You are on page 1of 67
144 14 Elemen Dasar dan Fasor PENDAHULUAN 14.2 ‘Tanggapan elemen dasar R, L, dan C terhadap tegangan dan arus sinusoidal akan diuji dalam bab ini dengan catatan khusus mengenai bagaimana frekuensi akan mempengaruhi karakteristik yang berlawanan pada masing-masing elemen, Ke- ‘mudian notasi fasor akan diperkenalkan untuk menetapkan sebuah metode anali- sis yang memungkinkan hubungan langsung dengan sejumlah metode, teori, dan konsep yang diperkenalkan dalam bab-bab de. DERIVATIF Ja merupakan dasar bagi pemahaman mengenai tanggapan elemen dasar R, L, dan C terhadap sebuah isyarat sinusoidal yaitu Konsep mengenai derivatif yang akan diyji secara rinci, Ia tidak memerlukan syarat bahwa anda harus ahli dalam teknik ‘matematika tetapi anda harus memahami dampak hubungan yang ditentukan oleh derivatif. Ingat dari Pasal 10.11 bahwa derivatif dx/dr didefinisikan sebagai pesat peru- bahan x tethadap waktu. Jika pada suatu saat x tidak berubah, de = 0, maka derivatifaya adalah nol. Untuk gelombang sinusoidal, dx/dt berharga nol hanya pada puncak positif dan negatif (or = n/2 dan $n pada Gambar 14.1), karena x dak berubah pada saat itu, Derivatif dx/dt sebenarnya adalah lereng grafik pada sembarang waktu. Pengujian gelombang sinus juga akan menunjukkan bahwa perubahan x yang paling besar terjadi pada saat of = 0, x, dan 2n, x bertambah dengan pesat yang 163 W64 Tebouk Ranghaian Lisrik — Jild 2 GAMBAR 14.1 paling tinggi, dan derivatif ditentukan bertanda positif bila x bertambah dengan ‘adanya pertambahan waktu. Pada m, dr/dt turun dengan pesat yang sama seperti pada 0 dan 21, akan tetapi derivatifnya memiliki tanda negatif, karena x ber- kurang dengan bertambahnya waktu. Karena pesat perubahan pada 0, n, dan 2x adalah sama, magnitudo pada titk ini juga sama. Untuk bermacam-macam harga of antara puncak maksimum dan puncak minimum, derivatif akan ada dan ber- harga dari minimum sampai dengan maksimum. Gambar mengenai derivatif yang ‘erdapat pada Gambar 14.2 memperlihatkan bahwa derivatif sebuah gelombang, sinus adalah gelombang cosinus. Puncak harga gelombang cosinus berbanding lurus dengan frekuensi gelom- bbang asli, Semakin tinggi frekuensi, akan semakin curam lereng pada absis, dan akan semakin besar harga dd, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 14.3. GAMBAR 142 Blemen Dasar dan Fasor 165 Leh Smaller negative peak Nessie peak GAMBAR 143, Catat pada Gambar 14.3 bahwa meskipun kedua gelombang memiliki harga puncak yang sama, namun fungsi sinusoidal yang memiliki frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan harga puncak yang lebih tinggi untuk derivatif. Sebagai tambahan, catat bahwa derivatif memiliki periode dan frekuensi yang sama de- ngan gelombang sinusoidal asl Untuk tegangan sinusoidal (0) = Em sin(wot + 8) derivatif tersebut dapat diperoleh secara langsung dengan pendiferensialan (kalkulus) untuk menghasilkan persamaan berikut: (14.1) ‘yang secara jelas mendukung bahwa derivatif sebuah fungsi sinusoidal adalah sebuah gelombang cosinus dan harga puncaknya berbanding lurus dengan frekuensinya, 166 Telouk Ronghaian Liseik — Jil 2 14.3 Dengan cara yang sama, e(f)= Em cos(ot + 8) maka 4 ety = ~ aby sinfor * at (14.2)| = ~29ff nm sinlot = TANGGAPAN ELEMEN DASAR TERHADAP TEGANGAN ATAU ARUS SINUSOIDAL Dengan menggunakan hukum Ohm dan persamaan-persamaan dasar untuk ka- pasitor dan induktor, Kini kita dapat menggunakan tegangan atau arus kepada elemen dasar R, L, dan C. Tahanan Untuk frekuensi jala-jala listrik dan frekuensi sampai beberapa kilohertz, untuk maksud praktis tahanan tidak dipengaruhi oleh frekuensi tegangan atau arus sinusoidal yang digunakan. Untuk daerah frekuensi ini, tahanan pada Gambar 14.4 dapat diperlakukan sebagai sebuah tetapan, dan hukum Ohm digunakan| sebagai berikut. Untuk v= Vn sin ct, di mana GAMBAR 144 Elemen Dasar dan Fasor 167 vn (443) R Ine ‘Scbagai tambahan, untuk harga i tertentu, v= ER=(Im sin Of)R= Im R sin of = Vin Sin OF 228 0 Sebuah grafik hubungan antara v dan i pada Gambar 14.5 mengungkap bahwa dimana untuk sebuah elemen tahanan murni, tegangan yang melintas dan arus yang melalui elemen tersebut adatah sefase. Reg a iy at in pase GAMBAR 14.5 Induktor Untuk susunan seri pada Gambar 14.6, tegangan yang tampak melintas elemen yang terdapat dalam kotak melawan sumber ¢, oleh Karena itu mengurangi mag- hitudo arus i, Magnitudo tegangan yang melintas elemen terscbut berbanding lurus dengan perlawanan elemen tersebut terhadap aliran muatan, atau arus é Untuk elemen penghambat, kita peroleh bahwa perlawanan adalah hambatannya dan Yelemen dan i ditentukan oleh persamaan vetemen = i R. ‘Untuk suatu induktor, kita peroleh dalam Bab 12 bahwa tegangan yang melin- tas sebuah induktor berbanding lurus dengan pesat perubahan arus yang melalui kumparan. Sebagai akibatnya adalah bahwa semakin tinggi frekuensi, akan se- makin besar pesat perubahan arus yang melalui kumparan tersebut, dan akan 168 Teknik Rangkaian Lisi GAMBAR 146 semakin besar magnitudo tegangan. Sebagai tambahan, kita peroleh dalam bab ‘yang sama bahwa induktansi sebuah kumparan akan menentukan pesat perubahan fluks yang menghubungkan sebuah kumparan untuk perubahan arus tertentu yang melewati kumparan tersebut. Semakin besar induktansi, akan semakin besar ‘tegangan yang dihasilkan yang melintas kumparan tersebut. ‘Oleh karena itu tegangan imbas berbanding lurus dengan frekuensi (atau lebih Khususnya kecepatan sudut arus ac sinusoidal yang melewati kumparan) dan induktansi kumparan. Untuk penambahan harga @ dan Z pada Gambar 14.7, ‘magnitudo vz akan bertambah sebagaimana yang diuraikan i atas, Dengan menggunakan kesamaan antara Gambar 14,6 dan Gambar 147, kita perolch bahwa pertambahan harga vz berbanding Iurus dengan pertambahan harga perlawanan pada Gambar 14.6. Karena vz akan bertambah dengan bertam- bahnya dan Z, perlawanan pada sebuah elemen induktif ditentukan oleh perka- liannya pada Gambar 14.7. Kini kita akan membuktikan beberapa kesimpulan yang sebelumnya dengan ‘menggunakan pendekatan matematika dan kemudian menentukan beberapa be- saran penting yang digunakan dalam pasal dan bab berikutnya. Untuk induktor pada Gambar 14,8, kita ketahui bahwa diz aaery GAMBAR 147 Elemen Dasar dan Fasor 169 ee nig = tatoo 4 GAMBAR 14.8 dan, dengan menggunakan penurunan So Lg sin w= ate cee ‘Oleh Karena itu, sent al cos) = ot un vi= Vm sin(wt + 90°) di mana Vm=0L Jn Catat bahwa harga puncak vz berbanding lurus dengan dan Z sebagaimana yang, diharapkan dalam pembahasan di atas. Sebuah grafik hubungan antara vz dan iz, pada Gambar 14.9 mengungkap bahwa untuk sebuah induktor v1. mendahului iz sebesar 90°, atau iz tertinggal 99° oleh Le Tika it, = Im sin(ot + ) maka vE= 0 L Im sin(wt + 6 + 90°) 170. Telok Ranghaian Listrik — Jil 2 Len leads ig by 90° GAMBAR 149 Perlawanan terhadap arus yang dihasilkan oleh induktor dalam sebuah jaringt an ac sinusoidal dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan (4.1): penyebab perlawanan Pengaruh = yang mana untuk maksud kite persamaan tersebut dapat di Penyebab Perlawanan pengaruh Dengan menggantikan harga, kita punya persamaan Perlawanan = yang sesuai dengan hasil yang diperolch sebelumnye. Besaran @, disebut reaktansi (dari kata “reaction”) sebuah induktor, simbol nya diwakili oleh Xz dan diukur dalam ohm; jadi, Reaktansi induktif adalah perlawanan terhadap aliran arus, yang akan meng. hasilkan pertukaran energi yang terus menerus antara sumber dan medan ma; induktor. Dengan kata lain, reaktansi, tidak seperti hambatan (yang mele cenergi dalam bentuk panas), tidak melesap energi listrik. lemon Dasar dan Fasor 171 Kapasitor Kini maritah kita kembali kepada susunan seri yang terdapat pada Gambar 14.6 dan menyisipkan kapasitor sebagai elemen yang ditinjau. Akan tetapi untuk kapasitor tersebut kita akan menentukan arus i untuk tegangan tertentu yang melintas elemen tersebut. Bila pendekatan ini mencapai kesimpulannya, maka ‘hubungan antara tegangan dan arus akan diketahui, dan tegangan yang mclawan (Vetemen) dapat ditentukan untuk sembarang arus sinusoidal i, Penyelidikan kite pada induktor mengungkap bahwa tegangan imbas yang. melintas sebuah kumparan melawan perubahan arus sesaat yang melalui kum- paran tersebut. Untuk jaringan kapasitif, tegangan yang melintas kapasitor dibatasi oleh pesat arus yang disimpan pada, atau dilepaskan oleh, keping kapasi- tor tersebut, masing-masing selama fase pemuatan dan fase pengosongan. De- gan kata lain, perubahan tegangan sesaat yang melintas sebuah kapasitor dilawan ofch kenyataan bahwa di sana ada sebuah elemen yang memerlukan Waktu untuk menyimpan muatan pada (atau melepas muatan dari) keping sebuah kapasitor, dan V = Q/C. Karena kapasitansi adalah ukuran pesat kapasitor akan menyimpan muatan pada kepingnya untuk perubahan tegangan tertentu yang melintas kapasitor, semakin besar ‘harga kapasitansi, akan semakin besar arus kapasitif yang dikasilkan. Sebagai tambahan, persamaan dasar yang berhubungan dengan tegangan yang melintas sebuah kapasitor dan arus yang lewat pada sebuah kapasitor (7 = C (dv/d) menunjukkan bahwa untuk sebuah kapasitansi yang tertentu, semakin besar pesat perubakan fegangan yang melintas kapasitor tersebut, akan semakin besar arus kapasilf yang dihasitkan. ‘Tentunya, pertambahan frekuensi berhubungan dengan pertambahan pesat perubahan tegangan yang melintas kapasitor tersebut dengan demikian akan meningkatkan arus kapasitor. ‘Oleh karena itu anus pada sebuah kapasitor berbanding lurus dengan frekuensi (lebih khususnya kecepatan sudut) dan kapasitansi kapasitor tersebut, Penambah- ‘an pada salah satu besaran akan menghasilkan penambahan arus kapasitor. Akan tetapi untuk susunan dasar pada Gambar 14.10, kita tertarik untuk menentukan perlawanan kapasitor tersebut yang dihubungkan dengan hambatan sebuah tahan- aan dan oZ untuk induktor. Karena pertambahan arus berhubungan dengan dengan pengurangan perlawanan, dan ic sebanding dengan @ dan C, perlawanan sebuah kapasitor berbanding terbalik dengan oC, atau 1/aC, seperti yang diperlihatkan

You might also like