You are on page 1of 8

‫‪Khutbah Pertama dari Khutbah Jumat Syawal‬‬

‫والعاقبَةِّ العالمين ربِّ هلل الحمد‬ ‫ْوانِّ وال ل ْلمتَّقين ْ‬ ‫على َِّّ‬
‫إال عد َ‬ ‫أن وأشهد َّ‬
‫الظالمين َ‬ ‫رب له شريك ال وحده إالهللا إله ال ِّْ‬ ‫الم ْرسلين وإلَ ِّهَ ْالعالمين َِّّ‬
‫ْن الفارقِّ المبين بالكتابِّ المبعوثِّ ورسوله عبده محمدا أن وأشهد واأل َ َرضين السَّمواتِّ وقَي ُّْو َِّم‬ ‫والرشادِّ ْ‬
‫والغَيِّ والضَّاللِّ الهدى بَي َِّ‬ ‫َّ‬ ‫وال َّ‬
‫شكِّ‬
‫صالةِّ َو ْاليَقين‬
‫على والسَّالمِّ وال َّ‬
‫سيدِّ مح َّمدِّ شَفيْعنا و َحبيْبنا َ‬
‫أجمعين وصحبه آله وعلى المجاهدين قائدِّ و المهت َدين إمامِّ و الم ْرسلين َ‬

‫س ًكا الدين بهذا والت َّ َمسُّكِّ وجل عز هللا بتقوى وإياي أوصيكم المسلمون فياأيها‬
‫من باهلل أعوذ ‪،‬الكريم كتابه في تعالى هللا فقال ‪.‬قَويًّا ت َ َم ُّ‬
‫ين أَيُّ َها يَا“ الرجيم الشيطان‬
‫ّللاِّ اتَّقوا آ َ َمنوا الَّذ َِّ‬ ‫ون َوأ َ ْنت ِّْم إ َّالِّ ت َموت َِّّ‬
‫ن َو َالِّ تقَاتهِّ َح َّقِّ َّ َ‬ ‫‪ ،‬مسْلم َِّ‬

‫ثِّ زَ ْو َج َها م ْن َها َو َخلَ َقِّ َواح َدِّة نَ ْفسِّ م ْنِّ َخلَقَك ِّْم الَّذي َربَّك ِّم اتَّقوا النَّاسِّ أَيُّ َها يَا‬
‫االِّ م ْنه َما َوبَ َّ‬
‫يرا ر َج ً‬
‫سا ًءِّ كَث ً‬ ‫ّللا َواتَّقوا َون َ‬ ‫ونِّ الَّذي ََِّّ‬ ‫سا َءل َ‬ ‫بهِّ ت َ َ‬
‫ن َو ْاأل َ ْر َح َِّ‬
‫ام‬ ‫ّللا إ َِّّ‬ ‫علَيْك ِّْم ك َِّ‬
‫َان ََِّّ‬ ‫َرقيبًا َ‬

‫ين أَيُّ َها يَا‬


‫ّللا اتَّقوا آ َ َمنوا الَّذ َِّ‬ ‫سديدًا قَ ْو ًِّ‬
‫ال َوقولوا ََِّّ‬ ‫ن ذنوبَك ِّْم لَك ِّْم َويَ ْغف ِّْر أ َ ْع َمالَك ِّْم لَك ِّْم يصْل ِّْ‬
‫ح َ‬ ‫از فَقَ ِّْد َو َرسولَهِّ َِّّ‬
‫ّللاَ يطعِّ َو َم ِّْ‬ ‫عظي ًما فَ ْو ًزا فَ َِّ‬
‫َ‬

‫‪Jamaah‬‬ ‫‪Jumat‬‬ ‫‪yang‬‬ ‫‪dirahmati‬‬ ‫‪Allah,‬‬


‫‪Selama Ramadhan, sebulan penuh kita berpuasa. Puasa Ramadhan yang target‬‬
‫‪utamanya adalah membentuk kita menjadi bertaqwa. Sebagaimana firman Allah‬‬
‫‪Subhanahu wa Ta’ala:‬‬

‫ين أَيُّ َها يَا‬


‫ب آ َ َمنوا الَّذ َِّ‬
‫علَيْك ِّم كت َِّ‬ ‫علَى كت َِّ‬
‫ب َك َما الصيَ ِّ‬
‫ام َ‬ ‫ون لَعَلَّك ْمِّ قَبْلك ِّْم م ْنِّ الَّذ َِّ‬
‫ين َ‬ ‫تَتَّق َِّ‬

‫‪“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah‬‬
‫”‪diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa‬‬
‫)‪(QS. Al Baqarah: 183‬‬

‫‪Taqwa itu seperti apa? Para ulama biasa mendefinisikan singkat. Taqwa adalah‬‬
‫‪mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.‬‬

‫‪Dalam Al Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan karakter orang bertaqwa dalam‬‬
‫‪banyak ayat. Di antaranya dalam Surat Ali Imran ayat 133-135 yang insya Allah kita kaji‬‬
‫‪secara singkat dalam khutbah jumat Syawal ini.‬‬

‫‪Allah Azza wa Jalla berfirman:‬‬


‫سارعوا‬ َ ‫ن َم ْغف َرةِّ إلَى َو‬
ِّْ ‫ع ْرض َها َو َجنَّةِّ َربك ِّْم م‬
َ ِّ‫س َم َوات‬ َّ ‫َّت َو ْاأل َ ْرضِّ ال‬
ِّْ ‫ين أعد‬ َِّ ‫ ل ْلمتَّق‬. ‫ين‬َِّ ‫ون الَّذ‬
َِّ ‫ين َوالض ََّّراءِّ الس ََّّراءِّ في ي ْنفق‬ َِّ ‫ظ َو ْالكَاظم‬ َِّ ‫ْالغَ ْي‬
َِّ ‫عنِّ َو ْالعَاف‬
‫ين‬ َ ِّ‫ّللا النَّاس‬
َِّّ ‫ب َو‬ُِّّ ‫ين يح‬َِّ ‫ ْالمحْ سن‬. ‫ين‬
َِّ ‫ش ِّةً فَعَلوا إذَا َوالَّذ‬َ ‫ظلَموا أ َ ِّْو فَاح‬ َ ‫ّللا ذَكَروا أ َ ْنف‬
َ ‫سه ِّْم‬ ََِّّ ‫ن لذنوبه ِّْم فَا ْست َ ْغفَروا‬ َِّ ‫الذُّن‬
ِّْ ‫وب يَ ْغفرِّ َو َم‬
ِّ‫ّللاِّ إ َّال‬
َّ ‫علَى يص ُّروا َولَ ِّْم‬ َ ‫يَ ْعلَم‬
َ ‫ونِّ َوه ْمِّ فَعَلوا َما‬

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-
orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon
ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui. (QS. Ali Imran: 133-135)

1. Gemar berinfaq
Karakter orang bertaqwa yang pertama adalah gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang
maupun sempit.

َ ‫ون الَّذ‬
ِّ‫ين‬ َِّ ‫َوالض ََّّراءِّ الس ََّّراءِّ في ي ْنفق‬

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit
(QS. Ai Imran: 134)

Bulan Ramadhan yang disebut juga sebagai syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak
berinfaq. Rasulullah juga mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh
lebih dermawan pada bulan Ramadhan.

Infaq dan sedekah yang telah dilatih di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter
kita karena itulah karakter orang bertaqwa; berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun
sempit. Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Berinfaq baik di tanggal muda
maupun tanggal tua. Tentu besarannya disesuaikan dengan kemampuan.

Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka mencontohkan gemar berinfaq dalam
segala kondisi. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan Perang
Tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk
berinfaq.

Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan
harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni Perang Tabuk. Ketika ditanya Rasulullah, “Apa
yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh
hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku.”

Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih
banyak daripada infaq Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku.” Ketika
ditanya Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab,
“Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”

Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak
pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”

Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk
berinfaq. Ada pula sahabat yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq
segenggam kurma.

Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit
seperti itu.” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam
kurma karena kemampuannya memang hanya sebesar itu.

Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga
tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya.
Yang ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah.
Persis seperti sabda Nabi:

َ َ‫ص َدقَةِّ نَق‬


ْ ‫ص‬
‫تِّ َما‬ َ ِّ‫َمالِّ م ْن‬

“Tidaklah sedekah mengurangi harta” (HR. Muslim)

Maka mari kita miliki karakter orang bertaqwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah,
sedekahlah! Insya Allah kita akan dijadikan kaya oleh Allah.
2. Menahan marah
Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah menahan marah, mampu mengelola emosi.

َ ‫ظِّ َو ْالكَاظم‬
ِّ‫ين‬ َ ‫ْالغَ ْي‬

dan orang-orang yang menahan amarahnya (QS. Ali Imran: 134)

Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa
Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan
sekalipun ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ِّ‫ جنَّةِّ الصيَام‬، َ‫ال‬ ْ ‫الَ يَ ْرف‬


ِّ َ‫ثِّ ف‬ ِّ ‫ يَجْ َه ْلِّ َو‬، ‫ن‬ ِّْ ‫صائ ِّم إنى فَ ْليَق‬
ِّ ‫ل شَات َ َمهِّ أ َ ْوِّ قَاتَلَهِّ ْامرؤِّ َوإ‬ َ

“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan
mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia
mengatakan: aku sedang berpuasa” (Muttafaq ’alaih)

Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan
tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa
menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.

Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari
darah tinggi, kolestreol, hingga diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.

Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu


menahan marah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.

َ ‫شديدِّ لَي‬
ِّ‫ْس‬ َّ ‫ع ِّة ال‬ َّ ‫س ِّه يَ ْملكِّ الَّذى ال‬
ُّ ‫ بال‬، ‫شديدِّ إنَّ َما‬
َ ‫ص َر‬ َ ‫ب ع ْن َِّد نَ ْف‬ َ َ‫ْالغ‬
ِّ ‫ض‬

“Orang yang kuat bukanlah orang (menang dalam) gulat, tetapi orang kuat (yang
sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Baca juga: Puasa Syawal

3. Memafkan manusia
Karakter orang bertaqwa yang ketiga adalah adalah suka memaafkan.

َ ‫عنِّ َو ْالعَاف‬
ِّ‫ين‬ َ ِّ‫النَّاس‬

Dan memaafkan manusia (QS. Ali Imran: 134)

Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesahalah
orang lain. Dan memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru
menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

‫ّللا زَ ا َدِّ َو َما‬ َ ِّ‫الَّ بعَ ْفو‬


َِّّ ‫ع ْبدًا‬ ِّ ‫ع ًّزا إ‬

“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan
semakin memuliakan dirinya” (HR. Muslim)

Memaafkan juga membuat hati lapang, penuh kedamaian dan mudah bahagia.
Sebaliknya, tidak memaafkan alias mendendam akan memicu hormon kortisol yang
mengakibatkan berbagai penyakit termasuk jantung, kanker dan stroke.

4. Suka berbuat baik


Karakter keempat dari orang bertaqwa adalah suka berbuat baik; ia menjadi muhsinin.

ِّ‫ّللا‬
َّ ‫ب َو‬ َِّ ‫ْالمحْ سن‬
ُِّّ ‫ين يح‬

Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS. Ali Imran: 134)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah
orang yang membalas kejelekan dengan kebaikan.
Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung
silaturahim dengannya, ini adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru
memaafkan dan menolongya saat membutuhkan, juga contoh muhsinin.

Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah
seharusnya karakter itu kita teruskan sepanjang tahun karena itulah karakter orang
bertaqwa.

5. Segera bertaubat
Karakter kelima dari orang bertaqwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-
Nya ketika melakukan dosa dan kemaksiatan.

َ ‫ش ِّةً فَعَلوا إذَا َوالَّذ‬


ِّ‫ين‬ َ ‫ظلَموا أ َ ْوِّ فَاح‬ َ ‫ّللاِّ ذَكَروا أ َ ْنف‬
َ ِّ‫سه ْم‬ َِّ ‫ال الذُّن‬
َ َّ ‫وب يَ ْغف ِّر َو َم ْنِّ لذنوبه ِّْم فَا ْست َ ْغفَروا‬ َِّّ ‫ّللاِّ إ‬
َّ ‫علَى يص ُّروا َولَ ِّْم‬ َ ‫يَ ْعلَم‬
َ ‫ونِّ َوه ْمِّ فَعَلوا َما‬

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)

Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum.
Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa
berbuat maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat; ingat Allah, memohon
ampun kepadaNya dan tidak mengulanginya lagi.

Demikianlah karakter kelima dari orang bertaqwa, sekaligus mengakhiri khutbah


pertama dari khutbah Jumat Syawal ini.

‫الراحمين خير انت و وارحم اغفر رب وقل‬

Khutbah Kedua dari Khutbah Jumat Syawal


ِّ‫ل الَّذي َّلِلِّ ْال َح ْمد‬ َ ‫ظه َرهِّ ْال َحقِّ َودينِّ ب ْاله َدى َرسولَهِّ أ َ ْر‬
َِّ ‫س‬ ْ ‫علَى لي‬ َِّ ‫ْالم ْشرك‬
َ ِّ‫ون كَرِّهَ َولَ ِّْو كلهِّ الدين‬
ِّ‫أن أ َ ْش َهد‬
ِّْ ‫يك ال َوحْ َدهِّ هللاِّ إال إلَ ِّهَ ال‬
َِّ ‫لَهِّ شَر‬، ِّ‫أن وأشهد‬
َِّّ ‫ورسوله عبْده م َح َّمدًا‬. َ
‫ين أَيُّ َها يَا‬
َِّ ‫ّللا اتَّقوا آ َ َمنوا الَّذ‬ َِّّ ‫ال تقَاتهِّ َح‬
ََِّّ ‫ق‬ َِّ ‫ن َو‬ َِّّ ‫ون َوأ َ ْنت ِّْم إ‬
َِّّ ‫ال ت َموت‬ َِّ ‫مسْلم‬
Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Lima karakter orang bertaqwa ini harus kita miliki; suka berinfaq, menahan marah,
memaafkan manusia, suka berbuat baik dan bersegera bertaubat.

Jika kita memilikinya, maka insya Allah kita memiliki karakter orang bertaqwa sekaligus
menjadi harapan kita termasuk orang yang bertaqwa. Menjadi orang yang bertaqwa
bukan hanya menunjukkan bahwa puasa kita berhasil namun juga akan membawa kita
menjadi orang yang sukses sebagaimana firman-Nya:

َ ‫َازا ل ْلمتَّق‬
ِّ‫ينِّ إ َّن‬ ً ‫َمف‬

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itulah orang-orang yang memperoleh


kemenangan, memperoleh kesuksesan (QS. An Naba’: 31)

Sukses di dunia, sukses di akhirat. Berlimpah kebaikan dan keberkahan di dunia, dan
insya Allah di akhirat dimasukkan Allah ke dalam surgaNya.

Mengakhiri khutbah Jumat syawal ini, marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.

َ ُّ‫صل‬
َ َّ ِّ‫ونِّ َو َم َالئ َكت َه‬
ِّ‫ّللاِّ إ َّن‬ َ ِّ‫ين أَيُّ َها يَا النَّبي‬
َ ‫علَى ي‬ َِّ ‫صلُّوا آ َ َمنوا الَّذ‬
َ ‫علَي ِّْه‬ َ ‫تَسْلي ًما َو‬
َ ‫سلموا‬

ِّ‫ل اَللَّه َّم‬


ِّ ‫ص‬
َ ِّ‫لى‬
َ ‫ع‬ َ ‫لىِّ م َح َّم ِّد‬
َ ‫ع‬ َ ‫صلَّي‬
َ ‫ْتِّ كَمِّا َ م َح َّم ِّد آلِّ َو‬ َ ِّ‫لى‬
َ ‫ع‬ َ ‫لىِّ إب َْراهي َِّْم‬
َ ‫ع‬ َ ‫آل َو‬
ِّ ‫ك إب َْراهي َِّْم‬ َِّ َّ ‫ك اَللَّه َِّّم َمجيْدِّ َحميْدِّ إنـ‬ ِّْ ‫لىِّ باَر‬
َ ‫ع‬َ ِّ‫لى م َح َّمد‬ َِّ ‫ع‬ َ ‫م َح َّمدِّ آلِّ َو‬
َ ‫ت كَمِّا‬ َِّ ‫لى با َ َر ْك‬
َِّ ‫ع‬
َ ‫لى إب َْراهي َِّْم‬َِّ ‫ع‬ َ ‫ك إب َْراهي َْمِّ آلِّ َو‬
َِّ َّ ‫َمجيْدِّ َحميْدِّ إنـ‬

َِّ ‫و ْالمؤْ منَاتِّ ل ْلمؤْ مني‬،


ِّ‫ْن ا ْغف ِّْر اللَّه َّم‬ َِّ ‫و ْالمسْل َماتِّ َو ْالمسْلمي‬،
َ ‫ْن‬ َ ِّ‫واأل َ ْم َواتِّ م ْنه ِّْم األَحْ يَاء‬،
َ ‫ك‬َِّ َّ‫سميْعِّ إن‬
َ ِّ‫عاءِّ مجيْبِّ قَريْب‬
َ ‫ال ُّد‬

َِّ ‫سبَقونَا الَّذ‬


‫ين َوِل ْخ َواننَا لَنَا ا ْغف ْرِّ َربَّنَا‬ َ ِّ‫ال ب ْاِلي َمان‬ َِّ ‫ك َربَّنَا آ َ َمنوا للَّذ‬
ِّ ًّ ‫ين غ‬
َِّ ‫ال قلوبنَا في تَجْ عَ ْلِّ َو‬ َِّ َّ‫َرحيمِّ َرءوفِّ إن‬

ِّْ ‫َب َه َد ْيتَنَا إ ِّْذ بَ ْع َدِّ قلوبَنَا تز‬


‫غ َالِّ َربَّنَا‬ ِّْ ‫ن لَنَا َوه‬ َِّ ‫ك َرحْ َم ِّةً لَد ْن‬
ِّْ ‫ك م‬ َ ‫ْال َو َّهابِّ أ َ ْن‬
َِّ َّ‫تِّ إن‬

ِّ‫ َم ْرحِّ ْو ًما َج ْمعًا َهذَا َج ْمعَنَا اجْ عَ ْلِّ اللَّه َّم‬، ‫ل‬ ِّْ ‫ َم ْعص ْو ًما تَف َُّرقًا بَ ْعدهِّ م‬، ‫ع َوال‬
ِّْ َ‫ن تَف َُّرقَنَا َواجْ ع‬ ِّْ ‫َمحْ ر ْو ًما َوال شَقيًّا َمعَنَا َوال ف ْينَا ت َ َد‬

ِّ‫َافِّ َوالتُّقَى ْاله َدى نَسْأَل َكِّ إنَّا اللَّه َّم‬


َ ‫َوالغنَى َوالعَف‬
‫‪،‬و ْالمسْلمي َِّ‬
‫ْن اِل ْسالَ َمِّ أَع َّزِّ اللَّه َّمِّ‬ ‫علَى كَل َمت َه ْمِّ َوأَجْ م ِّْع ‪،‬صف ْوفَه ْمِّ اللَّه َِّّم َو َوح ِّد َ‬ ‫ين ش َْو َك ِّةَ َوا ْكس ِّْر ‪،‬ال َح ِّ‬
‫ق َ‬ ‫َّ‬
‫‪،‬الظالم َِّ‬ ‫لعباد َكِّ َواأل َ ْم َنِّ ال َّ‬
‫سالَ َِّم َوا ْكتبِّ‬
‫أَجْ َمع َِّ‬
‫ين‬

‫ل اللَّه َّمِّ‬
‫علَ ْينَا أ َ ْنز ِّْ‬ ‫س َماء بَ َركَاتِّ م ِّْ‬
‫ن َ‬ ‫ن لَنَا َوأ َ ْخر ِّْ‬
‫ج ال َّ‬ ‫َواِل ْك َرامِّ ْال َجالَلِّ ذَا يَا أَرزَ اقنَا وكلِّ َوزر ْوعنَا ث َمارنَا في لَنَا َوبَار ِّْ‬
‫ك ‪،‬األ َ ْرضِّ َخي َْراتِّ م ِّْ‬

‫سنَ ِّةً ال ُّد ْنيَا في آتنَا َربَّنَا‬


‫سنَ ِّةً اآلخ َرةِّ َوفي َح َ‬ ‫عذَ َ‬
‫ابِّ َوقنَا َح َ‬ ‫النَّارِّ َ‬

‫سانِّ ب ْالعَدْلِّ يَأْمرِّ هللاَِّ إ َّنِّ‪ :‬هللاِّ عبَا َدِّ‬ ‫ن لَعَلَّك ِّْم يَعظك ِّْم َو ْالبَ ْغيِّ َو ْالم ْنكَرِّ ْالفَحْ شَاءِّ َ‬
‫عنِّ َويَ ْن َهى الق ْربَى ذي َوإ ْيت َاءِّ َواِلحْ َ‬ ‫تَذَ َّكر ْو َِّ‬

‫***‬

‫‪Demikian Khutbah Jumat Syawal bertema 5 Karakter Orang Bertaqwa, yang disampaikan‬‬
‫‪Ust Muchlisin BK pada khutbah Jumat 8 Syawal 1439 H di Petronas‬‬

You might also like