You are on page 1of 8
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 565 TAHUN 2019 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN, DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN Menimbang : Mengingat : Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pademangan, maka diperlukan landasan kebijakan pelayanan dan asuhan pasien yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan berlaku; Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pademangan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Undang-Undang Praktek Kedokteran No.29 Pasal 45 ayat (3) tahun 2008 tentang panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan; 5. Peraturan Menteri Kesehatan _ No.269/MENKES/ PER/III/2008 tentang Rekam Medis; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.129/MENKES/SK/1I/2008 tentang _—Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.290/MENKES/PER/III/2008 tentang —‘Tindakan Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit; 8. Peraturan Gubernur Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERTAMA, KEDUA. KETIGA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN ; Kebijakan Pelayanan dan Asuhan Pasien di Rumah Sakit Daerah Pademangan Sebagaimana Tercantum Dalam Lampiran Keputusan Ini; Keputusan Ini Berlaku Sejak Tanggal Ditetapkannya, Dan Apabila Di Kemudian Hari Ternyata Terdapat Kekeliruan Dalam Penetapan Ini Akan Diadakan Perbaikan Sebagaimana Mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 04 Maret 2019 DIREKTUR RUMAH SAKITUMUM DAERAH PADEMANGAN ee dr, Mirsad, MPH NIP. 196909262002121003 Lampiran SK Direktur RSUD Pademangan Nomor : 565 TAHUN 2019 ‘Tanggal : 04 Maret 2019 PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADEMANGAN A. Pelayanan Yang Terstandar 1, Pemberian proses asuhan pasien dilakukan secara seragam/ non- diskriminatif, dilakukan oleh praktisi pelayanan kesehatan yang kompeten, sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku 2. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang seragam menerima asuhan keperawatan yang setingkat di seluruh rumah sakit, Asuhan pasien yang terintegrasi terefleksi sebagai berikut: a) Akses untuh asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh PPA yang kompeten tidak bergantung pada hari setiap minggu, atau waktunya setiap hari, b) Penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf Klinis dan pemeriksaan diagnostik untuk memenuhi kebutuhan pasien pada populasi yang sama. ©) Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasie, contoh pelayanan anestesi sama di semua unit pelayanan di rumah sakit. d) Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan yang setara diseluruh rumah sakit. e) Penerapan serta penggunaan regulasi dan form dalam bidang Klinis antara lain metode assessment JAR (Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, panduan praktik Kinis (PPK), alur Kiinis terintegrasi atau integrated clinical pathway, pedoman manajemen nyeri, dan regulasi untuk berbagai tindakan antara lain pemberian transfusi darah, dsb. B. Asuhan Pasien 1, Proses asuhan pasien bersifat dinamis, terintegrasi dan terkoordinasi secara terus menerus tidak tergantung waktu, 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu, dengan kualitas yang sama 2. Asuhan kepada pasien direncanakan dan ditulis dalam rekam medis 3.Asuhan awal untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat dan pemberi pelayanan Kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap. 4. Rencana asuhan pasien harus bersifat individu dan berdasarkan data assesement awal pasien 5. Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan terukur pencapaian sasaran 6. Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan, berdasarkan hasil assessment ulang atas pasien oleh praktisi pelayanan kesehatan. 7. Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan / tindakan yang diberikan kepada seorang pasien, memuat satu paket tindakan yang dilakukan oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) untuk memperoleh hasil klinis yang optimal serta memiliki sasaran terukur, realistis, dan spesifik. 8.Rencana asuhan untuk tiap pasien di review dan diverifikasi oleh DPUP dengan mencatat kemajuannya 9. Asuhan yang diberikan kepada pasien dicatat dalam rekam medis pasien oleh pemberi pelayanan C.Mereka yang diizinkan memberikan perintah / order menuliskan perintah ini dalam rekam medis pasien di lokasi yang seragam 1. Perintah harus tertulis dan mengikuti pedoman rekam medis rumah sakit 2, Permintaan pemeriksaan diagnostik imaging dan laboratorium Klinis harus disertai indikasi Klinis / rasional apabila memerlukan ekspertise » Hanya mereka yang diizinkan yang boleh menuliskan perintah, sesuai dengan pedoman rekam medis 4. Perintah berada di lokasi tertentu yang seragam di rekam medis pasien, D. Pasien dan keluarga diberitahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk kejadian yang tidak diharapkan E. Tindakan Klinis dan diagnostik a) Tindakan Klinis dan Diagnostik yang diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya harus dicatat di rekam medis seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pemberian tranfusi darah, b) Tindakan rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostic invasiv berisiko seperti harus dilakukan asesmen sebelum tindakan. ©) Permintaan prosedur diagnostik dilakukan oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan dokter jaga dengan menyertakan diagnosis atau indikasi klinis dalam rangka menunjang interpretasi hasil yang digunakan untuk membuat perencanaan perawatan dan pengobatan pasien. d) Permintaan pemeriksaan diagnostik imajing dan laboratorium Klinis dibuat oleh DPJP atas indikasi Klinis dan alasan pemeriksaan yang rasional agar mendapatkan interpretasi yang diperlukan kecuali di pelayanan khusus seperti IGD dan unit pelayanan intensif HCU yang memerlukan pemeriksaan cito dapat dibuat oleh dokter jaga IGD atau intensif. ©) Setiap pemeriksaan Radiologi Diagnostik Konvensional maupun pemeriksaan laboratoriumharus dilakukan secara_ tertulis menggunakan form yang sudah ditetapkan di Rumah Sakit. 4) Setiap permintaan pemeriksaan Radiologi Diagnostik mapun pemeriksaan laboratorium harus dilakukan oleh DPJP/Dokter yang diberikan limpahan/wewenang oleh DPJP. F, Pelayanan dan Pasien Risiko Tinggi a) Pasien risiko tinggi diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pasien dan dilakukan oleh tenaga yang kompeten b) Rumah sakit melakukan identifikasi risiko sampingan sebagai akibat dari suatu prosedur atau rencana asuhan terhadap pasien dan merencanakan asuhan untuk mengurangi dampak risiko tersebut, misal pencegahan risiko jatuh, dekubitus ©) Asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi berdasar atas Panduan Praktis Klinis dan Peraturan Perundang-Undangan @) Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan regulasi untuk pasien risiko tinggi * Pasien emergensi + Pasien dengan penyakit menular + Pasien “immune-suppressed” + Pasein dengan restraint * Pasien dengan risiko bunuh diri + Populasi pasien rentan, lansia, anak-anak dan pasien berisiko tindak kekerasan atau ditelantarkan * Pasien koma dan dengan alat bantuan hidup dasar di Runah Sakit Umum Daerah Pademangan dengan kebutuhan ventilator hanya untuk stabilisasi sampai mendapat tempat perawatan di Rumah Sakit yang lebih lengkap. + Pasien risiko tinggi lainnya ¢) Rumah sakit menetapkan pelayanan risiko tinggi meliputi + Pelayanan pasien dengan penyakit menular ‘* Pelayanan pasien risiko tinggi lainnya, G. Pelayanan Gizi a) Makanan dan nutrisi disediakan secara rutin dan bervariasi sesuai dengan status gizi dan kondisi kesehatan pasien; didistribusikan kepada pasien pada waktu yang telah ditetapkan; keamanan dalam penyiapan, penyimpanan, dan distribusi dimonitor sesuai undang - undang, peraturan, dan praktik terkini b) Pasien yang berisiko nutrisi dan dengan kebutuhan Ihusus lainnya (gigi, mata, pendengaran, dan lain - lain) dikonsultasikan kepada nutrisionis untuk mendapat terapi gizi H. Pelayanan Farmasi Klinis oleh Apoteker Apoteker melakukan visite pada pasien rawat inap setiap hari. Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga Kesehatan. Sebelum melakukan kegkiatan visite Apoteker mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam media tau sumber lain. Pada saat visite apoteker mengamati kondisi klinis pasien secara langsung dan mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat, dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien, serta professional kesehatan lainnya. Hasil visite di tuliskan dalam CPPT dengan format “SOAP” I. Manajemen Nyeri Rumah sakit menetapkan proses untuk melakukan skrining, assesmen dan pelayanan untuk mengatasi nyeri meliputi a. identifikesi untuk rasa nyeri pada assesmen awal dan assesmen ulang b. melaksanakan pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan dan terlepas darimana nyeri itu berasal c. melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga perihal pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai pasien dan keluarga d. memberi informasi kepada pasien dan keluarga bahwa kemungkinan nyeri dapat disebabkan oleh tindakan yang terencana , prosedur pemeriksaan dan pilihan yang tersedia untuk mengatasi nyeri ¢. melatih PPA tentang assesmen dan pelayanan untuk mengatasi nyeri J. Pelayanan pasien tahap terminal Dilakukan assesmen awal dan assesmen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan keluarganya sesuai dengan kebutuhan mereka. Rumah Sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal meliputi : £ Intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri g. Memberikan pengobatan sesuai dengan gejala_ dan mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga . Menyampaikan secara hati-hati soal sensitive seperti autopsy atau donasi organ Menghormati nilai, agama serta budaya pasien dan keluarga Mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan Memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual serta budaya pasien dan keluarga . Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologi, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan termasuk keputusan do not resuscitate /DNR Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 04 Maret 2019 DIREKTUR RUMAH SAKITUMUM DAERAH PADEMANGAN oh dr. Mirsad, MPH NIP. 196909262002121003

You might also like