You are on page 1of 12

Roswall Nurhosonoh Perancangan Boiler Dengan Memanfaatkan Sompah

JosmldEdy Kering Untuk Bahan Bokor PLTU Mini 3 kW S_TT-PLN


Ezo Brion Prodono

Arlef Suardi Anolisis Perbondingan Penggunoan Big Oil Gun don Tiny
Vendy Antono Oil Gun terhadap Kosumsi Bohan Baka~ Pada Soot Strat
Al Asyi Up Unit di PHU Bonten l:ontar

Arismo Cholrul Syorlf Oji Prestasi don Emisi Diesel Berbahan Bokor Minyak
Iman Kortoloksono R Nabati Murnl untuk Pembangkitan Daya di Daerah
Jolu Eko Horjono
• Terpencil
Noflrmon Pe'ngukuran Suhu Pembakaran di Dalam Boile~ : Pirom~ter
Yusuf Rosyid Akuistik°'VS Pirometei' lnfared ·

Win Alfoloh Eko Pengaruh Pemeliharoan Overhoul Turbo Charger


Sullstyo
Rohmot lkhson Te~hadap-Kinerja Mesin Unit VII PLTD Ampenan·

Utoml Wohyunlngsih Penanggulangan Korosi Pada Pipa G.as Dengan Metode


Halim Rusjdi Catodic Profe.cfion (Anoda Karbon) PT P,GN Solution Area
Eko Sulistiyo
Cengkarerig

Sohlon Anallsis Strategi Teknologi PLTS Fdtov.oltik di Indonesia


Terhadap Nilai Eqivalensi don Pemanfatan Per Wilayah

Jumloll Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Tutorial


Inion Raina Sari Yontf Bagi Mahasiswa Teknik Mesin STT PLN
Sri Yoyl

I
I
I'- I'
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

PENGARUH PEMELIHARAAN OVERHAUL TURBOCHARGER TERHADAP


KINERJA MESIN UNIT VII PLTD AMPENAN

Win Alfalah1), Eko Sulistyo2), Rahmat Ikhsan3)


1,2,3)
Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik PLN
email: winalfalah@sttpln.ac.id
email: ekosulistyo@sttpln.ac.id

Abstract

Increasing number of Indonesian population and unequal distribution of population with higher
densities only on certain islands rather than outside the islands, appropriate development strategies
are needed in providing need for electrical resilience for the population. Frequent interactions with
fuel - powered engines such as diesel engines and human resource readiness probably are reasons for
government choice in using diesel powered engines (very big and medium sized diesel engines) to
provide electricity on small islands and remote islands. Availability of electrical energy will create a
conducive investment climate and improve welfare of the population. Lombok West Nusa Tenggara is
one of small islands in Indonesia. In the area, electricity need is generated by PLTD Ampenan. One of
the Ampenan diesel engines in unit VII is New Sulzer 12 ZAV 40 S equipped with double turbocharger
type VTR 354. To maintain its performance, overhauls done routinely. Overhaul is a procedure
performed to restore engine performance to factory standard specification value and give second age
with condition worn or defective components refer to reusable parts instructions according to factory
standards. This research focuses on the state of the diesel engine as a prime mover of generator
before and after its turbocharger overhaul. And also, things about turbocharger overhaul and its
effect on the engine.

Keywords: turbocharger, overhaul, maintenance, engine, diesel

1. PENDAHULUAN Permasalahan ketersediaan listrik di pulau -


pulau kecil ataupun pulau terdepan di Indonesia
Semakin bertambahnya jumlah penduduk telah menjadi masalah yang berlarut - larut.
Indonesia dan distribusi penduduk yang tidak Keterbatasan listrik tentu akan membuat
merata dengan tingkat kepadatan yang tinggi aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Pasokan
hanya di pulau - pulau tertentu dibandingkan di listrik di pulau - pulau kecil umumnya
luar pulau – pulau itu, strategi pembangunan yang dibangkitkan oleh generator diesel (genset).
tepat diperlukan dalam menyediakan kebutuhan Pemakaian genset ini tentu akan menghabiskan
ketahanan listrik bagi masyarakat. Pembangunan bahan bakar minyak yang tidak sedikit, sehingga
ketahanan listrik merupakan salahsatu pilar dapat dikatakan tidak efisien untuk mencukupi
penopang kesejahteraan masyarakat, di mana kebutuhan listrik masyarakat pulau sehari - hari.
peran ilmu pengetahuan dan teknologi harus Pemborosan pemakaian listrik di pulau - pulau
diposisikan secara nyata dalam setiap kegiatan kecil tersebut kemudian diatasi dengan
pembangunan listrik. pembatasan waktu penggunaan listrik, yaitu
Pada Agustus 2017, telah tersebar 722 listrik hanya menyala pada pukul 17:00 sampai
mesin PLTD di 241 lokasi dengan kapasitas 443 pukul 07:00 keesokan harinya. untuk memenuhi
MW di daerah terpencil dan pulau terluar di kekurangan pasokan listrik di pulau – pulau
seluruh Indonesia yang sebagian sudah kecil dan pulau – pulau terpencil.
beroperasi. Pembangkit listrik tenaga diesel Seringnya interaksi (kesiapan SDM)
(PLTD) menjadi pilihan pemerintah yang paling terhadap mesin pembakaran dalam
utama untuk penuhi kebutuhan listrik di wilayah (salahsatunya mesin diesel) dan alasan
perbatasan dan pulau terluar. Pulau kecil selama ketersediaan jenis dan suku cadang yang sangat
ini dialiri listrik oleh pembangkit listrik tenaga banyak mungkin menjadi alasan pemerintah
diesel. memilih mesin diesel besar dan sangat besar
sebagai tenaga pembangkit listrik di Indonesia

29
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

mungkin adalah alasan pilihan pemerintah pembangkitan dalam daya kecil dan menengah
dalam menggunakan mesin tenaga diesel untuk bahkan sampai daya besar sudah ada yang
menjadi pembangkit tenaga listrik di pulau – menggunakannya. Untuk mempermudah dalam
pulau kecil dan pulau - pulau terpencil, seperti melakukan pemeliharaan mesin diesel, para
di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Selain itu, teknisi harus mempunyai dasar - dasar
kesiapan tenaga ahli, dana, sarana, dsb. mungkin pengetahuan mengenai mesin diesel yang baik,
juga menjadikan pemerintah lebih memilih agar setiap melakukan pemeliharaan para teknisi
mesin diesel sebagai tenaga yang saat ini masih dapat memperlakukan setiap komponen yang
utama dibandingkan energi terbarukan, seperti berada dalam mesin, sesuai dengan
matahari, angin, dsb. konstruksinya.
Bila ketersediaan listrik baik di suatu Yang dimaksud dengan unit PLTD adalah
daerah, berbagai kegiatan akan tumbuh, industri kesatuan peralatan - peralatan utama dan alat -
kecil, menengah bahkan besar akan muncul dan alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun
memberikan lapangan pekerjaan. Ketersediaan dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk
energi listrik akan menciptakan iklim investasi mengubah energi yang terkandung didalam
yang kondusif serta meningkatkan kesejahteraan bahan bakar minyak menjadi tenaga mekanis
masyarakat. dengan menggunakan mesin diesel sebagai
penggerak utamanya. Lalu, tenaga mekanis
tersebut oleh generator diubah menjadi tenaga
2. KAJIAN LITERATUR DAN listrik.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Salahsatu mesin PLTD Ampenan di unit
VII adalah New Sulzer 12 ZAV 40 S dan
Pembangkit Listrik Tenaga diesel (PLTD) Turbocharger Type VTR 354 yang dilengkapi
ialah Pembangkit listrik yang menggunakan dengan turbocharger. Turbocharger untuk
mesin diesel sebagai penggerak utama (prime menghasilkan keluaran tenaga yang lebih tinggi,
mover). Prime mover merupakan peralatan yang tingkat emisi yang lebih rendah,
mempunyai fungsi menghasilkan energi Mesin diesel biasa hampir pasti memiliki
mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor output daya yang lebih rendah daripada mesin
generator. Mesin diesel sebagai penggerak diesel dengan turbocharger. Faktor - faktor ini
utama PLTD berfungsi menghasilkan tenaga memberikan mesin diesel biasa miskin rasio
mekanis yang dipergunakan untuk memutar tenaga per berat. Berat unit turbocharger sangat
rotor generator. kecil tetapi menawarkan kenaikan torsi dan
peningkatan efisiensi yang signifikan.

Gambar 1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

PLTD merupakan suatu instalasi


Gambar 2. Cara kerja turbocharger pada mesin
pembangkit listrik yang terdiri dari suatu unit
pembangkit (SPD) dan sarana pembangkitan.
Turbocharger juga didefinisikan sebagai
Mesin diesel sebagai penggerak utama untuk
salah satu komponen tambahan pada motor
mendapatkan energi listrik dan dikeluarkan oleh
pembakaran dalam baik itu motor bensin
generator. Pada mesin diesel, energi bahan bakar
maupun motor diesel yang berfungsi untuk
diubah menjadi energi mekanik dengan proses
meningkatkan mass flow yang masuk ke dalam
pembakaran di dalam mesin itu sendiri. Mesin
engine, sehingga power yang dihasilkan dapat
diesel pada saat ini sudah banyak mengalami
meningkat. Komponen utamanya terdiri dan
perkembangan dalam pemakaian untuk
turbin dan kompresor. Turbin pada turbocharger
angkutan darat dan laut, kemudian

30
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

digerakkan oleh gas exhaust engine, kemudian bahan bakar. Hal ini mengakibatkan kecepatan
putaran turbin yang dihasilkan menggerakkan mesin bertambah. Setelah ledakan bahan bakar,
kompresor untuk meningkatkan mass flow udara tekanan udara yang ada di ruang bakar ini
yang masuk ke mesin dan menjadikan mesin meningkat lagi nilai tekanannya, sehingga
sangat efisien dan konsumsi bahan bakar yang efisiensi mesin meningkat jauh.
ekonomis pada perbandingan tekanan Dengan adanya penambahan oksigen
kompresor dan turbin yang tinggi. (karena debit udara meningkat) dan kecepatan
berbaurnya solar ke udara di ruang bakar
meningkat (karena tekanan udara setelah overhaul
membesar dibandingkan sebelumnya),
pembakaran mesin menjadi lebih sempurna.
Oleh karena itu, tenaga hasil ledakan bahan
bakar juga menjadi lebih besar.

2.1. Teori Pemeliharaan Mesin PLTD


2.1.1 Defenisi Pemeliharaan
Melakukan segala aktivitas terhadap PLTD,
untuk mempertahankan unjuk kerja semula atau
Gambar 3. Turbocharger dilengkapi mengembalikan kepada kondisi semula secara
dengan intercooler optimal, agar aset fisik (PLTD) tersebut dapat
memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan
Pada saat udara didorong masuk oleh sasarannya.
turbocharger, tekanan udara tersebut juga
meningkat. Karena tekanannya meningkat, suhu 2.1.2 Tujuan Pemeliharaan
udara segar dari lingkungan yang dipompa Sebagaimana peralatan pada umumnya,
(dikompresi) oleh turbocharger juga meningkat maka peralatan yang beroperasi dalam sistem
dan akan memperburuk mesin jika udara yang pembangkit listrik harus dipelihara secara rutin
disuplai merupakan udara yang terlalu panas. sesuai dengan buku manual pemeliharaan
Jika hal tersebut sampai terjadi, suhu ruang pabrik. Pemeliharaan PLTD dilakukan untuk
bahan bakar akan meningkat dan dapat terjadi mempertahankan kinerja optimal yang telah
overheating serta akan membuat udara memuai ditetapkan atau mengembalikan pada keadaan
sehingga kepadatan udara berkurang. Hal seperti baru (minimal memenuhi standar) agar
tersebut dapat mempengaruhi kinerja terutama PLTD dapat beroperasi dengan efisien,
tenaga mesin karena pembakaran tidak terjadi ekonomis dan handal.
secara sempurna karena kepadatan udara rendah
akibat pemuaian. Untuk menghindari hal 2.1.3 Sasaran Pemeliharaan
tersebut, intercooler menjadi solusi yang cukup Sasaran pemeliharaan PLTD diarahkan
ampuh. Intercooler bekerja sebagai pelepas untuk mencapai:
panas udara yang telah ditekan kompresor a. Jam operasi lebih besar dari 6000 jam
turbocharger. pertahun.
Hipotesis penulis terhadap hasil penelitian b. Kapasitas mampu kontinu lebih besar dari
adalah dengan adanya overhaul turbocharger, 80% dari kapasitas terpasang.
turbocharger akan kembali ke kondisi standar c. Mempertahankan tingkat efsiensi
pabrik karena hilangnya kotoran di pemakaian bahan bakar dan pelumas sesuai
turbocharger, komponen – komponen spesifikasinya.
turbocharger yang baru/seperti baru, d. Biaya pemeliharaan pada batas - batas yang
penggantian oli, dll. Hal – hal ini menyebabkan ekonomis.
gaya gesek turbocharger berkurang jauh, sehingga e. Mempertahankan tingkat keamanan dan
putaran rotor turbocharger akan meningkat. Hal keselamatan kerja.
ini menyebabkan debit udara yang masuk akan
menjadi lebih banyak. Banyaknya udara ini akan 2.1.4 Jenis - Jenis Pemeliharaan
mengakibatkan tekanan di dalam ruang bakar 1. Pemeliharaan Preventif (Preventif
tinggi. Sebagai akibatnya, piston ditekan oleh Maintenance)
udara yang bertekanan tinggi ini meskipun Pada awalnya preventif maintenance adalah
sebelum ledakan perawatan yang dilakukan secara berkala dalam

31
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

rangka mencegah terjadinya kerusakan dengan seluruh bagian unit antara lain: Semi Overhaul
melakukan pengecekan, penggantian, overhaul untuk putaran < 750 rpm.
pada sistem interval waktu yang ditentukan. Pemeliharaan 18000 jam terhadap bagian
Jenis perawatan ini mulai dikenal sejak mesin yang meliputi pekerjaan pengukuran,
dimulainya era perang dunia kedua yaitu ketika penggantian atau merekondisi komponen yang
dunia membutuhkan mekanisasi yang berlebihan aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang
pada semua jenis industri. Mengingat jenis optimal. Pekerjaan yang dilaksanakan pada top
mesin makin banyak dan kompleks, maka down overhaul meliputi pemeriksaan bagian unit
time menjadi masalah, sehingga industri antara lain :
membutuhkan cara untuk mencegah kerusakan. 1. Overhaul kepala silinder (silinder head)
Dari sinilah timbul ide overhaul pada interval seluruhnya dan pemeriksaan komponennya.
waktu yang tetap. Selain itu, disebabkan oleh 2. Overhaul piston, silinder, bantalan,
turbocharger dan silinder blok
biaya perawatan asset yang makin meningkat
3. Pemeriksaan perlengkapan/peralatan bantu,
terhadap produksi maka lahirlah sistem
generator dan panel listrik, pondasi
perencanaan dan kontrol perawatan getaran/suara.
(maintenance planning and control system). 4. Pengetesan kemampuan mesin.
Sistem ini telah sangat mapan dalam praktek
perawatan. 2. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan preventif untuk pembangkit Dilakukan berdasarkan identifikasi
listrik PT PLN (Persero) mempunyai periode kegagalan yang berpotensi terjadi dan
waktu tertentu yaitu dari P6 (6000 jam = top digunakan selanjutnya untuk mencegah hal - hal
overhaul), P7 (12000 jam = small overhaul), dan yang menyebabkan terjadinya kegagalan. Agar
P8 (18000 jam = major overhaul). pemeliharaan ini memberikan manfaat terhadap
aset maka harus ada perubahan kondisi yang dapat
a. Top Overhaul (TO 6000 jam) diukur, yang mengindikasikan ada atau tidaknya
Pemeliharaan 6000 jam terhadap bagian
kegagalan. Metode ini diterapkan untuk
atas mesin (silinder head keatas) yang meliputi
pekerjaan pengukuran, penggantian atau mengukur kondisi yang bersifat tanpa gangguan.
merekondisi komponen¬komponen yang aus
untuk mendapatkan kondisi operasi yang 3. Pemeliharaan Korektif
optimal. pekerjaan — pekerjaan yang dilakukan Pemeliharaan korektif dilakukan apabila
pada top overhaul meliputi pemeriksaan pada terjadi kegagalan berulang pada suatu mesin
seluruh bagian - bagian unit yang antara lain : atau komponen mesin dalam rangka mencegah
1. Pemeriksaan semua kepala silinder dan jangan sampai terulang kembali di masa depan
komponen yang lainnya. dengan melakukan studi (reverse engineering),
2. Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan merancang ulang, menetapkan kembali
dan bantalan luncuran (metal) atau sesuai spesifikasi material, memasang dan menguji
buku manual pabrikan. komponen yang gagal tersebut.
3. Pembersihan generator Pemeriksaan korektif (tidak periodik)
4. Pemeriksaan peralatan listrik mencakup:
5. Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan 1. Perbaikan
inter cooler 2. Pemeliharaan tidak periodik, meliputi
6. Pemeriksaan cairan peredam getaran pekerjaan rekondisi dan perbaikan beberapa
(vibration damper) komponen dengan mengembalikan kepada
7. Pemeriksaan turbocharger (overhaul jika kondisi semula atau maksimal.
diperlukan pada saatnya) 3. Penggantian
8. Pengetesan kemampuan mesin 4. Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan
rekondisi dan penggantian sejumlah besar
b. Semi Overhaul (SO 12000 jam) dengan tujuan mengembalikan kepada
Pemeriksaan 12000 jam terhadap bagian kondisi semula maksimal.
connecting rod keatas yang meliputi 5. Penyempurnaan
pengukuran, penggantian atau merekonduksi 6. Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan
komponen yang aus untuk mendapatkan operasi perubahan desain dari komponen dengan
yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada
Top Overhaul meliputi pemeriksaan pada

32
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

tujuan menaikkan kemampuan dan 3.2 Objek Penelitian


efisiensi. Objek penelitian ini adalah motor diesel
7. Pemeliharaan break down (turun mesin) PLTD Ampenan unit VII, yaitu New Sulzer 12
Breakdown maintenance adalah perawatan ZAV 40 S dengan double turbocharger tipe
yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan VTR 354.
pada mesin atau peralatan kerja, sehingga mesin • Enam variasi kondisi untuk data temperatur
tersebut tidak dapat beroperasi secara normal udara setelah melewati kompresor
atau terhentinya operasional secara total dalam turbocharger, yaitu: sebelum dan setelah
kondisi mendadak. Breakdown maintenance ini overhaul turbocharger pada beban 1,9 MW,
harus dihindari karena akan terjadi kerugian 3,8 MW dan 5,7 MW.
akibat berhentinya mesin produksi yang • Enam variasi kondisi untuk data tekanan
menyebabkan tidak tercapai kualitas ataupun udara setelah melewati kompresor
output produksi. turbocharger, yaitu: sebelum dan setelah
overhaul turbocharger pada beban 1,9 MW,
3. METODE PENELITIAN 3,8 MW dan 5,7 MW.
• Enam variasi kondisi untuk data temperatur
3.1 Alur Penelitian hasil pembakaran: sebelum dan setelah
Alur penelitian yang dijalankan adalah overhaul turbocharger pada beban 1,9 MW,
sebagai berikut: 3,8 MW dan 5,7 MW.
• Enam variasi kondisi untuk data putaran
rotor turbocharger kiri dan kanan (L/R):
sebelum dan setelah overhaul turbocharger
pada beban 1,9 MW, 3,8 MW dan 5,7 MW.
• Enam variasi kondisi untuk data putaran
mesin diesel: sebelum dan setelah overhaul
turbocharger pada beban 1,9 MW, 3,8 MW
dan 5,7 MW.

Gambar 4. Skema Alur Penelitian

33
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

Gambar 5. Turbocharger Type VTR 354 (PLTD Ampenan unit VII)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN bawah standar minimum keluaran kompresor


turbocharger. Hal ini dapat menyebabkan
4.1. Perbandingan Data Temperatur dan pembakaran dalam ruang bakar kurang
Tekanan Turbocharger Sebelum dan sempurna, penurunan temperatur turbocharger
Sesudah Overhoul biasanya disebabkan oleh banyaknya kerak
Perbandingan data temperatur dan kotoran yang menempel pada sudu kompresor
tekanannya ini sendiri dilakukan dengan cara dan turbin turbocharger, terjadi gangguan pada
membandingkan data sebelum dan sesudah bearing bantalan sehingga putaran dari rotor
pemeliharaan dengan memperhatikan data turbin dan kompresor menjadi berat. Nilai putaran
temperatur standar dari keluaran dari yang kurang menyebabkan udara yang
turbocharger setiap beban pada unit VII. Untuk dikompresi menjadi lebih sedikit, maka
data temperatur turbocharger setiap bebannya temperatur udara yang dikompresi tersebut
sudah di tentukan standar minimumnya yaitu menjadi kurang. Oleh karena itu, dilakukan
untuk beban 1,9 MW temperaturnya (250oC), pembersihan pada sudu kompresor dan turbin
kemudian beban 3,8 MW (340oC), untuk beban turbocharger dan bearing bantalan diganti, dan
5,8 MW (460oC). dilakukan pemeliharaan lainnya pada
turbocharger.
Setelah dilakukan pemeliharan
turbocharger data temperatur menunjukkan
terjadi peningkatan temperatur yang sebelumnya
205oC kemudian naik menjadi 274oC melewati
temperatur standar minimum 250oC temperatur
keluaran turbocharger untuk beban 1,9 MW.
Untuk beban 3,8 MW, terjadi peningkatan
temperatur juga yang sebelumnya 311oC
kemudian naik menjadi 377oC melewati
temperatur standar minimum 340oC temperatur
keluaran turbocharger. Untuk beban 5,7 MW
peningkatan temperaturnya dari juga yang
sebelumnya 408oC kemudian naik menjadi
482oC melewati temperatur standar minimum
Gambar 6. Grafik suhu udara keluaran kompresor 360oC temperatur keluaran turbocharger. Dapat
turbocharger di simpulkan bahwa pemeliharaan turbocharger
hasilnya sesuai dengan target karena bisa
Sebelum dilakukan pemeliharan melewati batas minimum keluaran kompresor
turbocharger data temperatur aktual operasi turbocharger.
data menunjukkan bahwa temperatur berada di

34
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

4.2 Masalah - Masalah yang Terjadi di


Turbocharger – Turbocharger PLTD
Ampenan unit VII
Salahsatu gangguan pada turbocharger
PLTD Ampenan adalah penggunaan gas buang
kurang efektif karena banyak kotoran pada sudu
turbin. Banyaknya kotoran membuat putaran
turbocharger terhambat akibat tingginya gaya
gesek. Penurunan putaran turbocharger baik di
sisi turbin maupun di sisi kompresor
menurunkan efisiensi penggunaan turbocharger.
Hal ini dapat diatasi dengan overhaul karena pada
overhaul, bagian – bagian turbocharger juga
Gambar 7. Grafik tekanan udara keluaran dibersihkan.
kompresor turbocharger Selain rotor turbocharger kotor,
menurunnya beban (nilai putaran per menit)
Penurunan tekanan kompresor turbocharger mesin diesel yang secara mendadak dilakukan
terjadi karena penurunan putaran turbocharger. dan penumpukan kotoran di intake turbocharger
Hal ini diakibatkan kotoran pada rotor dan maupun di saluran keluar turbocharger (menuju
nozzle turbocharger, dll. Kotoran pada rotor ruang bakar) dapat menyebabkan masalah lain,
membuat putaran rotor melambat dan jadi tidak yaitu surging pada turbocharger.
seimbang aibatnya gaya gesek besar. Surging adalah fenomena terjadinya
Sedangkan, kotoran pada nozzle membuat udara tekanan balik dari udara yang melewati
di turbocharger tergesek dengan kotoran, kompresor turbocharger (saluran menuju ruang
sehingga mengakibatkan aliran yang tidak bakar). Tekanan balik itu mengarah ke saluran
terlalu laminer. Setelah dilakukan pembersihan udara sebelum kompresor turbocharger,
dan penambahan oli pada turbocharger tersebut, sehingga putaran rotor turbocharger terhambat.
gesekan pada putaran rotor turbocharger Hal ini terjadi saat penurunan beban mesin
berkurang, sehingga putaran menjadi lebih diesel secara mendadak. Karena pembakaran
cepat. Hal ini menyebabkan lebih banyak udara diesel saat beban yang lebih rendah (nilai
yang dikompresi kompresor turbocharger, maka putaran per menit generator) membutuhkan
tekanan keluaran turbocharger meningkat lebih sedikit udara terkompresi, maka sebagian
setelah dilakukan overhaul karena tekanan dari debit yang besar udara terkompresi dari
berbanding lurus dengan jumlah udara yang bisa turbocharger tidak terpakai/tidak bisa masuk ke
dikompresi dalam satu waktu. ruang bakar karena penurunan beban (nilai
Ditambah lagi dengan pembersihan putaran per menit) mesin diesel. Hal ini
intercooler, pertukaran kalor dapat terjadi lebih menyebabkan tekanan balik yang arahnya
baik, sehingga suhu yang lebih rendah dapat berlawanan dengan putaran turbocharger
dicapai dengan jumlah udara yang sama. Hal ini Sebagai akibatnya, ada gaya puntir yang besar
disebabkan setelah melalui kompresor, pada turbocharger, sehingga turbocharger bisa
intercooler mendinginkan udara tersebut, lebih cepat rusak. Surging dapat juga terjadi
sehingga volume udara menyusut. Oleh karena akibat gangguan pendinginan udara setelah
itu, pada jumlah udara yang sama, tekanan dapat melalui kompresor turbocharger.
diperoleh menjadi lebih rendah. Pada kondisi Selain penurunan putaran mesin secara
setelah overhaul, debit udara yang dikompresi drastis dan mendadak, kerusakan dan kotornya
oleh turbocharger meningkat jauh, sehingga intercooler di PLTD Ampenan juga dapat
tekanan udara setelah melalui intercooler dapat menyebabkan surging pada turbocharger.
melewati sebelum overhaul, meskipun sudah Kompresor turbocharger mengompresi sejumlah
diturunkan tekanannya akibat pendinginan besar udara yang menyebabkan suhunya tinggi
intercooler (temperatur yang turun menurunkan akibat kompresi tekanan tinggi. Intercooler
tekanan juga), sehingga penurunan tekanan berfungsi sebagai penurun suhu tinggi udara
udara akibat pembersihan intercooler hanya tersebut sebelum masuk ruang bakar, sehingga
tersirat. kalau intercooler rusak, suhu udara tersebut
tidak turun. Penurunan suhu udara
menyebabkan tekanan udara menurun

35
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

(sifat termal zat). Saat intercooler rusak, suhu di ruang bakar yang terjadi menyebabkan
udara setelah melewati kompresor tetap tinggi, penyebaran kotoran dari udara kotor tadi ke
sehingga tekanan tetap tinggi. Karena tekanan bagian – bagian di ruang bakar. Hal ini bisa
tinggi di saluran setelah melewati kompresor dicegah dengan cara melakukan pembersihan
inilah, surging terjadi di sisi kompresor pada sudu kompresor dan saringan udara masuk
turbocharger. Solusinya lakukan pembersihan turbocharger.
pada intercooler dan memastikan bahwa sistem Selain hal – hal di atas, di PLTD Ampenan
pendingin berfungsi optimal, terkadang ada juga terjadi permasalahan di pelumasan. Dalam
benda - benda yang tidak diinginkan masuk ke oli terdapat sisa – sisa gesekan bagian mesin,
dalam pipa system intercooler, sehingga kandungan air akibat pengembunan, senyawa –
menghalangi aliran air pendinginan. Kegagalan senyawa lain yang terbentuk di dalam mesin,
intercooler juga dari pompa sistem pendingin dsb. Penggantian oli yang terlambat/lebih dari
tidak bekerja optimal. jam operasi oli berarti membiarkan mesin
Pemeliharaan turbocharger pada saat unit berjalan dengan hal – hal tadi, sehingga gesekan
beroperasi untuk pembersihan kompresor dan reaksi kimiawi akibat zat – zat yang ada
menggunakan metode air bersih diinjeksikan ke terjadi dengan banyak dan berantai. Ini
dalam ruang kompresor untuk turbin ada dua menyebabkan berkurangnya umur mesin secara
metode, yaitu kering dengan menggunakan signifikan. Selain itu, pemilihan jenis oli
media arang dgn syarat temperatur yang masuk (kekentalan dan sifatnya) yang salah dapat
dalam turbin di atas 490oC dan basah menyebabkan kerugian – kerugian pada mesin,
menggunakan media air hangat syarat misalnya keausan dan sebagainya. Oleh karena
temperatur masuk turbin di bawah 330oC. itu, pemilihan jenis oli harus tepat dan masa
Ketika bearing turbocharger bermasalah penggantian oli juga harus diperhatikan.
(rusak atau kotor), gaya gesek rotor
turbocharger akan meningkat. Akibat kerugian 4.3. Beban Keluaran Unit 1,9 MW Sebelum
gaya gesek ini, efisiensi turbocharger dan Setelah Overhaul Turbocharger
berkurang. Oleh karena itu, harus dilakukan Data sebelum dilakukan pemeliharaan
pembersihan atau penggantian bearing. Hal ini overhoul turbocharger untuk daya 1,9 MW
disebabkan oleh terjadi keausan atau adalah putaran mesin 503 rpm, frekuensi getaran
kelonggaran pada bearing bantalan, kerusakan 49,8 Hz, dan untuk putaran turbocharger adalah
bearing bantalan bisa terjadi karena kurangnya 12.500 rpm. Untuk temperatur gas setelah
minyak pelumasan dan sering terjadinya pembakaran di dalam silinder 1 sampai 6 sisi A
fenomena surging atau penyebab lainnya, rata rata 332 OC dan sisi B 323 oC, temperatur
seperti faktor dari umur penggunaan bearing gas buang masuk ke dalam turbin turbocharger
tersebut. Solusinya dilakukan penggantian sisi A 317 oC dan keluar dari turbin 305 oC, sisi
bearing. Bearing yang bermasalah juga B turbin turbocharger udara gas buang masuk
menyebabkan rotor bergoyang – goyang. Jika 327 oC dan keluar turbin 313oC.
rotor terkena casing akan mengakibatkan Kemudian setelah dilakukan pemeliharaan
kerusakan rotor turbocharger. overhoul turbocharger dengan daya keluaran
Keausan pada bantalan turbocharger yang sama 1,9 MW, putaran mesinnya sama
disebabkan oleh penggantian minyak pelumas dengan sebelum pemeliharaan 503 rpm,
dan turunnya level minyak pelumas pada batas frekuensi getaran naik dari sebelum
normalnya, seperti yang kita tahu bahwa fungsi pemeliharaan 49,8 Hz setelah pemeliharaan naik
dari minyak pelumas ini sendiri selain sebagai menjadi 50,13 Hz, dan untuk putaran
pelumasan juga berfungsi sebagai media turbocharger setelah overhoul turun menjadi 11.
pendingin dari bearing bantalan guna mencegah 500 rpm dari 12. 500 rpm. Kemudian temperatur
terjadi nya keausan pada bearing bantalan. gas setelah pembakaran di dalam silinder 1
Solusinya di lakukan penggantian rutin pada sampai 6 sisi A rata - rata 301 oC dan B 289 oC,
minyak pelumas setiap 1000 jam sekali dan terjadi penurunan temperatur hasil pembakaran
dilakukan pengecekan minyak pelumas setiap kali dari sebelumnya di sisi A rata – rata 332 oC dan
unit mau dioperasikan guna mengetahui level di B rata - rata 323 oC
minyak pelumas pada batas normal.
Ketika sudu kompresor kotor, udara yang
masuk ke ruang bakar juga kotor. Udara kotor
dapat menambah gesekan piston karena ledakan

36
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

4. 4. Beban Keluaran unit 3,7 MW Sebelum 407oC dari sebelumnya di A sebesar 430oC dan
dan Setelah Overhaul Turbocharger di B sebesar 420oC. Pada silinder sisi B tidak
Data sebelum dilakukan pemeliharaan terlalu terjadi penurunan temperatur pembakaran
overhoul turbocharger untuk daya untuk daya hal ini disebabkan karena pada silinder sisi B
3,8 MW adalah putaran mesin 502 rpm, ada komponen yang terjadi gangguan pada saat
frekuensi getaran 49,92 Hz, dan untuk putaran pengambilan data ini. Gangguan ini biasanya
turbocharger adalah 14.500 rpm, untuk terjadi disebabkan oleh bocor kompresi atau pun
temperatur gas setelah pembakaran di dalam pengabutan bahan bakar oleh nozzle ring kurang
silinder 1 sampai 6 sisi A rata rata 386oC dan sempurna.
sisi B 373 oC, temperatur gas buang masuk ke
dalam turbin turbocharger sisi A 381oC dan 4.6. Perbandingan Data Saat Beban 1,9 MW,
keluar dari turbin 348oC, sisi B turbin 3,8 MW dan 5,7 MW
turbocharger udara gas buang masuk 396oC dan Penurunan putaran turbocharger yang
keluar turbin 362oC. dibutuhkan untuk beban yang sama pada setelah
Kemudian setelah dilakukan pemeliharaan overhaul turbocharger disebabkan: ringannya
overhoul turbocharger dengan daya keluaran putaran dari turbin dan kompresor; lebih
yang sama 3,8 MW, putaran mesinnya turun bersihnya udara yang masuk ke saluran
menjadi 500 rpm dari sebelumnya 503 rpm, turbocharger; lebih bersihnya saluran masuk
frekuensi getaran naik dari sebelum yang menyebabkan turunnya gaya gesek udara
pemeliharaan 49,92 Hz kemudian setelah terhadap saluran. Hal – hal tersebut terjadi
pemeliharaan naik menjadi 50,1 Hz, dan untuk karena untuk kebutuhan beban yang sama,
turbocharger speed L/R (kiri/kanan) setelah putaran kompresi yang diperlukan untuk
overhoul turun menjadi 13.500 rpm dan 13.000 memasok udara (dengan kondisi yang cukup
rpm dari 14.500 rpm. Kemudian temperatur gas untuk beban yang sama) ke dalam ruang bakar
setelah pembakaran di dalam silinder 1 sampai 6 untuk meningkatkan kinerja mesin setelah
sisi A rata rata 364oC dan B 347oC, terjadi overhoul turbocharger karena pembersihan
penurunan temperatur hasil pembakaran dari bagian – bagian turbocharger dan penggantian
sebelumnya di A sebesar 387oC dan B sebesar bearing, sehingga dari data di atas. Sebagai
373 oC. contohnya: beban 1,9 MW tercapai dengan
hanya putaran turbocharger 11.500 rpm
4.5. Beban Keluaran unit 5,7 MW Sebelum dibandingkan yang sebelumnya (sebelum
dan Setelah Overhaul Turbocharger overhaul turbocharger) 12. 500 rpm.
Data sebelum dilakukan pemeliharaan Putaran mesin yang menurun setelah
overhoul turbocharger untuk daya 3,8 MW overhaul turbocharger disebabkan oleh dengan
adalah putaran mesin 504 rpm, frekuensi getaran putaran mesin yang relatif lebih rendah pada
50,11 Hz, dan putaran turbocharger adalah nilai beban generator yang sama. Hal ini terjadi
18.000 rpm. Untuk temperatur gas setelah karena putaran mesin yang dibutuhkan adalah
pembakaran di dalam silinder 1 sampai 6 sisi A seolah - olah lebih tinggi daripada sebelum
rata rata 420OC dan sisi B 411oC, temperatur gas overhaul turbocharger. Hal ini disebabkan oleh
buang masuk ke dalam turbin turbocharger sisi kotornya sensor putaran mesin diesel. Sensor
A 443oC dan keluar dari turbin 368 oC, sisi B putaran umumnya bekerja dengan produksi
turbin turbocharger udara gas buang masuk voltase atau arus listrik yang disesuaikan dengan
457oC dan keluar turbin 377oC. putaran mesin. Semakin cepat putaran mesin,
Kemudian setelah dilakukan pemeliharaan semakin tinggi arus atau voltase yang terdeteksi
overhoul turbocharger dengan daya keluaran reseptor sensor. Saat kalibrasi, sensor
yang sama 5,7 MW, Putaran mesinnya turun
“disetting” referensinya untuk putaran x rpm, nilai
menjadi 503 rpm dari sebelumnya 504 rpm,
voltase atau arus sekian; lalu untuk putaran y rpm,
frekuensi getaran naik dari sebelum
nilai voltase atau arus sekian; dst. Pada saat
pemeliharaan 50,11 Hz kemudian setelah
kalibrasi juga, sensor dalam keadaan bersih.
pemeliharaan turun menjadi 50,04 Hz dan masih
Ketika sensor kotor, untuk putaran yang sama,
dalam batas normal penurunan, dan untuk
sensor menghasilkan voltase yang lebih rendah
turbocharger speed L/R setelah overhoul turun
karena ada penghalang – penghalang berupa
menjadi 17.000 rpm dari 18.000 rpm. Kemudian
debu – debu, fouling akibat persenyawaan, dsb.
temperatur gas setelah pembakaran di dalam
yang menghalangi sensor memproduksi arus
silinder 1 sampai 6 sisi A rata rata 399oC dan B
atau voltase, sehingga untuk mencapai referensi

37
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

voltase yang sama, sensor membutuhkan rpm disebabkan putaran mesin yang dibutuhkan
mesin yang lebih tinggi. Voltase atau arus ini adalah seolah - olah lebih tinggi daripada
dihubungkan ke pengendalian sistem sensorik sebelum overhaul turbocharger. Hal ini
yang membaca voltase atau arus listrik dengan disebabkan oleh kotornya sensor putaran
penetapan (misal) beban keluaran unit setara mesin diesel, sehingga produksi voltase
dengan referensi sekian volt atau ampere di atau arus sensor putaran mesin menurun.
sensor, sehingga untuk beban yang sama, seolah 3. Getaran mesin ada yang naik setelah
– olah dibutuhkan putaran mesin yang lebih overhaul turbocharger. Getaran mesin yang
tinggi. meningkat setelah overhaul biasanya terjadi
Getaran mesin ada yang naik setelah karena bagian – bagian mesin jadi lebih
overhaul turbocharger, tetapi ada juga yang ringan karena mesin lebih bersih, sehingga
turun. Kenaikan dan penurunannya tidak gaya berat mesin (peredam getaran)
signifikan. Getaran mesin diesel terjadi akibat berkurang, maka getaran mesin meningkat.
ketidakseimbangan bentuk mesin (dan kotoran – 4. Penurunan temperatur hasil pembakaran
kotoran yang ada), dan umumnya berubah – setelah overhaul turbocharger disebabkan
ubah sepanjang rentang rpm mesin. Untuk oleh pemeliharaan intercooler, sehingga
kenaikan dan penurunan getaran mesin yang transfer kalor udara yang telah melewati
terjadi setelah overhaul turbocharger adalah kompresor turbocharger dengan fluida
masuk di akal dan kondisi mesin secara pendinginannya menjadi lebih baik,
dasarnya baik – baik saja karena bila ada sehingga suhu udara sebelum masuk ruang
kegagalan/kerusakan yang fatal, getaran mesin bakar lebih rendah.
biasanya akan bertambah signifikan. Getaran 5. Pencegahan surging dengan cara
mesin yang meningkat setelah overhaul pembersihan intercooler agar tekanan udara
biasanya terjadi karena bagian – bagian mesin setelah melalui kompresor turbocharger
jadi lebih ringan karena mesin lebih bersih, tidak terlalu tinggi akibat kemampuan
sehingga berat mesin (peredam getaran) pendinginan udara oleh intercooler kurang
berkurang, maka gaya yang sama pada mesin baik.
bisa menggetarkan lebih tinggi karena mesin
lebih ringan.

Penurunan temperatur hasil pembakaran 6. DAFTAR PUSTAKA


setelah overhaul turbocharger disebabkan oleh
pemeliharaan intercooler, sehingga transfer [1] Anonim, 1996, Technical Information ABB
kalor udara yang telah melewati kompresor Turbocharging Operating Turbocharging :
turbocharger dengan fluida pendinginannya Collection of Articles by Johan Schiemen,
menjadi lebih baik, sehingga suhu udara Turbo magazine 1992 - 1996.
sebelum masuk ruang bakar lebih rendah. Suhu [2] Anonim, 2012, ABB Turbocharging: We
yang lebih rendah ini menyebabkan udara Multiply Power, ABB, Turbo System Ltd,
terbakar pada suhu yang lebih rendah, sehingga Baden,Switzerland.
temperatur hasil pembakaran lebih rendah. [3] Ballaney, P. L.. 1986. Internal Combustion

Engine in Theory and Practice. Delhi:


Khanna.
5. KESIMPULAN [4] DeLeon, Christopher. Tanpa tahun.
Turbocharger and How It Works. Gredy.
1. Penurunan putaran turbocharger yang 2007. Total Tune - Up: Performance Part,
dibutuhkan untuk beban yang sama setelah (Online),
overhaul turbocharger disebabkan: [5] Edward F. Obert, "Internal Combustion
ringannya putaran dari turbin dan Engines", third edition, Scranton,
kompresor karena penggantian bagian – Pennsylvania, 1968.
bagiannya, pembersihan, dsb. Sebagai [6] Ganeson, V.. 2006. Internal Combustion
contohnya: beban 1,9 MW hanya perlu Engine. New Delhi: Tata Mc-Graw Hill.
[7] Heywood, John B.. 1988. Internal
11.500 rpm dibandingkan yang sebelumnya
combustion Fundamentals. McGraw-Hill
(sebelum overhaul turbocharger) 12. 500
Inc.
rpm.
2. Penurunan putaran mesin setelah overhaul
turbocharger untuk beban yang sama

38
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513

[8] Kristanto, Philip. 2015. Buku Motor Bakar


Torak (Teori dan Aplikasi). Jakarta:
Penerbit Andi.
[9] Petrovsky, N., "Marine Internal
Combustion Engine", Mir Publisher,
Moscow, 1988.
[10] Wibowo, Fendi Adi. Perawatan Turbo
Charger untuk Menunjang Kinerja Mesin
Penggerak Utama di KM. Nusantara
Pelangi 02 PT Jatim Perkasa
Line.http://fendiadiwibowo.blogspot.co.id/
2017/01/materi-karya-tulis-perawatan-
turbo.html. Diakses pada 18 Desember
2017.
[11] Murwanto, Anwar Dwi. (2014).
Pemanfaatan Gas Buang Hasil Pembakaran
untuk Induksi Paksa Langkah Hisap Motor
Diesel Sistem Turbocharger. Yogyakarta.
[12] http://lokerpelaut.com/point-point-penting-
untuk-efisiensi-turbocharger.html. Diakses
pada 18 Desember 2017 pukul 09:16.
[13] http://www.imare-
indonesia.org/?p=338. Diakses pada 18
Desember 2017 pukul 09:21.

39

You might also like