You are on page 1of 16
USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F, Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737 Kunjungi kami di: http: / /usupress.usu.ac.id Terbitan pertama 2010 © USU Press 2010 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 979 458 448 7 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Analisis data: untuk riset manajemen dan bisnis/Syafizal Helmi Situmorang [et al.]. - Medan USU Press, 2010 vi, 215 p.: Hus. ; 24m Bibliografi ISBN: 979-458-448-7 1. Programming - Analysis - Research _I. Situmorang, Syafrizal Helmi Il. Muda, Iskandar _ III. Dalimunthe, Doly M. Ja’far IV.Fadli_ V. Syarief, Fauzie 005.4 - ddc2I Dicetak di Medan, Indonesia DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI.. BABI. ANALISIS DATA 1 1.1. Data, Skala, dan Variabel 1.2. Analisis Data ... BAB II. DATA PADA SPSS. 2.1. Menyusun Data 2.2. Memodifikasi Data . 2.3. Transformasi Data ... BAB IIL. STATISTIK DESKRIPTIF 3.1, Analisi Frekuensi 3.2. Statistik Deskriptif ... 3.3. Eksplorasi Data 3.4. Crosstab..... BAB IV. COMPARE MEANS. 4.1. One Sample T Test 4.2, Independent Sample T Test. 4.3. Pair Sample T Test... BAB V. ANOVA 5.1, One Way Analysis of Variance 5.2. Univariable Analysis of Variance BAB VI. VALIDITAS DAN RELIABILITAS 6.1. Validitas . 6.2. Jenis Validitas .. 6.3. Cara Menguji Validitas 6.4. Reliabilitas.. 6.5. Teknik Perhitungan Reliabilitas 6.6. Aplikasi pada SPSS ...... BAB VII. KORELASI 7.1, Korelasi Bivariat 7.2. Korelasi Parsial ..... BAB VIII. NORMALITAS . 8.1. Pendekatan Histogram . 8.2, Pendekatan Grafik 8.3. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov 8.4, Penanganan Data Tidak Normal BAB IX. HETEROSKEDASTISITAS 9.1. Sifat-Sifat Heteroskedastisitas . 9.2. Deteksi terhadap Heteroskedastisitas 9.3, Pendekatan Grafik ....... 9.4. Pendekatan Statistik 9.4.1. Uji Glejser .. 9.4.2. Uji Park 9.5. Tindakan Perbaikan Heteroskedastisitas BAB X. AUTOKORELASI 10.1. Penyebab Terjadi Autokorelasi 10.2. Konsekuensi Autokorelasi 10.3. Deteksi Autokorelasi .... 10.4. Memperbaiki Autokorelasi BAB XI. MULTIKOLINIERITAS .. 11.1. Sumber-Sumber Penyebab Multikolinieritas ..... 11.2. Konsekuensi Teoretis & Praktis Multikolinier 11.3. Pendeteksian Multikolinieritas 11.4. Tindakan Perbaikan Multikolinieritas BAB XII. REGRESI. 12.1. Regresi Linear Sederhana . 12.2. Regresi Linear Berganda .........0.0cecseeeneee 12.2.1. Metode Enter 12.2.2. Metode Stepwise 12.2.3. Metode Backward 12.2.4. Metode Forward ... 12.3. Weight Estimation .. 124. Curve Estimation BAB XIII. ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) ... BAB XIV. REGRESI LOGISTIK DAFTAR PUSTAKA .... vi aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bas |: ANALISIS DATA hal apakah dari variabel-variabel itu yang diukurnya atau yang menjadi pengukurnya; untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu terlebih dahulu ditentukan dimensi variabel-variabel itu. Kemudian perlu menetapkan ukuran-ukurannya, yang kepada kenyataannya bertingkat-tingkat taraf nilai kuantifikasinya. Oleh karena pengukuran itu tidak terlepas dari penggunaan statistik, maka perlu diketahui teknik-teknik statistik mana yang berlaku bagi setiap tingkat ukuran itu. Penyusunan skala (perskalaan) tidak lain adalah menetapkan proposisi atau mengatur secara seimbang, atau menurut perimbangan nilai pada dimensi variabel-variabel. Penyusunannya dapat dibedakan antara penyusunan indeks variabel dan penyusunan skala variabel. Dari padanya perlu diketahui tentang langkah-langkah penyusunan baik indeks maupun skala. Scaling atau perskalaan hanya dapat dikenakan pada gejala kontinum yaitu menetapkan proporsi atau mengatur menurut pertimbangan (to set in proportion, to design or regulate to ratio ). Perskalaan pada gejala - gejala kontinum merupakan akibat logis dari pada adanya variabilitas tingkatan pada gejala-gejala kontinum itu. Tipe Skala 1, Nominal : skala nominal tingkatan pengukuran yang paling sederhana. Dasar penggolongan ini agar category yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exhaustive). “Angka” yang ditunjuk untuk suatu_ kategori tidak merefleksikan bagaimana kedudukan kategori terscbut terhadap Kategori lainnya, tetapi hanyalah sekedar label atau kode sehingga skala yang diterapkan pada data yang hanya bisa dibagi ke dalam kelompok-kelompok tertentu. dan pengelompokan tersebut hanya dilakukan untuk tujuan identifikasi. Contoh: penggolongan mobil ke dalam kategori sedan, van, mini van, truk, dan bus. Atau penggolongan jenis kelamin, suku dsb. 2. Ordinal ; skala ini memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkatan “ yang paling rendah” ke tingkatan “paling tinggi” menurut atribut tertentu. skala yang diterapkan pada data-data yang dapat dibagi dalam berbagai kelompok dan kita bisa membuat peringkat di antara kelompok tersebut. image not available image not available ANALISIS DATA UNTUK RISET MANAJEMEN DAN BISNIS haruslah sedemikian rupa mempunyai kemantapan yang canggih. Inti sari dari penyusunan alat ukur fenomena sosial itu adalah penentuan mata skala yang paling tepat, melalui cara penentuan dimensi variabel-variabelnya itu untuk hal ini keterampilan analisis faktor perlu dikuasai oleh para peneliti ilmu sosial. Selain hal itu, perlu pula diperhatikan bahwa meskipun telah dimiliki alat ukur yang jitu, masih ada sumber-sumber kesesatan lain yang berpengaruh terhadap pengukuran itu; antara lain subyek pengukur, obyek yang diukur dan mungkin pula hal lain misalnya sifwasi dan kondisi di mana pengukuran itu dilakukan. Sampai berapa jauh gangguan sumber-sumber kesesatan dalam pengukuran mengganggu ketepatan dan keabsahan pengukuran, hampir seluruh kepustakaan metodologi penelitian membahasnya sebagai topik yang tidak boleh ketinggalan. Oleh karena itu dianjurkan untuk memperdalamnya melalui kepustakaan- kepustakaan yang dimaksud. Pada akhirnya perlu pula diketahui, terutama pada penelitia yang menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan), angket, dan sebagainya, skala ukur variabel itu merupakan penjabaran dari “points” (mata-mata) skala pada bentuk pertanyaan-pertanyaan jadi menyusun daftar pertanyaan tidak dilakukan semaunya atau seingatnya, melainkan dilakukan dengan sistematik sesuai dengan skala ukur (ingat kembali, bahwa skala ukur terdiri dari dimensi- dimensi, komponen-komponen/indikator-indikator variabel). Sekali lagi betapa penting/urgentnya penentuan pengukuran dan penyusunan skala itu bagi proses penelitian selanjutnya. C. Variabel Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah variasi pada nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk obyek atau orang yang berbeda. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada bab tiga mengenai proposisi. Secara konseptual variabel dapat kita bagi menjadi empat bagian utama, yaitu (Sekaran, 2006): 1. Variabel dependent adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Tujuan penelitian adalah aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book.

You might also like