You are on page 1of 48
Standar Nasional Indonesia SNI. 13 - 3507 - 1994 Konstruksi Sistem Pipa Polyethylene | Untuk Gas Bumi HANYA UNTUK PELATIHAN Dewan Standardisasi Nasional - DSN Standar Nasional Indonesia SNI. 13 - 3507 - 1994 pe Konstruksi Sistem Pipa Polyethylene Untuk Gas Bumi HANYA UNTUK PELATIHAN Dewan Standardisasi Nasional - DSN Apanda 4 Kata Pengantar Standar Nasioant Indonesia (SN1) Sub Bidang Pertambangan Migas untuk Standar Konstruksi Sistim. Pipa Polyethylene Untuk Gas Bumi ini disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Menter Pertambangan Dan Energi No.02.P/0322/MPE/1995 tanggal 12 Juni 1995, tentang Standardisasi, Akreditasi dan Sertifikasi dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi. Ponyusunan SN1 ini dilakukan oleh kelompok kerja Perumus Standar Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi yang dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.114K/702/DDJM/1991 tanggal_ 11 Oktober 1991 Standar ini berisi rumusan tentang persyaratan penggunaan pipa polyethylene untuk jaringan distribusi_ gas bumi dengan tekanan kerja tidak lebih dari 4 (empat) bar, mencakup —kelentuan teks dalam —pembangunan —(Konstruksi) dan pengoperasiannya. Standar ini dirumuskan dengan mengacu pada British Gas Engineering Standards BG/PS/DIS 5,3 Part A dan B, serta mengacu bahan lain. a Akibat perkembangan dan kemajuan teknologi yang berkaitan dengan konstruksi sistem pipa polyethylene, standar yang dibuat ini perlu diperbaiki dari waktu ke waktu, Semua saran, masukan dan usulan yang diajukan terhadap standar ini dapat disampaikan ke Direktorat Pembinaan Pengusahaan, Cq, Sub Dit, Standardisasi Dircktorat Jendera! Minyak dan Gas Bumi, JI, Abdul Muis No. 6-8-10 Jakarta 10160, Tromol Pos 1269 Jku/10012 Daftar Ist Kata Pengatar Daftar isi. Pendabuluan 1 Ruang lingkup dan persyaratan umum 1.1 Ruang lingkup 1.2 Persyaratan umum. 1.3 Persyaratan material 2 Penyambungan (jointing) . 2.1 Umum .. 2.2 Pemeriksaan kualitas fusi butt 2.3, Fiting mekanis_... 2.4 Sambungan flensa 3. Konstruksi 3.1 Penanganan material 3.1.1 Penerimaan 3.1.2 Penyimpanan 3.1.3 Penumpukan pipa 3.1.4 Pelepasan ikatan pipa gulung (ubanding coil) 3.2 Penggalian dan pengurukan ...... 3.3. Jari-jari lengkungan (belokan) 3.4 Penyambungan pipa BAL Preparat oon 3.4.2 Sambungan fusi butt 3.4.3 Sambungan fusi listrik 3.5 Peletakan pipa 3.6 Penurunan pipa . 3.7 Katup (valve). 3.8 Sifon .. 3.9 Angker 3.10 Kerusakan 3.11 Koneksi pips PE dengan material lain 4 Pengujian 4.1 Kesclamatanvkeamanan 4.2 Ketentuan umum. 43. Ujihidrostatis 4.4 Uji pneumatic é 4.5. Pengasuh suhu (temperatur effects) 4.6 Pengaruh tekanan dara 4.7 Peralatan ji sess nnn 4.8 Interprestasi hasil = co ee + 5 Pekerjaan pipa bertekanan Give gas working) 2 5.1 Umum _ 2 5.2. Koneksi dan perluasan mains : : n 5.3, Penggantian (alteration) pipa servis 29 5.3.1 Bahaya kabel listrik 29 5.3.2 Uji penghentian aliran gas Colas dan penggantian pipa 29 5.3.3. Penyelesaian ce 29 5.4 Penutupan aliran (stopping off) 29 5.4.1 Pemotongan atau penggantian pipa bertekanan 29 5.5. Pemutusan (redundant) pipa servis... 31 6 Pembilasan dan penandaan 31 6.1 Pembilasan 31 6.1.1 Definisi “ 3 6.1.2 Keselamatarvkeamanan .. 32 6.1.3 Metode pembilasan 32 6.1.4 Perencanaan 34 6.1.5. Uji operasi saluran (commisioning) 35 6.1.6 Pipa pembuangan (Vent Pipe) rnenmnnnmnuninnesnnannnanen 37 6.2 Rekod dan penandaan (marking) . 40 Tabel 1... 3 Tabel 2A dan 28.. 10 Tabel 3.... : 2 Tabel 4. 20 2 23 24 25 : 26 Tabel 10.em 33 Tabel 11... 33 Tabel 12.... 34 Tabel 13. 35 Gambar 1. $ Gambar 2. 6 Gambat 3.ccccnssnnnsnnsstnnnn 4 Gambar 4 dan $.....0.om Is Gambar 6... 16 Gambar 7 dan 8..... a c 7 Gambar 9... . : : 18 Gambar 10... 28 Gambar 11... 37 Gambar 12.... 38 Gambar 13. 39 Daftar Istilah al Pendahuluan Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan program standardisasi bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Dicektorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyusun standar konstruksi sistim pipa Polyethylene -untuk gas bumi, yang selanjutnya disebut KONSTRUKSI SISTIM PIPA POLYETHYLENE UNTUK GAS BUMI. Pipa Polyethylene sebagai sarana transportasi gas bumi tekanan rendah, mempunyai beberapa kelebihan dibanc ygkan dengan pipa baja yakni : tahan lama tanpa perlindungan khusus, fleksibel dalam pemasangan, ringan dan lebih murah. Sebelum disusunnya Standar Nasional Indonesia ini, dalam konstruksi pipa polyethylene digunakan beberapa acuan dalam bahasa asing, misalnya British Gas Engineering Standard BG/PS/DIS 5.3 Part A. Dengan tersusunnya Standar Nasional Indonesia ini maka akan diperoleh suatu pedoman yang seragam dan lebih mudah dipahami Tujuan Standar konstruksi sistem pipa polyethylene untuk gas bumi ini dimaksudkan sebagai pedoman yang seragam dalam perencanaan, pengkonstruksian dan pengoperasian sistem distribusi gas yang menggunakan pipa polyethylene. SNI 13-3507-1994 Konstruksi Sistem Pipa Polyethelene Untuk Gas Bumi 1 Ruang lingkup dan persyaratan umum Lt Ruang tingkup Standar konstruksi sistem pipa polyethylene (PE) pada gas bumi lebih dimaksudkan untuk digunakan oleh Teknisi yang bertanggung jawab pada perencanaan, pengkonstruksian, dan pengoperasian sistem distribusi gas dengan tekanan operasi tidak lebih 4 (empat) bar dengan spesifikasi material sésuai butir 3, 1.2 Persyaratan umum 1.2.1 Pipa induk (mains) dan pipa servis harus tidak dipasang di dalam ruang yang tidak berventilasi. 1.2.2. Pipa polyethylene harus tidak digunakan dalam keadaan berikut : a) ‘Temperatur dalam tanah yang lebih tinggi dari 40°C. b) Di permukaan tanah dan ditempat lain yang langsung terkena sinar matahari, jika tidak digunakan selubung atau pelindung lainnya yang sesuai. ©) Terdapat bahan pelarut ataupun unsur kimia yang membahayakan, meskipun dalam konsentrasi yang rendah, misalnya: cairan drycleaning, fotografi atau percetakan. 4) Daerah peniinbunan limbah yang berbongkah-bongkah kecuali jike digunakan Dahan urukan yang sesuai 1.2.3 Penggunaan sistem pipa polyethylene pada tekanan di atas 2 (dua) bar sesuai dengan Tabel 1 harus tidak dilaksanakan, kecuali telah mendapat persetujuan yang berwenang terhadap hal-hal berikut ; 8) Kemungkinan timbulnya kerusakan akibat pekerjaan lain di sekitar posisi pipa nantinya b) Pelaksanaan dan pengawasan atas prosedur penyambungan bertekanan (under pressure jointing procedure). 1.2.4 Pipa servis polyethylene (PE) harus tidak menerobos masuk ke dalam bangunan 1.3 Persyaratan material 1.3.1 Sistem pipa polyethylene harus dikonstruksi menggunakan material dengan spesifikasi yang memenuhi salah satu standar berikut ‘SNI_13-3507-1994 a) ISO/DIS 4437. b) SNI_ 13-3474-1994 (SPM 0.54.2 - 1992/ W). ©) Standar lain yang setara, 1.3.2 Bila material yang digunakan tidak tercakup dalam butir 3.1, pengawas atau yang berwenang harus menjamin kesesuaian material tersebut dengan persyaratan yang diinginkan, Material yang digunakan pada kondisi tersebut di atas harus dibuktikan tingkat kemampuannya sesuai dengan persyaratan pemasangan, khususnya terhadap prosedur penyambungan dan kemampuan terhadap penjepitan (squecze-off 1.3.3. Pengadaan material di lapangan harus sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Bila penyimpanan di lapangan diperlukan, maka harus disesuaiken dengan kebutuhan untuk mencegeh penggunaan pipa dengan tujuan lain diluar kegiatan pemasangan pipa. 1.3.4 Tekanan uji harus dibatasi 1,5 x tekanan operasi maksimum. Ukuran diameter dan tekanan operasi maksimum pipa polyethylene ditunjukkan dalam Tabel 1. SNI_13-3507-1994 Tabel 1 DIAMETER DAN TEKANAN OPERASI MAKSIMUM UNTUK PIPA POLYETHYLENE SDR PIPA DIAMETER LUAR u 7 26 mm ‘TEKANAN OPERASI MAKSIMUM BAR BAR BAR 20 4.0 pond 25 40 - 32 40 ~ 63 4.0 - 15 40 90 4.0 2.0 125 4.0 20 140 ~ 40 2.0 162 - - 180 4.0 2.0 200 4.0 2.0 213, : = 225 - — 250 40 2.0 . 268 = o 280 38 20 3s 3.4 20 355 31 2.0 400 ca 2.0 500 22 2.0 _ CATATAN : PIPA SDR 26 HANYA BOLEH DIGUNAKAN UNTUK PEKERJAAN TRADITIONAL INSERTION/CLOSE FIT INSERTION SDR = Standar Dimension Ratio Diameter Luar Pipa SDR = — Tebal Minimum Dinding Pipa 3 deri 41 a SNI 13-3507-1994 2 Penyambungan (jointing) 21 Umum 2.1.1 Penyambungan_tusi harus dilakukan dengan perkakas dan prosedur yang telah disetujui dan mengikuti salah satu metode berikut : a) Fusi Butt (Butt Fusion) ) Fusi Listrik (Electro Fusion) 21.2 Penyambungan material secara fusi yang berbeda polymemya harus tidak dilaksanakan di lapangan. 2.1.3. Enjinir atou yang berwenang harus menjamin bahwa perkakas fusi dalam keadaan terawat beik, pelat pemanas don perata permukaan ujung pipa (trimmer) harus dalam keadaan’ bersin pada saat akan dipergunakan. Jika pelat pemanas atau trimmer tidak dapat dibersihkan hanya dengan air, maka dengen penggunean terbatas diizinkan pemakaian larutan pembersih sesuai dengan keselamatan ker} 2.1.4. Rentang suhu operasi elat pemanas yang benar untuk penggunaan material PE tertentu (jenis PE-A atau PE-X) diperlihatkan dengan indikasi green zone pada termometer atau indikasi nyala, Pengecekan suhu dilekukan secara teratur, untuk meyakinkan suhu yang benar pada alat pemanas. Suhu permukean alat pemanas dapat dicek dengan menggunakan termometer digital. 2.1.5 Rentang suhu permukaan untuk penyambungan pipa jenis PE-A dan PE-X dengan metode butt fusion minimum 195°C dan maksimum 215°C. 2.1.6 As built drawing harus dibuat secara lengkap dalam metrik untuk penggunaen lanjutan, 2.2 Pemeriksaan kualitas butt fusion dua pipa yang akan disambung di setiap ttik sekeliling ujung pipa 2.2.1 Besamya mismatch yang diizinkan antat dalam mesin penyambung, maksimum | mm pa (Gambar 1). 2.2.2. Mismatch yang di izinkan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 180 mm, maksimum 10% dari tebal dinding pipa. 2.2.3 Semua bead Jasan luer (external weld beads) harus dilepas dengan alat yang standar dan diperiksa seperti ditunjukken Gambar 2. Bead tersebut harus diberi nomor dan disimpan untuk pemeriksaan pengawes. Pemeriksean ini harus dilaksanaken terhadap semua sambungan butt fusion. Untuk pekerjaan tertentu, di ‘mana jaminan kualitas maksimum dibutuhkan, dan tambahan biaya dibenerkan, harus digunakan metode uji Non desteuctif, misalnya untuk diameter besar, tekanan menengah, dan pekerjaan penyisipan di daersh berkembang, disaranken untuk menggunaken teknik X-Radiografi dengan ketentuan : SNI_ 13-3507-1994 a) Fusi tidak sempurna atau voiding pada sambungan yang diperiksa selama pengujian visual atau pemeriksaan radiografi, harus ditolak, b) Pada sambungan yang diradiografi harus diamati adanya cacat kontaminasi : 1) Kontaminasi di dalam dinding pipa lebih panjang dari 1 mm harus ditolak. 2) Kontaminasi terisolir di dalam dinding pipa lebih kecil dari 1 mm dapat diterima, Jika terdapat banyak kontaminasi kecil, tidak dapat diterima, Mismatch Gambar 1 MISMATCH DAN BENTUK BEAD 2.2.4 Sebagai bagian program pemeriksaan mutu, pengawas perlu meminta pengujian destructif pada sambungan yang telah dibuat untuk memeriksa prosedur penyambungen terutama pada awal pekerjaan, atau contoh potongan dari pekerjaan yang sedang berjalan. Uji mekenis harus meliputi kombinasi antara tarik, lentur dan kejut pada bagion contoh sambungen dan uji tekan hidrostatis pada temperatur 80°C. 5 dari 41 SNI_13-3507-1994 2.3. Fiting mekanis 2.3.1 Fiting mekanis harus dibatasi penggunaannya pada_penyambungan pipa baja dengan pipa PE, baik pada saat perbaikan maupun pada kondisi khusus yang ditentukan oleh pengawas atau yang berwenang. Pipa PE hanus tidak diulir dan seminimum mungkin menggunakan kopling mekanis. Laan oaad (mfdth bead) Kontaminest (contamination Cacat Colan (s148 defects) cacat rusi (lack of fusion Gambar 2. PEMERIKSAAN BEAD SECARA VISUAL PADA FUSI BUTT (BUTT FUSION) 6 dari 41 SNI 13-3507-1994 Keterangan Gambar 2 1) Lebar bead Ukuran lebar maksimum dan minimum sepanjang bead memenuhi batas yang ditetapkan, dan periksa distorsi pada daerah bead. 2) Kontaminasi Periksa permukaan bawah bead untuk mengetshui adanya kontaminasi pada sambungan. Jika ditemukan, periksa lebih lanjut. 3) Cacat celah (slit defects) Periksa permukaan bawah bead untuk mengetahui adanya pemisahan yang disebabkan oleh fusi tidak sempura dimana cacat ini tampak berupa celah pada sambungan. 4) Fusi Tidak Sempura Pastikan ketidak sempurnaan fusi pada bead dengan cara membengkokkan kearah kebalikan dari kondisi awalnya, jika ada cecat ekan tampak berupa celah secara jelas. 2.3.2 Fiting mekanis harus dipasang menurut petunjuk pemanufaktur dan harus dilindungi terhadap Korosi. Pada saat mengencangkan dan melepasken sambungen, pipa PE hanus tidak ikut berputar. 2.4 Sambung flensa 2.4.1 Sambungan flensa harus menggunakan gasket dan flensa harus dilindungi tethadap korosi, : 2.4.2 Permukaan flensa PE harus dilindungi terhadap kerusakan. 3 Konstruks! 3.1 Penanganan material 3.1.1 Penerlmaan 3.1.1.1 Pipa dan material lainnya yang diangkut kelapangan harus dibongkar dengan hati-hati, dan boleh menggunaken crane, tali atau perkakas lain yang diizinkan. Pipa dan fiting harus tidak dijaruhkan dan harus tidak saling berbenturan, 3.11.2 Pengewas lepangan stau yeng bertanggungjawab harus memeriksa semua flat angkat sebelum dipergunckan. Setiap perkekas yang rusak harus ditolak, Enjinir atau yang berwenang harus segera diberitahu setiap adanya kerasaken perkakas. 7 dari 41 SNT_13-3507-1994 3.1.1.3 Bila crane sedang digunakan, harus ada komunikasi yang lancar antara mandor dan operator crane. 3.1.1.4 Inspeksi pada saat penerimaan Semua material yang diangkut ke lapangan harus diperiksa apakah terdapat cacat fisik. Material yang ditolak harus diberi tanda yang jelas dan dilaporkan kepada pengawas atau yang berwenang yang akan membuat daftar penolakannya. 3.1.2. Penyimpanan 3.1.2.1 Jika diperlukan menyimpan pipa dan material di lapangan, maka lokasi penyimpanan harus padat dan rata, bebas dari bahan yang dapat merusak, dan dapat dilalui kendaraan ataupun crane, 3.1.2.2 Pipa dan fiting hanus diletakkan dengan hati-hati untuk mengurangi seminimal mungkin gangguan Ialu lintas, pejalan kaki atau lalu lintas umum, Pipa harus ditambat untuk mencegah pergeseran dan bila perlu harus dipasang penghaleng dan lampu peringatan. 3.1.2.3 Bila dikehendaki pipa yang ditumpuk atau pipa yang dijajar disimpan untuk periode yang lama terutama untuk diameter yang lebih besar, maka ujung- uujungnya harus ditutup dan disangga untuk menghindari perubahan bentuk. 3.1.2.4 Pipa polyethylene harus tidak disimpan di lapangan lebih dari bates waktu yang ditentukan dalam spesifikasi tanpa pelindung terhadap siner matah 8 dari 41 SNI 13-3507-1994 3.1.3 Penumpukan pipa 3.1.3.1 Pipa lunis berdiameter luar sampai dengan 125 mm harus tidak ditumpuk lebih dari 8 (delapan) lapis dan pipa yang lebih besar tidak lebih dari 4 (empat) lapis. Lapisan paling bawah harus disangga dengan baik pada permukean yang rata, Bila disimpan dalam bentuk kemasan, tumpukan harus tidak lebih dari 2 dua) kemasan. 3.1.3.2 Pipa bersoket harus ditumpuk dengan menempatkan soket_saling berlawanan arah dan menonjol keluar tumpukan untuk menghindari perubshan bentuk 3.1.3.3 Pipa gulung (coils of pipe) harus disimpan mendatar (sumbu gulungan vertikal) dan ditumpuk tidak lebih dari 2 (dua) gulungan. 3.14 Pelepasan ikatan pipa gulung (unbanding coll) 3.1.4.1 Membuka pipa gulung hanus hati-hati_untuk menjemin semua gulungan tidak rusak, Selama pelepasan ikatan, gulungan telah dipasang ke dispenser koil untuk menahan lapisan luarnya ketika pengikat dipotong, 3.1.4.2 Pengikat pipa gulung harus tidak dipotong sebelum pipa digunakan, Hanya ikatan yang perlu boleh dibuka untuk melepas panjang pipa yang diinginkan, 3.1.4.3. Setelah pipa terbuka dari gulungan dan dipotong, make penutup ujung pipa harus dipindabkan ke ujung pipa yang tertinggel. 7 3.1.4.4 Selama pelepasan ikatan, dispenser koil digunakan pada saat menarik pipa dari gulungan untuk menghindari goresan atau torehan ketika pipa. bersentuhan: dengan tanah ataupun benda lainnya. 3.2 Penggallan dan pengurukan 3.21 Kedalaman minimum pipa induk dijelen umum harvs 750 mm, dan dijalan setapak harus 600 mm diukur dari permukaan atas pipa sampai dengan permukaan jalan, Kedalaman ini seandainya dikurangi hanya atas izin dari pengawas yang berwenang. Kedalaman pipa servis di jalan umum dan jalan setapak minimum 450 mm dengen jarak minimum 75 mm antara permukaan tertinggi pipa servis dengan sisi paling bawah konstruksi badan jalan, Kedelaman pipa servis pada halaman pemilik dekat bangunan tidak Kurang dari 375 mm. Bila pipa di halaman pemilik beban permukaannye setara dengan jalan raya umum, maka persyaratan untuk jalan raya umum dapat digunakan, 3.2.2 Untuk menghindari kerusakan pipa akibat bahan gelian yang berpotensi membehayakan pipa PE, harus digunakan bahan urukan yang tidak merusak permukaan pipa 9 dari 41 ‘SNI_13-3507-1994 3.3 Jarl-Jari lengkungan (belokan) Jari-jari lengkungan hans tidak kurang dari 15 kali diameter luar pipa, menurut Tabel 2A. Sebsiknya dihindari adanya sambungan pada lengkungan. Jika terpaksa_harus dilakukan penyambungan, maka harus digunakan petunjuk pada Tabel 2B, Untuk penggunaan di luar batasan ini harus menggunaken lengkungan jadi, Danes | net irpee | | ative any | cnternes oy et mr ngenge= 3 eRe ahi nen a 29811 2 aura ape Pipa dengen sambongae 10 dari 41 SNI_13-3807-1994 3.4. Penyambungan pipa 3.4.1 Penylapan sambungan 3.4.1.1 Semua pipa dan fiting harus diperiksa bentuk potongannya, kedalaman goresan atau cacat lainnya sebelum digunakan. Material yang rusak harus tidak digunakan, lihat butir 3.10. 3.4.1.2. Sebelum pipa disambung, bagian dalam pipa harus diperiksa dan bebas dari benda asing. Ujung-ujung pipa harus diberi penutup sementara. 3.4.1.3 Sambungan fusi, terutama butt fusion harus dilaksanakan di atas permukaan tanah jika kondisi lalulintas, jenis dan banyaknya hambatan mengizinkan. 3.4.1.4 Pada lokasi yang diperkirakan mengandung gas yang mudah terbakar harus tidak dilaksanaken penyambungan fusi. Sambungan mekanis adalah pilihan yang dapat diterima. 3.4.1.5 Pipa harus disambung dengan salah satu metode penyambungan yang ditentukan pada butir 2.1.1 3.4.2, Sambungan butt fusion 3.4.2.1 Sambung fusi hanya boleh dilaksanakan jika pipa, fiting dan perkakas fusi dalam keadaan kering. 3.4.2.2. Permukean yang telah dibersihkan dengan trimmeF ataupun scraper harus tidak disentuh. i harus segera dilalukan. 3.3.2.3. Setelah fase pemanasan tercapai, sambungan fi 3.4.2.4 Pipa harus ditahan dan ditopang untuk menghindari pergerakan selama fase pemanasan dan penyambungan, Pipa panjang harus ditopang untuk menghindari pelengkungan akibat berat sendiri. 3.4.2.5 Fiting atau permukaan pipa yang pernah mengalami masa pem harus tidak dipanasi ulang. Jika fusi gogal, maka fiting tersebut harus ditinggel pada keadaan yang tidek memungkinkan untuk disambung dan posisi yang baru harus tidak kurang dari 250 mm dari pinggir luar posisi yang gagal. Jarak yang diizinkan antara dua sambungan yang berdekatan minimal 4 (empat) kali diameter luar pipa. 3.4.2.6 Uji tekan harus tidak dilakuken sebelum sambungan dingin, 3.4.3 Sambungan fust listrik 3.43.1 Umum Hi dari 41 SNI_ 13-3507-1994 Pipa yang terbuat dari PE-A dapat disambungkan ke PE-X dengan prosedur fusi listrik. 3.4.3.2 Teknik fust listrik. Petunjuk dan cara penyambungan pipa dengan fusi listrik harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat fiting PE. 3.5 Peletakan pipa 3.5.1 Pipa harus diletakkan di dalam lobang yang telah disiapkan dengen kedalaman minimum permukaan atas pipa dalam lubang sesuai butir 3.2.1. 3.5.2 Jarak peletakan pipa terhadap bangunan sesuai Tabel 3. Bila kurang, harus diberi pelindung khusus yang disetujui pengawas atau yang berwenang. Tabel 3. Jarak Pipa Terhadap Bangunan Diameter Pipa (mm) | Tekanan Operast_ | Jarak Minimum Terhadap . Bagunan (m) sampai dengan 180 tidak lebih 75 mbar secara teknis tidak > dipersyeratken diatas 180 tidak lebih 75 mbar 1 semua ukuran >75 mbar s/d 2 bar 3 semua ukuran >2bar s/d 4 bar 3.5.3 Untuk keperluan perbaikan, pemeliharagn atau pekerjaan tembahan dimasa yang akan datang, moka harus’ disediakan jarak minimum 250 mm deri Pipa gas atau [iting terhadap posisi fasilitas umum lainnya, Jarak ini bisa dikurangi untuk pekerjaan crossing dengan diberi pengamen yang cukup. 3.5.4 Bila kemungkinan terdapat gas bebas di wilayah Kerja, ekumulesi mustan listrik statis harus diminimumkan dengan menempelkan kain basah di atas permukaan pipa dan fiting dengan menyentuhkannya ke tangh, 3.5.5 Pipa PE harus tidak dilengkungkan melebihi ketentuan yang tercantum pada butir 4.3. 3.5.6 Pita pengenal dengan tulisan yang sesuai harus ditempatkan di ates sepanjeng pipa induk dan pipa servis berdiameter lebih beser dari 50 mm, kecusli ditentukan lain oleh pengawas. Pita pengenal harus ditempatken pada kedalaman tidak kurang rs | SNI_13-3507-1994 dari 75 mm di atas permukaan pipa. Untuk pipa induk yang memerlukan pengaman tambahan misalnya untuk Kedalaman yang dangkal, pengawas harus menentukan bentuk pengamanan atau sistem penandaan sebagai tanda pengenal. Tanda pengenal tersebut bisa berbentuk ubin beton. 3.6 Penurunan pipa 3.6.1 Sebelum penurunan pipa, pengawas lepangan harus yakin behwa lobang galian aman. 3.6.2. Penurunan pipa kedalam lobang galian harus dilaksenakan dengan heti-hati ‘untuk menghindari terjadinya goresan terhedap pipa ketika bersentuhan dengen dinding dan dasar galian. Untuk menurunkan pipa yang panjang supaya ‘menggunakan papan atau tali, dan harus tidak menggunaken tali kawat atau rantai. 3.6.3 Selama penurunan pipa "tidek seorangpun diperkenankan berada di dalam lobang galian di bawah pipa yang tergantung". 3.7. Katup (valve) 3.7.1 Pada pipa induk yang beroperasi pada tekanan lebih tinggi dari 75 mbar jarak antara katup dapat dipasang sebagai berikut : a) Maksimum 800 m pada daerah kota ataupun daerah_ berpenduduk padat. b) Maksimum 1500 m pada daerah pedesaan (berpenduduk jarang). 3.7.2. Lokasi pemasangan katup disarankan sebagai berikut : a) Pada setiap sisi dari penyeberangan Khusus atau sistem yang beresiko tinggi terhadap kerusakan b) Pada setiap sistem percabangan tiga atau lebih. ) Pada lokasi_yarig dipertimbangkan oleh pengawas atau yang berwenang. 3.7.3. Katup harus ditempatkan pada lokasi jalur yang mudah dijangkau untuk operasi dan pemeliharaan, 3.7.4 Metode pemasangan katup Katup harus dipasang sebagaimana instruksi pengawas atau yang berwenang. Sebelum pemasangan, katup harus diperiksa bagian dalamnya dan dibersihkan dari benda-benda asing dan diperiksa pembukaan penuh dan penutupan penuhnya, 3.7.4.1 Diameter pipa 63 mm dan lebih besar. Model pemasangan katup diperlihatkan pada Gamber 3 dan Gambar 4. 3.7.4.2 Diameter pipa lebih kecil dari 63 mm. Model pemasangan katup diperlihatkan pada Gambar 5 13 dari 41 SNI 13-3507-1994 3.7.5 Katup isolasi 3.7.5.1 Katup Isolasi pipa servis harus dipasang pada keadaan berikut : a) Pipa servis dengan diameter 63 mm dan lebih besar. ») Pipa servis yang melayani lebih dari satu pelanggan. c) Pipa servis yang dipasang pada semua lokasi yang mengandung resiko terhadap bahaya ledakan, api atau bahaya lainnya. 4) Pipa servis bertekanan di atas 75 mbar. 3.7.8.2 Katup isolasi harus dipasang sedekat mungkin dengan pager halaman gedung dan harus diberi penutup yang rata dengan permukagn tanah 3.7.6 Katup kontrol meter 3.7.6.1 Pada ujung pipa servis harus dipasang katup. 3.7.6.2 Jika meter tidak akan segera dipasang pada pipa servis, maka katup harus diberi penutup (cap, plug) setelah pipa servis diuji dan dibilas. 3.7.6.3 Jika meter langsung dipasang pada pipa servis, maka tangkai katup dan sambungan mekanis lainnya harus dipasang kuat pada tempatnya Gambar 3 SISTEM PEMASANGAN KATUP PADA PIPA DIAMETER 63 MM DAN YANG LEBIH BESAR. M4 dari 41 SSS NI 13-3507-1994 Gambar 4 DETAIL PEMASANGAN KATUP DIAMETER 63 MM DAN LEBIH BESAR Gambar 5 CONTOH PEMASANGAN KATUP DIAMETER LEBIH KECIL DARI 63 MM 1S dari 4 SNI 13-3507-1994 38 Sifon Fasilitas pembuangan air yang masuk ke sistem dapat dipasang pada lokasi titik- titik terendah. Tipe pemasangan seperti pada Gambar 6. Yep we SaAi, scenes PT tr en tet 1 — a I 3 reese ton Pl Gh ne Gambar 6 zi DETAIL PEMASANGAN SIFON 39 Anker 3.9.1 Anker permanen pada umumnya tidak dibutuhkan pada sistem pipa PE ‘dengan metode sambung fusi. Pipa dan fiting harus disongga dan ditahan selama uji tekan, 3.9.2. Sambungan mekanis yang digunakan pada setiap bagian konstruksi sistem perpipaan PE berupa end load resistant dan fiting transisi. Khusus untuk pipa servis harus digunakan end load resistant. 3.9.3 Anker permanen yang sesuai untuk kasus dimana sambungan bukan sambungan end load resistant harus digunakan anker beton. 3.10 Kerusakan Kerusakan pipa PE sampai dengan 10% dari tebal dinding pipa masih memenuhi umur desain (50 tahun). Cacat pipa seperti sayatan melingkar, goresan memanjang, dapat diterima asalkan_ kedalamonnya tidak melebihi 10% dari dinding pips seperti ditunjukkan pada Gambar 7, Kedalaman cacat dapat diukur dengan menggunakan dial test indicator atau perkakas 'ain yang serupa. SNI_13-3507-1994 GAMBAR 7. CACAT PERMUKAAN PIPA POLYETHYLENE 3.11 Koneksi pipa PE dengan material Jain Hanya T-servis dengan sistem end load resistant yang boleh digunakan. Koneksi pipa servis PE dengan pipa ductile iron dan pipa baja dilaksanakan sesuai Gambar 8 dan Gambar 9. . i Gambar 8 KONEKSI PIPA SERVIS PE DENGAN PIPA BAJA 17 dari 41 SNI_13-3507-1994 Gambar 9 KONEKSI PIPA SERVIS PE DENGAN PIPA DUCTILE IRON 4 Pengujian 4.1, Keselamatan/keamanan 4.1.1 Keselamatan ataupun keamanan terhadap petugas dan masyarakat umum adalah yang paling diutamakan, dan prosedur yang diajukan tidak diterima seandainya bertentangan dengan standar ini. 4.1.2 Enjinir harus memberitahu kepada petugas dan masyarakat akan bahaya sehubungan dengan energi yang tersimpan didalam_pipa yang bertekenan tinggi. 4.1.3 Enjinir atau yang berwenang harus yakin behwa semua tindekan pengamanen telah dipersiapkan meliputi a) sebelum penekenan. ) sclama penekanan, ©) selama penurunan tekanan dan sebelum membuka perkakas @) sesudah penurunan tekanan dan selama membuka perkakas. SNI_ 13-3807-1994 4.2. Ketentuan umum 42.1 Semua pipa induk dan pipa servis polyethylene yang baru harus diyji pneumatic sebelum diisi gas. 4.2.2 Tekanan ji dan lama pengujian diberikan dalam Tabel 4 dan Tabel 6. 43° Ujihidrostatik 43.1 Umum Harus digunakan air bersih yang cukup. Pemilihan panjang bagian (section) yang akan ditjt hidrostatik harus ditetapkan berdasarkan a) Batas tinggi rendahnya tanah (ground contours) b) Untuk menghindari Kelebihan tekanun uji pada titik yang lebih rendah dari tempat pengisian air, beda tinggi antara titik pengisian dengan titik terendah maksimum 60 m. 43,2 Prosedur Tekanan uji hidrostatik yang benar diukur pada bagian tertinggi pipa induk yang diuji dengan menggunakan alat ukur_yang memenuhi syarat. 19 dari 41 DIL 15-330 /-1999 Tabel 4 ‘Tekanan Uji dan Lama Pengujian Uji Pneumatic Uji Hidrostatik Texanun | taseumen | Lama texaran | imsmw- | tama — | Penurae Sistem | O°" | Givane | Peng ui men Uji | Penge | nanick sent | jim yasenisi | jin | mukeys Aipesye ran = Pipa Servis | 100 | Limb | Smenit | Not | ridak | Tidak =| Tidak | Tica ‘Tekanan vd | mbar | water diverse | dyer | diyarat | diryart 75 mbar ‘chum an ‘an tan | tan aauge Pipeinduk | 350 | Lind | tinar | rombar ff tisacai- | tidakar | riank | Tidak Seaman | moar | water | Taber spatian | syanttan | disyamte | dnyant a7 mbar column fan | tan aavge Pipa Servis | 3bar | Bourton | smenit | Not | tases | ticakai- | igk | Tiesk wa? bar tbe syanitan | syantian | diya | diya mee kan | han aa I Piprinduk [15x dene [tinue Y/3mbar fsck | Bourdon | 2jam | Lihat Tekanan | ck | weightoit | Tabel 6 Aopen | whe | enatan2 > 247 bar | operasi_ | column mralaimum | giope MY rmaksim | tester i YES bar 4 Pipsindsk [13x | Ded | titer | Simba ff seek aim | una danPipa | ice. | weightoil | Tabet 6 pens cataan? Servis operat | column rratsimum | gauge i Tehanan | mats | tester 22a? bar | um 4 a7 bar q 4 i a 5 i 20 dari 41 sma ee rma aru | SNI_13-3507-1994 4.4 Uji pneumatic 44.1 Umum Jika pipa induk diuji pneumatic, harus dipertimbangkan penjelasan pada butir 4.4.2. sampai dengan butir 4.4.4. 44.2 Laju bocoran Laju bocoran yang diperkenankan adalah 0,0028m’/jam pada tekanan desain maksimum tanpa memperhitungkan jenis material, ukuran, tekanan operasi ataupun panjang. 4.4.3 Volume pengujian abel 5 memberikan volume nominal pipa induk pada diameter dan panjang yang berbeda. 4.4.4 Lama pengujlan Lama pengujian dapat dihitung menurut butir 4.4.5 atau diambil dari Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9. 44,5 Penurunan tekanan maksimum Penurunan tekanan maksimum yang diperkenankan terhadap lama pengujian sehubungan dengan volume yang tidak termasuk pada Tabel 5, dilengkapi di dalam Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9. Waktu dan tekanan uji yang dibutuhkan” untuk dapat memenuhi persyaratan butir 4.4.2 dihitung sebagai berikut : a) Untuk pengujian pipa induk tekanan sampai dengan 75 mbar ;t = 1,165 v. b) Untuk pengujian pipa induk tekanan lebih besar dari 75 mbar sampai dengan 2 bar ; t= 0,883 v. ©) Untuk pengujian pipa induk tekenan lebih besar dari 2 bar sampai dengan 7 bar; 1,766 v. Dengan ketentuan : v= Volume pipa yang diuji dalam m’ t= Waktu yang dibutuhkan dalam jam. 4.5 Pengaruh suhu Suhu berpengaruh besar terhadap perubahan tekanan, dan pada Tabel 6 suhu di dalam pipa yang diuji dionggep telap Konstan selama_periode pengujian. Untuk itu perlu diingat bahwa : 21 dari 41 ‘SNK 13-3507-1994 1) Untuk pengujian pipa induk tekanan sampai dengan 7 mbar bila terjadi perubahan suhu udara 1°C di dalam pipa tekanan akan berubah § mbar. »b) Untuk pengujian pipa induk tekanan lebih besar dari 75 mbar - 2 bar bila terjedi perubahan suhu udara 1°C di dalam pipa tekanan akan berubah 15 mber. c) Untuk pengujian pipa induk tekanan lebih besar dari 2 bar - 7 bar bila terjadi perubahan suhu udara 1°C di dalam pipa tekanan akan berubah 28 mbar. Pipa induk yeng diuji harus sudah teruruk dengan baik dan bila memungkinken suhu tetap dipantau. Hal ini akan berguna apabila terjadi penurunan tekanan oaik karena adanya bocoran alaupun karena pengaruh suhu tanah yang bervariasi. Tabel 5 VOLUME NOMINAL PIPA (m’ ) Panjang Pipa Diameter (mm) (m)* a) 90 135 180 250 10 0,02 05 0,10 020 | 030 20 0,05 0,10~ 0,19 0,39 0.77 30 0.07 o1s- | 0,29 0,59 12 40 0,10 0,20 0,38 0,78 1s 50 0,12 0,25 048 | 0:98 19 60 0,15 0,29 0,57 12 23 70 017 0,34 0,67 14 27 80 0,20 039 0,76 16 31 90 0,22 0.44 0,86 18 3,5 100 0,25 0,49 0,95 20 38 200 0,49 0.98 19 39 17 300 0,74 1s 29 59 2 400 0,99 20 38 78 1s 500 12 25 48 98 19 750 19 3,7 WW 154 29 1000 25 49 95 20 38 4.6 Pengaruh tekanan udara Harus dicatat bahwa variasi tekanan udara dapat terjadi di dalam jarak yang pendek (+/- 15 Km). Untuk itu perlu dipertimbangkan guna mendapatkan pembacaan tekanan udara_ sedekat mungkin dari lokasi 2 dari 41 aT ERS | SNI_ 13-3807-1994 Tabel 6 LAMA PENGUIIAN (JAM) Panjang Diameter Pipa Pipa (m) (mm) 90 125 | i180 | 250] 315 | 415 | 500 Sistem Tekanan . ATS]*T®] A] 8] 4] 8] A] 51/4] 5] 4] 8 » os for fos [as fae [vo | xe fae | as | os | 93 | as 2” te fe $3 | tS | se | as | ae | as | as tie | fa | a 3 te [Saye fa fas | te [ae | as | a va |g | Bs aw few] ie fas | 20 | a0 | as | mo] 0 ro fo | mo aa w]e foe [ae fae | se | nro] so | ane | ane | ade | “ a0 ufos [oe fas fre foe | oo | mo | one | me | 0 | a a “ re [ra | os | oe | vo | ae fase | saa | uo | ame | ans | 28 ao 0 w]e fas [as ]us | ae | oe | me | so | 40 | 30 | ah | ooo | no > I Keterangan: A = Tekanan sampai dengan 75 mbar. Tekanan > 75 mbar - 2 bar w fa 4.7 Peralatan uj Peralatan uji yang sesuai diperinci di dalam Tabel 4, Untuk pengujian pipa induk tekanan sampai dengan 75 mbar diameter lebih besar dari 300 mm, harus digunaken kolom air raksa dengan kaca pembesar dengan ketelitian 0,25 mbar. Untuk pengujian induk dan pipa servis tekanan lebih besar dari 75 mbar - 2 bar, harus digunakan alat ukur off column dead weight test dengan ketelitian 0,5 mbar. 4.8 Interpretas! hasil Jika uji tekan dilaksanakan menurut Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9 dan hasilnya tidak meyakinkan, perpanjangan waktu pengujian perlu dipertimbangkan sebelum melakukan tindakan selanjutnya. 23 dari 41 SNI 13-3507-1994 Tabel 6 LAMA PENGUJIAN (JAM) Panjang Diameter Pipa Pipa (m) (mm) 90 125 7] 180 | 250 | 315 | 415 | 500 Sistem Tekanan , ATB]TAT® TAT e AT eT AT eae ale we or} as fae fos | a | ae | ue | ae | 20 | 20 | ors | ae | ae Bo fom 18S as [a |S | as | a | 8 |e | abe | Waa | a8 | aso Be] SA] ae | aa | AS | Oe | Se | ae fa |S | | a || ta ae Jaw] se fas | ae | oe | ae wo] re | ae | ve | age [| ao a us fur foe fas | re | ae | ne] ree | no | ae | ane | | ore | ne = we | sa | os | ae | oe | oe | sso | ao | ane | are | ana | ah | no | ao x as | ae | a [as | ve | ae | ano | ace | oe | aee | no | ak | m0 | mo = | Keterangan: A = Tekanan sampai dengan 75 mbar. ‘Tekanan > 75 mbar - 2 bar w wa 4.7 Peralatan uji Peralatan uji yang sesuai diperinci di dalam Tabel 4. Untuk pengujian pipa induk tekanan sampai dengan 75 mbar diameter lebih besar dari 300 mm, harus digunakan kolom air raksa dengan kaca pembesar dengan ketelitian 0,25 mbar. Untuk pengujian induk dan pipa servis tekanan lebih beser dari 75 mbar - 2 bar, harus digunakan alat ukur oi! column dead weight test dengen ketelitian 0,5 mbar. 4.8 Interpretasi hasil Jika uji tekan dilaksanakan menurut Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9 dan hasilnya tidak meyakinkan, perpanjangan waktu pengujian perlu dipertimbangkan sebelum melakukan tindakan selanjutnya 23 dari 41 SNI 13-3807-1994 Tabel 7 PENURUNAN TEKANAN MAKSIMUM YANG DIPERKENANKAN (MBAR) PADA PENGUSIAN PIPA INDUK TEKANAN 0-75 MBAR = Volume Lama Pengujlan (Jam) 3 NY M 1 2 4 6 8 16 24 Ol 82 134 170 - - 2 - i 02 45 g2] 134] 162] 170 : 03 31 sg) 102) 3a} ass : 5 ; oa 2 45 a) | 134) 170 : j 0S 19 37 68 94 16 165 - q 0,6 16 a 58 82 102, 155 170 i 07 4 2 31 n sr] 14a} 167 0,8 12 23 45 64 82 134 162 09 n 21 40 38 ma} wa] 155 1 10 19 37 33 os] 6} 148 2 5 10 9 28 37 68 94 3 : 6 B 19 2 47 68 4 : 5 10 4 19 37 3 5 : : 8 2 15 30 a 6 : “6 10 13 25 37 7 - - 6 8 u 22 32 8 : : 5 7 10 19 28 9 - : - 6) - 9 Ww 25 10 : : : 6 8 15 2B 20 5 : : : 8 2 30 - : - - : 5 8 40 S : : 5 : 6 50 5 es : 5 60 5 5 5 : : 7 0 : : : : : 80 5 5 5 : : 2 90 5 5 : : : : 100 5 5 : ; : : : No 5 5 : : : . : 120 5 5 : : : 7 : 0 6 : 5 5 : 140 5 5 : : : : : 150 5 : : 5 : : 160 : 7 : 5 7 : 7 to 300 : . : : : : : ‘Catatan - Untuk perpanjengan waktu uji, waktu yang dibutubkan untuk mencepai penurunan tckanan 10 mbar dengan angka kebocoran 0,0028 M'/jam dan tekanan uji 350 mbar, dihitung dari t =1,165 v; dimana t= waknu pengujian; v = volume pipa induk dalam M? 24 dari 41 SNI 13-3507-1994 Tabel 8 PENURUNAN TEKANAN MAKSIMUM YANG DIPERKENANKAN (MBAR) PADA PENGUJIAN PIPA INDUK TEKANAN 75 MBAR-2 BAR Volume Lama Pengujlan (Jam) mM? 4 8 16 24 48 : Ot : e 5 ap : 1 02 6 : : : : & 03, 45 89 - - - oa 34 7 5 : - 0s 27 54 S : : 06 2B 45 89 : . 07 19 39 16 : : 08 n 34 67 : : 09 1s 30 60 89 - 1 4 27 54 80 : 2 7 14 7 4l 80 3 s 9 18 2 54 4 3 7 4 20 4 5 3 ~5 un 16 33 6 2 5 9 6 2 7 2 4 8 2 2B 8 2 3 1 10 20 9 2 3 6 9 18 10 1 3 5 8 16 20 1 1 3 4]. 8 30 7 1 2 3 5 40 : 1 1 2 4 50 : 1 1 2 3 60 : 2 1 1 3 0 : p 1 1 2 80 5 : 1 1 2 90 : 1 1 2 100 7 : 1 1 2 no e : 1 1 120 : 1 1 130 : : 1 1 140 : 3 5 1 1 150 5 . : 1 1 160 sd 300 : : : 1 1 Cotatan - Untuk porpanjangan waktu uji, waktu yang diburuhken untuk mencepai penurunan tekanan 3 mber dengan angka kebocoran 0,028 M'vjam dan tekanen uji 3 mbar, dihitung | = 0,883 v; dimana t = waktu pengujian; v = volume pips induk dalam M’ 25 dari 41 7 DIL 15-330/-1994 Tabel 9 PENURUNAN TEKANAN MAKSIMUM YANG DIPERKENANKAN ( MBAR ) PADA PENGUJIAN PIPA INDUK 2-4 BAR Volume Lama Pengujian (jam) M 4 8 16 4 48 n 96 q 0 68 B : : : = : 4 0.2 34 68 : a . 2 e f 03 23 45 90 : : : oa 7 34 68 : : : : os M4 27 34 81 7 : : 06 u 23 45 68 : : é 07 10 20 39 58 : : : 08 9 17 34 31 : : 09 8 1s 30 45 90 : : 1 7 4 2 41 8 : : 2 3 7 14 2 al 6 a1 3 2 5 9 14 2 41 54 4 2 3 7 10 21 31 41 5 1 3 5 8 16 25 3 6 1 2 “s 7 14 2 27 7 1 2 4 6 12 18 2B 8 1 2 3 5 10 1s 21 9 1 2 3 s|- 9 14 18 10 1 1 3 4 8 2 16 20 : 1 1 2 4 6 8 30 a - 1 1 3 4 s 40 : : 1 1 2 3 4 50 - - - 1 1 2 3 6 : : " 1 2 2 70 : : : 1 1 2 2 80 : 2 : 1 1 2 90 : : : S 1 1 2 110 fd 160 : : : 7 1 1 1 170 sid 240 : : : : 1 1 250 sid 300 : : : 5 1 Catatan - Untuk perpanjangan waktu uji, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai penurunan (ckanan 3 mbar dengan angka kebocoran 0,0028 M’/jam dan tekanan uji 3 mbar, dihitung dari t=1,766 v; dimana t = waktu pengujian; v= volume pipa induk dalam M 26 dari 41 an SNI_13-3507-1994 5. PekerJaan pipa bertckanan (live gas working) 51 Umum Bila dilakukan penyambungan pada pipa gas bertekanan (live gas connection), maka harus menggunakan perkakas khusus yang telah dirancang guna mengurangi jumlah gas yang terbuang scrta penurunan tekanan selama pengeboran, ‘apping dan pekerjaan lainnya Meskipun perkakas telah diperiksa dan ferbukti aman sebelum dipergunakan, masih diperlukan persiopan untuk menjaga kerusekan mekanik dan kerusckan Jainnya 5.2 Konekst dan perluasan pipa induk 5.2.1 Koneksi termasuk penggantian pipd yang bertekar diisolasi dengan menggunakan alat_penjepit (squeeze-off). , dilakukan setelah 5.2.2 Pencabangen kecil dapat dilaksanakan sesuai dengan metode penyambungan pipa servis, pencabangen sadel, atau penyisipan T-servis, 5.2.3. Model koneksi diperlihatkan pada Gambar 10. 5.2.4 Bila dilakukan penambahen pada pipa gas bertekanan yang mempunyai sambungan mekanis, maka penutup jung harus ditahan dengan kuat sebelum tanah di depan penutup digali SNI_13-3507-1994 Gambar 10 KONEKSI PADA PERLUASAN PIPA DISTRIBUSI 5.3 Penggantian (alteration) pipa servis 5.3.1 Bahaya kabel listrik 5.3.1.1 Jika memungkinkan, gunakan cable locator untuk mendeteksi_ adanya kabel listrik sebelum melakukan penggalian. Harus diingat bahwa cable locator hanya bisa mendeteksi kabel bermuatan listrik. 5.3.1.2 Harus berhati-hati seiama mengganti pipa servis dihalaman, untuk menghindari kerusakan kabel listrik. . 5.3.1.3 Jika diketahui behwa kabel listrik berdekatan dengan pipa servis, atau jika Jeteknya diragukan, maka lokesi pekerjaan harus diamankan dengan mematikan aliran listriknya sebelum memulai pekerjaan. 5.3.2. Uji penghentian aliran gas (Isolasi) dan penggantian pipa. 5.3.21 Jika diperlukan untuk menghentikan aliran gas pada sebagian pipa servis, ‘maka seluruh bagian pipa servis horus dihentikan sliran gasnya sebelum memulai pekerjaan. Jika sambungan di pipa induk adalah T-servis dari bahan metal, maka untuk menghentikan aliran gasnya dilakukan dengan menurunkan katup sampai rapat. Dan jika masih bocor, pipa servis harus dijepit dan efektifitas penjepitan harus diperiksa. Harus dilakukan pengujian terhadap pipa servis tersebut dan bila hasilnya tidak memuaskan, maka keseluruhan pipa harus diperbaharui. 53.2.2 _Jika pipa servis tidak dapat dihentikan aliran gasnya atau tidak dapat diuji seluruhnya, maka penggalian pipa harus dilakukan sejauh mungkin dari bangunan dan pipa servis dijepit kemudian dipotong pada bagian hilir (down~ stream) alat penjepit. Ujung pipa servis yang masih berisi gas harus ditutup dan bagian yang terpotong harus diuji tekan. Jika tidak memuaskan, seluruh bagian tersebut harus diganti. 5.3.3 Penyelesalan Setelah_pekerjaan penggantian selesai, bagian pipa servis yang tidak diganti harus diperiksa dengan alat deteksi gas untuk menyakinkan tidak adanya kebocoran. 5.4 Penutupan aliran (stopping off) Metode yang’ paling praktis untuk penutupan aliran (stopping off) gas dalam pipa PE digunakan teknik penjepitan (squeeze-off). 5.4.1 Pemotongan atau penggantian plpa bertekanan. 5.4.1.1 Bila aliran gas dihentikan, suatu gaya dorong akan mengenai stopper dan sehingge pipa atau fiting yang berdekatan dengen stopper akan terkena gaya |. Sistem PE dengan sambungan fusi tidak memerlukan angker, tetapi 29 dari 41 i i SNI_ 13-3507-1994 sambungan mekanis selain sambungan end load resistance harus juga diberi penahan untuk mampu menahan tekanan sampai dengan 7 (tujuh) bar. 54.1.2 Kabel bonding tidak dibutuhkan pada pemotongan pipe PE_dilapangan, Namun demikian untuk mencegah — timbulnya percikan listrik statis, dilakukan dengan cara melilitkan kain lembab di sekeliling dinding pipa yang akan dipotong dan menyentuhkannya ke tanah, 54.1.3 Pada setiap ujung pipa. yang dipotong, pada keadaan normal cukup dibutuhkan 1 unit alat penjepit (squeeze-off), tetapi alat penjepit kedua dan venting harus dipasang apabila : . 1) Pipa berdiameter lebih besar 180 mm pada (ckanan operasi sampai dengan 75 mbar. b) Pipa berdiameter 63 mm dengan tekanan operasi 75 mbar sampai dengan 2 bar. 5.4.1.4. Prosedur berikut harus diikuti bila menjepit pipa berdiameter 90 mm dan 125 mm dalam suatu sistem yang terdapat pipa SDR 11 dan SDR 17. a) Pada tekanan sampai 2 bar dimana nilai SDR pipa dapat diketahui : 1) Atur semua alat penahan penjepit sesuai dengan nilai SDR pipa : = Untuk pipa SDR 1, atur penahan sesuai dengan ukuran pipa, = Untuk pipa SDR 17, atur penahan pada 63 mm jika bekerja pada pipa berdiameter 90 mm dan atur penahan pada 90 mm jika bekerja pada pipa berdiameter 125 mm. - 2) Lakukan penjepitan. b) Pada tekanan sampai dengan 2 bar dimana nilai SDR. pipa tidak diketahui : 1) Pasang alat penjepit dan vent pada posisinya sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, 2) Atur penahan sesuai ukuran pipa dan lakukan penjepitan. 3) Cek pada vent apakah masih ada kebocoran, 4) Jika tidak ada kebocoran, lanjutkan pekerjaan dan biarkan vent tetap terbuka, 5) Jika masih ada kebocoran, lepas alat penjepit dan atur penahan ke posisi vukuran pipa satu tingkat lebih kecil. 6) Jepit kembali pips pada posisi yang sama, —wy ‘SNI_13-3507-1994 7) Jika masih ada kebocoran pada alat penjepit lainnya, lakukan pekerjaan (5) dan (6). 5.4.1.5 Atas petunjuk pengawas, pipa distribusi PE berdiameter sampai dengan 180 mm dapat diuji operasi (commisioning) yaitu dengan mengatur bukaan dari penjepitan. 5.4.1.6 Setelah penjepitan selesai, pipa harus dibulatkan kembali dan diberi tanda bahwa telah dilakukan penjepitan (squeeze-off aplied) 5.4.1.7 Posisi bekos penjepitan tidak boleh dijepit kembali. Posisi penjepitan baru harus berjarak minimum 6 (enam) kali diameter pipa dari posisi penjepitan yang lama. 5.4.1.8 Pipa PE yang pernah dijepit harus tidak digunakan untuk penyambungan baik dengan cara fusi maupun dengan cara mekanis. 5.4.1.9 Alat penjepit harus tidak digunakan sebagai penutup ujung untuk keperluan ji. 5.5 Pemutusan (redundany) plpa servis 4.5.1 Pipa servis yang dipasong untuk menggentikan pipa servis yang lama, harus diuji sesuai dengan butir 8, tetapi prosedur pembilasan untuk pengisian gas tidak boleh dimulai sebelum pipa servis yang lama, atau bagian pipa servis yang. masi tersambung ke pelanggan diputus. Cara ini harus dilakuken bila terdapat lebih de satu buah meter gas terpasang pada pipa servis tersebut dan untuk rumeh susun, 5.8.2 Untuk pelanggan industri dan komersial, pipa servis baru boleh dialiri gas sebelum pipa servis lama diputus, selanjutnya pipa servis lama harus -diputus segera setelah pipa servis baru dialiri gas. 5.5.3. Sesudah penggantian pipa servis seterusnya pipa servis lama yang kelihatan harus dibongkar. 6 Pembilasan dan penandaan 6.1 Pembilasan 6.1.1 Definist 6.1.11 Pembilasan langsung (direct purging) adalah pengelueran seluruh dara yong ada di dalam pipa dengan didorong langsung oleh gas alam ataupun sebaliknya. 6.1.1.2. Pembilasan tidak langsung (indirect purging) : 31 dari 41 SNI_ 13-3807-1994 1) Pembilasan bertahap (complete displacement), adalah pengeluaran seluruh udara yang berada didalam pipa dengan mempergunakan gas inert atau gas pembilas kemudian pemasukan gas alam ataupun sebaliknya, 2) Pembilasan sckat (slug purging), adalah pembilasan yang dilakukan dengan ‘menggunakan gas inert sebagai penyekat antara ges alam dengan udara 6.1.2, Keselamatan/keamanan Sclama pekerjaan pembilasan : 1) Kabel massa (jka ada) harus tetap tersambung ke pipa metal lainnya 2) Dilarang merokok atau membuat nyala api ataupun adanya sumber percikan bunga api. 3) Harus dicegah terjadinya bahaya ledakan maupun kebakaran akibat muatan listrik statis di dalam pipa plastik yang sedang dibilas. 4) Pipa pengeluaran udara (vent pipe) harus dilengkapi dengen perengkap nyala (lame trap). 5) Petugas harus memakai alat pelindung pendengaran, 6.1.3, Metode pembilasan, 6.1.3.1 Pembilasan langsung (direct purging). Panjang maksimum pipe induk dan pipa servis tanpa pencabangan yang boleh dibilas Jangsung ditetapkan di dalam Tabel 10. Pembilasan harus tidak dilaksanaken pada pipa induk yang bercabang kecuali bila setiap pencabangan dapat diisolir dan dibilas tersendiri. Laju minimum pembilasan ditentuken dalam Tabel 11, hal ini dapat dipantau dengan memasang pengukur aliran (low meter). Jika diameter pipa induk lebih besar dari 600 mm di mana laju pembilasan yang ditentukan tidak dapat dilaksaakan, maka waktu pembilasan harus diperpanjang dan diawasi oleh petugas yang berwenang untuk meyakinkan bahwa pembilasan tersebut memuaskan. Pengisian gas (commisioning) kedalam pipa induk dengan melepas balon penutup tidak diizinkan. Atas petunjuk pengawas, pipa induk PE diameter sampai dengan 180 mm dapat diisi gas dengan mengatur bukaan alat penjepit (squeeze-off). 32 dari 41 SNI_13-3507-1994 PANJANG MAKSIMUM PIPA INDUK DAN PIPA SERVIS YANG DIPERKENANKAN PADA PEMBILASAN LANGSUNG Ukuran Nominal Pipa Panjang Maksimum Pipa (mm) Pipa induk atau Pipa Servis (m) Sampai dengan 63 mm Tidak dibatasi Lebih besar 63 mm s/d 100 mm 250 * Lebih besar 100 mm s/d 150 mm 120 Lebih besar 150 mm s/d 200 mm 70 Lebih besar 200 mm s/d 250 mm 50 Lebih besar 250 mm s/d 300 mm 30 Lebih besar 300 mm, Tidak diperkenankan Tabel 11 LAJU MINIMUM PEMBILASAN LANGSUNG DAN PEMBILASAN TIDAK LANGSUNG Ukuran Nominal Pipa | Ukuran Nominal Pipa Vent Laju Minimum (mm ) (mm ) Pembilasan m'/jam (std) (lihat catatan 1) (hat catatan 2) Pembilasan Langsung atau Tidak Langsung 50 28 4,25 80 25 n 100 25 17 150 50 38 200 50 68 250 50 106 300 80 153 Hanya Untuk Pembilasan Tidak Langsung 400 80 273 450 100 345 600 150 613 ‘Catatan : 1) Untuk ukuran nominal pipa lebih besar dari 200 mm pada pembilasan Jangsung, Pengawas atau yang berwenang harus memberikan pertimbengan 2) Laju minimum dihitung dari kecepatan pembilsan 0,6 /detik 33 dari 41 SNI_13-3807-1994 6.1.3.2 Pembilasan tidak langsung a) Ketentuan uroum. Semua pipa yang panjangnya melebihi ketentuan pada Tabel 10 harus dibilas dengan metode —pembilasan tidak Jangsung, dan laju minimum untuk pembilasan tidak langsung ditentukan didslam Tabel 11. Untuk pipa induk lebih panjang dari 250 m, pembilasan sekat dapat digunakan sebagei pengganti cara pembilasan bertahap karena alasan ekonomis, tetapi harus tidak dilakukan pada a induk dengan ukuran nominal lebih besar dari 600 mm. Prosedur tertulis hharus dibuat untuk semua pekerjaan pembilasan tidak langsung, b) Pembilasan bertahap Pada pipa induk yang bercabang harus dilakukan pembilasan bertahap, dimulai pada cabang yang terdekat dari titik pengisian. pencabangan berikuya harus dibilas secara berurutan dan tcrakhir adalah pencabangan terjauh dari titik pengisian. Kebutuhan minimum gas pembilas untuk menyelesaikan pembilasan ditunjukkan di dalam Tabel 12. ©) Pembilasan sekat Untuk pipa induk yang bercabang, setiap pencabangan harus diisolir dan dibilas tersendiri, Volume gas inert penyekat harus tidak kurang dari 10% volume pipa (Tabel 13) = 6.1.4 Perencanaan Sebelum pembilasan dilaksanakan, harus_dipertimbangkan untuk mengurangi gas yang terbuang dengen cara_menurunken tekanan gas. Jika pembilasan menggunakan ‘gas inert, pengawas atau yang berwenang harus berada di lokasi. Tabel 12 KEBUTUHAN MINIMUM GAS INERT / GAS PEMBILAS UNTUK SETIAP 10 M PANJANG PIPA DISTRIBUSI Ukuran Nominal Pipa Kebutuban Minimum Gas Inert? (mm) Pembilasan setlap panjang 10 m (m’) 100 0,13 150 0,30 200 0,5 250 0,8 300 1,2 400 20 450 25 600 45 750 7,0 900 10,0 1050 13,5 1200 17,5 34 dari 41 — | ‘SNE 13-3507-1994 6.1.4.1 Pengyunaan gas Inert a) Semua tabung harus diperiksa dengan teliti untuk meyakinkan bahwa isinya adalah nitrogen (N2 ). b) Jika dibutuhkan gas inert dalam jumlah - yang banyak agar dipertimbangkan penggunaan generator ges pembilas yang memproduksi campuran carbon dioksida dan nitrogen, ° 6.1.4.2. Saluran pembilas (purge riders) a) Saluran pembilas —harus dilindungi dari kerusakan mekanis dengan onstruksi pipa baja, Jika telah yakin bahwa tidak akan timbul bahaya api dan saluran pembilas aman dari kerusakan maka saluran pembilas dapat dikonstruksi dari pipa PE. Tabel 13 VOLUME MINIMUM GAS INERT PENYEKAT se Panjang Pipa (m) Nominal ~ Pipa (mm) | 25184 | So1sd | 1001sd | 1501/4 | 2501 sd | 5001 sid 500 1000 1500 2500- | 5000 10000 100 ’ . . | Ee) 150 2 a eI 9(2)| 183) 200 ; : . 8(2) 16(3)| 3265) 250 : . 8@)} 13@)} 25@)| so 300 : 7a} 11@)] 18) 365) | 72.(10) 400 650] 13@)| 19@)]} 32G)| 64) | 128.18) 450 3(2)| 16(3)| _24(5)|- _40(6)| 8011) | 1600) 600 15(2)| 30(10)} —75(10)|-75.(10)| —150.(20) | 300 (40) Catatan : 1) Pipa induk dengan tanda bidang (*) lebih mudah dibilas dengan cara Pembilasan Bertahap 2) Angka didalam tanda kurung menunjukkan banyaknya tabung Nitrogen (N:) dengan isi 7,5 m* bo b) Jika saluran pembilas bekerja pada tekenan di atas 0,75 mbar maka disain saluran harus ditentukan pengawas. 6.1.5. Uji operasi saluran (commisioning) 6.1.5.1 Ketentuan umum 35 dari 41 [ SNI 13-3507-1994 Pada saat pipa induk diuji operasi, harus dicegah masuknya gas inert kedalam pipa induk lainnya yang telah berisi gas. 6.1.5.2. Pembilasan langsung a) Pipa servis Pembilasan langsung untuk pipa servis harus dilaksanakan sebagai berikut : 1) Saluran_pembuangan (vent pipe) harus disambungkan ke katup kontrol meter dan ujungnya berada di luar bangunan. ‘ 2) Ujung saluran pembuangan harus dilengkapi dengan perangkap nysla (flame trap). 3) Sewaktu gas dialirkan Ke pipa servis, katup Kontrol meter dalam Kedudukan terbuka dan ges dibiarkan mengelir Keluar melalui saluran pembuangan serta konsentrasi ges diperiksa. 4) Pembilasan dinyatakan berakhir setelah konsentrasi gas mencapai 90% dan diukur dengan menggunakan alat deteksi gas. b) Pipa servis untuk rumah susun Jika pembilasan pipa servis untuk rumah susun yang meter gasnya berada di setiap tingkat, (Gambar 11), maka harus dileksanakan sebagei berikut: 1) Pembilasan pipa servis penghubung setiap meter (servis riser) dilaksanaken lebih dahulu, mulsi dari pipa paling bawsh hingga*yang paling 2) Pembilasan pipa servis atas secara berurutan. 3) Katup isolasi dan katup pengeman dibiarken pada posisi terbuka. Cara pembilasan pipa servis untuk rumah susun merupakan tambahan dari persyaratan yang tercantum pada butir 6.1.5.2. ©) Pipa induk Pembilasan langsung pada pipa induk (Gambar 12) harus dilaksanaken sebagai Dberikut : 1) Katup pembuengan harus dibuka sebelum pembilasan. 2) Tekanan jaringan harus dipantau untuk meyakinkan bahwa tekanan tidak turun di bawah kebutuhan minimum jaringan, 3) Pembilasan dilaksanekan hinge konsentrasi gas buang mencapsi 90% gas. 36 dari 41 SNI_13-3807-1994 4) Pipa yang diisi gas harus dinaikken tekanannya sama dengan tekanan Jaringan pipa. Peralatan isolasi harus dibuka sebelum saluran pembilas dilepas. 6.1.5.3 Pembilasan tidak langsung a) Pembilasan bertahap 1) Pengisian gas harus sesuai dengan Gambar 13, untuk menghindari Kelebihan tekanan, katup pembuang harus dibuka sebelum pembilasan dilaksanakan. 7 2) Untuk pipa induk bercabang, pembilasan pertama dilakukan pada titik Pengisian dan dilanjutkan pada pencabangan terdekat berturut-turut. sampai ‘dengan pencabangan terjauh secara berurutan. 3) Pembilasan dinyatakan berakhir setelah Konsentrasi gas buang mencapai 90% gas. b)_Pembilasan sekat (slug purging) 1) Untuk pipa yang bercabang, setiap pencabangan harus diisolir dan dibilas tersendiri. 2) Volume minimum gas penyekat harus menurut Tabel 13. Pengisian gas dilakukan hingga konsentrasi gas mencapai 90%, . 6.1.6. Pipa pembuangan (vent pipe) 6.1.6.1 Ketentuan umum Pipa pembuangan harus dipasang pada ujung terjauh dari pipa atau pencabangan yang dibilas, dan harus tetap dijaga selama pembilasan. teraanir etnias + { Gambar 11 PEMBILASAN PIPA SERVIS RUMAH SUSUN, SNI_13-3507-1994 seTyqued weantes Teetosy eaten NN seb tsq20q uepns Burk edt f 5 Loren weomane quan edrd sorevourss (0) /vexeoosued 1311 ueatdsCued uvynyeT Ip enTaqer Sunqwestp Sur edid uejoeG uvqtdafuad yetsod — sazauouew SUNG PEMBILASAN LANG 38 dari 4t SNI_13-3807-1994 Se * sotyqued uemntes TSeTOST eaten Z #6 qst20q uepns buek edyg ues tdatues preyed Sunques tp Gambar 13 PEMBILASAN BERTAHAP 39 dari 41 | SNI_13-3507-1994 4) Persyaratan pemasangan pipa pembuangan adalah sebagai berikut : 1) Tegak lurus di tempat terbuka paling rendah 2,5 m dari permukaan tanah, 2) Ditempatkan paling dekat 5 (lima) m dari sumber percikan api. 3) Ditempatkan dimana gas buang tidak tertiup masuk ke dalam bangunan, 4) Ditopang dengan kuat Semua pipa pembuangen harus dibuat dari bahan metal dan dilengkapi dengan perkakas sebagai berikut : b) 1) Katup kontrol 2). Titik pengujian contoh. 3) Perangkap nyala (Name trap) dengan tipe yang. disetujui dan 4) Kabel pembumi (earthing) yang sesuai ©) Tanda-tanda peringatan atau penghalang, harus dipusang dilokasi pelaksanaon pembilasan. 6.1.6.2 Informasi terhadap pihak yang terkait Pada pekerjaan pembuangan gas, instansi yang terkait perlu diberitahu antara lain : 4) Pemerintah daerah setempat, b) Perusahaan Gas setempat ©) Penduduk di sekitar lokasi 6.2 Rekod dan penandaan (marking) Selaina pipa distribusi PH tidak dapat dideteksi dengan alat detcksi metal, harus dicutat date yang lengkap dan akurat pada saat kontruksi, 40 dari 41 ee SNE 13-3507-1994 Daftar Istilah 1) Bead adalah tonjo proses Butt Fusion, yang terjadi akibat lelehan ujung pipa yang ditekan pada 2) Cable Locator adalah alat yang dapat mendeteksi adanya kabel _listrik bermuatan atau jaringan pipa logam yang tertanam di dalam tanah. 3) Commissioning adalah pengisian gas kedalam pipaiperalatan sesudah pekerjaan konstruksi atau perbaikan . 4) Vusi adalah proses penyambungan dengan cara pelelehan. 5) Butt Fusion adalah fusi yang dilakukan dengan mempertemukan kedua ujung pipa 6) Fusi Listwik adalah fusi_yang dilakukan dengan menggunakan energi listrik Brasanyy dipaksi arus DC 39 V atau DC 20 V 7) Pipa induk (mains) adalah pipa yang dipasang ditempat umum untuk menyalurkan gas ke pipa servis atau pipa induk lainnya 8) Mismatch adalah perbedaan_ ketinggian permukaan diameter luar_pipa yang disambung. Ditolerir sampai dengan maksimum 10% dari ketebalan pipa 9) Pipa Bersoket adalah pipa yang salah satu ujungnya berbentuk soket. 10) Perangkap Nyala adalah alot yang khusus dibuat pada ujung saluran pembuang yang_berfungsi untuk menahan nyala api agar tidak keluar, 11) Pipa Servis adalah pipa yang terpasang antara pipa induk dengan meter pelanggon. 12) Pipa Raiser adalah pipa servis penghubung antara beberapa meter pelanggan, biasanya untuk rumah susun, 13) Yang Berwenang adalah pimpinan yang bertanggung jawab langsung_ terhadap Jenis pekerjaan diinaksud, St dari al a ———

You might also like