapi perilaku cuci tangan dengan kejadian
anak, dan sebelum menyajikan makanan. diare.12,16
Kebiasaan yang berhubungan dengan
kebersihan perorangan yang penting Hubungan antara penerapan STBM
dalam penularan kuman diare adalah aspek pengelolaan air minum dan
mencuci tangan. Mencuci tangan dengan makanan rumah tangga dengan kejadian
sabun, terutama sesudah buang air besar, diare di wilayah kerja Puskesmas
sesudah membuang tinja anak, sebelum Jatibogor Kabupaten Tegal yaitu sebagai
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi berikut.
makan anak dan sebelum makan,

771
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4 Tabulasi silang hubungan antara penerapan STBM aspek PAMM-RT dengan
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal

Kejadian Diare
Penerapan STBM Total
Diare Tidak Diare P
Aspek PAMM-RT
f (%) f (%) f (%)
Tidak aman 34 66,7 17 33,3 51 100
Aman 29 59,2 20 40,8 49 100 0,570
Total 63 63,0 37 37,0 100 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa melakukan proses perebusan sebelum


tidak ada hubungan antara penerapan diminum sehingga mengurangi risiko
program Sanitasi Total Berbasis terkena diare. Selain itu, walaupun rumah
Masyarakat (STBM) aspek Pengelolaan tangga tidak melakukan pengelolaan
Air Minum dan Makanan Rumah Tangga makanan dan minuman dengan aman,
(PAMM-RT) dengan kejadian diare di mereka menerapkan aspek sanitasi total
wilayah kerja Puskesmas Jatibogor berbasis masyarakat yang lain, misalnya
Kabupaten Tegal. Tidak adanya hubungan stop buang air besar sembarangan,
antara pengelolaan air minum dan kebiasaan cuci tangan dengan sabun,
makanan dengan kejadian diare karena pengelolaan sampah, dan/atau
rumah tangga yang penerapan pengeloalan air limbah.
pengelolaan air minum dan makanan tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan
aman dan mengalami kejadian diare pada hasil penelitian Rosidi tahun 2010 yang
salah satu atau beberapa anggota menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
keluarganya hampir sama dengan rumah sanitasi makanan dengan kejadian diare.
tangga yang penerapan pengelolaan air Hasil penelitian ini berbeda dengan
minum dan makanan aman dan penelitian yang dilakukan oleh Budiman
mengalami kejadian diare pada salah satu tahun 2011 menunjukkan bahwa terdapat
atau beberapa anggota keluarganya. hubungan yang signifikan antara STBM
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan aspek mengolah air minum dan makanan
rumah tangga yang pengelolaan air dengan aman dengan kejadian penyakit
minum dan makanan tidak aman akan diare pada Balita dengan nilai p value =
tetapi tidak mengalami kejadian diare 0,0001.12,17
pada salah satu atau beberapa anggota
keluarganya. Hal tersebut karena Hubungan antara penerapan STBM
sebagian besar rumah tangga yang aspek pengelolaan sampah rumah tangga
pengelolaan air minum dan makanan tidak dengan kejadian diare di wilayah kerja
aman dalam hal sumber air bersih yang Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal
digunakan. Akan tetapi, mereka yaitu sebagai berikut.

Tabel 5 Tabulasi silang hubungan antara penerapan STBM aspek PSRT dengan kejadian
diare di wilayah kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal

Kejadian Diare
Penerapan STBM Total
Diare Tidak Diare P
Aspek PSRT
f (%) f (%) f (%)
Tidak aman 62 63,9 35 36,1 97 100
Aman 1 33,3 2 66,7 3 100 0,636
Total 63 ‘63,0 37 37,0 100 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa sampah rumah tangga dengan kejadian


tidak ada hubungan antara pengelolaan diare di wilayah kerja Puskesmas
772
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Jatibogor Kabupaten Tegal. Tidak adanya Hasil penelitian ini sejalan dengan
hubungan antara pengelolaan sampah penelitian oleh Hidayanti tahun 2012
dengan diare karena walaupun hampir menunjukkan tidak ada hubungan
semua rumah tangga pengelolaan bermakna penanganan sampah yang
sampah buruk, akan tetapi tidak buruk dengan kejadian diare (p=0,517).
semuanya menderita diare. Banyak rumah Hasil penelitian ini berbeda dengan
tangga yang pengelolaan sampah buruk penelitian Budiman tahun 2011 yang
akan tetapi tidak mengalami diare pada menunjukkan bahwa terdapat hubungan
anggota keluarganya. Walaupun rumah yang signifikan antara STBM aspek
tangga tidak melakukan pengelolaan mengolah sampah dengan benar dengan
sampah dengan baik, mereka kejadian diare pada Balita dengan nilai p
menerapkan aspek sanitasi total berbasis value = 0,0001.12,16
masyarakat yang lain, misalnya stop
buang air besar sembarangan, kebiasaan Hubungan antara penerapan STBM
cuci tangan dengan sabun, pengelolaan aspek pengelolaan air limbah rumah
air minum dan makanan, dan/atau tangga dengan kejadian diare di wilayah
pengeloaan air limbah. kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten
Tegal dapat yaitu sebagai berikut.

Tabel 6 Tabulasi silang hubungan antara penerapan STBM aspek PAL-RT dengan kejadian
diare di wilayah kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal

Kejadian Diare
Penerapan STBM Total
Diare Tidak Diare P
Aspek PAL-RT
f (%) f (%) f (%)
Tidak Aman 62 66,0 32 34,0 100 100
Aman 1 16,7 5 83,3 100 100 0,047
Total 63 63,0 37 37,0 100 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa pekarangan, kebun, atau sawah juga


ada hubungan antara penerapan program dapat mencemari tanah dan mengundang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat binatang seperti lalat. Air limbah yang
(STBM) aspek Pengelolaan Air Limbah mengandung kuman diare dapat masuk
Rumah Tangga (PAL-RT) dengan ke air bersih ataupun makanan.
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Hasil penelitian ini sejalan dengan
Jatibogor Kabupaten Tegal. Saluran air penelitian oleh Budiman tahun 2011
limbah rumah tangga berfungsi untuk menunjukkan bahwa terdapat hubungan
menyalurkan air limbah sisa mandi, yang signifikan antara STBM aspek
mencuci, dan aktivitas rumah tangga mengolah limbah cair rumah tangga
lainnya dari dalam ke luar rumah. Saluran dengan aman dengan kejadian penyakit
air limbah sebaiknya dalam bentuk diare pada Balita dengan nilai p value =
tertutup. Tidak adanya saluran air limbah 0,0001. Hasil penelitian ini berbeda
atau jenis saluran yang digunakan dengan penelitian oleh Margareth tahun
terbuka, akan dapat menyebabkan air 2012 bahwa tidak ada hubungan yang
limbah merembes ke tanah – tanah yang bermakna antara kondisi pengelolaan
dilaluinya dan menyebabkan pencemaran. limbah cair rumah tangga tercemar
Air limbah juga dapat mencemari jika ada dengan kejadian diare pada masyarakat di
sumber air bersih di sekitar air limbah. Kabupaten Sumedang dengan cakupan
Jenis penampung air limbah sebaiknya wilayah pengembangan Metropolitan
adalah sumur resapan atau selokan Bandung Area.12,18
umum. Penampungan air limbah di

773
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

KESIMPULAN 3. Kemenkes. Kurikulum dan Modul


Pelatihan Fasilitator STBM Sanitasi
1. Ada hubungan antara penerapan Total Berbasis Masyarakat di
program Sanitasi Total Berbasis Indonesia. Jakarta: Kemenkes, 2014.
Masyarakat (STBM) aspek stop 4. Badan Penelitian dan Pengembangan
Buang Air Besar Sembarangan (stop Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
BABS) dengan Kejadian Diare di (Riskesdas) 2013. Jakarta:
Wilayah Kerja Puskesmas Jatibogor Kemenkes, 2013.
Kabupaten Tegal. 5. Kemenkes. Situasi Diare di Indonesia.
2. Ada hubungan antara penerapan Jakarta: Kemenkes, 2011.
program Sanitasi Total Berbasis 6. Dinkes Jateng. Buku Profil Kesehatan
Masyarakat (STBM) aspek Cuci Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Semarang: Dinkes Jateng, 2013.
Kejadian Diare di Wilayah Kerja 7. Dinkes Kabupaten Tegal. Buku Profil
Puskesmas Jatibogor Kabupaten Kesehatan Kabupaten Tegal tahun
Tegal. 2014. Tegal: Dinkes Kabupaten
3. Tidak ada hubungan antara Tegal, 2015.
penerapan program Sanitasi Total 8. Keputusan Menteri Kesehatan
Berbasis Masyarakat (STBM) aspek Republik Indonesia Nomor
Pengelolaan Air Minum dan Makanan 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang
Rumah Tangga (PAMM-RT) dengan Strategi Nasional Sanitasi Total
Kejadian Diare di Wilayah Kerja Berbasis Masyarakat. Jakarta:
Puskesmas Jatibogor Kabupaten Kemenkes, 2010.
Tegal. 9. Puskesmas Jatibogor. Data Dasar
4. Tidak ada hubungan antara Kepemilikan dan Akses Sanitasi
penerapan program Sanitasi Total Dasar Puskesmas Jatibogor
Berbasis Masyarakat (STBM) aspek Semester II tahun 2014. Tegal:
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Puskesmas Jatibogor, 2014.
(PSRT) dengan Kejadian Diare di 10. Puskesmas Jatibogor. Laporan 20
Wilayah Kerja Puskesmas Jatibogor Besar Penyakit Pelayanan di
Kabupaten Tegal. Puskesmas Jatibogor Kabupaten
5. Ada hubungan antara penerapan Tegal tahun 2013. Tegal: Puskesmas
program Sanitasi Total Berbasis Jatibogor, 2013.
Masyarakat (STBM) aspek 11. Puskesmas Jatibogor. Laporan 20
Pengelolaan Air Limbah Rumah Besar Penyakit Pelayanan di
Tangga (PAL-RT) dengan Kejadian Puskesmas Jatibogor Kabupaten
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal tahun 2014. Tegal: Puskesmas
Jatibogor Kabupaten Tegal. Jatibogor, 2014.
12. Budiman. Hubungan Sanitasi Total
DAFTAR PUSTAKA Berbasis Masyarakat dengan
Kejadian Diare pada Balita di
1. Agustina, T. Evaluasi Pelaksanaan Kelurahan Cibabat Kecamatan
Program Sanitasi Total Berbasis Cimahi Utara. Cimahi: Stikes A. Yani,
Masyarakat Pilar Pertama (Stop 2011.
Babs) di Wilayah Kerja Puskesmas 13. Margareth. Hubungan Kondisi
Pemulutan Tahun 2014. Palembang: Sanitasi Total terhadap Kejadian
Universitas Sriwijaya, 2014. Diare pada Masyarakat di Kabupaten
2. Bappenas. Laporan Pencapaian Sumedang dengan Cakupan Wilayah
Tujuan Pembangunan Milenium di Pengembangan Metropolitan
Indonesia 2014. Jakarta: Bappenas, Bandung Area Tahun 2011. Depok:
2015. UI, 2012.

774
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

14. Kemenkes RI. Perilaku Mencuci 17. Rosidi, A, Handarsari, E, Mahmudah,


Tangan Pakai Sabun di Indonesia. M. Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan
Jakarta: Pusdatin Kemenkes, 2014. dan Sanitasi Makanan dengan
15. Djarkoni IH, Lampus BS, Siagian IE, Kejadian Diare pada Anak SD Negeri
Kaunang WP, dan Palandeng H. Podo 2 Kecamatan Kedungwuni
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Kabupaten Pekalongan. Jurnal
Pakai Sabun dengan Kejadian Diare Kesehatan Masyarakat Indonesia 6
di SD Advent Sario Kota Manado. (1), 2010.
Jurnal Kedokteran Komunitas dan 18. Manek, W, Suherman, S. Hubungan
Tropik Vol. 2 (3), 2014. Sumber Air Minum, Jamban Keluarga
16. Hidayanti, R. Faktor Risiko Diare di dan Saluran Pembuangan Air Limbah
Kecamatan Cisarua, Cigudeg dan dengan Kejadian Diare di Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor Pangkalan Kuras Kabupaten
Tahun 2012. Depok:UI, 2012. Pelalawan. Jurnal Kesehatan
Komunitas 2 (3), 2013: 132 – 135.

775

You might also like