Professional Documents
Culture Documents
Dokumen
Dokumen
Pertanyaan
1. Bagaimana hukum hajinya Mbah Wagiman seperti yang dijelaskan dalam deskripsi masalah
?di atas
2. Seandainya ibadah haji Mbah Wagiman dihukumi tidak sah, apakah dia wajib mengulangi
haji kembali, sementara jika harus mengulagi hajinya, Mbah Wagiman tidak mengerti pada
?syarat dan rukunnya
Jawaban
1. Diperinci: apabila Mbah Wagiman melakukan haji ketika berada di tanah suci, maka hajinya
)dihukumi sah dengan catatan: a) Melakukan rukun haji sesuai dengan ketentuan, 2
Mengetahui tatacara pelaksaan haji meskipun secara umum, dan c) Ada nau‘ut-tamyîz.
Tidak sah apabila Mbah Wagiman tidak melakukan ibabah haji ketika berada di tanah suci.
2. Mbah Wagiman wajib mengulangi ibadah hajinya dengan syarat ada pembimbing, baik
dengan menggunakan jasa sukarelawan atau menyewa orang.
Catatan
Yang dimaksud tatacara dalam ibadah haji adalah mengetahui hal-hal yang
berkenaan dengan sah tidaknya ibadah haji, seperti rukun, syarat dan hal-hal yang
dapat membatalkannya.
Refrensi:
،وعميرة قليوبي حاشيتا( ,14/223),المنهاج شرح في المحتاج تحفة( ,15/388),المنهاج شرح في المحتاج تحفة(
), 1/529الطالب روض شرح في المطالب أسنى 5/477),
ةوعدلاو ملعلا راد ۳۱۰ص يوسلا جهنملا
ام قفرلاب نامرلا لهأ عم ذځ هنع هللا يضر دادحلا يولع نب هللا دبع بيبحلا داشرإلا بطق انديس لاقو
مهبولق نأل مايأ ةثالث يف هلعجا موي يف مهدحأ هملعت تنكامو ةمار مهلابح نإف هيلع ددشت الو كنكمأ
نامرلا لهأ لاثمو قفرلاو مهب فطللاو ةوقرتلا الإ مهنم كعمام راغصلا اصوصخو ةفرصنم لاقوأ ةلئام
يغبني هب هللا عفن رهاط نب نيسح نب هللا دبع مامإلا انديس لاقو ادورش هديزتف هبرضت الق دراشلا ريعبلاك
نيكرات مهآر اذإف جيردتلاب مهذخأي قلخلا ىلع ةقفشو قفرب نوكي نأ ركنم نع يهن وأ فورعمب رمأ نمل
قفرب مهفوخو مهرمأو هريغ ىلإ لقتنإ هب مهرمأ ام اولعف اذاف مهألاف مهألاب مهرمأيلف تابجاولا نم ءايشألا
تايهنم اوبكترا اذإ اذكو هنهادملا تعقو الإو مهعنمو مهاطعو مهمذو مهحدمل هنم رظنلا مدع عم ةقفشو
يف ملكتي مث اوهتني ىتح اهضعب يف ملكتي مث اوهتني ىتح اهضعب يف مهماكيلف اهلك اهنع هيهنب يهتني ملو ةريثك
Cari
Nahdlatul 'Ulama
organisasi Islam nonpemerintahan terbesar di Indonesia
Nahdlatul 'Ulama
Jenis Organisasi
SejarahSunting
Akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran
kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan
pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan
"Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan terus menyebar - setelah rakyat
pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain.
Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.
Merespon kebangkitan nasional tersebut, Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah
Air) dibentuk pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau
dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana
pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian
didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar).
Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan
adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok
studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan
memiliki cabang di beberapa kota.
Berangkat dari munculnya berbagai macam komite dan organisasi yang bersifat
embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi
yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan
zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, karena tidak terakomodir
kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti konferensi Islam Dunia yang ada
di Indonesia dan Timur Tengah akhirnya muncul kesepakatan dari para ulama
pesantren untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama
(Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) di Kota Surabaya.
Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasjim Asy'ari sebagai Rais Akbar.
Ada banyak faktor yang melatar belakangi berdirinya NU. Di antara faktor itu
adalah perkembangan dan pembaharuan pemikiran Islam yang menghendaki
pelarangan segala bentuk amaliah kaum Sunni. Sebuah pemikiran agar umat Islam
kembali pada ajaran Islam "murni", yaitu dengan cara umat islam melepaskan diri
dari sistem bermadzhab. Bagi para kiai pesantren, pembaruan pemikiran
keagamaan sejatinya tetap merupakan suatu keniscayaan, namun tetap tidak
dengan meninggalkan tradisi keilmuan para ulama terdahulu yang masih relevan.
Untuk itu, Jam'iyah Nahdlatul Ulama cukup mendesak untuk segera didirikan.
Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasjim
Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga
merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut
kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan
rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan
dan politik.
Paham keagamaanSunting
NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang
mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem
naqli (skripturalis). Karena itu sumber hukum Islam bagi NU tidak hanya al-
Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan
realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu
seperti Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur Al Maturidi dalam
bidang teologi/Tauhid/ketuhanan. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung
mengikuti mazhab: Imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain:
Imam Hanafi, Imam Maliki,dan Imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam
lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf,
mengembangkan metode Al-Ghazali dan Syeikh Juneid al-Bagdadi, yang
mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting
untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan
kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta
merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil
kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
Daftar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
OrganisasiSunting
TujuanSunting
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
UsahaSunting
1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan
yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam,
untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.Hal ini
terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan sudah
tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
3. Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang
sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil
pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini ditandai
dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu
masyarakat.
5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha
mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.
Struktur pengurusSunting
Untuk Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil Cabang, setiap kepengurusan
terdiri dari:
1. Mustasyar (Penasihat)
2. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
3. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Lembaga[8]Sunting
Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, berkaitan dengan
kelompok masyarakat tertentu dan/atau yang memerlukan penanganan khusus.
Lembaga ini meliputi:
1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LD-NU) [1]
2. Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU)
3. Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU)* (Indonesia) Lembaga Asosiasi
Pesantren Nahdlatul Ulama
4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LP-NU)
5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPP-NU)
6. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPK-NU)
7. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK-NU)
8. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM-
NU)
9. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH-NU)
10. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (LESBUMI-NU)
11. Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZIS-NU)
12. Lembaga Waqaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWP-NU)
13. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM-NU)
14. Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM-NU)
15. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LK-NU)
16. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU)
17. Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU)
18. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU)
LajnahSunting
Merupakan pelaksana program Nahdlatul Ulama (NU) yang memerlukan
penanganan khusus. Berdasarkan perubahan AD/ART hasil Muktamar 33 NU di
Jombang, Lajnah Nahdlatul Ulama[9] digantikan dengan lembaga. Semula ada 3
(tiga) Lajnah yaitu:
1. Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) menjadi Lembaga Ta'lif wan Nasyr
Nahdlatul Ulama (LTNNU)
2. Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU) menjadi Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama
(LFNU)
3. Lajnah Pendidikan tinggi (LPT-NU) menjadi Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama
(LPTNU)
Badan otonomSunting
Badan otonom[10] adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi
melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan kelompok
masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan.
Badan Otonom dikelompokkan dalam katagori Badan Otonom berbasis usia dan
kelompok masyarakat tertentu, dan Badan Otonom berbasis profesi dan
kekhususan lainnya.
Jenis badan otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu adalah:
NU dan politikSunting
Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri
dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU
cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada
masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Soekarno,
dan bergabung dalam NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis). Nasionalis diwakili
Partai Nasional Indonesia (PNI), Agama Partai Nahdhatul Ulama dan Partai
Komunis Indonesia (PKI).
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada
tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru Mengikuti pemilu 1977
dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan diri
untuk 'Kembali ke Khittah 1926' yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.
Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU.
Yang terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan
oleh Abdurrahman Wahid. Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan
bahkan bisa mengantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemilu
2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.
Partai penerusSunting
Partai Kebangkitan Bangsa
Partai Persatuan Pembangunan
Partai Kebangkitan Nasional Ulama
Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia
Lihat pulaSunting
Muhammadiyah
LDII
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia
Majelis Ulama Indonesia
Islam di Indonesia
Indonesia
Pesantren
KMNU Institut Pertanian Bogor
KMNU Institut Teknologi Bandung
KMNU Universitas Brawijaya
[VIDEO] Nahdlatul Ulama - Islam Yang Otentik
Rujukan
Pranala luar
Privasi
Tampilan PC
Cari
Kecerdasan buatan
Baca dalam bahasa lain
Unduh
Pantau
Sunting
Robot ASIMO menggunakan sensor dan algoritme kecerdasan buatan untuk menuruni tangga dan
menghindari rintangan
Kecerdasan buatan ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan,
tetapi juga mengkonstruksinya.
Paham Pemikiran
Sejarah kecerdasan buatan
Filosofi
Fiksi sains
Pranala luar
Referensi
HALAMAN TERKAIT
Chatterbot
AI-komplit
Otak buatan
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.
Privasi
Tampilan PC
Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua paham pemikiran yaitu AI Konvensional
dan Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence). AI konvensional
kebanyakan melibatkan metode-metode yang sekarang diklasifiksikan
sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik.
Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara lama (GOFAI, Good
Old Fashioned Artificial Intelligence). Metode-metodenya meliputi:
1. Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah
sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut.
2. Petimbangan berdasar kasus
3. Jaringan Bayesian
4. AI berdasar tingkah laku: metode modular pada pembentukan sistem AI secara manual
1. Jaringan Saraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat
2. Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan
secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.
3. Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti
populasi, mutasi dan “survival of the fittest” untuk menghasilkan pemecahan masalah yang
lebih baik.