SVE INCOMES Te0R
ye es ee ee
ilmukomunikasiWACANA
‘Juenal KimiahHinu Komunikas
ISSN 1412 - 7873
‘Volume XII No. 3 Agustus 2013, Him, 201 - 298
Terbir 4 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Juni, Agustus dan November, Berisi tulisan y
diangkat dari hasil penelitian di bidang [mu Kormunikasi. Artikel telaah (review article) dimuat a
aundangan. ISSN 1412 - 7873
Ketua Penyunting
H. Hanafi Murtani
Wakil Ketua Penyunting
TI, Sugijono
Penyunting Pelaksana
Bayquni
Juni Muryadi
Tata Usah:
Maria Meliala
Wagiyo
Slamet
Linda Anggraeni
‘Alamat Tata Usaka : Fakultas Iimu Komunikasi Universitas Prof Dr. Moestopo (Beragamay
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kajian [mu Komunikasi, Betalamat di Jl. Hang Leki
V8 Gelora Jakarta Pusat 12070. Telp. 021 7261433 Fax. 021 7252685 / 7248517. Email
jurnalwacanaf@moestopo.ac.id
Jurnal Iimiah Tmu Komunikasi WACANA diterbitkan sejak Juni 2002 oleh Pusat Penelitian das
Pengabdian Kepada Masyarakat, Edisi online : jurnalfikom.moestopo.acid
Kami menerima talisan yang belum diterbitkan oleh media lain, Ketentuan tulisan dapat dilihat pads
halaman terakhir jumal ini, Kami akan melakukan seleksi dan penyuntingan ager sesuai dengan format
beku juenal ini, Semua tulisan yang dimvat, juga disiarkan melalui situs ejoumalwacana.com
Dicetak di Percetakan MCM Jakarta. Isi di luar tanggungjawab Percetakan.EFEKTIVITAS IKLAN DALAM MERAIH PARTISIPASI POLITIK
Yuni Retnowati
Program Studi Periklanan, Akademi Komanikasi Indonesia YPK Yogyakarta
yretnowati@yahoo.com
Abstract
‘Jn Indonesia a great political advertising budget has been spent on some media. Television as a medium that
absorbed the largest share of advertising play important roles in the spread of political advertising. Most of the
content of the advertising message is directed to candidates imaging by displaying false impressions and cir-
cumstances that does not actually. One of the goals of political advertising is currently to persuade audience to
participate in election and vote for candidates from a political party who advertise. The effectiveness of advertis
ing political questionable because frequently found groups who does not participate in the olection. As part of
the marketing communication, advertising can't work alone to gain public support and participation. Integrated
‘marketing comntunication is the right solution to help improve political participation other than to be followed by
the candidate's credibility and clarity offered programs of political parties.
Keyword : Political’advertising, Political parties, Participation, Credibility, Effectiveness
Pendahuluan
emily baru akeri berlangsung 2014, namun se-
P= ‘Oktober 2012 iklsn politike sudsh terlihat
‘marak di berbagai media baik cetak, elektronik
maupun luar rung. KPI menemuken ratusan iklan
politik TV, di berbagai stasiun TV seperti MNC Group,
TV One dan Metro TV. Bebcrapa parpol sudah mulai
marak memasang iklan caleg di media cetak, elek-
tronik dan baliho dalam jumlah banyak di daerah-dae-
rah, Salah satunya yang sudah melakukan dengan masif
adalah ealeg DPR dari Nasdem.
Pada tahun 2012 menurut lembaga riset Nielsen
Kategori pemerintahan atau parpol menjedi pengiklan
ko-2 terbeser_setolah produk telekomunikasi dengan
belanja ikdan Rp. 4,3 triliun. Pada tahun 2013 secara
nasional belanja iklan politik diperkirakan sebesar Rp.
12,5 triliun dan diprediksikan ekan terus naik hingga
2014, Sebagian besar iklan politik atau sekitar 63 %
discrap media TV, media cetak 30 % sedangkan iklan
out door berada pada kisaran 7 % (www.okezone.com,
14 Februari 2013),
Tidan politik di ruang publik dikritik sebagai tinda
kan narsis yang hanya menjual janji kosong. Di bebera-
‘pa wilayah parpol juga telah diminta mengurangi kam-
panye iklan Iuar ruang karene dinilai menimbulkan
kescmrawataa jalan. Iklan Iuar ruang yang menyolok
menimbulkan efek psikologis bagi pengguna jalan dan
dapat mengganggu lalu lintas. Sementara itu, para kan-
didat dari parpol_peserta Pemila yang sckaligus juga
‘menjadi pemilik media cenderung melemahkan objek-
tivites, netralitas, kebcrimbangan dan keadilen media
kkarena keborpihakan pada salah satu kandidat atau par-
tai politik, Misalnya redaksi MNC_ Group menayang-
kan iklan dan pemberitazn mengenai Hanura kerena
perubahan afiliasi politik Hary Tenoesoedibjo. Sebel-
umnya RCTI kerap menayangkan iklan partai Nasdem.
Scdangkan TV One yang dimiliki keluarge Baki lebih
sering menayangkan pemberitaan tentang Abu Rizal
‘Balai dan iklan politik tentang pencalonannya sebagai
presiden RI 2014.
‘Menjelang Pemilu bisa dimaklumi kalau partsi poli-
tik saling berebut pengaruh melatui pencitraan sehing-
‘ga meresa perlu beriklan di berbagai media terutama
media _massa yang mempunyai jangkauan luzs. Media
massa _mempanyai kemampuan dalam mempengaruhi
opini publik dan perilaku masyarakat schingga ber-
peran penting dalam kampanye partai politik. Melalui
media massa partai politik bisa secara efektif meng-
Komunikasikan program kerja, pesan politik maupun
pemberitukan image partai atau individu
Bombardir iklan politik di berbagei media telah me-
nyerang masyarakat Indonesia dan tidak bisa dihindari.Wacana Volume XII No.3, Agustus 2012
Media massa cukup Kuat diandalkan untuk mening-
‘atkan popularitas dan inilah yang dimonfzatkan oleh
marketing politik. Semakin banyek frelauensi muneul di
nedia massa perscntase popalaritas juga naik. Naiknya
popularitas ini diharapkan berpengaruh pada nilsi clek-
tabilitas pada Pemilu mendatang.
‘Sekitar 70 % anggaran kampanyc telah dialokasi-
ean untuk membayar media coverage. Seharusnya cu-
taap efektif untuk meningkatkan dukungan rakyat pada
Pemilu, Namun yang terjadi bombardir iklan ini jus-
tru membingungican masyarakat karena pada sebagian
jklan ditemmukan kurang informasi tentang sosok, kom-
‘petensi dan program kendidat parpel. Apelagi tampilan
Hilan-iklan politik sulit dibedakan. Semua berbicara
tentang Keberpihakan kepada masyarakat pinggiran
dengen_mengedepankan sosok tokoh yang mendomi-
‘nasi durasiilelan tanpa keunikan konsep, perbedaan ide
dan eksekusi. Lembaga Survei Nasional menurjuk-
‘kan 53,9 % masyarakat kurang percaya kepada parpol.
Pada Pemilu 2014 angka golput diprediksi tinggi. Ka~
sus korupsi yang membelit polities dari hampir semua
parpol besar membuatnya Kkehilangan kepervayaan dan
dukungan masyarakat.
‘Fakta di lapangan berkaitan dengan ilden politik
xyang cilancarkan parpol menimbulkan pertanyaan ten
fang efektivitas idan dalam mendapatkan pertisipas!
politk yang, akon terlihat dari jumlah perolchan suas
pada Pemilu 2014 mendatang. Apaksh dengan ikder
aja dapat mempengarubi opini pemilih yang pada gil
rannya nanti akan meningkatkan elektabilitas pada Fe-
itu 2014?
‘Pengertian Iklan
‘Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa
pengertian, antara lain dari sudut pandang komunikes)
dan psikologi. Perbedaan pengertian terse~
but membawa konsekuensi yang berbeda. Dari sudut
pandang Komunikasi_ cenderung menckankan esbagsi
proses peayampaian pesan dari konsunikator kepada
Yomunikan, Pemaknaan dari perepektif pemasaran
monekankan sebagai alot pemasaran untuk menjual
produk sedangkan perspektif psikologi menckanken
aspek persuasif pesan.
Dusn dan Barban dalam Widyatama (2007 : 15)
menyatakan bahwa iklan adalah bentuk kegiatan Ko-
fmunilasi non personal yang disarmpaikan lewat media
Gengan membayar Twang yang dipakainya untuk ™e-
nyampeien pesan. persuasit kepada Konsumen oleh
porsschasn, lembaga non kemerilaupun pribadi yang
Eerkepentingan. Dari definisi terscbut iklan merapskan
coeie pease pecumsif untuk koounikasi pemesaran
atau Komunikesi publik tentang suatu produk (barang:
atau jasa) yang disampaikan melahii mecia, dibiayst
ich pengiklan serta ditujuken kepada khalayak.
Sebagei bentuk komunikasi, periklanan merupakan
pecan yang disampaikan kepada konsumen unt me-
Pank perhatian, memberi informasi,menghibur dan d+
fraksudkan untuk menimbulkan respon. Sunarto (2004
17383) menggolongkan tujuan periklanan sebagai = (1)
idan informatif, Q). Idan persuasif, dan (3). Ulan
pengingat
‘Menurut Ogilvy dalam Kleppner (2009 : 56)
periklanan adalah percakapan personal. Kenyateannye
Periklanan bukan percakspan personal yang interaitit
Jarena mengendalkan komunikasi massa yang bersifat
tak langeang dan kompleks. Sebagai bentulc komonika-
i macea, periklanan menyampaikan informasi produk
atuke menarik pembeli di paser, Dalam perannya seb-
agai branding, iklan mengubsh sebuah produk dengs=
merciptakan image yang melampaui fakta, Tklen jugs
me ‘bentule komunikasi pemasaran yang me
gnilild kelebihan dan kelemahan. Kekuotan iklan yang
‘tama adalah kemampuannya untukemenjangkau audic
cris dalam jumlah yang sangat banyak.
“Menurat Feflins (1996 : 39) iklan dapat digolons-
xan menjadi 6 kategori yaitu (1), iklan konsumen, Q)-
idan bisnis, @).iklan perdagangan, (4). Tklan everan.
() iklan rekruitmen , dan (6). Iklan politike
Iklan Sebagai Komponen. Komunikasi dari Bauram
‘Pemasaran
Tian adalah salah satu Komponen komunikas
‘dari bauran pemasaran. Iklan adalah jenis kemunikas
pemasaran yang mengecu kepada semva bento tekm\k
Tomunikasi yang diguaskan,pemasar untak menjang:
Kau Konsumennya dan menyampaikan pesannya. Pm
pat komponen bauran pemasaran beserta perangkat das
Joknik: kornunikasi yang terkait adalah seperti Gamba
1. (Moriarty etall, 2011 : 6).
‘integrated marketing communication adalah lang
ah untuk menyatukan semua alat dan pesan komuni
asi pemasaran sehingga pesan persuasif untule mem
promosikan brand dapat menjadi lebih padu. Denes
Jemikian iklan hanyalah salah sotu alat komunike:
pemasaran . Iklan bekerja melalui proses dan wak
Premengarubi pilihan dan kesetiaan seseorang _ terhs
dap suatu produk, gagasen atau seorang tokol. Scbus
brand membutuhkan wakru yang panjang untuk me
capai respons loyalitas audiens.
Sejak era reformasi yang kemudian ditkuti siste
pemilihan presiden den kepala daerah secara angst
Fendepat fenomena marketing politik yang merupaks
‘puibat logis dari dibukanya sistem politik yang2g,
ne
5
RETR AS B
=
3
=
ie
‘Yor! Retnowatl. EFEKTIVITAS KLAN DALAM MERI PARTSI®KS! POLITIK
Produk Place (Distribusi)
Desain dan pengembangan Saluran distribusi
Branding (Calupan pasar
Pengemesan Penyimpanan
Pemeliharaan
Price (Harga) ‘Communication
Price copy Penjualan personal
Penetapan harga psikologis Advertising
Penyelarasan harga Sales Promotion
‘Penenuan nilai Direct marketing
‘Marketing / Public Relations
Point- of -sale
Gamber 1 . Empat Komponen Bauran Pemaseran
mokratis. Politik yang demokratis kini bisa dianalogi-
kan dengan kompetisi dalam dunia bisnis, di mana kan-
didat harus memperebutkan calon pemilih (konsumen)
sebagai khalayak sasaran. Salah satu alat yang lazim
digunakan dalam marketing politik adalah ikdan, dis-
amping berbagai tools komunikasi lainnya.
Tkdan Politik
Tklan politik merupakan bagian dari aktivitas pema-
saran politik (political marketing). Pemasaran.politik
yakni serangkaian aktivitas terencana, strategis, dan
laktis, berdimensi jangka panjang maupun pendek
untuk menycbarken makna politik kepada pemilih
(Nursel, 2004: 67).
Bolland dalam Cangara (2009 : 230) melihat iklan
politik merajuk pada pembelian dan penggunaan ruang
‘klan, dibayar berdasarkan tarif Komersil untuk mengir-
imkan pesan politik kepada audicns massa.
Iklan politik sccara singkat dideskripsikan sebagai
penyiaran yang bersifat informatif dan persuasif den-
gen tnjuan untuk meraih pemberi suare dan memberi-
kan mereka pilihan politik yang meliputi partai politik,
Xandidat dan program. Tujuan yang ingin dicapai oleh
siaran ini tidak hanya untuk menaikkan popularitas
‘Kandidat tetapi lebih kepads untuk membuat pemberi
suara memilih kandidat yang menjadi sponsor dari
iklan. Bentuk dan isi dari iklan yang mampu meraih
audiens melalui media ini di bawah kendali dari aktor
politik, media (TTV, radio, surat kebar, internet) dan sal-
tran transmisi lainnya (Dudek, 2007: 2)
Iklan sebagai komunikasi politik yang penting den-
gon kualitas jumnalistik yang menampilkan situasi dan
kondisi secara langsung diharapkan mampu menawar-
kan fakta yang jelas tentang bagaimana partai politik
atau kandidat menunjukkan dirinya di depan khalayak
pemilih. Idan dalam kampanye politik merupakan do-
lcumentasi kenyataan dari kelaiasaan politik persuasif
modern (Scammell and Langer, 2006: 5). Persuasif di
sini dapat dijelaskan scbagai manipulasi dari simbol
oleh suatu pihak dengan usaha untuk membuat peruba-
han tertentu terhadap pihak Jainnya. Demikian juga
dengan iklan politik yang berusaha untuk merayu pe-
milih untuk memilih kandidat atau partai. Iklan politik
menarik konsumen atau pemilih, Keterlibatan antara
kendidat atau partai dengan pemilih serta penghargean
(Motanky,2004: 1). Penghargaan di sini merupakan ke-
suksesan yang salah satu indiketomya dapat tercermin
dari hasil polling. Keberhasilan kampanye politik tidak
hanya mengandalkan iklan politik,. Motanky (2004: 1)
menjclaskan bahwa upaya branding perlu dilakukan
agar persepsi pemilih sesuai dengan tujuan dari kam-
panye politik. -
Tujuan dan Fungst Iklan Politik
‘Brian dalam Me. Nair (2011:94) menyataken bahwa
‘tujuan utama iklan politik adalah informatif dan por
suasif, Informatif berarti memberi informsi bahwa
dengan memilih kandidat atau partai tertentu. maka
kualitas hidup masyarakat bisa berubah. Sedangkan
persuasif dimaksudkan untuk menghadapi persaingan
antar peserta pemilu dan mendorong masyarekat agar
memilih,
Iklan politik. Khususnya iklan audiovisual, me-
mainkan peranan strategis dalam political marketWacane Volume XII No.3, Agustus 2013
ing. Nursal (2004: 256) mengutip Riset Falkowski &
‘Cwalian (1999) dan Kaid (1999) menunjukkan, iklan
politike berguna untuk beberapa bal berikut : 1)Mem-
bentuk citra kontestan dan sikap emosional terhadap
kandidat, 2)Membanta para pemilih untuk terlepas dari
ketidak-pastian pilihan karena mempunyai_kecender-
uungen untuk memilih kontestan tertentu. 3)Alat untuk
melakukan rekonfigurasi citra kontesten, 4)Mengarah-
kan minat untuk memilih kontestan tertentu. 5)Mem-
pengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional. 6)
Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi
para pemilih terhadap kandidst dan event-event politik.
Saat ini, iklan politik lebih untuk membangun brand
awareness, individual awareness, dan party awareness.
(Kompas, 23 Agustus 2008). Iklan politik kini lebih ber-
fungsi sebagai pencitraan. Para tokoh politik kemudian
senggunakan iklan sebagai serana mencitrakan bahwa
diri mereka adalah sosok pemimpin bangsa yang ideal
oleh karenanya layek untuk dipilih dalam Pemilu, Iklan
politile mengemas tokch politik sedemikian rupa supa-
ya mereka memang pantas menjadi pemimpin bangsa.
‘Menurut Valentino etall (2002: 91), ikian politi
memiliki beberapa fungsi, tergantung pada tehap-tahap
Kampanye dan karakteristik calon yang bersangku-
tan, Pada tahap awal kampanye iklan tersebut dapat
difokuskan pada kualitas pribadi si calon dalam upaya
memperkenalkan nama calon dan menumbuhkan kes-
adaran mengenai posisi-posisi isu penting. Iklan yang
bertentangan dengan posisi-posisi tersebut, kualifikasi,
dan perbedaan-perbedaan relevan lainnya di antara para,
calon biasanya disajikan pada tahap kampanye selan-
jutnya. Sedangkan pada tahap akhir kampenye materi
iklan biasanya difokuskan pada Derbagai isu lain yang
berkaitan dengan isu penting tersebut dalam upaya
mendorong para pemilih untuk memalih calon tersebut
dan menolzk calon-calon Iainnya. Aktivasi dan pengua-
tan kembali basis dukungan bagi sicalon selalu menjadi
hal yang penting diperhatikan dalam kampanye. Keber-
hasilan pelaksanaan tanggungjawab pekerja kampanye
pada tingkat grassroots, dan mobilisasi dukungan yang
belum terlihat sangat tergantung pada efektif tidaknya
strategi iklan politik.
‘Jenis Iklan Politik
Ada tiga cara iklan dalam berkomunikesi yzitu tiga
cara menyampaikan pesan secara positif, negatif dan
black campaign. Pada tahapan iklan positif biasenya
para pemasang iklan menyerukan agar dia dipilih kare-
na sejumlah program dan kepribadian yang electability.
‘Negative campaign adalah seruan ajakan agar masyara-
Ket momilif kendidat ateu parpol dikarenakan pesaing-
nya lemah atau buruk. Black campaign adalah i
politik yang bersifat fitnah, dalam artian apa-apa y:
disampaikan tidak berdasarkan pada Kebenaran yi
namun demi kebutuhan beriklan hel tersebut dilakul
Salah seorang yang menyatakan dirinya sebagai
Gidat presiden demi kebutuhan iklan rela melaka
hal-hal yang belum pernah dilakukannya. Mengunji
deerab-dacrah torpencil, berpelukan dengan masy:
kat-masyarakat di sana (Kurniawan, 13 Januari, 201
Devlin dalam Mulyana (1999 : 97.98) membe
kan iklan politik ke dalam Kategori sebagai berilest
Iklan primitif : iklan yang biasanya artificial,
dan tampek dibuat-bust,
Talking heads : iklan yang biasanya dirancang unts
meriyoroti sebush isu dan menyampaikan citra bab
kandidat mampu menangani isu tersebut dan mat
smelakukan pekerjaan selanjutnya.
Iklan negatif ; iklan yang menyerang kebif
kandidat atsu parpol lawan,
Tian konsep - : iklan yang dirancang untuk unt
gembarkan ide-ide besar dan penting mengera
akan situasi informasi dan alami. Contohnya iklan:
‘memuat tentang kehidupan pribadi kandidat.
Tklan testimonial: iklan dengan menampillan
monial baik dari orang biesa maupun tokoh-tokoh te
kemuka yang dikagumni.
untuk memberikan penilaian. Iklan ini tidak netral
‘mun terkesan netral karcna disampaikan secara narati
Menurat Cangera (2009 :345) mengutip Rol
Baulais dalam Combs (1993) membagi iklan politi
‘tas empat macam, yakni
Ikan serangan : iklan yang ditujukan untui
mendeskreditkan lawan politik,
Iklan Argumen : iklan yang memperlihatkan
‘mampvan para kandidat untuk mengatasi masalah-ma.
salah yang mereke hadapi
Tkian ID :iklan yang memberi_pemahama:
mengenai siapa sang kandidat kepada para pemilih
Iklan resolusi : iklan di mana para kandidat men:
‘impulkan pemikiran mereka untuk para pemilih,
Isi Pesan dan Karakteristik Iklan Politik
Pesen iklan politik secara garis besar terbagi
sesuai pemasangnya. Jike pemasangnya adalah ler= iklan
ee yang
== yang
Skukan
skukan.
Sskukan
enjungi
ssyara-
2013)
=cut :
= kaku
Solitik
baga non parpol maka inti pesan politik mencakup
(2). Penjelasan Pemilu sebagai sarana demokrasi. (2).
Seruan supaya masyarakat datang ke tempat pemung-
tutan suara . Sedangkan jika pemasangnya parpol maka
pesannya berupa : (1). Sosialisasi atau penguatan in-
gatan lambeng, nomor dan ketua partei, (2). Ajakan
supaya mencoblos partai tersebut pada hari pemilihan
(Hamad, 2004 = 33).
Seiring dengan berjalannya wakiu muncul beragam
isi pesan iklan politik yang mencoba mengangkat isu-
isu aktual yang berkembang dalam masyaraket. Scba-
gian besor isi peson iklan politik menyangkut aspek-
aspek kemiskinan, pengangguran, daya beli rakyat,
Kebutuhan pokok rakyat luas, keadilan hukum, ke-
amanan, dan kesatuan-persatuan bangsa. Scmentara
pada sisi program, tema utama iklan juga cenderung
bervariasi, Ada yang berjanji untuk mengembangken
rasa cinta pada produk sendiri, membela petani, penye-
diaan lapangan kerja, harga bahan pokok yang murah
(Mangkuprawira, 2008).
Iklan politike yang dapat dengan mudah dilihat mu-
Jai dari poster, spanduk, baliho, iklan televisi sampai di
‘media internet cenderung menonjolkan kandidat dan ti-
dak berusaha memberikan informasi yang jelas sching-
2 masyarakat banyak yang mnerasa bahwa iklan politi
‘enya merupakan scbvah rayuan yang tidak menunjuk-
‘Ken kompetensi yang dibutuhikan. Pada intinya iktan
‘politikdi Indonesia masih bergulat dengan tiga hal yai-
‘ts kandidst dan partai politik lebih suka mengagungkan
‘cites, ktxrang mengangkat isu-isu penting dalam iklan-
‘aya den cendicrang menggunakan nuansa emosional
SS Seescicen rasionslitas (Danial, 2009: 225).
‘Dacssl (2009 : $1) membagi iklan politik memurut
SS Sad Pcherapa kategori, yaitu :
iiss Iss (issve ads) adalah iklan-iklan politik par-
Sb as Gescist yang Gokus pada isurisu yang men-
$B concer masyarcict secara umum atau posisi ke-
Seeks cepecti Eehijaan ekonomi, kebijakan luar
sagen, topsktopsk yang terkeit dengan kesejahteraan
sosial dan lamnya.
‘Kien menjusl citsa (image content) adelah iklen-
tkian politik tclevisi yang lebih menjual karakteristik
personel atsu Kuslites yang ada pada sang kandidat,
seperti latar belakang, Kerakter atau prestasi yang telah
cibuat sebelnm pencslonan.
Tklan slogan adalah iklan yang tidak berisi state~
jment apepun , hanya berist slogan pariai aiau ajakan
untuk memilih.
Tian kombinasi adalah iklan yang memuat bentuk
dkdan isu sekaligus iklan citra.
Setiyono (2008 -39) menyebutkan unsur terpenting
‘Yoni Retnowatl, EFEKTIMTAS KLAN DALAN ERAI PARTISHPASI POLITH
yang ditonjolkan dalam iklan- iklan politik TV dalam
Pemiln 1999 memberi kesan miskin gagasan dan ti
dak banyak berbeda dengan iklan kecap. Seharusnya
iklan-iKlan politik baik di TV maupun media Iainnys
lebih berorientasi pada isu atau program yang dijanji
kan para politikue atau kandidat presiden. Iklan politi
juga seharusnya memuat visi dan misi parpol yang bisa
dijadikan dasar pijakan bagi pemilih untuk menentukan
pilihan.
‘Me. Nair (2011 : 102-105) menganggap iklan poli-
tik pada dasamya sama seperti iklan komersial tetapi
mempunyai karakteristik tersendiri , antara lain :
‘The shrinking spot, iklan politik biasenya berdurasi
30-60 detik.
‘The rise of image , isinya lebih menckankan citra
sang kandidat bukan pada isu yang diangkat dalam
‘idan.
Myth and Symbol, iklan politile yang isinya lebih
banyak mengandung simbol-simbol.
Signifiying power, iklan politik yang digunakan
sebagai simbol kekuatan , artinye ikian ini biasa digu-
nakan oleh pibak penguasa yang memiliki pengalaman
serta kredibilitas.
Proses Komunikas! Periklanan
Periklanan merupakan scbuah proses komunikasi
yang bertujuan membujuk orang untuk mengambil tin-
dakan yang menguntungkan bagi pihak pembust iklan
‘yang ditujuken untuk mempengaruhi perasaan, penge-
tahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemiki-
ran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suate
produk atau merek, jadi iklan harus dibust sedemikian
rupa agar dapat mensrik minat khalayak, orisinal, serta
memiliki kerakteristik tertentu dan persuasi para kon-
sumen atau Khalayak secara sukarela terdorong untuk
melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yeng diin-
ginkan pengiklan (Jefkins, 1997: 18),
Laswell mengatakan bahwa metode yang baik un-
tuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab per-
tanyaan sebagai berikut: who, Says, What, in which
channel, To Whom, With What Effect? (Mc Quail
and Sven, 1986 : 10). Berdasarkan paradigma Lass-
‘well tersebut, komunikasi adalah suatu proses pe-
nyampaian pesan oleh komunikator kepada kormuni-
kan melalui media yang menimbulkan efek tertentu
Paradigma Lasswell menunjuken behwa komunikasi
meliputi 5 (lima) unsur sebagai jawaban dari per
nyataan yang diajukannya itu (Effendy, 2000 : 10).
1). Komunikator (Communicator, Source, Send-
er) adalah pengiklan ataupun produsen yang ingin
mengiklankan produk marketnya kepada konsumen