You are on page 1of 6

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang hipertensi

1
Deiby O. Lumempouw
2
Herlina I. S. Wungouw
3
Hedison Polii

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: deibyOlivia@gmail.com

Abstract: Hypertension is one of the degenerative diseases commonly found in Indoensia. It


is characterized by an increase of blood pressure above its normal level and is caused by
various factors. This study aimed to obtain the influence of Prolanis exercise on hypertensive
patients. This was an experimental field study with a pre-post test one group design conducted
for 4 weeks. There were 25 respondents in this study obtained by using purposive sampling.
Data were analyzed with the paired t-test.The results showed that there were significant
differences between before and after two-times-per-week Prolanis exercise in systolic blood
pressure ( p = 0,003 < α =0,001) and in diastolic blood pressure ( p = 0,002 < α =0,001). There
were significant differences before and after three- times-per-week Prolanis exercise in
systolic blood pressure (p = 0,000 < α = 0,01) and in diastolic blood pressure (p = 0,000 < α =
0,01). There were changes in mean blood pressure before and after Prolanis exercise two times
per week and there times perweek. Conclusion: In the two groups, there were significant
decreases of systolic and diastolic blood pressures after Prolanis exercise for 4 weeks
consecutively.
Keywords: senam Prolanis, hypertension

Abstrak: Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenerative yang banyak ditemukan di
Indonesia, ditandai oleh kenaikan tekanan darah diatas nilai normal yang dapat diakibatkan
oleh berbagai macam faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam
Prolanis terhadap penderita hipertensi. Jenis penelitian ini ialah ekperimental lapangan
dengan pre-post test one group design. Sampel penelitian berjumlah 25 orang lansia yang
diperoleh melalui purposive sampling. Senam Prolanis dilakukan selama 4 minggu. Analisis
data menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian memperlihatkan terdapat perbedaan
bermakna antara tekanan darah sistolik awal dan akhir pada latihan 2 kali/minggu (p = 0,003
<α =0,001); antara tekanan darah diastolik awal dan akhir pada latihan 2 kali/minggu (p =
0,002 <α =0,001); antara tekanan darah sistolik awal dan akhir pada latihan 3 kali/minggu (p =
0,000 <α = 0,01); dan antara tekanan darah diastolik awal dan akhir pada latihan 3 kali/minggu
(p = 0,000 <α = 0,01). Terdapat perubahan rerata tekanan darah sebelum dan sesudah latihan
senam baik pada latihan 2 kali/minggu maupun 3 kali/minggu. Simpulan: Pada kedua
kelompok latihan terdapat penurunan bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik setelah
senam Prolanis selama 4 minggu berturut-turut.
Kata kunci: senam prolanis, hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan sistem dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh,


peredaran darah yang menyebabkan baik secara langsung maupun tidak
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, langsung. Kerusakan organ target yang
yaitu melebihi 140/90 mmHg. Hipertensi umum ditemui pada pasien hipertensi
Lumempouw, Wungouw, Polii: Pengaruh senam prolanis...

adalah penyakit ginjal kronis, jantung, otak, mmHg, sedangkan bila >140/90 mmHg
penyakit arteri perifer, dan retinopati.1 dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan
Menurut American Heart Association darah tinggi adalah suatu peningkatan
(AHA), hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah didalam arteri. Hipertensi ini
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik sering ditemukan pada usia lanjut.
>140 mmHg atau tekanan darah diastolik Tekanan sistolik terus meningkat sampai
>90 mmHg. Secara umum penyebab usia 55-60 tahun, kemudian berkurang
hipertensi ialah umur, jenis kelamin, secara perlahan dan menurun drastis.6
perilaku, aktivitas fisik, tingginya kadar Hipertensi pada dasarnya memiliki
kolesterol darah serta diabetes melitus. Di sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit
Amerika menurut National Health and dikontrol. Hipertensi adalah suatu keadaan
Nutrition Examination Survey (NHNES III) dimana seseorang mengalami peningkatan
paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak tekanan darah diatas normal yang
menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% mengakibatkan peningkatan angka
pasien yang diobati mencapai target kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
tekanan darah yang diinginkan di bawah (mortalitas). 7
140/90 mmHg. Pada penelitian di Amerika Olahraga menyebabkan perubahan
oleh American Hypertension Association besar pada sistem sirkulasi dan pernapasan
(2006) ditemukan hanya 68% penderita dimana keduanya berlangsung bersamaan
hipertensi yang mengetahui penyakit sebagai respon homeostatik. Latihan
tersebut, sisanya sama sekali tidak olahraga yang sering digunakan pada
mengetahui penyakit tersebut, dan penderita hipertensi adalah olahrga aerobik.
diperkirakan 30% penduduknya (kurang Banyak bentuk olahraga aerobik yang dapat
lebih 50 juta jiwa), menderita tekanan ditempuh oleh pasien hipertensi antara lain
darah tinggi dengan persentase biaya jogging dan senam aerobic. Olahraga
kesehatan cukup besar setiap tahunnya. teratur dapat menurunkan tekanan sistolik
Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi maupun diastolik pada orang dengan
terjadi terutama di negara-negara hipertensi tingkat ringan. 8,9
2,3
berkembang. Latihan fisik sangat berpengaruh bagi
Prevalensi hipertensi di Indonesia penyandang hipertensi dalam meningkat-
mencapai 31,7% dari populasi usia 18 kan imunitas tubuh setelah latihan teratur,
tahun ke atas, dimana jumlah itu 60% mengatur kadar glukosa darah, mencegah
penderita mengalami penyakit jantung, kegemukan, meningkatkan sensitivitas
gagal ginjal, pada semua umur di Indonesia reseptor insulin, menormalkan tekanan
(Riskesdas, 2010) sampai dengan umur 55 darah serta meningkatkan kemampuan
tahun laki-laki lebih banyak menderita kerja. Senam aerobik dapat membantu
hipertensi dibandingkan dengan perem- memperbaiki profil lemak darah,
puan, dari umur 55 tahun sampai dengan 74 menurunkan kolesterol total, Low Density
tahun, sedikit lebih banyak perempuan Lipoprotein (LDL), trigliserida dan
dibanding laki-laki yang menderita menaikkan High Density Lipoprotein
hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ (HDL) serta memperbaiki sistem
10,11
60 tahun), prevalensi untuk hipertensi hemostatis dan tekanan darah.
sebesar 65,4%.4 Salah satu program pemerintah yaitu
Hasil Riset Kesehatan Dasar senam Prolanis (Program Pengelolahan
(Riskesdas) Nasional tahun 2007 Penyakit Kronis) merupakan bentuk latihan
menunjukkan prevalensi hipertensi jasmani aerobik. Senam ini juga termasuk
berdasarkan pengukuran termasuk kasus program pemerintah yang dijalankan oleh
yang sedang minum obat, secara nasional Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial
sebesar 28,3 %.5 (BPJS). Prolanis adalah suatu sistem
Menurut WHO, batas tekanan darah pelayanan kesehatan dan pendekatan
masih dianggap normal ialah <130/85 proaktif yang dilaksanakan secara terinte-
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

grasi yang melibatkan peserta, fasilitas Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan Jenis
kesehatan dan BPJS (Badan Penyeleng- kelamin
garaan Jaminan Sosial) Kesehatan dalam
rangka pemeliharan kesehatan bagi peserta Jenis Kelamin Jumlah (%)
yang menyandang penyakit kronis untuk Perempuan 19 76
mencapai kualitas hidup yang optimal Laki-laki 6 24
Total 25 100
dengan biaya pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien.12
Penelitian ini bertujuan untuk Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa
mengetahui pengaruh program Prolanis jumlah responden yang terbanyak ialah
yang dijalankan oleh BPJS khususnya berumur 66-80 tahun (40%) dan yang
Senam Prolanis terhadap penyandang paling sedikit ialah berumur 45-58 tahun
hipertensi. (28%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan


METODE PENELITIAN
Umur
Jenis penelitian ini ialah eksperimental
lapangan dengan pre-post group design. Umur (tahun) Jumlah (%)
Penelitian dilaksanakan pada bulan 45 – 58 7 28
November 2015 - Desember 2015 di Klinik 60 – 65 8 32
Husada Sario Manado. Pengambilan 66 – 80 10 40
sampel dilakukan dengan purposive Total 25 100
sampling pada lansia yang didiagnosis
hipertensi di Klinik Husada. Kriteria Pada Tabel 3 dapat dilihat berdasarkan
inkulsi penelitian ini ialah pasien berumur jenis kelamin frekuensi latihan 3
40 tahun ke atas penyandang hipertensi kali/minggu dalam penelitian menunjukan
yang bersedia ikut dalam penelitian serta yang berjenis kelamin perempuan (68,75%)
menandatangani informed conset. lebih banyak daripada yang berjenis
Responden yang memenuhi kriteria inklusi, kelamin laki-laki (31,25%).
dikumpulkan untuk diberikan penjelasan
tentang Senam Prolanis. Sebelum latihan Tabel 3. Distribusi Frekuensi latihan 3
senam dilakukan pemeriksaan tekanan kali/minggu penelitian berdasarkan jenis
darah. Responden dibagi dua kelompok kelamin
yaitu 2 kali/seminggu dan 3 kali/seminggu
selama 4 minggu melakukan latihan senam Jenis Kelamin Jumlah (%)
dalam waktu 30 menit. Setelah diberikan P 11 68,75
latihan selama 4 minggu, tekanan darah L 5 31,25
Total 16 100
responden diperiksa lagi.
Data dianalisis dengan uji t
berpasangan untuk mengetahui ada Pada Tabel 4 dapat dilihat berdasarkan
tidaknya perbedaan pengamatan. Uji jenis kelamin frekuensi latihan 2
statistik dijalankan dengan menggunakan kali/minggu dalam penelitian menunjukan
perangkat lunak SPSS (Statistical Program yang berjenis kelamin perempuan (33,3%)
For Social Science) versi 22,0 lebih sedikit daripada yang berjenis
kelamin laki-laki (66,7%). Tabel 5
HASIL PENELITIAN memperlihatkan bahwa pada kelompok
Pada penelitian ini diperoleh respon- latihan 3 kali/minggu kebanyakan
den 25 orang penyandang hipertensi yang responden berumur 66-70 tahun (37,5%).
telah memenuhi kriteria inklusi (Tabel 1). Tabel 6 memperlihatkan bahwa pada
Jumlah responden perempuan (76%) lebih kelompok latihan 2 kali/minggu kebanyak-
bantak dari laki-laki (24%). an responden berumur 58-68 tahun
(88,88%).
Lumempouw, Wungouw, Polii: Pengaruh senam prolanis...

Tabel 4. Distribusi Frekuensi latihan 2 latihan menjadi 81 mmHg.


kali/mingu penelitian berdasarkan jenis
kelamin Tabel 8. Kelompok Latihan 3 kali/minggu
(Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum
Jenis Kelamin Jumlah (%) dan Sesudah Latihan )
P 3 33,3
L 6 66,7 Tekanan Darah Tekanan Darah
Total 9 100 Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tabel 5. Distribusi Frekuensi latihan 3 146 123 88 81
kali/minggu penelitian berdasarkan umur
Hasil uji statistik pada kedua kelompok
Umur Jumlah (%) latihan yaitu kelompok latihan 2
(tahun) kali/minggu dan 3 kali/minggu untuk
45-56 5 31,25 perbandingan rerata tekanan darah sistolik
56-66 5 31,25 awal dan akhir serta tekanan darah diastolik
66-70 6 37,5 awal dan akhir maka perlu dilakukan
Total 16 100 pengujian kenormalan data dengan hasil uji
tidak menyebar normal (Sig <0,05); oleh
Tabel 6. Distribusi Frekuensi latihan 2 sebab itu dilakukan uji perbedaan yaitu uji
kali/minggu penelitian berdasarkan umur Wilcoxon signed ranks pada masing-
masing kelompok latihan (Tabel 9 dan
Umur Jumlah (%) Tabel 10).
58-68 8 88,88
69-79 1 11,12 Tabel 9. Hasil uji kelompok latihan 2
Total 9 100 kali/minggu

Tabel 7 memperlihatkan pada Z Asymp Sig.


kelompok latihan 2 kali/minggu dengan (1-tailed)
tekanan darah sistolik sebelum latihan 142 Tekanan Darah -2.762b .003
mmHg terjadi penurunan sesudah latihan Sistolik akhir -
menjadi 132 mmHg; dan tekanan darah Tekanan Darah
diastolik sebelum latihan yaitu 87 mmHg Sistolik awal
Tekanan Darah -2.887b .002
mengalami juga penurunan sesudah latihan
Diastolik akhir -
menjadi 81 mmHg.
Tekanan Darah
Diastolik awal
Tabel 7. Kelompok Latihan 2 kali/minggu
(Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum
dan Sesudah Latihan ) Tabel 10. Hasil uji kelompok latihan 3
kali/minggu
Tekanan Darah Tekanan Darah
Z Asymp Sig.
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
(1-tailed)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah -3.585b .000
Tekanan Darah
142 132 87 81
Sistolik akhir -
Tekanan Darah
Tabel 8 memperlihatkan bahwa pada Sistolik awal
kelompok latihan 3 kali/minggu dengan Tekanan Darah -3.416b . .000
tekanan darah sistolik sebelum latihan yaitu Diastolik akhir-
146 mmHg terjadi penurunan sesudah Tekanan Darah
latihan menjadi 123 mmHg; dan tekanan Diastolik awal
darah diastolik sebelum latihan yaitu 88
mmHg mengalami juga penurunan sesudah Tabel 9 dan Tabel 10 memperlihatkan
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

terdapat perbedaan bermakna antara maka dilakukan uji perbedaan Wilcoxon


tekanan darah sistolik awal dan akhir pada signed ranks pada masing-masing
latihan 2 kali/minggu (p = 0,003 < α = kelompok latihan (Tabel 9 dan Tabel 10).
0,001); terdapat perbedaan bermakna antara Berdasarkan Tabel 9 pada kelompok
tekanan darah diastolik awal dan akhir pada latihan 2 kali/minggu terdapat perbedaan
latihan 2 kali/minggu (p = 0,002 <α = bermakna antara tekanan darah sistolik
0,001); terdapat perbedaan bermakna antara awal dan akhir latihan (p = 0,003 < α =
tekanan darah sistolik awal dan akhir pada 0,001) dan terdapat perbedaan bermakna
latihan 3 kali/minggu (p = 0,000 <α = antara tekanan darah diastolik awal dan
0,001); dan terdapat perbedaan bermakna akhir latihan (p = 0,002 <α = 0,001).
antara tekanan darah diastolik awal dan Berdasarkan Tabel 10 pada kelompok
akhir (p = 0,000 <α = 0,001) latihan 3 kali/minggu terdapat perbedaan
bermakna antara tekanan darah sistolik
BAHASAN awal dan akhir latihan (p = 0,000 <α =
Penelitian dilakukan terhadap 25 orang 0,001) dan terdapat perbedaan bermakna
pasien hipertensi di Klinik Husada Sario antara tekanan darah diastolik awal dan
Manado yang mengikuti senam Prolanis akhir latihan (p = 0,000 <α = 0,001). Hal
yang dibagi 2 kelompok yaitu latihan 2 ini menunjukkan bahwa pada kedua
kali/minggu dan 3 kali/minggu. Perlakuan kelompok latihan terdapat perbedaan
berupa senam Prolanis selama 60 menit. bermakna tekanan darah sistolik dan
Responden didominasi oleh jenis kelamin diastolik antara sebelum dan sesudah
perempuan (76%) (Tabel 1). Umur respon- latihan. Dengan demikian senam Prolanis
den berkisar 45-80 tahun terbanyak pada terbukti lebih efektif pada kelompok latihan
kisaran 66 – 80 tahun (40%) (Tabel 2). 3 kali/minggu.
Tabel 7 dan Tabel 8 memperlihatkan Latihan olahraga yang dilakukan agar
bahwa pada kelompok latihan 2 dapat berpengaruh terhadap efisiensi kerja
kali/minggu dan 3 kali/minggu didapatkan jantung. Sebaiknya latihan berada pada
penurunan baik tekanan darah sistolik intensitas sedang yaitu denyut jantung 150-
maupun tekanan darah diastolik setelah 170/menit. Intesitas sedang ≤70-80% dari
latihan. Hasil penelitian ini serupa dengan kapasitas aerobik maksimal. Intesitas
penelitian oleh Rismayanthi13 yang latihan adalah lamanya yang dilakukan,
mendapatkan perbedaan bermakna tekanan khususnya latihan yang bersifat aerobik dan
darah diastolik pada penderita hipertensi intesitas latihan yang paling penting harus
stadium sedang sebelum dan sesudah dipenuhi. Frekuensi latihannya 3-5 kali
melakukan senam aerobic. Rerata yang seminggu dengan lama latihan 20-60 menit
diperoleh tekanan darah diastolik sebelum sekali latihan. Latihan olahraga dapat
perlakuan sebesar 103,733 dan rerata menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh
tekanan darah diastolik sesudah perlakuan darah sehingga tekanan darah menurun.
sebesar 99,300. Dengan demikian dapat Orang yang melakukan latihan 3 kali
dikatakan, bahwa terjadi penurunan seminggu akan mengalami peningkatan
bermakna dari tekanan darah sesudah daya tahan kardiorespirasi dan latihan
perlakuan senam aerobic low impact pada olahraga secara teratur bisa menurunkan
penderita hipertensi stadium sedang. resiko penyakit jantung.13,14
Hasil uji statistik pada kedua Rismayanthi13 mendapatkan bahwa
kelompok latihan yaitu latihan kelompok 2 olahraga aerobik terutama bermanfaat
kali/minggu dan 3 kali/minggu untuk untuk meningkatkan dan mempertahankan
perbandingan rerata tekanan darah sistolik kesehatan dan daya tahan jantung, paru,
awal dan akhir latihan serta tekanan darah peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi.
diastolik awal dan akhir latihan perlu Senam aerobic low impact mempunyai
dilakukan pengujian kenormalan. Oleh pengaruh besar terhadap tubuh, khususnya
karena hasil uji tidak menyebar normal, terhadap daya tahan paru dan jantung.
Lumempouw, Wungouw, Polii: Pengaruh senam prolanis...

Latihan fisik sangat berpengaruh bagi Jakarta: Badan Penelitian dan


penderita hipertensi untuk meningkatkan Pengembangan Kesehatan
imunitas dalam tubuh setelah latihan Kementerian Kesehatan RI, 2010
teratur, meregulasi kadar glukosa darah, 5. Riskesdas. Laporan Riset Kesehatan Dasar
mencegah kegemukan, meningkatkan Tahun. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
sensitivitas reseptor insulin, menormalkan
Kementerian Kesehatan RI, 2007
tekanan darah serta meningkatkan 6. World Health Organization. Global
kemampuan kerja. Senam aerobik dapat Recommendations on Physical
membantu memperbaiki profil lemak Activity for Health. Switzerland,
darah, menurunkan kolesterol total, Low 2010.
Density Lipoprotein (LDL), trigliserida dan 7. Kamus Kedokteran Dorland (31st ed).
menaikan High Density Lipoprotein (HDL) Jakarta: EGC, 2010.
serta memperbaiki sistem hemostatis dan 8. Ridjab DA. Pengaruh Aktifitas fisik
tekanan darah.11,14,15 terhadap Tekanan Darah. Jurnal
Kedokteran Atmajaya. 2005;4(2):73
9. Puji I. Heru S, Agus S. Pengaruh Senam
SIMPULAN
aerobik. Media Ners. 2007;1(2):49-
Berdasarkan hasil penelitian pada 25
99.
subyek yang diberi perlakuan senam 10. Caspersen C, Powell K, Christenson G.
Prolanis dapat disimpulkan bahwa pada Physical activity, exercise, and
kedua kelompok latihan terdapat penurunan physical fitness: Definitions and
bermakna tekanan darah sistolik dan distinctions for health-related
diastolik setelah senam Prolanis selama 4 research. Public Health Rep. 1985;
minggu berturut-turut. 100:126-31.
11. Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi
DAFTAR PUSTAKA (diakses 5 Oktober 2015)
1. Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. 12. Rismayanthi C. Pengaruh Latihan Senam
Hipertensi dan Faktor Resikonya Jantung Indonesia Terhadap
dalam kajian Epidemiologi. Penurunan Tekanan Darah pada
Makassar: Bagian Epidemiologi FKM Penderita Hipertensi [Tesis].
UNHAS, 2007. Yogyakarta: Pps IK UNY, 2009.
2. American Hypertension Association. 13. Kusmana D. Olahraga Untuk Orang Sehat
Alternative Treatments Hypertension. dan Penderita Penyakit Jantung.
Available form: http:// healthlibrary. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
epnet. com/print. 2006 Kedokteran Universitas Indonesia,
3. Barnason. S, Zimmerman, Nieveen J. 2006.
Effectiveness of Community Health 14. Kusmana D. Olahraga Bagi Kesehatan
Workers in the Care of People with Jantung. Jakarta: Fakultas
Hypertension. Am J Prev Med. 2007 Kedokteraan Universitas Indonesia,
4. Riskesdas. Laporan Riset Kesehatan Dasar. 2002.

You might also like