Professional Documents
Culture Documents
1 SM PDF
1 SM PDF
1 SM PDF
ABSTRACT
Public as health services users expect the optimal health care organized by the hospital about the
performance of health workers in order to fulfill the needs of patients which is measured by
patient satisfaction. The increasing of public education demand for quality health services,
especially nurses service which can be seen from the erviqual dimension (responsiveness,
reliability, assurance, empathy, physical evidence). Nurse service has many parts that interact
with patients directly, so the quality of services performed by nurses is an indicator of good or
poor quality of care in hospitals. This study aims to determine the correlation between nurses
service quality and education level with BPJS patients in the inpatient unit RSI Sitti Maryam
Manado. This study is an analytic survey with cross sectional study design. There are 89 samples
in total based on inclusion criteria. The collection of data obtained through questionnaires. The
statistical tests used to analyze the relationship between variables is chi square test, with α = 0.05
and C1 = 95%. The result of bivariate analyzation show there is a corrrelation between the
quality of nursing care with patient satisfaction because p value = 0,000 <α (0.05). The bivariate
test result also shows the value of OR 7733 and then to the variable level of education that there is
no correlation between level of education and patient satisfaction because p value = 0.750> α
(0,05) Through this study, researcher gives suggestions to the hospital in order to draw up a
program of patient satisfaction surveys on a regular basis.
Keywords: Quality of Care Nurse, Level of Education, Health BPJS Participants Patient Satisfaction
ABSTRAK
Masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan mengharapkan pelayanan kesehatan yang optimal
yang diselenggarakan oleh rumah sakit tentang kinerja tenaga-tenaga kesehatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien yang diukur dari kepuasan pasien. Meningkatnya pendidikan masyarakat menuntut
adanya mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan perawat yang dapat dilihat dari dimensi serviqual
(ketanggapan, kehandalan, jaminan, empati, bukti fisik). Pelayanan perawat mempunyai bagian yang
banyak berinteraksi dengan pasien secara langsung sehingga mutu pelayanan yang dilaksanakan oleh
perawat merupakan indikator baik atau buruknya mutu pelayanan di rumah sakit. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan antara mutu pelayanan perawat dan tingkat pendidikan dengan kepuasan
pasien pesertat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan) di ruang rawat inap RSI Sitti
Maryam Kota Manado.Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan cross sectional study.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 sampel berdasarkan kriteria inklusi. Pengumpulan data
diperoleh melalui kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel
menggunakan uji chi square, dengan α = 0,05 dan C1= 95%. Hasil analisis bivariate menunjukkan terdapat
hubungan antara mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien karena nilai p value = 0,000 < α (0,05).
Hasil uji bivariat juga menunjukan nilai OR 7.733 dan kemudian untuk variabel tingkat pendidikan yaitu
tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien karena nilai p value = 0,750 >
241
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493
α (0,05). Melalui penelitian ini peneliti memberikan saran bagi pihak rumah sakit agar dapat menyusun
program survey kepuasan pasien secara berkala.
Kata kunci: Mutu Pelayanan Perawat, Tingkat Pendidikan, Kepuasan Pasien Peserta BPJS Kesehatan
242
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493
PENDAHULUAN
Masyarakat sebagai pengguna jasa terpercaya sesuai dengan janji dan
layanan kesehatan mengharapkan waktu yang telah disepakati. Jaminan
pelayanan kesehatan yang optimal yaitu perilaku para petugas kesehatan
dalam hal ini mutu pelayanan yang mampu memberikan kepercayaan
kesehatan yang layak dan sesuai apa dan rasa aman bagi pelanggannya,
yang diharapkan. Selain mutu selalu bersikap sopan, dan menguasai
pelayanan, meningkatnya tingkat pengetahuan dan keterampilan. Empati
pendidikan, pengetahuan dan sosial yaitu kemampuan para petugas
ekonomi masyarakat juga berpengaruh kesehatan untuk memahami keluhan
terhadap tuntutan adanya peningkatan pasien, memberikan perhatian secara
mutu pelayanan kesehatan tersebut, individual, memberikan kesempatan
salah satunya penyelenggaraan untuk bertanya dan ketepatan waktu
pelayanan kesehatan di rumah sakit agar pelanggan tidak terlalu lama
tentang kinerja tenaga-tenaga menunggu untuk mendapatkan
kesehatan. Selain itu, masyarakat pelayanan. Bukti fisik yaitu keadaan
mengkritisi berbagai aspek pelayanan lingkungan sekitar yang nyata, dan
kesehatan terutama mengenai dilihat dari pelayanan para petugas
pelayanan perawatan, karena di rumah kesehatan yang meliputi penampilan
sakit sumber daya manusia terbanyak petugas, peralatan dan fasilitas yang
yang berinteraksi secara langsung digunakan (Solihat, 2013).
dengan pasien adalah perawat, Dengan penerapan layanan
sehingga mutu pelayanan yang kesehatan, Penyelenggaraan Jaminan
dilaksanakan oleh perawat dapat Kesehatan yang dimulai pada tahun
dinilai sebagai indikator baik apa 2014 yaitu Jaminan BPJS Kesehatan,
buruknya mutu pelayanan di rumah menuntut tenaga kesehatan untuk
sakit (Sulistiyono, 2014). memberikan pelayanan keperawatan
Menurut Parasuraman dkk kepada pasien baik di rumah sakit
(1990) dalam pelayanan kesehatan negeri ataupun rumah sakit swasta
terdapat lima dimensi utama yang telah ditunjuk sehingga
diantaranya ketanggapan yaitu masyarakat sendiri memahami bahwa
kesediaan dan kesiapan para petugas tujuan Jaminan Kesehatan yaitu untuk
kesehatan untuk membantu para pasien mempermudah masyarakat untuk
untuk mendapatkan pelayanan secara mengakses pelayanan kesehatan yang
cepat, merespon permintaan pasien, bermutu (Solihat, 2013). Penerapan
serta menginformasikan kapan saja Jaminan Kesehatan Nasional dibawah
pelayanan akan diberikan. Kehandalan BPJS Kesehatan merupakan tonggak
yaitu konsistensi kinerja pelayanan, awal dimulainya perubahan layanan
mampu memberikan pelayanan yang kesehatan. Akan tetapi, kenyataannya
243
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
244
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
245
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
PEMBAHASAN
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Rumah Sakit Islam Surakarta
Perawat Dengan Kepuasan Pasien berdasarkan penelitian pada 90
Peserta BPJS Kesehatan. responden didapatkan hasil tidak
Berdasarkan hasil analisis hubungan terdapat hubungan antara prbedaan
antara mutu pelayanan perawat tingkat kepuasan pasien pelayanan
dengan kepuasan pasien peserta BPJS kesehatan. Pada penelitian yang
Kesehatan diperoleh bahwa 51 dilakukan Safrudin dkk (2012) tentang
responden (57,3%) merasa mutu hubungan mutu pelayanan kesehatan
pelayanan perawat baik dan 38 dengan kepuasan pasien rawat jalan
responden (42,7%) mutu pelayanan UPT Puskesmas Gandrungmangu I
perawat kurang baik. Kabupaten cilacap berdasarkan
Hasil penelitian menunjukkan penelitian pada 252 responden
nilai probabilitas (p = 0,000 < α = didapatkan hasil terdapat hubungan
0,05) mengindikasikan bahwa terdapat antara mutu pelayanan perawat dengan
hubungan antara mutu pelayanan kepuasan pasien sama halnya dengan
perawat dengan kepuasan pasien penelitian di RSI Sitti Maryam dimana
peserta BPJS Kesehatan di ruang rawat sebagian besar responden yakni 51
inap RSI Sitti Maryam Kota Manado. responden (57,3%) merasa mutu
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pelayanan perawat baik.
dilakukan Mustofa (2008) yang Ruang rawat inap I, II dan III
meneliti tentang hubungan antara menangani pasien dengan berbagai
persepsi pasien terhadap dimensi mutu jenis penyakit seperti tifus,
pelayanan keperawatan dengan hipertensi,stroke, diabetes dan
kepuasan pasien di ruang rawat inap penyakit lainnya. Seorang perawat
Rumah Sakit Umum PKU diharuskan memberikan pelayanan
Muhammadiyah Temanggung. yang baik, agar ketika seorang pasien
Berdasarkan hasil penelitian yang membutuhkan pelayanan, seorang
dilakukan pada 30 responden perawat bisa memberikan pelayanan
didapatkan hasil terdapat hubungan yang lebih baik sesuai apa yang
yang signifikan antara mutu pelayanan diharapkan pasien serta tanggap
perawat dengan kepuasan pasien. handal, jaminan yang meliputi
Berbeda dengan penelitian yang keamanan dan kenyamanan pasien,
dilakukan Kusmawati (2013) tentang perhatian dan bukti fisik yang meliputi
Perbedaan Kepuasan Pasien Pengguna penampilan rapi, memberikan
Asuransi Perusahaan Dan Non senyuman dan sopan. Karena, kualitas
Asuransi Terhadap Mutu Pelayanan pelayanan kesehatan menunjuk pada
Kesehatan Di Bangsal Rawat Inap tingkat kesempurnaan pelayanan
246
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
dalam menimbulkan rasa puas pada 0,05) yang berarti tidak ada hubungan
diri setiap pasie, makin sempurna antara tingkat pendidikan dengan
kualitas pelayanan kesehatan yang kepuasan pasien peserta BPJS
diberikan makin tinggi pula kepuasan Kesehatan di ruang rawat inap RSI
yang dirasakan oleh pasien (Azwar, Sitti Maryam Kota Manado. Tidak
2010). Hal inilah yang dialami pasien terdapatnya hubungan antara tingkat
rawat inap Jamkesmas di RSUD pendidikan dengan kepuasan pasien,
Salatiga, puas atau tidaknya pasien karena berdasarkan hasil penelitian
tergantung dari kualitas pelayanan pasien yang berpendidikan tinggi
kesehatan yang mereka terima. Untuk menyatakan puas terhadap pelayanan
memenuhi kepuasan pasien, kualitas perawat. Hal ini sama seperti
pelayanan kesehatan sangat penting penelitian yang dilakukan oleh
dikelola dengan baik dengan kualitas Maabuat (2013) mengenai hubungan
pelayanan yang baik tentunya pengetahuan dan tingkat pendidikan
konsumen akan merasa puas. Karena, dengan tingkat kepuasan pasien
kualitas pelayanan akan mendorong jaminan kesehatan masyarakat di
terwujudnya tingkat kepuasan pasien Puskesmas Wawonasa Kecamatan
dan pelayanan yang berkualitas akan Singkil Manado. Berdasarkan hasil
menciptakan kepuasan pasien. Jadi penelitian yang dilakukan pada 68
dapat dikatakan bahwa kualitas responden didapatkan hasil bahwa
pelayanan adalah faktor penentu tingkat pendidikan tidak berpengaruh
tingkat kepuasan pasien (Tjiptono, secara signifikan terhadap kepuasan
1997). pasien. Berbeda dengan penelitian
Hubungan Antara Tingkat yang dilakukan Handayani (2003)
Pendidikan Dengan Kepuasan tentang Analisis Pengaruh
Pasien Peserta BPJS Kesehatan Karakteristik Pasien Terhadap
Kepuasan Pasien Dalam Hal Mutu
Berdasarkan hasil analisis hubungan Pelayanan Kesehatan Di Unit Rawat
antara tingkat pendidikan dengan Inap Puskesmas Maos Kabupaten
kepuasan pasien peserta BPJS Cilacap. Berdasarkan hasil penelitian
Kesehatan diperoleh bahwa 46 yang dilakukan pada 82 responden
responden (51,7%) yang didapatkan hasil terdapat hubungan
berpendidikan tinggi merasa puas antara tingkat pendidikan dengan
dengan pelayanan perawat dan 43 kepuasan pasien. Berdasarkan
responden (48,3%) yang penelitian yang dilakukan Hidayati
berpendidikan rendah merasa kurang dkk (2014) tentang analisis hubungan
puas dengan pelayanan perawat. karakteristik pasien dengan kepuasan
Hasil penelitian menunjukkan pelayanan rawat inap semarang eye
probabilitas sebesar (p = 0,750 > α =
247
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
center (SEC) rumah sakit islam sultan memiliki hubungan dengan kepuasan
agung semarang berdasarkan pasien (Azwar, 2010).
penelitian kepada 100 responden, Berdasarkan penelitian yang
diketahui 61% responden menyatakan dilakukan di RSI Sitti Maryam Kota
bahwa tidak ada hubungan antara Manado, dimana terdapat 51,7 %
tingkat pendidikan dengan kepuasan responden yang berpendidikan tinggi
pasien. merasa puas dengan pelayanan
Menurut Mar’at (1995) perawat. Hidayati dkk (2014)
perasaan puas pada setiap individu mengemukakan bahwa presentase
tidaklah sama, akan tetapi ungkapan tertinggi pasien puas terdapat pada
puas pada sekelompok individu dapat kelompok pendidikan tinggi sehingga
terjadi hampir sama karena adanya tidak ada hubungan antara tingkat
pengaruh lingkungan dan masyarakat pendidikan dengan kepuasan pasien,
golongan tertentu. Seperti halnya namun tidak dapat dikatakan bahwa
halnya dengan mutu pelayanan tingkat pendidikan yang tinggi
dimensi kepuasan pasien sangatlah mempengaruhi kepuasan pasien karena
bervariasi. Sehingga kepuasan pasien pada uji statistik tidak ditemukan
tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antara tingkat pendidikan
pendidikan seseorang tetapi pada dengan kepuasan pasien. Hal ini dapat
aspek lainnya walaupun dapat dilihat terjadi karena adanya faktor lain yang
tingkat pendidikan dapat lebih mempengaruhi kepuasan pasien
menggambarkan status sosial ekonomi yakni lingkungan, golongan
karena berhubungan erat dengan masyarakat tertentu. Disamping itu
pekerjaan dan pendapatan rumah kepuasan pasien juga tidak hanya
tangga, serta mempengaruhi sikap dan diukur dari tingkat pendidikan tapi
kecenderungan dalam memilih barang- faktor lain seperti pekerjaan,
barang konsumsi termasuk jasa pengetahuan dan pendapatan.
pelayanan kesehatan. Akan tetapi,
setelah dilakukan analisa diketahui
bahwa tingkat pendidikan tidak KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mutu 1.Terdapat hubungan antara mutu
pelayanan perawat dan tingkat pelayanan perawat dengan kepuasan
pendidikan dengan kepuasan pasien pasien peserta Badan Penyelenggara
peserta Badan Penyelenggara Jaminan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Sosial (BPJS) Kesehatan di ruang dilihat dari dimensi ketanggapan,
rawat inap Rumah Sakit Islam (RSI) kehandalan, jaminan, empati dan bukti
Sitti Maryam Kota Manado dapat fisik.
disimpulkan bahwa:
248
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
249
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
250
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493
ac.id/files/disk1/153/jtptunimu
s-gdl-puji sulist-7638-1-3.file-
k.pdf Diakses pada tanggal 27
Agustus 2015
251