You are on page 1of 6

LOGIKA INFORMATIKA

Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 15

4. PROPOSISI MAJEMUK
A. Pendahuluan

Perangkai logika digunakan untuk mengombinasikan proposisi-proposisi atomik


menjadi proposisi majemuk. Untuk menghindari kesalahan tafsir akibat adanya
ambiguitas satu sama dengan lainnya, proposisi majemuk yang akan dikerjakan
lebih dahulu akan diberi tanda kurung sehingga proposisi-proposisi dengan
perangkai-perangkai yang berada dalam tanda kurung disebut fully
parenthesized expression (fpe)

Proposisi majemuk yang sangat rumit dapat dipecah-pecah menjadi subekspresi-


subekspresi. Subekspresi menjadi sub-subekspresi dan seterusnya tergantung
tingkat kerumitannya. Teknik ini dinamakan Parsing. Akan tetapi, mungkin saja
proposisi majemuk tidak memiliki tanda kurung. Oleh karena itu, urutan proses
pengerjaannya harus ditentukan terlebih dahulu dan harus ada ketentuan yang
mengatur pengurutan tersebut.

B. Ekspresi Logika

Ekspresi logika sebenarnya adalah proposisi-proposisi yang dibangun dengan


variabel-variabel logika yang berasal dari pernyataan atau argumen. Jadi,
variabel logis berupa huruf-huruf tertentu yang dirangkai dengan perangkai
logika, dapat dinamakan ekspresi logika atau formula.

Setiap ekspresi logika dapat bersifat atomik atau majemuk tergantung dari
variabel prosposisional yang membentuknya bersama perangkai yang relevan.
Proposisi atomik berisi satu variabel proposisional atau satu konstanta
proposisional.
Proposisi majemuk berisi minimum satu perangkai, dengan lebih dari satu
variabel proposisional.

Contoh 4-1
Jika Dewi rajin belajar, maka ia lulus ujian dan ia mendapat hadiah istimewa.

Pernyataan di atas dapat diubah menjadi variabel proposisional :


A = Dewi rajin belajar.
B = Dewi lulus ujian.
C = Dewi mendapat hadiah istimewa.

Dalam bentuk ekspresi logika berubah menjadi : A→ B∧C

Persoalannya adalah ada dua kemungkinan pengerjaan, yakni :


((A → B)∧C) atau (A → (B∧C))

Inilah pentingnya ketepatan pemberian tanda kurung biasa sehingga menjadi


suatu ekspresi logika yang fpe dan dengan tepat melakukan pengoperasian
sesuai aturannya.
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 16
C. Skema
Skema merupakan satu cara untuk menyederhanakan suatu proposisi majemuk
yang rumit dengan memberi huruf tertentu untuk menggantikan satu subekspresi
ataupun sub-subekspresi.
Suatu ekspresi logika tertentu, misalnya (A∧B) dapat diganti dengan P
sedangkan (A∨B) dapat diganti dengan Q. Namun P dan Q tidak dapat dikatakan
sebagai variabel Proposisional.

Contoh 4-2
P = (A ∧B) dan Q=(A∨B), maka (P→ Q) = ((A ∧B) → (A∨B))
Perhatikan hal berikut:
1. Ekspresi berbentuk ¬ P disebut negasi
2. Ekspresi berbentuk P∧Q disebut konjungsi
3. Ekspresi berbentuk P∨Q disebut disjungsi
4. Ekspresi berbentuk P→ Q disebut implikasi (conditional)
5. Ekspresi berbentuk P↔ Q disebut ekuivalensi (biconditional)

Maka contoh di atas ((A ∧B) → (A∨B)) disebut implikasi yang berisi konjungsi
(A∧B) dan disjungsi (A∨B).

Perhatikan aturan berikut :


• Semua ekspresi atomik adalah fpe
• Jika P adalah fpe, maka ¬ P juga.
• Jika P dan Q adalah fpe, maka (P∧Q), (P∨Q), (P→ Q) dan (P↔ Q).
• Tidak ada fpe lainnya.
Ekspresi-ekspresi logika yang dijelaskan di atas disebut well formed formulae
(wff). Jadi, wff adalah fpe, demikian juga sebaliknya. Ekspresi logika disebut wff
karena penulisannya dilakukan dengan benar.

Contoh 4-3
A→ (B→ (¬ A ∨ ¬ B))

Contoh 4-4
A→ (B → ¬ A ∨¬ B))
A→ (B → (¬ A ∨¬ B)

Contoh 4-4 tidak menunjukkan suatu wff atau fpe yang baik karena tanda kurung
biasa tidak lengkap.

Jika ada suatu ekspresi logika (¬ P), maka P disebut skop negasi dengan
perangkai ¬ disebut perangkai utama dari (¬ P). Oleh karean itu, contoh 4-2
dapat diuraikan sebagai berikut :
(P → Q)

skop kiri perangkai utama skop kanan

((A ∧ B) → (A ∨ B) )
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 17
D. Menganalisis Proposisi Majemuk
Setiap fpe akan mengekspresikan proposisi majemuk. Proposisi majemuk
mempunyai subproposisi yang bisa berupa konjungsi, disjungsi dan sebagainya.
Tetapi, bagaimana membuat suatu proposisi majemuk dari suatu pernyataan
yang cukup panjang.

Contoh 4-3
[1] Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika, orang tuanya akan senang, dan dia
dapat segera bekerja, tetapi jika jika dia tidak lulus, semua usahanya akan
sia-sia.

Proposisi-proposisi yang membentuk pernyataan di atas adalah konjungsi,


karena kata tetapi di tengah kalimat lebih sesuai dengan ‘dan’

Contoh di atas, jika di pisah menjadi skop kiri dan skop kanan adalah sebagai
berikut:

[1.1] Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika, orang tuanya akan senang, dan
dia dapat segera bekerja.
dengan
[1.2] Jika dia tidak lulus, semua usahanya akan sia-sia.

Kedua skop di atas, masih berupa proposisi majemuk. Kalimat pertama yang
masih memiliki skop kiri dan skop kanan, dapat dipecah lagi seperti berikut:

[1.1.1] Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika.


dengan
[1.1.2] Orang tuanya akan senang, dan dia dapat segera bekerja.

Kalimat terakhir ini juga masih berbentuk proposisi majemuk, sehingga skop kiri
dan skop kanan dapat dipisah seperti berikut:

[1.1.2.1] Orang tuanya akan senang.


dengan
[1.1.2.2] Dia dapat segera bekerja.

Kalimat di atas sudah tak dapat dipecah lagi.

[1.2] akan dipisah menjadi skop kiri dan skop kanan sebagai berikut :

[1.2.1] Dia tidak lulus


dengan
[1.2.2] Semua usahanya akan sia-sia

Teknik memisah-misah kalimat menjadi proposisi-proposisi yang paling kecil


disebut teknik Parsing dan hasilnya dapat ditampilkan pada Parse Tree.
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 18
1

1.1 1.2

1.1.1 1.1.2 1.2.1 1.2.2

1.1.2.1 1.1.2.2

Selanjutnya akan diubah menjadi ekspresi logika yang berbentuk proposisi


majemuk menjadi fpe berikut:
A = Dewi lulus sarjana teknik informatika
B = Orangtua Dewi senang
C = Dewi bekerja
D = Usaha Dewi sia-sia

Maka pernyataan di atas yang berupa proposisi majemuk dapat diwujudkan


dalam fpe seperti berikut :

(A → (B ? C)) ? ((¬ A) → D)

Jika pada ekspresi logika di atas dianggap M, maka M adalah ekspresi majemuk
yang dirangkai dari subekspresi-subekspresi.

Jika M berbentuk (P ?í Q), maka P dan Q masing-masing berupa subekspresi.


Setiap subekspresi dinamakan immediate subexpressions dari M. P dan Q
juga dapat berbentuk ekspresi majemuk maka dapat mempunyai subekspresi
juga.

Maka Contoh 4-3 di atas :


M = (A → (B ? C)) ? ((¬ A) → D)
P = (A → (B ?' C))
Q = ((¬ A) → D)

P masih mempunyai subekspresi A dan (B ?žC), sedangkan (B ?žC) masih


mempunyai subekspresi B dan C. Hanya saja jika berbentuk ¬ A, maka
subekspresinya A.

Salah satu bentuk yang banyak dibahas dari ekspresi logika adalah literal.
Literal adalah proposisi yang dapat berbentuk A atau ?ìA dengan A adalah
variabel proposisional. Kedua ekspresi tersebut, yakni A dan ?7A disebut literal
yang komplemen atau saling melengkapi.
Jadi, misalnya A dan B merupakan variabel proposisional, maka A, ?Ú A, B , ?Ú
B
adalah literal-literal, tetapi jika berbentuk ?%(A ?%
B), maka ini bukan literal.

E. Aturan Pengurutan
Ekspresi-ekspresi logika yang bersifat majemuk yang memiliki banyak
subekspresi akan memiliki banyak tanda kurung biasa karena berbentuk fpe,
sehingga memungkinkan fpe tersebut sulit dibaca.
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 19
Contoh 4-4:
((A ?ØB) → (A ?ØB))
((A ?i (B → A)) ?i B
Kedua fpe tersebut berbeda proses pengerjaannya. Maka harus ada aturan
untuk memprioritaskan penafsiran hasilnya. Aturan ini disebut aturan pengurutan.
Aturan pengurutan digunakan untuk memastikan proses pengerjaannya
subekspresi.

Berkaitan dengan perangkai, urutan tersebut berdasarkan hirarki tertinggi seperti


berikut:
1. ¬ (negasi)
2. ∧ (konjungsi)
3. ∨ (disjungsi)
4. → (implikasi)
5. ↔ (konjungsi)

Aturan tambahan: jika menjumpai lebih dari satu perangkai pada hirarki yang
sama, maka akan dikerjakan mulai dari yang kiri.

Contoh 4-5
• (¬ A ?íB) harus dibaca ((¬ A) ?íB), bukan (¬ (A ?íB))
• A ? B ? C, harus dibaca ((A ? B) ? C), bukan (A ? (B ? C))
• A → B ?0C, harus dibaca (A → (B ?0C)), bukan ((A → B) ?0C)
• A ↔ B → C, harus dibaca A ↔ (B → C)), bukan ((A ↔ B) → C)

Pada contoh 4-3 di atas :


(A → (B ?×C)) ?×((¬ A) → D)
Dapat lebih disederhanakan dengan mengurangi tanda kurung biasa, menjadi
(A → B ?)C) ?)(¬ A → D)
Tetapi sebaiknya tetap memakai bentuk
(A → (B ?{C)) ?{(¬ A → D)
Tanda kurung yang terlalu banyak dan jika ada tanda kurung yang sebenarnya
tidak diperlukan, bahkan membuat salah tafsir disebut redundansi.

Contoh 4-6
A→ B→ C
Manakah yang harus dikerjakan dahulu ?
Aturan pengurutan menyebutkan: Jika hirarkinya sama, maka pengerjaan dimulai
dari yang kiri. Jadi, harus dibaca (A → B) → C, bukan A → (B → C). Tetapi jika
yang kanan yang ingin dikerjakan dahulu, berilah tanda kurung seperti ekspresi
terakhir.

Soal-soal Latihan
1. Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut menjadi ekspresi logika berupa proposisi
majemuk !
a. Jika tikus itu waspada dan bergerak cepat, maka kucing atau anjing itu tidak
mampu menangkapnya.
b. Bowo membeli saham dan properti untuk investasinya, atau dia dapat
menanamkan uang di deposito bank dan menerima bunga uang.
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 20

2. Masukkan tanda kurung biasa ke dalam eksprei logika berikut sehingga tidak
terjadi ambiguitas !
a. A ? B ? C → D
b. A ?™ C ↔ ?™
B ?™ D
c. ?,A ?,B → ?,C ?,D
d. A → B ↔ ?½ C ?½?½
D
e. A ?OB ?OC → A ?OB ?OC

3. Buatlah tabel kebenaran untuk persamaan berikut !


a. ((A ? B) ? C) ? ? ((A ? B) ? (B ? D))
b. (A ↔ C) ?¡(?¡B → D)
c. ?4(A ↔ B) ?4(?4C → D)
d. (?ÆA ?Æ(B ?Æ?Æ
C) ?Æ (B ↔ ?Æ A)) → (D ?ÆC))
e. (A ?U(B → (C ?UA))) ↔ ?U (B ?U?UD)

You might also like