You are on page 1of 13
SVE INCOMES Te0R ye es ee ee ilmukomunikasi WACANA ‘Juenal KimiahHinu Komunikas ISSN 1412 - 7873 ‘Volume XII No. 3 Agustus 2013, Him, 201 - 298 Terbir 4 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Juni, Agustus dan November, Berisi tulisan y diangkat dari hasil penelitian di bidang [mu Kormunikasi. Artikel telaah (review article) dimuat a aundangan. ISSN 1412 - 7873 Ketua Penyunting H. Hanafi Murtani Wakil Ketua Penyunting TI, Sugijono Penyunting Pelaksana Bayquni Juni Muryadi Tata Usah: Maria Meliala Wagiyo Slamet Linda Anggraeni ‘Alamat Tata Usaka : Fakultas Iimu Komunikasi Universitas Prof Dr. Moestopo (Beragamay Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kajian [mu Komunikasi, Betalamat di Jl. Hang Leki V8 Gelora Jakarta Pusat 12070. Telp. 021 7261433 Fax. 021 7252685 / 7248517. Email jurnalwacanaf@moestopo.ac.id Jurnal Iimiah Tmu Komunikasi WACANA diterbitkan sejak Juni 2002 oleh Pusat Penelitian das Pengabdian Kepada Masyarakat, Edisi online : jurnalfikom.moestopo.acid Kami menerima talisan yang belum diterbitkan oleh media lain, Ketentuan tulisan dapat dilihat pads halaman terakhir jumal ini, Kami akan melakukan seleksi dan penyuntingan ager sesuai dengan format beku juenal ini, Semua tulisan yang dimvat, juga disiarkan melalui situs ejoumalwacana.com Dicetak di Percetakan MCM Jakarta. Isi di luar tanggungjawab Percetakan. EFEKTIVITAS IKLAN DALAM MERAIH PARTISIPASI POLITIK Yuni Retnowati Program Studi Periklanan, Akademi Komanikasi Indonesia YPK Yogyakarta yretnowati@yahoo.com Abstract ‘Jn Indonesia a great political advertising budget has been spent on some media. Television as a medium that absorbed the largest share of advertising play important roles in the spread of political advertising. Most of the content of the advertising message is directed to candidates imaging by displaying false impressions and cir- cumstances that does not actually. One of the goals of political advertising is currently to persuade audience to participate in election and vote for candidates from a political party who advertise. The effectiveness of advertis ing political questionable because frequently found groups who does not participate in the olection. As part of the marketing communication, advertising can't work alone to gain public support and participation. Integrated ‘marketing comntunication is the right solution to help improve political participation other than to be followed by the candidate's credibility and clarity offered programs of political parties. Keyword : Political’advertising, Political parties, Participation, Credibility, Effectiveness Pendahuluan emily baru akeri berlangsung 2014, namun se- P= ‘Oktober 2012 iklsn politike sudsh terlihat ‘marak di berbagai media baik cetak, elektronik maupun luar rung. KPI menemuken ratusan iklan politik TV, di berbagai stasiun TV seperti MNC Group, TV One dan Metro TV. Bebcrapa parpol sudah mulai marak memasang iklan caleg di media cetak, elek- tronik dan baliho dalam jumlah banyak di daerah-dae- rah, Salah satunya yang sudah melakukan dengan masif adalah ealeg DPR dari Nasdem. Pada tahun 2012 menurut lembaga riset Nielsen Kategori pemerintahan atau parpol menjedi pengiklan ko-2 terbeser_setolah produk telekomunikasi dengan belanja ikdan Rp. 4,3 triliun. Pada tahun 2013 secara nasional belanja iklan politik diperkirakan sebesar Rp. 12,5 triliun dan diprediksikan ekan terus naik hingga 2014, Sebagian besar iklan politik atau sekitar 63 % discrap media TV, media cetak 30 % sedangkan iklan out door berada pada kisaran 7 % (www.okezone.com, 14 Februari 2013), Tidan politik di ruang publik dikritik sebagai tinda kan narsis yang hanya menjual janji kosong. Di bebera- ‘pa wilayah parpol juga telah diminta mengurangi kam- panye iklan Iuar ruang karene dinilai menimbulkan kescmrawataa jalan. Iklan Iuar ruang yang menyolok menimbulkan efek psikologis bagi pengguna jalan dan dapat mengganggu lalu lintas. Sementara itu, para kan- didat dari parpol_peserta Pemila yang sckaligus juga ‘menjadi pemilik media cenderung melemahkan objek- tivites, netralitas, kebcrimbangan dan keadilen media kkarena keborpihakan pada salah satu kandidat atau par- tai politik, Misalnya redaksi MNC_ Group menayang- kan iklan dan pemberitazn mengenai Hanura kerena perubahan afiliasi politik Hary Tenoesoedibjo. Sebel- umnya RCTI kerap menayangkan iklan partai Nasdem. Scdangkan TV One yang dimiliki keluarge Baki lebih sering menayangkan pemberitaan tentang Abu Rizal ‘Balai dan iklan politik tentang pencalonannya sebagai presiden RI 2014. ‘Menjelang Pemilu bisa dimaklumi kalau partsi poli- tik saling berebut pengaruh melatui pencitraan sehing- ‘ga meresa perlu beriklan di berbagai media terutama media _massa yang mempunyai jangkauan luzs. Media massa _mempanyai kemampuan dalam mempengaruhi opini publik dan perilaku masyarakat schingga ber- peran penting dalam kampanye partai politik. Melalui media massa partai politik bisa secara efektif meng- Komunikasikan program kerja, pesan politik maupun pemberitukan image partai atau individu Bombardir iklan politik di berbagei media telah me- nyerang masyarakat Indonesia dan tidak bisa dihindari. Wacana Volume XII No.3, Agustus 2012 Media massa cukup Kuat diandalkan untuk mening- ‘atkan popularitas dan inilah yang dimonfzatkan oleh marketing politik. Semakin banyek frelauensi muneul di nedia massa perscntase popalaritas juga naik. Naiknya popularitas ini diharapkan berpengaruh pada nilsi clek- tabilitas pada Pemilu mendatang. ‘Sekitar 70 % anggaran kampanyc telah dialokasi- ean untuk membayar media coverage. Seharusnya cu- taap efektif untuk meningkatkan dukungan rakyat pada Pemilu, Namun yang terjadi bombardir iklan ini jus- tru membingungican masyarakat karena pada sebagian jklan ditemmukan kurang informasi tentang sosok, kom- ‘petensi dan program kendidat parpel. Apelagi tampilan Hilan-iklan politik sulit dibedakan. Semua berbicara tentang Keberpihakan kepada masyarakat pinggiran dengen_mengedepankan sosok tokoh yang mendomi- ‘nasi durasiilelan tanpa keunikan konsep, perbedaan ide dan eksekusi. Lembaga Survei Nasional menurjuk- ‘kan 53,9 % masyarakat kurang percaya kepada parpol. Pada Pemilu 2014 angka golput diprediksi tinggi. Ka~ sus korupsi yang membelit polities dari hampir semua parpol besar membuatnya Kkehilangan kepervayaan dan dukungan masyarakat. ‘Fakta di lapangan berkaitan dengan ilden politik xyang cilancarkan parpol menimbulkan pertanyaan ten fang efektivitas idan dalam mendapatkan pertisipas! politk yang, akon terlihat dari jumlah perolchan suas pada Pemilu 2014 mendatang. Apaksh dengan ikder aja dapat mempengarubi opini pemilih yang pada gil rannya nanti akan meningkatkan elektabilitas pada Fe- itu 2014? ‘Pengertian Iklan ‘Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa pengertian, antara lain dari sudut pandang komunikes) dan psikologi. Perbedaan pengertian terse~ but membawa konsekuensi yang berbeda. Dari sudut pandang Komunikasi_ cenderung menckankan esbagsi proses peayampaian pesan dari konsunikator kepada Yomunikan, Pemaknaan dari perepektif pemasaran monekankan sebagai alot pemasaran untuk menjual produk sedangkan perspektif psikologi menckanken aspek persuasif pesan. Dusn dan Barban dalam Widyatama (2007 : 15) menyatakan bahwa iklan adalah bentuk kegiatan Ko- fmunilasi non personal yang disarmpaikan lewat media Gengan membayar Twang yang dipakainya untuk ™e- nyampeien pesan. persuasit kepada Konsumen oleh porsschasn, lembaga non kemerilaupun pribadi yang Eerkepentingan. Dari definisi terscbut iklan merapskan coeie pease pecumsif untuk koounikasi pemesaran atau Komunikesi publik tentang suatu produk (barang: atau jasa) yang disampaikan melahii mecia, dibiayst ich pengiklan serta ditujuken kepada khalayak. Sebagei bentuk komunikasi, periklanan merupakan pecan yang disampaikan kepada konsumen unt me- Pank perhatian, memberi informasi,menghibur dan d+ fraksudkan untuk menimbulkan respon. Sunarto (2004 17383) menggolongkan tujuan periklanan sebagai = (1) idan informatif, Q). Idan persuasif, dan (3). Ulan pengingat ‘Menurut Ogilvy dalam Kleppner (2009 : 56) periklanan adalah percakapan personal. Kenyateannye Periklanan bukan percakspan personal yang interaitit Jarena mengendalkan komunikasi massa yang bersifat tak langeang dan kompleks. Sebagai bentulc komonika- i macea, periklanan menyampaikan informasi produk atuke menarik pembeli di paser, Dalam perannya seb- agai branding, iklan mengubsh sebuah produk dengs= merciptakan image yang melampaui fakta, Tklen jugs me ‘bentule komunikasi pemasaran yang me gnilild kelebihan dan kelemahan. Kekuotan iklan yang ‘tama adalah kemampuannya untukemenjangkau audic cris dalam jumlah yang sangat banyak. “Menurat Feflins (1996 : 39) iklan dapat digolons- xan menjadi 6 kategori yaitu (1), iklan konsumen, Q)- idan bisnis, @).iklan perdagangan, (4). Tklan everan. () iklan rekruitmen , dan (6). Iklan politike Iklan Sebagai Komponen. Komunikasi dari Bauram ‘Pemasaran Tian adalah salah satu Komponen komunikas ‘dari bauran pemasaran. Iklan adalah jenis kemunikas pemasaran yang mengecu kepada semva bento tekm\k Tomunikasi yang diguaskan,pemasar untak menjang: Kau Konsumennya dan menyampaikan pesannya. Pm pat komponen bauran pemasaran beserta perangkat das Joknik: kornunikasi yang terkait adalah seperti Gamba 1. (Moriarty etall, 2011 : 6). ‘integrated marketing communication adalah lang ah untuk menyatukan semua alat dan pesan komuni asi pemasaran sehingga pesan persuasif untule mem promosikan brand dapat menjadi lebih padu. Denes Jemikian iklan hanyalah salah sotu alat komunike: pemasaran . Iklan bekerja melalui proses dan wak Premengarubi pilihan dan kesetiaan seseorang _ terhs dap suatu produk, gagasen atau seorang tokol. Scbus brand membutuhkan wakru yang panjang untuk me capai respons loyalitas audiens. Sejak era reformasi yang kemudian ditkuti siste pemilihan presiden den kepala daerah secara angst Fendepat fenomena marketing politik yang merupaks ‘puibat logis dari dibukanya sistem politik yang 2g, ne 5 RETR AS B = 3 = ie ‘Yor! Retnowatl. EFEKTIVITAS KLAN DALAM MERI PARTSI®KS! POLITIK Produk Place (Distribusi) Desain dan pengembangan Saluran distribusi Branding (Calupan pasar Pengemesan Penyimpanan Pemeliharaan Price (Harga) ‘Communication Price copy Penjualan personal Penetapan harga psikologis Advertising Penyelarasan harga Sales Promotion ‘Penenuan nilai Direct marketing ‘Marketing / Public Relations Point- of -sale Gamber 1 . Empat Komponen Bauran Pemaseran mokratis. Politik yang demokratis kini bisa dianalogi- kan dengan kompetisi dalam dunia bisnis, di mana kan- didat harus memperebutkan calon pemilih (konsumen) sebagai khalayak sasaran. Salah satu alat yang lazim digunakan dalam marketing politik adalah ikdan, dis- amping berbagai tools komunikasi lainnya. Tkdan Politik Tklan politik merupakan bagian dari aktivitas pema- saran politik (political marketing). Pemasaran.politik yakni serangkaian aktivitas terencana, strategis, dan laktis, berdimensi jangka panjang maupun pendek untuk menycbarken makna politik kepada pemilih (Nursel, 2004: 67). Bolland dalam Cangara (2009 : 230) melihat iklan politik merajuk pada pembelian dan penggunaan ruang ‘klan, dibayar berdasarkan tarif Komersil untuk mengir- imkan pesan politik kepada audicns massa. Iklan politik sccara singkat dideskripsikan sebagai penyiaran yang bersifat informatif dan persuasif den- gen tnjuan untuk meraih pemberi suare dan memberi- kan mereka pilihan politik yang meliputi partai politik, Xandidat dan program. Tujuan yang ingin dicapai oleh siaran ini tidak hanya untuk menaikkan popularitas ‘Kandidat tetapi lebih kepads untuk membuat pemberi suara memilih kandidat yang menjadi sponsor dari iklan. Bentuk dan isi dari iklan yang mampu meraih audiens melalui media ini di bawah kendali dari aktor politik, media (TTV, radio, surat kebar, internet) dan sal- tran transmisi lainnya (Dudek, 2007: 2) Iklan sebagai komunikasi politik yang penting den- gon kualitas jumnalistik yang menampilkan situasi dan kondisi secara langsung diharapkan mampu menawar- kan fakta yang jelas tentang bagaimana partai politik atau kandidat menunjukkan dirinya di depan khalayak pemilih. Idan dalam kampanye politik merupakan do- lcumentasi kenyataan dari kelaiasaan politik persuasif modern (Scammell and Langer, 2006: 5). Persuasif di sini dapat dijelaskan scbagai manipulasi dari simbol oleh suatu pihak dengan usaha untuk membuat peruba- han tertentu terhadap pihak Jainnya. Demikian juga dengan iklan politik yang berusaha untuk merayu pe- milih untuk memilih kandidat atau partai. Iklan politik menarik konsumen atau pemilih, Keterlibatan antara kendidat atau partai dengan pemilih serta penghargean (Motanky,2004: 1). Penghargaan di sini merupakan ke- suksesan yang salah satu indiketomya dapat tercermin dari hasil polling. Keberhasilan kampanye politik tidak hanya mengandalkan iklan politik,. Motanky (2004: 1) menjclaskan bahwa upaya branding perlu dilakukan agar persepsi pemilih sesuai dengan tujuan dari kam- panye politik. - Tujuan dan Fungst Iklan Politik ‘Brian dalam Me. Nair (2011:94) menyataken bahwa ‘tujuan utama iklan politik adalah informatif dan por suasif, Informatif berarti memberi informsi bahwa dengan memilih kandidat atau partai tertentu. maka kualitas hidup masyarakat bisa berubah. Sedangkan persuasif dimaksudkan untuk menghadapi persaingan antar peserta pemilu dan mendorong masyarekat agar memilih, Iklan politik. Khususnya iklan audiovisual, me- mainkan peranan strategis dalam political market Wacane Volume XII No.3, Agustus 2013 ing. Nursal (2004: 256) mengutip Riset Falkowski & ‘Cwalian (1999) dan Kaid (1999) menunjukkan, iklan politike berguna untuk beberapa bal berikut : 1)Mem- bentuk citra kontestan dan sikap emosional terhadap kandidat, 2)Membanta para pemilih untuk terlepas dari ketidak-pastian pilihan karena mempunyai_kecender- uungen untuk memilih kontestan tertentu. 3)Alat untuk melakukan rekonfigurasi citra kontesten, 4)Mengarah- kan minat untuk memilih kontestan tertentu. 5)Mem- pengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional. 6) Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi para pemilih terhadap kandidst dan event-event politik. Saat ini, iklan politik lebih untuk membangun brand awareness, individual awareness, dan party awareness. (Kompas, 23 Agustus 2008). Iklan politik kini lebih ber- fungsi sebagai pencitraan. Para tokoh politik kemudian senggunakan iklan sebagai serana mencitrakan bahwa diri mereka adalah sosok pemimpin bangsa yang ideal oleh karenanya layek untuk dipilih dalam Pemilu, Iklan politile mengemas tokch politik sedemikian rupa supa- ya mereka memang pantas menjadi pemimpin bangsa. ‘Menurut Valentino etall (2002: 91), ikian politi memiliki beberapa fungsi, tergantung pada tehap-tahap Kampanye dan karakteristik calon yang bersangku- tan, Pada tahap awal kampanye iklan tersebut dapat difokuskan pada kualitas pribadi si calon dalam upaya memperkenalkan nama calon dan menumbuhkan kes- adaran mengenai posisi-posisi isu penting. Iklan yang bertentangan dengan posisi-posisi tersebut, kualifikasi, dan perbedaan-perbedaan relevan lainnya di antara para, calon biasanya disajikan pada tahap kampanye selan- jutnya. Sedangkan pada tahap akhir kampenye materi iklan biasanya difokuskan pada Derbagai isu lain yang berkaitan dengan isu penting tersebut dalam upaya mendorong para pemilih untuk memalih calon tersebut dan menolzk calon-calon Iainnya. Aktivasi dan pengua- tan kembali basis dukungan bagi sicalon selalu menjadi hal yang penting diperhatikan dalam kampanye. Keber- hasilan pelaksanaan tanggungjawab pekerja kampanye pada tingkat grassroots, dan mobilisasi dukungan yang belum terlihat sangat tergantung pada efektif tidaknya strategi iklan politik. ‘Jenis Iklan Politik Ada tiga cara iklan dalam berkomunikesi yzitu tiga cara menyampaikan pesan secara positif, negatif dan black campaign. Pada tahapan iklan positif biasenya para pemasang iklan menyerukan agar dia dipilih kare- na sejumlah program dan kepribadian yang electability. ‘Negative campaign adalah seruan ajakan agar masyara- Ket momilif kendidat ateu parpol dikarenakan pesaing- nya lemah atau buruk. Black campaign adalah i politik yang bersifat fitnah, dalam artian apa-apa y: disampaikan tidak berdasarkan pada Kebenaran yi namun demi kebutuhan beriklan hel tersebut dilakul Salah seorang yang menyatakan dirinya sebagai Gidat presiden demi kebutuhan iklan rela melaka hal-hal yang belum pernah dilakukannya. Mengunji deerab-dacrah torpencil, berpelukan dengan masy: kat-masyarakat di sana (Kurniawan, 13 Januari, 201 Devlin dalam Mulyana (1999 : 97.98) membe kan iklan politik ke dalam Kategori sebagai berilest Iklan primitif : iklan yang biasanya artificial, dan tampek dibuat-bust, Talking heads : iklan yang biasanya dirancang unts meriyoroti sebush isu dan menyampaikan citra bab kandidat mampu menangani isu tersebut dan mat smelakukan pekerjaan selanjutnya. Iklan negatif ; iklan yang menyerang kebif kandidat atsu parpol lawan, Tian konsep - : iklan yang dirancang untuk unt gembarkan ide-ide besar dan penting mengera akan situasi informasi dan alami. Contohnya iklan: ‘memuat tentang kehidupan pribadi kandidat. Tklan testimonial: iklan dengan menampillan monial baik dari orang biesa maupun tokoh-tokoh te kemuka yang dikagumni. untuk memberikan penilaian. Iklan ini tidak netral ‘mun terkesan netral karcna disampaikan secara narati Menurat Cangera (2009 :345) mengutip Rol Baulais dalam Combs (1993) membagi iklan politi ‘tas empat macam, yakni Ikan serangan : iklan yang ditujukan untui mendeskreditkan lawan politik, Iklan Argumen : iklan yang memperlihatkan ‘mampvan para kandidat untuk mengatasi masalah-ma. salah yang mereke hadapi Tkian ID :iklan yang memberi_pemahama: mengenai siapa sang kandidat kepada para pemilih Iklan resolusi : iklan di mana para kandidat men: ‘impulkan pemikiran mereka untuk para pemilih, Isi Pesan dan Karakteristik Iklan Politik Pesen iklan politik secara garis besar terbagi sesuai pemasangnya. Jike pemasangnya adalah ler = iklan ee yang == yang Skukan skukan. Sskukan enjungi ssyara- 2013) =cut : = kaku Solitik baga non parpol maka inti pesan politik mencakup (2). Penjelasan Pemilu sebagai sarana demokrasi. (2). Seruan supaya masyarakat datang ke tempat pemung- tutan suara . Sedangkan jika pemasangnya parpol maka pesannya berupa : (1). Sosialisasi atau penguatan in- gatan lambeng, nomor dan ketua partei, (2). Ajakan supaya mencoblos partai tersebut pada hari pemilihan (Hamad, 2004 = 33). Seiring dengan berjalannya wakiu muncul beragam isi pesan iklan politik yang mencoba mengangkat isu- isu aktual yang berkembang dalam masyaraket. Scba- gian besor isi peson iklan politik menyangkut aspek- aspek kemiskinan, pengangguran, daya beli rakyat, Kebutuhan pokok rakyat luas, keadilan hukum, ke- amanan, dan kesatuan-persatuan bangsa. Scmentara pada sisi program, tema utama iklan juga cenderung bervariasi, Ada yang berjanji untuk mengembangken rasa cinta pada produk sendiri, membela petani, penye- diaan lapangan kerja, harga bahan pokok yang murah (Mangkuprawira, 2008). Iklan politike yang dapat dengan mudah dilihat mu- Jai dari poster, spanduk, baliho, iklan televisi sampai di ‘media internet cenderung menonjolkan kandidat dan ti- dak berusaha memberikan informasi yang jelas sching- 2 masyarakat banyak yang mnerasa bahwa iklan politi ‘enya merupakan scbvah rayuan yang tidak menunjuk- ‘Ken kompetensi yang dibutuhikan. Pada intinya iktan ‘politikdi Indonesia masih bergulat dengan tiga hal yai- ‘ts kandidst dan partai politik lebih suka mengagungkan ‘cites, ktxrang mengangkat isu-isu penting dalam iklan- ‘aya den cendicrang menggunakan nuansa emosional SS Seescicen rasionslitas (Danial, 2009: 225). ‘Dacssl (2009 : $1) membagi iklan politik memurut SS Sad Pcherapa kategori, yaitu : iiss Iss (issve ads) adalah iklan-iklan politik par- Sb as Gescist yang Gokus pada isurisu yang men- $B concer masyarcict secara umum atau posisi ke- Seeks cepecti Eehijaan ekonomi, kebijakan luar sagen, topsktopsk yang terkeit dengan kesejahteraan sosial dan lamnya. ‘Kien menjusl citsa (image content) adelah iklen- tkian politik tclevisi yang lebih menjual karakteristik personel atsu Kuslites yang ada pada sang kandidat, seperti latar belakang, Kerakter atau prestasi yang telah cibuat sebelnm pencslonan. Tklan slogan adalah iklan yang tidak berisi state~ jment apepun , hanya berist slogan pariai aiau ajakan untuk memilih. Tian kombinasi adalah iklan yang memuat bentuk dkdan isu sekaligus iklan citra. Setiyono (2008 -39) menyebutkan unsur terpenting ‘Yoni Retnowatl, EFEKTIMTAS KLAN DALAN ERAI PARTISHPASI POLITH yang ditonjolkan dalam iklan- iklan politik TV dalam Pemiln 1999 memberi kesan miskin gagasan dan ti dak banyak berbeda dengan iklan kecap. Seharusnya iklan-iKlan politik baik di TV maupun media Iainnys lebih berorientasi pada isu atau program yang dijanji kan para politikue atau kandidat presiden. Iklan politi juga seharusnya memuat visi dan misi parpol yang bisa dijadikan dasar pijakan bagi pemilih untuk menentukan pilihan. ‘Me. Nair (2011 : 102-105) menganggap iklan poli- tik pada dasamya sama seperti iklan komersial tetapi mempunyai karakteristik tersendiri , antara lain : ‘The shrinking spot, iklan politik biasenya berdurasi 30-60 detik. ‘The rise of image , isinya lebih menckankan citra sang kandidat bukan pada isu yang diangkat dalam ‘idan. Myth and Symbol, iklan politile yang isinya lebih banyak mengandung simbol-simbol. Signifiying power, iklan politik yang digunakan sebagai simbol kekuatan , artinye ikian ini biasa digu- nakan oleh pibak penguasa yang memiliki pengalaman serta kredibilitas. Proses Komunikas! Periklanan Periklanan merupakan scbuah proses komunikasi yang bertujuan membujuk orang untuk mengambil tin- dakan yang menguntungkan bagi pihak pembust iklan ‘yang ditujuken untuk mempengaruhi perasaan, penge- tahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemiki- ran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suate produk atau merek, jadi iklan harus dibust sedemikian rupa agar dapat mensrik minat khalayak, orisinal, serta memiliki kerakteristik tertentu dan persuasi para kon- sumen atau Khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yeng diin- ginkan pengiklan (Jefkins, 1997: 18), Laswell mengatakan bahwa metode yang baik un- tuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab per- tanyaan sebagai berikut: who, Says, What, in which channel, To Whom, With What Effect? (Mc Quail and Sven, 1986 : 10). Berdasarkan paradigma Lass- ‘well tersebut, komunikasi adalah suatu proses pe- nyampaian pesan oleh komunikator kepada kormuni- kan melalui media yang menimbulkan efek tertentu Paradigma Lasswell menunjuken behwa komunikasi meliputi 5 (lima) unsur sebagai jawaban dari per nyataan yang diajukannya itu (Effendy, 2000 : 10). 1). Komunikator (Communicator, Source, Send- er) adalah pengiklan ataupun produsen yang ingin mengiklankan produk marketnya kepada konsumen

You might also like