You are on page 1of 14

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA PROGRAM


INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG
(Studi Kasus pada Puskesmas Mijen)

Eri Virdasari, Septo Pawelas Arso, Eka Yunila Fatmasari


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: erivirda@gmail.com

Abstract: Death in Indonesia is dominated by Non-Communicable Diseases and


Communicable Diseases.Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga is one of the Puskesmas's efforts to improve health services.The initial
step of PIS-PK is family data collection. Semarang is one of the regions that has
collected data on PIS-PK families with 6 special location. Puskesmas Mijen is
one of the Puskesmas with the lowest data coverage. This study aims to analyze
the implementation of family data collection activities seen from input, process,
and output.This research is a qualitative research method with in-depth
interviews with 17 informants, as well as observing the aspects of input, process,
and output. The results of the research on the input variables indicate that the
availability of personnel is sufficient, but constrained in the competence and
workload of officers, funds, infrastructure, and the use of policies.The process
variable shows that the implementation is not in accordance with the guidelines
or plans, because the socialization is not evenly distributed, the distribution of
tasks is not appropriate, and unscheduled supervise.In the output variable, the
implementation is not in accordance with the predetermined schedule and target.
Family data collection activities are still 69% of the 100% target.However, these
results have been good enough because the Puskesmas has carried out
activities with limited resources. Suggestions for the Semarang City Health Office
are scheduled monitoring and evaluation.Puskesmas could immediately utilizes
PIS-PK data as material for program planning, conducting cross-sector
socialization and coordination, and procuring supporting infrastructure for family
data collection activities.

Keywords : Family Data Collection, PIS-PK, Health Center


PENDAHULUAN Menular (PTM) mengalami
Latar Belakang peningkatan dari tahun 1995-2007
Angka kesakitan dan kematian yaitu dari 41,7% menjadi 59,5%. (3)
merupakan indikator dalam menilai Berdasarkan Profil Kesehatan
derajat kesehatan masyarakat. (1) Provinsi Jawa Tengah tahun 2016
Penyakit Tidak Menular (PTM) jumlah kasus hipertensi di Provinsi
merupakan penyebab utama Jawa Tengah sebesar 473.603
kematian secara global. Penyebab kasus. (4) Sedangkan Kota Semarang
kematian di Indonesia masih merupakan wilayah dengan jumlah
didominasi oleh Penyakit Tidak hipertensi tertinggi di Provinsi Jawa
Menular. (2)Berdasarkan data SKRT Tengah sebesar 66.072 kasus. (5)
1995, SKRT 2001, dan Riskesdas Prioritas penyakit menular,
2007, proporsi Penyakit Tidak masih tertuju pada penyakit

52
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tuberkulosis, HIV/AIDS,malaria, Program Indonesia Sehat


diare, dan penyakit infeksi lainnya. dengan Pendekatan Keluarga di
Tuberkulosis merupakan penyakit tingkat Puskesmas dilaksanakan
menular sebagai salah satu melalui kegiatan: 1) melaksanakan
penyebab utama kematian. pendataan kesehatan semua
Berdasarkan data WHO Global anggota keluarga, 2) membuat dan
Tuberculosis Report tahun 2016, mengelola pengkalan data
Indonesia merupakan negara Puskesmas,3)
dengan jumlah kasus tuberkulosis menganalisis,merumuskan
baru terbanyak kedua di dunia. Tren intervensi masalah kesehatan, dan
insiden kasus TBC di Indonesia tidak menyusun rencana Puskesmas 4)
pernah menurun, masih terdapat melakukan kunjungan rumah dalam
kasus yang belum terjangkau dan kegiatan promotif, preventif, kuratif,
terdeteksi, meskipun sudah dan rehabilitatif, 5) melakukan
terdeteksi dan diobati tetapi belum pelayanan kesehatan (dalam dan
dilaporkan. (6) Angka keberhasilan luar) melalui pendekatan siklus
pengobatan kasus tuberkulosis di hidup, dan 6) melakukan Sistem
Indonesia sebesar 85%, masih Informasi dan Pelaporan
berada di bawah target nasional Puskesmas. Program Indonesia
yaitu 90%. (1) Angka keberhasilan Sehat dengan Pendekatan Keluarga
pengobatan tuberkulosis di Provinsi dilaksanakan dengan
Jawa Tengah pada tahun 2016 mengintegrasikan dalam manajemen
sebesar 76,9% berada di bawah Puskesmas. (7)
target 90%. (4) Begitu pula angka Pendataan keluarga yang
keberhasilan pengobatan TBC paru dilakukan terhadap seluruh keluarga
di Kota Semarang pada tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas
sebesar 83% masih berada dibawah merupakan langkah awal Program
target nasional yaitu 90%. (5) Indonesia Sehat dengan
Upaya dalam mencapai Pendekatan Keluarga, sehingga
pembangunan kesehatan dapat pada langkah ini harus kelola
dilakukan dengan pendayagunaan dengan baik supaya langkah-
seluruh potensi yang dengan langkah berikutnya dapat berfungsi
melaksanakan Program Indonesia secara optimal. Tujuan pendataan
Sehat. Program Indonesia Sehat keluarga adalah untuk memperoleh
merupakan salah satu program data kesehatan setiap keluarga
Nawa Cita ke 5 yaitu meningkatkan khususnya data mengenai 12
kualitas hidup manusia Indonesia. indikator sebagai penanda status
Program Indonesia Sehat kesehatan keluarga untuk
(8)
menegakkan 3 pilar utama yaitu:(1) perencanaan di Puskesmas.
Penerapan paradigma sehat, Kota Semarang merupakan
(2)Menguatkan pelayanan salah satu wilayah dengan 6
kesehatan,dan (3)Pelaksanaan puskesmas yang menjadi lokasi
Jaminan Kesehatan Nasioanal khusus untuk melaksanakan
(JKN). (7) Program Indonesia Sehat pendataan keluarga PIS PK.
dengan Pendekatan Keluarga Berdasarkan data Dinas Kesehatan
merupakan salah satu upaya Kota Semarang, Puskesmas Mijen
Puskesmas untuk meningkatan merupakan Puskesmas dengan
jangkauan sasaran dan capaian pendataan terrendah dari 6
meningkatkan akses masyarakat Puskesmas lokus di Kota Semarang.
pada pelayanan keluarga. (6) Cakupan pendataan pada tahun

53
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2016 sebesar 72% dan cakupan (input), proses (proses) dan keluaran
pada tahun 2017 mengalami (output). Subjek dalam penelitian ini
penurunan menjadi 28%, hal diambil dengan menggunakan
tersebut menunjukkan bahwa metode purposive sampling. Informan
pendataan keluarga di Puskesmas utama adalah kepala puskesmas,
Mijen belum mencapai target koordinator program, dan anggota tim
sebesar 100%. (9) Berdasarkan studi pendataan keluarga sehat. Informan
pendahuluan, Puskesmas Mijen triangulasi adalah staff bidang
belum dapat mencapai target Pelayanan Kesehatan DKK Kota
pendataan keluarga karena waktu Semarang, kepala
pendataan yang terbatas, komitmen desa/kelurahan,masyarakat sudah
petugas kurang untuk melaksanakan terdata KS, dan masyarakat belum
kegiatan, warga susah ditemui, serta terdata KS. Pengumpulan data
evaluasi belum dilakukan secara melalui wawancara mendalam,
berkala. Meskipun Puskesmas observasi, dan dokumentasi.
sudah melakukan sosialisasi
internal dan eksternal namun hal HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut belum dapat membantu 1. Variabel Maskukan (Input)
Puskesmas untuk menyelesaikan a. Sumber Daya Manusia (Man)
pendataan keluarga. Tenaga kegiatan
Pelayanan kesehatan yang pendataan keluarga
optimal dipandang sebagai satu dilakukan oleh tenaga
kesatuan yang terpadu yang puskesmas berjumlah 30-50
dinamakan dengan sebuah sistem. tenaga medis dan non medis.
Azrul Azwar menggambarkan Hal tersebut sesuai dengan
sebuah sistem merupakan Permenkes No 39 Tahun
serangkaian elemen yang saling 2016, bahwa tenaga
berhubungan yang terdiri dari pendataan keluarga tenaga
masukan (input), proses (process), puskesmas, karena dapat
keluaran (output), dampak dilakukan pemberian
(outcome), lingkungan informasi kesehatan
(environment), dan umpan balik menggunakan pinkesga
(feedback). (10) maupun penyuluhan
Berdasarkan latar belakang kesehatan. (11)
tersebut, perlu dilakukan penelitian Ketersediaan tenaga
mengenai pelaksanaan kegiatan dirasa kurang, karena
pendataan keluarga Program mempunyai tugas pokok di
IndonesiaaSehat dengan Puskesmas, akibatnya
PendekatanaKeluarga di pendataan PIS PK hanya
PuskesmasaKota Semarang (Studi dijadikan sebagai tugas
Kasus di Puskesmas Mijen). tambahan.
Sejalan dengan hasil
METODE PENELITIAN penelitian Markus (2018)
Penelitian ini adalah penelitian bahwa beban tugas sehari-
kualitatif dengan pendekatan hari sudah menyita tenaga
deskriptif. Penelitian dilaksanakan dan waktu sehingga sulit
pada bulan Maret sampai Juli 2018. apabila ditambahkan dengan
Objek yang akan diteliti adalah tugas melaksanakan PIS PK.
(12)
pelaksanaan kegiatan pendataan
keluarga PIS PK dari segi masukan

54
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Dalam pelaksanaan Training (OJT) bagi petugas


kegiatan pendataan keluarga lainnya di Puskesmas
Puskesmas Mijen sudah dibawah supervisi Dinkes
bekerjasama dengan institusi Kab sebagai ToT. (13)
lain yaitu mahasiswa Unimus b. Dana (Money)
jurusan Keperawatan Dana yang diterima
sebanyak kurang lebih 10 puskesmas untuk
orang dan petugas gasurkes melaksanakan kegiatan
sebanyak kurang lebih 18 pendataan keluarga berasal
orang. dari dana BOK dan BLUD.
Hal tersebut sesuai Dana BOK yang sudah
dengan Permenkes Nomor diterima oleh puskesmas
39 Tahun 2016 diketahui sebesar 50 juta belum cukup
bahwa puskesmas dapat untuk memenuhi berbagai
bekerjasama dengan institusi kebutuhan puskesmas dalam
lain atau merekrut tenaga melaksanakan kegiatan
untuk pengumpulan data. (11) pendataan keluarga, seperti
Latar belakang untuk mengadakan
pendidikan tenaga sosialisasi/ pertemuan, biaya
pendataan minimal D3 penggandaan formulir dan
Kesehatan. Pelatihan sudah pinkesga, dan biaya
berikan baik dari transportasi tenaga.
Kementerian Kesehatan, Berdasarkan penelitian
Dinas Kesehatan Provinsi, Laelasari (2017) bahwa
maupun Dinas Kesehatan keterbatasan dana berakibat
Kota. Namun, pelatihan pada keterbatasan semua
kurang mendukung karena, komponen yang berkaitan
jumlah tenaga yang terlatih dengan kelancaran kegiatan
hanya sedikit, dan waktu seperti anggaran sosialisasi,
pelatihan kurang lama untuk transport petugas,
mendalami materi terkait penggandaan kuisioner,
pelaksanaan turun ke penggandaan pinkesga,
lapangan. Selain itu, tidak komputer, laptop, dan sinyal.
(8)
semua tenaga terlatih
melakukan kegiatan Dana BOK tidak
pendataan keluarga karena dialokasikan sesuai dengan
tenaga terlatih memilki Permenkes Nomor 19 Tahun
kesibukan pekerjaan, waktu 2017, yaitu untuk transpotasi
yang terbatas karena harus tenaga pendataan, namun
melaksanakan pelayanan di dalam pelaksanaanya
puskesmas dan usia tenaga mahasiswa tidak diberikan
dalam kategori dewasa akhir uang transportasi.
dan lansia kurang memahami Sedangkan dana BLUD
teknologi KS, sehingga digunakan untuk pengadaan
pendataan keluarga alat seperti tensimeter dan
dilimpahkan kepada tenaga stetoskop. (14)
yang berusia muda. Berdasakan hasil
Untuk menanggulangi penelitian Markus (2018)
masalah kekurangan SDM, bahwa pengumpulan data
maka diadakan On The Job yang melibatkan tenaga dari

55
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

luar puskesmas dan komputer tidak tersedia


menggunakan dana BOK. (12) dalam proses pendataan. (17)
c. Sarana Prasarana (Material) Aplikasi Keluarga Sehat
Sarana prasarana yang baik versi android maupun
dibutuhkan untuk mendukung website masih sering error,
dalam pelaksanaan kegiatan sehingga belum dapat
pendataan keluarga di dijalankan sebagaimana
Puskesmas Mijen terdapat mestinya karena jaringan
kesesuaian dengan pedoman yang kurang kuat serta
yang terdiri dari Prokesga, sistem tidak dapat
Pinkesga, komputer, koneksi menerjemahkan pertanyaan
internet, tensimeter, yang ada dalam prokesga.
stetoskop, family folder, Dinas Kesehatan Kota
ruang penyimpanan, alat Semarang sedang mencoba
transpotasi, id card, alat tulis, aplikasi baru khusus untuk
aplikasi dan stiker. Kota Semarang sebagai
Sedangkan Dinas Kesehatan pemudah dalam perhitungan
Kota Semarang memberikan di masing-masing
bantuan sarana prasarana puskesmas untuk mengatasi
berupa tablet beserta memori aplikasi KS yang sering eror.
card sebanyak 10 buah. (11) d. Kebijakan dan SOP (Method)
(15) (16)
Kebijakan yang ada
Berdasarkan hasil harus meliputi SK
penelitian, Puskesmas Mijen Bupati/Walikota atau SK
mengalami keterbatasan Kadinkes, SK Kepala
sarana prasarana dalam Puskesmas, Pemenkes
kegiatan pendataan keluarga Nomor 44 Tahun 2016
seperti tensimeter, komputer, tentang Pedoman
pinkesga, stiker, dan family Manajemen Puskesmas,
folder. Sarana prasarana Permenkes Nomor 39 Tahun
yang tidak tersedia maupun 2016 tentang Permenkes
belum tersedia dalam jumlah Nomor 39 Tahun 2016
yang cukup, karena tidak tentang Pedoman
terdapat dana untuk Penyelenggaraan Program
pengadaan. Keterbatasan Indonesia Sehat dengan
anggaran juga berakibat Pendekatan Keluarga. (16)
pada keterbatasan sarana Kebijakan tersebut
prasarana. (8) sudah tersedia di Puskesmas
Berdasarkan hasil maupun Dinas Kesehatan.
penelitian Kuntum (2018) SK Puskesmas dalam bentuk
menyatakan bahwa faktor SK Tim, begitu juga SK
penghambat pelaksanaan Dinas Kesehatan. Sosialisasi
PIS PK dari segi sumber kebijakan sudah dilakukan,
daya adalah fasilitas dan namun belum semua tenaga
infrastruktur program yang mengetahui isi kebijakan
ada belum maksimal. tersebut.
Peralatan yang digunakan Pemanfaatan kebijakan di
dalam menjalankan aktivitas Puskesmas menggunakan
masih menggunakan acuan dari petunjuk teknis
pelalatan pribadi. Pinkesga Kementerian Kesehatan.

56
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Namun, belum dimanfaatkan Puskesmas Mijen tidak


sesuai dengan petunjuk yang mempunyai target untuk
ada, karena tenaga merasa setiap hari.
kewalahan dan waktu yang Perencanaan kegiatan
terlalu lama apabila harus meliputi tahap persiapan
melakukan sesuai dengan PISPK. Namun, sosialisasi
petunjuk teknis tersebut.
yang dilakukan belum merata
Seharusnya terdapat
dan data penduduk yang
SOP untuk turun ke lapangan
supaya dalam diperoleh dari kelurahan tidak
pelaksanaannya sesuai berdasarkan jumlah KK dan
dengan prosedur. Jika nama KK, melainkan jumlah
SOP/Juknis bahkan jiwa sehingga puskesmas
pedoman penyelenggaran perlu melakukan pengecekan
tidak tersedia, maka akan data sampai ke tingkat RT
membuat pelaksanaan yang supaya data KK yang peroleh
baik tidak bisa diharapkan. valid.
Petugas akan melakukan Berdasarkan hasil
pekerjaan menurut penelitian Badan Penelitian
pemahamannya sendiri, tidak dan Pengembangan
ada instrument yang
Kesehatan (2017)
mengendalikan mutu
pekerjaannya. (18) menyatakan bahwa
2. Variabel Proses (Process) sosialisasi eksternal sangat
a. Perencanaan dibutuhkan untuk
Tujuan kegiatan mendapatkan dukungan dari
pendataan keluarga adalah camat, kepala desa, dan
untuk mengetahui masalah jajaranya. Hal tersebut
kesehatan masyarakat di dilakukan untuk keperluan
wilayah kerja Puskesmas listing rumah tangga yang
Mijen, dengan begitu ada di suatu
diketahui indeks kesehatan desa/RW/RT/dusun secara
dari tingkat keluarga, RT, riil untuk perencaaan
RW, Kelurahan, Kecamatan,
pengorganisasian lapangan
bahkan Kota, yang nantinya
dan diperlukan dalam
dapat digunakan untuk
menentukan kegiatan dalam membantu sosialisasi kepada
mengatasi masalah masyarakat terkait
kesehatan yang ada. pendataan keluarga oleh
Berdasarkan Permenkes petugas sehinggga
Nomor 39 Tahun 2016 yang diharapkan tidak ada lagi
menyebutkan bahwa penolakan warga terhadap
pendataan harus dilakukan kehadiran petugas. (19)
kepada seluruh keluarga di Perencanaan waktu
wilayah kerja Puskesmas ditentukan oleh puskesmas
(total coverage). (11) Setiap dan berkoordinasi dengan
tahun Puskesmas Mijen kelurahan. Namun, dalam
mempunyai target 2 pelaksanaanya tidak
kelurahan yang dilalukan disampaikan waktu
pendataan. Namun, pelaksanaan kegiatan

57
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pendataan, sehingga merupakan unsur penting di


anggota keluarga tidak dapat dalam di dalam organisasi
ditemui saat pendataan yang harus ada bagi setiap
keluarga. Selain itu, tidak anggota pelaksana program,
terdapat target waktu karena di dalamnya memuat
penyelesaian, sehingga segala uraian tugas dan
tanggung jawab masing-
pelaksanaan kegiatan
masing petugas. (20)
pendataan keluarga tidak
Koordinasi dilakukan
dapat berjalan sesuai melalui rapat dengan tenaga
tujuan/target yang telah Puksesmas, Dinas
ditetapkan. Kesehatan Kota Semarang,
b. Pengorganisasi dan lintas sektor. Rapat
Sesuai dengan dengan Puskesmas dan
Permenkes Nomor 39 Tahun Dinas Kesehatan tidak
2016, Puskemas Mijen memiliki jadwal yang rutin,
terdapat Pembina wilayah sehingga tidak semua tenaga
yaitu Pembina posyandu di pendataan dapat menghadiri
wilayah kelurahan tersebut. rapat tersebut. Sedangkan
Pembagian tim mulai dari rapat dengan lintas sektor
tingkat kelurahan sampai ke hanya dilakukan sebelum
tingkat RT. Satu tim pelaksanaan kegiatan dan
beranggotakan 2-3 orang tidak disampaikan terkait
yang terdiri dari petugas waktu pelaksanaan kegiatan
medis dan non paramedis. (11) pendataan.
Pembagian tugas di Hal tersebut tidak sesuai
Puskesmas Mijen belum dengan Permenkes Nomor
sesuai dengan pedoman 39 Tahun 2016, karena
yang ada. Pembagian tugas petugas kesehatan tidak
di Puskesmas Mijen terkait memberitahu mengenai
dengan adanya kegiatan jadwal kegiatan pendataan
pendataan keluarga PIS PK keluarga, sehingga seringkali
dibedakan menjadi 2 tim keluarga tidak dapat ditemui
yaitu petugas sebagai tim waktu pelaksanaan kegiatan.
pendata dan tim pengentrian Kendala lain, yang dihadapi
data. Hal tersebut terjadi adalah koordinasi antar tim
karena tenaga merasa yang cukup sulit, karena
kewalahan apabila harus anggota dalam tim memiliki
melakukan 2 pekerjaan. kesibukan tersendiri dan
Selain itu, terdapat tenaga tenaga yang kurang
yang hanya melakukan berpartisipasi dalam
pendataan sedangkan pelaksanaan KS (Keluarga
tenaga lainnya melakukan Sehat).
pendataan sekaligus Berdasarkan hasil
pengentian data. penelitian Lilla (2017) bahwa
Berdasarkan hasil koordinasi dimaksudkan
observasi, pembagian tugas sebagai usaha untuk
tidak dibuat dalam dokumen menyatukan kegiatan-
deskripsi pekerjaaan. kegiatan dari satuan-satuan
Deskripsi pekerjaaan unit organisasi,sehingga

58
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

organisasi bergerak sesuai pendataan keluarga, karena


tujuan. (21) belum ada penganggaran.
c. Pelaksanaan Pengukuran tekanan darah
Pelaksanaan kegiatan tidak dilakukan bagi setiap
pendataan keluarga di anggota keluarga berumur
Puskesmas Mijen dimulai diatas 15 tahun, karena
dengan menjelaskan maksud tenaga pendataan tidak
dan tujuan berkunjung ke membawa alat tensimeter
rumah, wawancara sesuai dengan alasan terlalu lama
dengan formulir prokesga, apabila harus melakukan
melakukan pengukuran pengukuran tekanan darah
tekanan darah menggunakan pada setiap anggota
tensimeter dan stetoskop, keluarga.
memberi saran/ informasi Berdasarkan hasil
kesehatan sesuai dengan penelitian Cicilia (2012)
masalah kesehatan yang bahwa pemeriksanaan
ditemukan, dan terakhir kesehatan pada penjaringan
penempelen stiker. Namun, anak SD harus dilakukan.
kegiatan pendataan keluarga Apabila ada pemeriksanaan
tidak dilakukan melalui yang tidak dilakukan, deteksi
kunjungan rumah dan hanya dini anak SD yang baru
beberapa keluarga yang masuk menjadi tidak lengkap
dikunjungi, serta tidak dan menunjukkan tidak
dilakukan observasi terkait semua risiko kesehatan bisa
dengan 12 indikator. Hal dideteksi dengan benar. (23)
tersebut tidak sesuai dengan Kendala yang dihadapi
peraturan, karena dalam pelaksanaan kegiatan
berdasarkan Permenkes pendataan adalah wilayah
Nomor 39 Tahun 2016 kerja luas dengan jumlah
diketahui bahwa harus penduduk banyak, warga
dilakukan observasi di tidak dapat ditemui seperti
lingkungan rumah. (11) daerah perumahan yang
Pemberian informasi terkadang tidak membukakan
kesehatan belum pintu, hanya bertemu 1/ 2
memberikan/ menggunakan orang dalam 1 keluarga,
pinkesga dengan baik. kurangnya sosialisasi,
Lembar informasi dapat pendataan hanya dapat
tersebar luas dan merupakan dilakukan setelah jam
salah satu cara untuk pelayanan, tenaga kurang
menyampaikan informasi menguasai definisi
kepada wanita dan operasionalnya, kurangnya
keluarganya atau koordinasi antar petugas,
mendukung informasi yang dan kurangnya komitmen
mereka terima. Penggunaan dari petugas. Untuk itu, perlu
leaflet untuk penyuluhan adanya koordinasi baik antar
dapat meningkatkan tenaga pendataan maupun
pengetahuan. (22) puskesmas dengan lintas
Berdasarkan hasil sektor guna memperlancar
observasi, tidak semua kegiatan pendataan
keluarga memperoleh stiker keluarga.

59
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

d. Penilaian terjadwal dan dilakukan 1-2


Pencatatan dan kali dalam 1 tahun.
pelaporan kegiatan dilakukan
oleh Puskesmas kepada 3. Variabel Keluaran (Output)
Dinas Kesehatan dengan Berdasarkan hasil pendataan
format yang sudah keluarga Puskesmas Mijen,
disediakan oleh Dinas diketahui bahwa pelaksanaan
Kesehatan setiap bulan. belum sesuai rencana. Jumlah
Namun, sering terjadi capaian pendataan keluarga di
keterlambatan pelaporan, Puskesmas Mijen masih sebesar
karena tenaga memiliki 69% dari target 100% pada Mei
pekerjaan lainnya, sehingga 2018 dan waktu pelaksanaan
perekapan tidak selesai
juga belum sesuai dengan
sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. rencana yang telah ditentukan
Berdasarkan hasil yaitu harusnya selesai pada
penelitian Sutarman (2008) tahun 2016 dan tahun 2017.
menyatakan bahwa petugas Meskipun terdapat keterbatasan
akan merasa ringan apabila sumber daya, namun
terdapat berbagi kerja pelaksanaan sudah cukup baik
dengan orang lain tentang dalam pencapaian hasil.
pekerjaan yang menjadi Masalah kesehatan yang sering
tanggungjawabnya, tetapi ditemui saat pendataan adalah
akan menjadi berat apabila hipertensi, namun Puskesmas
telah dibebani tanggung Mijen belum memberikan
jawab pekerjaaan lebih dari 1
penyuluhan kesehatan
(rangkap tugas). (24)
menggunakan pinkesga. Hasil
Cara monitoring dan
pendataan keluarga PIS PK di
evaluasi yang dilakukan oleh
Puskesmas Mijen belum
Puskesmas Mijen adalah
dimanfaatkan untuk
melalui rapat/pertemuan mini
merencanakan program
lokakarya bulanan maupun
kesehatan di Puskesmas karena
secara personal. Monitoring
data yang terkumpul belum
dan evaluasi di Puskesmas
lengkap.
Mijen tidak dilakukan secara
Berdasarkan Pemenkes
rutin, yaitu setiap bulan
Nomor 39 Tahun 2016 diketahui
sekali, namun terkadang 1
bahwa pendataan keluarga
bulan 2 kali. Tidak ada
harus dilaksanakan secara pada
waktu khusus untuk
semua keluarga di wilayah kerja
monitoring dan evaluasi,
Puskesmas (total coverage),
terkadang koordinator
apabila terdapat keterbatasan
memanggil secara personal,
sumber daya baik sumber daya
sehingga kehadiran tenaga
manusia maupun dana, maka
pendataan tidak dapat 100%.
pendataan dapat dilaksana pada
Begitu pula dengan
semua keluarga di 1 desa
monitoring dan evaluasi yang
terlebih dahulu kemudian
dilakukan oleh Dinas
melanjutkan ke desa selanjutnya.
Kesehatan yang tidak (11)

60
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil dari aplikasi keluarga c. Sarana prasarana khusus PIS


sehat belum sesuai harapan, PK masih terbatas dan
karena sistem yang eror dan pemanfaatan sarana
jaringan yang lambat. prasarana belum optimal
Hal tersebut sejalan dengan terutama aplikasi KS karena
hasil penelitian Markus (2018) terkendala sistem yang sering
eror, jaringan yang lambat ,
yang menyatakan bahwa
dan waktu yang dianggap
pemasukan data secara online
terlalu lama untuk melakukan
sangat sulit dan lambat, serta pengentrian data.
aplikasi tidak memunculkan nilai d. Meskipun sudah terdapat SK
IKS. Untuk mendapatkan nilai Kepala Puskesmas dan SK
IKS yang tidak dapat muncul Kadinkes, namun belum
beberapa puskesmas semua petugas memahami isi
menggunakan format sendiri dari peraturan tersebut karena
untuk memasukan data secara tidak pernah ditunjukkan/
offline dan menghitung nilai IKS disosialisasikan. Pemanfaatan
nya. Sedangkan agar proses kebijakan belum sesuai
memasukan data online leih karena petugas merasa
lancar beberapa puskesmas kewalahan.
2. Proses (Process)
menganjurkan agar melakukan
a. Perencanaan kegiatan
pada malam hari. (12) pendataan keluarga sudah
KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan dengan tujuan
Kesimpulan untuk mengetahui masalah
Secara umum pelaksanaan kesehatan setiap keluarga.
kegiatan pendataan keluarga di Target pendataan tidak dibuat
Puskesmas Mijen belum optimal target untuk setiap hari,
karena belum sesuai dengan melainkan target tahunan
pedoman dan rencana yang telah sesuai jumlah KK di wilayah
ditetapkan. Meskipun terdapat tersebut. Perencanaan
keterbatasan sumber daya, namun kegiatan sudah dilakukan
pelaksanaan kegiatan pendataan berdasarkan Permenkes
keluarga sudah cukup baik dalam Nomor 39 Tahun 2016,
pencapaian hasil. Hal tersebut dapat namun sosialisasi yang
ditinjau dari: dilakukan belum merata.
1. Masukan (Input) : Pelaksanaan tidak sesuai
a. SDM yang sudah dilatih hanya dengan waktu yang
sedikit dan tidak semua direncanakan dan tidak
tenaga terlatih menjalankan disampaikan kepada warga
tugasnya untuk pendataan terkait jadwal pendataan.
keluarga di lapanga b. Pembagian tugas kurang
b. Ketersediaan dana belum sesuai dengan peraturan dan
mencukupi dan pengalokasian tugas dari masing-masing
dana belum sesuai dengan petugas. Koordinasi dengan
pedoman karena dana lintas sektor masih kurang
transportasi tidak diberikan karena hanya dilakukan waktu
secara merata kepada tenaga sebelum pelaksanaan
pendataan. kegiatan saja.

61
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

c. Pelaksanaan kegiatan pendataan PIS PK dalam


pendataan keluarga belum perencanaan program.
sesuai dengan pedoman dan 2. Puskesmas
rencana yang ada, karena a. Segera memanfaatkan data
terdapat beberapa kegiatan hasil pendataan keluarga
yang tidak dilakukan. Hal sebagai data dasar untuk
tersebut terjadi karena perencanaan program di
terdapat beberapa kendala puskesmas, dan tidak harus
dalam pelaksanaan. menunggu sampai seluruh
d. Pelaporan tidak selalu tepat keluarga di wilayah kerja
waktu. Monitoring dan puskesmas terdata, karena
evaluasi dilakukan tidak berapa pun hasil capaian
dilakukan secara rutin. pendataan sudah dapat
Bentuk monitoring dan dianalisis minimal distribusi
evaluasi melalui rapat maupun frekuensi masalah
personal. kesehatannya, sehingga
3. Keluaran (Output) dapat meningkatkan status
a. Hasil pendataan keluarga dari kesehatan masyarakat.
masih sebesar 69% dari target b. Melakukan kemitraan dengan
100%, namun sudah cukup kader kesehatan serta tokoh
baik karena dengan adanya masyarakat untuk membantu
keterbatasan sumber daya dalam memperlancar
dapat melaksanakan kegiatan kegiatan pendataan
pendataan keluarga dengan keluarga.
baik. Hasil pendataan belum c. Melakukan perhitungan
dimanfaatkan sebagai data secara manual apabila
dasar perencanaan program aplikasi KS tidak dapat
kesehatan di Puskesmas, bekerja sebagai mestinya
karena data yang terkumpul d. Melakukan sosialisasi lebih
belum lengkap. lanjut kepada warga/
b. Hasil aplikasi KS belum kelurahan yang belum
sesuai harapan, karena mendapatkan informasi
sistem yang eror dan jaringan mengenai kegiatan
yang lambat. pendataan keluarga
c. Masalah kesehatan paling e. Menjalin komunikasi dan
banyak hipertensi. Namun, koordinasi dengan perangkat
pemberian informasi lurah/RT/RW lainnya supaya
kesehatan belum dapat membantu
menggunakan pinkesga. menyosialisasikan kepada
Saran warganya dan dapat
1. Dinas Kesehatan Kota Semarang mengurangi kendala yang
Supervisi yang terjadwal dari dihadapi dalam pelaksanaan
DKK ke puskesmas untuk kegiatan pendataan
mengecek kegiatan pendataan keluarga.
keluarga, sehingga dapat f. Puskesmas membuat jadwal
diketahui permasalahan yang dan target kegiatan
dihadapi oleh puskesmas dan pendataan keluarga untuk
dicari jalan keluarnya serta setiap harinya, sehingga
memotivasi puskesmas untuk dapat mempercepat dalam
menggunakan data hasil

62
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pencapaian target 2. Kementerian Kesehatan.


pendataan. pispkkemenkes. [Online].; 2017
g. Mengoptimalkan [cited 2018 Maret 6. Available
penggunaan dana untuk PIS from:
PK sesuai dengan pedoman http://pispk.kemenkes.go.id/.
pendanaan PIS PK 3. Kementerian Kesehatan. Penyakit
h. Mengoptimalkan Tidak Menular. In Jendela Data
pemanfaatkan paket dan Informasi. Jakarta:
informasi keluarga (pinkesga) Kementerian Kesehatan RI; 2012.
sebagai sarana komunikasi, p. 1-2.
informasi dan edukasi
kepada keluarga, sehingga 4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
informasi yang disampaikan Tengah. Profil Kesehatan Provinsi
lebih diterima oleh keluarga. Jawa Tengah Tahun 2016
i. Pembuatan SOP/petunjuk Semarang: Dinas Kesehatan
teknis di puskesmas untuk Provinsi Jawa Tengah; 2017.
kegiatan pendataan 5. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
keluarga, sehingga petugas Profil Kesehatan Kota Semarang
yang melakukan pendataan Tahun 2016 Semarang: Dinas
keluarga dapat mengetahui Kesehatan Kota Semarang; 2017.
secara jelas mengenai 6. Kementerian Kesehatan.
kegiatan pendataan Kementerian Kesehatan Republik
keluarga. Indonesia. [Online].; 2018 [cited
j. Adanya monitoring dan 2018 Maret 30. Available from:
evaluasi yang terjadwal http://www.depkes.go.id/article/.
sehingga dapat dihadiri oleh 7. Kementerian Kesehatan.
petugas yang bersangkutan, Pedoman Umum Program
supaya dapat di ketahui Indonesia Sehat dengan
permasalahan yang ada dan Pendekatan Keluarga Jakarta:
dapat dirumuskan jalan Kementerian Kesehatan RI; 2017.
keluarnya.
8. Laelasari,E.,Anwar,E.,Soerachma
3. Masyarakat
n,R.,Evaluasi Kesiapan
Ikut berpartisipasi dalam
Pelaksanaan Program Indonesia
rangka mendukung kegiatan
Sehat dengan Pendekatan
pendataan keluarga Program
Keluarga. Jurnal Ekologi
Indonesia Sehat dengan
Kesehatan. 2017; 16(2).
Pendekatan Keluarga dengan
cara menerima tenaga 9. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
kesehatan yang berkunjung ke Laporan Pelaksanaan PIS PK di
rumah dan menyiapkan Puskesmas Kota Semarang
identititas keluarga seperti KK, Semarang: Dinas Kesehatan Kota
KTP, kepersertaan JKN, serta Semarang; 2017.
buku KIA bagi ibu hamil dan 1 Azwar,A. Pengantar Administrasi
balita. 0. Kesehatan Edisi Kedua Jakarta:
PT Binarupa Aksara; 1988.
DAFTAR PUSTAKA 1 Kementerian Kesehatan.
1. Kementerian Kesehatan. Profil 1. Permenkes Nomor 39 Tahun
Kesehatan Indonesia Tahun 2016 2016 tentang Pedoman
Jakarta: Kementerian Kesehatan Penyelenggaraan Program
Republik Indonesia; 2016. Indonesia Sehat dengan

63
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pendekatan Keluarga Jakarta: sebagai Wahana Integrasi


Kementerian Kesehatan RI; 2016. Program. In Kompilasi Policy Brief
1 Agni,MGK. Kesiapan Daerah Hasil Litbangkes 2017. Jakarta:
2. Istimewa Yogyakarta dalam Badan Penelitian dan
Penerapan Program Indonesia Pengembangan Kesehatan;
Sehat dengan Pendekatan 2017. p. 23-35.
Keluarga. Jurnal Formil (Forum 2 Pratiwi. Analisis Fungsi-fungsi
Ilmiah) Kesmas Respati. 2018 0. Manajemen pada Program
April; 3(1). Pemberian ASI Eksklusif di
1 Siswanto. Komplikasi Policy Brief Wilayah Kerja Puskesmas
3. Hasil Litbangkes 2017 Edisi Srondol Semarang Tahun 2008.
Ketiga Jakarta: Badan Penelitian Semarang: Universitas
dan Pengembangan Kesehatan; Diponegoro, Program Pasca
2017. Sarjana; 2008.
1 Kementerian Kesehatan. 2 Mardhtillah,L. Komunikasi dan
4. Permenkes Nomor 19 Tahun 1. Koordinasi Penyelenggaraan
2017 tentang Pedoman Pelayanan Umum Bidang
Pendanaan Program Indonesia Angkutan di Dinas Perhubungan
Sehat dengan Pendekatan Komunikasi dan Informatika Kota
Keluarga Jakarta: Kementerian Pekanbaru. JOM FISIP. 2017
Kesehatan RI; 2017. Februari ; 4(1): p. 1-10.
1 Budijanto. Petunjuk Teknis 2 Fauziah,A. Pengggunaan Leaflet
5. Aplikasi Keluarga Sehat Jakarta: 2. terhadap Peningkatan
Kementerian Kesehatan RI; 2017. Pengetahuan tentang
Pemeriksanaan Payudara Sendiri
1 Kementerian Kesehatan.
(SADARI). GASTER. 2017
6. Pedoman Monitoring dan
Agustus; XV(2).
Evaluasi Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan 2 Cicilia,N.,Mawarni,A.,Sriatmi,A.,A
Pendekatan Keluarga Jakarta: 3. nalisis Sistem Manajemen dalam
Kementerian Kesehatan RI; 2017. Kegiatan Penjaringan Kesehatan
Anak Sekolah Dasar di
1 Pujosiswanto,K.,Palutturi,S.,Ishak
Puskesmas Kabupaten Demak.
7. ,H. Policy Implementation of
Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Health Indonesia Program
Kebidanan. 2016; II(5).
Tahrough Family Approach (PIS-
PK) in Community Health Center 2 Sutarman. Faktor-faktor yang
of Polewali Mandar Regency. 4. Behubungan dengan
International Journal of Chemtech Keterlambatan Petugas dalam
Reseach. 2018; 11(08). Menyampaikan Laporan KLB dari
Puskesmas ke Dinas Kesehatan
1 Desita,UE. Evaluasi Pelaksanaan
(Studi di Kota Semarang).
8. Obstetri dan Neonatal Emergansi
Semarang: Universitas
Dasar (PONED) di Puskesmas
Diponegoro, Fakultas Kesehatan
Karang Malang Semarang.
Masyarakat; 2008.
Semarang: Universitas
Diponegoro; 2012.
1 Badan Penelitian dan
9. Pengembangan Kesehatan.
Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

64
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

65

You might also like