You are on page 1of 35
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL JAKARTA Yth. Kepala Satuan Kerja, Lingkup Kementerian Kehutanan Seluruh Indonesia. SURAT EDARAN Nomor : SE.5/II-KEU/2013 TENTANG KETENTUAN LEBIH LANJUT PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN Bahwa dalam rangka tertib administrasi, akuntabilitas dan transparansi dalam Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai Tidak Tetap dan Pihak Lain, pada pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian Anggaran (BA) 029 Satuan Kerja lingkup Kementerian Kehutanan, dipandang perlu adanya keseragaman dalam pertanggungjawaban keuangan Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai Tidak Tetap, dan Pihak Lain, lingkup Kementerian Kehutanan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, mekanisme Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai Tidak Tetap dan Pihak Lain, lingkup Kementerian Kehutanan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.03/2012 tentang Perjanan Dinas Jabatan dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap, dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor PER.22/PB/2013, Tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Dan Pegawai Tidak Tetap, dengan penjelasan sebagai berikut : A. PENGERTIAN .. PENGERTIAN 3, 10. 11. Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke Iuar Tempat Kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati batas Kota dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam negeri. Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan surat keputusan pindah. Kota adalah Kota/Kabupaten pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah Provinsi Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai Tidak Tetap, dan Pihak Lain. Pelaksana SPD adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai Tidak Tetap, dan Pihak Lain yang melaksanakan Perjalanan Dinas. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoich kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota _ Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar 1945 dan pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang. Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang dan diserahi tugas jabatan dalam negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi Pihak Lain 12. Pihak Lain adalah orang ditunjuk oleh pejabat penerbit surat tugas untuk melakukan perjalanan dinas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi 13. Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung terlebih dahulu (pre-calculated amount) dan dibayarkan sckaligus. 14, Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah 15. Tempat Kedudukan adalah lokasi kantor/satuan kerja. 16. Tempat Tujuan adalah tempat/Kota yang menjadi tujuan Perjalanan Dinas. 17. Tempat Tujuan Pindah adalah tempat/Kota tujuan pindah. PRINSIP PERJALANAN DINAS 1. Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: a, Selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyclenggaraan pemerintahan; b. Ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga; c. Efisiensi penggunaan belanja negara; dan d. Akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan pembebanan biaya Perjalanan Dinas. Prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pada angka 1 wajib dilaksanakan oleh: a, Atasan Pelaksana SPD dalam menerbitkan dan mengawasi pelaksanaan Surat Tugas; b. PPK dalam melakukan pembebanan biaya Perjalanan Dinas; c. PPSPM dalam melakukan pengujian dan penerbitan perintah pembayaran; d. Bendahara Pengeluaran dalam melakukan pengujian atas pembayaran kepada pelaksana SPD; dan e. Pelaksana SPD dalam melaksanakan Perjalanan Dinas. 3. Prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pada angka 1 diwujudkan dalam hal-hal sebagai berikut: b. Kepastian tidak terdapat pelaksanaan Perjalanan Dinas yang tumpang tindih atau rangkap; b. Tidak terdapat... ~4- b. Tidak terdapat pelaksanaan Perjalanan Dinas yang dipecah- pecah apabila suatu kegiatan dapat dilaksanakan secara sekaligus dengan sasaran peserta, tempat tujuan, dan kinerja yang dihasilkan sama; c. Perjalanan Dinas hanya dilaksanakan oleh Pelaksana SPD yang memang benar-benar diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam hasil yang akan dicapai; d. Tidak terdapat Perjalanan Dinas keluar kantor untuk kegiatan yang seharusnya dapat dilakukan di kantor; c. Mengutamakan pencapaian kinerja dengan pagu anggaran yang telah tersedia Dalam rangka menjaga terpenuhinya pelaksanaan_prinsip- prinsip sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 3: a. Penerbit Surat Tugas: 1) Melakukan monitoring penerbitan Surat Tugas di lingkup wilayah kerjanya; 2) Membatasi pelaksanaan Perjalanan Dinas dalam Kota hanya sampai dengan 8 jam, kecuali pelaksanaan Perjalanan Dinas dimaksud memang sangat diperlukan penyelesaiannya lebih dari 8 jam; dan 3) Memastikan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dalam Kota sampai dengan 8 jam sesuai Surat Tugas yang dibuktikan dengan Form Bukti Kehadiran dan menjadi bagian atau Lampiran pada Surat Tugas. b. PPK melakukan: 1) Pengujian kesesuaian pelaksanaan Perjalanan Dinas dengan pencapaian kinerja; 2) Pembebanan biayaPerjalanan Dinas dengan memperhatikan ketersediaan anggaran dan tetap memprioritaskan pencapaian kinerja; dan 3) Pembcbanan biaya Perjalanan Dinas dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya. c. Pelaksana SPD memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Melaksanakan —Perjalanan Dinas sesuai tugas yang diberikan; 2) Segera kembali ke tempat kedudukan semula apabila kinerja telah tercapai; dan 3) Segera mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan Dinas setelah Perjalanan Dinas dilaksanakan d. PPK, .. 5 4. PPK, PPSPM, dan Bendahara Pengeluaran melakukan pengujian sesuai tugas dan kewenangannya dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Biaya Perjalanan Dinas tidak dapat dibebankan apabila terdapat: a. Bukti-bukti pengeluaran/dokumen yang palsu; b. Melebihi tarif tiket/biaya penginapan resmi (mark up); c. Pelaksanaan Perjalanan Dinas rangkap pada waktu yang sama; dan/atau d. Pelaksanaan dan pembayaran biaya perjalanan dinas yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang- undangan mengenai perjalanan dinas. 6. Monitoring penerbitan Surat Tugas dan Form Bukti Kehadiran sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a, dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran | dan tata. cara pengisiannya mengikuti contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ir wi PENERBITAN SURAT TUGAS 1. Perjalanan Dinas Jabatan oleh Pelaksana SPD dilakukan sesuai perintah atasan Pelaksana SPD yang tertuang dalam Surat ‘Tugas. 2. Dalam hal Pelaksana SPD tidak mempunyai atasan, Surat Tugas diterbitkan oleh penerbit Surat Tugas pada pihak penyelenggara kegiatan. PENERBITAN SURAT PERJALANAN DINAS 1. Surat Tugas menjadi dasar penerbitan SPD oleh PPK. 2. Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan di dalam Kota yang dilaksanakan sampai dengan 8 jam dapat dilakukan tanpa penerbitan SPD. 3. Pembebanan terhadap biaya Perjalanan Dinas Jabatan di dalam Kota yang dilaksanakan sampai dengan 8 jam sebagaimana dimaksud pada angka 2, dicantumkan oleh PPK dalam Surat Tugas. 4, Dalam .. ~6~ 4. Dalam hal pelaksanaan Perjalanan Dinas disclenggarakan dalam rangka rapat, seminar, dan sejenisnya dengan beban biaya oleh satuan kerja penyelenggara, penerbitan SPD dapat dibuat secara kolektif dengan melampirkan daftar peserta yang telah disahkan oleh PPK pada satuan kerja penyelenggara 5. SPD dibuat sesuai dengan format dan petunjuk pengisian sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini. 6. Daftar peserta sebagaimana dimaksud pada angka 4 dibuat sesuai dengan format dan petunjuk pengisian sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini E, KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA. 1. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya diselenggarakan dalam rangka mencapai kinerja yang ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada angka 1, meliputi: a. Kegiatan sosialisasi/bimbingan teknis/diseminasi/ workshop/Focus Group Discussion (FGD)/pertemuan/rapat koordinasi/ rapat pimpinan di dalam atau di luar kantor penyelenggara kegiatan. b. konsinyering; dan ¢. rapat di dalam kantor di luar jam kerja 3. Kegiatan rapat, seminar, dan_ sejenisnya sebagaimana dimaksud pada angka 2 harus menghasilkan output berupa: a. Transkrip hasil rapat; b. Notulensi rapat; dan/atau c. Laporan 4. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada angka 3, dilengkapi dengan: a, Surat undangan yang ditandatangani oleh serendah- rendahnya pejabat setingkat esclon I/kepala satuan kerja; b. Surat Tugas bagi peserta; c. Daftar hadir rapat (absensi);dan d, Surat .... &, 10. ul 12 ae a d. Surat undangan dan surat tugas bagi peserta sebagaimana dimaksud pada butir a dan butir b, dapat ditandatangani oleh pejabat Esclon Ill atas nama Eselon Il yang bersangkutan apabila rapat, dan sejenisnya dihadiri oleh pejabat setingkat Eselon Ill kebawah. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada angka 3, dapat diselenggarakan di luar kantor dengan ketentuan: a. Berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya; dan b. Fasilitas di kantor tidak mencukupi. Fasilitas di kantor tidak mencukupi sebagaimana dimaksud pada angka 5, dibuktikan dengan surat pernyataan dari penanggung jawab kegiatan. Surat pernyataan dari penanggung jawab kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 6, dibuat sesuai dengan format dan petunjuk pengisian scbagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang disclenggarakan di luar kantor scbagaimana dimaksud pada angka 5, dapat dilaksanakan di dalam kota atau di luar kota penyelenggara kegiatan Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang diselenggarakan di luar kota, sclain mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 5, dilaksanakan sepanjang memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Melibatkan kantor vertikal; b, Berskala regional/nasional/internasional; dan/atau c. Mendapat persetujuan dari PPK dengan pertimbangan: 1) Dari sisi teknis harus dilaksanakan di luar Kota satuan kerja penyelenggara, atau 2) Disclenggarakan _ pada lokasi 5 satuan kerja penyelenggara Pihak penyelenggara dapat membentuk panitia untuk kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud dalam angka 1 s/d 9. Jumlah panitia sebagaimana dimaksud pada angka 10, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya. aang terdekat dengan Kota Narasumber untuk setiap materi pada kegiatan rapat, seminar, dan scjenisnya diatur sebagai berikut: a. Narasumber 13. 14. 15, 16, 17. 18. 19. 8 a. Narasumber setingkat pejabat eselon I dan pejabat eselon II dapat membawa maksimal 2 (dua) orang pendamping sebagai narasumber; b. Narasumber setingkat pejabat eselon Ill dapat membawa maksimal 1 (satu) orang pendamping sebagai narasumber; atau c. Narasumber setingkat pejabat eselon IV kebawah tanpa pendamping Dalam hal kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya memerlukan instruktur, jumlah instruktur disesuaikan dengan kebutuhan materi yang disampaikan narasumber. Uang saku rapat dapat diberikan kepada peserta rapat yang diselenggarakan di dalam kantor di luar jam kerja sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf c Uang saku rapat sebagaimana dimaksud pada angka 14, diberikan sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Pemberian uang saku rapat sebagaimana dimaksud pada angka 14, selain mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya, diberikan sepanjang memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Dilaksanakan minimal 4 (empat) jam di luar jam kerja; dan b, Tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur. Satu orang peserta rapat hanya berhak mendapatkan uang saku rapat satu kali dalam satu hari Uang saku rapat hanya dapat dibayarkan untuk rapat yang diselenggarakan di luar jam kerja pada hari kerja satuan kerja bersangkutan. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang disclenggarakan di luar kantor, di luar kota yang masih tercantum dalam akun belanja barang non operasional lainnya (521219) agar satuan kerja untuk melakukan revisi menjadi akun belanja perjalanan lainnya (524119). BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN 1. Biaya Perjalanan Dinas Jabatan terdiri atas komponen- komponen sebagai berikut: a. Uang harian; b. Biaya transpor; c. Biaya penginapan; d. Uang representasi; e. Sewa kendaraan dalam Kota; dan/atau 10. re 12. ~9~ {, Biaya menjemput/mengantar jenazah. Uang harian dibayarkan sccara lumpsum dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya. Uang harian yang dibayarkan secara lumpsum sebagaimana dimaksud pada angka 2, sesuai dengan jumlah hari riil pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Besaran pemberian uang harian untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan dalam kota lebih dari 8 (delapan) jam dan melewati batas Kota diberikan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya. Pembayaran uang harian sebagaimana dimaksud pada angka 2 s/d 4 mengacu pada jumlah hari yang tercantum dalam Surat Tugas. Pertanggungjawaban uang harian sebagaimana dimaksud pada angka 5, sestai dengan jumlah hari rill pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan. Uang harian Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya yang diselenggarakan dengan paket meeting (fullboard/fullday/halfday) dibayarkan sebesar uang saku paket meeting (fullboard/fullday/halfday) scsuai dengan jumlah hari riil pelaksanaan rapat, seminar, dan sejenisnya. Bagi Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan untuk menempuh ujian dinas/ujian jabatan dan mengikuti pendidikan setara Diploma/$1/S2/S3 dibayarkan uang harian 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan/atau 1 (satu) hari pada saat kepulangan. Uang harian dapat diberikan kepada peserta pendidikan dan pelatihan dalam hal tidak disediakan asrama/penginapan dan akomodasi tidak ditanggung oleh panitia penyelenggara. Biaya transpor dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan terdiri dari biaya transpor: a. Dalam Kota sampai dengan 8 (delapan) jam; b. Dalam Kota lebih dari 8 (delapan) jam; atau c, Melewati batas Kota Biaya transpor dalam Kota sampai dengan 8 (delapan) jam diberikan secara lumpsum dan merupakan batas_ tertinggi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya. Pembayaran biaya transpor dalam Kota sampai dengan 8 (delapan) jam secara lumpsum sebagaimana dimaksud pada angka 11, diberikan: a. Sesuai .... 13, 14, 16. 17. 18. 19, . Dalam hal ~10~ a. Sesuai dengan jumlah hari riil pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan; atau b. Sesuai jumlah penugasan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dalam satu hari. Penugasan yang dilaksanakan lebih dari satu tujuan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dan merupakan satu kesatuan penugasan hanya diberikan sebesar 1 (satu) kali biaya transpor dalam Kota. Biaya transpor dalam Kota lebih dari 8 (delapan) jam diberikan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya aya transpor dalam Kota lebih dari 8 (delapan) jam melebihi biaya transpor dalam Kota sebagaimana dimaksud pada angka 11, kepada Pelaksana SPD diberikan biaya transpor sesuai bukti riil moda transportasi yang digunakan Biaya transpor melewati batas Kota diberikan sesuai biaya riil berdasarkan Fasilitas Transpor sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap. Biaya penginapan merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap: a. Di hotel; atau b. Di tempat menginap lainnya Pelaksana SPD yang tidak menggunakan biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada angka 17, diberikan biaya penginapan scbesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di Kota Tempat Tujuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya, dengan ketentuan: a. Tidak terdapat hotel atau tempat menginap lainnya, sehingga Pelaksana SPD menginap di tempat menginap yang tidak menyediakan kuitansi/bukti biaya penginapan; atau b. Terdapat hotel atau tempat menginap lainnya, namun Pelaksana SPD tidak menginap di hotel atau tempat menginap lainnya tersebut Biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) sebagaimana dimaksud pada angka 18, tidak diberikan untuk: a. Perjalanan Dinas Jabatan dalam Kota lebih dari 8 (delapan) jam yang dilaksanakan pergi dan pulang dalam hari yang sama; b. Perjalanan ... 20. 21. 22 ~11- b, Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan dengan paket meeting fullboard; dan ©. Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan Bagi Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan diberikan biaya penginapan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan. Biaya penginapan selama mengikuti pendidikan dan pelatihan dapat diberikan kepada Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam hal tidak disediakan penginapan, Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada angka 20 dan angka 21 diberikan sesuai bukti riil. PERJALANAN DINAS PINDAH Perjalanan Dinas Pindah dilakukan dalam rangka: a. Pindah tugas dari Tempat Kedudukan yang lama ke Tempat Tujuan Pindah; b. Pemulangan Pejabat_—- Negara/Pegawai Negeri. yang diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun atau mendapat wang tunggu dari Tempat Kedudukan ke Tempat Tujuan menetap; ¢. Pemulangan keluarga yang sah dari Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang meninggal dunia dari tempat tugas terakhir ke ‘Tempat Tujuan menetap; d. Pemulangan Pegawai Tidak Tetap yang diberhentikan karena telah berakhir masa kerjanya dari Tempat Kedudukan ke Tempat Tujuan menetap, sepanjang diatur dalam perjanjian kerja; e. Pemulangan keluatga yang sah dari Pegawai Tidak ‘Tetap yang meninggal dunia dari tempat tugas yang terakhir ke tempat tujuan menctap, sepanjang diatur dalam perjanjian kerja; atau f. Pengembalian Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang mendapat uang tunggu dari Tempat Kedudukan ke Tempat Tujuan yang ditentukan untuk dipekerjakan kembali ‘Tempat tujuan menetap sebagaimana dimaksud pada angka 2 adalah: a. Kota... ~12~ a. Kota tempat pengangkatan pertama sebagai Pegawai Negeri/Pegawai Tidak Tetap; atau b. Kota tempat kelahiran Pegawai Negeri/Pegawai Tidak Tetap yang dibuktikan dengan akta kelahiran. 3. Besaran biaya Perjalanan Dinas Pindah sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b sampai dengan huruf e disesuaikan dengan ketersediaan dana pada DIPA satuan kerja bersangkutan. 4. Biaya Perjalanan Dinas Pindah dibebankan pada DIPA satuan kerja yang menerbitkan surat keputusan pindah/mutasi Dalam hal surat keputusan pindah/mutasi diterbitkan olch Menteri Kehutanan sebagai otorisator yang menerbitkan surat keputusan pindah/ mutasi untuk satuan kerja yang ada di lingkup Kementerian Kehutanan, biaya Perjalanan Dinas Pindah dapat dibebankan pada DIPA satuan kerja Pelaksana SPD yang dipindah/dimutasi atau ditetapkan lain. oleh Menteri Kehutanan. H. PENGENDALIAN INTERNAL 1. Dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip Perjalanan Dinas, Menteri Kehutanan menyelenggarakan pengendalian internal terhadap pelaksanaan Perjalanan Dinas. 2. Pengendalian internal sebagaimana dimaksud pada angka 1 paling kurang meliputi a. Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP); b. Penyusunan Rencana Kerja/Proposal/ Term of Reference (ToR) dan Rincian Anggaran Belanja (RAB); c. Pengawasan penerbitan Surat Tugas; dan d. Pengawasan pertanggungjawaban pelaksanaan_ Perjalanan Dinas. 3. Rencana Kerja/Proposal/ToR dan RAB sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b disusun oleh penanggung jawab kegiatan. 4. Rencana Kerja/Proposal/ToR dan RAB sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b paling kurang memuat: Latar belakang; Tujuan; Kinerja yang akan dihasilkan; Bentuk pertanggungjawaban kinerja; Personel yang melakukan Perjalanan Dinas; Jumlah hari pelaksanaan; dan RAB. moenogse H. KETENTUAN ~13~ H. KETENTUAN PENUTUP Dalam rangka memudahkan pemahaman terhadap pengaturan dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal ini, beberapa pengaturan dijabarkan lebih lanjut dalam contoh kasus Perjalanan Dinas sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan ini. 2. Dalam hal Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan terdapat hal yang bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK.113/PMK.05/2012 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 22/PB/2013, maka mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tersebut. 3. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, ini mulai berlaku pada tanggal ditetapka Ditetapkdn di Jakarta ‘Pada Tanpgal : 23 Jui 2013 |” SEKREY é Dr. IrfHADI TO, D.E.A NIP.19571020 198203 1 002 Tembusan disamp: kepada Yth 1. Menteri Kehutanan. 2. Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan. 3. Direktur Jenderal/Kepala Badan, lingkup Kementerian Kehutanan. LAMPIRAN LA. SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR TENTANG : KETENTUAN LEBIH LANJUT PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN 1, MONITORING PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN (PDJ) NUNTUK BULAN, -TAHUN, laksanaan 18/16 | 17/18 _ — Tanggal NO | Nama Pelaksana 1/2 | 3) 4]5/6/ 7/8) 9] 10 11 [i213 Surat Tugas NIP* 23 | dst Keterangan : 1. Pelaksanaan tugas ditandai dengan member tanda X pada baris Nama Pelaksana Surat Tugas dan kolom ‘Tanggal Pelaksanaan 2. Tidak diperkenankan pemberian tanda X lebih dari 1 kali pada baris dan kolom yang sama 2. MONITORING PENERBITAN SURAT TUGAS DALAM PELAKSANAAN PDJ UNTUK BULAN _TAHUN _ No. NamaPelaksana SPD/NIP 2 SuratTugas | TanggalPelaksanaan PDJ | Tujuan | Keterangan Nomor Tanggal Mulai Selesai 3 4 5 6 7 8 Keterangan *) 1. Diisi dengan jenis kegiatan perjalanan dinas, misalnya (capim)/ rapim terbatas /rakor/monev/survei, dsb. Diisi “dibatalkan”, apabila terdapat pembatalan pelaksanaan perjalanan dinas. Terdapat pelaksanaan tugas awal yang belum selesai tetapi dilanjutkan pelaksanaan tugas lain Dapat diisi dengan keterangan lainnya. jalam rangka narasumber/rapat/rapat_pimpinan LAMPIRAN IB. SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL FORM BUKT! KEHADIRAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATANDALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 (DELAPAN) JAM | | Pejabat/Petugas yang Mengesahkan _ _No | Pelaksana SPD | Hari___ Tanggal Nama__| Jabatan | Tanda Tangan Lay (2) { (3) (4) |) (6) (7) Keterangan’ (1) Diisi nomor urut. (2) Diisi nama Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas. (3) Diisi hari pelaksanaan Perjalanan Dinas (4) Diisi tanggal pelaksanaan Perjalanan Dinas sesuai yang tercantum dalam Surat Tugas. Untuk angka (3) dan (4), apabila penugasan lebih dari 1 (satu) hari, maka diisi per hari dan per tanggal pelaksanaan Perjalanan Dinas. (5) Diisi nama pimpinan/ pejabat/petugas di Tempat Tujuan Perjalanan Dinas. (6) Diisi jabatan pimpinan/pejabat/petugas di Tempat Tujuan Perjalanan Dinas. (7) Diisi tanda tangan pejabat sebagaimana dimaksud pada angka (5) yang ditunjuk untuk menandatangani bukti kehadiran pelaksanaan perjalanan dinas. LAMPIRAN II SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR TENTANG KETENTUAN LEBIH LANJUT PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN CONTOH PENGISIAN FORM MONITORING PELAKSANAAN PERJALANAN DINASJABATAN (PDJ) DAN FORM MONITORING PENERBITAN SURAT TUGAS 1. Berdasarkan disposisi,seorang pegawai_bernama Agus ditugaskan melaksanakan perjalanan dinas selama 3 hari (tanggal 4, 5, dan 6) dengantujuan Kota Makassar sebagai Narasumber suatu kegiatan bimtek pengelolaan keuangan. Hal-hal yang dilakukan dalam monitoring penerbitan surat tugas: Pegawai yang ditunjuk untuk melakukan monitoring penerbitan surat tugas terlebih dahulu meneliti nama Pelaksana SPD Agus pada Form Monitoring Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan (PDJ) bulan berkenaan. Apakah pada tanggal 4, 5, dan 6 sudah ada penugasan yang ditandai dengan (x). Apabila belum, maka surat tugas atas nama ‘Agus dapat diterbitkan. b. Surat Tugas yang telah ditandatangani oleh atasan Pelaksana SPD dicatat dalam Form Monitoring Penerbitan Surat Tugas. Selanjutnya tanggal pelaksanaan PDJ dicatat dalam Form Monitoring Pelaksanaan PDJ dengan cara memberi tanda (x) kolom tanggal 4, 5, dan 6. 2. Pada tanggal 10, 11, dan 12 Agus ditugaskan melaksanakan perjalanan dinas dengan tujuan Bogor dalam rangka seminar dan workshop mengenai pengelolaan barang milik negara. Berdasarkan hasil penelitian pada Form Monitoring PDJ, atas nama Agus pada tanggal 10, 11, dan 12 dimaksud tidak terdapat tanda (x). Sehingga pejabat pencrbit surat tugas menerbitkan Surat Tugas untuk Agus dengan nomor ST-002/PA/2012 tanggal 4 November 2012 tujuan Bogor. Namun sebelum tanggal pelaksanaan, Agus tidak dapat berangkat karena harus menyelesaikan tugas-tugas yang mendesak di kantor. Atas hal tersebut, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pada Form Monitoring PDJ agar dilakukan pembatalan pelaksanaan tugas Agus ke Bogor tanggal 10, 11, dan 12 dengan cara mencoret tanda (x) sebagaimana pada contoh format. b. Pada Form Monitoring Penerbitan Surat Tugas, di kolom keterangan agar mencantumkan alasan pembatalan pelaksanaan tugas tersebut, 3. Scorang pegawai kantor pusat bernama Hamid diberi penugasan melakukan pembinaan ke kantor vertikal di Kota Bogor selama 3 hari (tanggal 4, 5, dan 6). Berdasarkan hasil penelitian pada form monitoring PDJ, atas nama Hamid pada tanggal 4, 5, dan 6 dimaksud tidak terdapat tanda (x). Sehingga pejabat penerbit surat tugas menerbitkan Surat Tugas untuk Hamid nomor ST-003/PA/2012 tanggal 3 November 2012. Dalam pelaksanaannya, pada tanggal 4 dan 5 Hamid telah menyelesaikan tugasnya dan output kinerja telah tercapai. Sehingga pada tanggal 6, Hamid dapat kembali masuk kantor seperti biasa. Atas hal tersebut, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a, Pada form Monitoring PDJ, agar dilakukan pembatalan pclaksanaan tugas Hamid ke Bogor tanggal 6 dengan cara mencoret tanda (x) sebagaimana pada contoh format. b, Pada form Monitoring Penerbitan Surat Tugas, di kolom keterangan agar mencantumkan alasan pembatalan pelaksanaan tugas pada tanggal 6 disertai keterangan bahwa pada tanggal © tersebut pegawai Hamid telah masuk kantor kembali. 4. Pada tanggal 19, 20, dan 21 seorang pegawai bernama Sari ditugaskan melaksanakan perjalanan dinas dengan tujuan Bandung, Atas penugasan tersebut pada form Monitoring PDJ telah dilakukan penelitian bahwa Sari tidak ada penugasan pada tanggal 19, 20, dan 21 tersebut. Sehingga pejabat penerbit surat tugas menerbitkan Surat Tugas untuk Sari nomor ST-004/PA/2012 tanggal 15 November 2012. Pada tanggal 18 November panitia penyelenggara kegiatan memberitahukan bahwa__ kegiatan dimaksud diundur pelaksanaannya menjadi tanggal 21, 22, dan 23. Atas hal tersebut, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pada form Monitoring PDJ, agar dilakukan pembatalan pelaksanaan tugas Sari ke Bandung dengan cara mencoret tanda (x) tanggal 19 dan 20, selanjutnya mencantumkan tanda (x) pada tanggal 22 dan 23 sebagaimana pada contoh format. Pada form Monitoring Penerbitan Surat Tugas, di kolom keterangan agar mencantumkan hal pembatalan pelaksanaan tugas Sari pada tanggal 19 dan 20, disertai keterangan bahwa kegiatan dimaksud diundur menjadi tanggal 21, 22, dan 23. Melakukan ralat/koreksi atas Surat Tugas Sari nomor ST- 004/PA/2012 tanggal 15 November 2012. Ralat/koreksi cukup dilakukan dengan cara mencoret tanggal pelaksanaan semula tanggal 19, 20,dan 21 menjadi tanggal 21, 22, dan 23 (tidak perlu menerbitkan surat tugas yang baru). LAMPIRAN IIA, SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR TENTANG : KETENTUAN LEBIH LANJUT PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN A. CONTOH PENGISIAN FORM MONITORING PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN (PDJ) NUNTUK BULAN, November TAHUN, 2012 TanggalPelaksanaan Pees ss NO | Nama Pelaksana 1 7/8/9/10/ 11 12 13/14] 15 16|17|18| 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | dst Surat Tugas/NIP* : “Lr 7, Agus, /19800303 | Te [2 Hamid 196500403 | D | 3._| Sari/ 19870505 I Tx x_|x | Toy I |p { { | | | I 1 I I Keterangan : 1. Pelaksanaan tugas ditandai dengan member tanda X pada baris Nama Pelaksana Surat Tugas dan kolom Tanggal Pelaksanaan 2. Tidalc diperkenankan pemberian tanda X lebih dari 1 kali pada baris dan kolom yang sama B. CONTOH PENGISIAN FORM MONITORING PENERBITAN SURAT TUGAS DALAM PELAKSANAAN PDJ UNTUK BULAN NOVEMBER TAHUN 2012 - - - I SuratTugas TanggalPelaksanaan PDJ | No.| NamaPelaksana Tujuan | Keterangan L SPD/NIP | Nomor Tanggal Mulai Selesai I 2 | 3 4 5 “6 7 a 1, | Agus/ | sr. 001/PA/2012 | 2 Nov 2012 _| 4 Nov 2012 _| 6 Nov 2012 _| Makasar __| Narasumber 2. | Agus/ sr. | _ _|002/PA/2012 | 4 Nov 2012 _| 10 Nov. 2012 | 12 Nov 2012. | Bogor Dibatalkan 3. | Hamid st 003/PA/2012 | 3 Nov 2012 | 4Nov 2012 | 6Nov 2012 | Bogor Tal 6 dibatalkan | dan kembali _ - - tugas di kantor Sari/ st | | 004/PA/2012 | 15 Nov 2012 | 19 Nov 2012 | 21 Nov 2012 | bandung | Tgl penugasan | diubah menjadi tgl 21-23 ee Keterangan *) 1, Diisi dengan jenis kegiatan perjalanan dinas, misalnya dalam rangka nara sumber/rapat/rapat_pimpinan (rapim)/ rapim terbatas/rakor/monev/survei, dsb. 2. Diisi “dibatalkan”, apabila terdapat pembatalan pelaksanaan perjalanan dinas. 3. Terdapat pelaksanaan tugas awal yang belum selesai tetapi dilanjutkan pelaksanaan tugas lain. 4, Dapat diisi dengan keterangan lainnya. LAMPIRAN Ill SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR, TENTANG KETENTUAN LEBIN LANJUT PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERL BAG! PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN Lembar ke : SEKRETARIAT JENDERAL Kode No, Nomor SURAT PERJALANAN DINAS No. 1. Pejabat Pembuat Komitmen (2) — 2 Nama/NIP Pegawai yang melaksanakan (3) perjalanan dinas _ | 3. a Pangkat dan Golongan a (4) b. Jabatan/instansi b (5) | ¢-Tingkat Biaya Perjalanan Dinas c (6) 4. Maksud Perjalanan Dinas - 7 5. Alat angkutan yang dipergunakan (8) @ a Tempai berangkat a ) | o. Tempat tujuan b (10) 7. a. Lamanya perjalanan dinas a (11) b. Tanggal berangkat b (12) © Tanggal harus kembalitiba di c (13) tempat baru *) 8 No. Pengikut: Nama Tanggallahir | Keterangan: 1 : 2 (14). (15). (16). 3 9. Pembebanan anggaran a. Instansi a (17) Lb Akun b 8) 70. Keterangan lain-lain | (19) *) Coret yang tidak perlu _ “ Dikeluarkan di (20) Pada tanggal (21) PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, ( (22), ) NIP. - T, Berangkat dari moot). (tempat kedudukan) Pada tanggal soa (24). Ke Ti28) Kepalla, -.c.er--A26) (. (27), NBL 28) he Tiba di | Berangkat dari :......(34).... Pada tanggal Ke Kepela | Pade tanggal Kepata { oo) Nip TIL Tiba di Berangkat dari =... Pada tanggal Ke Kepala : Pada tangeal Kepala | ) | IW. Tiba di "| Berangkat dari Pada tanggal Ke 2 Kepala Pada tanggal | Yapala ) | (repr BB) scene) (33)... Sip ae Vv Tbadi (29)... Berangkat dari = | Pada tanggal :... | He scien Kepala . fa tan | Kepals Kepala (aod 4 ( seal NP. NIP... e.oe(33)-+ Tiba kembali di .: a VTelah diperiksa, dengan keterangan bahwa cosssssesseseeeess[40] nay perjalanan tersebut atas_ perintahnya dan | iicinpat keduduican) (Eiilatamata untuk kepentingan jabatan Pada Tanggal (41) Galam waktu yang sesingkat-singkatniya, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN | en eee NiP. (3) 4 | | YUL Catatan lain-lain Vill, PERHATIAN 7 7 DOK wang menesbitkan SPD; pegawai yang melakukan perjalanan dings, para, pelaloat, soe Pe otk an “langgal” berangkat/tiba, serta Bendahara pengeluaran bertanggung jose mengesaican dentvan-peraturan Ketangan Negara apabila Negara menderita rug) akibat kesalahan, kelalaian dan kealpaannya, PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD} LAMPIRAN III Lembar |: (1) Diisi_ nama Kementerian Negara/Lembaga dari satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya. (2) biisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) / jenis PPK kegiatan tertentu apabila dalam satuan kerja terdapat lebih dari 1 (satu) PPK. (3) Disinama / NIP pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas (Pelaksana SPD). |4) Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD. [5) _ Diisi jabatan / instansi Pelaksana SPD. (6) Diisi tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD. (7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas. {8} Diisi jenis alat angkutan /transpor yang digunakan. (9) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD. (10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas (01) Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau jam (12) _ Diisi tanggal keberangkatan pelaksanaan perjalanan dinas. 113) Diisi tanggal harus Kembali ke tempat kedudukan semula atau tiba di tempat tajuan baru untuk perjalanan dinas pindah. 14) Dist nama? pengikut atau yang turut serta dengan pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah Untuk perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan (15) _Diisi dengan tanggal lahir pengikut/yang turut serta dengan pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah Untuk perialanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan. (16) Diisi hubungan pengikut dengan Pelaksana SPD, khusus untuk perjalanan dinas pindah. Untuk perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan (17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas. (18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani, {19} Diisi Nomor dan tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD. (20) Diisi tempat penandatanganan SPD. (21) Diisi tanggal penandatanganan SPD. 22) j nama dan NIP PPK yang menandatangani SPD PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD) KHUSUS DALAM RANGKA RAPAT, SEMINAR DANSEJENISNYA Lembat | (1) Diisi_ nama Kementerian Negara/Lembaga dari satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya (2) Diisi “terlampir”. (3) Diisi “terlampir”, (4) Diisi “terlampir’. (5) Diisi “terlampir”, (6) Diisi *terlampir’. (7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas. (8) Diisi *terlampir” (9) diisi “terlampir”. {1)) _ Dilsi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka rapat, seminar, dan sejenisnya. (11) Diisi “terlampir” (12) Diisi “terlampir”. (13) _Diisi “terlampir” (14) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (13) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (16) Tidak perlu diisi/dikosongkan. {17} Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas dalam rangka rapat, seminar, dan sejenisnya. (18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani (19] _ Diisi “terlampix”. (20) Diisi tempat penandatanganan SPD (21) Diisi tanggal penandatanganan SPD. (22) Diisi nama dan NIP PPK yang menandatangani SPD. Lembar Il : |. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut 1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD (23) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD. (24) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD. 35) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas. {5c} Diisi nama jabatan penandatangan SPD di tempat kedudukan asal/keberangkcatan (57) Diisi tanda tangan dan nama Kepala Satuan_ Kerja atau Pejabat yang ditunjuk pada instansi Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD’ (08) isi NIP Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk pada instansi Pelaksana SPD. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara Tidak perlu diisi/dikosongkan. Tidak perlu diisi/dikosongkan. Tidak perlu diisi/dikosongkan. Tidak perlu diisi/dikosongkan. Tidak perlu diisi/dikosongkan. ‘Tidak pert ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjul: pada Instans! Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD). (28) Tidak perlu diisi/dikosongkan. _ IV, V Diisi sebagai berikut: Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD. Diisi tanggal tiba di tempat tujuan perjalanan dinas. Diisi nama jabatan penandatangan SPD di tempat tujuan. Diisi tanda tangan dan nama penandatangan SPD di tempat tujuan. Diisi NIP penandatangan SPD di tempat kedudukan tujuan. Diisi nama tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas. Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas lanjutan. Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas lanjutan Diisi nama jabatan penandatangan SPD di lokasi tempat keberangkatan lanjutan. Dilsi tanda tangan dan nama penandaiangan SPD di tempat lanjutan keberangkatan. Digi MP penandatangan SPD di tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas. VI. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut 1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD (40) Diisi nama tempat kedudukan semula Pelaksana SPD. (41) Diisi tangeal tiba di tempat kedudukan semula Pelaksana SPD. {42} Diisi tanda tangan dan nama Pejabat Pembuat Komitmen. (43) Diisi NIP Pejabat Pembuat Komitmen. 2, Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara (40) | Tidak perlu diisi/dikosongkan. (41) Tidak perlu diisi/dikosongkan. (42) Tidak perlu diisi/dikosongkan. |43) Tidak perlu ditsi/dikosongkan. LAMPIRAN IV SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR TENTANG : KETENTUAN LEBIH LANJUT PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DAFTAR PESERTA KEGIATAN DAN PETUNJUK PENGISIAN 1, DAFTAR PESERTA KEGIATAN Lamparan SPD Nomor...... tanggal ....o(1) DAFTAR PESERTA KEGIATAN, TANGGAL PENYELENGGARAAN.... KOTA TEMPAT PENYELENGGARAAN..... SATUAN KERJA, -..... KEMENTERIAN NEGARA, LEMBAGA tA, LENG | Ty | No | Nama | Pangkat! Jabatan | | Tempat | Tingkat Alat ‘Surat Tanggal ket Pelaksana | Golongan Kedudukan | Biaya Angkutan | Tugas ‘SPOINIP ‘asal—Perjalanan yang | Dinas, |e Keberangkatan | Tiba No ‘dukanasal | Kedudukan Beal

You might also like