You are on page 1of 26

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313434561

AGILITAS ORGANISASI-ORGANISASI ENTREPRENEURIAL

Article · October 2014

CITATIONS READS

0 656

1 author:

Margo Purnomo
Universitas Padjadjaran
43 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

insurance and business administration View project

Social Entrepreneurship Intention: A Systematic Literature Review View project

All content following this page was uploaded by Margo Purnomo on 08 February 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


AGILITAS ORGANISASI-ORGANISASI ENTREPRENEURIAL

Margo Purnomo1

ABSTRACT
There are three main problems facing entrepreneurial organization today,
i.e. customers, competition, and changes. In order to deal with three issues, in the
old economic era, organizations are generally adapted by restructuring and
reengineering in response to business environments changes. While in the new
economic era, marked by the global business environment, crisis, and inter-
connectivity, entrepreneurial organization can survive by building organizational
agility. Organizational agility is a new way for entrepreneurial organizations to
deal with the changing business environment that is very fast and turbulent. This
article aims to provide new insights in the field of entrepreneurship studies on the
factors that can increase the agility of entrepreneurial organization. The
discussion presented in three parts, namely history, definitions, and enabler of
organizational agility. This article also proposes organizational agility model in
perspective Dynamic Capabilities and Knowledge Based View.
Keywords: knowledge management capability, agility enabler, entrepreneurial
organizations

[24] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


ABSTRAK
Ada tiga permasalah utama yang dihadapi organisasi entrepreneurial saat
ini, yaitu pelanggan, kompetisi, dan perubahan. Dalam rangka menghadapi tiga
masalah tersebut, pada masa ekonomi lama, umumnya organisasi beradaptasi
dengan cara melakukan restrukturisasi dan reengineering dalam merespon
perubahan linkungan bisnis. Sedangkan pada masa ekonomi baru yang ditandai
dengan lingkungan bisnis global, krisis, dan inter-connectivity, organisasi
entrepreneurial dapat bertahan dengan cara membangun agilitas organisasi.
Agilitas organisasi merupakan cara baru bagi organisasi entrepreneurial untuk
menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan turbulen. Artikel
ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru dalam bidang studi kewirausahaan
tentang faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan agilitas organisasi
entrepreneurial. Pembahasan dipaparkan dalam tiga bagian, yaitu sejarah, definisi,
dan enabler agilitas organisasi. Artikel ini juga mengusulkan tentang model
agilitas organisasi dalam persfektif kapabilitas dinamik dan knowledge based
view.
Kata kunci: kapabilitas manajemen pengetahuan, enabler agilitas, organisasi
entrepreneurial

1
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. FISIP Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang
KM 21, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang, Prop. Jawa Barat, Telp: 022-7798418 Fax: 022-7796974
Yayasan Rumah Kewirausahaan dan Pengembangan Diri (RKPD). Kampung Kaum RT 01 RW 10
Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung, Prop. Jawa Barat, Telp/Fax: 022-5230699.
Email: nurpurnomo@yahoo.com

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [25]


PENDAHULUAN perubahan linkungan bisnis
Karakteristik lingkungan yang (Yaghoubi & Dahmardeh, 2010).
dinamis diindikasikan dengan Sedangkan pada masa ekonomi baru,
persaingan dalam lingkungan bisnis yang ditandai dengan globalisasi,
yang tidak pasti, tidak bisa krisis, dan inter-connectivity,
diprediksi, dan agresif (Abrishamkar organisasi dapat bertahan dalam
et al, 2013). Kondisi tersebut dipicu lingkungan yang dinamis dengan
oleh pesatnya inovasi teknologi cara membangun agilitas. Agilitas
komunikasi dan informasi, serta merupakan cara baru bagi organisasi
perubahan permintaan pelanggan. untuk mengembangkan fleksibilitas
Dalam lingkungan yang dinamis, ada dan daya respon organisasi sehingga
tiga permasalah utama yang dihadapi mampu menghadapi perubahan
pelaku kewirausahaan yaitu lingkungan bisnis yang sangat cepat,
pelanggan, kompetisi, dan dinamis, dan turbulen (Sharifi &
perubahan. Situasi semakin kritis Zhang, 1999; Sambamurthy et al,
karena siklus hidup perusahaan juga 2003; Lin et al, 2006; Sambamuthy,
semakin pendek dalam lingkungan 2007; Yaghoubi & Dahmardeh,
bisnis yang dinamis. Pada keadaan 2010; Chen, 2012).
tersebut organisasi perlu melakukan Artikel ini bertujuan untuk
aksi entrepreneurial (Sambamurthy menjelaskan pentingnya agilitas
et al, 2003; Teece, 2012). dalam kewirausahaan pada tataran
Keadaan di atas berdampak pada organisasi sebagaimana
adanya desakan pada setiap dikemukakan oleh Sherehiy et al
organisasi yang melakukan aksi (2007) dan Macheridis (2009).
entrepreneurial untuk merevisi Domain kewirausahaan disini bukan
prioritas dan visi dalam berbisnis pada domain individu tetapi
pada masa ekonomi baru ini. Pada organisasi. Perusahaan yang
masa ekonomi lama, umumnya berwirausaha atau organisasi
organisasi beradaptasi dengan cara entrepreneurial adalah organisasi
melakukan restrukturisasi dan yang menempatkan inovasi dan
reengineering agar organisasinya peluang sebagai jantung dalam
ramping sehingga leluasa merespon menghasilkan nilai ekonomi maupun

[26] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


sosial (Meta, 2013). Setidaknya ada keadaan tersebut, organisasi yang
empat alasan mengapa agilitas berusaha membangun agilitas
penting dalam kewirausahaan pada cenderung beralih menjadi
tataran organisasi. Pertama, mengacu customized manufacturing (Kidd,
pada pendapat Yusuf et al (1999) 1995); melakukan fleksibilitas
yang menyatakan bahwa agilitas itu volume (Yusuf et al, 2003); dan
kontekstual. Hal tersebut disebabkan inovatif, proaktif, menjaga kualitas,
oleh perubahan pasar dan kemajuan serta menjaga keuntungan (Yusuf et
teknologi saat ini yang begitu cepat al, 1999).
sehingga menuntut organisasi Ketiga, agilitas menyaratkan
memiliki agilitas dalam melakukan organisasi mampu cepat dan adaptif
aktivitas kewirausahaannya. Selain dengan perubahan, ketidakpastian,
itu, volatilitas pasar membutuhkan dan lingkungan yang sulit diprediksi
fleksibilitas dan integrasi. Agilitas (Zhang & Sharifi, 2007). Agilitas
dalam arti fleksibel diperlukan oleh sendiri merupakan aksi proaktif
wirausahawan manakala lingkungan karena itu membutuhkan integrasi
sulit untuk diprediksi. Kemajuan dengan pelanggan agar kebutuhan
teknologi saat ini memungkinkan dan permintaan pelanggan
organisasi untuk lebih fleksibel dan teridentifikasi dengan baik (Sharp et
terintegrasi. al, 1999). Organisasi yang mampu
Kedua, Pandangan bahwa agilitas beradaptasi akan memiliki peluang
itu kontektual mengarahkan pada yang lebih besar untuk meraih
outcome dari agilitas. Kitzmiller et al keunggulan kompetitif dan mencapai
(2006) menyatakan bahwa tujuan tujuan-tujuan strategis (Macheridis,
utama agilitas organisasi adalah 2009).
memberikan nilai yang memuaskan Alasan keempat, agilitas
pada pelanggan dengan cepat dan merupakan indikasi bahwa organisasi
berkelanjutan. Hal ini diperlukan entrepreneurial yang dibangun telah
agar keunggulan kompetitif meraih kapabilitas. Pencapaian ini
perusahaan tetap terjaga dalam sebagai indikasi bahwa organisasi
persaingan yang berorientasi pasar telah berhasil melakukan inter relasi
dan lingkungan yang berubah. Dalam antara kapabilitas untuk

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [27]


meningkatkan diversitas pasar, Pada tahun 1991, Amerika
kapabilitas dalam mengelola mengumpulkan para spesialis
pengetahuan organisasi, dan industri yang dikelola oleh Iacocca
kapabilitas untuk bertahan pada Research Institute di Lehigh
perubahan lingkungan bisnis. University. Dalam laporannya yang
Berdasarkan alasan-alasan tersebut berjudul “The strategy of
agilitas organisasi penting untuk manufacturing firms in 21St century:
dilibatkan dalam studi tentang the viewpoint of industrial
kewirausahaan. specialists”, para spesialis industri
melaporkan bahwa perubahan dalam
SEJARAH lingkungan bisnis sangat cepat diluar
Paradigma yang mendominasi kemampuan beradaptasi perusahaan-
manajemen operasi pada era sebelum perusahaan manufaktur Amerika
tahun 1980 adalah lean production. pada saat itu yang masih
Konsep ini awal dikembangkan di menjalankan manajemen operasi
perusahaan Toyota, Jepang. Pada tradisional. Dalam laporan tersebut,
masa sekitar awal 1990-an, terjadi kata agilitas pertama kali
perubahan arah kebijakan ekonomi diperkenalkan dalam dunia bisnis.
dan politik dunia sehingga Berdasarkan laporan tersebut,
meningkatkan dinamika lingkungan Kongres Amerika selanjutnya
bisnis. Perubahan lingkungan bisnis menugaskan Departemen Pertahanan
tersebut berdampak pada anjloknya untuk membuat satuan gugus tugas
market share bisnis manufaktur khusus yang bertugas untuk
Amerika karena munculnya pesaing meningkatkan keunggulan kompetitif
baru khususnya dari negara-negara di perusahaan-perusahaan manufaktur
Asia dan Eropa. Menanggapi kondisi di Amerika (Sena et al, 2009;
tersebut, mendorong studi dalam Yaghoubi & Dahmardeh, 2010).
manajemen strategis untuk Konsep agilitas sendiri asalnya
mengidentifikasi faktor-faktor merupakan konsep yang dikenal
kesuksesan berbisnis dalam sistem dalam bidang studi sistem informasi
ekonomi dunia baru. (Borjesson et al, 2006). Sedangkan
dalam manajemen strategis, Drucker

[28] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


mengkonsepsikan agilitas untuk PENDEFINISIAN AGILITAS
menjelaskan tentang pentingnya Perkembangan definisi agilitas
meningkatkan fleksibilitas dan organisasi terus berkembang.
responsibilitas organisasi (Yaghoubi Berawal dari kecepatan dalam
& Dahmardeh, 2010). Tahapan pengambilan keputusan berubah
selanjutnya, Iacocca Research menjadi fleksibilitas, lalu berubah
Institute melakukan penelitian lagi menjadi fleksibiltas strategis,
terhadap 13 perusahaan manufaktur dan akhirnya agilitas organisasi
di Amerika, seperti General Motors, (Schnackenberg et al, 2011).
General Electric, Goodyear Tire & Perkembangan definisi agilitas
Rubber, dan IBM. Pertanyaan organisasi seiring dengan
penelitiannya adalah, “What perkembangan dimensi agilitas
characteristics will the 21st organisasi. Penjelasan agilitas
century’s successful organizations organisasi menurut Iacocca Institute
have?”. Penelitian selanjutnya of Lehigh University (Iacocca, 1991,
melibatkan ratusan perusahaan dan dalam Dove, 1992) adalah sebagai
hasilnya diterbitkan oleh Goldman et berikut: A manufacturing system with
al (1995). Sejak saat itu, studi capabilities (hard and soft
terhadap agilitas organisasi dalam technologies, human resources,
manajemen strategis banyak educated management, and
dilakukan seperti Vokurka & information) to meet the rapidly
Fliedner (1998), Gunasekaran changing needs of the market
(1998), dan Sharifi et al (2001). place (speed, flexibility, customers,
Dalam studi kewirausahaan, agilitas competitors, suppliers,
organisasi itu sendiri merupakan infrastructure, and responsiveness).
salah satu bentuk dari In the other words, a system
entrepreneurial action which faces rapidly to change and
(Sambamurthy et al, 2003; Teece, reaction to these changes is through
2012; Margo, 2014). variety in product models or midline
change (flexibility) and ideally,
immediate response to customer
demands.

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [29]


Penjelasan Iacocca Institute low cost production relatively
tersebut selanjutnya menjadi rujukan quickly and with minimal
para ahli dalam mendalami agilitas resources”. Hayes & Pisano (1994)
organisasi. Salah satu dimensi awal berargumen bahwa ketika organisasi
agilitas organisasi ditemukan dalam bergerak dari lingkungan organisasi
disiplin ilmu manajemen strategis yang stabil menuju lingkungan yang
yang dikemukakan oleh Judge & turbulen maka tujuan-tujuan
Miller (1991) yaitu kecepatan organisasi berubah dari strategi
pengambilan keputusan. Dimensi ini kompetitif menjadi fleksibilitas
berdasarkan pada konsep strategis. Karena itu, walaupun
pengambilan keputusan strategis konstruk fleksibilitas dan fleksibilitas
dalam lingkungan yang sangat cepat strategis secara implisit melekat
berubah dari Eisenhardt (1989). elemen kecepatan di dalamnya
Dimensi lain yang muncul setelah itu namum fokusnya cenderung pada
adalah fleksibilitas. Bahrami (1992) kemudahan untuk berubah dan
mendefinisikan fleksibilitas sebagai kecepatan berubah.
berikut: “the ability to change Kemudahan organisasi untuk
rapidly to take advantage of berubah dan kecepatan organisasi
emergent opportunities and/or side- berubah akhir-akhir ini menunjukkan
step threats”. Selanjutnya Bahrami adanya pergeseran dari fleksibilitas
(1992) menyarankan bahwa strategis ke agilitas. Definisi agilitas
fleksibilitas memiliki karakteristik umumnya dikarakteristikkan dengan
offensive dari agilitas dan versatilitas dimensi ketanggapan pada
sebagai karateristik defensive dari lingkungan dan perubahan yang
kekuatan dan kekenyalan. Hayes & adaptif. Salah satu peneliti yang
Pisano (1994) memperluas konsep mengawali untuk melakukan transisi
ini dalam disiplin ilmu manajemen dari fleksibilitas strategis menjadi
operasi dengan sebutan fleksibilitas agilitas adalah Sambamurthy et al
strategis. Hayes & Pisano (1994) (2003). Definisi agilitas menurut
mendefinisikan fleksibilitas strategis Sambamurthy et al (2003) adalah
adalah “the ability to switch gears “the ability to detect opportunities
from rapid product development to for innovation and seize those

[30] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


competitive market opportunities by berfokus pada aspek merasakan dan
assembling requisite assets, merespon, Tallon & Pinsonneault
knowledge, and relationships with (2011) menekannkan pentingnya
speed and surprise”. Berdasarkan kemudahan dalam merasakan dan
definisi tersebut, menurut kemudahan dalam merespon.
Sambamurthy et al (2003) ada tiga Kemampuan keduanya diperlukan
dimensi yang terlibat dalam konstruk untuk menyeimbangkan aspek
agilitas, yaitu agilitas pelanggan ekspoitasi dan eksplorasi. Karena itu,
(customer agility), agilitas kemitraan Tallon &Pinsonneault (2011)
(partnering agility), dan agilitas mendefinisikan agilitas adalah “the
opersional (operational agility). ability to detect and respond to
Selanjutnya Sull (2009) opportunities and threats in the
mendefinisikan agilitas secara praktis environment with ease, speed and
yaitu “the capacity to identify, dexterity”. Definisi ini serupa dengan
capture, and exploit opportunities definisi yang disampaikan oleh
more quickly than rivals do”. Overby et al (2006) yang
Berbeda dengan definisi yang menekankan pada dimensi kelayakan
dikemukakan Sambamurthy et al. merespon (appropriateness of the
(2003) yang memandang agilitas response), yaitu selarasnya respon
sebagai kapabilitas organisasi, dengan tujuan organisasi. Walaupun
definisi Sull (2009) lebih definisi agilitas organisasi terus
menjelaskan agilitas sebagai berkembang, namun bukan berarti
kapasitas organisasi. Hal ini tanpa kritik. Salah satu kritisi
berimplikasi pada dimensi yang dikemukakan oleh Overby et al
terlibat didalammnya, yaitu (2006) yang menyatakan bahwa:
jangkauan untuk merasakan (range “…an analogy is the squirrel in the
of sense) dan jangkauan untuk road. The pending environmental
merespon (range of response), bukan change that the squirrel senses is
skala untuk merasakan dan merespon that there’s a car coming down the
seperti pada definisi awal. road. The squirrel responds by
Berkenaan dengan konstruk running back and forth, but its
agilitas sebagai mekanisme yang

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [31]


response is not appropriate because sensing/responding) tetapi juga
it gets run over.” melibatkan dimensi ketangkasan
Berdasarkan berbagai pandangan (dexterity). Dimensi ini diperlukan
di atas, maka definisi Tallon & organisasi entrepreneurial dalam
Pinsonneault (2011) dipandang rangka meraih keseimbangan dalam
sebagai definisi yang dapat bersaing. Tabel 1 berikut ini adalah
menggambarkan konstruk agilitas perkembangan definisi agilitas
organisasi. Definisi Tallon & organisasi yang dikemukakan oleh
Pissonneault (2011) tidak hanya para ahli dalam selang waktu 10
menekankan pada tiga karakteristik tahun terakhir:
(speed of change, ease of change and

Tabel 1. Perkembangan Definisi Agilitas Organisasi


No Definisi Agilitas Penulis
1 organizational capability of rapid response in order to Prince & Kay
meet diverse clients' needs, in some instances, such as (2003)
price, quantity, quality, and delivery time
2 The continual readiness of an entity to rapidly or Conboy &
inherently, proactively or reactively , embrace change, Fitzgerald
through high quality , simplistic, economical (2004)
components and relationships with its environment.
3 the response to imposed challenges by business Zain et al (2005)
environment which is surrounded by uncertainty.
4 an organization’ s capability to cope with external and van Oosterhout et
internal changes that are unpredictable and uncertain al (2006)
5 the capacity to identify, capture, and exploit Sull (2009)
opportunities more quickly than rivals do
6 the dynamics capability of organization designing Worley & Lawler
which can diagnose needs to change from internal (2010)
and external sources, do them and control
performance stable
7 a response to the challenges posed by a business Yaghoubi &
environment dominated by change and uncertainty Dahmardeh (2010)
8 the ability to detect and respond to opportunities and Tallon &
threats in the environment with ease, speed and Pinsonneault
dexterity (2011)
9 an organization’s ability to sense/detect (alertness) Chen (2012)
and act/respond (responsiveness) to changes with
speed.
10 The ability to respond quickly to market changes Landaran et al
(2014)
Sumber: Margo, 2014.

[32] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


ENABLER AGILITAS ORGANISASI

Content dan Structural Enabler Agilitas Organisasi


Membangun agilitas organisasi setiap jenjang dan setiap tahapan
menuntut pendekatan yang holistik dalam sistem horisontal (Yusuf et al,
(Yusuf et al, 1999), strategis dan 1999). Intinya adalah agilitas
entrepreneurial (Sambamurthy et al, dibangun sebagai pondasi organisasi
2003; Margo, 2014). Pendekatan (Sharp et al, 1999) dan diposisikan
holistik terhadap agilitas menurut secara strategis (Zhang & Sharifi,
Yusuf et al (1999) memiliki dua 2007; Margo, 2014). Organisasi
dimensi, yaitu dimensi vertikal dan membutuhkan agilitas untuk survive
horisontal. Dimensi horizontal dan berkembang dalam lingkungan
berarti bahwa agilitas dapat bisnis saat ini yang dinamis dan tidak
diekspresikan sebagai sistem yang pasti. Karena itu perlu ditelusuri
melibatkan input, operasionalisasi, faktor-faktor apa saja yang
dan output. Christopher (2000) menunjang organisasi mencapai
menambahkan bahwa dalam dimensi agilitas yang tinggi atau enabler
horisontal juga melibatkan integrasi agilitas organisasi. Keberadaan
proses dengan stakeholder. enabler diperlukan sebab
Berdasarkan kedua pandangan berhubungan langsung dengan
tersebut secara strategis dapat kemampuan organisasi untuk
dikatakan bahwa dimensi horisontal merespon dengan cepat dan efektif
agilitas merupakan integrasi input, lingkungan bisnis yang dinamis.
process, output, dan feedback untuk Tabel 2 adalah pendapat para ahli
memuaskan stakeholder (Margo, tentang faktor penunjang agilitas
2014). Dimensi vertikal berarti organisasi dengan pengelompokan
agilitas dapat dicapai secara berdasarkan pendapat Yaghoubi &
berjenjang, baik itu ditataran antar Dahmardeh (2010) yang menyatakan
organisasi, inter organisasi, individu, bahwa enabler agilitas organisasi
maupun sumber daya. Agilitas pada dapat diklasifikasikan ke dalam dua
jenjang yang tinggi akan tercapai kelompok besar, yaitu content
apabila terdapat keselarasan pada enabler dan structural enabler.

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [33]


Tabel 2. Content dan Structural Enabler Agilitas Organisasi
No Content Enabler Referensi Structural Referensi
Enabler
1 Partnership Sherehiy et al (2007) Penciptaan Kettunen (2009)
Lin et al (2006) perusahaan
Zain et al (2005) virtual
Ramesh & Devadasan
(2007)
2 Teknologi Zain et al (2005) Kerjasama Narasimhan et
Informasi Bottani (2009) Tim al (2006)
Narasimhan et al Bottani (2009)
(2006)
Kettunen (2009)
3 Manajemen Kettunen (2009) Penciptaan Kettunen (2009)
Hubungan Sherehiy et al (2007) organisasi
Pelanggan Zain et al (2005) pembelajaran
4 Budaya Crocitto & Youssef Penciptaan Kettunen (2009)
Organisasi (2003) perusahaan
berbasis
pengetahuan
5 Keterampilan Lin et al (2006) Struktur Kettunen (2009)
menghadapi organisasi
perubahan
6 Kepemimpinan Kettunen (2009) Kapabilitas Kettunen (2009)
melakukan Sherehiy et al
rekonfigurasi (2007)
Zain et al
(2005)
7 Pembelajaran Narasimhan et al Integrasi Kettunen (2009)
berkelanjutan (2006)
8 Tenaga kerja Kettunen (2009)
Crocitto&Youssef
(2003)
9 Innovativeness Kettunen (2009)
10 Pengambilan risk Kettunen (2009)
11 Dukungan Zain et al (2005)
manajemen
puncak
12 Manajemen Crocitto & Youssef
Sumber Daya (2003)
manusia
13 Manajemen Kettunen (2009)
Kompetensi Inti
14 Peningkatan daya Lin et al (2006)
manfaat sumber Zain et al (2005)
daya perusahaan Kettunen (2009)
Sumber: Margo (2014)

[34] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


Kapabilitas Manajemen terbatas, mudah ditiru atau
Pengetahuan dan Orientasi disubstitusi, sumber daya non fisik
Kewirausahaan sebagai Enabler seperti pengetahuan justru
Agilitas Organisasi sebaliknya. Pengetahuan saat ini
Berdasarkan Tabel 2 diketahui telah menjadi sumber daya strategis
penciptaan perusahaan berbasis untuk mengembangkan kapabilitas
pengetahuan (Kettunen, 2009); organisasi. Karena itu, membangun
Penciptaan organisasi pembelajaran kapabilitas manajemen pengetahuan
(Kettunen, 2009); dan Pembelajaran sebagai anteseden agilitas organisasi
berkelanjutan (Narasimhan et al, selaras dengan Sambamurthy et al
2006) merupakan beberapa enabler (2003), Narasimhan et al (2006),
agilitas organisasi yang berhubungan Kettunen (2009) dan Landaran et al
erat dengan manajemen (2014).
pengetahuan. Pandangan tersebut Sambamurthy et al (2003)
juga berkaitan dengan pendapat berdasarkan pendekatan kapabilitas
Kuratko (2005) yang menyatakan dinamik mengidentifikasi bahwa ada
bahwa indikasi organisasi dua proses penting dalam
entrepreneurial adalah organisasi mengantisipasi lingkungan bisnis
yang melakukan pembelajaran. yang tidak pasti yaitu capability-
Peran pengetahuan saat ini telah building process dan entreprneurial
menjadi sumber daya organisasi action process. Pendapat ini sesuai
yang sangat penting. Hal tersebut dengan Teece (2012) yang
dikarenakan oleh cepatnya menyatakan bahwa dalam kondisi
perkembangan teknologi informasi lingkungan bisnis yang dinamis
serta perubahan lingkungan yang organisasi perlu membangun
semakin kompetitif dan saling entrepreneurial action, bukan
terhubung sehingga mengubah sekedar membangun rutinitas.
orientasi strategis organisasi dari Sambamurthy et al (2003) juga
pemanfaatan sumber daya fisik ke menyatakan bahwa agilitas
sumber daya non fisik. Berbeda organisasi merupakan representasi
dengan sumber daya fisik yang dari aksi entrepreneurial. Secara
semakin tidak populer karena konsep, Sambamurthy et al (2003)

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [35]


merancang model konseptual seperti pada Gambar 1.
hubungan kedua proses tersebut

Capability Building Process Entrepreneurial Action Process


Gambar 1. Model Kapabilitas Dinamik
Sumber: Sambamurthy et al (2003)

Berdasarkan pada Gambar 1, bila memperoleh, menyebarkan, dan


agilitas organisasi merupakan bentuk mengaplikasikan pengetahuan pada
dari aksi entrepreneurial maka yang pelanggan, pegawai, dan rekan kerja
dimaksud dengan proses membangun (Chen & Huang, 2009).
kapabilitas dalam persfektif Agar proses tersebut dapat
knowledge based view adalah berjalan dengan baik maka
kapabilitas manajemen pengetahuan. diperlukan kapabilitas infrastruktur
Karena itu, pembahasan selanjutnya manajemen pengetahuan. Hubungan
berfokus pada agilitas organisasi antara kapabilitas infrastruktur
dalam persfektif Kapabilitas manajemen pengetahuan dengan
Dinamik dan Knowledge Based kapabilitas proses manajemen
View. pengetahuan secara teoritis
berdasarkan pada teori sosial capital
Proses Membangun Kapabilitas dan teori knowledge-based view
Manajemen Pengetahuan (Lopez 2005). Berdasarkan teori
Gold et al (2001) berdasarkan sosial capital, infrastruktur dapat
pendekatan knowledge-based view meningkatkan modal sosial dengan
menegaskan bahwa kapabilitas cara menyediakan sebuah
manajemen pengetahuan dibangun mekanisme interaksi sosial antar
oleh dua variabel, yaitu kapabilitas individu sebagai dasar bagi proses
infrastruktur manajemen manajemen pengetahuan. Sedangkan
pengetahuan dan kapabilitas proses berdasarkan teori knowledge-based
manajemen pengetahuan. Kapabilitas view diketahui bahwa elemen-elemen
proses manajemen pengetahuan infrastruktur organisasi dapat
berarti kemampuan organisasi untuk memungkinkan perusahaan untuk

[36] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


mengelola pengetahuannya secara pengetahuan organisasi tidak hanya
efektif melalui pengkoordinasian tersimpan dalam budaya, teknologi,
aktivitas-aktivias individu di dalam dan individu, tetapi juga dalam
perusahaan dan pengintegrasian lingkungan fisik organisasi.
pengetahuan individu. Berdasarkan pemaparan tersebut
Berdasarkan temuan Wong maka kapabilitas infrastruktur
(2005), Wong & Aspinwall (2004; manajemen pengatahuan dapat
2005), Migdadi (2009), dikatakan sebagai kemampuan
Valmohammadi (2010), Nguyen memori organisasi untuk menyimpan
(2010), Soon & Zainol (2011) dan pengetahuan selama organisasi
Emadzade et al (2012) diketahui berdiri.
bahwa infrastruktur pada perusahaan
entrepreneurial berbeda dengan Proses Aksi Entrepreneurial
infrastruktur non entrepreneurial. Secara teoritis, Wiklund &
Hasil penelitian mereka Shepherd (2003) telah
menunjukkan bahwa ada tiga memproposisikan bahwa perusahaan
infrastruktur penting yang dengan sumber daya berbasis
menduduki rangking tertinggi untuk pengetahuan akan memiliki kinerja
menciptakan kapabilitas pada yang baik jika memiliki orientasi
organisasi entrepreneurial, yaitu kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan
infrastruktur budaya, teknologi, dan saran Teece (2012) yang
individu. Selanjutnya, Singh et al menyarankan agar kapabilitas
(2006) menambahkan pentingnya dinamik saat ini perlu dipandang
infrastruktur lingkungan fisik sebagai entrepreneurial action bukan
organisasi dalam manajemen sebagai penciptaaan rutinitas
pengetahuan. Berdasarkan teori organisasi. Dalam persfektif teori
evolusi, Singh et al (2006) kapabilitas dinamik, Acikdilli &
memandang bahwa infrastruktur Ayhan (2013) menemukan bahwa
manajemen pengetahuan merupakan sumber daya pengetahuan
artefak-artefak pengetahuan berhubungan positif dengan orientasi
organisasi yang berfungsi sebagai kewirausahaan. Penelusuran terhadap
memori organisasi. Karena itu, penelitian tentang orientasi

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [37]


kewirausahaan sebelumnya Secara spesifik hubungan
menunjukkan bahwa orientasi tersebut dapat dijelaskan sebagai
kewirausahaan pada tingkat berikut. Pertama, innovativeness
perusahaan dipengaruhi oleh faktor akan mempermudah organisasi untuk
internal organisasi yang serupa melakukan eksplorasi dan ekspoitasi
dengan infrastruktur manajemen ide-ide baru dan membantu
pengetahuan seperti individu (Zainol menyesuaikan diri dengan perubahan
& Ayadurai, 2011), teknologi (Heger (Lumpkin & Dess, 1996; Ahuja &
et al, 2013), budaya (Yao et al, 2009) Lampert, 2001; Rauch et al, 2009).
dan artefak lingkungan fisik Kedua, Proactiveness memberikan
organisasi (Majchrzak et al, 2004). arahan ke masa depan dan pencarian
Berdasarkan persfektif resource- peluang (Rauch et al, 2009). Hal ini
advantage theory, orientasi merefleksikan sikap untuk
kewirausahaan dipandang sebagai melakukan antisipasi dan beraksi
sumber daya yang memfasilitasi mewaspadai perubahan pasar (Baker
sebuah perusahaan untuk melampaui & Sinkula, 2009), serta menjadi
pesaing (Hunt & Morgan, 1997). pionir dalam menggunakan metode,
Guna merespon lingkungan yang teknik, dan produk baru (Lee et al,
kompetitif dan dinamis perusahaan 2001; Li et al, 2010). Terakhir aspek
perlu secara konsisten mentransfer risk taking. Aspek ini
orientasi kewirausahaan kedalam merepresentasikan kemauan untuk
aktivitas-aktivitas strategis, seperti mengeluarkan sumber daya dalam
agilitas organisasi, yaitu kecepatan rangka mengejar peluang yang
aksi dan reaksi untuk beradaptasi diyakini walaupun hasilnya tidak
dalam rangka menghadapi pasti (Lumpkin & Dess, 1996; Ahuja
persaingan serta lingkungan bisnis & Lampert, 2001; Baker & Sinkula,
yang tidak pasti. Karena itu dalam 2009; Li et al, 2010). Agilitas sendiri
kewirausahaan, orientasi menurut Sharifi & Zhang (1999)
kewirausahaan menciptakan keadaan adalah kemampuan organisasi untuk
yang baik bagi organisasi untuk memandang perubahan sebagai
mencapai agilitas. peluang. Jadi, orientasi
kewirausahaan pada tataran

[38] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


organisasi merupakan sumber daya antara kapabilitas manajemen
untuk meningkatkan aspek pengetahuan dengan agilitas
perseptual organisasi sehingga dapat organisasi. Diharapkan dengan
memandang perubahan lingkungan desain tersebut, organisasi
sebagai peluang. entrepreneurial mampu mencapai
Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan yang diharapkan, unggul
agilitas organisasi dalam persfektif dalam bersaing, dan survive dalam
knowledge based view merupakan lingkungan bisnis yang tidak pasti,
output dari kapabilitas manajemen tidak bisa diprediksi, dan agresif.
pengetahuan. Pada organisasi Secara ringkas, hubungan antar
perusahaan entrepreneurial seperti konsep agilitas organisasi dalam
usaha kecil dan menengah, orientasi persfektif kapabilitas dinamik dan
kewirausahaan pada tataran knowledge-based view di tampilkan
organisasi merupakan mediator dalam Gambar 2.

Capability Building Process Entrepreneurial Action Process

Infrastruktur Proses
Orientasi Agilitas
Manajemen Manajemen
Kewirausahaan Organisasi
Pengetahuan Pengetahuan

Gambar 2. Model Agilitas Organisasi Pada Perusahaan Entrepreneurial

KESIMPULAN
Agilitas organisasi pada awalnya lean production. Fokus studi
dipandang serupa dengan terhadap agilitas selanjutnya
fleksibilitas, yaitu kemampuan berkembang lebih spesifik, misalnya
perusahaan untuk menghadapi sebagai kapabilitas organisasi,
perubahan dan beradaptasi. pembelajaran organisasi, mekanisme
Selanjutnya agilitas berkembang pembelajaran dalam organisasi,
pemaknaannya sebagai properti manajemen pengetahuan, aksi
alternatif dalam manajemen operasi entrepreneurial, serta sebagai
yang berkenaan dengan mass and

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [39]


paradigma dalam pengorganisasian sebagai peluang. Sementara
dan desain organisasi. perusahaan dengan sumber daya
Berdasarkan penelusuran enabler berbasis pengetahuan akan memiliki
agilitas organisasi, baik content kinerja yang baik jika memiliki
enabler maupun structural enabler, orientasi kewirausahaan. Jadi,
diketahui bahwa beberapa enabler orientasi kewirausahaan pada tataran
agilitas organisasi berhubungan erat organisasi merupakan sumber daya
dengan manajemen pengetahuan. untuk meningkatkan aspek
Pandangan tersebut juga berkaitan perseptual organisasi sehingga dapat
dengan indikasi organisasi memandang perubahan lingkungan
entrepreneurial yaitu organisasi yang sebagai peluang. Diharapkan dengan
melakukan pembelajaran. Karena itu, desain tersebut, organisasi
artikel ini juga mengusulkan tentang entrepreneurial mampu mencapai
model agilitas organisasi dalam tujuan yang diharapkan, unggul
persfektif Kapabilitas Dinamik dan dalam bersaing, dan survive dalam
Knowledge Based View. Model lingkungan bisnis yang tidak pasti,
dalam persfektif Kapabilitas tidak bisa diprediksi, dan agresif.
Dinamik dibangun dua bagian besar
yaitu capability building process dan DAFTAR PUSTAKA
entrepreneurial action process. Abrishamkar, MM., Allameh, SM.,
Sementara agilitas organisasi dalam Mehrabi, S., & Rashid, SB.
persfektif knowledge based view (2013). Investigating the
merupakan output dari kapabilitas influence of organizational
manajemen pengetahuan. Model agility on value creation
dalam artikel ini mengusulkan competency through knowledge
adanya variabel orientasi share process In Irancell
kewirausahaan pada tataran telecommunication company.
organisasi sebagai mediator antara Journal of American Science,
kapabilitas manajemen pengetahuan Vol. 7 No. 9, pp. 150-160.
dengan agilitas organisasi. Agilitas Acikdilli, G. & Ayhan, DY. (2013)
sendiri adalah kemampuan organisasi Dynamic Capabilities &
untuk memandang perubahan Entrepreneurial Orientation in the

[40] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


New Product Development. International journal of
International Journal of Business Production Economics, Vol.119,
& Social Science, Vol. 4 No. 11, pp.380-391.
pp. 141-121. Chen, X. (2012). Impact of Business
Ahuja, G. & Lampert, CM. (2001). Intelligence & IT Infrastructure
Entrepreneurship in the large Flexibility on Competitive
corporation: A longitudinal study Advantage: An Organizational
of how established firms create Agility Perspective. Dissertations
breakthrough inventions. & Theses from the College of
Strategic Management Journal, Business Administration.
Vol. 22, pp. 521–543 University of Nebraska-Lincoln,
Bahrami, H. (1992). The Emerging Paper 32.
Flexible Organization: Chen, CJ. & Huang, JW. (2009).
Perspectives From Silicon Strategic human resource
Valley. California Management practices & innovation
Review, Vol. 34 No. 4, pp. 33-52. performance: The mediating role
Baker, WE. & Sinkula, JM. (2009). of knowledge management
The complementary effects of capacity. Journal of Business.
market orientation & Research, Vol 62, pp. 104-114
entrepreneurial orientation on Christopher, M. (2000). The agile
profitability in small businesses, supply chain: competing in
Journal of Small Business volatile markets, Industrial
Management, Vol. 47 No. 4, pp. Marketing Management, Vol. 29
443-64. No. 1, pp. 37-44
Borjesson, A., Martinsson, F., & Conboy, KB. & Fitzgerald, B.
Timmeras, M. (2006). Agile (2004). Towards a conceptual
improvement practices in framework of agile methods: A
software organizations. European study of agility in different
Journal of Information Systems, disciplines. WISER „04, ACM,
Vol. 15, pp. 169-182 New York.
Bottani, E. (2009). A fuzzy QFD Crocitto, M. & Youssef, M. (2003)
approach to achieve agility, The human side of

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [41]


organizational agility, Industrial International Thomas Publishing,
Management & Data Systems, London.
Vol.103 No.6, pp. 388-397. Gunasekaran, A., (1998). Agile
Dove, R. (1992) What is all this talk manufacturing: enablers & an
about agility-The 21st century implementation framework,
manufacturing enterprise International Journal of
strategy. Japan Management Production Research, Vol. 36
Association Research. Prevision. No. 5, pp. 1223-1247.
Agility Forum. Hayes, RH. & Pisano, GP. (1994).
Eisenhardt, KM. (1989). Making fast Beyond world-class: The new
strategic decisions in high- manufacturing strategy. (cover
velocity environments. Academy story). Harvard business review,
of Management Journal, pp: 543 Vol. 72 No. 1, pp: 77-87.
Emadzade, MK., Mashayekhi, B., & Heger, D., Rinawi, M., & Veith, T.
Abdar, E. (2012). Knowledge (2011). The Effect of Broadband
management capabilities and Infrastructure on
organizational performance. Entrepreneurial Activities: The
Interdisciplinary Journal Of Case of Germany. ZEW
Contemporary Research In Discussion Paper No. 11-081,
Business, Vol 3, No 11, pp. 781- Mannheim.
790. Hunt, SD., & Morgan, RM. (1997).
Gold, AH., Malhotra, A., & Segars, Resource-advantage theory: A
AH. (2001). Knowledge snake swallowing its tail or a
management: an organizational general theory of competition.
capabilities perspective. Journal Journal of Marketing, Vol. 61
of Management Information No. 3, pp. 74−82.
Systems, Vol. 18, No. 1, pp. 185- Judge, WQ. & Miller, A. (1991).
214. Antecedents & outcomes of
Goldman, S., Nagel, R., & Preiss, K., decision speed in different
(1995) Agile competitors & environmental context. Academy
virtual organizations, Kenneth: of Management Journal, Vol. 34
Van Nostrand Reinhold, No. 2, pp. 449-463

[42] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


Kettunen, P. (2009) Adopting key Isfahan. Journal of social issues
lessons from agile & humanities, Vol. 2, Issue , pp:
manufacturing to agile software 146-151.
product development – A Lee, C., Lee, K. & Pennings, JM.
comparative study, (2001). Internal capabilities,
Technovation, Vol. 29, pp. 408- external networks, and
422. performance: A study of
Kidd, PT. (1995). Agile technology bases ventures.
manufacturing: a strategy for the Strategic Management Journal,
21st century. Agile Vol. 22 No. 6-7, pp. 615-640
Manufacturing, IEE Colloquium, Li, Y., Wei, Z. & Liu, Y. (2010).
1996, pages 1-6 Strategic orientations, knowledge
Kitzmiller, R., Hunt E., & acquisition, & firm performance:
Breckenridge S. (2006). The perspective of the vendor in
Adopting Best Practices: cross-border outsourcing.
“Agility” Moves From Software Journal of Management Studies,
Development to Healthcare Vol. 47 No. 8, pp. 1457-1482
Project Management. Computers, Lin, C., Chiu, H. & Tseng, Y.
informatics, nursing, Vol. 24, (2006). Agility evaluation using
issue 2, pp. 75-82. fuzzy logic, International
Kuratko, DF (2005) The emergence Journal of Production
of entrepreneurship education: Economics, Vol.101, pp.353-368.
developments, trends, & Lopez, SV. (2005). Competitive
challenges. Entrepreneurship advantage & strategy
theory and practice, Vol 29, no. formulation: the key role of
5, pp. 577-598. dynamic capabilities.
Landaran, S., Forghani, MH., Management Decision, Vol. 43,
Hamidi, V. & Dehaghi, MR. No. 5/6, pp. 661-669.
(2014) Studying the relationship Lumpkin, GT. & Dess, GG. (1996).
between organizational learning Clarifying the entrepreneurial
& dimension of organizational orientation construct & linking it
agility: a case studi-university of to performance. Academy of

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [43]


Management Review, Vol. 21, Systems, Vol. 109 No. 6, pp. 840-
No. 1, pp 135-172. 858.
Macheridis, N. (2009). Agility in Narasimhan, R., Swink, M. & Kim,
entrepreneurial projects. Lund S. (2006) Disentangling leanness
Institute of Economic Research, & agility: An empirical
Working Paper Series. investigation, Journal of
Majchrzak, A., Cooper, LP. & Operations Management, Vol.24,
Neece, OE. (2004). Knowledge pp. 440-457.
reuse for innovation. Nguyen, 2010. Knowledge
Management Science, Vol. 50 management capability and
No. 2, pp. 174-189. competitive advantage: an
Margo, P. (2014). Pengaruh empirical study of Vietnamese
kapabilitas manajemen enterprises, PhD thesis, Southern
pengetahuan pada orientasi Cross University , Lismore,
kewirausahaan, agilitas NSW.
organisasi, aksi kompetitif & Overby, E., Bharadwaj, A. &
keunggulan kompetitif. Draft Sambamurthy, V. (2006).
Komisi Hasil Disertasi. Program Enterprise agility & the enabling
studi ilmu administrasi bisnis, role of information technology.
Universitas Brawijaya, Malang, European Journal of Information
Jawa Timur. Systems, Vol. 15 No. 2, pp. 120-
Meta (2013) The Entrepreneurial 131.
Organization: what it is & why it Prince, J. & Kay, JM. (2003)
matters. Available at: Combining lean & agile
www.metaprofiling.com/docs/Th characteristics: creation of virtual
e-Entrepreneurial- groups by enhanced production
Organization.pdf flow analysis. International
Migdadi, M. (2008). Knowledge Journal of Production
Management Enablers & Economics, Vol. 85, pp. 305-318.
Outcomes In The Small & Ramesh, G., & Devadasan, S.R.
Medium Sized Enterprises. (2007) Literature review on the
Industrial Management & Data agile manufacturing criteria,

[44] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


Journal of Manufacturing of organizational agility: A
Technology Management, Vol.18 paradox framework. Paper
No.2, pp. 182-201. presented at Academy of
Rauch, A., Wiklund, J., Lumpkin, Management (AOM) Annual
GT. & Frese, M. (2009). Meeting, San Antonio, TX
Entrepreneurial Orientation & Sena, J., Coget, J. & Shani, AB.
Business Performance: An (2009). Designing for Agility as
Assessment of Past Research & an Organizational
Suggestions for the Future. Capability:Learning from a
Entrepreneurship Theory & Software Development Firm. The
Practice, Vol. 33 No. 3, pp. 761– International Journal of
787 Knowledge, Culture, & Change
Sambamurthy, V. (2007). Enterprise Management, Vol. 9 No. 5, pp.
Agility & Information 17-36.
Technology Management. Sharifi, H. & Zhang, Z. (1999). A
Michigan State University methodology for achieving
available at: agility in manufacturing
http://misrc.umn.edu/seminars/sli organizations: an introduction.
des/2007/MISRC%20Presentatio International Journal of
n%20November%202007BW.pd Production Economics, Vol 62,
f pp. 7-22.
Sambamurthy, V., Bharadwaj, A. & Sharifi,H. & Zang, Z. (2001). Agile
Grover, V. (2003). Shaping manufacturing in practice:
agility through digital options: Application of a methodology.
Reconceptualizing the role of International Journal of
information technology in Operations and Production
contemporary firms. Management, Vol. 21 No. 56, pp.
Management Information System 772-794.
Quarterly, Vol 27, No. 2, pp. Sharp, JM., Irani, Z. & Desai, S.
237-263. (1999) Working towards agile
Schnackenberg, A., Singh, J. & Hill, manufacturing in the UK
J. (2011). Theorizing capabilities industry, International Journal of

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [45]


Production Economics, Vol. 62, on the link between strategic
pp. 155-169. information technology
Sherehiy, B., Karwowski, W. & alignment & organizational
Layer, JKA. (2007). Review of agility: Insights from a mediation
enterprise agility: Concepts, model. MIS Quarterly,Vol. 35
frameworks, and attributes. No. 2, pp: 463-486.
International Journal of Teece, DJ. (2012). Dynamic
Industrial Ergonomics, Vol 37, Capabilities: Routines versus
Issue 5, pages 445-460. Entrepreneurial Action. Journal
Singh, S., Chan, Y.E. & McKeen, of Management Studies. Vol. 49,
J.D. (2006). Knowledge Issue 8, pp. 1395–140.
Management Capability and Valmohammadi, C. (2010).
Organizational Performance: A Identification and prioritization
Theoretical Foundation. of critical success factors of
Submitted to OLKC 2006 knowledge management in
Conference at the University of Iranian SMEs: An experts‟ view.
Warwick, Coventry on 20th – African Journal of Business
22nd March 2006. Management, Vol. 4 No 6, pp.
Soon, TT. & Zainol, FA. (2011). 915-924.
Knowledge Management Van Oosterhout, M. (2010). Business
Enablers, Process & Agility and Information
Organizational Performance: Technology in Service
Evidence from Malaysian Organizations. ERIM PhD Series
Enterprises. Asian Social in Research in Management, 198
Science, Vol. 7, No. 8, pp 186- Reference number ERIM: EPS-
203. 2010-198-LIS. Erasmus Research
Sull, D. (2009). How To Thrive In Institute of Management,
Turbulent Markets. Harvard Rotterdam School of
Business Review, Vol 87 No. 2, Management, Erasmus
pp. 78-88. University Rotterdam
Tallon, PP. & Pinsonneault, A. Vokurka, RJ. & Fliedner, G. (1998).
(2011). Competing perspectives The journey toward agility,

[46] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial


Industrial Management & Data A diagnostic framework.
Systems, Vol.98 No.4, pp.165- Organizational Dynamic, Vol. 39
171. No. 2, pp. 194-204.
Wiklund, J. & Shepherd, D. (2003). Yaghoubi, NM. & Dahmardeh, MR.
Knowledge–Based Resources, (2010). Analytical approach to
Entrepreneurial orientation & the effective factors on
performance of Small and organizational agility. Journal of
medium – sized businesses. Basic & Applied Scientific
Strategic Management Journal, Research. Vol. 1, No. 1, pp. 76-
Vol. 24, pp. 1307-1314 87.
Wong, KY. (2005). Critical success Yao, X., Wen, W. & Ren, Z. (2009).
factors for implementing Corporate entrepreneurship in the
knowledge management in small clusters environment-influence of
& medium enterprise, Industrial network resource and
Management+Data Systems. entrepreneurial orientation on
Vol. 105, No. ¾. firm performance. Journal of
Wong, KY. & Aspinwall, E. (2004). Frontiers of Business Research
Characterising knowledge in China. Vol. 3 No. 4, page 566-
management in the small 582
business environment. Journal of Yusuf, YY., Adeleye, EO. &
Knowledge Management, Vol. 8 Sivayoganathan, K. (2003)
No. 4 Volume Flexibility: the agile
Wong, KY. & Aspinwall, E. (2005). manufacturing conundrum.
An empirical study of the Management Decision, Vol. 41
importants factors for issue 7, pp. 613-624.
knowledge-management Yusuf, YY., Sarhadi, M. &
adoption in the SME sector. Gunasekaran, A. (1999). Agile
Journal of Knowledge manufacturing: The drivers,
Management, Vol. 9 No.3, pp. concepts & attributes,
64-82 International Journal of
Worley, CG. & Lawler, EE. (2010) Production Economics, Vol. 62,
Agility and organization design: pp. 33-43.

JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014 [47]


Zain, M., Rose, RC., Abdullah, I,
Masromd, M. (2005). The
relationship between information
technology acceptance &
organizational agility in
Malaysia. Information &
Management, No. 42, pp. 829–
839.
Zainol, FA. & Ayadurai, S. (2011).
Entrepreneurial Orientation &
Firm Performance: The Role of
Personality Traits in Malay
Family Firms in Malaysia.
International Journal of Business
and Social Science. Vol. 2 No. 1,
pp. 59-71.
Zhang, Z. & Sharifi, H. (2007).
Towards Theory Building in
Agile Manufacturing Strategy –
A Taxonomical Approach. IEEE
Transactions on Engineering
Management, Vol. 54, issue 2,
pp. 351-370.

[48] Margo Purnomo Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial

View publication stats

You might also like