You are on page 1of 16

RUMUS RUMUS

 Kejadian stroke pada kelompok kontrol (control event rate,CER) = 20/50 =0,4
 Kejadian stroke pada kelompok eksperimen (experimental event rate,EER) = 10/50 = 0,2

 RRR= (CER-EER)/CER
 ARR = CER-EER
 RRI = ( CER-EER ) / CER
 ARI = CER-EER
 NNH = 1/ARI

R= kegagalan actual
I= resiko efek samping

Absorption:
o Gastro-intestinal absorption is slower in infancy, but absorption from intra-muscular injection is faster.
o Infant skin is thin and percutaneous absorption can cause systemic toxicity
Distribution:
o Lower volume of distribution of fat-soluble drugs (e.g. diazepam) in infants.
o Plasma protein binding of drugs is reduced in neonates.
o Blood–brain barrier is more permeable in neonates and young children, leading to an increased risk of CNS adverse effects.
Metabolism:
o At birth, the hepatic microsomal enzyme system is relatively immature.
o Drugs administered to the mother can induce neonatal enzyme activity (e.g. barbiturates).
Excretion:
o All renal mechanisms (filtration, secretion and reabsorption) are reduced in neonates.
o Subsequently, during toddlerhood, it exceeds adult values, often necessitating larger doses per kilogram. E.g. the dose per
kilogram of digoxin is much higher in toddlers than in adults

Fewer albumin proteins  greater concentrations of free drug


Elevated free drug levels  more intense response
Decreased hepatic metabolism  prolonged response
Decreased renal elimination  prolonged response
Blood-brain-barrier not well-formed  CNS effects
GANGGUAN DARAH ALL ADB
“proleferasi patologik” sel limfoblast di
sumsum tulang, berakibat terdesaknya sistim
hemopoetik lainnya
 Leukemia aleukemik : leukosit <
10.000
 Leukemia subleukemik : 10 –
25.000
 Leukemia leukemik : Leukosit >
25.000
 Hiperleukositosis :
Leukosit > 50.000

gejala  Pucat ( mendadak )


 Panas
 Nyeri tulang / sendi
 Biru-biru dibadan, hidung berdarah
 Bengkak dileher, perut

Px fisik  Petekie, purpura, ekimosis


 Epitaksis, perdarahan gusi, melena
 Pembesaran kel limfe
( leher, inguinal )
 Hepatosplenomegali
 CNS: pusing, muntah, kesadaran
menurun
Px penunjang  Leukositosis & ada limfoblast  Hb, Hct, eritrosit, MCV, MCHC : 
 Anemia  RDW meningkat
 Trombositopenia  Mikrositik hipokromik ( mulai Hb<10
 Granulositopenia g/dl)
 pemerikKHAS :Terdapatnya sel  SI turun, IBC , TIBC , Saturasi turun
leukemia < 16 %
( limfoblast ) pada apusan darah tepi  Noktah besi sumsum tulang
sedikit/kosong
 Retikulosit meningkat bila Hb<7 g/dl
 Mentzer index (MCV/RBC) > 13
 Trombositosis > 500.000/ml
 Ferritin turun < 12 ug/ml
 Free Erythrocyte protophorphyrin
meningkat.

terapi  Fe 3-6mg/kg/ hari


 Susu mengurangi absorbsi besi
 Vit C meningkatkan absorbsi besi
 Side effects:
 Diskolorisasi gigi
 BAB kehitaman
 Re-check CBC 4-6 minggu (respon)
 Lanjutkan pemberian Fe 3-4 bulan
(cadangan)
GANGGUAN USUS
USUS
Malformasi foregut OESOPHAGEAL ATRESIA hipersalivasi
EXTRAHEPATIC BILIARY o Ganggu drainase cairan o ICTERIC > 2 WEEKS, o
ATRESIA empedu o TINJA AKOLIK,
o Virus reovirus & rotavirus o URIN BERWARNA GELAP

Stenosis pyloric - non billous vomiting


hipertrofi (SPH) - visible peristaltic waves
in LUQ
- muntah tidak hijau
- Mulai usia >2-8 minggu
- Muntah proyektil
- Epigastrium agak
kembung
- Olive sign
- Catterpilar sign
Malformasi midgut obstruksi jejunum Px bisa pake barium enema “coil spring,” “corkscrew,” or
proximal “beak”
Obstruksi intestinal • Muntah hijau merupakan
neonatal tanda utama adanya
obstruksi intestinal
neonatal,
• Distensi abdomen
• Nyeri abdomen
• BAB (-)
• Gagal tumbuh kembang,
• Refluks gastroesofageal,
• Rasa tidak nyaman di
abdomen yang ringan
omphacocele

gastroschisis

Umbilical hernia

Malformasi hindgut Megacolon / hirschprung • Ax: MEKONIUM > 24 JAM


diseases • Tidak terdapatnya TRIAS ILEUS: OBSTIPASI,
plexus – plexus DISTENDED, MUNTAH
tersebut diatas
sehingga efek • Px: ILEUS LETAK RENDAH
kontraksi/spastik
lebih dominan • X ‘RAYS: BARIUM
ENEMA-KOLON INLOOP-
ZONA TRANSISI KOLON
DILATASI &SPASTIK YG
MENYEMPIT
HIV stomatitis TOXOPLASMOSIS CMV CONGENITAL
symptom Demam berulang Rewel Trias klasik 1. Tuli sensori neural
/berkepanjangan • Demam 1. Microcephali ( 2. Korioretinitis
• BB turun progresif • Drolling kepala kecil). 3. Kalsifikasi
• Diare persisten • Tidakmaumakan/minum 2. Kalsifikasi periventricular
• Tampaklukadimukosabucal serebral ( 4. Motor deficits
•Kandidosis oral • Penurunan berat badan terdapat 5. Limfadenopati
• Otitis media kronik pengapuran pada 6. Hepatosplenomegaly
• Gagal tumbuh/FTT otak) . 7. Atrofi cerebri
• Limfadenopati 3. Chorio retinitis ( 8. Demam malaise
generalisata radang pada
daerah retina
• Kelainan kulit
mata)
• Pembengkakan parotis
Pada bayi yang terkena
disamping tanda tadi,
bisa terjadi tuli, buta ,
gangguan
perkembangan

Kejang, jaundice,
trombositopenia
Px penunjang - Kalo <18 bulan, Maternal igG anti toxo Kalsifikasi paraventricular
PCR
- Kalo >18 bulan igG= masa lalu
atau ortu ga igM= lagi terinfeksi
diketahui HIV
atau ga, ELISA
- KONFIRMASI
dengan western
bold
meningitis ensefalitis poliomielitis Reye syndrome
gejala • Demam • Demam tinggi  Kelumpuhan  Sindrom
• Nyeri kepala mendadak, sering  Atrofi otot kerusakan otak
• Meningismus ditemukan  Tulang tulang akut yang ditandai
• Letargi hiperpireksia merapat dengan
• Malaise • Penurunan  Flacid paralisis di ensefalopati dan
• Kejang kesadaran muka asimetris masalah fungsi
• Muntah dengan cepat.  Bisa hernia di hati dengan
• Ubun ubun nonjol • Anak agak besar abdomen penyebab yang
sering mengeluh  Demam tidak diketahui
Adanya infeksi saluran napas nyeri kepala,  Kelelahan
atau saluran cerna yang kejang, &  Mual  Meningkatnya
mendahului, seperti batuk, kesadaran  pusinb tekanan di dalam
pilek, diare, muntah menurun otak dengan
• Kejang bersifat akumulasi masif
Tanda rangsang meningeal umum atau fokal, lemak di hati &
(kaku kuduk, tanda kernig, dapat terjadi organ lain
brudzinski), tanda rangsang status epileptikus
meningeal bisa tidak ditemukan  Berhubungan
pada usia<1 tahun dengan penyakit
virus seperti
Anak usia < 3 tahun jarang varicella,influenza
mengeluh nyeri kepala (dalam masa
penyembuhan)
Gejala pada bayi  demam,
iritabel, letargi, malas minum,
high pitched-cry  Ruam lengan
tangan dan kaki
 Muntah menetap
 Letargi
 Bingung
 Demam
 Pusing
 Stupor
 Koma edemotak
gagalnapas
 Disfungsi hati
 Gagal organ
multiple

px penunjang • Pemeriksaan darah • Supportif


lengkap, kultur darah, • Dukungan
gula darah dan elektrolit –peningkatan jumlah pernapasan (alat
sel 50-200/mm3 bantu napas)
 Lumbal pungsi  –hitung jenis • Cairan intravena
pemeriksaan LCS didominasi sel • Manitol untuk
Cairan LCS limfosit mengurangi
keruh/opalesence,Nonne –protein meningkat edema otak
+/-,Pandy+/++ tapi tidak melebihi • Insulin dosis
Sel 100- 200 mg/dl rendah
100.000,dominan PMN –glukosa normal meningkatkan
Protein 200-500 metabolisme
mg/dL • Pencitraan (CT- glukosa
Glukosa<40 mg/dL Scan atau MRI • Diuretik seperti
Jika pernah mendapat kepala) furosemid
antibiotik,gambaran LCS menunjukkan • Monitor tekanan
tidak spesifik gambaran edema darah dan tekanan
 CT Scan dan MRI  pada otak baik umum intrakranial
kasus berat dan curiga maupun fokal
komplikasi seperti • EEG umumnya
empiema subdural, didapatkan
abses otak,hidrosefalus gambaran
 EEG perlambatan perlambatan atau
umum gelombang
epileptiform baik
umum maupun
fokal, kadang
didapatkan
gambaran normal
pd beberapa
pasien

terapi R/ seftriakson 100mg/kgbb/day Terapi suportif Imunisasi polio minimal


S 2 dd 1 Intravena (antibiotic) - hiperpireksia, 4x
(pct 10mg/kgBB
R/ dxametason 0,6mg/kgbb/day 4 dd 1) • Tidak ada anti
S 4 dd 1, selama 4 hari IV - keseimbangan virus untuk polio
cairan & • Suportif :
elektrolit, analgetik,
- peningkatan TIK, antipiretik,
(furosemide ventilasi
1mg/kgBB) mekanik,
- serta tata laksana trakeostomi
kejang.
- Pasien sebaiknya
dirawat di ruang
rawat intensif
- Antibiotic pake
prednisone 1 -
2mg/kg/day 7-
10hari
komplikasi • Gangguan pendengaran • Koma
• cerebral palsy gangguan penglihatan, • Kerusakan otak
• retardasi mental, palsi serebral, permanen
• epilepsi, epilepsi, • Kejang-kejang
• kebutaan, retardasi mental
• spastisitas, & maupun gangguan
• hidrosefalus perilaku
bronkiolitis pneumonia asma
usia <2th >2th, semua usia >5th, semua usia
Penyebab virus Bakteri / virus alergi
onset cepat lama Bisa cepet bs lambat
Px fisik Expiratory effort Inspiratory effort
Foto thoraks Hiperaerasi / air trapping infiltrat normal
Tes RSV + - -
wheezing + - +/- sepanjang ekspirasi berulang
demam + + -
Hiperinfalsi dinding dada ada gada ada
Ekspirasi memanjang ada gada ada
Respon bronkodilator Lambat atau gada gada cepat
Lain lain Nafas cuping hidung  Batuk dengan napas cepat Sianosis kalo parah
Sianosis  Tarikan dinding dada
Hepar & lien keraba bagian bawah ke dalam  Riwayat wheezing
 Demam berulang, kadang tidak
 Crackles/ ronki berhubungan dengan
 Pernapasan cuping hidung batuk dan pilek
 Merintih/grunting

tatalaksana Oksigenasi – cairan - nutrisi Pneumonia ringan (nafas cepat  Salbutamol nebulasi
Masukin RS kalo: saja) 2,5mg/kali tiap 4 jam
1. Kasih Oksigen kalo <92%  rawat jalan  Salbutamol oral 0.05 –
2. Usia < 3bulan  amoksisilin 25mg/kgBB 2 0.1 mg/kgbb tiap 8 jam
3. Distress napas dd 1 selama 3 hari  Dexametason
4. Penyakit lain2 0.3mg/kgbb 3 dd 1
Antivirus? Hm gabutuh sih selama 3 hari
Kortikosteroid pneumonia berat (nafas berat +
 dexametason kepala anguk anguk, napas
0,5mg/kgBB bolus IV 4 cuping idung, retraksi, fototoraks
dd 1 infiltrate / konsolidasi, grunting,
vitamin A 10.000 IU/week crackles) atau sangat berat
(gabisa nyusu/makan, muntahin
semua, kejang letargis, distress
berat)
 amoksisilin 25mg/kgBB iv
atau im per 6 jam selama
3 hari
 kalo membaik –
amoksisilin oral
15mg/kgbb 3 dd 1 untuk
5 hari
 kalo memburuk sebelum
2 hari, +kloramfenikol
25mg/kgbb tiap 8 jam
 kalo stafilokokal,
gentamisin (7,5/mgkgbb)
dan klindamisin
(15mg/kgbb)
 terapi oksigen
 parasetamol

You might also like