You are on page 1of 17

PROBLEMATIKA KEKUATAN POLITIK ISLAM DI YAMAN,

SURIAH, DAN ALJAZAIR1

PROBLEMS OF THE POWER OF POLITICAL ISLAM IN YEMEN,


SYRIA AND ALGERIA

Muhammad Fakhry Ghafur

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta
E-mail: fakhry_jamahiriyya@yahoo.com
Diterima: 28 Juli 2015; direvisi: 10 September 2015; disetujui: 25 Oktober 2015

Abstract

The wave of democratization in the Middle East today has changed the political map of the region with the
emergence of the power of political Islam, in the mean of political activity based on the principles of Islam both from
the point of departure, the program, agenda and objectives. Nevertheless, in some countries there is still an attitude
phobia against Islam. This shows the regime’s efforts to return to authoritarianism or “backward bending prosses”
as an example in Tunisia, Egypt, and Libya, where the military regime can return to political power. Similarly in
Yemen, Ali Abdullah Saleh’s regime was replaced by his deputy military, Abd Rabbuh Mansur Hadi, who must be
driven by the separatist movement Al-Houti. Whereas in Syria the Islamic political forces are always under attack
from the regime of Bashar Al-Assad which is still in power. As for the Algerian Islamic movements like the Muslim
Brotherhood and Salafiyyah, they form alliances and achieve a significant voice in the parliamentary elections in
2012 although the military regime may dominate the political life of the country. The phenomenon of the power of
political Islam in Yemen, Syria, and Algeria will be the focus of this study.

Keywords: Political Islam, Yemen, Syria, Algeria.

Abstrak

Gelombang revolusi atau yang lebih dikenal dengan Arab Spring yang melanda Timur Tengah dewasa ini
telah mengubah peta politik di kawasan tersebut dengan munculnya kekuatan politik Islam, dalam arti aktivitas
politik yang didasari oleh prinsip-prinsip Islam baik dari titik tolak, program, agenda maupun tujuannya. Kendati
demikian, di sejumlah negara masih saja ada sikap phobia terhadap Islam. Hal ini mengindikasikan adanya upaya
pembalikan kembali ke rezim otoritarianisme atau “backward bending prosses” seperti yang terjadi di Tunisia,
Mesir, dan Libya, dimana rezim militer dapat berkuasa kembali. Demikian juga di Yaman, rezim Ali Abdullah Saleh
digantikan oleh wakilnya yang berhaluan militer, Abd Rabbuh Manshur Hadi, sampai akhirnya harus terusir oleh
gerakan separatis Al-Houti. Sedangkan di Suriah kekuatan politik Islam kerap mendapat serangan dari rezim Bashar
Al-Assad yang sampai saat ini masih berkuasa. Adapun di Aljazair –meskipun tidak melebihi gejolak politik seperti
yang terjadi di Yaman dan Suriah- gerakan Islam yang terdiri dari Ikhwanul Muslimin dan kelompok Salafiyyah
membentuk aliansi dan meraih suara signifikan dalam pemilu parlemen 2012 meskipun pada akhirnya rezim militer
dapat mendominasi kehidupan politik negara. Fenomena kekuatan politik Islam di Yaman, Suriah, dan Aljazair
akan menjadi fokus kajian ini.

Kata Kunci: Politik Islam, Yaman, Suriah, Aljazair.

1
Tim Peneliti terdiri dari: Muhammad Fakhry Ghafur (Koordinator), Hamdan Basyar, Dhurorudin Mashad, Indriana Kartini, dan
Nostalgiawan Wahyudhi.

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 119 


Pendahuluan Assad yang tidak kunjung terguling. Bahkan, di
Demokratisasi dan kebangkitan politik Islam Aljazair, upaya “pendongkelan” rezim despotik
merupakan dua fenomena yang layak untuk dikaji oleh kekuatan demokrasi yang bergejolak sejak
secara lebih mendalam dalam lingkup kajian 1991, sampai kini masih belum memperlihatkan
Timur Tengah saat ini. Politik Islam dimaknai hasilnya. Lebih tragis lagi, pemimpin baru di
sebagai aktivitas politik kaum muslimin yang Yaman, Abd Rabbuh Manshur Al-Hadi justru
hendak menjadikan Islam sebagai sumber hukum terusir oleh kekuatan pendukung rezim lama,
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. sehingga upaya menuju Yaman yang demokratis
Dalam hal ini, Islam dijadikan acuan dalam masih sulit untuk terwujud. Realitas yang terjadi
setiap aktivitas sosial-politik yang mempunyai di tiga negara kasus ini mengindikasikan adanya
implikasi langsung terhadap kehidupan mayoritas upaya yang disebut “backward bending process”
penganutnya. (proses pembalikan kembali) ke rezim otoritarian.
Dalam konteks pasca Arab Spring, keinginan Tulisan ini mengkaji secara lebih mendalam
untuk membangun sebuah tatanan yang lebih seputar politik Islam di tiga negara kasus, yaitu
demokratis dan Islamis tampaknya sulit untuk Yaman, Suriah, dan Aljazair dengan berbagai
dielakkan. Di Yaman, gerakan Islam seperti dinamika dan problematikanya ditengah proses
Ikhwanul Muslimin, Salafiyyah, Anshar Syariah demokratisasi yang sedang berlangsung. Tulisan
yang merupakan representasi dari partai Islah ini dibagi dalam lima bagian. Pertama, membahas
dan Al-Qaeda in Arabian Peninsula (AQAP), dinamika kultural dan politik di tiga negara
serta Anshar Allah dari kalangan Syi’ah Al-Houti kasus. Kedua, mengkaji problematika kekuatan
menjadi pemain kunci dalam pertarungan politik politik Islam di Yaman. Ketiga, mengkaji
yang berkepanjangan. Disamping itu, terbentuk problematika kekuatan politik Islam di Suriah.
kekuatan politik sebagai wadah aspirasi umat Keempat, mengkaji problematika kekuatan
Islam melalui Joint Meeting Parties (JMP) yang politik Islam di Aljazair. Terakhir, penutup
merupakan koalisi antara partai Islam dengan dengan menyimpulkan dinamika demokrasi dan
partai Sosialis. Gerakan politik Islam di Suriah politik Islam di tiga negara kasus.
yang diwakili Ikhwanul Muslimin, Salafiyyah,
dan Jabhat An-Nushrah (Al-Qaeda) dan Islamic Sejarah Singkat Yaman, Suriah, dan
State in Iraq and Syiria (ISIS) menjadi motor Aljazair
dalam perlawanan terhadap rezim despotik- Yaman merupakan salah satu negara di Jazirah
militer yang didukung oleh kelompok Syi’ah Arab dengan peradaban tertua di dunia. Zaman
Alawiyyah. Sementara di Aljazair, Al-Qiyam dahulu Yaman wilayah kerajaan Saba’ yang
Al-Islamiyyah berperan cukup signifikan dalam sangat tersohor dengan kekayaan alamnya.
membangun kultur Islamis dalam pemerintahan. Namun, karena penguasaan dan eksplorasi
Disamping itu, sikap represif rezim militer telah bangsa lain yang melampaui batas, kini Yaman
mendorong munculnya kekuatan politik Islam menjadi negara termiskin dengan rata-rata
lainnya, seperti Tentara Islam Aljazair (MAIA) perkapita pertahun sebesar 800 dollar AS.2
dan Front Penyelamat Islam (FIS) yang didirikan
Islam masuk ke Yaman pada tahun 630
oleh sejumlah tokoh Ikhwanul Muslimin.
ketika Nabi Muhammad Saw mengutus Ali bin
Pengalaman politik Islam di beberapa negara
Abi Thalib untuk menyampaikan ajaran Islam
kasus menunjukkan bahwa kelompok Islam dapat
di Sana’a.3 Pada saat itu, Yaman merupakan
berperan dalam setiap proses politik yang terjadi,
wilayah yang paling maju di Jazirah Arab.
sebagai upaya untuk membentuk pemerintahan
yang demokratis pasca otoritarianisme.
2
Sarah Phillips, Yemen’s Democracy Experiment in Regional
Meskipun demikian, gejolak politik yang Perspective: Patronage and Pluralized Authoritarianism (New
diwarnai dengan kekerasan politik masih York: Palgrave Macmillan, 2008), hlm. 39.
terus berlangsung dalam skala luas dan upaya 3
“Menelusuri Sejarah Islam di Yaman,” Republika, http://
mengembalikan kejayaan rezim despotik masih www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/15/04/30/
terus berlangsung sebagaimana halnya rezim nnmjwf-menelusuri-sejarah-islam-di-negeri-yaman-1, diakses
pada tanggal 1 Mei 2015.

120 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


Pada abad ke-16, Yaman dikuasai oleh Dinasti berdirinya partai Baath oleh Michael Aflaq dan
Usmaniyyah yang kemudian ditaklukkan oleh Salahuddin Al-Bitar. Dengan prinsip Al-Huriyyah
kelompok Syi’ah Zaidiyyah dibawah pimpinan (kemerdekaan), Al-Ittihadiyah (Persatuan), dan
Yahya Muhammad Hamiduddin. Sejak saat itu, Al-Isytirakiyyah (Sosialisme) mereka berusaha
kelompok Syi’ah Zaidiyyah menjadikan Yaman untuk mewujudkan kemerdekaan dan persatuan
Utara sebagai pusat pemerintahannya. di dunia Arab. Dibawah kekuasaan partai Baath
Sepanjang sejarahnya, Yaman Utara dan yang didukung militer, Al-Bitar berhasil menarik
Yaman Selatan kerap terlibat konflik. Yaman dukungan kelompok Syi’ah Alawiyyah melalui
Utara mendapat dukungan dari Arab Saudi dan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan
Yaman Selatan mendapat suplai senjata dari kelompok minoritas. Sejak saat itu, Syi’ah
Uni Soviet. Pada tahun 1990, Yaman Utara dan Alawiyah menjadi kelompok minoritas yang
Yaman Selatan menyepakati penyatuan yang berhasil menguasai institusi dan lembaga
pada akhirnya disetujui oleh referendum pada pemerintahan.
Mei 1990. Presiden Ali Abdullah Saleh terpilih Konflik dan kudeta pun kerap mewarnai
menjadi presiden pertama “Yaman Bersatu”. panggung politik Suriah selama beberapa
Kendati telah bersatu, kedua negara masih dekade, pada tahun 1966, Al-Bitar dikudeta oleh
terus terlibat konflik. Hal tersebut juga tidak Salah Jadid. Akibat ketidakstabilan politik dan
lepas krisis ekonomi di Yaman yang terjadi ekonomi telah mendorong kelompok lain untuk
pada tahun 1991. Secara politik, terdapat melakukan kudeta. Pada November 1970, salah
upaya untuk menyatukan partai politik. Pada seorang pimpinan partai Baath, Hafiz Al-Assad
Mei 1993, dua partai yang berkuasa GPC dan melakukan kudeta militer tak berdarah. Hafiz
YSP bersatu untuk membentuk partai tunggal, Al-Assad kemudian disetujui sebagai presiden
sehingga pada pemilu legislatif terdapat partai melalui referendum yang dilaksanakan pada
dengan suara mayoritas di parlemen. Pada tahun Maret 1971. Di bawah tiga institusi yakni
1993, wakil presiden Al-Bayadh melakukan legislatif, eksekutif dan militer, Hafiz Al-Assad
pemberontakan dan menyatakan membentuk berhasil mengukuhkan kekuasaannya di Suriah.4
Republik Demokratik Yaman baru yang berpusat Kendati demikian, sikap diskriminatif terhadap
di Aden. Akibatnya terjadi perang sipil antara kelompok lain dan lebih mengedepankan sekte
Yaman Utara dan Yaman Selatan. Namun, pada Alawiyyah telah mendorong lahirnya perlawanan
7 Juli 1994 pasukan Ali Abdullah Saleh berhasil dari kelompok lainnya, termasuk dari Ikhwanul
menguasai Aden dan mengakhiri konflik. Untuk Muslimin. Sebagai akibatnya, kekuatan politik
memperkuat posisinya, Presiden Saleh melarang Islam diberangus pada masa pemerintahannya.
keanggotaan partai politik dalam angkatan Pasca Hafiz Al-Assad tongkat kepemimpinan
bersenjata dan melakukan amandemen konstitusi beralih ketangan putranya Bashar Al-Assad.
untuk menghapus Dewan Presiden. Banyak kalangan memandang bahwa Bashar
Sementara itu, Suriah merupakan salah Al-Assad dapat melakukan reformasi politik
satu negara dengan peradaban paling tua di dan ekonomi di Suriah. Hal tersebut ditunjukan
dunia. Kerajaan Semit pernah berkuasa di dengan ditandatanganinya “manifesto 99” oleh
wilayah ini. Selain itu, Suriah dikenal sebagai 99 tokoh terkemuka. Namun, dukungan tersebut
jalur perdagangan, budaya, dan militer global, berbuntut perlawanan setelah banyak para
karenanya tidak heran jika Ferdinand Von aktivis pro-reformasi dibunuh dan dipenjarakan.
Richtofen menyebut Suriah sebagai “Jalur Pada Oktober 2005 terjadi gerakan oposisi
Sutera”. Pada masa kolonialisme Perancis, rakyat terhadap pemerintahan Al-Assad yang menuntut
Suriah banyak mengalami penindasan. Aktivitas dilakukannya reformasi secara total di Suriah.
politik rakyat dibatasi dan diberlakukan secara Puncaknya pada tahun 2011, seiring dengan
diskriminatif. Pasca-Perang Dunia II pada tahun fenomena “Arab Spring” yang menerjang
1946, Suriah memperoleh kemerdekaannya.
Suriah pun berusaha untuk menumbuhkan 4
Raymond A. Hinnebusch, “Syria,” dalam Shereen C. Hunter
(Ed.), The Politics of Islamic Revivalism Diversity and Unity,
rasa kesadaran nasionalismenya melalui (Indiana University Press, 2001).

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 121 


sejumlah negara di Timur Tengah. Para aktivis gerakan teroris. Dari sini dapat dilihat bahwa
pro-demokrasi menuntut mundurnya presiden rezim otoriter-militer adalah musuh atau ancaman
Bashar Al-Assad dari kekuasaannya. yang sesungguhnya bagi pertumbuhan demokrasi
Sama halnya dengan Suriah, Aljazair di negara-negara Timur Tengah.
adalah negara yang pernah dikuasai bangsa
asing diantaranya adalah Perancis. Penyerangan Dinamika Kultural dan Politik di Tiga
Perancis berhasil merebut kota Algeir pada tahun Negara Kasus
1830 dan menjadikan Aljazair sebagai bagian dari Dari segi religio-historis, mayoritas penduduk
wilayah kekuasaannya. Bercokolnya sindrom di tiga negara kasus menganut agama Islam
budaya Perancis di Aljazair memunculkan dengan beragam sekte yang berkembang di
kekhawatiran dari kalangan muslim. Mereka masing-masing negara. Sebagai wilayah tempat
khawatir budaya dan tradisi muslim di Aljazair lahir dan berkembangnya, Islam dapat dengan
akan rusak oleh budaya Perancis. Karenanya, mudah menyebar ke seluruh pelosok Jazirah
umat Islam menjadikan Islam sebagai bagian Arabiyyah. Karenanya, Islam menjadi agama
yang tidak dapat dipisahkan dalam perjuangan utama yang dianut mayoritas penduduknya di
melawan kolonialisme Perancis. Pada akhirnya seluruh negara Jazirah Arabiyyah. Di Yaman,
semangat perlawanan anti kolonialisme dari sekitar 99,7 % penduduknya memeluk Islam,
kelompok Islam di Aljazair mengakibatkan selain itu juga terdapat ajaran lainnya seperti
munculnya disintegrasi antara umat Islam di satu Ismailiyyah (0,3%), Kristen (<0,1 %), Hindu
sisi dan pemerintah kolonialisme pada sisi lain.5 (<0,1%), dan Yahudi (<0,1 %). Dari seluruh
Pada masa kemerdekaan, pemerintah mayoritas penduduk yang beragama Islam
mengontrol kegiatan keagamaan dengan alasan sekitar 53% penganut Muslim Sunni dan 47%
untuk tujuan konsolidasi nasional dan kontrol penganut Muslim Syiah Zaidiyyah.6 Sementara
politik. Dalam konstitusi disebutkan bahwa Islam di Suriah, mayoritas penduduknya 87% adalah
adalah sumber hukum, tidak diperkenankan Muslim dengan presentasi sebesar 74% muslim
adanya aturan lain yang bertentangan dengan Sunni dan 13%, Syi’ah. Sedangkan Kristen
ajaran Islam. Banyak aktivitas keagamaan yang sekitar 9% dan Druz berjumlah 3%. Seperti
dikontrol oleh pemerintah pusat. Akan tetapi halnya Suriah dan Yaman, mayoritas penduduk
kebijakan tersebut tidak serta merta meredakan Aljazair 99% adalah muslim Sunni, sedangkan
ketegangan antara umat Islam dan pemerintah sisanya sebanyak 1 % adalah penganut Kristen
rezim militer. Bahkan, gerakan perlawanan Islam dan Yahudi. Sementara itu, secara etnis mayoritas
semakin bermunculan. Pada tahun 1964, berdiri penduduk di tiga negara adalah etnis Arab.
gerakan Islam Al-Qiyam yang menyerukan Selain ajaran Islam yang menonjol, etnis
peran dominan Islam dalam segenap kehidupan. menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
Al-Qiyam pun menolak segala bentuk praktik dalam dinamika kehidupan politik di tiga negara
Barat dalam kehidupan sosisal dan politik di kasus. Di Yaman, etnisitas menjadi faktor yang
Al-Jazair, sehingga memicu terjadinya konflik menentukan kehidupan politik nasional Yaman.
antara Islam militan dengan pemerintah militer. Dominasi suku terefleksikan dalam kehidupan
Intensitas konflik semakin meningkat sepanjang masyarakat Yaman, diantara suku-suku itu,
tahun 1980 sampai awal 1990-an. pertama, adalah Hashid yang merupakan kabilah
Kelompok Islamis di Aljazair semakin paling berpengaruh di Yaman. Yang termasuk
berkembang setelah berdirinya Front Penyelamat suku Hashid adalah Al-Osaimat, Othar, Kharef,
Islam (Front Islamique du Salut – FIS) yang Bani Suraim, Hamdan dan Sanhan. Ali Abdullah
berhasil memenangkan suara terbanyak Saleh berasal dari kabilah Hashid ini. Kedua,
dalam Pemilu 1991. Tetapi, karena tidak Bakil yang mempunyai populasi terbesar.
dikehendaki, militer membatalkan hasil Pemilu Pemimpin suku ini berasal dari Lahoum dan Nihm
dan memberangus FIS yang dianggap sebagai yang terkonsentrasi di wilayah utara Sana’a.
Yang termasuk dari konfederasi suku ini adalah
5
Aziz Enhaili and Oumelkheir Adda, “State and Islamism in
the Maghreb,” Meria Journal 7:1, 2003, hlm. 66-76. 6
Lihat http://looklex.com/e.o/yemen.religions.htm.

122 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


Khawlan, Arhab, Al-Hada, Al-Jidaan, Anis, Selama berabad-abad umat Islam berperan
Dihm, Bani Mata, dan Al-Haimatyeen. Terakhir penting dalam dinamika sosial, politik, dan
adalah Madhaj yang terkonsentrasi di bagian ekonomi di Suriah serta berkontribusi besar
tengah wilayah Yaman. Yang termasuk dalam dalam menetapkan nilai-nilai dasar negara. Islam
kabilah ini adalah Ans, Az-Zaraniq, Al-Awaliq, hadir di Suriah sejak abad ke-6 pasca Khalid bin
Kaifah, Al-Bakzm, Al-Sabyha, Al-Abadil, Al- Walid berhasil menaklukan wilayah Asy-Syam.
Hasani dan Al-Fadhli. Ketiga konfederasi suku Sejak saat itu Islam berkembang dan menjadi
dengan berbagai kelompoknya menunjukkan bagian dari kekhalifahan Turki.
bahwa Yaman sangat identik dengan kesukuan/ Pada masa kolonialisme Perancis, hukum
kabilah. Bahkan, diantara mereka ada yang Islam pernah dijadikan hukum negara sebagai
berkonflik dalam memperebutkan sumber daya alat untuk melegitimasi kekuasaan rezim. Sejak
alam yang menyangkut perbedaan pendapat, lama, umat Islam Suriah kerap menyerukan
distribusi sumber daya yang tidak merata dan penetapan Islam sebagai sumber hukum negara,
manfaat dari proyek-proyek pembangunan. namun selalu mendapat penolakan dari rezim
Akar politik Islam di Yaman dapat dirunut penguasa. Barulah ketika Syiah Alawiyyah
pada tahun 1960-an yang ditandai dengan berhasil mendominasi pemerintahan, Islam
kelahiran Ikhwanul Muslimin (IM). Kemudian dijadikan sumber hukum dan undang-undang
muncul gerakan sosial Islam pada tahun 1970, negara. Sejak tahun 1973, Suriah menetapkan
ketika Yaman masih terpecah. Saat itu, para dua sistem pengadilan yang berdasarkan Syariah
ulama khawatir akan dominasi sosialis dan atheis bagi umat Islam dan pengadilan masing-masing
yang didukung Uni Soviet. Karenanya, Syaikh agama dengan menggunakan hukum masing-
Abdul Majid Az-Zindani membentuk sistem masing agama.
pendidikan di Yaman Utara untuk membendung Kendati demikian, umat Islam dari kalangan
gerakan anti-Islam di Yaman Selatan. Untuk Sunni kerap mengalami diskriminasi dan tindakan
menjalankan partai Al-Islah, Ali Abdullah Saleh kekerasan. Pemerintah menetapkan hukum Islam
yang merupakan pemimpin partai menggandeng tidak lain untuk membela kepentingan kelompok
Syaikh Abdul Majid Az-Zindani dan Syaikh Syiah Alawiyyah sehingga memicu penolakan
Abdullah Al-Ahmar. Dengan bergabungnya dua dari kalangan muslim Sunni. Selain itu, dominasi
Syaikh, maka ada kekuatan sosial-politik yang kelompok minoritas Syiah atas partai Baath
mendukung kekuasaan Saleh melalui partai Al- dan institusi militer telah berhasil menguasai
Islah. Belakangan IM bergabung dengan partai kehidupan politik Suriah yang mayoritas
Al-Islah untuk mengekspresikan sikap politiknya. penduduknya beraliran Sunni.
Dengan demikian, selain suku, para ulama
Perseteruan kerap terjadi dalam skala luas
(syaikh), IM turut berperan dalam membesarkan
antara muslim Syiah yang mendukung pemerintah
partai Al-Islah. Sementara itu, Suriah adalah
dengan muslim Sunni yang mendukung kelompok
negara dengan masyarakat “mosaik”, terdiri dari
oposisi Suriah, antara kelompok Islam Sunni
beragam agama dan mazhab. Mayoritas adalah
yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin
muslim Sunni dengan jumlah populasi sebesar
(IM), Salafiyyah, dan Al-Qaeda. Di samping
74% yang terdiri dari beragam mazhab, seperti
itu, meruncingnya perbedaan sekte menjadikan
Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali. Beberapa
pemicu semakin meluasnya konflik di Suriah.
diantaranya juga menganut aliran tarekat
Sebagai contoh, konflik antara gerakan yang
termasuk Naqsabandiyyah dan Qadariyyah.
ingin menegakkan syariat Islam di Suriah dengan
Sementara Muslim lainnya beraliran Syiah
etnis Kurdi di Kobane serta konflik antara rezim
Alawiyah, Nusairiyyah, Ismailiyyah, dan Yazidi.
militer Assad dengan milisi Kurdi di Utara Suriah
Sisanya sekitar 13% adalah komunitas minoritas
yang telah berlangsung lama.
yang terdiri dari Kristen sebesar 10% dan Druze
sekitar 3%.7 Adapun di Aljazair, Islam sejak lama
menjadi pengobar semangat anti kolonialisme,
terutama sejak dibawah kekuasaan Perancis.
7
Sheeren T. Hunter, Politik Kebangkitan Islam,
(Yogyakarta: Tiara Wacana Jogja, 2001).

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 123 


Front Kemerdekaan Nasional (Front de politik Islam, otoritarianisme-militer dan krisis
Liberation Nationale – FLN) kerap menggunakan legitimasi di Aljazair.
kekuatan pemersatu Islam untuk memperkuat
barisan nasional dalam melawan penjajah. Problematika Kekuatan Politik Islam di
Pasca kemerdekaan, pemerintah berusaha Yaman
mempersatukan kelompok Islam, meskipun
Yaman adalah salah satu negara di Timur Tengah
tidak sepenuhnya dapat berhasil dilakukan. Hal
yang diterpa Arab Spring 2011. Gerakan protes
ini, dapat dilihat dari banyaknya gerakan Islam
di Yaman, diawali dengan tuntutan reformasi
independen yang melahirkan partai oposisi
politik dan ekonomi yang meliputi perbaikan
sekitar tahun 1980-an dan awal 1990-an.
kondisi ekonomi, pemberantasan korupsi dan
Munculnya Front Penyelamat Islam (Front pengangguran.
Islamique du Salut – FIS) pada 16 September
Kondisi perekonomian Yaman dalam
1989, menunjukkan bahwa rezim penguasa tidak
beberapa tahun terakhir sangat memprihatinkan.
dapat mengontrol tumbuh suburnya gerakan
Penduduknya hidup dalam kemiskinan
politik Islam yang dapat bersaing dengan FLN.
dimana hampir setengah populasi di Yaman
Sampai akhirnya, FIS dapat menjadi partai
berpenghasilan kurang dari 2 dolar perhari dan
alternatif dengan basis massa yang cukup besar
sepertiga penduduknya menderita kelaparan.
karena program politiknya yang menawarkan
Dengan kondisi seperti ini, Yaman berada pada
solusi sosial, politik dan ekonomi serta
peringkat keempat negara terendah dalam Human
keagamaan. Karenanya, pada saat krisis ekonomi
Development Index setelah Sudan, Djiboti, dan
menerjang Aljazair, disaat pemerintah tidak dapat
Mauritania. 8 Yaman pun terancam menjadi
mengatasinya, kelompok Islam dapat muncul
negara gagal (failed states) yang berdasarkan The
dengan berkomitmen neningkatkan kesejahteraan
Failed States Index menempati posisi kedelapan.9
sosial dari masyarakat umum. Komitmen politik
semacam ini justru menguntungkan aspirasi Puncak dari tuntutan para demonstran di
politik gerakan Islam. Yaman adalah mundurnya presiden Ali Abdullah
Saleh. Pada 23 November 2011, akhirnya Ali
Pemimpin FIS adalah Syaikh Abbasi Madani,
Abdullah Saleh menandatangani perjanjian
seorang profesor berpendidikan Barat yang
yang diprakarsai oleh Dewan Kerjasama Teluk
moderat dari Universitas Aljazair. Sementara
(the Gulf Cooperation Council – GCC). Dalam
wakilnya adalah Ali Belhadz yang terkenal
perjanjian tersebut dinyatakan bahwa Saleh akan
dengan retorikanya tentang gagasan radikal
melakukan transfer kekuasaan kepada wakilnya
tentang peran Islam politik. Pada awal berdirinya
Abdurrabu Manshur Al-Hadi. Perjanjian
FIS program politiknya lebih bersifat pluralis dan
tersebut juga menghasilkan kesepakatan dengan
moderat yang banyak didukung oleh kelompok
pembentukan national unity government yang
kelas atas, namun pasca dibubarkan oleh militer
terdiri dari koalisi antara General People’s
muncul radikalisasi dalam kelompok ini.
Congress (GPC) dan Joint Meeting Party (JMP)
Sebenarnya, radikalisasi ini muncul akibat sikap
yang terdiri dari partai Al-Islah dan partai
represif rezim militer sehingga menimbulkan
Sosialis Yaman (Yemen Sosialist Party-YSP).
perlawanan dari kelompok Islam. Sehingga,
Transfer kekuasaan ini menambah daftar panjang
sampai saat ini FIS dianggap sebagai gerakan
pergantian rezim di Timur Tengah setelah Ben
radikal yang dilarang keberadaannya di Aljazair.
Ali di Tunisia, Muammar Qaddafi di Libya, dan
Berdasarkan spektrum pengalaman sejarah Husni Mubarok di Mesir.
dinamika sosial, politik, dan kultural dari tiga
Berbagai kalangan mengutuk sikap represif
negara kasus diatas, pembahasan pada bab
rezim tersebut dan menyerukan presiden Ali
selanjutnya akan difokuskan pada beberapa hal,
pertama, problematika kekuatan politik Islam
di Yaman. Kedua, kekuatan politik Islam di
8
“Human Development Index and Its Components”, http://hdr.
undp.org/en/media/HDR_2010_EN_Table1_reprint.pdf
tengah konflik sektarianisme di Suriah. Ketiga,
9
“The Failed States Index 2012,” http://www.foreignpolicy.
com/failed_states_index_2012_interactive.

124 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


Abdullah Saleh mundur dari kursi presiden. itu, kesukuan (tribalisme) yang mendominasi
Seorang pemuda bernama Tawakul Karman politik Yaman menjadikan pertarungan politik
menjadi motor gerakan pemuda dalam menentang di Yaman semakin kompleks terutama dengan
kebijakan represif rezim sampai akhirnya hadirnya kelompok Syi’ah Al-Houti yang sejak
presiden Saleh tertekan dan menyetujui transfer lama melakukan pemberontakan terhadap
kekuasaan kepada Abdurrabu Manshur Al-Hadi.10 pemerintah.
Pada awalnya, protes kelompok pemuda berjalan Pada awalnya, kelompok Al-Houti
dengan damai namun sikap represif militer melakukan perlawanan di provinsi Sa’adah
terhadap para demonstran telah menyebabkan pada 2004 tatkala demonstrasi anti-pemerintah
aksi damai berubah menjadi konflik bersenjata. dilakukan oleh gerakan Shabab Al-Mu’min
Salah seorang jenderal pengikut Saleh membelot yang mengkritik kerjasama pemerintah
mendukung para demonstran sehingga menambah dengan AS dalam kontraterorisme. Akibatnya
kompleks konflik antara para demonstran dengan pemerintah berusaha menamgkap pemimpin
militer rezim. Al-Houti, Hussein Badr Ad-Din Al-Houti yang
Semakin kompleksnya konflik di Yaman mengakibatkan pertempuran yang panjang
disebabkan tidak seragamnya gerakan protes sampai saat ini.
rakyat. Ada dua pihak militer yang ikut terlibat. Sebagaimana yang telah disinggung diatas,
Pertama, adalah kelompok pendukung rezim sebagai partai penguasa GPC, merupakan
Saleh, kedua, pendukung demonstran. Situasi partai politik yang didirikan pada 1982 untuk
semakin memanas ketika diantara kubu militer menggalang dukungan terhadap Ali Abdullah
didukung oleh kekuatan suku yang telah terlibat Saleh untuk menjadi presiden Republik Arab
konflik sejak lama dan menguasai persenjataan Yaman. Penyelenggara partai terdiri dari
yang mengakibatkan konflik di Yaman semakin berbagai kalangan baik kaum elite sosial seperti
kompleks. Hal ini dapat dilihat dari konflik syaikh, pemimpin intelektual, para pebisnis
antara rezim militer Saleh dengan pimpinan yang kesemuanya mempresentasikan berbagai
suku Hashid, Syaikh Sadeq Al-Ahmar sehingga kekuatan baik moderat, tradisional dan suku.
memicu serangan dari para milisi pendukung Meski demikian, kelompok yang paling kuat
Syaikh Sadeq. Dalam pertempuran tersebut adalah yang memiliki kedekatan personal dengan
menyebabkan tewasnya ratusan orang dan presiden. Sementara anggotanya terdiri dari
menyebabkan semakin meningkatnya konflik berbagai kelompok termasuk kelompok Islam,
senjata di Yaman. sosialis, pemimpin suku, tokoh agama moderat
sampai konservatif.11
1. Dinamika Politik di Yaman Sementara itu, kubu oposisi di Yaman
Selain kaum muda, partai politik yang muncul dikenal dengan the Joint Meeting Party (JMP)
pasca unifikasi memiliki peran yang cukup yang merupakan koalisi berbagai partai oposisi
signifikan dalam dinamika politik Yaman. terutama partai Islam Al-Islah dan partai Sosialis
Namun demikian, menganalisis politik terkini Yaman (Yemen Sosialist Party-YSP) yang
di Yaman tidak bisa hanya dilihat melalui berkuasa pada era the People’s Democratic
kepentingan partai politik yang berkembang di Republic of Yemen (PDRY). Aliansi partai koalisi
Yaman baik partai pemerintah (GPC) maupun ini terus bertahan sampai tahun 2002.
oposisi (JMP), karena baik GPC maupun JMP Partai Al-Islah adalah partai Islam terbesar
tidak mempresentasikan pembagian kekuasaan di Yaman yang tergabung dalam koalisi JMP.
politik secara utuh. Partai penguasa saat ini yang Meski demikian, JMP adalah partai yang plural
terdiri dari partai koalisi merupakan oposisi dengan beragam kelompok di dalamnya. Partai
bagi rezim Saleh, sementara di sisi lain Saleh ini dibentuk pada September 1990 oleh mantan
mendapat dukuangan dari berbagai faksi yang anggota GPC sebagai rumah baru bagi kelompok
loyal mendukung pemerintahannya. Disamping
11
A.A.H. Al-Yemeni, The Dynamics of Democratization:
10
Apriadi Tambukara, Revolusi Timur Tengah, (Yogyakarta: Political Parties in Yemen, (Bonn: Freidrich Ebert Stiftung,
Penerbit Narasi, 2011). 2003), hlm. 26.

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 125 


Islamis untuk memarginalkan partai Sosialis Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), dan
Yaman. Sejak tahun 1990 sampai 1997, Islah Anshar Allah yang diwakili kelompok Al-Houti.12
memelihara hubungan dekat dengan partai Ikhwanul Muslimin adalah gerakan Islam
berkuasa GPC dan tergabung dalam kabinat yang yang kuat diantara kelompok Islam lainnya,
dibentuk pemerintah. khususnya dalam sosial, politik, ekonomi, media
Partai Islam terdiri dari koalisi beberapa dan diplomatik. IM memiliki basis dukungan
kekuatan. Pada masa awal terdiri dari kekuatan massa yang banyak meliputi suku, pebisnis,
suku, Ikhwanul Muslimin moderat dan radikal. militer dan politisi. Ulama yang juga dari IM
Kelompok radikal diwakili oleh Abdulmajid adalah Syaikh Ali Abdullah Ahmar dan anaknya,
Az-Zindani. Meskipun ideologi dan mayoritas Sinnan Abu Lahhum, komandan militer Ali
anggotanya mewakili IM, namun komponen suku Muhsin Al-Ahmar yang didukung setengah
sangat berperan dalam pembentukan partai dan pasukan Yaman.
memiliki ikatan kuat dengan GPC. Karenanya, Partai Islah adalah representasi dari
kelompok Islam di Yaman pun tidak bisa lepas kelompok Ikhwanul Muslimin yang juga
dari bayang-bayang kesukuan. Pemimpin merupakan koalisi dari beragam pemimpin suku
keagamaan atau ulama kerap memiliki ikatan konservatif. Islah adalah partai utama di JMP,
emosional dengan kelompok suku asalnya, sehingga banyak kebijakannya yang mendukung
seperti halnya syaikh Abdullah Al-Ahmar langkah-langkah pergerakan IM. Pasca runtuhnya
yang merupakan pemimpin partai Islah yang Saleh, Islah mulai mengambil peran dalam posisi
mempunyai hubungan dengan suku Hashid dan sentral dalam proses politik. Hal ini menjadikan
pemimpin suku Sanhan yang merupakan suku partai Islam memiliki peran yang signifikan
asal presiden Saleh. Selain itu, dalam tubuh dalam membangun politik pada masa transisi,
Al-Islah terdapat kelompok Salafiyyah yang tidak bahkan banyak dari kelompok IM yang menjadi
mendukung Az-Zindani, termasuk kelompok penggerak dalam revolusi Yaman.
Zaidiyyah yang memprotes upaya elit partai
Selain IM, Salafiyyah adalah gerakan
menghalangi partai dari kubu Syiah menempati
Islam yang sejak lama berkembang di Yaman.
posisi penting dalam partai.
Sebagaimana namanya, gerakan ini menyerukan
Sedangkan partai lainnya adalah The untuk kembali kepada ajaran yang disampaikan
Yemen Sosialist Party (YSP) meskipun terdapat Nabi Muhammad dan ulama Salaf Ash-Shalih.
perbedaan pendapat antar anggotanya, partai ini Kelompok ini diwakili oleh Salafi Jihadi anti
sangat ideologis terutama dalam menciptakan pemerintah, tradisionalis yang pro-pemerintah.
perubahan dalam tubuh partai dari Marxist menjadi Disamping itu, berdasarkan aktivitasnya, Salafi
sosialis. YSP berkembang melalui gerakan dibagi dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok
komunis yang berkembang menjadi gerakan anti mainstream yang dekat dengan pendiri Salafi
kolonial pada akhir tahun 1960-an. Selanjutnya radikal, Syaikh Muqbil Al-Wadi’i, kedua, The
YSP mulai mengalami perubahan setelah Sekjen Wisdom Society Movement yang dipengaruhi oleh
partai, Jarallah Omar mengedepankan wajah Syaikh Abdul Rahman Abdul Rahman Abdul
pluralistik partai. Kendati demikian pasca Khaliq dari Mesir. Ketiga, The Ihsan Society
unifikasi, YSP menegaskan kembali sebagai yang dipengaruhi oleh salah seorang Syaikh dari
partai sosialis dan pada Pemilu 1993 menyatakan Suriah. Selain itu, terdapat juga Salafi non-radikal
sebagai partai sosialis demokrat. yang dipimpin Yahya Al-Hajuri dari Institut
Daarul Hadits di Dammaj. Gerakan Salafi ini
berusaha untuk menstigmatisasi revolusi kaum
2. Kekuatan Politik Islam dan Intervensi
muda termasuk Ikhwanul Muslimin. Kelompok
Asing Salafi politik ini memandang proses revolusi
Kelompok Islam di Yaman terbagi dalam beberapa
kekuatan utama, diantaranya Ikhwanul Muslimin 12
Mouna Succarieh, diterjemahkan oleh Rani Geha, “Rise of
yang diwakili partai Al-Islah, Salafiyyah, Anshar Radical Islam in Yemen Altering Its Tribalism”, http://www.
Syariah yang merupakan representasi dari Al- al-monitor.com/pulse/politics/2012/09/weekenda-detailed-
look-at-islamism-in-yemen.html#.

126 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


Yaman sebagai kesempatan baru untuk ikut pada akhirnya didemarkasi pada Juni 2000
terlibat dalam ruang politik. Melalui revolusi ketika Yaman menerima kedaulatan Saudi atas
Yaman, anggota asosiasi Hikma dan Ihsan, beberapa wilayah seperti Asir, Najran, dan Jizan.
terinspirasi oleh keberhasilan partai An-Nour di Sementara itu, Arab Saudi tetap memperkuat
Mesir, mengumumkan proyek untuk membentuk basis militernya di perbatasan, karena khawatir
partai Islam dan berpartisipasi dalam pemilu. terhadap masalah penyelundupan narkoba,
Sementara itu, Al-Qaeda adalah gerakan migran ilegal untuk mencari kerja di Arab Saudi.
Islam yang pertama kali muncul di Yaman Selain itu, Saudi juga waspada terhadap
sebagai cabang dari Al-Qaeda Arab Saudi pada semakin berkembangnya kekuatan Al-Houti dan
tahun 2003 yang fokus dalam jihad terhadap mencurigai adanya keterkaitan antara Al-Houti,
musuh Islam dan keluarga Sa’ud. Al-Qaeda Iran, dan Al-Qaeda yang dianggap menjadi
di Yaman muncul pada awal 1990-an, ketika ancaman regional. Kendati demikian, banyak
para kolega Osama bin Laden kembali dari pihak yang meragukan keterlibatan Iran dalam
Afganistan. Kelompok ini banyak melakukan konflik terbuka di Yaman, karena belum adanya
aksi kekerasan terutama pada fasilitas militer bukti keterlibatan Iran dalam membantu milisi
asing, termasuk pemboman kapal USS Cole di Al-Houti. Seperti yang diungkapkan oleh Ginni
Aden pada tahun 2000. Sampai pada tahun 2006, Hill dan Gerd Nonneman, dalam “Yemen, Saudi
Al-Qaeda di Yaman tidak menjadikan pemerintah Arabia and the Gulf States : Elite Politics, Street
Yaman sebagai target utama. Namun, faktor Protests and Regional Diplomacy”, menyatakan
tekanan asing terutama AS, masalah ekonomi bahwa Saudi mengakui kepada pihak AS
dan kebutuhan akan bantuan mengakibatkan bahwa pemerintahannya membesar-besarkan
semakin meningkatnya perlawanan pemerintah keterlibatan Iran.13 Kepedulian Saudi tersebut
terhadap para pejuang Al-Qaeda. Pada tahun mendorong keterlibatan cukup signifikan dalam
2009, Al-Qaeda mengumumkan bahwa operasi persoalan Yaman sejak beberapa dekade.
jihad di Saudi dan Yaman digabungkan menjadi Sementara itu, GCC adalah organisasi antar
AQAP dibawah komando Nasir Al-Wuhayshi. negara yang terdiri dari negara-negara Teluk,
Adapun kelompok Syiah diwakili oleh seperti Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab,
kelompok Al-Houti yang kerap melakukan Bahrain, Qatar, dan Kuwait. Meski organisasi
konfrontasi dengan pasukan pemerintah. Keluarga ini tidak besar, namun GCC menunjukkan
dan pengikut Al-Houti dituduh melakukan makar kekuatan kolektifnya terutama dalam negosiasi
untuk mengganti negara republik menjadi negara dengan Uni Eropa terkait bantuan ekonomi dan
yang berdasarkan sistem keimaman. Tuduhan ini politik bagi Yaman. Mundurnya presiden Saleh
disangkal oleh Al-Houthi yang mengkritik rezim dari kursi presiden tidak lepas dari peran GCC
Presiden Saleh yang dianggap korup, terlalu dekat yang memaksa Saleh untuk melakukan transfer
dengan AS, dan lebih dekat dengan kelompok kekuasaan.
Wahabi-Salafisme melawan komunitas lokal AS merupakan salah satu negara yang
dan tradisional. Pada tahun 2009, kelompok Al- fokus pada masalah ancaman keamanan
Houti memperluas basis perlawanan sampai ke kawasan, menyusul banyaknya serangan yang
wilayah Saudi dengan alasan bahwa Saudi telah dilakukan Al-Qaeda terhadap fasilitas militernya.
mendorong pasukan Yaman untuk melakukan Kepedulian AS terhadap Yaman mulai meningkat
serangan ke basis Al-Houti di perbatasan. Ada terutama pasca peristiwa 11 September 2001.
indikasi bahwa Saudi menggunakan wilayah Kendati demikian, hubungan antara kedua
perbatasannya untuk membantu pasukan Yaman negara tidak berjalan mulus seiring dengan sikap
berperang melawan militan Al-Houti. ragu pemerintah Yaman dalam memberantas
Secara historis kebijakan Arab Saudi di
Yaman didorong oleh beberapa faktor, antara 13
Ginni Hill & Gerd Nonneman, “Yemen, Saudi Arabia and
the Gulf States: Elite Politics, Street Protests and Regional
lain wilayah perbatasan sepanjang 1800 km Diplomacy”, Chatham House Middle East and North Africa
yang kerap menimbulkan permasalahan. Garis Programme Briefing Paper No. 2011/01, Mei 2011, http://
tegas perbatasan menjadi faktor permasalahan www.chathamhouse.org/sites/default/files/19237_0511 yemen_
gulfbp.pdf, diakses pada tanggal 17 Oktober 2014.

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 127 


kelompok Al-Qaeda. Meningkatnya serangan Al- tersebut telah menjadikan partai Ba’ath menjadi
Qaeda di Yaman pada tahun 2009, mendorong AS kekuatan utama dalam mempertahankan
untuk menetapkan beberapa strategi, diantaranya kekuasaan rezim. Pada masa Hafiz Al-Assad
adalah komitmen untuk memberantas AQAP Partai Ba’ath dan institusi militer mendapat
dalam jangka pendek, meningkatkan bantuan posisi strategis dalam pemerintahan.14 Relasi
pembangunan jangka panjang dan menggalang antara rezim, Partai Ba’ath dan institusi militer
dukungan internasional untuk menstabilisasi memicu terjadinya gerakan perlawanan dari
keamanan negara. Bantuan pembangunan dan kelompok oposisi. Tradisi kepemimpinan
keamanan AS pun berangsur meningkat yang kemudian dilanjutkan oleh putranya Bashar
pada tahun 2008 sebesar 17,2 juta dolar menjadi Al-Assad. Pada masanya kolaborasi antara
40,3 juta dolar pada tahun 2009. Meskipun Partai Ba’ath dan militer semakin kuat terlebih
demikian, beberapa studi yang dilakukan pemerinthan Assad dapat mensinergiskan empat
menunjukkan bahwa jumlah kelompok militan di pilar, antara lain, mempersatukan kelompok
Yaman berkisar antara 300-500 hingga beberapa mioritas, mengontrol secara penuh aparatur
ribu orang saja yang menunjukkan masih militer-intelejen, memonopoli kepemimpinan
belum kuatnya kekuatan Al-Qaeda di Yaman. Partai Ba’ath serta meneguhkan kembali undang-
Kelompok ini pun belum memiliki afiliasi dengan undang darurat yang ditetapkan pada tahun 1962.
partai politik, faksi militer maupun organisasi Undang-undang tersebut telah memberikan
masyarakat sipil yang memfasilitasi AQAP untuk kekuasaan yang hampir tanpa batas pada Partai
bekerjasama dengan kelompok suku. Baath. UU inilah yang kemudian ditentang oleh
Berbeda denga Al-Qaeda, kelompok berbagai kelompok pro-reformasi termasuk
separatis Al-Houti justru semakin menunjukkan dari kalangan Islam-Sunni. Aksi protes tersebut
kekuatannya. Pada 21 September 2014, kelompok tersebut dibalas dengan serangan besar-besaran
ini berhasil menguasai kota Sana’a sekaligus militer rezim ke basis kelompok oposisi yang
berhasil mengusir presiden Abdurrabu Manshur mengakibatkan tewasnya ratusan ribu warga
Al-Hadi dari istana kepresidenan dan melemahkan sipil. Sistem politik otoriter rezim Al-Assad
pengaruh elit politik rezim Saleh. Tidak hanya itu, menjadi penyebab munculnya perlawanan dari
kelompok Al-Houti juga menuntut digantinya kelompok politik Islam di Suriah.
PM Mohammed Salem Basindwa yang dianggap
tidak mampu menjalankan roda pemerintahan.
1. Kekuatan Politik Islam di Suriah
Keberhasilan kelompok Al-Houti tidak
Kelompok Islam adalah penentang utama rezim
lepas dari melemahnya kekuatan politik keluarga
Al-Assad, seperti Ikhwanul Muslimin dan
Al-Ahmar sebagai pendukung utama pemerintah.
organisasi yang tergabung dalam gerakan sayap
Lemahnya posisi keluarga Al-Ahmar berpengaruh
militernya, Salafiyyah, Al-Qaeda, dan kelompok
bagi partai Islah yang menguasai beberapa pos
Sufi serta para ulama yang juga turut berperan
kementerian. Selain itu, dengan melemahnya
dalam kehidupan sosial-politik di Suriah.
kekuatan Islam juga berpengaruh pada posisi
Ikhwanul Muslimin (IM) adalah gerakan Islam
Ikhwanul Muslimin sebagai basis pendukung
yang paling getol menentang politik diskriminasi
utama partai Islah terlebih upaya Arab Saudi
rezim Al-Assad. IM sudah sejak lama eksis dalam
untuk membendung menyebarnya pengaruh IM
dinamika politik dan konflik di Suriah. Bahkan
di kawasan.
dalam kajian The Arab Centre for Research
and Policy Studies IM disebut sebagai pemain
Problematika Kekuatan Politik Islam di kunci dalam pergolakan politik di Suriah pada
Suriah saat ini. Hal itu tidak lepas dari pengaruh IM
Sebagai negara yang berlandaskan nasionalisme, sebagai gerakan Islam yang mempunyai akar
kebebasan, dan sosialisme, para pemimpin yang cukup kuat dengan keanggotaannya yang
di Suriah telah berusaha untuk mendorong luas hingga mampu berafiliasi dengan gerakan
terjadinya perubahan dalam kehidupan sosial- 14
Amos Perlmutter, The Roles of Military and Rules Politis,
politik dan ekonomi. Di bidang politik, ideologi (London: Frank Cass and Company Limited, 1981).

128 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


Islam lainnya, seperti Anshar Asy-Syariah dan dari gerakan-gerakan ini adalah melengserkan
Jabhat An-Nushra. Selain itu, para ulama besar rezim Al-Assad dan membangun masyarakat
mempunyai ikatan yang kuat degan gerakan Suriah yang dilandasi nilai-nilai Islam. Dari sini
ini, sebut saja misalnya Musthafa Ash-Shiba’i, dapat dilihat bahwa, Islamic Front memiliki
Syaikh Al-Bayouni dan Syaikh Said Hawa tujuan dan ideologi yang berbeda dengan Al-
seorang ulama yang kerap menentang konstitusi Qaeda maupun ISIS. Faksi Islamic Front yang
sekuler di Suriah. Karya-karya Said Hawa terkemuka adalah Ahrar Ash-Sham dibawah
menjadi referensi para aktivis IM di seluruh komandan Hassan Abu Abdullah. Kelompok ini
dunia. memiliki basis kekuatan di Aleppo, Edlib dan
Selama beberapa dekade, gerakan IM Suriah wilayah utara. Sementara faksi Salafi lainnya,
memiliki strategi yang berbeda dari masa ke Liwa At-Tauhid fokus pada resolusi konflik dan
masa. Pada tahun 1950, IM mulai aktif dalam misi kemanusiaan di beberapa daerah. Selain itu,
politik praktis dengan masuknya sejumlah ISIS merupakan salah satu dari faksi Salafi Jihadis
aktivis dalam institusi dan badan pemerintahan. yang paling terkemuka di Suriah. Kehadiran ISIS
Namun, munculnya dominasi Partai Baath dalam mendorong sejumlah eksponen radikal di tubuh
pemerintahan dan menguatnya nasionalisme sejumlah gerakan Islam lainnya untuk bergabung.
Arab membuka lembaran baru dalam konfrontasi Diantara gerakan Islam terbesar di Suriah yang
antara IM dengan rezim militer yang kemudian bergabung dengan ISIS adalah Jabhat An-Nushra.
menciptakan kesenjangan dan konflik yang Sebelum ISIS muncul, Jabhat An-Nushra adalah
berkelanjutan. salah satu gerakan Islam terbesar di Suriah.
Bahkan, dalam perlawanan terhadap rezim,
Salafiyyah menjadi gerakan yang juga
gerakan ini mempunyai peran yang signifikan
berperan dalam politik di Suriah. Pada awal
di Suriah dibandingkan dengan Free Syrian
terjadinya gejolak politik di Suriah pada 2011,
Army (FSA) yang hanya memiliki basis di
kehadiran Salafi di Suriah mengambil bentuk
Aleppo, sementara An-Nushra mempunyai basis
yang beragam dengan munculnya faksi-faksi
dukungan yang luas meliputi Damaskus, Hama,
Salafiyyah. Diantara tokoh Salafi yang muncul
Hams, dan Ar-Raqqah. Kesamaan ideologi antara
di Suriah adalah Jamal Al-Qasimi, Muhammad
An-Nushra dan ISIS mendorong para anggota
Rasyid Ridha yang pindah dari Mesir ke
An-Nushra untuk bergabung dengan ISIS dalam
Suriah, dengan karyanya yang monumental
melawan AS dan sekutunya di Irak dan Suriah.
yakni tafsir Al-Manar yang memberikan
Meskipun pada akhirnya banyak diantara para
inspirasi bagi kelompok Islam di dunia, serta
pejuang An-Nushra yang memilih keluar dari
Muhammad Nassiruddin Al-Albani yang
ISIS dikarenakan sepak terjang ISIS cenderung
merupakan tokoh Salafi yang berpengaruh di
keluar dari batasan syariat Islam.
Suriah.15 Namun karena konfrontasi antara rezim
militer dengan kelompok oposisi banyak ulama Munculnya berbagai faksi dalam tubuh
yang mengasingkan diri ke luar Suriah. Pada Salafiyah, baik yang jihadis, politis maupun
November 2011, gerakan Salafiyyah menyatakan tradisional menunjukkan perbedaan pandangan
akan melakukan perlawanan terhadap rezim. kelompok Salafiyyah dalam pergolakan politik
di Suriah. Hal tersebut tidak lepas dari berbagai
Diantara faksi Salafi, Islamic Front adalah
kepentingan yang melatarbelakangi berdirinya
gerakan yang paling menonjol dan paling luas
sejumlah faksi di tubuh Salafi. Persamaan
basis dukungannya. Syria Islamic Front, didirikan
mendasar antar seluruh faksi tersebut adalah
pada Juli 2012 yang terdiri dari sebelas sayap
sikapnya dalam membela Islam dan anti-Barat.
militer, antara lain Harakah Ahrar Ash-Sham,
Pemikiran-pemikiran gerakan Salafiyyah dapat
Harakah Al-Fajr Al-Islamiyyah, Liwa Al-Haq,
ditelusuri dalam sejumlah karya Muhammad
serta Jama’ah At-Taliah Al-Islamiyyah.16 Tujuan
Nashiruddin Al-Albani. Sedangkan Salafi
15
Abdurrahman Al-Haj, Ad-Da’wah wal Jama’ah, At- reformis dengan tokohnya Jamaluddin Al-Qasimi
Tathallu’at lil Jama’at Ad-Diniyyah fi Suria, (Al-Markaz At- dekat dengan kelompok Islam Moderat yang
Tawasul wa Abhats As-Stratijiyyah, 2012).
16
Mohammad Abu Rumman, Islamists, Religion, and The Revolution in Syiria, (Jordania: FES Jordan Published, 2013).

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 129 


mendirikan NCSR dan dekat dengan Ikhwanul Sementara itu, dukungan Iran terhadap rezim
Muslimin. Al-Assad pun semakin terlihat dalam setiap
Gerakan Islam lain yang juga berperan kebijakan luar negerinya. Pemerintah Bashar
aktif dalam konflik adalah Al-Qaeda. Sejak Al-Assad yang dibangun melalui kekuatan politik
awal revolusi Suriah, Al-Qaeda menjadi salah partai Baath dengan dominasi kelompok Syiah
satu bagian aktor internal dalam konflik Suriah. Alawiyyah telah mendorong kekuatan Syiah
Revolusi Suriah yang diawali dengan aksi damai lainnya untuk berkonfrontasi di Suriah, termasuk
pada awalnya tidak menghendaki lahirnya Hizbullah. Disamping itu, dukungan Iran
berbagai gerakan militer. Gerakan protes terhadap keberlangsungan rezim Al-Assad tidak
lebih didasari oleh perasaan untuk tegaknya lepas dari posisi Suriah sebagai aliansi strategis
kebebasan, keadilan dan demokrasi. Namun, Iran dalam menghadapi Israel. Suriah melalui
sikap represif rezim memicu munculnya aksi ideologi Nasionalisme Arab, bersama Mesir
kekerasan di Suriah. Kekerasan tersebut juga dan Yordania pernah melakukan perlawanan
memicu transformasi berbagai gerakan dalam menentang penjajahan Israel di Palestina pada
kelompok milisi bersenjata, seperti Al-Qaeda tahun 1967. Suriah pun menjadi kepanjangan
dan Salafi Jihadis. Kekacauan politik di Suriah tangan Iran dalam menyokong milisi Hizbullah
pun telah mendorong lahirnya gerakan Islam di Lebanon Selatan sejak tahun 1975.
lainnya yang lebih radikal. Pada April 2013, Turki, Arab Saudi dan Qatar adalah negara-
muncul gerakan Negara Islam di Iraq dan Suriah negara yang kerap menekankan pentingnya
atau Da’isy, sebagai upaya dari pimpinan Daulah pergantian rezim di Suriah. Kendati tidak
Islamiyyah fi Al-Iraq, Abu Bakar Al-Baghdadi bersinggungan secara langsung, Turki menjadi
untuk menggabungkan gerakannya dengan penyokong utama kelompok oposisi di Suriah.
Jabhat An-Nushra di Suriah yang diklaim sebagai Di samping itu, Turki mempunyai kepentingan
bagian dari gerakannya. Sejak saat itu Daulah dengan kelompok Islam di Suriah dalam
Islamiyyah fi Al-Iraq berubah nama menjadi memberantas milisi Kurdi di daerah perbatasan.
Da’isy atau yang lebih dikenal oleh AS dan Barat Demikian halnya dengan Arab Saudi dan Qatar
sebagai ISIS. Disamping itu, keterlibatan aktor yang menjadi pendukung kelompok oposisi
regional dan internasional dalam konflik serta Islam. Kedua negara tersebut menjadi aktor
dibukanya perbatasan Turki, Lebanon dan Irak penting dalam sejumlah konferensi perdamaian
mendorong masuknya gerakan milisi bersenjata antara rezim Assad dengan kelompok oposisi.
secara besar-besaran yang mengakibatkan konflik Dibekukannya keanggotaan Suriah dalam Liga
Suriah semakin kompleks. Arab pada 2012 tidak lepas dari peran Arab
Saudi dan Qatar. Selain memberikan sumbangan
dana besar bagi oposisi, Saudi Arabia dan Qatar
2. Kepentingan Asing di Balik Konflik
menjadi pemasok utama senjata kelompok
Suriah oposisi untuk melawan rezim Al-Assad yang
Semakin meningkatnya konflik antara rezim didukung Syiah Alawiyyah. Konflik yang terjadi
Al-Assad dan kelompok oposisi terutama pun dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk
kelompok Islam tidak lepas dari intervensi asing menyulut api permusuhan antar kekuatan politik
yang memiliki kepentingan di Suriah. Bagi AS, Islam Sunni dengan kekuatan politik Syiah.
kekacauan politik di Suriah dianggap sebagai
salah satu ganjalan kepentingan AS di Timur Politik Islam, Otoritarianisme-Militer
Tengah. Sejak partai Ba’ath berkuasa rezim
dan Krisis Legitimasi di Aljazair
Al-Assad lebih cenderung untuk bekerjasama
dengan negara-negara “Merah” seperti Rusia Aljazair adalah negara di Afrika Utara yang
dan Cina. Suriah pun menjadi ancaman besar memiliki dinamika politik Islam yang menarik.
bagi Israel selain nuklir Iran. Nasionalisme Arab Sejarah konflik antara rezim militer dan gerakan
yang dikumandangkan rezim militer Suriah sejak Islam dimulai sejak era kemerdekaan dan
tahun 1967 menjadi ganjalan bagi Israel dalam semakin memuncak pada liberalisasi politik
menancapkan hegemoninya. pada tahun 1990-an. Peran militer sangat

130 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


diuntungkan sebagai penguasa negara dengan kursi.17 Dengan demikian, komposisi parlemen
sistem pemerintahan tunggal dimana seluruh Aljazair masih dikuasai oleh kekuatan politik
aktivitas kenegaraan dikendalikan oleh rezim lama yang semakin mengukuhkan pengaruh
militer. Munculnya kekuatan politik Islam politik Bounteflika.
di Aljazair memberikan sinyal positif bagi Berbeda dengan Pemilu Legislatif, tingkat
perkembangan demokrasi di Aljazair yang partisipasi publik dalam Pemilu Presiden
semakin meningkat seiring terjadinya Arab (Pilpres) sedikit lebih tinggi dan selalu diatas
Spring di sejumlah negara Timur Tengah dan 50% sebagaimana pada Pilpres 1995 dengan
Afrika Utara. tingkat partisipasi sebesar 74.90% sampai
Berbagai strategi dilakukan rezim militer berangsur mengalami penurunan pada setiap
untuk meredakan meluasnya protes rakyat dan penyelenggaraan Pilpres. Pilpres 2014 merupakan
perlawanan dari gerakan Islam, antara lain yang terendah dalam sejarah Pilpres Aljazair
dengan memotong bea pajak, menurunkan dengan tingkat partisipasi sebesar 51.7%. Pada
harga kebutuhan pokok, dan melakukan langkah Pilpres 2014, Abdel Aziz Bouteflika unggal
reformasi politik dengan merombak kabinet pada dalam perolehan suara dengan 81.53% suara.
2011. Namun, reformasi yang dilakukan tersebut Penurunan tingkat partisipasi politik publik
tidak menyentuh peran militer yang dianggap tersebut menunjukkan tengah menurunnya
penting dalam perubahan politik di Aljazair. dukungan rakyat Aljazair terhadap kepemimpinan
Kebijakan reformasi politik sulit dilakukan karena Bouteflika. Rendahnya partisipasi politik publik
beberapa hal, antara lain, pertama, Abdelaziz tidak lepas dari kegagalan Bouteflika yang gagal
Bouteflika, presiden Aljazair, melakukan respons melaksanakan janji reformasi pasca Arab Spring
cepat dengan kebijakan-kebijakan populis untuk dan ketidakpercayaan publik akan kemampuan
meredakan gejolak rakyat termasuk stimulus Bouteflika untuk melanjutkan roda pemerintahan
untuk meredakan krisis ekonomi. Kedua, publik karena faktor usia dan kondisi kesehatan.
Aljazair telah trauma dengan konflik politik yang Selain faktor manipulasi sistem Pemilu
berkepanjangan sepanjang tahun 1992-1998 yang dalam Pilpres, kemenangan Bouteflika tidak
banyak memakan korban hingga 200.000 jiwa. dapat dilepaskan dari kuatnya relasi antara politik
Perubahan kabinet dan kebijakan yang dan militer sehingga dinamika politik di Aljazair
responsif yang dilakukan Bouteflika dirasakan kerap dimonopoli oleh kekuasaan tunggal
cukup untuk memperlihatkan itikad baik FLN-ALN serta berpotensi menciptakan sistem
Bouteflika bagi publik Aljazair. Setidaknya pemerintahan oligarkis yang mengeliminasi
pada pemilu legislatif 2012, suara partai utama munculnya kekuatan-kekuatan politik alternatif
pengusung Bouteflika, FLN, naik 72 kursi dari di Aljazair sehingga menyebabkan terbentuknya
Pemilu Legislatif 2007 yang hanya memperoleh negara dengan sistem partai tunggal.
136 kursi, sementara suara partai Islam semakin
menurun. Meningkatnya suara FLN tidak
1. Kekuatan Politik Islam di Aljazair
menunjukkan keberhasilan Bouteflika, tetapi
lebih disebabkan oleh menurunnya partisipasi Seperti halnya Yaman, faktor Islam tidak dapat
politik yang mencapai 43.14% (9.34 Juta) dari dikesampingkan dalam kehidupan sosial-politik
total 21.65 juta rakyat Aljazair yang memiliki di Aljazair dimana sejak lama Islam merupakan
hak pilih. Selain itu, manipulasi sistem politik akar terbentuknya sosial-budaya masyarakat
rezim dengan menetapkan parliamentary Aljazair yang kerap dijadikan alat untuk mencari
threshold sampai 5% di setiap distrik sangat legitimasi politik sepanjang pemerintahan Ahmed
menyulitkan partai-partai baru untuk bersaing. Ben Bella sampai Mohamed Boudiaf.
Hasil akhir perolehan suara menunjukkan masih Hubungan antar pemerintah dengan
dominannya partai-partai lama dimana partai kelompok Islam di Aljazair kerap mengalami
FLN memperoleh 208 kursi, RND 68 kursi, pasang surut. Pada masa pemerintihan Ahmad
GAA 49 kursi, FFS 27 kurs) dan Partai Buruh 24
17
“Algeria Avoids Arab Spring”, http://carnegie-mec.
org/2012/05/31/algeria-avoids-arab-spring.

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 131 


Ben Bella (1962-1965), hubungan negara dan Rabitat Ad-Da’wah yang merupakan konsolidasi
kelompok Islam cukup harmonis. Berdirinya nasional kelompok dan organisasi Islam di
Al-Qiyam Al-Islamiyya dibawah pimpinan Aljazair. Karenanya tidak mengherankan sejak
Hashemi Tidjani yang merupakan penerus Abd awal berdiri sampai pemilu dukungan terhadap
Al-Hamid ben Bedis, An-Nahdhah, memiliki FIS semakin meningkat dengan jumlah massa
hubungan dekat dengan Ben Bella yang berhaluan pendukung hingga mencapai 600.000 sampai
sosialis.18 Meski demikian, Hashemi berhasil 800.000 partisan.19
mempengaruhi Ben Bella untuk mengeluarkan Pada Pemilu lokal 1990, FIS memenangi
kebijakan penerapan kurikulum agama Islam di 54.3% suara parlemen di 1.541 (Asemblee
sekolah umum. Pada masa Hourari Boumedinne Populaire Communale- APC), di tingkat
(1965-1979) hubungan antara pemerintah kabupaten memperoleh 5.987 kursi, sementara
rezim militer dengan kelompok Islam justru ditingkat provinsi memperoleh 57.4% suara
berlangsung tidak harmonis, akibat sikap tegas atau 1.031 kursi. Hal tersebut tidak lepas dari
Hourari terhadap gerakan Islam. dukungan masyarakat urban di perkotaan
Penentangan rakyat terhadap pemerintah hingga FIS mampu mendulang suara hingga
yang korup telah menumbuhkan benih perlawanan mencapai 90%.20 Selain itu, kemenangan FIS juga
kelompok Islam dibawah pimpinan Abbasi disebabkan oleh fondasi organisasi FIS yang kuat
Madani yang berpengaruh dan menjadi simbol dan identitas keislaman yang kental di negara
perlawanan gerakan Islam terhadap rezim militer. tersebut bahkan berperan penting dalam gerakan
Perlawan lebih ekstrim bahkan muncul melalui kemerdekaan. Disamping itu, sekularisme yang
berdirinya Mouvement Algerian Islamique Arme- berkembang serta buruknya ekonomi negara
MAIA yang eksis sampai tahun 1987. Untuk akibat ketidakmampuan pemerintah dalam
meredakan gejolak anti pemerintah dari kelompok meningkatkan kesejahteraan hidup menjadikan
Islamis, Chadli Benjedid menetapkan kebijakan FIS sebagai partai Islam yang populer.21
populis yang menunjukkan keberpihakannya Kemengan FIS pada Pemilu 1991,
terhadap Islam. Namun, politisasi Islam tersebut mendorong mundurnya presiden Chadli Benjedid
justru mendapat penolakan dari kalangan pada 11 Januari 1992 diikuti dengan pembubaran
Islam sehingga menyebabkan gagalnya proyek parlemen oleh Perdana Menteri Sid Ahmed
Islamisasi Benjedid serta menyuburkan Ghazali. Kekacauan politik pasca Pemilu 1991
bangkitnya kekuatan politik Islam. Menguatnya berujung pada penangkapan puluhan ribu
politik Islam di Aljazair mendorong rezim untuk anggota FIS termasuk Abbasi Madani dan Ali
melakukan transformasi dan perubahan sosial Belhaj sampai pada akhirnya FIS dibubarkan
yang memicu lahirnya liberalisasi politik yang dan dianggap ilegal oleh rezim militer pada
cukup signifikan pada masa Benjedid. tahun 1992.
Puncak dari liberalisasi politik dan Pada tahun 1992 banyak bermunculan
kebangkitan politik Islam di Aljazair terjadi organisasi sayap militer yang anti-pemerintah
pada akhir tahun 1980-an yang ditandai seperti group Muhammed Allal dan group
dengan lahirnya Islamic Salvation Front (FIS). Ahmed Al-Wad. Namun, Allal terbunuh
Dibawah pimpinan Abbasi Madani dan Ali kemudian digantikan oleh Abdel Haq Layada
Belhaj, FIS kemudian menjadi partai politik dan membentuk organisasi sayap militer
yang berkontestasi dalam Pemilu Aljazair. baru bernama Goupements Islamiques Armes
Kemenangan FIS dalam Pemilu Legislatif (GIA). Pada perkembangannya GIA memiliki
1991 tidak lepas dari dukungan yang kuat dari orientasi politik yang berbeda dengan FIS yang
kalangan Islam di Aljazair. Sebelum berdiri,
FIS sudah mempunyai basis massa terorganisi
19
Frédéric Volpi, Islam and Democracy: The Failure of
Dialogue in Algeria, (London: Pluto Press, 2003), hlm. 43.
dalam sebuah wadah bernama Liga Dakwah atau
20
Salwa Ismail, Rethinking Islamist Politics: Culture, the State
and Islamism (New York: I.B. Tauris, 2003), hlm. 188.
18
Ray Takeyh, “Islamism in Algeria: A Struggle between Hope
and Agony,” Middle East Policy Vol. 10, Issue 2, 2003, hlm. Riza Sihbudi, Menyandera Timur Tengah (Bandung : Mizan,
21

62-75. 2007).

132 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


lebih memilih berjuang melalui konfrontasi bermanuver pada Pemilu Legislatif 2007 dan
senjata. Perbedaan ideologi politik inilah yang menggugurkan peluangnya untuk berkontestasi
mengakibatkan GIA dan FIS pada akhirnya sulit pada pemilihan presiden 2009. Hal ini membuat
untuk disatukan sehingga mendorong FIS untuk Jaballah keluar dari partai yang didirikannya
mendirikan organisasi sayap militer lainnya, sendiri dan memboikot Pemilu Legislatif 2007
yaitu Tentara Pembebasan Islam atau AIS, Armee serta menyatakan akan kembali ke kancah politik
Islamique du Salut pada Juli 1994. Hadirnya AIS dengan partai baru pada pemilu berikutnya, JDP
sebagai gerakan militer kedua memperburuk (Justice and Development Party). Friksi antar
faksionalisasi politik dan melemahkan politik kekuatan politik Islam inilah yang pada akhirnya
Islam di Aljazair. Konflik dan kontak senjata menyebabkan tidak bersatunya partai-partai
antara AIS dan GIA sering terjadi sepanjang 1994 Islam di Aljazair.
hingga 1997.22 Fenomena Arab Spring 2011, dijadikan oleh
Sementara itu, wajah-wajah politik Islam kelompok dan partai Islam sebagai momentum
moderat juga hadir di Aljazair. Pada tahun 1995, untuk menggalang persatuan . Pada Pemilu 2012
muncul Mahfoud Nahnah yang merupakan terjadi koalisi yang penting bagi perkembangan
satu-satunya calon presiden dari kelompok politik politik Islam di Aljazair dimana islah politik
Islam melalui partai Harakat Mujtama’ As-Silmi antara MSP, MRN, dan An-Nahdhah melahirkan
(MSP). Pembubaran FIS pada tahun 1992 kekuatan koalisi Islam yakni Green Algerian
menyebabkan semakin menguatnya perolehan Alliance (GAA) pada 7 Maret 2012, sementara
suara MSP dan An-Nahdhah. Pada Pemilu Abdallah Jaballah memilih untuk tetap pada
Legislatif 1997, MSP dan An-Nahdhah masing- Justice and Development Party. Koalisi ini
masing memperoleh 69 kursi dan 34 kursi di didasarkan pada kesadaran politik Bouguerra
parlemen. Sementara pada Pemilu Legislatif Soultono yang telah gagal membangun koalisi
tahun 2002 perolehan suara masing-masing 38 Islam yang kuat pada masa Bouteflika.23 Namun,
kursi dan 43 kursi (MRN), pada Pemilu Legislatif reunifikasi ini dianggap hanya formalitas karena
2007 MSP naik kembali menjadi 52 kursi tidak disertai dengan penyatuan seluruh anggota
namun MRN kehilangan 40 kursi. Sedangkan fanatik dari masing-masing partai. Akibatnya,
Al-Nahdah setelah ditinggalkan oleh Jaballah pada Pemilu Legislatif 2012 tidak menunjukkan
hanya mendapat 1 kursi pada Pemilu Legislatif tren yang positif dari suara GAA yang turun 11
2002 dan 5 kursi pada 2007. Salah satu sebab kursi jika dibandingkan koalisi MSP, MRN, dan
naik turunnya suara partai Islam lebih disebabkan An-Nahdhah pada 2007 yang mencapai 60 kursi.
oleh peraturan rezim yang melarang penggunaan Sementara itu, pengaruh gerakan Ikhwanul
identitas Islam dalam undang-undang Partai Muslimin juga sangat kuat dalam dinamika
Politik 1997. Disamping itu, adanya friksi politik di Aljazair. Kebijakan Islamisasi politik
internal partai antara MRN dan An-Nahdhah pada masa Ben Bela turut menyuburkan
berdampak pada perolehan suara MRN yang berkembangnya Ikhwanul Muslimin di Aljazair,
semakin meningkat dalam pemilu Aljazair. dimana banyak sekolah-sekolah Aljazair yang
Meningkatnya suara MRN pun tidak lepas menerapkan sistem pendidikan Islam dan
dari pengaruh sosok ahmad Jaballah sebagai merekrut guru-guru dari Mesir yang sebagian
pendiri MRN. Kuatnya pengaruh Jaballah juga besar adalah pendukung IM. Guru-guru tersebut
berpengaruh terhadap Pemilu Aljazair secara secara tidak langsung menjadi penghubung antar
signifikan. Sistem pemilu internal di MRN pemikiran dan ideologi IM di Mesir dengan
membuat Jaballah harus meletakkan mandat Aljazair. Ideologi FIS yang dibangun berdasarkan
sebagai presiden partai di tahun 2004 dan hubungan solidaritas persaudaraan yang berbasis
menyerahkanya pada Mohamed Boulahya pada masjid merupakan hasil dari pengaruh kuat
2007 sehingga menghambat Jaballah untuk ideologi IM. Demikian juga dengan MSP, MRN

22
Lihat Mohamed M. Hafez, “Armed Islamist Movements 23
“Algeria, Islamist, Parties Seek Political Alliance”, http://
and Political Violence in Algeria,” Middle East Journal, Vol. www.al-monitor.com/pulse/originals/2013/04/algeria-islamist-
4, 2000, hlm. 572-591. parties-seek-political-alliance.html#.

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 133 


dan An-Nahdhah yang memiliki sistem kaderisasi Dalam konteks Timur Tengah, demokrasi oleh
dan rekrutmen yang sama dengan IM. sebagian masyarakat di kawasan dipandang sulit
Adapun pengaruh radikalisasi yang muncul untuk bersanding dengan ideologi Islam dengan
dalam tubuh MIA, GIA, AIS, GSPC dan LIDD alasan bahwa dalam demokrasi berdirinya negara
tidak lepas dari pengaruh semangat juang para bangsa (nation state) merupakan keharusan,
pejuang eks Perang Afganistan. Meskipun sementara dalam pandangan Islam gagasan
jumlah mereka sedikit namun, dapat memberikan persatuan umat merupakan kewajiban untuk
semangat dalam mengorganisir melalui Al- mencegah terjadinya polarisasi umat.24 Namun,
Muwahhidun. Jaringan ini juga menyebabkan bagi kelompok Islam hal itu tidak senantiasa
munculnya konsolidasi antara gerakan Islam di berseberangan dengan spirit demokrasi. Sebab
Aljazair dengan gerakan Islam garis keras seperti pelibatan masyarakat (sebagai esensi demokrasi)
Al-Qaeda. Pada perkembangannya Al-Qaeda dalam Islam sebenarnya bisa ditampung dalam
memiliki afiliasi yang kuat dengan para elite prinsip-prinsip syuro serta bisa diakomodasi
GIA, MIA maupun AIS. Relasi antara Al-Qaeda dalam tradisi ijtihad baik melalui proses
dan gerakan radikal di Aljazair pada akhirnya ijma’ maupun qiyas. Konsep ijma’ (konsensus)
berdampak pada terbentuknya ketidakpercayaan secara umum memang diputuskan berdasar
masyarakat internasional terhadap masa depan pada berbagai pertimbangan dan pandangan
demokrasi di Aljazair, khususnya AS dan Eropa dari berbagai elemen umat Islam dan dengan
yang memandang AQIM sebagai ancaman bagi berbagai latar belakang. Prinsip ini dinilai satu
keamanan regional. lini dengan corak dan semangat demokrasi.
Dari sini dapat ditarik sebuah benang
Penutup merah bahwa konsepsi Islam sebenarnya
memiliki prinsip-prinsip yang sama dalam
Munculnya kekuatan politik Islam seiring
demokrasi, namun pada saat yang sama ada pula
dengan berlangsungnya upaya demokratisasi
prinsip yang berbeda di antara keduanya.25 Dua
dan liberalisasi politik seperti terjadi di beberapa
spektrum pandangan inilah yang pada akhirnya
negara kasus, antara lain, Yaman Suriah, dan
melahirkan multi interpretasi di kalangan Islam
Aljazair adalah beberapa fenomena menarik yang
dalam konteks keduanya, bahkan acapkali
terjadi dalam dinamika politik Timur Tengah saat
melahirkan pergesekan antara dua pendapat,
ini. Valentine Columbo, pakar dan pengamat dari
serta acapkali dijadikan komoditi politik untuk
European Foundation for Democracyyang juga
memperjuangkan kekuasaan atau sebaliknya
guru besar geopolitik dunia Islam Universitas
untuk menjatuhkan sebuah kekuasaan.
Eropa di Roma bahkan sampai secara ekstrim
menyatakan bahwa kekuatan politik Islam, Meskipun tren kekuatan politik Islam
seperti Ikhwanul Muslimin telah mengambil alih dalam realitas politik modern mulai bisa eksis
kekuasaan di kawasan Timur Tengah. bersama mekanisme demokrasi, namun masih
banyak kekuatan politik yang masih phobia
Meskipun demokrasi dipandang sebagai
terhadap politik Islam. Realitas itu telah terbukti
sistem yang ideal dalam konstelasi politik
sejak awal 1990an dan masih bertahan hingga
bernegara, namun tidak begitu saja dengan mudah
sekarang. Pada tahun 1991 misalnya, kekuatan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan bernegara
politik Islam melalui FIS di Aljazair yang menang
di berbagai negara, termasuk di Yaman, Suriah,
dalam pemilu demokratis telah diberangus
dan Aljazair. Demokrasi kerap berbenturan
oleh militer. Begitu juga kelompok Islam di
dengan persoalan lokal baik ekonomi, struktur
Suriah yang dilarang melalui undang-undang
sosial, tafsir agama dan budaya, maupun proses
pelarangan gerakan Islam yang mengakibatkan
politik yang terjadi dalam suatu negara. Ditambah
pembantaian banyak terjadi di wilayah dengan
lagi dengan pengaruh eksternal yang tampaknya
juga berpengaruh bagi berhasil dan atau gagalnya 24
Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man,
sebuah negara dalam mengimplementasikan (New York : Free Press, 1992).
sistem demokrasi. 25
John L. Esposito dan James P. Piscatori, “Democratization
and Islam”, Middle East Journal Vol. 45, No. 3, 1991.

134 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 119–135  


basis kelompok oposisi Islam. Demikian di Ismail, Salwa. 2003. Rethinking Islamist Politics:
Yaman, dimana presiden dari kalangan militer Culture, the State and Islamism. New York:
Abdurrabu Manshur Hadi berhasil menang I.B. Tauris.
dalam Pemilu dengan calon tunggal, kendati pada Perlmutter, Amos. 1981. The Roles of Military
and Rules Politis. London: Frank Cass and
akhirnya harus terusir oleh kelompok separatis
Company Limited.
Syiah Al-Houti. Realitas ini mengindikasikan
Phillips, Sarah. 2008. Yemen’s Democracy Experiment
adanya apa yang disebut “backward bending
in Regional Perspective: Patronage and
process” (proses pembalikan kembali) ke arah Pluralized Authoritarianism. New York:
rejim otoritarian. Palgrave Macmillan.
Jika dicermati fenomena tersebut tampaknya Rumman, Mohammad Abu. 2013. Islamists, Religion,
bukan semata-mata faktor internal, melainkan and the Revolution in Syiria. Jordania: FES
juga faktor eksternal yang ikut melegitimasinya, Jordan Published.
yang terjadi bukan saja dalam kasus (Tunisia, Sihbudi, Riza. 2007. Menyandera Timur Tengah.
Mesir, dan Libya) tetapi masih tetap terjadi Bandung: Mizan.
pada kasus di negara lainnya, dimana dunia Tambukara, Apriadi. 2011. Revolusi Timur Tengah.
seolah bungkam terhadap kentalnya peran faktor Yogyakarta: Penerbit Narasi
eksternal, seperti dalam kasus Yaman (terkait Volpi, Frédéric. 2003. Islam and Democracy: The
Failure of Dialogue in Algeria. London: Pluto
sektarianisme) dengan adanya keterlibatan
Press.
Arab Saudi, AS, dan GCC yang berpengaruh
dalam dinamika politik Yaman, sementara di
Suriah, selain konflik sektarianisme dan ISIS, Jurnal
peran negara-negara seperti AS, Rusia, Iran, Enhaili, Aziz and Adda Oumelkheir. 2003. “State and
dan negara-negara Teluk menjadikan konflik Islamism in the Maghreb.” Meria Journal.
semakin terinternasionalisasikan. Begitu juga Esposito, John L. dan Piscatori, James P. 1991.
“Democratization and Islam”. Middle East
di Aljazair, dimana sindrom budaya Perancis
Journal Vol 45, No 3.
masih berpengaruh kuat dalam kehidupan
M. Hafez, Mohamed. 2000. “Armed Islamist
sosial-politik rakyatnya. Dari sini tampaknya
Movements and Political Violence in Algeria.”
sulit untuk membantah betapa faktor eksternal Middle East Journal Vol. 4.
ikut menghambat proses tumbuhnya demokrasi Takeyh, Ray. 2003. “Islamism in Algeria: A Struggle
di negara-negara tersebut. between Hope and Agony.” Middle East Policy
10 (2).
Daftar Pustaka
Surat Kabar dan Website
Campbell, Leslie. “Yemen The Tribal Islamists”.
Buku
http://www.wilsoncenter.org/islamists/yemen-
Al-Haj, Abdurrahman 2012. Ad-Da’wah wal Jama’ah, the-tribal-islamists.
At-Tathallu’at lil Jama’at Ad-Diniyyah fi Suria.
“Human Development Index and Its Components”.
Suriah: Al-Markaz At-Tawasul wa Abhats As-
http://hdr.undp.org/en/media/HDR_2010_EN_
Stratijiyyah.
Table1_reprint.pdf
Al-Yemeni, A. A. H. 2003. The Dynamics of
Succarieh, Mouna. “Rise of Radical Islam in Yemen
Democratization: Political Parties in Yemen.
Altering Its Tribalism”. Diterjemahkan oleh
Bonn: Freidrich Ebert Stiftung.
Rani Geha. http://www.al-monitor.com/pulse/
Fukuyama, Francis. 1992. The End of History and the politics/2012/09/weekenda-detailed-look-at-
Last Man. New York: Free Press. islamism-in-yemen.html#.
Hinnebusch, Raymond A. 2001. “Syria,” dalam “The Failed States Index 2012”. http://www.
Shereen C. Hunter (Ed.). The Politics of foreignpolicy.com/failed_states_index_2012_
Islamic Revivalism Diversity and Unity. Indiana interactive.
University Press.
Hunter, Sheeren T. 2001. Politik Kebangkitan Islam.
Yogyakarta: Tiara Wacana Jogja.

Problematika Kekuatan Politik Islam ... | Muhammad Fakhry Ghafur | 135 

You might also like