You are on page 1of 14

Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN 2548-7558 (Online)

Volume 2, Nomor 1, Januari 2018: 2548-7868 (Cetak)

PERAN GEMBALA SIDANG DALAM MENGAJAR DAN MEMOTIVASI


UNTUK MELAYANI TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI PEMUDA

Talizaro Tafonao
Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta
Weron, Balong, RT/RW 002/012, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman
Tromol Pos 4 Kaliurang (55585) Yogyakarta-Indonesia
Email: talizarotafonao@gmail.com

ABSTRACT: Talizaro Tafonao. The Role of Pastors In Teaching And Motivating To Serve Against
Youth Spiritual Growth. One important indicator that must be known by young people is to understand
the duty of the pastor as a teacher and a motivator. Through this paper, researchers describe the duties of a
pastor in teaching and motivating young people to engage in ministry. In finding the answers of this
study, researchers used quantitative research methods with descriptive research type. After conducted
field research and data processing using SPSS 19 program with the result are: First, Based on correlation
analysis (r) Spearmen model, then obtained correlation analysis results that there is correlation between
the influences of the role of pastor in teaching with spiritual growth of youth GKII Shalom Kalasan of
0.461. Second, Based on correlation analysis results (r) Spearmen model, then obtained correlation
analysis results that there is a correlation between the influences of the role of pastor in teaching with
spiritual growth of GKII Shalom Kalasan youth by 0.619. Third, Based on correlation analysis result (r)
Spearmen model, then obtained correlation analysis result that there is correlation between influence of
role of pastor in teaching and motivating youth to serve with spiritual growth of GKII Shalom Kalasan
youth equal to 0,526. The hypothesis in this research is that there is influence of the role of pastor in
teaching and motivating young people to serve the spiritual growth of GKII youth Shalom Kalasan. Based
on the above analysis, the hypothesis is accepted.

Keywords: Pastor, Teaching, Motivating, Spiritual, Youth

ABSTRAK: Talizaro Tafonao. Peran Gembala Sidang Dalam Mengajar Dan Memotivasi Untuk
Melayani Terhadap Pertumbuhan Rohani Pemuda. Salah satu indikator penting yang harus diketahui oleh
kaum muda adalah memahami tugas gembala sidang sebagai pengajar dan motivator. Melalui tulisan ini
peneliti mendreskripsi tugas seorang gembala sidang dalam mengajar dan memotivasi kaum muda untuk
terlibat dalam pelayanan. Dalam menemukan jawaban penelitian ini maka peneliti menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Setelah dilakukan penelitian lapangan serta
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 19 dengan hasil adalah: Pertama, Berdasarkan hasil
analisis korelasi (r) model Spearmen, maka diperoleh hasil analisis korelasi bahwa ada korelasi antara
pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dengan pertumbuhan rohani pemuda GKII Shalom
Kalasan sebesar 0,461. Kedua, Berdasarkan hasil analisis korelasi (r) model Spearmen, maka diperoleh
hasil analisis korelasi bahwa ada korelasi antara pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dengan
pertumbuhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,619. Ketiga, Ketiga, Berdasarkan hasil
analisis korelasi (r) model Spearmen, maka diperoleh hasil analisis korelasi bahwa ada korelasi antara
pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dan memotivasi kaum muda untuk melayani dengan
pertumbuhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,526. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
ada pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dan memotivasi kaum muda untuk melayani
terhadap pertumbuhan rohani kaum muda GKII Shalom Kalasan. Berdasarkan analisis di atas, hipotesis
tersebut diterima.

Kata kunci: Gembala, Mengajar, Memotivasi, Rohani, Pemuda.

PENDAHULUAN huan, pandangan, keyakinan, dogma, dan doktrin


Berdasarkan 1 Timotius 4:6-11, gembala si- atau teologi yang dimilikinya kepada peserta didik.
dang adalah pelaksana tugas mengajar. Mengajar Dalam pengertian itu, tugas utama peserta didik
adalah upaya pengajar untuk mentransfer pengeta- ialah menguasai bahan pengajaran yang disampaikan

36 Volume 2, Nomor 1, Januari 2018


oleh, mengetahuinya dengan seksama agar dapat yang ada di tengah-tengah jemaat di Efesus bisa ter-
mengungkapkan ulang serta memahaminya secara atasi dengan baik melalui nasihat Timotius kepada
kognitif (Sidjabat, 2011, p. 10). Mengajar adalah jemaat berdasarkan firman Tuhan yang murni. Tu-
salah satu tugas dari gembala sidang. Tugas ini sama juan nasihat menurut Rasul Paulus harus didasarkan
pentingnya dengan tugas penggembalaan. Tentu se- pada kasih yang murni seperti di ungkapkan pada 1
orang gembala sidang harus mampu mendesain cara Timotius 1:5. Artinya dengan tindakan seperti ini
menyampaikan firman Tuhan secara baik. Dari pen- maka jemaat akan tertolong dari pengaruh-pengaruh
jelasan di atas sangat jelas tugas gembala dalam ajaran sesat; (c) Gembala mengajar kaum muda se-
konteks kerohanian dan Paulus juga menegaskan suai dengan ajaran yang sehat. “Beritakanlah dan
bahwa pekerjaan yang paling indah ialah mereka ajarkanlah semuanya itu” (1 Tim. 4:11). Kata ajar-
yang menghendaki jabatan penilik atau gembala (1 kanlah dalam bahasa Yunani adalah διδασκω didas-
Tim. 3:1). ko artinya mengajar (Susanto, 2006b, p. 204). Kata
Seorang pelayan Tuhan yang menghendaki dasar dari kata “mengajar” adalah kata “ajar.” Kata
pekerjaan seorang gembala haruslah orang yang te- benda Yunani yang dipakai ialah didaskalia. Kata
lah mengambil keputusan untuk menyerahkan selu- benda tersebut berjenis akusatif feminim tunggal.
ruh hidupnya untuk melayani Kristus. Jadi, tugas se- Kata ini berasal dari kata διδάσκω yang artinya
orang gembala sidang adalah: (a) mengingatkan mengajar atau peringatan (Moulton, 2009, p. 90).
kaum muda pada ajaran yang sehat (1 Tim. 4:6). Da- Tujuan Paulus kepada Timotius dalam ayat ini ada-
lam ayat ini Paulus sedang memberikan nasihat ke- lah untuk mengajarkan ajaran yang sehat. Istilah se-
pada anak didiknya yaitu Timotius yang ditugaskan hat dan khususnya dalam kombinasi dengan ajaran
sebagai seorang gembala di kota Efesus (1 Tim. atau “perkataan” adalah salah satu ciri khas surat-su-
1:2). Nasihat-nasihat yang diberikannya mencakup rat Pastoral (1 Tim. 6:3; 2 Tim. 1:13; 4:3; Tit. 1:9,
kehidupan pribadi dan pelayanan Timotius, arahan- 13; 2:1, 2,8) (Rudy, 2008, p. 9). Jadi dalam konteks
arahan mengenai berbagai urusan dan persoalan ini ada ajaran yang tidak sehat dalam jemaat Efesus,
penggembalaan di gereja, dan dorongan untuk tetap sehingga Paulus menentang ajaran-ajaran palsu, se-
mempertahankan kemurnian Injil dengan standarnya perti yang ada dalam 1 Tim. 4:1-5. Dengan kata lain
yang kudus, bebas dari berbagai pencemaran. Salah bahwa Injil yang diajarkan oleh Paulus dapat disebut
satu persoalan yang ada di jemaat di Efesus adalah sebagai ajaran yang sehat, karena melalui pengajaran
jemaat Efesus pada waktu itu lebih sibuk mende- yang sehat, hidup manusia yang rusak karena dosa
ngarkan dongeng dari pada mendengarkan firman bisa dipulihkan kembali (Rudy, 2008, p. 9). Maksud
Tuhan; (b) Gembala menasihati kaum muda pada ajarkanlah semuanya itu menurut peneliti adalah
ajaran yang sehat (1 Tim. 4:11). Kata dasar dari ka- mengajar Injil keselamatan yang ada dalam Yesus
ta “beritakanlah” adalah kata “berita.” Menurut Su- Kristus, (1 Tim. 1:11).
tanto (2006, p. 604, 784) kata beritakanlah dalam ba- Kemudian menurut 1 Timotius 4:1-16 gem-
hasa Yunani adalah παραγελλω paraggello artinya bala dituntut untuk menjadi teladan. Timotius harus
memerintahkan, menyuruh, berpesan, memberita- menjadi teladan dari kehidupan Kristen. Ia dituntut
kan. Latar belakang kalimat atau ayat ini dapat di- untuk memberikan teladan tentang apa yang diajar-
lihat dalam 1 Timotius 1:3. Artinya banyak penga- kan, yang diwujudkan di dalam kehidupan sehari-ha-
jar-pengajar yang tidak bertanggung jawab atas ajar- ri, sehingga orang tidak akan memandang dia ren-
annya khususnya di jemaat di Efesus seperti yang di dah. Sebagai seorang pengajar Timotius dituntut un-
ungkapkan pada 1 Timotius 1:7-8. Ayat tersebut tuk memberikan teladan tentang apa yang diajarkan,
yang menjadi dasar bagi Paulus sehingga ia berpesan yang diwujudkan di dalam kehidupan sehari-hari.
kepada Timotius supaya pengajar-pengajar sesat Dengan menjadi teladan, ia akan dihormati oleh

Talizaro Tafonao, Peran GembalaDalam Mengajar dan Memotivasi... 37


orang-orang percaya. Keteladanan Timotius harus (c) Keteladanan dalam kasih. Paulus me-
tampak dalam enam aspek, yaitu: rindukan Timotius untuk membagikan kasih itu ke-
(a) Keteladanan dalam perkataan (1 Tim. pada siapa saja tanpa harus ada motivasi lain. Yesus
4:12). Dalam ayat ini, Timotius diperintahkan untuk telah membutikkan kasih itu kepada semua orang
menjadi teladan dalam perkataan, baik yang ia sam- dengan cara mati di kayu salib (1 Kor.15:3). Menu-
paikan secara pribadi kepada beberapa orang mau- rut McDermott (2001, p. 69) kasih adalah karakteris-
pun yang disampaikan di depan umum. Perkataan ini tik Kristen terpenting dan paling jelas. Kata kasih
di sini berhubungan erat dengan pengajaran tentang dalam Bahasa Yunani αγαπη (agape) artinya kasih
doktrin. Karena kata  (en logoi) dalam yang sejati, kasih illahi, kasih tanpa syarat, kasih
bentuk tunggal maka yang dimaksudkan adalah selu- yang rela berkorban, kasih yang tidak akan digoyah-
ruh perkataan Timotius harus menjadi panutan atau kan oleh karena situasi-kondisi yang bagaimana pun
teladan bagi orang lain. Sekalipun Timotius ini ma- buruknya (Susanto, 2006a, p. 6). Menunjuk kepada
sih muda, namun Paulus menghendaki Timotius motivasi kehidupan seseorang dan hanya Tuhan
menjadi teladan bagi orang-orang percaya melalui yang dapat memampukan setiap pribadi untuk me-
perkataan. Rudy (2008, p. 14) memperkirakan bah- ngasihi dengan kasih “Agape”. Dalam kasih (Agape)
wa usia Timotius pada waktu menerima surat 1 Ti- manusia dimampukan mendoakan musuh-musuhnya
motius adalah 15 tahun (bdk. II Tim.1:5; 3:15 yang dan mampu memberkati orang yang membencinya.
menginggung masa kecil Timotius); Agape adalah kasih yang tidak mementingkan diri,
(b) Keteladanan dalam tingkah laku. Paulus tidak kenal pamrih, tetapi motifnya adalah kesediaan
sangat menghendaki Timotius dapat menjadi teladan untuk berkorban demi orang lain yang membutuh-
bagi orang-orang percaya, yaitu dalam ting-kah laku. kan kasih tersebut (Ayub, 2011, p. 190). Menurut
Tingkah laku dalam bahasa Yunani “Anastrophe” Nygren (1982, p. 120), Kasih agape bekerja untuk
yang memiliki makna yakni: cara hidup, perilaku, si- memberikan kebaikan bagi orang lain tanpa mem-
kap (Susanto, 2006a, p. 69). Mengandung arti bahwa perdulikan apa yang dirasakannya sendiri. Kasih
kehidupan orang percaya harus dikendalikan oleh agape tidak bisa diterjemahkan sebagai suatu pera-
firman Allah, dalam tingkah laku harus sabar, ber- saan atau perhatian. Manusia mengasihi Allah dan
tanggung jawab dan berintegritas. Kata integritas sesama karena adanya kebutuhan dalam dirinya, na-
berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang ber- mun kasih Allah kepada manusia adalah gift-love.
arti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Kamus Hanya Allah yang sanggup melimpahkan gift-love.
Oxford menghubungkan arti integritas dengan kepri- Allah sendiri tidak membutuhkan apa-apa, tetapi
badian seseorang yaitu jujur dan utuh (http://sabda. adalah perintah Allah agar manusia mengalami dan
org, 2014). Sedjaya (2004, p. 62) mengatakan bahwa memiliki kasih agape. Ia menghendaki agar manusia
integritasi adalah modal utama seorang pemimpin, mengasihi Allah dan sesama dengan kasih agape
namun sekaligus modal yang paling jarang dimiliki (Roberts, 1988, p. 32);
oleh pemimpin. Dari penjelasan di atas peneliti me- (d) Keteladanan dalam kesetiaan. Kesetiaan
nyimpulkan bahwa salah satu indikator penting yang itu diumpamakan seperti suami istri harus meliputi
harus dimiliki oleh gembala sidang adalah memiliki kesetiaan pada hal-hal kecil yang ada pada kehidup-
kepribadian yang baik dan dapat dipercaya, komit- an mereka. Agar keduanya dapat hidup dengan dipe-
men, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan ke- nuhi cinta, kasih sayang, penghormatan dan ketulus-
setiaan. Artinya kehidupan seseorang akan menjadi an dalam hati, tidak saling menyakiti satu sama lain.
dipercaya, apabila perkataannya sejalan dengan per- Kesetiaan berarti perjuangan, anugerah, pengorban-
buatannya; an, dan kesabaran. Kesetiaan dalam bahasa Yunani
”Pistis” kepercayaan, iman, setiaan kepada Allah

38 Volume 2, Nomor 1, Januari 2018


dan firman-Nya. Dalam bahasa aslinya kata “iman” tidak boleh membiarkan umurnya menjadi perintang
dan “kesetiaan” memiliki akar kata yang sa-ma (pis- bagi dirinya atau batu sandungan bagi orang lain.
tis) (Susanto, 2006a, p. 641). Kesetian adalah pem- Karena itu, ia perlu menjadi teladan dalam perka-
beritaanya dan diterima sepenuhnya. “Pemberitaan taan, tingkah laku, kasih, dan kesuciannya (ayat 12).
tersebut bukan hanya suatu perkataan, melainkan Selain itu, Timotius juga diminta untuk tetap berte-
berlandaskan pada kata-kata yang di ucapkan Kris- kun dalam pembacaan dan pengajaran nas-nas Kitab
tus (Luk. 19:10), dan memiliki nilai yang sama de- Suci di antara jemaatnya (ayat 13), tidak lalai dalam
ngan kebenaran Injil (Everett, 2008, p. 23). Kese- mempergunakan karunia yang Tuhan berikan pada-
tiaan berarti selalu bertanggung jawab dalam pela- nya (ayat 14), dan sungguh-sungguh membiarkan
yanan. Artinya pemimpin adalah teladan iman dan hidupnya dikuasai oleh hal-hal yang baik, sehingga
kesetiaan. Itu berarti pemimpin perlu mendasari hi- kemajuannya nyata bagi orang-orang di sekitarnya
dupnya pada iman dan kesetian kepada Tuhan; (ayat 15). Timotius juga harus mengawasi dirinya
(e) Keteladanan dalam kesucian. Kata benda sendiri dan ajarannya (ayat 16). Kesemuanya itu
kesucian dalam 1 Timotius 4:12 diterjemahkan dari harus dilakukannya dalam ketekunan (ayat 16). Ada
kata  (en hagneiai) yang berarti dalam dua unsur yang tidak boleh dilupakan dalam hal ber-
kemurnian atau kesucian. Semua terjemahan bahasa tekun; itulah “sungguh-sungguh“ dan “terus-mene-
Inggris menggunakan kata purity yang berarti ke- rus“. Kata bertekun dalam ayat tersebut digunakan
murnian sikap yang harus ditunjukkan oleh Timotius istilah prosekho (Yunani) kata ini lebih tepat diter-
di dalam seluruh kehidupannya. Paul M. Zehr (2002, jemahkan sebagai memberi perhatian atau menguta-
p. 208) menjelaskan kata ‘kemurnian’ sebagai hal makan (Susanto, 2006a, p. 677). Dengan kata lain
yang perlu dijaga oleh seorang pelayan muda, khu- Paulus mengatakan kepada Timotius bahwa sebagai
susnya dalam hal dosa seksual dan cara mempe- seorang pelayan ada hal yang harus diutamakan atau
ringati seseorang. Kata “murni” (Yunani Hagnos diberi perhatian khusus dengan sungguh-sungguh
atau amiantos) berarti bebas dari semua noda hal-hal dan terus menerus. Ada empat hal tentang bertekun
cabul. Kata ini menekankan agar mengendalikan diri dalam hal ini: Pertama, bertekun dalam membaca
dari dan menjauhi semua tindakan dan rangsangan kitab-kitab suci, kedua, bertekun dalam membangun
seksual yang dapat menajiskan kemurnian seseorang dengan firman Tuhan, ketiga, bertekun dalam meng-
di hadapan Allah. Maksudnya adalah dipisahkan un- ajarkan firman Tuhan, keempat, bertekun dalam me-
tuk Allah mensyaratkan adanya pemisahan diri dari lakukan kebenaran dalam hidup sehari-hari (ay 15).
kecemaran. Dalam konteks ini Paulus menghendaki Berdasarkan 1 Timotius 4:1-16 peran gem-
Timotius sebagai gembala yang masih muda tetap bala sidang adalah memotivasi kaum muda untuk
menjaga kemurnian atau kesucian hidup di hadapan melayani. Dalam hal ini berdasarkan 1 Timotius 4:6-
Allah dan manusia, melaui percakapan, bahasa, ka- 16 gembala berperan sebagai pendorong. Ada dua
sih, iman, dan perbuatan; (f) Keteladanan dalam ke- macam gembala dalam Alkitab. Pertama, orang
tekunanan. Seorang pelayan seperti Timotius harus yang menggembalakan ternak. Kedua, orang yang
dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi un- mengasuh dan membina manusia, yaitu gembala
tuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bah- yang bersifat ilahi dan fana. Asuhan terhadap sesa-
kan menggagalkan pelayanan yang dilakukannya. ma makhluk fana bisa bersifat politik ataupun rohani
Dalam hal ini, ketekunan menjadi kata kunci yang (Walls, 2002). Gembala yang baik adalah gembala
harus Timotius cermati dan perhatikan. Menurut yang mengenal ternak yang digembalakannya secara
Yudho (2009, p. 52) mengatakan bahwa ketekunan utuh. Namun, agar seorang gembala mampu menge-
adalah sesuatu yang mahal dan sangat berguna bagi nal ternaknya secara utuh, maka mau tidak mau, ia
usaha atau bisnis. Jadi, dalam konteks ini Timotius harus memiliki hubungan emosional yang intim de-

Talizaro Tafonao, Peran GembalaDalam Mengajar dan Memotivasi... 39


ngan ternak gembalaannya. Selain dari pada itu juga ladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
gembala harus mampu memotivasi domba-domba, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kese-
agar domba-dombanya memiliki semangat untuk hi- tiaanmu dan dalam kesucianmu”. (1 Tim. 4:12). Ar-
dup termasuk menjalankan hidup sehari-hari. Kata tinya usia muda bukan berarti harus dipandang sebe-
motivasi sebenarnya berasal dari bahasa Latin, yakni lah mata. Para pembawa kabar sukacita bukan diten-
movere yang berarti “menggerakkan” (to move) tukan dari kemudaannya, namun sejauh mana dia
(Winardi, 2007, p. 1). Kata “movere” menunjuk ke- mengetahui, mengerti dan melakukan firman Tuhan
pada sesuatu yang aktif, dinamis dan berkembang dalam kesehariannya.
atau progresif. Jadi, apa bila seseorang ingin menjadi Peran berikutnya adalah memberi solusi pada
pemimpin yang efektif dan berhasil, ia harus lebih murid (1 Tim. 4:14). Ayat ini menjadi bukti ketegas-
memiliki motivasi yang besar untuk memenuhi ke- an Paulus secara khusus dalam memotivasi atau
butuhan orang lain. Dalam hal ini atasan harus mam- mendorong Timotius untuk sedapat mungkin meng-
pu mendorong bawahan untuk mengoptimalkan po- hindari hal-hal atau omongan yang tidak berkenan
tensi yang ada” (Greeleaf, 1990, p. 360). seperti celaan, hinaan dst. Paulus mengharapkan su-
Kemudian gembala memberikan kepercaya- paya Timotius siap sedia dalam penderitaan. Ayat 14
an dengan mendelegasikan tugas. Pendelegasikan tu- merupakan pernyataan iman Paulus sekaligus men-
gas adalah penyerahan wewenang dari atasan kepada jadi konsep iman yang terindah untuk diteladani,
bawahan dalam tugas tertentu dengan kewajiban (bdk. 2 Tim 1:6. Paulus sangat mengenal Timotius,
mempertanggung jawabkan kepada yang menugasi. bahkan ia sangat mengenal kelemahan-kelemahan
Tidak semua pemimpin memiliki keberanian untuk Timotius. Paulus sangat memahami dan sadar pada
mendelegasikan sebuah tugas kepada bawahannya, kenyataan tentang kelemahan Timotius. Semua itu
jemaat atau anak didik, atau anak rohaninya. Paulus tidak menyurutkan kepercayaan Paulus kepada Ti-
mendelegasikan tugas kepada Timotius untuk me- motius bahwa ia bisa menjadi seorang pemimpin
mimpin sebuah pelayanan atau memimpin sebuah yang hebat. Paulus memberikan beberapa nasihat
gereja. Sekalipun usia Timotius masih sangat muda, yang menjadi sebuah solusi bagi Timotius, yaitu
bahkan dianggap masih sangat labil dan belum ma- jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang
tang secara psikologi, tetapi dalam kenyataan ini, ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh
Paulus tetap berani untuk mendelegasikan tugas nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang
penggembalaan kepada Timotius untuk mengurus je- penatua. Paulus mengetahui potensi yang dimiliki
maat di Efesus. oleh Timotius supaya dia mampu memanfaatkan ka-
Selain memberi pendelegasian, gembala ju- runia itu bukan untuk menjadi seorang pengecut te-
ga memberi motivasi yang baik bagi murid. Timo- tapi mempergunakan karunia dengan sebaik-baiknya
tius masih sangat muda ketika Paulus memberikan (Blaiklock, 1981, p. 92). Paulus juga mengingatkan
sebuah tanggung jawab untuk memimpin sebuah ge- Timotius untuk tidak menjadi takut, karena Tuhan
reja di Efesus. Bagi orang Yahudi yang memegang tidak memberi roh ketakutan tetapi roh keberanian.
filsafat bahwa orang yang tua adalah orang yang bi- Kata karunia dalam bahasa Yunani adalah χαρισμα
jaksana, ini menjadi suatu kendala secara psikis ter- (charisma). Artinya karunia sebagai pertanda kasih
hadap Timotius yang tergolong masih sangat muda. kurnia Allah (Susanto, 2006a, p. 811). Karunia-
Timotius sangat ketakutan dan merasa minder ka- karunia ini haruslah digunakan dengan motivasi bu-
rena kemudaannya. Ia takut dan merasa dirinya tidak kan kepentingan pribadi, tetapi karunia yang harus
dihormati, tetapi Rasul Paulus memberi motivasi ke- memuliakan Tuhan, (Nubantimo, 2009, p.46).
pada Timotius bahwa “Jangan seorangpun mengang- Berdasarkan 1 Timotius 4:6-10 gembala ber-
gap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah te- peran sebagai pembina. Istilah “pembinaan” berasal

40 Volume 2, Nomor 1, Januari 2018


dari kata dasar ”bina”. Menurut peneliti, mengajar ialah: hidup yang berkenan pada Allah, yaitu hidup
itu mempunyai otoritas yang penting dalam hal men- yang merupakan penghayatan iman dalam kata-kata
didik seseorang. Lebar (2006, p. 30) menjelaskan dan perbuatan (Rudy, 2008, p. 38). Jadi, menurut
bahwa seseorang membutuhkan khotbah maupun hemat peneliti bahwa jika pemuda tidak dimotivasi
pengajaran, masing-masing dengan metodenya sen- untuk tetap beribadah kepada Tuhan maka pemuda
diri. Para gembala sidang terpanggil dan terlatih semakin jauh dari Tuhan dan hidup seenaknya. (2
untuk berkhotbah. Para pengajar atau guru seharus- Tim. 2:22); (c) Gembala memotivasi untuk tetap
nya terpanggil dan terlatih untuk mengajar. Artinya berjuang dalam Tuhan. “Perkataan ini benar dan pa-
kedua tugas ini seharusnya diupayakan dalam kon- tut diterima sepenuhnya. Itulah sebabnya kita ber-
teks pelayanan di gereja supaya pendidikan itu bisa jerih payah dan berjuang, karena kita menaruh peng-
dirasakan oleh kaum muda. Kata engkau disitu me- harapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat
nunjukkan kepada kordinator pemuda agar mereka semua manusia, terutama mereka yang percaya”. (1
terbina dengan baik. Tim. 4:9-10). Kata menaruh pengharapan dalam
Ada tiga tugas gembala dalam konteks pem- bahasa Yunani ελπιζω elpizo. Jenis kata ini verb (ka-
binaan pemuda berdasarkan 1 Timotius 4:1-16: (a) ta kerja) artinya masa depan (future) ελπιω; aorist:
Gembala mengajar pemuda di dalam Tuhan. Di da- ηλπισα; perfek: ηλπικα) mengharapkan, berharap
lam kitab Perjanjian Baru juga ada terdapat beberapa (www.sabda.org). Kata elpizo diungkapkan terutama
pelajaran mengenai pembinaan yang dilakukan un- kepercayaan, dalam arti merasa diri aman, terlin-
tuk membina, mendidik dan mengajar pemuda di da- dung, mempunyai kepastian. Akan tetapi sekaligus
lam Tuhan. Jika pemuda tidak dibina ataupun salah juga berarti menantikan, menginginkan. Dan justru
pembinaan, maka mereka bukan semakin dekat ke- karena hubungan dengan “percaya” itu, elpizo ber-
pada Tuhan, tetapi semakin jauh dari Tuhan dan me- arti mengharapkan penuh rasa sabar dan tabah hati.
reka hidup dalam pergaulan bebas. Pemuda harus di- Elpizo dalam bahasa religius kitab suci ada kesa-
bina dengan baik agar menjauhkan diri dari dunia maan dan ada perbedaan dalam bahasa profan. Kesa-
dan dosa, mempersatukan diri dengan kematian dan maannya ialah orangnya berhadapan dengan masa
kebangkitan Kristus, menyerahkan dan mempersem- depan, sedangkan perbedaannya terletak dalam sikap
bahkan diri kepada Allah. Dengan kata lain, memi- hati orang yang bersangkutan: dalam bahasa profan,
liki persekutuan yang intim dengan Kristus (I Yoh. orang yang “mengharapkan” masa depan itu masih
2:15-17); (b) Gembala memotivasi pemuda untuk te- dapat khawatir juga, sebaliknya dalam kitab suci ia
tap beribadah kepada Tuhan. Gereja dalam pelaksa- tidak merasa bimbang dan takut tetapi hatinya man-
naan pembinaan terhadap pemuda dapat dilakukan tap karena mempunyai pegangan sehingga dengan
dengan pembinaan secara motivasi. Walaupun meto- penuh kesadaran ia berani menghadapi masa depan
de dan cara pembinaan begitu luas namun hal itu ti- (Syukur, 2004, p. 505-506). Jadi, dalam konteks ini
dak cukup untuk lebih efektif dan efisien dalam Paulus mendorong Timotius untuk tetap berharap
mendewasakan kerohanian para pemuda. Itu sebab- kepada Tuhan, sekalipun menghadapi banyak tan-
nya pemuda perlu dibina dengan baik dan dididik, tangan.
agar pemuda mempunyai motivasi yang jelas dan Pada masa kini banyak orang salah mengerti
memiliki karakter yang baik dalam kehidupannya. 1 tentang gembala, bahkan ada orang beranggapan
Timotius 4:7b-8 – Latihlah dirimu beribadah…. Ka- bahwa gembala itu terlalu rendah dan lingkup ke-
ta latih berarti latihan dan disiplin untuk menghasil- kuasaannya sangat kecil sehingga banyak pelayan
kan sesuatu yang berdampak pada hidup kekekalan. Tuhan sekarang ini selalu menghindar dari identitas
Artinya Timotius dan semua orang Kristen harus gembala. Jika ditelusuri kata gembala dalam Alkitab
beribadah. Yang dimaksud dengan ibadah di sini ternyata gembala sering disebutkan dalam Alkitab,

Talizaro Tafonao, Peran GembalaDalam Mengajar dan Memotivasi... 41


mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. yanan kaum muda sangat minim (Agan, 2016). Bila
Ada sekitar 84 ayat dalam Alkitab yang memuat ten- dicermati permasalahan ini dengan baik maka akan
tang kata gembala. Paling banyak disebutkan dalam berdampak pada tugas dan tanggung jawab dalam
Perjanjian Lama sebanyak 67 ayat. Pertama sekali melayani, bahkan tidak ada motivasi untuk terlibat
kata gembala disebutkan adalah dalam Kejadian 4:2 dalam pelayanan apa pun.
yaitu Habel. Habel orang pertama yang memiliki Jika hal itu sedang terjadi alangkah baiknya
pekerjaan sebagai gembala (Tafonao, 2016, p. 5). gereja segera menemukan apa yang pemuda cari dan
Dalam tradisi Yahudi mengisahkan bahwa menjadi harapkan saat ini. Dalam menjawab kebutuhan terse-
gembala adalah suatu pekerjaan yang amat mulia but maka pengaruh peran gembala sidang dalam
dan pekerjaan tersebut bisa dilakukan oleh pria dan mengajar sangat dibutuhkan, karena kaum muda se-
wanita (Kej. 30:29; Kel. 2:16-19). Tetapi di samping dang ada dalam transisi kehidupan menuju kedewa-
itu, pekerjaan gembala adalah pekerjaan yang paling saan hidup. Untuk menanamkan pemahaman kepada
berat dan berbahaya (Kej. 31:38-40; 1 Sam. 17:34- orang lain sangat diperlukan namanya pengajaran.
36; Yes. 31:34; Luk. 15:16). Kendatipun demikian, Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya
Pemazmur Daud dengan indah melukiskan tanggung bertugas melaksanakan perintah Tuhan yaitu mem-
jawab seorang gembala yang baik. Sebuah mazmur bawa anak muda kepada pertumbuhan rohani dan
yang ditulis oleh Asaf menyebut Daud sebagai gem- kedewasaan iman di dalam Kristus. Artinya bahwa
bala atas umat Allah pada zaman dahulu. Maz. 23:1- kaum muda harus dibawa kepada perjumpaan priba-
6; 78:70-72. Selain dari pada itu, dalam Perjanjian di dengan Kristus, serta dapat mempraktekkan iman-
Baru, Tuhan Yesus mengangkat para rasul, pekabar nya dalam kehidupan sehari-sehari. Oleh sebab itu,
Injil, para pengajar dan gembala untuk memperleng- gereja harus berfungsi sebagai wadah untuk pembe-
kapi orang-orang Kudus untuk bertumbuh mencapai lajaran baginya. Pemuda perlu diajar secara terenca-
kedewasaan penuh. Begitu pentingnya, para gembala na dan dengan sungguh-sungguh supaya pemuda ter-
tersebut di dalam Yoh. 21: 15-17, sehingga Tuhan sebut terlibat dalam pelayanan secara maksimal dan
Yesus tiga kali memerintahkan Petrus: “Gembala- memiliki pertumbuhan rohani melalui pengenalan
kanlah domba-domba-Ku”. Karena gembala secara akan Tuhan.
khusus diangkat oleh Tuhan guna mengajar, mem- Menurut hemat peneliti bahwa jika gembala
bimbing anak-anak Tuhan untuk bertumbuh dengan tidak memiliki kemampuan dalam mengajar firman
berlandaskan pada firman Tuhan (Yoh. 21:15-19). Tuhan dengan benar maka domba-dombanya akan
Selain persoalan di atas, peneliti juga mene- berjalan sesuai dengan kemampuannya sendiri, kare-
mukan beberapa persoalan lain berkaitan dengan na tugas seorang gembala adalah melayani dan
tempat penelitian ini. Berdasarkan pengamatan dan memberi makanan rohani yang baik sesuai dengan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti di pemuda kebenaran firman Tuhan.
GKII Shalom adalah Pertama, selama ini kaum mu- Berdasarkan uraian pada latar belakang dan
da telah mendapat pengajaran dari gembala tetapi pembatasan masalah, maka rumusan masalahnya se-
masih belum maksimal, sehingga ketika kaum muda bagai berikut: Pertama, seberapa besar pengaruh pe-
diberikan tugas untuk melayani di persekutuan gere- ran gembala sidang dalam mengajar berdasarkan 1
ja dengan berbagai macam alasan untuk tidak mela- Timotius 4:1-16. Kedua, seberapa besar pengaruh
kukan tanggung jawab tersebut. Kedua, semua kaum peran gembala sidang dalam memotivasi kaum
muda memiliki talenta, namun tidak ada yang mem- muda berdasarkan 1 Timotius 4:1-16. Ketiga, sebe-
bina dan melatih secara berkala, sehingga talenta ter- rapa besar pengaruh peran gembala sidang dalam
sebut tidak dipergunakan dengan baik. Ketiga, efek- mengajar dan memotivasi kaum muda berdasarkan 1
tivitas jangka panjang dan jangka pendek dari pela-

42 Volume 2, Nomor 1, Januari 2018


Timotius 4:1-16 terhadap pertumbuhan rohani pe- pulan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi
muda di GKII Shalom. tentang arti data itu. Penelitian deskriptif memban-
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di dingkan persamaan dan perbedaan fenomena terten-
atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Pertama, un- tu. Setelah metode ditetapkan, berikutnya ditentukan
tuk mengetahui seberapa besar peran pengaruh gem- teknik pengumpulan data yang sesuai dengan meto-
bala sidang dalam mengajar berdasarkan 1 Timotius de yang dipakai dalam penelitian ini. Tempat atau
4:1-16. Kedua, untuk mengetahui seberapa besar pe- lokasi penelitian adalah pemuda-pemudi GKII
ran gembala sidang dalam memotivasi kaum muda Shalom. Waktu penelitian selama 6 bulan, yaitu di-
berdasarkan 1 Timotius 4:1-16. Ketiga, untuk menge- mulai bulan Januari sampai bulan Juni 2016.
tahui seberapa besar pengaruh peran gembala sidang Metode pengumpulan data adalah cara yang
dalam mengajar dan memotivasi kaum muda berda- digunakan untuk mengumpulkan data (Husaini &
sarkan 1 Timotius 4:1-16 terhadap pertumbuhan ro- Purnomo, 2000, p. 138). Arikunto (2006, p. 67) me-
hani pemuda di GKII Shalom. nandaskan bahwa observasi/penelitian adalah suatu
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk
atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Pertama, un- penerimaan data yang dilakukan dengan cara mere-
tuk mengetahui seberapa besar peran pengaruh gem- kam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan
bala sidang dalam mengajar berdasarkan 1 Timotius mencatatnya. Oleh karena itu, metode pengumpulan
4:1-16. Kedua, untuk mengetahui seberapa besar pe- data merupakan suatu usaha sadar untuk mengum-
ran gembala sidang dalam memotivasi kaum muda pulkan data yang dilakukan secara sistematis, de-
berdasarkan 1 Timotius 4:1-16. Ketiga, untuk menge- ngan prosedur terstandar. Dalam penelitian ini, me-
tahui seberapa besar pengaruh peran gembala sidang tode pengumpulan data yang digunakan adalah seba-
dalam mengajar dan memotivasi kaum muda ber- gai berikut:
dasarkan 1 Timotius 4:1-16 terhadap pertumbuhan Pertama, angket (Quesioner). Kuesioner
rohani pemuda di GKII Shalom. merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
METODE pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Dalam melengkapi data penelitian ini, pene- Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
liti mengadakan penelitian lapangan supaya isi pene- yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
litian ini dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi da- yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
lam kegiatan penelitian selalu menggunakan cara- dari responden. Selain dari definisi di atas maka
cara atau langkah-langkah tertentu agar dapat men- Arikunto (2006, p. 90) mendefenisikan kuesioner
capai pengetahuan yang benar. Jadi metodologi pe- adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
nelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode untuk memperoleh informasi dari responden dalam
penelitian kuantitatif deskriptif. Singarimbun (1989) arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia
mendefinisikan bahwa metode deskriptif ialah mem- ketahui. Artinya pembuatan kuesioner adalah untuk
berikan gambaran tentang fenomena tertentu atau as- memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
pek kehidupan tertentu dari masyarakat yang diteliti. survei dan memperoleh informasi yang reliabilitas
Sedangkan Rosenberg (1968) memberikan dua pe- dan validitas setinggi mungkin.
ngertian metode deskriptif, yaitu: (1) mendeskripsi- Kedua, wawancara. Wawancara atau inter-
kan gejala-gejala yang diteliti, (2) Mempelajari hu- view adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi se-
bungan antara gejala-gejala yang diteliti. Jadi, me- macam percakapan yang bertujuan memperoleh in-
nurut Surachmad (1980:139) menjelaskan bahwa formasi. Wawancara merupakan alat penelitian yang
metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengum- lebih sistematis. Wawancara berfungsi secara des-

Talizaro Tafonao, Peran GembalaDalam Mengajar dan Memotivasi... 43


kriptif maksudnya dapat melukiskan dunia secara ada di GKII Shalom adalah kurang lebih 30 orang.
kenyataan seperti yang dialami orang lain dan juga Pengambilan populasi sebagai subjek penelitian ini
berfungsi secara eksploratif maksudnya dapat mene- didasarkan pada pendapat Arikunto (1997, p. 112)
liti bila masalah dihadapi masih samar-samar (Nasu- yang menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang
tion, 2011, p. 113-114). Wawancara ini dilakukan dari 100, lebih baik diambil semua sehingga pene-
untuk mengetahui keadaan seseorang dan mencari litiannya merupakan penelitian populasi. Dari data
informasi mengenai suatu permasalahan. Tipe wa- tersebut, maka jumlah pemuda yang diteliti oleh
wancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah peneliti adalah sebanyak 30 orang. Dalam mengum-
dengan wawancara bebas tetapi juga mengingat data pulkan data tersebut, peneliti menyebarkan kuisioner
apa saja yang akan dikumpulkan. atau angket dengan menggunakan Skala Likert, yaitu
Ketiga, observasi. Observasi terstruktur ada- sangat setuju yang diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4,
lah observasi yang telah dirancang secara sistematis, ragu-ragu diberi nilai 3, tidak setuju diberi nilai 2,
tentang apa yang diamati, kapan dan di mana tempat- dan sangat tidak setuju diberi 1 yang bertujuan untuk
nya (Arikunto, 1997, p. 90). Observasi ialah penga- mengetahui hasil yang nyata dari penelitian tersebut.
matan dan pencacatan yang sismatis terhadap gejala- Penelitian ini menggunakan teknik analisis data
gejala yang diteliti. Jadi, observasi adalah metode statistik untuk pengumpulan, pengolahan,
pengumpulan data dimana peneliti mencatat infor- penafsiran, dan pembuat-an kesimpulan dalam
masi yang dapat pada saat melakukan pengamatan. bentuk angka-angka. Menurut Nanang (2010, p. 3)
Responden dalam penelitian ini adalah po- mengatakan bahwa statistik di-maksud adalah
pulasi dari penelitian. Sebab populasi adalah kese- deskriptif yaitu membuat kesimpulan yang hanya
luruhan subyek penelitian (Arikunto, 1997, p. 108). berlaku pada tingkat sampel dan dilan-jutkan dengan
Sedangkan menurut Margono (1997, p. 118) popu- statistik inferensial (menganalisis data sampel dan
lasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian khu- hasilnya digeneralisasi di tingkat popu-lasi tempat
sus dalam suatu ruang lingkup dan juga waktu yang sampel diambil).
telah tentukan. Dari kedua pendapat ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa populasi adalah jumlah keselu- HASIL DAN PEMBAHASAN
ruhan yang lengkap dari unit analisa yang ciri-ci-
rinya akan diduga. Sementara sampel adalah sebagi- Hasil
an atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997, Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan
p. 109). Saifuddin Azwar (1997, p. 79) mendefinisi- ta-hapan dalam pengolahan data yang diperoleh me-
kan sampel adalah sebagian dari populasi. Dari pe- lalui angket dengan 30 responden. Peneliti meng-
ngertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gunakan uji korelasi. Uji korelasi sederhana diguna-
sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki kan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua
sifat yang sama dengan populasi. Jadi, penelitian variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ada- terjadi (Priyatno, 2009, p. 53). Adapun proses pe-
lah populasi berdasarkan pengertian Arikunto dan ngolahan data dengan menggunakan program SPSS
Margono di atas. 19 dengan hasil sebagai berikut:
Dari kedua pendapat ini dapat ditarik kesim- Adapun hasil uji korelasi model spearmen
pulan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan sebagai berikut:
yang lengkap dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
diduga. Jadi, populasi yang diambil adalah kaum
muda yang ada di GKII Shalom. Wawancara Agan
(2016) diperoleh data bahwa jumlah pemuda yang

44 Volume 2, Nomor 1, Januari 2018


Correlations
Ketiga, Pengaruh peran Gembala Sidang
Pengaruh
Gembala
Sidang dalam
Mengajar Pertumbuhan
dalam Mengajar dan Memotivasi Kaum Muda untuk
Berdasarkan Rohani
1 Timotius
4:1-16
Pemuda GKII
Shalom
Melayani dengan Pertumbuhan Rohani Pemuda
Spearman's rho Pengaruh Gembala Correlation Coefficient 1.000 .461*
Sidang dalam
Mengajar Berdasarkan
1 Timotius 4:1-16
Sig. (2-tailed)
N 30
. .010
30
GKII Shalom (X-Y)
Pertumbuhan Rohani Correlation Coefficient .461* 1.000 Correlations
Pemuda GKII Shalom Sig. (2-tailed) .010 .
Pengaruh
N 30 30 Gembala
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sidang dalam
Mengajar dan
Memotivasi
Kaum Muda
Tabel 1. Korelasi Pengaruh Gembala Sidang Dalam untuk
Melayani Pertumbuhan
Berdasarkan Rohani

Mengajar Terhadap Pertumbuhan Rohani Spearman's rho Pengaruh Gembala Correlation Coefficient
1 Timotius
4:1-16
Pemuda GKII
Shalom
1.000 .526**
Sidang dalam Mengajar
dan Memotivasi Kaum Sig. (2-tailed)
Muda untuk Melayani . .003

Pertama, Pengaruh peran Gembala Sidang Berdasarkan 1 Timotius


4:1-16
N
30 30

Pertumbuhan Rohani Correlation Coefficient .526** 1.000


Pemuda GKII Shalom Sig. (2-tailed)
dalam Mengajar Pertumbuhan Rohani Pemuda GKII **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
N
.003
30
.
30

Shalom Kalasan (X1 – Y)


Tabel 3. Korelasi Pengaruh Gembala Sidang Dalam
Berdasarkan hasil analisis korelasi (r) model Mengajar dan Memotivasi untuk Melayani
Spearmen di atas, maka diperoleh hasil analisis ko- Terhadap Pertumbuhan Rohani
relasi bahwa ada korelasi antara pengaruh peran gem-
bala sidang dalam mengajar dengan pertumbuhan ro- Berdasarkan hasil analisis korelasi (r) model
hani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,461. Spearmen di atas, maka diperoleh hasil analisis ko-
Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang sedang relasi bahwa ada korelasi antara pengaruh peran
antara pengaruh peran gembala sidang dalam meng- gembala sidang dalam mengajar dan memotivasi
ajar dengan pertumbuhan rohani pemuda GKII kaum muda untuk melayani dengan pertumbuhan ro-
Shalom Kalasan. hani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,526.
Kedua, Pengaruh peran Gembala Sidang da- Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang sedang
lam Memotivasi Kaum Muda untuk Melayani de- antara pengaruh peran gembala sidang dalam memo-
ngan Pertumbuhan Rohani Pemuda GKII Shalom tivasi kaum muda dalam melayani dengan pertum-
Kalasan (X2 – Y). buhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan.
Correlations Selain analisis korelasi peneliti juga menggu-
Pengaruh
Gembala
Sidang dalam
nakan analisis determinasi dalam menguji hipotesis.
Memotivasi
Kaum Muda
dalam
Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase
Melayani Pertumbuhan
Berdasarkan
1 Timotius
Rohani
Pemuda GKII
sumbangan pengaruh variabel (X1, X2,...Xn) secara
4:1-16 Shalom
Spearman's rho Pengaruh Gembala
Sidang dalam Memotivasi
Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)
1.000 .619**
serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien
Kaum Muda dalam . .000
Melayani Berdasarkan 1
Timotius 4:1-16
N 30 30 ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi
Pertumbuhan Rohani Correlation Coefficient .619** 1.000
Pemuda GKII Shalom Sig. (2-tailed)
N
.000
30
.
30
variabel independen yang digunakan dalam model
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
mampu menjelaskan variasi variabel dependen
Tabel 2. Korelasi Pengaruh Gembala Sidang Dalam (Priyatno, 2009, p. 79). Adapun hasil analisis deter-
Memotivasi Terhadap Pertumbuhan Rohani minasi tersebut sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis korelasi (r) model Keempat, Hasil Analisis Determinasi (R2)
Spearmen di atas, maka diperoleh hasil analisis ko- Model Summary
relasi bahwa ada korelasi antara pengaruh peran Adjusted Std. Error of
gembala sidang dalam mengajar dengan pertumbuh- Model R R Square R Square the Estimate
1 .513a .263 .237 7.904
an rohani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar a. Predictors: (Constant), Pengaruh Gembala Sidang
0,619. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang dalam Mengajar dan Memotivasi Kaum Muda untuk
Melayani Berdasarkan 1 Timotius 4:1-16
kuat antara pengaruh peran gembala sidang dalam
memotivasi kaum muda dalam melayani dengan Tabel 4. Model Summary
pertumbuhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan.

Talizaro Tafonao, Peran GembalaDalam Mengajar dan Memotivasi... 45


Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat
(R Square) sebesar 0,263 atau 26,3%. Hal ini me- disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
nunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh dapat diterima. Jadi berdasarkan hasil penelitian se-
variabel independen (pengaruh peran gembala si- cara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Pengaruh
dang dalam mengajar dan memotivasi kaum muda peran Gembala sidang dalam Mengajar dan Memo-
untuk melayani terhadap variabel dependen (per- tivasi Kaum Muda untuk Melayani Terhadap Per-
tumbuhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan se- tumbuhan Rohani Pemuda GKII Shalom tahun 2016.
besar 26,3%, dan sisanya sebesar 73,7% dipengaruhi Baik dalam hal pengertiannya terhadap Gembala
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam sebagai pelaksana tugas mengajar, serta dalam hal
model penelitian ini. Adjusted R Square sebesar gembala mengingatkan kaum muda pada ajaran yang
0,237 adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, sehat, serta gembala menasihati kaum muda pada
nilai selalu lebih kecil dari R Square dan angka bisa ajaran yang sehat, dan gembala mengajarkan kaum
memiliki harga negatif dan adjusted R2 sebagai muda sesuai dengan ajaran yang sehat. Gembala
koeffisien determinasi. Standard Error of the Est- sebagai teladan berdasarkan, keteladan dalam perka-
imate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan mo- taan, keteladanan dalam tingkah laku, keteladanan da-
del ini dalam memprediksikan nilai Y. Dari tabel di lam kasih, keteladanan dalam kesetiaan, keteladanan
atas diperoleh 7,904, hal ini berarti banyaknya kesa- dalam kesucian, keteladanan dalam ke-tekunanan.
lahan dalam memprediksikan pertumbuhan rohani Gembala sebagai pendorong, memberikan
pemuda GKII Shalom Kalasan adalah sebesar 7,904. kepercayaan dengan mendelegasikan tugas, memberi
Kelima, Hasil Analisis Signifikansi Koeffi- motivasi yang baik bagi murid, memberi solusi pada
sien Korelasi Parsial (Uji T). murid. Gembala sebagai pembina, gembala menga-
Coefficients

Unstandardized
a

Standardized
jar pemuda di dalam Tuhan, memotivasi pemuda un-
Coefficients Coefficients
Model
1 (Constant)
B
35.665
Std. Error
22.736
Beta t
1.569
Sig.
.128
tuk tetap beribadah, gembala memotivasi untuk tetap
Pengaruh Gembala
Sidang dalam Mengajar
dan Memotivasi Kaum
Muda untuk Melayani .319 .101 .513 3.160 .004 berjuang dalam Tuhan. Memiliki tindakan yang be-
Berdasarkan 1 Timotius
4:1-16
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Rohani Pemuda GKII Shalom nar, rajin berdoa, rajin membaca firman Tuhan, rajin
Tabel 5. Coefficients merenungkan firman Tuhan. Hidup dalam firman
Tuhan, taat dalam pembelajaran firman Tuhan, taat
Berdasarkan tabel Coefficients (memaparkan kepada Tuhan, setia beribadah kepada Tuhan.
uji koefisien) di atas dari hasil analisis uji t me- Dengan demikian hipotesis dalam penelian
nunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3,160 dan t ini adalah ada pengaruh peran gembala sidang dalam
tabel sebesar 2,052. Karena syarat pengujian adalah t mengajar dan memotivasi kaum muda untuk mela-
hitung > t tabel, dan dari tabel di atas terlihat t hi- yani terhadap pertumbuhan rohani kaum muda GKII
tung (3,160) > derajat kebebasan (df= n-k-1, n ada- Shaaom Kalasan. Jadi, hipotesis tersebut adalah di
lah jumlah data, k adalah jumlah variabel indepen- terima berdasarkan analisis di atas. Berdasarkan te-
den = 30-2-1= 27; dapat dilihat pada lampiran t ta- muan tersebut, Wagner (1998, p.173) mengatakan
bel), maka t tabel (2,052) jadi 3,160 > 2,052 maka bahwa tugas utama seorang gembala adalah menga-
hipotesis terbukti. Karena ada hubungan yang sig- jar dan memberitakan Injil. Pemberitaan Injil adalah
nifikan antara pengaruh gembala sidang dalam alat utama bagi pertumbuhan iman anggota jemaah
mengajar dan memotivasi kaum muda untuk me- atau pemuda. Artinya bahwa fungsi gembala jemaat
layani dengan pertumbuhan rohani pemuda GKII ialah memimpin anggota jemaat untuk menjadi
Shalom Kalasan, maka hal ini berarti hubungan dewasa dalam firman Tuhan agar bisa mengambil
tersebut berlaku untuk seluruh populasi. keputusan yang tidak bertentangan dengan firman
Tuhan serta membangun jemaat atau pemuda.

46 Volume 2, Nomor 1, Januari 2018


Jadi, pengaruh gembala sidang dalam meng- dan iman. Jika kemampuan ini diarahkan dan diman-
ajar dan memotivasi kaum muda untuk melayani sa- faatkan secara sadar dan integral, maka potensi pe-
ngat penting untuk di tingkatkan dan dicermati oleh muda yang secara kwantitatif sangat besar itu akan
seorang gembala sidang berkenan dengan pertum- sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pro-
buhan rohani kaum muda masa kini. gram pembangunan gereja kelak. Jadi, gereja seha-
rusnya berperan aktif dalam menangani generasi ini,
Pembahasan agar generasi muda ini tidak salah arah. Sadar tidak
Setelah melakukan analisis korelasi (r) mo- atau tidak sadar bahwa banyak kaum muda yang
del Spearmen terhadap ketiga sub varibel, yakni X1 – mengalami kemorosotan moral dan iman dalam ling-
Y, X2 – Y dan X-Y di sana terdapat perbedaan hasil kungan gereja saat ini, bahkan tidak sedikit diantara-
analisis antara sub variabel X1 – Y, X2 – Y dan X-Y. nya meninggalkan imannya hanya karena dirinya ti-
X1 – Y ada korelasi antara pengaruh peran gembala dak mendapat apa-apa dalam gereja. Dalam sebuah
sidang dalam mengajar dengan pertumbuhan rohani buku “You Lost Me – Mengapa Orang Kristen Muda
pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,461 dan X- Meninggalkan Gereja” (Kinnaman, 2011) penulis-
Y ada korelasi antara pengaruh peran gembala sida- nya menguraikan beberapa persoalan yang berkaitan
ng dalam mengajar dan memotivasi kaum muda dengan anak-anak muda, yang pergi meninggalkan
untuk melayani dengan pertumbuhan rohani pemuda gereja antara lain: Pertama, gereja tidak mendidik
GKII Shalom Kalasan sebesar 0,526. Kedua sub va- dan memperlengkapi mereka untuk hidup di tengah
riabel ini memiliki kesamaan antara sub variabel masyarakat. Kedua, gereja terlalu mengangkat me-
pertama dan sub variabel ketiga bahwa adanya hu- reka ke “awan-awan surgawi” dan membuat mereka
bungan yang sedang. Sedangkan sub varibel kedua tidak bisa menerangi dan menggarami dunia, di da-
adalah X2 – Y ada korelasi antara pengaruh peran lam bidang mereka masing-masing. Ketiga, gereja
gembala sidang dalam mengajar dengan pertumbuh- tidak mengerti dunia dan kebutuhan anak muda. Ke-
an rohani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar empat, gereja kekurangan pengerja khususnya dalam
0,619. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang melayani pemuda, yang sanggup memperlengkapi
kuat. Berarti tidak semua sub variabel memiliki anak muda dalam bidang ilmu pengetahuan. Kelima,
pengaruh yang kuat terhadap pengaruh peran gem- 1 dari 100 pendeta muda/pengerja gereja kaum muda
bala sidang dalam mengajar dan memotivasi kaum yang mampu membawa mereka pada kenyataan bah-
muda untuk melayani terhadap pertumbuhan rohani wa iman dan ilmu pengetahuan dapat hidup berdam-
kaum muda GKII Shalom Kalasan. pingan. Keenam, gereja dipandang tidak siap meng-
Menurut Sanders (2006, p. 9) menjadi gem- hadapi pertanyaan-pertanyaan demikian (David,
bala sidang bukan karena ia memilih jabatan itu, 2011). Menurut Homrighausen dan Enklaar (2004,
melainkan sebab ia taat pada penggilan Ilahi. Di si- p. 141) bahwa seorang anak belum sanggup berpikir
nilah letak pentingnya peran gembala sebagai peng- secara abstrak, tetapi pemuda dapat mempergunakan
ajar dan motivator untuk menunjukkan relevansi fir- daya pikirannya makin lama makin tajam dan baik.
man Tuhan yang begitu kaya tentang bagaimana Ia memikirkan segala masalah hidup manusia yang
caranya hidup bertumbuh dan lebih baik dari hari ke hangat, tentang arti dan tujuan hidup ini, tentang
hari. Gereja saat ini sangat membutuhkan adanya soal nikah dan pekerjaan, tentang kedudukan dan
gembala yang memiliki kemampuan dalam mengajar fungsinya dalam masyarakat, tentang panggilan dan
dan memotivator kaum muda. Karena kehidupan tugasnya, tentang penyakit dan ketidakadilan, ten-
kaum muda perlu diarahkan pada tujuan yang jelas tang kematian dan Allah.
sehingga mengalami pembaruan hidup yang lebih Hasil penelitian menunjukkan pentingnya pe-
baik serta memiliki kedewasaan secara intelektual ran gembala dalam memotivasi pemuda sehingga

Talizaro Tafonao, Peran GembalaDalam Mengajar dan Memotivasi... 47


pemuda dapat mengalami perubahan sesuai dengan men, pengumpulan data, dan analisis data mengenai
tujuan. Hamalik (2007, p. 58) mengemukakan bah- Pengaruh peran Gembala sidang dalam Mengajar
wa motivasi adalah perubahan energi dalam diri se- dan Memotivasi Kaum Muda untuk Melayani Ber-
seorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dasarkan 1 Tim. 4:1-16 Terhadap Pertumbuhan Ro-
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Demikian pula hani Pemuda GKII Shalom Kalasan dengan memi-
hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya liki scor yang sangat memuaskan. Dengan demikian,
motivasi maka terjadi pertumbuhan rohani. Pertum- tugas utama seorang gembala adalah mengajar dan
buhan rohani adalah mengalami tingkat kedewasaan memberitakan Injil. Pemberitaan Injil adalah alat
penuh dalam iman kepada Tuhan Yesus, dan hidup utama bagi pertumbuhan iman kaum muda. Artinya
menurut prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan bahwa fungsi gembala sidang ialah memimpin ang-
(Hardono, 2003, p. 38). Jadi, pertumbuhan rohani gota kaum muda untuk menjadi dewasa dalam fir-
pemuda, mengalami pertumbuhan karena pengenal- man Tuhan agar bisa mengambil keputusan yang ti-
an akan Kristus yang semakin mendalam. Pengenal- dak bertentangan dengan firman Tuhan. Oleh karena
an terjadi karena bersekutu dan bergaul dengan Kris- itu, pengaruh gembala sidang dalam mengajar dan
tus setiap hari. memotivasi kaum muda untuk melayani sangat pen-
ting untuk di tingkatkan dan dicermati oleh seorang
KESIMPULAN gembala sidang berkenan dengan pertumbuhan roha-
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pem- ni kaum muda saat ini.
bahasan yang diperoleh melalui penyusunan instru-

DAFTAR RUJUKAN
Agan, Lie. 2016. Wawancara, Gembala Sidang Ge- Homrighausen, E.G. & I.H. Enklaar. 2004. Pendi-
reja Kemah Injil Indonesia Shalom, Minggu dikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung
16 Maret, Yogyakarta. Mulia.
Alkitab, 2008. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. Kinnaman, D. 2011. You Lost Me: Mengapa Orang
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pen- Kristen Muda Meninggalkan Gereja Dan
dekatan Praktek. Jakarta, Penerbit Rineka Memikirkan Ulang Tentang Iman Mereka,
Cipta. Malang: STT Aletheia.
Ayub, R. 2011. Kepemimpinan Kharismatis-Tin- Lebar, L.E. 2006. Education That Is Christian-
jauan Teologis atas Kepemimpinan Kharis- Proses Belajar Mengajar Kristiani & Ku-
matis Sukarno. Jakarta: BPK Gunung Mulia rikulum yang Alkitabiah. Malang: Gandum
Blaiklock, E.M. 1981. Surat-surat Penggembalaan. Mas.
Malang: Gandum Mas Mardalis. 2003. Metode Penelitian, Suatu Pendekat-
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. an Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Margono. S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidik-
Balai Pustaka. an. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Everett, F. H. 2008. Tafsiran Alkitab Wycliff, Vol. 3: McDermott, Gerald R. 2001. Mengenali 12 Tanda
Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas. Kerohanian Sejati. Yogyakarta: Andi Offset
Hamalik, O. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakar- Yogyakarta.
ta: Bumi Aksara. Moulton, Haroul K. 2009. Lesikon Analitis Bahasa
Hardono, M. 2003. Pelajaran Kelompok Sel. Jakar- Yunani Yang Direvisi, Pen. Robert Leland
ta: GBI. Sungai Yordan. dan Stanley Pouw. Yogjakarta: Randa’s Fa-
mily Press.

48 Volume 2, Nomor 1, Januari 2018


Nanang, M. 2010. Statistik Sosial: Teori dan Aplika- Susanto, H. 2006a. Perjanjian Baru Interlinear Yu-
si Program SPSS. Yogyakarta: Gava Media. nani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian
Nubantimo, Ebenhaizer I. 2009. Aku memahami Baru (PBIK). Jakarta: LAI.
yang aku iman. Jakart: Gunung Mulia. Susanto, H. 2006b. Perjanjian Baru Interlinear Yu-
Nygren, A. 1982. Agape and Eros. London: SPCK. nani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian
Priyatno, D. 2009. Mandiri Belajar SPSS. Yogya- Baru (PBIK), Jilid II: Konkordansi Perjan-
karta: Mediakom. jian Baru. Jakarta: LAI.
Rice, H. 2006. Managemen Umat. Bandung: Yaya- Syukur, Nico. 2004. Teologi Sistematika 2 “Eko-
san Kalam Hidup. nomi Keselamatan. Yogyakarya: Kanisius.
Roberts. 1988. Hidup Suci: Panggilan Bagi Setiap Tafonao, T. 2016. Gembala Sebagai Pengajar, Mo-
Orang Kristen, Bandung: Lembaga Literatur tivator dan Inspirator. Yogyakarta: Illumi-
Baptis. Nation.
Rudy, B. 2008. Tafsiran Alkitab Surat-Surat Pasto- Wagner, P.C. 1998. Manfaat Karunia Roh. Malang:
ral I & II Timotius dan Titus. Jakarta: BPK Gandum Mas.
Gunung Mulia Walls, A.F. 2002. “Gembala“ Dalam Ensiklopedia
Sanders, J. O. 2006. Kepemimpinan Rohani. Ban- Alkitab Masa Kini, Jilid I. (Jakarta: Yayasan
dung: Yayasan Kalam Hidup. Komunikasi Bina Kasih/OMF.
Sedjaya. 2004. Kepemimpinan Kristen. Jakarta: Winardi, J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam
Kairos. Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sidjabat, B.S. 2011. Mengajar Secara Profesional. www.SABDA.org di unduh pada hari selasa tanggal
Bandung: Yayasan Kalam Hidup. 15 April 2014, Pukul: 9:39 Wib
Sugono, D. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yudho, B. 2009. How to Become Succesful Chris-
Jakarta: Pusat Bahasa. tian Entrepreneur-Kiat Menjadi Pengusaha
Kristen. Yogyakarta: Andi Offset.

Talizaro Tafonao, Peran GembalaDalam Mengajar dan Memotivasi... 49

You might also like