You are on page 1of 15

JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No.

1, Edisi Juni 2016 77

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM


MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
(Studi Deskriptif Analitik Pada Masyarakat Talang Mamak Kec. Rakit Kulim,
Kab. Indragiri Hulu Provinsi Riau)

Verawati Ade, Idrus Affandi


Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, SPs, UPI,
email: adeverawatiadzkia@gmail.com

ABSTRACT
This research is motivated impact of globalization so that the degradation of culture and local
wisdom, lack of awareness in the preservation of the culture and values of local wisdom study aims
to describe the cultural part of civic skills, behaviors that reflect civic skills, citizenship skills
development, constraints and efforts in conservation. So it needs to assess the values of local
wisdom as civic skills in Talang Mamak tribe culture. A qualitative approach with descriptive
analytic method. The findings of this study were 1) Talang Mamak tribe has a culture of mutual
trust are values, attitudes ability to work together, trust, responsibility, solidarity, consensus, unity,
and mutual cooperation. 2) Talang Mamak have local knowledge as a guide to behaving that
reflects the behavior of citizenship skills are value patriotism, the value of equality, caring,
responsibility, independence and the value of educational value. 3) the development of citizenship
skills is done by carrying out traditional ceremonies, instilling the values of culture and local
wisdom, and follow the cultural events organized by the government and society. 4) constraints
contained in the preservation of culture and values of local wisdom that economic factors,
educational factors, factors of confidence, and transportation factors.
Keywords: cultural Talang Mamak Ethnicity, local wisdom, civic skills.

PENDAHULUAN dan masyarakat setempat dalam mengembang-


Pada era reformasi dan otonomi daerah kan potensi dari kearifan lokal. Melalui
telah memberikan ruang dan kesempatan kepada kebijakan-kebijakan yang berupaya untuk
setiap daerah untuk mengembangkan dan memperkuat, melestarikan, serta merawat
mempertahankan kebudayaan serta mengem- kearifan lokal Suku Talang Mamak agar tidak
bangkan nilai-nilai kearifan lokal dan sejarah punah. Suku Talang Mamak memiliki kearifan
kebudayaanya, selama hal tersebut tidak lokal yang berpotensi sebagai sarana
bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi pengembangan keterampilan kewarganegaraan
yang memberikan mekanisme bagi pemangku (civic skills). Keterampilan kewarganegaraan
kedaulatan rakyat. Hakikatnya masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa
Indonesia memiliki keanekaragaman tradisi, dan bernegara tidak terkecuali pada masyarakat
suku, dan latar belakang kearifan lokal yang manapun. Berdasarkan hal ini bahwa sebagai
berbeda. Keanekaragaman adat istiadat dari warga negara pentingnya memiliki kesadaran
masing-masing suku yang mendiami bumi tidak hanya mengacu pada aspek kognitif saja
nusantara ini satu diantaranya ialah Suku Talang melainkan secara utuh dan menyeluruh yakni
Mamak. Kearifan lokal tersebut merupakan mencakup aspek afektif dan psikomotor. Wahab
warisan leluhur atau nenek moyang yang harus (2006, hlm. 62) mengemukakan bahwa
dilestarikan sebab kearifan lokal secara tersirat “…kewarganegaraan yang dikembangkan
merupakan identitas daerahnya, Untuk itu, haruslah mengandung pengetahuan, keteram-
diperlukan usaha kerjasama antara pemerintah pilan-keterampilan, nilai-nilai, dan disposisi
Verawati Ade, Idrus Affandi, Implementasi Nilai-nilai Kearifan local….. 78

yang idealnya dimiliki warga negara”. dengan masalah-masalah publik. Pentingnya


Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) keterampilan partisipasi dalam demokrasi telah
sangat penting untuk dimiliki dan harus digambarkan oleh Aristoteles dalam bukunya
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Politics (340) (Branson, dkk.., 1999, hlm. 4)
Branson (1998) menyatakan, “If citizens bahwa, “Jika kebebasan dan kesamaan
are to exercise their rights and discharge their sebagaimana menurut sebagaian pendapat orang
responsibilities as members of self-governing dapat diperoleh terutama dalam demokrasi,
communities, they not only need to acquire a maka kebebasan dan kesamaan itu akan dapat
body of knowledge such as that embodied in the dicapai apabila semua orang tanpa kecuali ikut
five organizing questions just described, they ambil bagian sepenuhnya dalam pemerintahan”.
also need to acquire relevant intellectual and Dengan kata lain cita-cita demokrasi dapat
participatory skill”. Kecakapan-kecakapan diwujudkan dengan sesungguhnya bila setiap
intelektual kewarganegaraan (civic skills) warga negara dapat berpartisipasi dalam
meskipun dapat dibedakan dengan yang lain pemerintahannya, yang berkaitan dengan
namun civic skills tidak dapat dipisahkan dari interaksi, memantau, dan mempengaruhi.
kontennya. Kecakapan berpikir kritis tentang isu Partisipasi warga negara tersebut berlaku untuk
politik tertentu, misalnya seseorang harus seluruh warga negara yang ada di Indonesia,
memahami terlebih dahulu isu itu, sejarahnya, baik yang tinggal di manapun maupun di
dan relevansinya di masa kini, juga serangkaian pedalaman, khususnya Suku Talang Mamak.
alat intelektual atau pertimbangan tertentu yang Suku Talang Mamak merupakan suku terasing
berkaitan dengan isu itu. Hal ini berarti pada wilayah Riau dan Jambi. Berdasarkan
keterampilan kewarganegaraan dikembangkan sejarah, daerah ini merupakan daerah awal
agar pengetahuan yang diperoleh menjadi perkembangan kebudayaan suku Talang Mamak
sesuatu yang bermakna, karena dapat di Kecamatan Rakit Kulim.
dimanfaatkan dalam menghadapi masalah- Taylor (Horton & Chester, 1996, hlm. 58)
masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. kebudayaan adalah keseluruhan dari
Selain itu, Karakter kewarganegaraan atau pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral,
keterampilan warga nengara berisikan sifat-sifat hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan
yang melekat pada diri setiap warga negara kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh
dalam melakukan perannya sebagai warga seseorang sebagai anggota masyarakat.
negara, hal ini terbentuk ketika pada dirinya Sedangkan menurut Koentjaraningrat (2009,
telah terbentuk pengetahuan dan keterampilan hlm. 150-153) kebudayaan memiliki beberapa
kewarganegaraan (Cholisin, 2003, hlm. 2). wujud yang meliputi: Pertama wujud
Civic skills mencakup intelectual skills kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai, atau
(keterampilan intelektual) dan participation norma. Kedua wujud kebudayaan sebagai
skills (keterampilan partisipasi). Keterampilan aktifitas atau pola tindakan manusia dalam
intelektual yang terpenting bagi terbentuknya masyarakat. Ketiga adalah wujud kebudayaan
warga negara yang berwawasan luas, efektif dan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
bertanggung jawab antara lain adalah Wujud kebudayaan ini bersifat konkret karena
keterampilan berpikir kritis. Keterampilan merupakan benda-benda dari segala hasil
berpikir kritis meliputi mengidentifikasi, ciptaan, karya, tindakan, aktivitas, atau
menggambarkan/mendeskripsikan, menjelaskan, perbuatan manusia dalam masyarakat. Oleh
menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan sebab itu, setiap unsur kebudayan terdapat
mempertahankan pendapat yang berkenaan sebuah sistem nilai, sistem sosial dan karya
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016 79

budaya dalam kehidupan manusia, nilai-nilai mengakui bahwa para pemuda tersebut berasal
budaya tersebut selain menjadi sumber pola dari Suku Talang Mamak, tetapi para generasi
kehidupan sosial atas nilai-nilai yang berfungsi muda mengatakan suku Melayu. Hal ini
sebagai pedoman, pandangan, kebenaran atas disebabkan bahwa Suku Talang Mamak masih
nilai-nilai dalam perkembangan kehidupan rendah taraf pendidikan dan beranggapan bahwa
manusia khususnya bagi Suku Talang Mamak. Suku Talang Mamak merupakan suku terasing.
Adapun permasalahan penelitian sebagai Berdasarkan hasil observasi partisipatif
berikut: 1) Bagaimana deskripsi budaya pada masyarakat Suku Talang Mamak terdapat
masyarakat Suku Talang Mamak dalam sebuah kebudayaan yang mana kebudayaan itu
mengembangkan civic skills? 2) Prilaku yang merupakan keterbukaan masyarakat suku ini
ditampilkan Masyarakat Suku Talang Mamak yang pada mulanya masyarakat tersebut sangat
yang mencerminkan civic skills? 3) Bagaimana tertutup akan tetapi lama kelamaan sudah mulai
mengembangkan civic skills yang terkandung terbuka dengan masyarakat pendatang. Pada
dalam budaya melalui nilai-nilai kearifan lokal adat ini terdapat nilai civic skills berupa sikap
masyarakat Suku Talang Mamak? 4) Bagaimana saling percaya, sikap tanggungjawab, kemam-
kendala dan upaya dalam pelestarian kebuda- puan bekerja sama, solidaritas, musyawarah,
yaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang dan gotong royong.
terkandung dalam budaya masyarakat Suku Berdasarkan hasil dokumentasi bahwa
Talang Mamak? masyarakat Suku Talang Mamak yang terdapat
di Kecamatan Rakit Kulim terdapat sebuah
METODE PENELITIAN kebudayaan berupa gawai gadang dan sabung
Pendekatan yang digunakan adalah ayam sebagai hiburan tamu undangan di mana
pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data masyarakat Talang Mamak melakukan
penelitian menggunakan observasi, wawancara, pernikahan dengan memegang teguh tradisi
dokumentasi, dan triangulasi. yang ada. Hal ini, dibuktikan dalam proses
pernikahan masyarakat Suku Talang Mamak
HASIL DAN PEMBAHASAN yang membuat sebuah galanggang, melakukan
Deskripsi Budaya Suku Talang Mamak sabung ayam, memainkan musik, dan
Dalam Bagian Civic Skills berkumpul bersama dalam proses pernikahan-
Budaya Suku Talang Mamak dalam nya. Dalam proses ini petuah-petuah adat
bagian civic skills, pengaruh kebudayaan luar menjadi orang yang sangat dihormati dalam
sedikit banyaknya berpengaruh terhadap masyarakat Suku Talang Mamak. Pengantin
kehidupan masyarakat Suku Talang Mamak dan dipikul untuk mengelilingi galangang. Ibu-ibu
meninggalkan beberapa nilai-nilai tradisional memasak untuk keperluan konsumsi para
yang sudah tidak cocok dengan kehidupan saat undangan dan keluarga yang melangsungkan
ini. Namun demikian, tidak menghilangkan pernikahan. Banyak sekali nilai-nilai civic skills
nilai-nilai sebelumnya yang sudah melekat yang terkandung di dalam prosesi ini di mana
dalam kehidupan masyarakat tersebut. Terdapat mereka memiliki sikap kebersamaan, soli-
suatu kesenjangan dikalangan generasi muda daritas, kepercayaan dan sikap gotong royong.
Suku Talang Mamak dan hal ini membuat para Berdasarkan hasil penelitian dan mengacu
tetua adat sangat kecewa dan sedih, apabila salah satu teori kebudayan dari pendapat Taylor
pemuda yang keluar dari kampung, mereka (Horton & Chester, 1996, hlm. 58) mengatakan
merasa malu ketika dia ditanya dari suku apa? kebudayaan yaitu ‘adat istiadat dan semua
identik masyarakat suku talang mamak tidak kemampuan dan kebiasaan yang lain yang
Verawati Ade, Idrus Affandi, Implementasi Nilai-nilai Kearifan local….. 80

diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat Suku Talang Mamak memiliki
masyarakat’ Senada dengan pendapat Geertz kebudayaan bernilai kacakapan/keterampilan
(1973, hlm. 89): Kebudayaan adalah “pola dari kewarganegaraan (civic skills) hal tersebut dapat
pengertian-pengertian atau makna yang terjalin dilihat berdasarkan nilai-nilai yang ada pada
secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang kebudayaannya yakni adanya nilai kesetaraan,
ditransmisikan secara historis, suatu sistem berkerjasama, solidaritas, gotong royong dan
mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan musyawarah yang dilakukan masyarakat ini jika
dalam bentuk-bentuk simbolik yang dengan cara terjadi dan akan melaksanakan upacara adat dan
tersebut manusia berkomunikasi, melestarikan, masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat
dan mengembangkan pengetahuan dan sikap tersebut.
mereka terhadap kehidupan.” Budimansyah dan Suryadi (2008, hlm. 58-
Selanjutnya Hamidy (2003, hlm. 77-81) 62) mengemukakan bahwa” kecakapan-
mengungkapkan dalam tradisi melayu Riau kecakapan intelektual yang penting untuk
paling kurang ada empat macam konsep atau seorang warga negara yang berpengetahuan,
peringatan adat, diantaranya yaitu: Adat yang efektif, dan bertanggung jawab, disebut sebagai
sebenarnya adat, yakni adat yang asli berupa kemampuan berpikir kritis”. Hal senada
adat, norma, hukum yang datang dari Allah menurut Winataputra (2001, hlm. 333-335)
yang berlaku segenap jagad raya ini; Adat yang memaparkan 20 butir kompetensi dasar
diadatkan, yaitu: hukum, norma, atau buah keterampilan kewarganegaraan (civic skills),
pikiran leluhur manusia yang piawai dan yaitu: 1) Keterampilan intelektual (intellectual
kemudian berperan dalam mengatur lalu lintas skills) terdiri atas: mengemukakan pikiran
kehidupan pergaulan manusia. Merupakan secara lisan dan atau tulisan dalam berbahasa
dasar-dasar hukum rancangan leluhur; Adat Indonesia yang baik dan benar dengan penuh
yang teradatkan, yakni konvensi masyarakat argumentasi dan rasa tanggung jawab sosial;
atau keputusan hasil musyawarah yang menganalisis masalah kemasyarakatan/
kemudian dikokohkan menjadi adat atau aturan. kenegaraan secara kritis, dengan menggunakan
Merupakan adab budi pekerti; Adat istiadat, berbagai sumber informasi yang tersedia serta
yaitu berbagai ketentuan dan perilaku yang dengan niat baik yang tulus; dan mengambil
sebaiknya dilaksanakan dalam kehidupan keputusan individual dan atau kelompok secara
bermasyarakat. cerdas dan bertanggung jawab, dan 2)
Pada Suku Talang Mamak juga terdapat Keterampilan partisipasi (partisipatory skills)
beberapa kebudayaan lain seperti kelahiran, terdiri atas: berorganisasi dalam lingkungannya
kumantan, mendanu, dan kematian. Dalam dengan penuh kesadaran dan bertanggungjawab
kelahiran meliputi, cuci lantai, upacara personal dan sosial sebagai individu dan warga
melahirkan dibantu oleh dukun, upacara negara, dan dengan penuh rasa kekeluargaan;
timbang bayi, upacara beranggul dan khitanan. berpartisipasi dalam lingkungan sekolah dan
Upacara pernikahan disebut gawai gadang, atau masyarakat secara cerdas dan penuh rasa
meliputi bertandang, bertunangan, hataran, tanggung jawab personal dan sosial dan
proses perkawinan, sabung ayam, dan penutup. semangat kekeluargaan; berkomunikasi dengan
Sedangkan kematian meliputi, menambak atau cerdas dan etis dengan orang yang lebih
naik tanah, meratap atau merota, hari menuju, tua/lebih tinggi kedudukannya, dengan
dan tambat kubur. sesama/sejawat, dan dengan orang yang lebih
Pada setiap kebudayaan yang dilakukan muda/lebih rendah kedudukannya; mempenga-
merupakan ujung tobak dan cikal bakal bahwa ruhi kebijakan umum dengan menggunakan
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016 81

cara-cara yang sesuai norma-norma yang Sejalan dengan hasil penelitian terdahulu
berlaku dengan konteks sosial-budaya As’arie (2011) menyatakan bahwa: budaya
lingkungan; melaksanakan keputusan individual tradisi pesta pecung kaitan dengan
dan atau kelompok sesuai dengan konteksnya pengembangan civic skills yaitu: nilai
secara tanggung jawab; membangun kerjasama kebersamaan, nilai kekeluargaan dan nilai
dengan orang lain atau organisasi lain atas dasar gotong royong. Senada dengan temuan
toleransi terhadap perbedaan, saling pengertian penelitian ini adalah civic virtue atau kebajikan
dan kepentingan bersama; berlomba dengan atau ahlak kewarganegaraan yang mencakup
orang lain untuk menghasilkan sesuatu yang keterlibatan aktif warga negara, hubungan
lebih baik dan bermanfaat bagi pengembangan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran,
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, berne- kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan
gara; turut serta secara aktif dalam berbagai semangat kemasyarakatan (Winataputra, 2006,
diskusi masalah-masalah kemasyarakatan/ hlm. 62). Sejalan dengan pendapat di atas
kenegaraan dengan cara yang cerdas dan kompetisi dengan nama fair play; kemempuan
bertanggung jawab; menentang berbagai bentuk bekerja sama dan sikap saling percaya (Level of
pelecehan terhadap hak azasi manusia dalam Trust, interpersonal Trust) dalam interaksi
berbagai bidang dengan menggunakan cara sosial; sikap hidup yang toleran dan moderat;
yang secara sosial budaya dapat diterima; turut kompetensi teknis yang dibutuhkan warga
serta dalam mengatasi konflik antar negara yang aktif seperti kemampuan
pribadi/antar kelompok dengan cara yang baik menyeleksi informasi dan berpikir kritis; self
dan dapat diterima semua pihak; memimpin determination dan kepercayaan kepada sistem
kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya hukum serta institusi kenegaraan. Dalam hasil
secara bertanggung jawab; memberi dukungan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2012).
secara sehat dan penuh tanggung jawab “Adanya sebuah nilai dalam kebudayaan suku
terhadap calon pemimpin dalam lingkungannya; Talang Mamak dalam tradisi sabung ayam
memberi dukungan yang sehat dan tulus yaitu: nilai peran, nilai solidaritas, nilai
terhadap pimpinan yang terpilih secara ekonomi, nilai sportifitas, serta nilai edukasi.”
demokratis sekalipun bukan berasal dari Budaya suku Talang Mamak merupakan
kelompok lain; menunaikan berbagai kewajiban bagian dari civic skills ini ditandai dengan sikap
sebagai anggota masyarakat dan warganegara warga negara berupa saling percaya, sikap
dengan penuh kesadaran dan tanpa harus kemampuan bekerja sama, tanggung jawab,
diminta; selalu membangun perasaan saling solidaritas, musyawarah, mampu mengeluarkan
pengertian dan hormat menghormati antar suku, pendapat, mampu berinteraksi dengan benar
agama, ras, dan golongan, guna menjaga dan yakni dengan menggunakan bahasa indonesia,
memelihara keutuhan masyarakat, bangsa dan kebersamaan, dan gotong royong.
Negara Indonesia dengan semangat keke-
luargaan; berusaha membangun saling Prilaku yang Ditampilkan Masyarakat Suku
pengertian antar bangsa/negara dengan cara Talang Mamak Mencerminkan Civic Skills
memanfaatkan berbagai media massa dan Nilai-nilai kearifan lokal budaya Talang
jaringan teknologi komunikasi yang tersedia; Mamak mengenai adat sangat terlihat jelas.
berusaha meningkatkan kemampuan pribadi dan Dikatakan bahwa “lebih baik mati anak dari
kegiatan sosial-kultur selaku warganegara pada mati adat” ungkapan tersebut memiliki arti
dengan kesadaran bahwa sumbangan kepada bahwa lebih baik kehilangan anak dari pada
negara di hari esok harus lebih baik dari hari ini. kehilangan adat. Mengenai kearifan lokal
Verawati Ade, Idrus Affandi, Implementasi Nilai-nilai Kearifan local….. 82

tersebut terlihat dari perilaku kehidupan pengguanan lahan Suku Talang Mamak,
masyarakatnya yang sangat menjaga adat dan pembakaran dalam pembersihan ladang
tradisi mereka yang merupakan budaya turun- merupakan nilai kepedulian masyarakatnya
temurun dari para leluhur mereka. Hal tersebut terhadap lingkugan hidupnya.
dapat dilihat dengan selalu mengadakan Suku Talang Mamak memiliki sebuah
upacara-upacara adat yang sudah menjadi kearifan lokal yang mana kearifan lokal suku
kebiasaan masyarakat dengan tujuan agar talang mamak dapat dijadikan sarana untuk
budaya Talang Mamak tidak punah. Pada mengembangkan keterampilan kewarganegara-
konteks civic skills bahwa masyarakat Suku an (civic skills), seperti cinta tanah air, nilai
Talang Mamak memiliki sikap cinta terhadap kesetaraan, kepedulian, tanggungjawab, nilai
adat apabila dihubungakan dengan negara maka kemandirian dan nilai edukasi.
Suku Talang Mamak tersebut juga memiliki Masyarakat Talang Mamak bersifat
rasa cinta tanah air. bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, dan
Berdasarkan hasil observasi mengenai diikuti oleh anggota masyarakatnya. Senada
penggunaan lahan, peneliti melihat bahwa Suku dengan pendapat Sartini (2004, hlm. 111) lokal
Talang Mamak sangat menghargai alam, hal itu wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami
dibuktikan dengan caranya menggunakan alam sebagai “gagasan-gagasan setempat (lokal)
sebagai lahan untuk penghidupan mereka. yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, ber-
Selama proses penelitian peneliti melihat warga nilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
dari Suku Talang Mamak sedang melakukan anggota masyarakatnya.”
pembukaan hutan dengan cara dibakar, dibakar Selanjutnya, dalam masyarakat Talang
dalam hal ini bukan berarti membakar hutan Mamak terdapat sebuah kearifan lokal dalam
secara besar-besaran akan tetapi batang dan pemanfaatan tumbuhan yang dijadikan ritual
ranting yang tidak dipelukan ditumpuk dalam pengobatan. Menurut Sutarto (2006, hlm. 1)
satu tempat tertentu lalu setelah itu dibakar, cara bahwa kearifan atau kecendikiaan lokal (adat)
tersebut merupakan warisan dari para leluhur yang digunakan sebagai pedoman dalam
masyarakat Suku Talang Mamak. Penggunaan kehidupan bermasyarakat merupakan bagian
lahan hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan sentral dari tradisi. Tradisi ialah kebiasaan
mereka untuk berkebun, dengan kata lain turun temurun yang mencerminkan keberadaan
mereka tidak membuka lahan yang luas karena para pendukungnya jadi dapat dikatakan
hal tersebut dapat merusak alam. Diperkuat bahwa kearifan lokal merupakan perpaduan
kembali berdasarkan hasil dokumentasi bahwa antara nilai-nilai budaya dengan nilai-nilai
masyarakat Suku Talang Mamak dalam proses kepercayaan. Senada dengan pendapat Gobyah
pembakaran lahan dengan cara membuat sebuah (Sartini, 2004, hlm. 57) yang menyatakan
lingkaran api yang kecil, dengan tujuan agar api bahwa “kearifan lokal (lokal genius) adalah
tidak meluas. Pembakaran dilakukan masya- kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg
rakat suku ini yang membuka lahan menjaga dalam suatu daerah. Kearifan lokal adalah
titik api dengan memangan kayu agar api itu perpaduan antara nilai-nilai budaya dengan
tidak meluas dan tidak akan menyebar luas nilai-nilai kepercayaan.” Menurut Ernawi
sehingga meramba kehutan-hutan. Dalam hal (2009) menjelaskan bahwa secara substansi
ini, dapat dikatakan bahwa kearifan lokal kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai: 1)
mengenai penggunaan lahan dalam masyarakat kelembagaan dan sanksi sosial, 2) ketentuan
Talang Mamak dikenal berupa “pembakaran tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan
dalam pembersihan ladang”. Civic skills dalam musim untuk bercocok tanam, 3) pelestarian dan
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016 83

perlindungan terhadap kawasan sensitif, serta 4) kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat
bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal Talang Mamak yaitu mengambek dak memintak,
terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya. menyangkang dak betanya, menjaring dak
Hal senada juga dinyatakan oleh Naritoom bebungkal, dan bekata dak bebaris. Hal ini,
(2003, hlm. 13) ialah pengetahuan yang merupakan sikap dan pandangan masyarakat
terakumulasi karena pengalaman-pengalaman Talang Mamak dalam mengelolah lingkungan
hidup, dipelajari dari berbagai situasi di jasmaninya dan ini merupakan hasil dari
sekeliling kehidupan manusia dalam suatu pengetahuan nenek moyang mereka.
wilayah. Alwasih, et al (2009, hlm. 51) menye-but
Atmojo (1986, hlm. 47) menyatakan ciri-ciri kearifan lokal sebagai berikut : (1)
kearifan lokal dapat diartikan local develop- berdasarkan pengalaman, (2) Teruji setelah
ment yaitu perkembangan setempat (local) digunakan berabad-abad, (3) dapat diadaptasi
yang arahnya menuju ke arah perubahan. dengan kultur kini, (4) padu dalam praktek
Kearifan lokal dan perkembangan lokal keseharian masyarakat dan lembaga, (5) lazim
berkembang setelah terjadinya kontak kebuda- dilakukan oleh individu atau masyarakat
yaan (akulturasi) dengan kebudayaan lain. secara keseluruhan, (6) bersifat dinamis dan
Kearifan lokal bangsa Indonesia merupakan terus berubah, dan (7) terkait dengan sistem
kemampuan penyerapan budaya asing yang kepercayaan. Sejalan dengan pandangan
datang secara selektif, artinya kebudayaan tersebut, Naritom (Wagiran, 2012, hlm. 330)
yang masuk ke Indonesia tidak serta merta merumuskan, “Lokal wisdom is the knowledge
dapat diterima bangsa ini melainkan that discovered or acquired by lokal people
disesuaikan dengan kondisi setempat, dengan thourgh the accumulation of experiences in
kata lain bahwa Kearifan lokal idealnya trials and integrated with the understanding of
disebut penemuan/temuan tradisi (invention of surrounding nature and culture. Lokal wisdom
tradition). Hal yang senada mengenai kearifan is dynamic by funcation of created lokal
lokal menurut Mutakin (2005, hlm. 43) ialah: wisdom and connected to the global
Kemampuan berpikir, berasa, bersikap, dan situation.”
bertindak seseorang atau kelompok orang Nilai yang hanya dapat disimpulkan dan
dalam upaya memperkenalkan dan menanam ditafsirkan dari ucapan, perbuatan dan materi
ide, konsep, gagasan, harapan, anjuran atau yang dibuat manusia yang diturunkan melalui
sejumlah informasi yang berkenaan dengan suatu aktivitas ritual atau pendidikan. Karena
nilai-nilai dan norma-norma sebagai acuan itu, fungsi langsung nilai adalah untuk
tentang bagaimana selayaknya hidup dan mengarahkan tingkah laku individu dalam
kehidupan dikembangkan, dinikmati sehingga situasi sehari-hari, sedangkan fungsi tidak
bermakna dan bemanfaat bagi individu yang langsungnya adalah untuk mengekspresikan
bersangkutan serta lingkungannya. kebutuhan dasar yang berupa motivasional
Menurut Kementerian Kebudayaan dan (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
Pariwisata (2011: x) pengertian kearifan lokal 2011: vii).
yaitu:”jawaban kreatif terhadap situasi Kearifan lokal yang terdapat dalam
geografis-politis, historis, dan situasional yang masyarakat Suku Talang Mamak merupakan
bersifat lokal yang mengandung sikap, ungkapan-ungkapan yang telah diwariskan
pandangan, dan kemampuan suatu masyarakat oleh nenek moyangnya terhadap generasi
di dalam mengelola lingkungan rohani dan berikutnya. Terkait mengenai civic skills untuk
jasmaninya”. Mengenai pandangan ini terdapat mengetahui apakah nilai-nilai kearifan lokal
Verawati Ade, Idrus Affandi, Implementasi Nilai-nilai Kearifan local….. 84

yang terdapat dalam masyarakat ini dapat kewarganegaraan (civic skills) dikembangkan
mengembangkan civic skills, untuk itu peneliti karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi
membahas terlebih dahulu mengenai konsepsi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan
civic skills. Branson (dalam Budimansyah dan bernegara. Kenyaatan yang ditemukan dalam
Suryadi, 2008, hlm.58) mengemukakan kehidupan sehari-hari, banyak warga negara
komponen esensial yang kedua Civic Education yang mengerti pengetahuan kewarganegaraan
dalam masyarakat demokratis adalah kecakapan (civic knowledge), tetapi belum mencerminkan
kewarganegaraan (civic skill). Jika warga negara keterampilan kewargnegaraan. Berbeda dengan
mempraktikkan hak-haknya dan menunaikan masyarakat Talang Mamak, melalui sikap pada
kewajiban-kewajiban mereka sebagai anggota setiap anggota masyarakat dapat tercermin hal
masyarakat yang berdaulat.Senada dengan tersebut bahwa mereka memiliki keterampilan
pendapat di atas menurut Putnam (Budimansyah kewarganegaraan (civic skills) Menurut Nader
& Suryadi, 2008:186-187) Partisipasi ini (1988) budaya kewarganegaraan (civic culture)
dibangun atas hal-hal yang mendasar, yaitu dapat ditegaskan sebagai totalitas atau
Egalitarianism atau hubungan timbal balik keseluruhan pola perwujudan perilaku masya-
secara horizontal sesama warga. Pluralisme, di rakat demokratis yang tercermin dalam
mana perbedaan paham, kepercayaan, dan partisipasi masyarakat sebagai pelaku
kepentingan sesame warga diterima sebagai demokrasi dalam masyarakat yang berbentuk
kenyataan hidup yang harus dihargai, karena itu sebagai sikap dan perilaku warga negara yang
toleransi sosial politik memberi ciri krusial demokratis. Sebab itu, masyarakat Talang
terhadap civic community. Rasa saling percaya Mamak dalam pola menjalankan kehidupannya
(trust) dan solideritas sesama warga. sehari-hari yang mengaju kepada nilai-nilai
Menurut Budimansyah dan Suryadi (2008, kearifan lokal berdasarkan hasil penelitian
hlm. 58-62) mengemukakan bahwa” kecakapan- bahwa masyarakat Talang Mamak memiliki
kecakapan intelektual yang penting untuk sebuah nilai-nilai civic skills yang sesuai
seorang warga negara yang berpenge-tahuan, dengan pendapat di atas yaitu cinta tanah air,
efektif, dan bertanggung jawab, disebut sebagai nilai kesetaraan, kepedulian, berbahasa
kemampuan berpikir kritis”. The national Indonesia, membangun kerjasama, melaksana-
standars of civic and government dan The civic kan keputusan individu dan atau kelompok
framework for 1998 national assessment of sesuai dengan konteksnya, tanggungjawab, nilai
educationl progress (NAEP) membuat kategori kemandirian dan nilai edukasi. Nilai-nilai ini
mengenai kecakapan kewarganegaraan ini merupakan pola mereka berperilaku dan
diantaranya adalah indentifiying and describing, bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-
explaining and analyzing: and evaluating, nilai civic skills ini merupakan bagian dari
talking and defending positions on public issues indentitas bangsa Indonesia yang sesuai dengan
(Branson, 1998). Winataputra (2001, hlm. 333- ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia
335) memaparkan 20 butir kompetensi dasar yaitu Pancasila.
keterampilan kewarganegaraan (civic skills), Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat
Berdasarkan 20 butir kompetensi dasar Suku Talang Mamak dapat berdampingan dan
keterampilan kewarganegaraan (civic skills) sejalan dengan civic skills meliputi: Mengenai
sangat penting untuk dikuasai oleh setiap warga adat ”lebih baik mati anak daripada mati adat”,
negara dan menyeluruh dalam berbagai aspek Mengenai penggunaan lahan “pembakaran
kehidupan baik di keluarga, masyarakat serta di dalam pembersihan ladang”, Penggunaan
dalam berbangsa dan bernegara. Keterampilan tumbuhan, dan mengambek dak memintak,
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016 85

menyangkang dak betanya, menjaring dak dilakukan agar masyarakat suku Talang Mamak
bebungkal, dan berkata dak berbaris. nilai civic dapat mengembangkan dan melestarikan
skills yang terdapat dalam masyarakat Talang kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek
Mamak meliputi: cinta tanah air, bekerjasama, moyang dengan cara natural.
nilai kesetaraan, kepedulian, tanggungjawab, Terdapat alternatif dalam pengembangan
nilai kemandirian dan nilai edukasi. Dalam sebuah kebudayaan dan kearifan lokal dengan
konsep ini berarti, nilai-nilai kearifan lokal tujuan untuk mempertahankan kebudayaan dan
masyarakat suku Talang Mamak dapat eksistensi dari kebudayaan Nasional. Salah
mengembangkan civic skills ditandai dengan satunya dilakukan oleh William Lim dan Tan
adanya nilai-nilai civic skills yang terkandung Hock Beng (Hamka, 2013, hlm. 9). Strategi
dalam masyarakat suku Talang Mamak. tersebut menghasilkan 4 konsep arsitektur
kotemporer vernacular, yakni:
Pengembangan Civic Skills yang Terkandung  Reinvigorating tradition” – “evoking the
dalam Budaya dan Nilai-nilai Kearifan Lokal vernacular” by way of “a genuine
Suku Talang Mamak reinvigoration of traditional craft wisdom”
 Reinventing tradition” – “the search for
Pengembangan civic skills dalam budaya
new paradigms”
dan nilai-nilai kearifan lokal Suku Talang  Extending tradition” – “using the
Mamak dengan cara melakukan upacara- vernacular in a modified manner”
upacara adat, memberikan pengetahuan dan  Reinterpreting tradition” – “the use of
menjelaskan makna-makna yang terdapat pada contemporary idioms” to transform trade-
setiap pelaksanaan upacara, melibatkan tionnal formaldevices in “refreshing ways”
pemuda-pemudi dan para generasi muda untuk Melakukan upaya-upaya pengembangan
ikut melaksanakan upacara adat, cara mengikuti maupun pelestarian melalui berbagai macam
pertandingan kebudayaan yang dilombakan oleh cara yang ada maka nilai-nilai kearifan tersebut
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dapat bertahan keberadaannya dan tidak
dan malaksanakan sebuah festival ditingkat menghilang dengan mudah. Bentuk pengem-
kabupaten berupa lomba festival. Hal ini, bangan ataupun pelestarian kearifan lokal
diperkuat dengan hasil observasi dalam tersebut, diantaranya terwujud dalam bentuk
pengembangan maupun pelestarian kebudayaan penggunaan bahan/material, sistem struktur dan
dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung konstruksi, teknologi yang digunakan, iklim dan
dalam suku Talang Mamak itu berjalan secara lingkungan setempat, kondisi lahan, bahkan
natural di mana masyarakat suku Talang hingga ke sosial budaya yang memengaruhi
Mamak mengimplementasikan kebudayaan dan wujud dari artefak fisik tersebut.
nilai-nilai kearifan lokal itu dengan kehidupan Pada konsep ini dinyatakan bahwa
sehari-hari. Pengembangan itu juga dilakukan masyarakat suku Talang Mamak dalam
dengan cara melakukan acara kebudayaan mengembangkan kebudayaan dan kearifan serta
seperti gawai gadang. Berdasarakan temuan civic skills hanya mengacu kepada warisan-
hasil penelitian dengan menggunakan observasi, warisan nenek moyang yang secara turun
wawancara dan dokumentasi, serta triangulasi temurun telah diwariskan dalam kehidupan dan
hasil penelitian. Pengembangan civic skills yang menjadi sebuah pedoman dan aturan dalam
dilakukan oleh masyarakat Suku Talang Mamak kehidupan sehari-hari. Pengaruh globalisasi dan
memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan westernasi sangat berpengaruh terhadap
kepada generasi muda, mengikuti perlombaan eksistensi dari sebuah kearifan lokal, untuk
mengenai kebudayaan dan festival. Semua ini menyikapi itu kearifan lokal harus sejalan
Verawati Ade, Idrus Affandi, Implementasi Nilai-nilai Kearifan local….. 86

dengan modernitas satu diantaranya dengan Mamak menerima masyarakat luar yang datang
menghadirkan kembali tradisi masa lalu untuk dalam komunitas masyarakatnya. Selain itu,
menciptakan suatu Interpretasi terhadap suatu dalam proses pendidikan dalam masyarakat
nilai tradisi lokal dengan proses perubahan- suku Talang Mamak, tidak ada yang berjalan
perubahan (transform) yang disesuaikan dengan dengan perencanaan pembelajaran hanya
sudut pandang ,teknologi dan kebutuhan masa memberikan pengetahuan. Proses pendidikan
kini, meskipun wujudnya berbeda dengan masyarakatnya berjalan dengan cara natural dan
bentuk aslinya, dengan demikian tradisi itu akan anak-anak ketika ingin bertanya kepada batin
terus berlanjut (Hamka, 2013:8-9). Menurut (tokoh adat) maka batin akan menjelaskan apa
Wardhani (2013). Dalam hasil penelitiannya yang ingin ditanya oleh anak tersebut, dapat
memberikan sebuah rekomendasi bahwa orang disimpulakan bahwa pengembangan civic skills
tua, masyarakat, sanggar-sanggar budaya, dan yang terkandung dalam kebudayaan dan nilai-
pemerintah agar membelajarkan nilai-nilai nilai kearifan lokal dalam masyarakat suku
kearifan lokal kepada generasi muda, Talang Mamak dengan cara natural belajar
mendukung, dan memfasilitasi pelestarian nilai- dengan cara alamiah dan spontan. Selain itu,
nilai kearifan lokal. Hal senada juga dijelaskan dalam pendidikan keluarga bahwa masyarakat
oleh Sutrisno (1993) (Dieter, 1996 hlm. 146) suku Talang Mamak memberikan pengajaran
menyatakan bahwa: “Pembangunan suatu kepada anaknya sejak mereka lahir hingga
bangsa yang mengabaikan kebudayaan akan dewasa, memberikan sosialisasi mengenai
melemahkan sendi-sendi kehidupan bangsa itu makna-makna yang terkandung dalam
sendiri. Pembangunan yan tidak berakar pa nilai kebudayaan dan kearifan lokal kepada anaknya,
fundamental budaya bangsanya akan berakibat menyesuaikan pikiran dan sikap mengenai adat
pada hilangnya kepribadian dan jati diri bangsa dan aturan-aturan yang berlaku dalam
yang bersangkutan. Bangsa yang demikian pada masyarakat kepada anak-anak dan memberikan
gilirannya akan runtuh, baik disebabkan kuatnya sebuah pengenalan mengenai kebudayaan-
tekanan pengaruh dari luar maupun pengero- kebudayaan luar yang terdapat dalam ruang
posan dari dalam tubuhnya sendiri” lingkup masyarakat suku Talang Mamak. Pada
Berdasarkan hasil penelitian dan konsep saat proses pendidikan suku Talang Mamak
teori di atas maka dapat dinyatakan bahwa baik secara informal dan non formal yang
pengembangan maupun pelestarian dalam civic mempunyai sebuah peranan penting adalah
skills yang dilakukan oleh masyarakat suku orang tua, batin dan tokoh-tokoh masyarakat.
Talang Mamak memberikan pengetahuan Mengacu kepada teori Palupi (2007, hlm.
mengenai kebudayaan kepada generasi muda 8) menyatakan pendidikan berbasis nilai-nilai
dan mengikuti perlombaan mengenai budaya lokal dan nasional ialah “Sebuah proses
kebudayaan dan festival. Kesemua ini dilakukan pendidikan yang mampu merefleksikan nilai-
agar masyarakat suku Talang Mamak dapat nilai baik lokal maupun nasional kepada peserta
melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan didik dengan tujuan untuk menumbuh
oleh nenek moyang dengan cara natural oleh kembangkan rasa kebanggaan terhadap tanah
suku Talang Mamak. airnya yang akan menimbulkan rasa cinta pada
Hal ini, diperkuat dengan hasil observasi tanah airnya”.
yang dilakukan peneliti bahwa pengembangan Pada proses ini masyarakat Suku Talang
civic skills yang terkandung dalam budaya dan Mamak sangat mencintai tanah airnya melalui
nilai-nilai kearifan lokal masyarakat suku kebudayaannya di mana terdapat sebuah
Talang Mamak bahwa masyarakat suku Talang kearifan lokal “lebih baik mati adat daripada
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016 87

mati anak”. Senada pendapat tersebut, hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan
Winataputra (2012, hlm. 66) mengatakan dalam interaksi dengan segala macam individu
pengembangan civic skills atau demokrasi di sekililingnya yang menduduki beraneka
dalam dari berbagai konteks, dalam hal ini macam peranan sosial yang mungkin ada dalam
untuk pendidikan formal (disekolah dan kehidupan sehari-hari. Pengembangan civic
perguruan tinggi), non formal (pendidikan luar skills dalam masyarakat suku Talang Mamak
sekolah), dan Informal (pergaulan dirumah). yang terkandung dalam kebudayaan dan
Proses pendidikan masyarakat Suku Talang kearifan lokal melakukan sebuah proses
Mamak memiliki pendidikan tetapi berjalan pendidikan yang lakukan masyarakat suku
secara spontan dan natural. Di mana pendidikan Talang Mamak dengan cara pembudayaan
dalam masyarakat suku Talang Mamak melalui dalam keluarga dan masyarakat. Saat
pendidikan in formal dan non formal. pelaksanaan proses tersebut masyarakat suku
Pada masyarakat Suku Talang Mamak Talang Mamak menyesuaikan pikiran serta
pendidikan dilakukan dengan memberikan sikap terhadap adat, sistem norma, serta dan
pengetahuan kepada anak-anak dari mereka aturan-aturan dalam masyarakat, yang mana
sejak lahir hingga meranjak dewasa. Dalam hal menjelaskan kepada anak-anak kami tentang
ini, dalam konsepsi pengetahuan dikenal dengan adat dan aturan-aturan adat yang tidak boleh
Internalisasi. Koentjaraningrat (2003, hlm. 142) dilanggar. Ilmu pengetahuan dalam proses
internalisasi ialah: “Proses yang berlangsung pembelajaran kebudayaan disebut enkulturasi.
sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia Koenjtaraningrat (2003, hlm. 145) mengemu-
dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang kakan bahwa proses enkulturasi merupakan
hayatnya seorang individu terus belajar untuk “Proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran
mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan serta sikap terhadap adat, sistem norma, serta
emosi yang kemudian membentuk kepribadian- semua peraturan yang terdapat dalam
nya.”Selajutnya Menurut Fathoni (2006, hlm. kebudayaan seseorang.” Menurut Effendi (2006,
24) proses internalisasi tergantung dari bakat hlm. 146) bahwa, “Sejak kecil proses
yang dipunyai dalam gen manusia untuk enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran
mengembangkan berbagai macam perasaan, manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga,
hasrat, nafsu, dan emosinya. Tetapi semua itu kemudian teman bermain, lingkungan
juga tergantung dengan pengaruh dari berbagai masyarakat dengan meniru pola perilaku yang
macam lingkungan sosial dan budayanya. berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh
Pengembangan civic skills dalam karena itu proses enkulturasi disebut juga
masyarakat Suku Talang Mamak terkandung dengan pembudayaan.”
dalam kebudayaan dan kearifan lokal Pengembangan civic skills yang terkan-
melakukan proses pendidikan dengan cara dung dalam kebudayaan dan kearifan lokal
memberitahukan kepada anak-anaknya tentang masyarakat Talang Mamak bahwa masyarakat
makna kebudayan dan kearifan lokal yang suku Talang Mamak harus menghargai seluruh
terdapat dalam masyarakatnya baik dalam ruang kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat.
lingkup keluarga dan masyarakat. Dalam proses Selain dari pada itu, masyarakat suku Talang
ini dikenal dengan sosialisasi. Menurut Fathoni Mamak memberikan pengetahuan kepada anak-
(2006, hlm. 25) proses sosialisasi bersangkutan anaknya dan menghormati suku-suku penda-
dengan proses belajar kebudayaan dalam tang. Hal ini senada dengan pendapat
hubungan dengan sistem sosial. Pada proses Winataputra, (2012, hlm. 273-274) bahwa “civic
tersebut seorang individu dari masa anak-anak culture harus mempunyai sebuah identitas
Verawati Ade, Idrus Affandi, Implementasi Nilai-nilai Kearifan local….. 88

bangsa, dipandang dari segala aspek, Dalam pendatang karena mereka merasa rendah diri
pendekatan pembelajaran berbasis budaya disebabkan faktor pendidikan mereka yang
mengandung potensi untuk dapat memfasilitasi rendah. Upaya yang dilakukan dalam
berkembangnya kepekaan terhadap keaneka- menaggulangi masalah ini masyarakat suku
ragaman. Talang Mamak memberikan sebuah motivasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kepada anaknya.
pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa Faktor lain yang menjadi permasalahan
pengembangan civic skills yang terkandung yaitu transportasi. Sebab jalan yang dilalui
dalam kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat suku Talang Mamak sangat sulit
dalam masyarakat suku Talang Mamak berjalan dan dapat dikatakan belum sesuai dengan jalan
dengan cara natural atau alamiah dan spontan. yang layak secara umum. Upaya yang dilakukan
Pendidikan tentang kebudayaan dan nilai-nilai dalam hal ini bahwa, masyarakat suku Talang
kearifan lokal di masyarakat suku Talang Mamak memperbaiki jalan mereka dengan cara
Mamak melalui pendidikan infomal (keluarga) menimbun tanah dengan cara bergotong royong.
dan non formal (masyarakat) juga berjalan Berdasarkan penjabaran di atas dapat
dengan cara alamiah atau natural dan spontan. dikatakan bahwa masyarakat suku Talang
Pada proses pembelajaran suku Talang Mamak Mamak menggalami sebuah kendala dalam
terdapatnya sebuah proses pendidikan dengan proses pelestarian kebudayaan dan kearifan
cara internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. lokal. Kendala dalam pelestarian kebudayaan
Sejalan dengan Budimansyah dan Winataputra dan kearifan lokal suku Talang Mamak
(2007, hlm. 169) melalui nilai-nilai budaya berdasarkan hasil penelitian yaitu faktor
dengan prinsip citizenship education yang ekonomi, faktor pendidikan, faktor kepercayaan
menekankan pengalaman belajar di sekolah dan diri, dan faktor transportasi. Pelestarian
di luar sekoalah seperti yang terjadi di kebudayaan yang menjadi kendala utama yaitu
lingkunagan keluarga, organisasi keagamaan, kendala ekonomi sebab masyarakat sudah mulai
dan organisasi kemasyarakatan. Oleh sebab itu memikirkan kepentingan sendiri untuk
dinyatakan bahwa proses pembelajaran dapat meningkatkan taraf kehidupan masing-masing.
dilakukan dalam lingkup apa saja, baik lingkup Faktor eksternal adanya pengaruh budaya luar,
besar atau sebaliknya. dalam bentuk tayangan-tayangan televisi,
pergaulan sehari-hari dan akses internet yang
Kendala dan Upaya dalam Pelestarian mudah. Pada proses pelestarian yang menjadi
Kebudayaan dan Nilai-nilai Kearifan Lokal faktor utama ialah komunitas masyarakat itu
dalam Suku Talang Mamak sendiri. Ketika masyarakatnya tidak
Berdasarkan hasil observasi bahwa melestarikan kebudayaan maka kebudayaan itu
masyarakat suku Talang Mamak mengalami akan hilang dengan sendirinya. senada dengan
kendala dari beberapa faktor diantaranya yaitu hal tersebut dijelaskan oleh Sutrisno (1993)
dari faktor ekonomi di mana masyarakat suku (Dieter, 1996 hlm. 146) menyatakan bahwa,
Talang Mamak dalam proses gawai gadang itu “Pembangunan suatu bangsa yang mengabaikan
mengeluarkan biaya yang sangat besar. Selain kebudayaan akan melemahkan sendi-sendi
dari pada itu, pelestarian yang menjadi kendala kehidupan bangsa itu sendiri. Pembangunan yan
yaitu pendidikan masyarakat suku Talang tidak berakar pa nilai fundamental budaya
Mamak sangat rendah. Faktor kepercayaan diri bangsanya akan berakibat pada hilangnya
bahwa masyarakat suku Talang Mamak tidak kepribadian dan jati diri bangsa yang
suka untuk berhubungan dengan masyarakat bersangkutan. Bangsa yang demikian pada
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016 89

gilirannya akan runtuh, baik disebabkan kuatnya Talang Mamak pada mulanya sangat tertutup
tekanan pengaruh dari luar maupun pengeroosan namun saat ini masyarakat Talang Mamak
dari dalam tubuhnya sendiri. mulai terbuka dengan kebudayaan luar.
Upaya yang dilakukan dalam menang- Secara khusus simpulan penelitian sebagai
gulangi masalah di atas yaitu dengan bersama- berikut: a. kebudayaan yang terdapat dalam
sama memberikan bantuan dalam acara-acara masyarakat suku Talang Mamak. Dalam
kebudayaan dalam masyarakat suku Talang konteks civic skils ditandai dengan sikap warga
Mamak, memberikan motivasi bagaiman negara berupa: saling percaya, sikap kemam-
pentingnya pelestarian budaya bagi kehidupan puan bekerja sama, kepercayaan (religius),
yang akan datang. Serta memberikan motivasi tanggung jawab, solidaritas, musyawarah,
bahwa kebudayaan kita ini merupakan bagian kebersamaan, dan gotong royong; b. nilai-nilai
dari kebudayaan nasional dan juga memperbaiki kearifan lokal yang terkandung dalam
sarana transportasi yang memadai. masyarakat suku Talang Mamak dalam bagian
civic skills meliputi: mengenai adat dalam
PENUTUP konteks civic skills ditandai dengan sikap warga
Berdasarkan sejumlah temuan penelitian negara berupa: cinta tanah air, nilai kesetaraan,
yang diuraikan pada bahasan sebelumnya maka kepedulian, tanggungjawab, nilai kemandirian
secara umum dapat disimpulkan bahwa nilai- dan nilai edukasi; c. pengembangan civic skills
nilai kearifan lokal dapat mengembangkan civic yang terkandung dalam kebudayaan dan nilai-
skills pada suku Talang Mamak. Kebudayaan nilai kearifan lokal dalam masyarakat suku
suku Talang Mamak sesuai dengan siklus Talang Mamak dengan cara natural belajar atau
kehidupan manusia meliputi kelahiran, perka- alamiah dari alam. Selain itu, melaksanakan
winan, mata pencaharian, pengobatan, dan upacara-upacara adat, memberikan pengetahuan
kematian. Dalam proses kebudayaan ini terdapat dan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dan
nilai-nilai kearifan lokal masyarakat suku kebudayaan kepada generasi muda agar mereka
Talang Mamak mengenai adat, penggunaan (generasi muda) dapat memahami dan mencintai
lahan, hukum waris, kedudukan anak laki-laki kebudayaannya yang dalam hal ini dapat
dan perempuan, upacara perkawinan, pengguna- memberikan kontribusi terhadap pengembangan
an tumbuhan, dan pedoman berprilaku sehari- civic skills warga negara dan juga pendidikan
hari. tentang kebudayaan dan nilai-nilai kearifan
Kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal lokal di masyarakat suku Talang Mamak
terdapat sebuah nilai-nilai civic skills yakni melalui pendidikan infomal (keluarga) dan non
terdapat sikap saling percaya, sikap kemampuan formal (masyarakat) juga berjalan dengan cara
bekerja sama, kepercayaan (religius), tanggung alamiah atau natural dan spontan. Dalam proses
jawab, solidaritas, musyawarah, kebersamaan, pembelajaran suku Talang Mamak terdapatnya
gotong royong, cinta tanah air, nilai kesetaraan, sebuah proses pendidikan dengan cara
kepedulian, nilai kemandirian dan nilai internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi; d.
pengetahuan. Pengembangan civic skills dalam kendala pelestarian meliputi: faktor ekonomi,
proses pendidikan suku talang mamak belajar faktor pendidikan, faktor kepercayaan diri, dan
secara turun temurun yang sesuai diajarkan oleh faktor transportasi. Upaya yang dilakukan
lingkungan tempat mereka tinggal (neighbor- dalam menanggulangi masalah di atas ialah
hood) dan juga atas didikan orang tua atau dapat tidak terlepas dari peran pemerintah dalam
dikatakan mereka belajar melalui ruang lingkup membangun sarana dan prasarana guna
informal dan non formal. Masyarakat suku memudahkan transportasi, logistik dll,
Verawati Ade, Idrus Affandi, Implementasi Nilai-nilai Kearifan local….. 90

memberikan motivasi akan pentingnya bekerjasama dengan orang lain, dalam hal ini
pendidikan bagi kehidupan yang akan datang. masyarakat talang mamak diharapkan mampu
Serta memberikan motivasi bahwa kebudayaan berkomunikasi dan bekerjasama tidak hanya
lokal merupakan bagian dari kebudayaan dalam satu komunitas mereka saja melainkan
nasional. Selain itu, sarana dan prasarana agar mamapu bekerjasama dengan masyarakat lain
mudah dijangkau oleh masyarakat luar untuk yang bukan dari suku atau komunitas yang
melihat langsung kebudayan yang ada pada sama.
masyarakat suku talang mamak. Berdasarkan kesimpulan di atas,
Hasil penelitian ini memberikan impli- penelitian memberikan beberapa rekomendasi
kasi secara praktis terhadap upaya masyarakat, kepada, masyarakat dan penelitian selanjutnya
pemerintah dalam proses pengembangan civic untuk memperhatikan sebagai berikut: 1)
skills agar dapat mencapai tujuan sebagaimana Masyarakat Suku Talang Mamak, Tokoh
yang diharapakan bahwa masyarakat memiliki Pemuda untuk menjaga serta melestarikan
kompetensi kewarganegaraan yang pada kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang
penelitian ini terfokus pada keterampilan/ terdapat dalam suku Talang Mamak sebab
kecakapan warga negara (civic skills). Hal ini kebudayaan dan kearifan lokal yang terdapat
yang diharapkan dapat membentuk warga dalam suku Talang Mamak merupakan
negara yang baik (to be good citizens), yakni kekayaan kebudayaan dan nilai-nilai kearifan
warga negara yang memiliki kecerdasan (civic lokal Indonesia; 2) Keterbatasan waktu dan
inteliegence) baik intelektual, emosional, sosial, narasumber yang dimiliki peneliti menyebabkan
maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan peneliti belum mampu menggali lebih dalam
tanggung jawab (civic responsibility), dan mengenai kebudayaan yang ada pada
mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat suku talang mamak sehingga untuk
masyarakat., serta tidak hanya itu saja peneliti yang selanjutnya diharapkan mampu
melainkan mengerti akan hak dan kewajiban- memberikan atau memaparkan kebudayaan
kewajiban sebagai warga negara. suku talang mamak lebih dari peneliti
Menanamkan dan membentuk kompe- sebelumnya; 3) Para pakar keilmuan yang
tensi serta sikap yang sesuai sebagai warga bergelut di dunia pendidikan agar meneliti
negara merupakan kewajiban oleh setiap kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal Suku
masyarakat tidak terkecuali masyarakat Talang Talang Mamaksebagai sarana pembelajaran; 4)
Mamak. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk Rekomendasi peneliti pada peneliti selanjutnya
semua elememn masyarakata yang terkait dapat untuk dapat meneliti tentang kearifan lokal
memiliki kemampuan warga negara (civic Suku Talang Mamak yang terfokus pada (civic
competence) yang pada penelitian ini berfokus virtue) nilai-nilai kebajikan Suku Talang
pada keterampilan/kecakapan warga negara. Hal Mamak .
ini mencakup kompetensi dalam keterampilan/
kecakapan berpikir kritis tentang hal-hal yang DAFTAR PUSTAKA
ada di sekitar, kecakapan/keterampilan Alwasih, C., Suryadi, K., Karyono,T. (2009).
partisipatoris dalam memengaruhi, mengisyarat- Etnopedagogi: Landasan Praktek
kan pada kemampuan proses-proses politik dan Pendidikan dan Pendidikan Guru.
Bandung; Kiblat Universitas Pendidikan
pemerintah baik proses-proses formal maupun Indonesia.
informal masyarakat khususnya masyarakat As’arie. D. (2012). Suatu Kajian Tentang
talang mamak itu sendiri, kecakapan-kecakapan Nilai Budaya Pesta Pecung di
warga negara dalam berkomunikasi dan Masyarakat Kesugengan Kidul
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 1, Edisi Juni 2016 91

Kabupaten Cirebon ditinjau dari “Civic Kusuma.E. (2012). Tradisi Sabung Ayam Pada
Culture. Skripsi, FIPS, Universitas Masyarakat Suku Talang Mamak: Studi Di
Pendidikan Indonesia. Desa Talang Perigi Kecamatan Rakit
Azis, A. Wahab. & Sapriya. (2006). Teori dan Kulim Kabupaten Indragiri Hulu. Skripsi,
Landasan Pendidikan Kewarganegaraan, FISIPOL, Universitas Riau.
Bandung: Alfabeta. Mutakin, Awam. (2005). Nilai-nilai Kearifan
Budimansyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKn Adat dan Tradisi di Balik Simbol (Totem)
dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Kuda Kuningan. Bandung: FPIPS-UPI.
Program Studi Pendidikan Nader, Ralph. (1988) Developing a civic
Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana, culture. From the maganize “Edges”
Universitas Pendidikan Indonesia. published by the Canadian Institute of
Effendi, Ridwan. (2006). Pendiidkan cultural Affairs. Copyright: Canadian
Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Association For Adult Education.
Bandung: UPI PRESS. Excerpeted from Nader’s 1988 address to
Ernawi. (2009) Kearifan Lokal Dalam the CAAE.
Perspektif Penataan Ruang, makalah utama Palupi, L.S. (2007). Menigkatkan Rasa Cinta
pada Seminar Nasional Kearifan Lokal Tanah Aiar Dengan Pendidikan Berbasisi
Dalam Perencanaan dan Perancangan Nilai-Nilai Budaya. Prespektif Psikologi:
Lingkungan Binaan. Malang: Arsitektur tidak diterbitkan.
Unmer. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Antropologi Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Sosial Budaya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Geertz, Clifford. (1973). The Interpretation of Wagiran. (2012). Pengembangan Karakter
Cultures: Selected Essays.New York: Basic Berbasis kearifan lokal Hamemayu
Books. Hayuning Bawana, Dalam Jurnal
Hamka, ST. (2013). Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Tahun II (2), 329-
Arsitektur. Universitas Briwijaya Malang: 339.
Program Pasca Sarjana Arsitektur Winataputra, U.S. (2012). Pendidikan
Lingkungan Binaan.Tidak di Terbitkan. Kewarganegaraan Dalam Perspektif
Hamidy (2003) Jagad Melayu Dalam Lintas Pendidikan Untuk Mencerdaskan
Budaya. Pekanbaru: Bilik Kreatif Press. Kehidupan Bangsa (Gagasan,
Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. (1996). Instrumentasi, dan Praksis). Bandung:
Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Widya Aksara Press.
Koentjaraningrat, (2009). Pengantar Ilmu Winataputra, U.S dan Budimansyah, B. (2001).
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Civic Education: Konteks, Landasan,
Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Program
Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS
UPI Bandung.

You might also like