You are on page 1of 172
R P Koesoemadinata GEOLOGI MINYAK- DAN GASBUMI. JILID 1 EDIS| KEDUA & PENERBIT ITB BANDUNG 1980 Hak cipta: 1978, 1980, Penerbit ITB 553.28 KOESOEMADINATA, R P . Geologi minyak- dan gasbumi. Dalam 2 jilid, ed. ke-2. Bandung: Penerbit ITB, 1980. 2 jilid, xxv, 296 hal.; 21 X 30 cm. PITB 558003 Cetakan : 987654321 Isi xi xa xxii xxiv TABEL GAMBAR PRAKATA PADA EDISI PERTAMA PRAKATA PADA EDIS! KEDUA Jilid pertama 1 vo 1 ww 15 17 18 19 20 21 22 23 37 41 42 43 BAB 1 PENDAHULUAN 4.4 Arti minyak - dan gasbumi «1.1 Pengertian minyak- dan gasbumi +1.2. Kepentingan minyak- dan gasbumi dalam peradaban +1+3 Keunggulan minyak- dan gasbumi sebagai sumber energi 4 Ketergantungan peradaban kini pada minyakbumi +5 Beberapa pokok kebijaksanaan dalam penggunaan minyakbumi sebagai sumber energi +6 Minyakbumi sebagai zat unik dalam kerakbumi 7- Ruang lingkup geologi minyak- dan gasbumi ‘Sejarah dan perkembangan industri minyakbumi +1 Perkembangan. unum industri, minyakbumi 2 Perkembangan metoda explorasi minyakbumi Perkembangan industri minyakbumi di Indonesia 1 Perkembangan unum +2 Sejarah metoda explorasi di Indonesia 3 Perkembangan industri minyakbumi di Indonésia setelah Perang kemerdekaan A ‘i 1 1. 1 BAB 2 HAKEKAT MINYAK- DAN GASBUMI Hidrokarbon padat 1 Jenis hidrokarbon padat +2) Pasir - Ter 3 Serpih minyak Hidrokarbon cair - minyakbumi +1 Hakekat kimia 2 Hakekat fisika minyakbumi Hidrokarbon gas ataupun gasbumi 1 Berbagai jenis gasbumi 2 Susunan kimia gasbumi +3 Pengotoran dalam gas 4 Pemakaian gasbumi 5 Berbagai sifat fisika gasbumi 44 45 50 51 52 54 55 67 68 n 2 74 7 79 80 81 82 83 84 85 88 89 30 97 99 100 101 104 105 106 107 109 1210 112 BAB 3 CARA TERDAPATNYA MINYAK- DAN GASBUMI BAB 4 > VODDDDHHDU AE aD RLU YWNREN wre Bune Wb RULE BONE AAAS ASAD AAS DaaRRER SHR ARARA BABS 5.1 5.2 ‘Minyakbumi pada permukaan Rembasan minyakbumi Gunungapi lumpur Telaga aspal Buton Minyakbuini dalam kerakbumi Akumulasi lokal Pengertian reservoir, lapangan dan daerah minyak Keadaan dan cara terdapatnya minyakbumi dalam reservoir Penyebaran minyak - dan gasbumi di dunia Penyebaran vertikal Penyebaran geografi Penyebaran ai daratan dan di lepas pantai Kerangka geologi penyebaran minyak- dan gasbumi Kerangka umum — pengertian cekungan minyak Penyebaran cekungan sedimen ditinjau dari tektonik ‘lempeng Penyebaran akumulasi minyak ditinjau dari segi stratigrafi dan umur Ulasan BATUAN RESERVOIR Pengertian porositas Besaran porositas Skala visuil dan pemerian porositas Permeabititas Pengertian permeabilitas Besaran permeabilitas Skala permeabilitas semi — kwantitatif Permeabilitas relatif dan efektif Hakekat rongga pori Klasifikasi rongga pori Fongga pori primer Rongga pori sekunder Batuan reservoir Klastik detritus batupasir Jenis-jenis klastik detritus Fasies, bentuk dan ukuran tubuh batupasir Kesimpulan mengenai tubuh batupasir Berbagai contoh reservoir batupasir Batuan reservoir karbonat - gamping Terumbu karbonat sebagai batuan reservoir Gamping klastik Dolomit Gamping afanitik Batuan reservoir aneka ragam PERANGKAP RESERVOIR Perangkap dalam kezdaan hidrostatik - klasifikasi umum Perangkap struktur vi Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi 112 §.2.1 Perangkap iipatan (peta struktur berkontur, pengertian tutupan) 219 5.2.2 Perangkap patahan 125 5.3 Perangkap strat 126 5.3.1 Prinsip perangkap stratigrafi 229° 5.3.2 Klasifikasi perangkap stratigrafi 130 5.3.3 Perangkap tubuh batuan reservoir terbatas 334 5.3.4 Perangkap pembajian fasies — porositas lapisan reservoir 337 5.3.5, Peranan daerah batuan dasar tinggi dalam pembentukan perangkap stratigrafi 5.4 Peranpkap kombinasi struktur dan stratigrafi 5.4,1 Kombinasi lipatan — pembajian 138 5,-4.2 Kombinasi patahan ~ pembajian 5.8 Perangkap ketidakselarasan dan perangkap sekunder 5.5.1 Perangkap paleomorfologi 140 5.5.2 Perangkap penyumbatan aspal 141 5.5.3 Perangkap stratigrafi dalam tiga dimensi 142.6 —_Kiasifikasi perangkap de Sitter * 144 8.7 Perangkap dalam keadaan hidrodinamik Jilid kedua 149 = BAB 6 ASAL MINYAK- DAN GASBUMI 151 6.1 Teori asal anorganik minyakbumi Zat organik sebagai bahan sumber Pengurapulan, pengaweten dan transformasi zat organik dalam sedimen 1 Lingkungan pengendapan zat organik 2 Lingkungan pengawetan zat organik 3 Beberapa lingkungan pengumpulan zat organik 4 Ulasan Ms 6 6.1.1 Teori alkali panas dengan CO, (Berthelot, 1866) 152 6.1.2 ‘eori karbida panas dengan air (Mendeleyeff, 1877) 6.1.3 Teori emanasi volkanik 153 6.1.4 Hipotesa kimia 6.1.5 Hipotesa asal kosmik 154 6.1.6 ‘Teor asal anorganik dari sebagian para ahli geologi Uni’ Soviet 155 6.2 Teori asal anorganik minyak- dan gasburni 62.1 Sejarah teori organik 456 6.2.2 Argumentasi untuk minyakbumi asal organik 157 6-2.3 Pagar Cox 159 6.2.4 Data geokimia 160 6.2.5 6.3 164 166 Radar zat organik dalam sedimen dan batuan sedimen 6-3 6-3 6-3 168 6.3. 6.3. 6.3.6 Proses transformasi zat organik — minvakbumi 90 173 BAB 7 BATUAN INDUK, PEMATANGAN DAN MIGRASI SERTA AKUMULASS MINYAK- DAN GASBUMI 7.4 Konsepsi batuan induk 175 7,2 Penentuan batuan induk bi vii 176 179 180 181 183 184 185 186 192 193 194 197 201 203 205 208 210 212 213 215 217 220 223 225 226 228 229 232 233 234 236 238 239 240 Vili. Koesoemadinats, w ue iv Sasa ys Babe bR EU, OWboNE ‘ BhURE Masa aassas annavnnnna web eestor ees aero end tce RE RE bebe Gone ea bvbunbbnbi ooo BL ORE DH OODHHHHHHOHHOHHHHOB RE ad RoHS biboooo Ne Waktu pembentukan minyak- dan gasbumi Anggapan penbentukan segera Anggapan pembentukan lambat — stadium serpih Pematangan minyakbumi Pengertian pematangan Proses pematangan Pematangan sebagai konversi geokimia minyakbumi Konsepsi pematangan Phillips (1965) Evolusi kerogen menurut Tissot (1974) Hubungan antara pengubahan/pematangan termal zat organik dengan pembentukan minyak- dan gasbumi Migrasi Satat fisika untuk migrasi Sumber tenaga untuk migrasi Mekanisme migrasi Migrasi primer Migrasi sekunder: arah, jarak dan mekanisme ‘Akumulasi minyak- dan gasbumi Teori akumulasi Gussow Teori akumulasi King Hubbert Waktu penjebakan EXPLORASI- MINYAK- DAN GASBUMI Pengertian Dasar filsafat explorasi Urutan explorasi minyak- dan gasbumi Perencanaan explorasi Pemilihan daerah explorasi Studi pendahuluan Operasi explorasi Penyelidikan sepintas-lalu Survai detail Penilaian dan prognosis prospek Penilaian Progndsis Acara pemboran lubang kosong Pemboran explorasi Hasil suatu pemboran explorasi Laporan pemboran (well resumé) Pengembangan dan reevalu: Geologi produksi Revaluasi daerah GEOLOGI MINYAKBUM! Di INDONESIA Pendahuluan Kerangka tektonik cekungan minyak Indonesia Sedimentasi stratigrafi dan terdapatnya minyakbumi Struktur dan pelipatan Daerah cokungan Sumatra Utara ‘Terdapatnya minyak- dan gasbumi Beberapa lapangan minyak utama jeologi Minyak- dan Gasbumi 24 243 244 247 249 251 252 255 257 259 261 263 265 268 269 270 271 272 275 277 278 279 boon Be BREE Rue UNH Pah speacapen ene enemies aos ay ah iatealeat PVYVS OOOLVHNDO YY SDDODOLOO DH we Ywwovonmm ° NE wewwwvwevve BOREL Daerah cekungan Sumatra Tengah Daerah cekungan Sumatra Selatan Kerangka tektonik Stratigrafi Tektonik Cara terdapatnya minyakbumi Daerah minyak dan lapangan minyak Daerah cektngan Jawa Barat Utara Cekungan Sunda Cekungan Jawa Barat Utara Daerah cekungan Jawa Timur Percekungan laut Jawa Timur Cekungan Jawa Timur ~ Madura Daerah Cepu Daerah minyak Surabaya Daerah cekungan Kalimantan Timur Kerangka tektonik Cekungan Barito Cekungan Kutai Cekungan Tarakan Daerah cekungan Laut Cina Selatan Kerangka tektonik Lapangan minyak di cekungan Natuna Barat Vapangan minyak ai cekungan Natuna Timur (Geosinklin Borneo Baratlaut) Daerah cekungan Kepala Burung, Ivan Jaya Cekungan Salawati Cekungan Bintuni Daerah cekungan Bula, Seram Terdapatnya miriyakbumi Lapahgan minyak Berbagai sifat minyak Asal minyakbumi DAFTAR PUSTAKA Tabel dilid pertama 6 +1 Nilai kalori beberapa jenis bahan-bakar 20 2-1 Susunan unsur kimia minyak- dan gasbumi, dalam persen berat. 32 2-2a Jenis hidrokarbon yang telah diisolasikan: atau diidentifikasikan dalam berbagai jenis minyakbumi (menurut Bestougeff, 1967). 33° 2-2b Susunan molekul hidrokarbon utama dari minyakbumi (menurut Bestougeff, 1967). 34 2-3. Susunan senyawa hidrokarbon utama dalam berbagai fraksi distilasi minyakbumi. 35 2-4 Contoh suatu hasil analisa Hemple. 38 2-5 Konversi berat jenis, derajat API dan Baume (Levorsen, 1958). 42 2-6 sSusunan kimia gasbumi dari lapangan Badak (Kalimantan ‘Timur dalam persen molekul) (Helmig, 1974) $9 3-1 sSusunan kimia beberapa jenis air formasi dibandingkan dengan air laut dalam ppm (menurut Levorsen, 1958). 67 3-2 statistik penyebaran vertikal akumulasi minyakbumi (Knebel dan Rodriguez, 1956). 76 3-3 Tabel cekungan sedimen yang menghasilkan lapangan minyak minyakbumi raksasa di dunia (menurut Klemme, 1970). 77° «3-4 Penyebaran winyakbumi ditinjau dari segi umur (menurut Knebel dan Rodriguez, 1954). 85 4-1 Kiasifikasi besar pori (menurut Chocquette dan Pray, 1970). 311-1 Klasifikasi perangkap menurut berbagai penulis (Clapp, Wilson, Heald, Heroy, dan Wilhelm). 131 5-2 Klasifixasi perangkap stratigrafi (menurut Rittenhouse, 1972). 132 5-2a Perincian jenis perangkap stratigrafi (menurut Rittenhouse, 1972). Jilid kedua 177 187 188 TL 7-2 7-3 Stadium kompaksi serpih (menurut Hedberg, 1937). Berbagai jenis bahan zat organik yang tersebar dalam, batuan sedimen sebelum dan sesudah mengalami perubahian (menurut Staplin, 1969). Indeks Pengubahan Termal (TAI) (menurut Staplin, 1969). xi 194 240 243 245 250 253 262 Hubungan antara besar-butir dengan tekanan pergeseran dalam dyne/cm’ yang diperlukan untuk migrasi (dikutip dari Levorsen, 1958). Lapangan minyak Sumatra Utara, minyak beraasar parafin ringan. Lapangan minyak Sumatra Tengah, minyak berdasar parafin berat. Stratigrafi umum Sumatra Selatan (Jackson, 1961). Lapangan minyak di Sumatra Selatan Beberapa sifat minyak di daerah percekungan Jawa Barat (diambil dari Todd dan Pulunggono, 1972). Lapangan minyak daerah Jawa Timur (diadaptasikan dari : Soetantri, Samuel dan Nayoan, 1973). Xi Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi Gambar Ucapan terimakasih atas izin repradiksi Penulis ingin mengucapkan terimakasih atas izin yang diberikan oleh berbagai penerbit untuk memproduksi ilustrasi yang dipakai dalam buku ini. Jilid pertama BAB 2 200221 230 2.2 24 2.3 2.4 2502.5 26 2.6 270247 28 2.8 2.9 292.10 2.11 31 2.12 362.13 372.44 BABS 45 3.4 Diagram klasifikasi hidrokarbon alam (menurut H. Abraham, 1945; direpr. seizin Am, Assoc, Petroleum Geol.) Grafik hubungan antara beratjenis minyakbumi dan kadar belerang beberapa minyakbumi di dunia (Todd dan Pulunggo~ no, 1971) Contoh beberapa isomer; rumus Kimia sama tetapi struktur molekul lain contoh, hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh Seri homolog Kidrokarbon utama, dalam minyakbumi (diadap- tasikan dari Welte, 1965, hal: 2247; direpr. seizin am. Assoc. Petroleum Geol.) Struktur molekul jenis hidrokarbon isoprencid: pristan dan phytan Contoh beberapa homolog siklopentan dan siklohexan (menurut Jones dan Smith, 1965; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.). Kerangka struktutr molekul beberapa senyawa nafteno-aromat Berbagai contoh jaringan molekul aspalten dalam minyak- bumi dari beberapa lapangan di dunia. (diambil dari pott dan Reynolds, 1969; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Struktur molekul dua jenis porfirin dengan kompleks vana~ dium dan nikel di dalamnya Beberapa struktur molekul senyawa non-hidrokarbon Diagram memperlihatkan susunan seri homolog hidrokarbon dalam minyskbumi (menurut Bestougeff, 1967) Diagram memperlihatkan hubungan antara berat jenis dengan susunan molekul hidrokarbon dan pengertian indeks korelasi Smith (menurut Barbat, 1967) Klasifikasi dasar minyakbumi berdasarkan penampang 4ndeks korelasi Smith (menurut Barbat,- 1967) Jenis vembasan minyakbumi (menurut Link, 1982; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) xiii 46 a7 48 52 56 60 62 63 65 66 68 69 70 3.16 3.17 3.18 Rembasan jenis 3 (Link, 1952; direpr. seizin am. Assoc. Petroleum Geol.) Rembasan jenis 4 dari Link (1952); keluar sepanjang keti- dakselarasan (direpr. seizin Am, Assoc. Petroleum Geol.) Rembasan jenis 5 dari Link (1951); rembasan yang beraso- siasi dengan intrusi (direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Peta penyebaran rembasan minyakbumi di Indonesia bagian barat. (menurut Link, 1952; direpr. seizin Am, Assoc. Petroleum Geol.) Penyebaran gunungapi lumpur dan struktur geologi di Kalimantan Timur (diambil dari Weeda, 1958; direpr. seizin Am. Assoc, Petroleum Geol.) Penampang geologi melalui telaga-aspal Buton (menurut Hetzel, 1936) Penampang perangkap yang seluruhnya terbuka ke bawah Penampang perangkap yang setengah terbuka ke bawah Penampang perangkap yang seluruhnya tertutup dari segala arah Diagram memperlihatkan pengaruh tekanan dan temperatur terhadap fasa gas/cairan minyakbumi- dan gas hipotesis (menurut Levorsen, 1958; direpr. seizin W.H. Freeman and Company) Grafik hubungan antara tekanan penggeseran (Pd) dan per- meabilitas (K) serta nilai n (indeks penyebaran besar pori) (menurut Stone dan Hoeger, (1973; direpr. seizin am. Assoc. Petroleum Geol.) + Kedudukan serta sifat batas air-minyak dan gas dalam reservoir (Levorsen, 1958, hal. 292; direpr. seizin W.H. Freeman and Company) Jenis-jenis gradien tekaran dalam sumur (menurut Bradley, 1975) Contoh suatu grafik gradien geotermis, dalam lapisan pasir Guasare dan gamping Kapur, di Venezuela (Levorsen, 1958, hal. 405; direpr. seizin W.H. Freeman and Company) Kurva gradien termal cekungan Jawa bagian baratlaut untuk dipergunakan’ dengan data DST (menurut Fletcher dan Bay, 1975; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama di benua Fropa (Halbouty dkk., 1970; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama di benua Asia (Halbouty, 1970; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama di benua Amerika Utara (Halbouty, 1970; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan tinyak-utama di benua Amerika Selatan (Halbouty, 1970; direpr. seizin Am, Assoc. Petroleum Geol.) Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama ‘di Australia-Asia Tenggara (Halbouty, 1970; direpr. seizin Am, Assoc. Petroleum Geol.) Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi 7 72 78 BABS 83 86 87 a8 89 93 94 96 a7 102 103 BABS 110 112 113 114 Gambar 3.22 3.23 3.24 Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama di benua Afrika (Halbouty, akk., 1970; direpr. seizin am. Assoc. Petroleum Geol.} Kerangka tektonik lempeng daripada cekungan sedimen di dunia (menurct Klemte, dalam Halbouty, dkk., 1970; direpr. seizin Am, Assoc. Petroleum Geol.) Slasifikasi cekungan sedimen dalam kerangka tektonik Jempeng (Koescemadinata, 1978) Grafik memperlihatkan permeabilitas relatif dengan perbedaan penjenuhan air dan minyak (Levorsen, 1958; direpr. seizin W.H. Freeman and Co.) Grafik memperlihatkan permeabilitas relatif dengan perbedaan penjenuhan gas dan minyak (Levorseny 1958; direpr. seizin W.H. Freeman and Co.) Pengaruh pemilahan dan matrix terhadap porositas dan permeabilitas dalam greywacke (Levorsen, 1958; direpr. seizin W.H. Freeman and Co.) Pengaruh susunan butir terhadap porositas (menurut Graton, 1953; direpr. seizin W.H, Freeman and Co.) Refraksi ari patahan yang mengakibatkan dilatansi dan xetakan pada batuan sepanjang patahan Diagram yang memperlihatkan perbandingan berbagai macam jenis batuan reservoir sebagai cadangan minyakbumi (ber- dasarkan data Knebel dan Rodriguez, 1956) Redfork sandstone, contoh suatu lensa (Withrow, 1968; direpr. seizin Am, Assoc, Petroleum Geol.) Proses penbentukan lensa dalam delta (disadur dari Coleman dan Gagliano, 1964) : Contoh lapisan saluran (pengisian lembah) di Nebraska, Amerika Serikat (Harms, 1966; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Lapisan pasir yang multi-lateral Diagram terumbu penghalang pada pinggiran suatu paparan Penampang melalui lapangan Leduc, di Kanada Barat (Gussow, 1954; Vincelette, 1973; direpr. seizin Indon, Petroleum Assoc.) Medan gaya yang bekerja pada titik-titik minyak dalam perangkap reservoir dalam keadaan hidrostatik dan hidro- dinamik Prinsip penjebakan minyak dalam perangkap struktur _ Beberapa prinsip kontur struktur (diadaptasikan dari LeRoy, 1951) Perangkap struktur memperlihatkan unsur titik limpah dan tutupan Peta struktur berkontur lapangan minyak Badak sebagai contoh perangkap lipatan (Gwinn, Helmig dan Kartaadiputra, 1974; dizepr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) xv 115 116 17 118 1g 120 121 122 123 124 125 126 127 128 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13 5.14 5.15 5.21 5.29 5.30 Peta struktur berbagai jenis perangkap struktur, beserta penampangnya dari daerah Jawa Timur (menurut Soetantri dkk., 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Rentetan lapangan minyak Kidangan-Wonocolo di atas. suatu sumbu antiklin (menurut Soetantri, dkk., 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Perubahan tutupan pada perlipatan kortsentrik Perubahan tutupan karena pelipatan bersifat diapir, lapangan Kirkuk, Irak (H.V. Dunnington, 1958; direpr. geizin Am. Assoc Petroleum Geol.) Perubahan tutupan karena pelipatan yang berwlang-vlang Perubahan tutupan karena ketidakselarasan Efek asimetri terhadap lokasi tutupan Pengaruh konvergensi lapisan terhadap tutupan (diadaptasikan dari Levorsen, 1958 Perangkap patahan dengan kemiringan wilayah sebagai salah satu unsur Perangkap patahan dengan pelengkungan lapisan sebagai salah satu unsur Perangkap patahan melengkung dengan kemiringan wilayah Contoh kombinasi patahan normal dan lipatan Mangus Jaya- Tanjung Tiga (menurut Shell-BPM, 1961) Perangkap Sesar-sunckup Turner Valley, di Kanada Barat (Link, 1950; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol. Perangkap patahan tumbuh dengan ‘roll-over’ Peta struktur lapangan minyak Pungut dan Tandun di Sumatra’ Tengah, sebagai contoh perangkap patahan transversal (Mertosono; 1975; direpr. seizin Indon Petroleum Assoc.) Penampang seismik melalui lapangan minyak Tandun, yang memperlihatkan komponen vertikal.dari patahan transversal Pungut-Tandun (menurut Mertosono, 1975; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Suatu penampang ideal melalui suatu lepangan minyak kubah garam di daerah Gulfcoast Amerika Serikat (Levorsen, 1954; direpr. seizin W.H. Freeman and Co.) Tektonik patahan-bongkah di bawah laut Jawa (Todd dan Pulunggono, 1971; direpr. seizin Oil and Gas J.) Beberapa unsur utama dalam perangkap stratigrafi, peng- palang-permeabilitas dan kedudukan struktur Pembagian lapisan reservoir sebagai vnsur perangkap stratigrafi Penyerpihan lapisan reservoir (jari~jemari) sebagai unsur perangkap stratigrafi Unsur perangkap yang disebabkan oleh pemancungan lapisan reservoir oleh ketidakselarasan Diagram penampang suatu pasir-alur lembah jurus (strike valley, channel sand) yang memperlihatkan penbatasan lapisan reservoir oleh bidang erosi (disadur dari Busch. 1959) Penampang beberapa tubuh pasir memperlihatkan posisi akumulasi minyakbumi karena kedudukan struktur Peta isopach suatu lensa batupasir XVi_ Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi 128 129 130 133 134 138 136 137 138 139 140 141 142 144 5.31 5.32 5.33 5.34 5.35 5.36 5.37 5.38 5.39 5.40 Peta isolith batupasir suatu kompleks delta, lapangan winyak Red Wash, Utah, Amerika Serikat (disadur dari Koesoemadinata, 1970) Peta kontur memperlihatkan perangkap stratigrafi perban- dingan pasir serpih sebagai unsur Superimposisi daripada lipatan di atas tubuh-tubuh pasir alur (dari Busch, 1961). Interval garis kontur struktur 20 kaki (direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Penampang suatu terumbu tiang, lapangan Kasim Jaya, Irian Saya (Vincelette, 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Peta struktur suatu terumbu tiang (Terry dan Williams, 1969) Lapisan pasir transgresi-regresi: sebagai contoh penyerpihan (McKenzie, 1972; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Pembalikan kemiringan wilayah dari kemiringan aslinya menyebabkan unsur perangkap oleh penyerpihan ke arah laut. Penyebaran lapangan minyak dalam jalur-jalur yang sejajar dengan jurus pantai di daerah Teluk Mexiko (A). Pembajian Frio Sand bertindak sebagai perangkap (B). Detail dari salah satu lapangan minyak armstrong di Texas (C), 4i mana jelas tutupan disebabkan oleh ketidak- teraturan garis pembajian permeabilitas (disusun dari Levorsen, 1958, hal. 197, dan Halbouty, 1968; direpr. seizin W.H. Freeman and Co dan Am. Assoc. Petroleum Geol.) : Kompleks terumbu yang disebabkan transgresi dan regresi @ienson, 1950; direpr. seizin am. Assoc. Petroleum Geol.) . Perubahan.permeabilitas ke arah atas kemiringan yang @isebabkan karena dolomitisasi (Lapangan Empiro Abo, Menurut LeMay, 1972; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Kombinasi perangkap stratigrafi dan struktur lipatan di mana di satu fihak lapisan reservoir membaji Peta struktur perangkap kombinasi patahan dan pembajian Hubungan ketidakselarasan dengan perangkap i atas dan di bawahnya (menurut Martin, 1966; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Peta paleogeologi dan paleotopografi yang membentuk perangkap ketidakselarasan bersudut. dari lapangan minyek Norton, Kansas di Amerika Serikat. Penampang memperlihiatkan paleontopografi {aisadur dari Levorsen, 1960, hal. 59) Penampang seismik di Irian Jaya yang memperlihatkan terumbu (Vincellete, 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Klasifikasi perangkap minyak menurut de Sitter (1950) A, Penampang geologi untuk wemperlibatkan terjadinya gradien-hidrodinamik karena permukaan potensiometri. B, Resultan gaya pelampungan dan gradien hidrodinamik sexta bidang ekipotensial minyak yang miring (diambil dari King Hubbert, 1953; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Assoc.) xvii 145 146 147 148 Jilid kedua BABG 157 160 let 162 163 5.48 5.49 5.50 5.51 5.52 5.53 5.54 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6. 6 6.7 6.8 Perbedaan kemiringan batas air-minyak dan minyak-gas dan hubungannya dengan kemiringan permkaan piezometri (A) serta berat jenis minyak (API gravity) dan gas (B). (Levorsen, 1958; direpr. seizin W.H. Freeman and Co.) Pemisahan akumulasi minyak- dan gas dalam keadaan hidro- dinamik (King Hubbert, 1953; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Akumulasi minyak dalam hidung suatu antiklin pada keadaan hidrodinamik, lapangan minyak Coles Levee, Kalifornia; penampang melalui lapangan Utara, (Levorsen, 1958; hal. 548; direpr. seizin W.H. Preeman and Co.) Akumulasi hidrodinamik dalam perbedaan permeabilitas lokal. Peningkatan gradien potensial di daerah permeabi- litas rendah menyebabkan bidang ekipotensial minyak miring ke atas menyentuk atap lapisan pasir dan suatu perangkap minyak dapat terjadi dalam ruangan yang ditutupi oleh bidang ekipotensial seluruhnya dari bawah (King Hubbert, 1953; direpr. seizin Am. Assoc, Petroleum Geol.) : Perangkap stratigrafi dalam keadaan hidrodinamik, dimana tekanan penggeseran (Pd) memegang peranan. (Hill, Colburn dan knight, 1961, diadaptasi oleh McNeal, 1965; direpr. seizin Am, Assoc. Petroleum Geol.) Suatu penampang diagram melalui suatu lapisan pasir yang memperlihatkan perubahan permeabilitas ke atas dengan kemungkinan adanya minyak yang dijebak secara hidrodinamik oleh arah aliran air ke bawah. , Ganbar kanan memperlihatkan bagaimana suatu kolom minyak dalam lapisan reservoir dapat ditahan oleh aliran air ke bawah (Robert R. Kerg, 1975; direpr. seizin Am. assoc. Petroleum Geol.) Kedudukan akumulasi minyakbumi terhadap peta struktur berkontur dalam keadaan hidrostatik (A) dan dalam keadaan hidrodinamik (King Hubbert, 1953; direpr. seizin Am. Petroleum Geol.) Struktur molekul klorofil serta hubungannya serta Penguraiannya menjadi porfirin dan isoprenoid Penyebaran perbandingan isotop C,,/C,, dalam berbagai zat (menurut Silverman, 1973) Bagan struktur molekul suatu protein (Colombo, 1963) Bagan struktur selulosa Bagan struktur suatu lignin Bagan struktur molekul beberapa komponen fraksi lipid Contoh' reaksi Diels-alder, memperlihatkan salah satu hasil reaksi antara asam oleostearat dan asam crotonat Perbandingan‘ H/C - 0/C dari pelbagai zat organik dan minyakbumi (menurut van Krevelen) XVLLi Koescemadinata, Geologi Minyak- dan Gaxbumi 166 6. 9 BAB 7 1740 721 180 7. 2 1830743 74 1840725 186 7.6 eo 7.7 199 7.8 191 7.9 1927.10 193° 7,11 1957.12 197° 7,13 198 7,14 1997.15 201 7.16 203°«7447 Gambar Penampang suatu cekungan euxinic Bahan organik larut versus karbon organik total dari penampang terpilin Talang Akar (Pletcher dan Bay, 1975; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Penampang stratigrafi terpulihkan Sumatra Selatan memper- ihatkan batuan induk dan arah migrasi (Dufour, 1957) Migrasi pemisahan fasa menurut Silverman (1967). Proses ini terjadi kavena reduksi tekanan yang disebabkan pere- takan lapisan penutup atau pelepasan beban karena erosi (direpr. seizin am. Assoc. Petroleum Geol.) Susunan minyakbumi sebagai suatu fungsi derajat konversi (menurut Andreyev, dkk., 1961; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Bvolusi minyakbumi (maturation) manurut McIver, 1963 Dangkah-langkah utama dalam ’evolusi kerogen dan pembentukan pembentukan hidrokarbon (menurut Tissot, et. al., 1974) Perbandingan berbagai metoda penentuan LOM (Tingkat Pematangan Organik) Hubungan temperatur dan kedalaman dari batubara dan minyakbumi -(menurut Klenme, 1972; direpr. seizin Oil and Gas J.) Sumur bor memperlihatkan korelasi antara indeks alterasi termal dengan temperatur bawah permukaan P.S.I, L - 2 {menurut Fletcher dan Bay, 19757 direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Gradien geotermal rata-rata pada 5000 kaki, cekungan Jawa bagian barat laut (menurut Fletcher dan Bay, 1975; direpr. seizin Indon. Petroleum, Assoc.) Diagram lubang pori memperlihatkan hubungan kapilaritas A. Tetes minyak dalam keadaan tidak bergerak B, Tetes minyak dalam keadaan ditekan untuk bergerak (Levorsen, 1958; direpr. seizin W.H, Freeman and Co.) Struktur suatu ‘micelle’ (menurut Baker, 1962; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Hubungan antara produksi masa lalu ditambah dengan cadangan terbukti di Amerika Serikat dengan jumlah relatif lempung yang berkembang dalam sedimen yang mengelilinginya {menurut Weaver, 1960; direpr. seizin Am Assoc. Petroleum Geol.) Susunan serpih marin secara keseluruhan pada waktu dchidrasi (Burst, 1969; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol .} Penyebaran air bawah permukaan: (a) kurva dari Powers (1959) menggambarkan sistem dehidrasi di bawah permukaan bertingkat dua untuk sedimen montmorillonit. (b) kurva dari Powers (1959) yang disesuaikan dan ditafsirkan sebagai sistem 3 tinykat. (c) kadar air dari kurva yang merefleksikan persentasi- pada setiap stadium dehidrasi (direpr. seizin Am, Assoc. Petroleum Geol.) Model klastik/hidrokarbon (menurut Klemme, 1972; direpr. seizin Oil and Gas J.) Diferensiasi minyak dan gas dalam perangkap yang menye~ xix 2047.18 207. 7.19 BAB 8 209 8. 1 8.2 211 8. 3 BAB? 235 9.21 2360 9. 2 2389. 3 239° «9, 4 240 «9. 5S 241 9. 6 242. 9.7 9.8 243° (9. 9 244 © 9,10 2480 9,11 249. 9,12 251 9.13 9.14 2529.15 menyebabkan minyak melimpah (Gussow, 1951; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Penyebaran minyak dan gas pada deretan struktur karena penjebakan pemisahan diferensial (menurut Gussow, 1951; direpr. seizin Am. Assoc. Petroleum Geol.) Sejarah dan waktu akumulasi minyakbumi dalam struktur di daerah Cepu (menurut Soetantri-dkk., 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Perkembangan cadangan dan produksi harian di Amerika Utara/Amerika: Serikat' dalam tahun enampuluhan dan tujuh puluhan (data dari World Oil, 1960-1976) Perkembangan cadangan minyak dunia pada tahun enampuluhan dan tujuhpuluhan (data diambil dari World oil, 1960 ~ 1975) Urutan operasi survai explorasi minyak~ dan gasbumi (explorasi . sebagai-suatu sistem) Indonesia bagian barat-Kerangka tektonik utama cekungan sedimen Tersier (menurut Koescemadinata dan Pulunggono, 1971) Stratigrafi Tersier cekungan minyak di Indonesia bagian barat Sumatra ~ Jawa : Stratigrafi, Tersier cekungan minyak di Indonesia bagian barat Kalimantan Timur Kerangka tektonik daerah cekungan Sumatra Utara (cekungan Aceh) serta penyebaran lapangan minyak Penampang cekungan minyak Sumatra Utara melalui lapangan gas Arun di Aceh Struktur terumbu lapangan Arun (menurut Graves dan Wee~ gas, 1973) Daerah cekungan Sumatra Tengah serta penyebaran lapangan minyak Penampang melintang cekungan Sumatra Tengah (menurut Mertosono dan Nayoan, 1974) Daerah cekungan Sumatra Selatan serta penyebaran lapangan minyak Diagram penampang daerah cekungan Sumatra Selatan Peta struktur berkontur lapangan minyak Talang Akar Pendopo, suatu contoh struktur asimetri yang dikombinasi sesar naik (menurut Levorsen, 1958; direpr. seizin W.H. Freeman and Company) Penampang geclogi melalui lapangan Kampong-Minyak Sumatra Selatan (menurut BPM) Daerah cekungan Jawa Barat Utara Penampang Utara - Selatan melalui cekungan Sunda (menurut Todd dan Pulunggono, 1971; direpr. seizin Oil, Gas J.) Peta struktur lapangan minyak Cinta di lepas-pantai Lampung (menurut Todd dan Pulunggono, 1971; direpr. seizin Oil, Gas J.) 2K‘ Koescemadinate, Geologi Minyak- dan Gasbumi 254 255 256 257 258 260 261 263 264 265 266 267 268 269 270 27 272 273 274 275 276 Garmbar 9.18 9.19 9.20 9.21 9.22 9.23 9.24 9.25 9.26 9.27 9.28 9.29 9.30 9.31 9.32 9.33 9.34 9.35 9.36 9.37 9.38 9.39 9.40 Struktur lapangan Jatibarang (menurut Sutan Asin dan varunadjaja, 1972; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Struktur lapangan di komplex ‘Arjuna’, Lepas pantai Jawa Barat (diambil dari Todd dan Pulunggono, 1971; direpr. seizin Oil, Gas J.) Daerah cekungan Jawa Timur (diadaptasikan dari sudiro dkk., 1973) Penampang geologi timur-barat melalui Laut Jawa (Koesoemadinata dan Pulunggone, 1971) Penampang melintang utara-selatan cekungan Jawa Timur Diagram nomenklatur stratigrafi Jawa Timur Peta geologi daerah Cepu memperlihatkan penyebaran lapangan minyak (diambil dari Soetantri dkk., 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Peta struktur lapangan Ledok (diambil dari Soetantri akk., 1973; direpr., seizin Indon, Petroleum assoc.) Peta struktur lapangan Nglobo (memrut Soetantri dkk., 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Daerah Cekungan Kalimantan Selatan Penampang barat-timor cekungan Barito Cekungan Kutai daerah cekungan Kalimantan Timur Penampang geologi ideal melalui cekungan Kutai daerah cekungan Kalimantan Timur Peta struktur lapangan Badak, Kalimantan (menurut Gwinn, Helmig dan Witular, 1974; direpr.‘seizin Indon. Petroleum Assoc.) Peta struktur lapangan Ataka, Kalimantan Timur (menurut Schwartz, dkk., 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Cekungan Tarakan daerah Cekungan Kalimantan Timur Percekungan Tersier Laut Cina Selatan Urutan stratigrafi di Cekungan Teluk Thailand yang diusulkan oleh Armitage dan Viotti (1972). South Malay Basin adalahtistilah lain bagi Cekungan Natuna Barat Stratigrafi Tersier percekungan Laut Cina Selatan diadaptasikan dari Pupilli (1973) Kerangka tektonik utama beberapa cekungan Tersier Irian Jaya Penampang barat-timur melalui lapangan minyak Klamono Irian Jaya Lapangan Kasim (menurut Vincellete, 1973; direpr. seizin Indon. Petroleum assoc.) Daerah percekungan Tersier Muda-Kwarter di Seram (menurut Paten dan Zillman, 1975; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) Stratigrafi cekungan Bula; berdasarkan penampang seismik (menurut Paten dan Zillman, 1975; direpr. seizin Indon, Petroleum Assoc.) Kontur struktur dan fasies lapisan reservoir lapangan minyak Bula, Seram (menurut Paten dan Ziliman, 1975; dixepr. seizin Indon, Petroleum Assoc.) xxi 277 9.41 Konfigurasi batuan dasar cekungan Bula, Seram (menurut Zillman dan paten, 1975; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) 9.42 Terdapatnya hidrokarbon dan pemboran explorasi di cekungan Bula (menurut.Zillman dan Paten, 1975; direpr. seizin Indon. Petroleum Assoc.) XXLL Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi Prakata pada edisi kedua Dalam edisi kedua ini banyak dilakukan perbaikan dan perubahan maupun penambahan materi, sehingga diharapkan buku ini menjadi lebih mantap. Pada edisi pertama terdapat beberapa kesalahan yang cukup serius, misalnya beberapa rumus serta sejumlah angka sehingga perlu dilakukan koreksi secara menyeluruh. Sejak edisi pertama terbit di tahun 1978 terjadi kemajuan dalam ilma geokimia organik mengenai cara terbentuknya minyak- dan gasbumi mau- Pun dalam migrasi. Suatu, kecenderungan terjadi di kalangan para ahli geologi minyak untuk menerima teori degradasi termal serta pematangan (maturation) sebagai suatu teori yang baku dalam pencaharian minyakbumi. Misalnya saja kriteria geokimia untuk batuan induk yang dalam buku edisi pertama masih diragukan. Dalam buku ini kriteria baru yang telah dianggap bake dalam penentuan batuan induk serta kriteria untuk pema- tangan diuraikan secara terperinci. Namun demikian buku ini masih tetap netral dalam masalah teori terben- tuknya minyak~ dan gasbumi, karena masih pula terdapat sejumlah tulis- an, Misalnya Wilson (1975) yang memperlihatkan adanya paradoks antara teori geokimia terbentuknya minyak dan gasbumi dengan kenyataan geo- logi. Selain itu dalam bab Geologi Minyakbumi Indonesia telah dimasukkan suatu pasal mengenai propinsi minyak bary di Laut Cina Selatan yang diketemukan di pertengahan tahun tujuhpuluhan dengan diresmikannya lapangan minyak ‘Udang' di sebelah barat kepulauan Natuna pada tahun 1978. Mudah-mudahan edisi kedua ini akan menuju ke kesempurnaan mengenai. pengetahuan geologi’minyak- dan gasbumi dalam bahasa Indonesia. Bandung 1980 Penulis Prakata pada edisi pertama Dengan selesainya buku Géologi Minyak- dan Gasbumi penulis memuji syukur ke hadlirat Tuhan Yang Mahaesa, karena penulisan buku ini dilakukannya pada saat sibuk dengan berbagai macam pekerjaan, baik sebagai Ketua Departemen Geologi ITB, maupun sebagai seorang yang turut serta aktif dalam berbagai.tahap eksplorasi minyakbumi untuk Pertamina. Namun justru aktivitas terakhir ini memberikan aktualitas pada buku ini, sehingga berbagai aspek dapat diambil langsung dari pengalaman penulis, @an dengan demikian juga contoh sebanyak mungkin dapat diambil dari Indonesia. Buku ini sebetulnya merupakan perkembangan dari perkuliahan Geologi Minyak- dan Gasbumi dan Geologi Minyak Lanjut pada Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Pajajaran dan Akademi Geologi dan Pertam- bangan. Geologi minyak~ dan gasbumi pada hakekatnya bukanlah suatu ilmu dalam arti yang sebenarnya, tetapi lebih merupakan penerapan ilmi geologi untuk mencari minyak- dan gasbumi. Ilmu itu mencakup stratigrafi, sedimentologi, petrografi, geologi struktur dan tektonik, geokimia organik dan mekanika fluida, dan sebagainya. Selain itu tercakup pula i dalamnya metoda geologi seperti geologi lapangan dan geologi potret. Para pembaca diharapkan paling tidak telah faham akan asas berbagai iimu tersebut. Peristilahan teknik juga merupakan problema. Penulis berusaha keras untuk menterjemahkan semua istilah ke dalam bahasa Indonesia, namun hal ini tidak selalu mungkin. Dalam banyak hal penulis lebih condong untuk melakukan pengindonesiaan istilah asing, khususnya Inggris. Akhirul kalam penulis ucapkan banyak terimakasih kepada Pimpinan ITB, terutama Ir. $ Pramutadi dari Badan Pendidikan yang telah mempercayakan kepadanya penulisan buku ini. Kepada para rekannya di Departemen Geo~ ogi diucapkan banyak terimakasih atas diskusi berbagai aspek Ilmu Geologi, yang hasilnya dituangkan ke dalam buku ini. Juga pada semua xekannya di Pertamina, terutama Drs, A. Pulunggono, diucapkan banyak terimakasih. Dengan merekalah telah banyak dilakukan pertukaran fikiran, malah tungkin beberapa ide tanpa disadarinya telah ‘terbajak'. Terimakasih juga disampaikan kepada para ahli geologi berbagai peru- sahaan minyak internasional, terutama Indonesia Cities Service, Inc. yang telah menyumbangkan banyak pikiran kepadanya; karena tanpa disa- dari pula berbagai idenya tertuangkan dalam buku ini. Penulis juga sangat berterimakasih kepada para asisten dan bekas asistennya, Saudara Ir. Nurzal Baharuddin, Ix. Toto Santoso, Ir. Th. Matasak, Ir, Rustiadi, Ir. Nana Syam Karso dan banyak lagi yang telah membantunya dalam mengumpulkan data untuk buku ini. Kepada para juru gambar, terutama sdr. Tumin Ryanto, penulis berterimakasih bagi penggambaran ilustrasi xv buku ini yang bermutu tinggi. Penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada para sekretaresenya, Nn, Lala Herawati dan Nn. Yati Duryati yang dengan tekun berjam-jam mentranskripsi diktasi dalam kaset serta mengetiknya; dan Nn. Hendang Setijograheni yang juga turut mengetik naskah ini berulang-ulang tanpa jemu-jemu pada penyelesaiannya, Tidak lupa pula diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para bekas guru besarnya: Prof: Dr. Th. H.F, Klompe almarhum, orang pertama yang memberikan pengarahan kepada kami ke dalam ilmu geologi minyakbumi; Dr. J. Lintz Jr, yang memberikannya dorongan untuk melan- jutkan berkecimpung dalam ilmu tersebut; dan kepada para profesor Dr. John D, Haun, Dr. Robert J. Weimer dan Dr. L.W. Leroy dari Colorado School of Mines yang memberikan ‘final touches' dan mematangkan penulis dalam iima ini. Kepada Ir. R.M, Sutjipto Puspokusumo, bekas Direktur Akademi Geologi dan Pertambangan diucapkan terimakasih, karena atas prakarsa beliaulah diktat kuliah Geologi Minyak ini ditulis untuk AGP dan dibiayai pula olehnya, yang kemudian telah berkembang jadi buku yang sekarang ini. Zerakhir, penulis berhutang budi kepada keluarganya yang telah rela menyisihkan waktu untuk bercengkerama, memberikan kesempatan bagi penulis buku ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang dapat membalas“budi atas bantuan yang telah diberikan itu. Amin. Bandung, 25 Nopember 1977 Penulis xxvii 1 Pendahuluan 1.1 ARTI MINYAK- DAN GASBUMI 1.1.1 PENGERTIAN MINYAK- DAN GASBUMi Minyak~ dan gasbumi adalah astitah Indonesia yang pemakaiannya telah mendarah-daging pada kita. Sebelumnya, lebih banyak dipergunakan orang istilab minyak tanzh yang berarti minyak yang dihasilkan dari dalam tanah. Dengan diketahuinya bahwa minyak tanah atau minyak mentah itu terdapat bersama-sama dengan gas alam, maka istilah yang lazim sekarang adalah minyak- dan gasbunt. Dalam beberapa bahasa lain, di antaranya Inggris, istilah yang diper- gunakan adalah petroleum, yang berasal dari kata petro, batu dan oleum, Winyak, Jadi arti 'petroleum' sebenarnya ialah 'minyak batu'. Istilah ‘minyakbumi' lebih tepat, karena memang minyak ini terdapat dalam bumi dan bukan dalam tanah. Istilah yang juga sering digunakan adalah minyak mentah, dalam bahasa Inggris crude oi] atau disingkat crude saja. Minyak mentah berarti minyak yang belum dikilang, jadi yan¢ masih terdapat dalam kerakbumi. Selain itu terdapat gasbumi yang dalam pehasa Inggris disebut earth gas, tetapi istilah ini tidak banyak di- gunakan. Istilah yang lazim ialah natural gas, yang kita salin jadi gas alam. : Istilah ‘'minyak tanah' mempunyai arti lain; dalam dunia minyak orang mengenalnya sebagai kerogin, salah satu hasil pengilangan minyakbumi . fstilah lain adalah minyak lantung, dan lantung artinya'batu, jadi minyak Jantung adalah minyak batu, sama dengan petroleum. Istilah yang dipergunakan dalam buku ini ialah minyak- dan gasbumi, yang di dalamnya tercakup minyak mentah yang belum dikilang dan gas- bumi. Istilah ‘gas alam' tidak skan dipergunakan. Istilah minyak tanah akan dibatasi penggunaannya untuk pengertian sehari-hari, untuk sele~ bihnya terpakai kerosin. Buku ini berjudul 'Geologi Minyak- dan Gasbumi'. Arti geologi minyak- dan gasbumi sebetulnya adalah tempat atau cara terdapatnya minyak~ dan gasbumi di dalam kerakbumi secara geologi. Dapat pula kita artikan sebagai ilmu yang mempelajari keadaan geologi atau cara terdapatnya minyak~ dan gasbumi di dalam kerakbumi ataupun di dalam bumi. 1.1.2 KEPENTINGAN MINYAK- DAN GASBUMI ‘DALAM PERADABAN Sebelum akhir tanun 1973 pentingnya minyak- dan gasbumi sebagai bahan galian tidat?=h terlalu terasa. Pada waktu buku ini ditulis. boikot, embargo dan penurunan produksi minyakbumi di Timur Tengah, telah me~ nimbulkan apa yang terkenal sebagai krisis energi. Penurunan produks; minyakbumi telah mengakibatkan timbulnya krisis di seluruh dunia dan memberikan pengaruh politik ataupun ekonomi. Dari sini dapat dilihat, bahwa minyakbumi merupakan salah satu sunber kekayaan yang sangat penting, yang berpengaruh ataupun yang merupakan salah satu faktor peradaban manusia. Haruslah diingat, bahwa minyak- dan gasbumi merupakan bahan galian, dan sebagaimana halnya bahan gali an ‘lainnya bersifat tak dapat tumbuh kembali, atau dengan kata lain, "baban pakai-habis', sekali kita ambil, habislah bahan itu. Minyakbumi mempunyai, peranan ‘khusus karena bukan semata-mata bersifat bahan galian, tetapi juga, berups bahan bakar. Jadi merupakan suber energi yang pen- Apa eijakah siimber energi di dunia kini? Yang lazim kita kenal adalah, antara lain: ARANG DAN KAYU Arang dan kayu merupakan sumber energi tertua yang dikenal manusia. Manusia purba pertama kali berkenalan dengan api melalui arang ataupun kayu. Tentunya hal ini diketahui dari pengalaman melihat terbakarnya hhutan dan.sebagai akibatnya, tumbuhan ataupun daging binatang kemudian dapat dimakan dengan lebih enak lagi. Sejak itulah manusia purba mulai meénggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak makanannya dan untuk memanasi badannya sewaktu hawa dingin. Di Indonesia orang masih banyak menggunakan arang dan kayu, sebagdimana kita lihat di pedesaan. Sebalik- nya, di negara yang lebih maju keadaannya berbeda, kecuali misalnya sewaktu orang berkemah. Sumber arang dan kayu tentu terbatas pada persediaan tumbuhan, dan’ dengan ditebangnya hutan makin lama makin sedikitiah persediaan arang dan kayu ini. Tetapi di lain fihak kayo dapat ditanam kembali berulang-ulang tanpa ada habisnya. BATUBARA Batubara merupakan sumber energi yang sangat penting, terutama di abad yang lalu. Di berbagai negara seperti Eropa Barat dan Amerika Serikat, batubara sehetulnya merupakan penggerak utama industrialisasi. Batubara sering dihubungkan orang dengan pertambangan dan, pada gilirannya,. tam- bang batubara merupakan sarang gerakan buruh abad itu. Mesin pada waktu itu umumnya digerakkan oleh batubara, di antaranya kereta-api dan kapal- api. Pengertian 'kereta-api' dan "kapal-api' untuk generasi lama dihu- bungkan dengan batubara sebagai bahan energi atau tenaga yang mengge- vakkannya. Negara industri yang maju dalam abad ke-18, pada hakekatnya memang merupakan negara yang mempunyai cadangan batubara, seperti misalnya Inggris, Perancis dan Jerman. Bahkan suatu daerah dapat menjadi sumber sengketa karena mempunyai batubara, seperti misalnya Blzas-Lotharingen antara Perancis dan Jerman. Juga Amerika Serikat di sebelah Timur, seperti daerah Appalachia, merupakan pusat industri karena terdapatnya batubara. Jepang terpaksa mengadakan peperangan dan mengadakan politik ekspansi untuk mendapatkan batubara, terutama di daerah Mansyuria. Maka munculnya berbagai negara industri di abad ke-18 adalah berkat adanya tambang batubara, Batubara juga merupakan salah satu sumber ber- bagai bahan kimia dan juga sumber pembuatan gas kota. Malahan banyak yang mengira bahwa gas itu hanya dapat dibuat dari batubara saja. Batubara jelas merupakan stiatu sumber energi yang penting di abad ke- 18. Dengan menipisnya cadangan minyak dan gasbumi dewasa ini batubara kembali memegang peranan sebagai sumber energi. 2 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbami ‘MINYAK- DAN GASBUMT Minyak- dan gasbumi merupakan bahan yang paling penting di dunia devasa ini sebagai sumber energi. Tidak banyak orang menginsyafi babwa di negara maju, minyak- dan gasbumi merupakan sumber energi utama bagi pembangkit tenaga listrik, misalnya saja di Sepang dan di Amerika Serikat. Diturunkannya produksi minyak~ dan gasbumi oleh berbagai negara di Timur Tengah telah mengakibatkan dikuranginya perlistrikan @i banyak negara yang telah maju. Selain itu pentingnya minyak- dan gasbumi lebih jelas lagi karena zat itu merupakan penggerak berbagai mesin motor, mesin diesel, mesin jet untuk pesawat terbang, serta mesin~ mesin lain untuk penggerak industri, Malahan dewasa ini kereta-api uap pun banyak mempergunakan minyak sebagai bahan bakar. Kita ingat juga bahwa sebelum perang dunia ke IZ bahan bakar utama untuk dapur @i Indonesia sebetulnya jalah arang dan kayu, tetapi sekarang ini minyak tanah merupakan bahan penting bagi setiap ibu rumahtangga. Walaupun dewasa ini juga banyek dipergunakan elpiji atau gas minyak- bumi yang dicairkan (liquefied petroleum gas), tetapi nyatanya di Indonesia minyak tanah merupakan bahan bakar penting dalam rumahtangga. SUMBER HIDRO-LISTRIK Sumber hidro-listrix merupakan sumber tenaga didasarkan pada bergerak- nya air dari kedudukan yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, sehingga energi potensial diubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik inilah yang kemudian menggerakkan turbin serta mesin pembangkit tenaga listrik dan menghasilkan tenaga listrik yang disalurkan melalui jaringan kawat listrik. Di Indonesia Kita selalu membayangkan bahwa tenaga listrik berasal dari tenaga aiz. Hal ini tidaklah selalu demikian, misalnya di Jakarta se- karang, sumber tenaga listrik sebagian besar diambil dari sumber tenaga uap. Di Jepang pun tidak seluruh tenaga listrik Giambil dari pembangkit tenaga air, tetapi diambil dari pembangkit tenaga diesel. Di negara Swiss misalnya, listrik memang dibangkitkan oleh tenaga air karena sum- ber air banyak terdapat di sana. Semua negara yang tidak iemiliki sumber aix, seperti Belanda misalnya, tentu sangat tergantung pada sunber minyak dan gasbumi. Di masa yang akan datang, selain sungai juga ada kemungkinan pasang surut dapat dimanfaatkan untuk keperlvan pembangkit tenaga listrik. Namun sampai dewasa ini perkembangannya belum sampai sedemikian rupa sehingga dapat merupakan sumber energi penting. ENERGI NUKLIR Energi nuklir serving dikatakan sebagai sumber energi untuk masa yang akan datang. Sampai kini energi nuklir masih merupakan persentasi yang kecil daripada seluruh bentuk energi yang dipergunakan di dunia ini. Demikian pula halnya di Amerika Serikat. Menurut para peramal, mungkin energi nuklir ini masih juga belum mampu untuk dapat digunakan sebagai suber energi penting di abad berikut nanti, Perlu dikatakan di sini, bahwa sumber energi nuklir dihasiikan oleh bahan mineral, yaitu uranium, yang terdapat juga di dalam kerakbumi, sehingga untuk pencahariamya pun diperlukan pengetahuan geologi. ENERGI MATARARI Energi matahari sampai sekarang masih belum dapat dimanfaatkan sebagai Pendahutuan 3 pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan rumahtangga ataupun in- dustri. Energi matahari sebetulnya merupakan sumber energi yang tak terbatas atau merupakan suatu sumber yang tidak akan habis. Namun efisiensi pemanfaatannya masih jauh dari yang kita harapkan, walaupun dewasa ini satelit komunikasi, dan jenis satelit lainnya yang dinaiki manusia seperti "Skylab" dan juga pesawat ruang angkasa ke bulan dan sebagainya telah banyak memanfaatkan sumber matahari sebagai sumber listrikrya. Sampai sekarang sumber ini masih belum dapat dimanfaatkan untuk perlistrikan kita schari-hari karena masih banyak persoalan yang dihadapi untuk dapat mengumpulkan energi yang begitu banyak dan sebe- tulnya murah itu. Penelitian dan pengembangan masih diperlukan untuk dapat menggunakannya secara efisien. ENERGI PANAS BUMI (geotermal) Telah diketahui bahwa temperatur bumi makin ke dalam makin meningkat. Gejala ini dikenal dengan istilah gradien geotermal. Angka rata-rata gradien ini berkisar dari 1°F/100 kaki sampai 3°F/100 kaki atau rata- rata 2°C/100 meter. Namun di beberapa tempat di dunia diketahui, bahwa gradien.ini mempunyai nilai yang lebih tinggi terutama di daerah- daerah volkanik. Perbedaan gradien yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Dengan melakukan pemboran di daerah tersebut, aiz yang masuk pada kedalaman bertemperatur tinggi ini dapat disalur~ kan ke luar dengan pipa dalam bentuk uap yang dapat mengyerakkan turbin, Hal tersebut telah dilakukan, misainya di Italia dan New Zealand. Di Indonesia, pemanfaatan sumber energi geotermal ini telah mulai dirintis, yaitu di Pegunungan Dieng, Kawah Kamojang dan lain-lain tempat. Secara teoritis sumber energi ini tidak akan habis, selama dalam bumi masih panas yang dapat berlangsung bermilyar tahun. Pemanfaatan sumber panas bumi merupakan potensi sumber energi untuk masa yang akan datang. Dapat kita ulaskan, bahwa sebagian besar daripada semua sumber energi tersebut di atas sebetulnya berasal dari matahari. Misalnya saja arang dan kayu; jelas arang berasal dari kayu, kayu berasal dari tumbuhan dan tumbuhan dapat tumbuh karena fotosintesis, yaitu proses pembentukan glukosa (zat gula), di sini gas CO, dan air oleh pengaruh sinar mata hari menjadi gula. Jelas adanya sinar matahari adalah sangat mutlak. Sebetulnya tenaga yang dibawa oleh sinar matahari itu disimpan di da~ lam bahan yang dibentuk tumbuhan, antara lain kayu. Jadi, sebetuinya panas yang keluar dari arang itu adalah panas sinar matahari. Dalam hal batubara, secara geologi dapat dibuktikan, bahwa batubara berasal dari tumbuhan yang telah menjadi fosil. Jadi jelas, sumber energi yang _ tersimpan dalam batubara inipun berasal dari sinar matahari. Dalam hal minyak dan gasbumi para ahli geologi percaya, bahwa minyak dan gasbumi pun berasal dari zat organik. Ja@i, energi diambil dari zat organik yang telah mengalami sedimentasi dan seolah-olah telah menjadi fosil. Maka organisme itu tentu juga mengambil energinya dari makanan- nya yang diambil terutama dari kehidupan lain. Dalam hai ini’ tumbuhan jelas merupakan penghasil energi utama dari fotosintesis. Di sini mata- hari memegang peranan penting, Dengan demikian dapatlah difahami, bahwa sebetulnya energi yang dipancarkan matahari itu disimpan oleh tumbuhan dan dimakan oleh zat organisme lainnya. Sesudah organisme itu meninggal, zat organik tertumpuk dan masuk ke dalam sedimen, Energi masih tetap 4 - Koesoemadinats, Geologi Minyax- dan Gasbumi tersimpan di dalam zat organik tersebut yang kemian diubah menjadi minyak- dan gasbumi. Dengan demikian energi yang terdapat di dalam minyak- dan gasbumi itu berasal dari matahari. Jadi, kalau kita memba kar minyak tanah misalnya, sebetulnya api panas yang keluar dari miny tanah tersebut tidak lain dari sinar matahari yang telah dikungkung oleh zat organik dan telah tersimpan berjuta-juta tahun. Jadi, energi yang terdapat dalam batubara, minyak- dan gasbumi sebetulnya adalah energi matahari yang telah diawetkan dan disimpan dalam kerakbumi. Dengan demikian banyak orang yang mengatakan bahwa batubara, minyak- dan gasbumi itu sebetulnya tidak lain daripeda energi fosil. Mengenai sumber hidro-listrik kita mengetahui, bahwa air dapat sampai di atas pegunungan berkat sinar matahari. Matahari menyinari lautan dan meng~ hasilkan uap, dan 4i dalem uap itu terkungkung energi yang berasal da xi matahari. Waktu dihujankan sebagian air jatuh di tempat yang lebil tinggi daripada laut, sehingga mempunyai energi potensial yang lebih besar. Energi potensial ini didapatkan dari energi matahari. Pada wak air itu turun ke laut, energi potensial diubah menjadi energi kinetik Energi kinetik itu tidak lain ialah energi matahari yang telah dibeba: kan, Dengan demikian jika kita menyalakan lampu listrik, walaupun sum bernya dari Jatiluhur misalnya, energi yang dikeluarkan dari lampu in adalah sinar matahari tersebut. Energi nuklir dan energi geotermal sebetulnya adalah satu-satunya sumber energi yang bukan berasal dari energi matahari. Energi nuklir didapatkan dari pumi, dan bumi sendiri berasal dari matahari. Walaupun demikian bolehlah kita katakan, bahwa energi nuklix dan geoterimal adalah sdtu-satunya sumber energi yang bukan berasal dari energi matahari. 1.1.3, KEUNGGULAN MINYAK- DAN GASBUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI Minyak~ dan gasbumi, terutama minyakbumi, mempunyai keunggulan dari- pada sumber energi lainnya yang telah diutarakan di atas. Keunggulan ini terutama ditinjau dari segi teknik maupun ekonomi. Keunggulan ter: sebut disebabkan karena berbagai sifat fisika tertentu dari minyak- dan gasbumi, yaitu antara lain: 1) SIFAT CAIR MINYAKBUMI Sifat cair minyakbumi ditinjau dari segi teknik menguntungkan; pertams tama karena cairan itu mudah sekali untuk ditransportasikan. Cairan mudah disimpan dalam berbagai macam bentuk tempat ataupun tanki; dapat menyesuaikan diri dengan bentuk alat transport; dapat ditransport deng an memompakannya melalui pipa sehingga mengalir sendiri. Juga dari seg Pemindahan, cairan sangat mudah dialirkan dengan menggunakan pipa dan sebagainya. Misalnya saja bensin, suatu hasil pengilangan minyakbumi, mudah ditempatkan dalam tanki motor yang bentuknya bisa disesuaikan dengan selera kita. Contoh lain ialah, mudahnya ditempatkan dalam mobil yang bentuk tankinya bisa disesuaikan dengan tempat yang tersedi dan ekonomi ruang yang terdapat dalam mobil tersebut. Bayangkan saja kalau kita harus menggunakan batubara sebagai sumber energi, maka pe~ nyimpanannya memerlukan tempat dan bentuk yang khusus, dan cara men- transportnya pun lebih sulit karena merupakan bahan yang sifatnya padat (bulky). Gasbumi mempunyai sifat gas yang juga mempunyai keunggulan daripada zat padat, dan sebetulnya juga terhadap zat cair karena dapat dimampat Pendahuluan 5 kan, sehingga volumenya dapat diperkecil. Di lain fihak gas sangat mudah mengalir dan kebocoran sulit diketahui, sehingga memerlukari tek- nologi lebih tinggi dalam penyimpanannya. Dapatlah dibayangkan bahwa dengan adanya sumber energi yang berbentuk cair atau gas ini penyimpan- an dan transportasi sangat dipermudah. 2) MINYAK- DAN GASBUMI MEMPUNYAI NILAI KALOR TINGGI Nilai kalori yang tinggi dapat dilihat pada Tabel 1-1 yang menunjukkan bahwa bensin mempunyai kalori yang sangat. tinggi. Juga gas, mempunyai nilai energi sangat tinggi. Tabel 1-1 Nilai kalori beberapa jenis bahan-bakar Bahan bakar kal/gram BTU/Lbs Kayu 3.990 - 4.420 7.182 - 7.956 Arang kayu (rata-rata) 7.260 13.068 Lignit/batubara muda 3.328 - 3,339 5.440 - 6.010 Batubara subbitumina 5.289 - 5.862 9.520 - 10.550 Batubara bitumina 5.650 - 8.200 | 10.240 ~ 14.620 Lemak hewan (rata) 9.500 17.100 Minyak nabati 9.300 - 9.500 | 16.740 - 17.100 Alkohol/etil 6.456 11.620 Aspal 5.295 9.530 Minyak mentah 10.419 - 10.839 | 18.755 - 19.510 Minyak bunker 10.283 = 10.764 | 18.510 - 19.516 Solar (diesel fuel) 10.667 19.200 Minyak tanah (kerosene)| 11.006 | 29-810 Bensin (gasoline) 11.528 20.750 1 LBS = pound = 459 grem Selain itu, minyak dan gasbumi juga bersifat memperkecil atau menciutkan volumenya, sehingga sangat mempermudah transportasi.’ Ini berarti bahwa satu kilogram minyakbumi akan menghasilkan kalori yang lebih banyak daxipada satu kilogram batubara. Pengangkutan batubara tidak pula efisien, sehingga dengan demikian mengurangi ‘payload’. Bahan bakar berkalori tinggi memungkinkan misalnya pembuatan pesawat terbang atavpun roket yang berat dari penyediaan bahan bakarnya adalah kritis. 3) MINYAK- DAN GASBUMI MENGHASILKAN BERBAGAI MACAM BAHAN BAKAR Mimyak- dan gasbumi, terutama minyak mentah, menghasilkan berbagai tmacam fraksi distilasi yang merupakan bahan bakar untuk keperlvan berbagai macam mesin. Misalnya, bensin untuk mesin motor, kerosin untuk mesin jet, solar untuk mesin diesel. Hal ini sangat menguntungkan dalam pexancangan berbagai macam mesin untuk keperluan tertentu, sehingga kebutuhan bahan bakarnya dapat sesuai dengan masing-masing jenis mesin texrsebut. 4) MINYAKBUMI MENGHASILKAN BERBAGAI MACAM PELUMAS Hal ini tidak ada hubungannya dengan minyakbumi sebagai bahan bakar, akan tetapi jelas sekali bahwa adanya berbagai macam pelumas memungkin- 6 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi kan pembuatan berbagai jenis mesin, mulai dari 2-tak, diesel, pesawat jet, berbagai mesin perseneling dan sebagainya. 5) MINYAKBUMI DAPAT BERSIFAT SEBAGAI BAHAN BAKU YAITU BAHAN PETRO- KIMIA (*PETROCHEMICALS', MISALNYA, BAHAN PLASTIK, TEKSTIL TERTENTU DAN SEBAGAINYA) . Sifatnya sebagai bahan petrokimia mempengaruhi perkembangan industri tekstil dan plastik dewasa ini. Sebagai bahan sintetis dan barang ba~ han, seperti plastik dan tekstil misainya, minyakbumi memegang peranan sangat penting. Sebagai contoh, plastik sebagai alat pembungkus dewasa ini telah mendesak daun pisang, begitu pun bahan tekstil seperti nylon dan sebagainya dibuat dari bahan minyakbumi. Sekarang banyak bejana di- buat dari plastik dan bukan lagi dari besi atau logam lainnya, begitu pu pipa karet banyak digantikan dengan bahan berkualitas jauh lebih baik. Kalau kita bandingkan keuntungan penggunaan minyakbumi dengan batubara, nyatalah perbedaan yang jauh sekali, misalnya saja dalam hal penambang- annya. Sifat cair minyakbumi menyebabkan penambangannya jauh lebih mudah dan aman daripada batubara. Kita cukup membor dan memompa minyak~ bumi, sedangkan pada penambangan batubara kita dihadapkan dengan ber- bagai macam masalah. Misalnya, karena penambangan batubara berlangsung di bawah tanah, timbullah berbagai persoalan: ventilasi udara, kea~ manan tambang, beraneka macam pengotoran yang terjadi di dalam tambang, kemungkinan kecelakaan gas dan sebagainya- Apabila diusahakan tambang terbuka, biaya jadi lebih mahal, misalnya pengupasan tanah yang menutup batubara memerlukah biaya sangat besar dan teknologi yang maju. Belum lagi biaya untuk mengangkut zat padat yang tergantung pada truck, lori ataupun kereta-api yang memerlukan tenaga serta ruang yang jauh lebih banyak daripada untuk mengambil minyak dengan cara pompa melalui pipa dan seterusnya. Memang secara geologi batubara jauh lebih mudah dicari daripada minyakbumi. Tetapi di lain fihak batubara itu kotor, sukar untuk ditransport sedangkan minyakbumi walaupun kotor dapat ditransport oleh pipa. Meskipun ada kemungkinan kebocoran pada penggunaan pipa, tetapi jauh lebih bersih daripada mentransport batubara. Selain itu instalasinya juga jauh lebih aman daripada penambangan batubara. Sumber energi lainnya, yaitu suber radioaktif, secara geologi lebih sulit lagi dicari, tetapi mempunyai nilai kalori atau sumber yang lebih besar daripada minyakbumi. Sumber nuklir juga dapat menimbulkan bahaya dan pengotoran udara yang lebih besar daripada minyakbumi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk abad ini, minyak- dan gasbumi, terutamu minyakbumi, mempunyai keunggulan yang lebih tinggi @aripada sumber energi lainnya. Suga sampai kini minyakbumi merupakan sumber energi yang paling murah, setidaknya sebelum kenaikan harga minyakbumi semakin melonjak. 1.1.4 KETERGANTUNGAN PERADABAN KINI PADA MINYAKBUMI Kejadian pada akhir tahun 1973 dan awal 1974 merupakan contoh paling baik wengenai ketergantungan peradaban dan kebudayaan manusia dewasa ini pada minyakbumi. Dengan diciutkannya produksi minyakbumi di bebera~ Pa negara penghasil minyak di Timur Tengah, timbullah suatu krisis yang meliputi seluruh dunia, Padahal pengurangan hanyalah meliputi 10% saja. Maka dapatlah dibayangkan bagaimana efeknya terhaday peradaban Pendihuluan 7 kita ini kalau minyakbumi itu sama sekali tidak ada. Pertama-tama dalam hal transport; jika minyakbumi tidak ada, maka pesawat terbang, kapal laut (yang dewasa ini banyak menggunakan mesin diesel ataupun uap yang mempergunakan minyakbumi), kereta-api dan apalagi kendaraan bermotor, seperti mobil truck, bus dan sebagainya tidak mungkin berjalan. Dalam keadaan tertentu, misalnya kapal-api memang masih bisa berjalan dengan batubara, begitupun kereta~api. Tapi jelas, bahwa kita tak bisa hidup tanpa alat transport lainnya, seperti mobil, pesawat terbang dan lain- lain. Misalaya saja di Amerika Serikat; untuk kota semacam New York jika sama sekali tidak ada minyakbumi maka penduduknya yang berjumlah 8.000.000 akan mati kelaparan karena tidak akan.ada bahan makanan yang masuk ke kota tersebut. Bukan saja lalu-lintas manusia yang tidak bisa bergerak, tetapi berbagai macam barang, kahan vital untuk. hidup sehari-hari dapat terputus oleh karenanya. Demikian pula di Indonesia walaupun kita belum seluruhnya tergantung dari minyak-dan gasbumi akan tetapi kita bisa mengharapkan berbagai kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan saja jika minyak tanah tidak ada, maka masak pun akan menjadi persoalan. Tak adanya bensin bisa menimbulkan kekacauan ekonomi, Di Amerika Serikat kebutuhan akan’ minyakbumi lebih-lebih lagi menonjol karéna keadaan musim. Tidak adanya minyakbumi akan mengakibatkan peru- mahan menjadi dingin dalam musim winter dan tentu akan banyak manusia matibeku, karena sistem pemanasan untuk perumahannya sudah sama sekali tergantung pada minyak- dan gasbumi. Hanya kelangsungan kehidupan di kota kecil atau di perkampungan saja yang masih dapat diharapkan, yaitu dengan mempergunakan kayu ataupuri batubara. Untuk industri akibatnya sudah jelas, karena produksi akan macet sama sekali tanpa adanya tenaga penggerak. Demikianlah penurunan produksi minyak oleh beberapa negara Arab pada tahun 1973-2974 telah menimbulkan suatu kemunduran bagi industri. Rpalagi jika sumber minyak tidak ada sama sekali, maka seluruh industri akan lumpuh. Sumber energi lainnya tentu saja dapat diperqunakan, seperti misalnya batubara (di Inggris), tetapi bagaimana pun tingkat industrialisasi akan sangat mundur. Produksi tenaga listrik juga sangat dipengaruhi oleh peristiwa tahun 1973-2974. Jepang menjadi gelap gulita karena kebanyakan sumber tenaga listriknya tergantung dari minyakbumi. Begitupun Amerika Serikat, sebab lebih dari 50% sumber perlistrikan berasal dari pembangkit tenaga uap atau diesel yang dihasilkan atau digerakkan oleh minyakbumi. Di New York, seluruh kehidupan tergantung pada listrik, misalnya untuk naik-turun lift atau elevator, pemanasan dan sebagainya. Tanpa adanya minyak, peradaban di Amerika Serikat yang kita ketahui dewasa ini akan mati sama sekali. Dapat diulas kembali bahwa peradaban yang dewasa ini kita nikmati sangat tergantung pada minyak- dan gasbumi, maka sulitlah untuk diba- yangkan bagaimana jika minyak- dan gasbumi itu sudah tidak ada lagi. Dewasa ini lebih dari separuh cadangan minyakbumi terdapat di beberapa negara Timur Tengah dan kehidupan ini. akan sangat tergantung daripada kebijaksanaan para pemimpin di Timur Tengah. Dari sini kita bisa meli- hat pentingnya minyakbumi; bukan saja mempengaruhi politik militer tetapi terutama kebudayaan kita. Banyak ahli meramalkan bahwa minyak- bumi akan habis di abad ke-21, Sementara ini berbagai sumber energi lainnya harus mulai dikembangkan. 8 Koesoomadina , Geologi Minyak: dan Gasbumi Sukar untuk dibayangkan mengenai apa yang akan terjadi dengan mobi pesawat jet dan kendaraan lainnya (yang dewasa ini merupakan sesua yang sudah dianggap biasa), kalau dalam abad ke-21 nanti minyakbum bukan lagi merupakan sumber energi utama. Perkembangan segi politik dan segi militer merupakan sebagian keci! saja dari akibat ketergantungan peradaban manusia dewasa ini pada minyak- dan gasbumi. Hidup matinya suatu negara sangat tergantung daripada minyakbumi. Krisis energi tahun 1973-1974 menggambarkan bagaimana pentingnya mi bumi bagi perkembangan sesuatu negara. Negara yang sedang berkembar akan sangat dipengaruhi perkembangannya oleh tidak adanya minyak- ¢ gasbumi, apalagi negara yang sudah berkembang. Dapat kita lihat bat tidak semua negara industri memilixi cadangan minyak, hanya beberar negara saja yang memilikinya secara cukup atau berlebihan, Mungkin lebih banyak negara yang tidak mempunyai cadangan minyak daripada n xa yang mempunyainya. Indonesia dalam hal ini beruntung sekali memp cadangan minyak yang cukup hesar, walaupun sebagai produsen minyakb di dunia hanya menduduki tempat nomor 9 ataupun 10. Berbagai negara Eropa pada umumnya tidak mempunyai cadangan minyakh Inggris, Belanda, Swedia, Norwegia, Portugal, Spanyol, Irlandia tid lah mempunyai cadangan minyak yang diperiukan untuk kelangsungan pe adabannya ataupun industrinya. Jerman dan Perancis hanya mempunyai sumber yang sangat terbatas. Romania merupakan produsen utama di En kecuali Uni Soviet yang mempunyai cadangan minyak yang setaraf dens, Amerika Serikat dan kebutuhan untuk minyakbuminya dapat dipenuhi. Ditemukannya minyakbumi 4i Laut Utara akan menjadikan ‘Inggris dan Swedia' sebagai negara produsen utama di Eropa dan memberikan gairal kepada beberapa negara di sekitarnya untuk mengexplorasi lebih bany: lagi, untuk mengakhiri ketergantungannya terhadap Timur Tengah. Amerika Serikat mempunyai cadangan cukup besar yaitu kira-kira 30 mi yar barrel, mempunyai produksi harian yang sangat tinggi, sesuai der Permintaan yang sangat besar, yaitu hampir 19.000.000 barrel tiap he Walaupun demikian tetap mengharuskan negara ini mengimpor minyak daz berbagai negara Timur Tengah, meskipun hanya meliputi 10% saja. Deng adanya krisis energi pada tahun 1973-1974, sumber minyakbumi yang di dapatkan di lepas pantai (terutama di daerah Pasifik) dan di Alaska digiatkan. pada mulanya pengusahaannya @ihalang-halangi para ahli il iingkungan karena masalah perusakan lingkungan yang dapat ditimbulka Akan tetapi ketidak-adaan energi merupakan masalah yang lebih gawat lagi. Dengan demikian kita melihat bahwa tidak meratanya cadangan minyak di dunia ini (boleh dikatakan hanya terkonsentrasikan di Tim Tengah) menyebabkan banyak pertikaian politik yang terus menerus ter jadi ai Timur Tengah. Belakangan ini para pemimpin Arab rupanya sada akan kepentingan minyakbumi untuk kehidupan Eropa Barat dan Amerika Serikat. Mereka berhasil dapat menguasai berbagai perusahaan minyak dengan menbeli saham perusahaan tersebut tanpa mengadakan nasionalis sehingga memungkinkan melakukan aksi boikot dan embargo. Dengan demi: an kita melihat bahwa minyak merupakan senjata ampuh bagi para pemim Arab terhadap negara barat. Pada waktu buku ini ditulis belumlah dapi dilihat bagaimana kesudahan politik atau pemakaian minyak sebagai su senjata politik baru. Pendahuluan s Dari segi militer, minyakbumi telah menghasilkan metoda peperangan yang lain daripada sebelumnya. Minyakbumi telah memberikan mobilitas pada peperangan, yang selanjutnya menghasilkan peperangan yang lebib. dahsyat lagi tetapi lebih singkat. Sebagai contoh, misalnya Perang Dunia Kedua. Adanya minyakbumi justru menghasilkan beraneka macam senjata yang lebih ampuh daripada sebelumnya, misalnya pesawat terbang, tank baja, kapal perang, kapal selam dan sebagainya. Adanya penguasaan minyakbumi sering- kali menentukan jalannya peperangan. Misalnya saja Marsekal Rommel meng- alami kekalahan di Afrika, bukan semata-mata karena tentaranya tidak mampu, tetapi karena akibat Korps Afrika yang dibanggakannya tidak berhasil mendapatkan bahan bakar untuk senjata perangnya. Begitu pun Jepang pada waktu pecahnya perang dunia ke-dua, segera menyerbu ke Indonesia untuk menguasai lapangan minyak yang terdapat di Indonesia. Dengan demikian dia terpaksa menaklukkan Indonesia sebelum menyerbu ke Australia atau ke Amerika Serikat. Sebaliknya Jendral MacArthur tidak perlu memperebutkan Indonesia, karena Amerika pada waktu itu nempunyai cadangan minyak yang cukup banyak sehingga Indonesia dilewat segitu saja. Dari Australia dia langsung melompat ke Philipina dan setelah Philipina dikuasai tentu persediaan minyakbumi dari Indonesia terputus dari angkatan perang Jepang dan Jepang pun kalah. 1.1.5 BEBERAPA POKOK KEBIWJAKSANAAN DALAM PENGGUNAAN MINYAKBUMt SEBAGAI SUMBER ENERGI! Suatu kebijaksanaan mengenai energi yang menyangkut minyakbumi haruslah berdasarkan tiga pokok sebagai berikut: 1) KENYATAAN BAHWA MINYAKBUMI (SEBAGAIMANA JUGA DENGAN BAHAN MINERAL LAINNYA) MERUPAKAN BAHAN YANG DAPAT HABIS (exhaustible) ATAU DAPAT DIKATAKAN BAHAN PAKAT HABIS 3ekali kita pompakan minyak dari kerakbumi dan kemudian kita pakai, zadangannya akan menciut terus dan akan habis. Akibat daripada dalil ini, berarti explorasi minyakbumi harus terus-menerus dilakukan. Harus pula ditentukan garis besar kebijaksanaan mengenai pengelolaan energi, yaitu bahwa untuk setiap barrel minyak yang diproduksikan secara mini- nal haruslah ditandingi dengan penemuan satu barrel minyak oleh usaha explorasi. Jadi, untuk negara mana pun haruslah dipegang suatu kebijak- sanaan, bahwa explorasi harus terus-menerus dilakukan bukan semata-mata antuk menambah cadangan yang ada tetapi juga menutup cadangan yang te- lah diproduksikan. 2) KONSUMSI MINYAKBUMI TERUS-MENERUS MENINGKAT fTelah kita ketahui bahwa untuk mempertahankan peradaban dan kemajuan negara yang telah berkembang ataupun yang belum berkembang diperlukan konsumsi minyakbumi yang terus-menerus meningkat. Pada tahun tujuhpuluhan, konsumsi minyakbumi di seluruh dunia kira- kira masih berkisar sekitar empat puluh juta barrel setiap hari, dan nenurut proyeksi maka pada tahun 1990 kebutuhan minyakbumi itu akan nencapai 100 juta barrel setiap hari. Ini mervpakan suatu kebutuhan yang luar biasa dan sampai kini belumlah kita ketahui apakah perminta~ an sebesar itu dapat dipenuhi pada tahun 1990. Tetapi dengan adanya «risis energi pada tahun 1973, berbagai negara yang telah maju mulai sadar bahwa konsumsi minyakbumi haruslah dikurangi atau setidak-tidak- LO Koesoemadinata, Geologi Minyake dan Gasbumi nya dikekang. Kalau tidak demikian maka dalam waktu yang tidak lama cadangan minyakbumi akan habis. Kebijaksanaan ini haruslah dijadikan pedoman bagi negara penghasil minyak ataupun konsumen minyak. Untuk Asia Tenggara misalnya, dewasa ini prodvksi Indonesia berlebihan, akan tetapi di tahun-tahun mendatang dengan meningkatnya permintaan minyak~ umi, maka daerah Asia Tenggara ini pasti sudah mlai mengimpor dari negara lainnya, kecuali jika Indonesia mampu mempertinggi produksinya dan memperbesar cadangannya. 3) KEBIJAKSANAAN HARUS JUGA DIDASARKAN ATAS TIDAK MERATANYA SUMBER MINYAXBUMI DI SBLURUH DUNIA Bukan saja @i seluruh dunia, tetapi di satu negara pun penyebarannya tidak merata. Misalnya saja Indonesia, tidak semua daratan ataupun lautan di dalam daerah Indonesia menghasilkan minyak. Walaupun terse— bar secara tidak merata tetapi tetap terdapat dalam jalur geologi tertentu. Penyebaran tidak merata ini dapat mienyebabkan pertikaian politik sebagaimana kita Lihat di Timur Tengah. Suga kita lihat dalam pertikaian batasan landasan kontinen, adanya minyakbumi merupakan suatu faktor penting. Di masa lampau tidak meratanya penyebaran minyakbumi telah menyebabkan politik expansi, kolonialisasi serta imperialisme dan lain-lain. Dewa~ sa ini juga masih menyebabkan expansi politik ekonomi. Banyak negara yberkembang berusaha untuk menguasai daerah yang kaya minyak bukah di- tinjan dari segi militer tetapi segi politik ekonomi. Dari uraian di atas jelas polalah, bativa kebijaksanaan mengenai energi dan minyakbumi haruslah didasarkan atas kenyataan sebagaimana telah di- sebutkan di atas. Jadi, jika suatu negara ingin maju, negara itu pun yharus mengamankan persediaan minyaknya dan harus merencanakannya untuk waktu yang cukup lama. Selain itu negara tersebut harus berusaha meme- nuhi kebutuhan minyaknya dengan mempertimbangkan ketiga pokok kebijak- sanaan yang telah diuraikan di atas. 1.1.6 MINYAKBUMI SEBAGAI ZAT UNIK DALAM KERAKBUMI Minyakbumi merupakan suatu zat yang unik di dalam kerakbumi yang sebe~ tulnya serba padat di samping air. Keunikan tersebut dapat kita perinci sebagai berikut: * 1) sifatnya yang cair membedakannya dengan zat lain ai sekitarnya, ke- cuali air. 2) $ifatnya yang cair menyebabkan geologi sejarah minyakbumi pun perlainan dari kerakbumi sendiri. Cara terbentuknya kerakbumi dan perkembangannya, juga lain dengan minyakbumi. Minyakbumi dibentuk di tempat tertentu, tetapi karena sifatnya yang cair, dapat pindah dan berkumpul di tempat lain. 3) Susunan kimia minyakbumi juga berbeda dengan kerakbumi. Minyakbumi merupakan campuran komplex senyawa hidro-karbon dari berba~ gaimacam isomer, dengan yantai panjang, merupakan jaringan yang komplex, dan jumlahnya ratusan bahkan sampai ribuan. Kerakbumi terbentuk dari~ pada batuan yang terdiri dari berbagai mineral terutama mineral sili- kat, yaitu mengandung unsur silikon dan oksigen. Jadi di satu fihak kita menghadapi ‘suatu sistem hidro-karbon, di lain fihak sistem silikat. 4) Secara kimia minyakbumi mempunyai hubungan erat dengan zat organik sehingga batuan sedimen merupakan habitat minyak dalam kerakbumi. Pendahuluan 1 Pada beberapa bab selanjutnya, akan dijelaskan bahwa minyakbumi merupa~ kan hasil penguraian atau pengubahan zat organik, sedangkan zat organik hanya didapatkan atau ikut terendapkan dengan batuan sedimen dan tidak mungkin dengan batuan beku atau pun batuan metamorf. Jadi, jelaslah bahwa terbentuknya minyakbumi sangat erat hubungannya dengan cara pembentukan batuan sedimen, 1.1.7. RUANG LINGKUP GEOLOG! MiINYAK~ DAN GASBUMI Sebagaimana telah diutarakan di atas, minyakbumi dan batubara merupakan bahan bakar fosil. Energi yang dipancarkan matahari terkungkung di dalam kedua zat tersebut dan terawetkan selama jutaan tahun dan oleh karenanya dinamai bahan bakar fosil. Karena bahan hakar fosil bersifat organik, maka sangatlah erat hubungannya dengan batuan sedimen. Tetapi di samping itu kita melihat pula hubungan yang sangat erat antara bijih- bijih dengan berbagai bahan baku seperti logam dan sebagainya, yang pada umumnya berhubungan dengan batuan beku dan batuan metamorf, Dengan demikian kita dapat melihat perbedaan yang menyolok antara bahan bakar yang hubungannya dengan batuan sedimen di satu fihak (terkecuali uranium yang bukan merupakan bahan bakar fosil), di fihak lain bahan baku yang berhubungan erat dengan batuan beku dan metamorf. Berdasarkan kenyataan di atas kita dapat membedakan dua bidang utama dalam ilmu geologi terpakai: GEOLOGI BATUAN KERAS (hard-rock geology), yaitu bidang geologi yang Khusus mempelajari bijih-bijih logam yang hubungannya erat dengan batuan kristalin atau batuan beku dan metamorf. Bidang ini sering juga digolongkan dalam Geologi Ekonomi. GEOLOGI BATUAN LUNAK (soft-rock geology), yaitu bidang yang mempelajari batuan sedimen, terutama untuk tujuan mencari atau mendapatkan minyak- bumi dan batubara yang sangat erat hubungannya dengan batuan sedimen. Atau dapat pula kita sebut sebagai Geologi Bahan Bakar (Fuel Geology). Dari uraian di atas jelaslah, bahwa ruang lingkup geologi minyak- dan gasbumi ini merupakan pengkajian dari batuan sedimen dan semua faktor Yang menentukan cara terdapatnya, penyebarannya dan cara berakumulasi - nya minyak- dan gasbumi.di dalam kerakbumi. 1.2 SEJARAH DAN PERKEMGANGAN INDUSTRI MINYAKBUMI 1.2.1 PERKEMBANGAN UMUM INDUSTRI MINYAKBUMI Di dalam ‘sejarah manusia, minyakbumi mungkin pertama kali ditemukan atau dikenal orang di Timur Tengah, di Iran atau Parsi Kuno yang juga @ikenal sebagai daerah Mesopotamia. Di daerah ini minyakbumi mula-mula Gikenal sebagai rembasan dan sumber yang terdapat pada permukaan:bumi. Nabi Nuh yang diperkirakan hidup di daerah ini adalah manusia yang mungkin untuk pertama kalinya memanfaatkan minyakbumi atau dalam hal ini aspal (teer). untuk melapisi perahunya, agar tidak kemasukan air. Di zaman-zaman berikutnya diduga bahwa di daerah ini terdapat rembasan gasbumi yang telah terbakar dan kemudian merupakan unggun api yang sai Maka timbullah agama Parsi (Zoroaster) yang menyembah api abadi rsebut. Di zaman Harun Al-Rashid minyakbumi telah pula dikenal, dan Harun Al~ 12 Koesoemadinata, Geotogi Minyak- dan Gasbumi Rashid menggunakannya sebagai bahan pembakar, namun tidak banyak dike~ tahui mengenai bahan itu. Istilah yang diberikan oleh Harun Al~Rashid untuk minyakbumi tersebut adalah naphta. Hal ini terjadi jauh sebelum perkembangan minyakbumi yang modern timbul. Pada zaman Cina kuno telah pula dikenal industri pengusahaan minyakbumi. Menurut catatan sejarah, orang Cina malahan telah mencoba membor minyak- bumi sejak zaman sebelum Masehi . Industri minyakbumi yang modern timbul di Amerika Serikat pada abad ke~ 19, yang segera disusul oleh beberapa negara Eropa dan bagian dunia lainnya. Sebelum ditemukan pengusahaannya secara komersiil, minyakbumi telah sejak lama dikenal di amerika serikat terutama sebagai rembasan- Minyakbumi yang didapatkan dari berbagai sumber pada permukaan bumi, semula sering dianggap sebagai barang aneh dan juga diperjual belikan sebagai obat. Orang Indian menggunakannya untuk mencoret-coret/menghiasi mukanya di waktu perang. Juga ai Bropa, minyakbumi telah lama dikenal di beberapa daerah, terutama di Romania dan juga di bagian Eropa Barat lainnya. Pemunculan minyakbumi itu telah merupakan juga suatu keanehan yang menarik perhatian para sarjana pada zaman itu. Akan tetapi jauh sebelum minyakbumi dipergunakan dalam industri, Haquet pada tahun 1794 telah mengemukakan teorinya bahwa:minyakbumi berasal dari daging atau- pun zat organik lainnya, seperti kerang atau moluska. Hal ini dikemuka- kan terutama karena batuan yang mengandung minyak biasanya mengandung juga fosil binatang laut. Pada tahun 1805 Von Humbold dan Gay Lussac mengira bahwa minyakbumi berhubungan dengan aktivitas gunung api, sebagai contch misalnya, _ gunung Vesuvius. Ide serupa, dikemukakan pula oleh orang ahli geologi Perancis Virlet d’Aoust pada tahun 1834. Teorinya didasarkan pada gejala bahwa seringkali minyakbumi ditemukan bersama-sama dengan lumpur gunung api. Pada tahun 1842 Sir william Logan, direktur Jawatan Geologi Canada menghubungkan terdapatnya rembasan minyak dengan struktur antiklin, seperti dilihatnya di pulau Gaspe yang terdapat di mulut sungai St. Lawrence. Mungkin ini merupakan pengamatan pertama yang menghubungkan texdapatnya minyakbumi dengan antiklin. Pada tahun 1847 di Glasgow (Inggris) untuk pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyakbumi menjadi minyak lampu yang menggantikan lilin yang pada waktu itu meru- pakan sumber penerangan utama. Dengan ditemukannya cara pengolahan tersebut maka minyakbumi menjadi bahan yang dicari oleh banyak pengu~ saha. Hal ini menimbulkan suatu ide pada seorang pensiunan militer ai Amerika Serikat; yaitu Kolone} William Drake untuk membor minyak yang dapat diproduksikan secara komersiii. Tahun 1859 merupakan saat bersejarah yang sangat penting, yaitu saat permulaan timbulnya industri minyak. Pengeboran dilaksanakan di Titusville, negara bagian Pennsylva~ nia, Amerika Serikat, dan minyak berhasil ditemukan serta diproduksikan dari kedalaman 69 kaki. Pemboran dilakukan di dekat suatu rembasan atau sumber minyakbumi, dan ternyata dapat dihasilkan produksi yang lebih besar daripada yang keluar dari rembasan. Sejak saat itulah pemboran merupakan satu-satunya cara untuk mengexploitasi dan mengexplorasi minyakbumi secara komersiil. Pada tahun berikutnya Henry D. Rogers seorang gurubesar pada Universi tas Glasgow mengadakan pengamatan di daerah Pennsylvania dan melihat bahwa akumulasi minyakbumi yang ditemukan Williom Drake terdapat pada sumbu antiklin. Rogers sangat mengetahui keadaan geologi daerah produk- Pendanuluan 13 si tersebut. Satu tahun kemudian teori antiklin dinyatakan secara resmi oleh Sterry Hunt dalam suatu ceramah di Montreal, Canada, dan dipubli- kasikan. dalam suatu majalah yang bernama ‘Montreal Gazette'-pada tanggal 1 Maret 1861. Teori mengenai mulajadi akumulasi dan terdapatnya minyak- pumi merupakan suatu teori klasik dan bertahan sampai dewasa ini dengan hanya sedikit perbaikan saja. Judul asli tulisan tersebut adalah ‘Notes on the History of Petroleum’ (Rock Oil). Dalam tahun yang sama, yaitu tahun 1861, B. B. Andrews seorang gurubesar ilmu geologi pada Marietta College di negara bagian Virginia barat menunjukkan pula terdapatnya minyak- dan gasbumi sepanjang sumbu antiklin di dekat Cairo, di negara bagian Virginia barat. Ia pun menghubungkan sumber minyak dan gasbumi tersebut dengan sumbu antiklin, akan tetapi diterangkannya akumulasi lokal minyak- dan gasbumi tersebut merupakan hasil retakan yang terja~ 4i di atas sumbu antiklin yang batuannya telah dihancurkan oleh pengang- katan dan pelipatan. Andrews dan Hunt kedua~duanya yakin, bahwa retakan yang terjadi dalam batuan yang mengandung minyak tersebut merupakan faktor penting bagi terdapatnya akumulasi di atas sumbu antiklin. Dalam pada. itu Prof..Alexander Winchell dari Universitas Michigan pada tahun 1860 berpendapat bahwa batupasirnya sendiri cukup mempunyai kesarangan (porositas) untuk mengandung minyak tanpa adanya retakan. Berbagai prinsip yang telah dikemukakan oleh Logan, Rogers, Hunt, Andrews dan Winchell sedikit sekali diperhatikan oleh berbagai perusa- haan minyak pada waktu itu. Dalam hal ini I.C. white rupa-rupanya adalab ahli geologi pertama. yang mendemonstrasikan kebenaran teori antiklin ; untuk akumulasi minyak~ dan gasbumi, dengan mendatangi suatu lapangan dan menunjukkan lokasi pada struktur tersebut dengan berhasil. Dengan teori tersebut dia menemukan beberapa lapangan minyak baru di negara bagian Pennsylvania. Teori antiklin tersebut cukup berhasil dan diteri- ma oleh para ahli geologi di zaman itu, namun masih juga ditentang oleh para ahli geologi terkemuka. Walaupun demikian, berbagai kritik terhadap teori antiklin tidak merubah pentingnya struktur sebagai suatu faktor dalam akumulasi minyak- dan gasbumi dan merupakan suatu fakta yang secara mendarah daging diakui oleh para ahli geologi minyakbumi sampai sekarang. Pada tahun 1888 E. Orton memberikan suatu karya lengkap mengenai geologi minyak- dan gasbumi, dimana antara lain ia berkesim- pulan bahwa minyakbumi berasal dari zat organik. Walaupun teori antiklin telah berhasil dan menunjukkan pentingnya geologi untuk mencari minyak- dan gasbumi, baru pada tahun 1897 suatu Perusahaan minyakbumi yaitu Southern Pacific Oil Company menyewa seorang ahli geologi untuk mencari minyakbumi dengan berhasil. Pada permulaan abad ke-20 semua perusahaan minyakbumi di Amerika Serikat telah mempu- nyai bagian geologi sebagai ‘Exploration Departement’. Hal ini merupakan zaman baru dalam sejarah industri minyakbumi. Pada tahun 1917 di Amerika Serikat tidak ada perusahaan minyakbumi tanpa seorang ahli geologi. Tahun itu juga merupakan permulaan suatu era dalam sejarah ilmu geologi minyakbumi, dengan didirikannya 'the American Association of Petroleum Geologists’ yang berkedudukan di kota Tulsa, Oklahoma, suatu perhimpunan ilmiah para ahli geologi yang menkhususkan diri pada pencarian minyak- dan gasbumi. Menjelang akhir abad ke-19 pencarian minyakbumi serta timbulnya industri minyakbumi telah menyebar, juga ke luar Amerika Serikat, terutama ke Amerika Latin (misalnya Mexico mulai pada tahun 1890), dan ke Eropa Timur seperti Romania dan Rusia (di sekitar daerah Baku); kemudian juga 14 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi ke Burma dan Indonesia yang merupakan daerah penting bagi pencarian minyakbumi pada waktu itu. Di daerah Timur Tengah minat untuk explorasi dimulai pada tahun 1919, tetapi karena berbagai kesulitan politik dengan Perancis dan Inggris maka perusahaan Amerika baru pada tahun 1927 dapat menbor sumur yang pertama dan menemukan lapangan minyak Kirkuk sekitar tahun itu. Sumur pertama, menyembur tanpa dapat dikendalikan dan meng- hasilkan seyatus riba barrel minyak per hari. Pemboran selanjutnya menunjukkan bahwa lapangan Kirkuk merupakan suatu lapangan yang cukup besar. Manya beberapa tahun sebelum Perang Dunia II (yaitu pada tahun 1939) beberapa lapangan minyak raksasa ditemukan di Saudi Arabia dan di- Kuwait, maka dengan ini dimulailah sejarah penemuan berbagai lapangan minyak raksasa 4i Timur Tengah. Daerah lain untuk pencarian minyakbumi pada waktu itu adalah India, Burma dan Indonesia. Baru setelah Perang Dunia IZ pencarian minyakbumi dilakukan juga di berbagai daerah seperti Aljazair, Sahara atau di daerah Afrika lainnya, begitu pula Australia. Timbullah pencarian minyak ai lepas pantai terutama di tahun enampuluhan (60). 1.2.2 PERKEMBANGAN METODA EXPLORASI MINYAKBUMI Menjelang abad ke-20, atau’ 50 tahun sesudah penemuan sumber minyak per- tama yang komersiil di Amerika Serikat, sedikit sekali bantuan teknik yang diberikan atau dicari untuk penentuan lokasi peuboran. Minyak biasanya ditemukan dengan membor di dekat rembasan atau indikasi permukaan, malahan kadang-kadang dengan pemboran secara membabi buta. Pencarian minyak dengan penggunaan metoda ilmiah memang memberikan hhasil, namun pemboran membabi buta pada waktu itu sekali-kali masih juga menghasilkan lapangan minyak yang bernilai ekonomi. Pada tahun 1912 para ahli geologi mulai mengadakan perpetaan singkapan untuk penentuan tempat pemboran yang paling baik. Hasil penerapan ilmu untuk pencarian minyakbumi memiberikan hasil yang sangat menggembirakan dan dalam waktu beberapa tahun saja struktur yang memberikan harapan telah dibor sampai kedalaman yang dapat dicapai oleh alat pembor. Pada waktu itn alat bor hanya mampu membor 1000 sampai 1300 meter dengan menggunakan bor tumbuk (cable tool). Pada tahun 1901 metoda penboran putar (rotary-drilling) pertama kali dipergunakan di lapangan minyak Spindletop ai Texas. Dengan ditemukannya berbagai macam baja yang lebin baik, metoda pemboran dengan cara putar diperbaiki dan pada permulaan tahun duapuluhan cara baru ini merupakan metoda utama untuk pemboran sumur. Perbaikan alat pemboran putar memungkinkan pemboran sampai ke- dalaman 1500 sampai 2000 meter, yang tidak dapat dicapai pada tahun- tahun sebelumnya. Dewasa ini tentu teknologi pemboran telah lebih maju lagi dan dapat mencapai kedalaman 24.000 kaki atau 8.000 meter. Pada permulaan tahun 1920 para ahli geologi baru dapat menghargai aca- nya struktur yang tidak terlihat pada permukaan dan dengan demikian dimulailah metoda explorasi bawah permukaan. Pemboran inti mulai di- pergunakan, begitu pula penggalian sumuran untuk mencari lapisan penunjuk yang dapat dipetakan di bawah permukaan. Sumur yang dibor dilog lebih teliti lagi dan juga cara mengumpulkan serta menganalisa keratan pemboran diperbaiki. Dengan demikian didapatkan informasi yang lebih baik lagi dari data pemboran. Paleontologi mulai dipergunakan Pendahutuan, 15 untuk.mencari korelasi lapisan beberapa sumur, dan hal ini terutama telah mengembangkan ilmu mikropaleontologi yang mempelajari fosil renik di bawah mikroskop. Juga pada waktu yang sama adanya mineral pun terutama mineral berat dipergunakan untuk mencari korelasi seperti tersebut di atas. Di tahun duapuluhan penggunaan metoda listrik untuk penlogan mulai dikembangkan dan akhir permulaan tahun tigapuluhan penlogan listrik (electric logging) merupakan prosedur baku bagi pem- boran sumur. Cara ini telah berkembang dari tahun 1920 sampai sekarang dan merupakan cara yang sangat penting terutama dengan ditemukannya konsep perangkap stratigrafi. Perkembangan paling penting dalam pencarian minyakbumi. adalah ditemu- xkannya berbagai cara geofisika,. yang oleh industri minyak Amerika mulai dipergunakan pada pertengahan tahun duapuluhan. Metoda yang pertama kali ialah metoda seismik refraksi yang dikembang- kan oleh beberapa ahli Jerman pada tahun 1923 di New Mexico untuk me- metakan suatu patahan (zona patahan),; tanpa memberikan hasil. Setelah dilakukan berbagai perbaikan berhasillah mereka melokalisir suatu kubah garam yang pertama di daerah Gulf-coast pada tahun 1924, Setelah itu ditemukan juga banyak kubah lainnya dalam waktu yang sangat pendek. Sebetulnya para ahli Amerika telah mulai mengadakan experimen yang sama pada tahun 1919 dan regu lapangan yang pertama, mulai bekerja pada tahun 1925. Metoda ini telah pula berhasil mendapatkan sejumlah kubah garam yang dangkal di daerah Gulf-coast dan beberapa di antara- nya ternyata merupakan kubah yang produktif. Akan tetapi metoda bias tersebut ternyata tidak memberikan hasil yang baik di beberapa daerah lain. Oleh karena itu pada tahun duapuluhan orang mulai kehilangan kepercayaan. Pada tahun 1929 metoda seismik refleksi dikembangkan oleh para ahli Amerika. Ternyata kedalaman tegak yang dapat dijangkau dengan cara ini dapat mencapai beberapa ribu kaki. Penggunaan cara ini membe- rikan hasil sangat menakjubkan. Pada tahun 1930 hanya beberapa regu saja yang beroperasi di lapangan. Pada tahun 1935 dari beberapa regu itu telah meningkat menjadi beberapa puluh dan pada akhir tahun 1943 menjadi 250. Pada tahun 1923, bersamaan waktunya dengan dimasukkannya cara seismik refraksi (bias), suatu prinsip pencarian minyakbumi yang lain diimpor dari Eropa ke Amerika, yaitu metoda gravitasi. Alat yang dipergunakan ialah neraca puntir (torsion balance), suatu penemuan Hongaria tahun 1890. Ternyata metoda ini juga memberikan hasil yang besar dalam pencarian kubah garam di daerah Gulf-coast, tetapi kurang berhasil untuk daerah pegunungan. Gravimeter jenis lainnya dikembangkan di berbagai labora- torium Amerika menjadi suatu alat yang cukup baik dan masih dipergunakan dewasa ini. Juga pada permulaan tahun duapuluhan metoda magnetik di- kembangkan. Metoda tersebut ditemukan dan dikembangkan di Jerman dan ternyata merupakan metoda yang sangat baik. Pada tahun 1940 pemboran lepas pantai pertama kali dimulai di Louisiana, Amerika Serikat. Pada tahun 1950 pertama kali helikopter dipergunakan untuk menunjang explorasi seismik di Irian Jaya. Pada tahun 1958 pertama kali dilakukan pemboran dengan penggunaan helikopter sebagai alat angkut, juga di Irian Jaya, pada penboran sumur Wapili di Pulau Salawati. Boleh dicatat bahwa pemboran dengan helikopter sebagai alat angkut, untuk pertama kali dilakukan di dunia di Irian Jaya. Pada tahun 1960 dimulai explorasi seismik secara besar-besaran di lepas pan- 16 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasburni tai. Dalam tahun enam puluhan terjadi kemajuan luar biasa dalam peng- gunaan cara seismik. Pita rekaman mulai dipergunakan untuk pencatatan. Metoda pengolahan data seismik secara elektronik juga telah dimulai menggunakan komputer, antara lain dilakukan cara pencatatan secara mendetail. Menjelang akhir tahun enam puluhan dikembangkan pula cara yang dinamakan penginderaan jawh (remote-sensing). 1.3 PERKEMBANGAN INDUSTRI MINYAKBUMI DI INDONESIA 1.3.1 PERKEMBANGAN UMUM Minyakbumi telah dikenal rakyat Indonesia sejak abad pertengahan, misalnya saja pemakaiannya oleh orang Aceh untuk memerangi. armada Por- tugis. Industri minyakbumi modern dimulai pada tahun 1871, yaitu sewaktu untuk pertamakali diadakan usaha pemboran pencarian minyakbumi di Desa Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh seorang pengusaha Belanda bernama Jan Reerink. Tetapi pemboran yang dilakukan di dekat suatu xembasan akhirnya mengalami kegagalan. Penenman sumber minyak yang pertama di Indonesia ialah pada tahun 1883, yaitu dengan ditemukannya lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan di Sumatra Utara oleh seorang Belanda ber- nama A.G. Zeijlker. Penemuan itu kentdian disusul oleh penemuan lain, yaitu lapangan minyak di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Pada waktu yang bersamaan juga ditemukan lapangan-minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah, Minyak Hitam di dekat Muara Enim di Sumatra Selatan, dan Riam Kiwa di daerah Sanga-Sanga, Kalimantan. Penemuan sunber minyak Telaga Said oleh Zeijlker merupakan modal per- tama bagi berdirinya suatu perusahaan yang dewasa ini dikenal sebagai Shell. Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 perusahaan minyak asing yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan suatu perusahaan terbatas yang @iberi nama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang di- modali dengan penemuan Zeijlker di Aceh tersebut. Perusahaan ini kemu- dian bersatu dengan Shell Transport Trading Company dan dilebur menjadi suatU perusahaan yang dinamakan The Asiatic Petroleum Company atau Shel] Petroleum Company. Pada tahun 1907 didirikan Shell Group yang terdiri dari B.P.M., yaitu Bataafsche Petroleum Maatschappij, dan Anglo Saxon. Pada waktu itu di Jawa Timur masih terdapat suatu perusahaan yang nama- nya: Dordtsche Petroleum Maatschappij, tetapi perusahaan ini pun kemudian diambil alin oleh B.P.M. Pada tahun 1912 perusahaan Amerika mulai masuk di Indonesia dengan membentuk perusahaan N.V. Standard vacuum Petroleum Maatschappij atau disingkat 'SVPM' yang mempunyai cabang di Sumatra Selatan dengan nama N.V.: N.K-P.M. (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) yang sesudah perang kemerdekaan menjelma menjadi P.T. Stanvac Indonesia. Perusahaan minyak ini menemukan lapangan minyak Pen- dopo pada tahun 1921 di Sumatra Selatan, yang sebelum perang merupakan lapangan minyak terbesar di seluruh Indonesia. Untuk mengimbangi perusahaan Amerika yang masuk pada waktu itu, peme- xintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan pemerintah dengan B.P.M. yaitu: Nederlandsch Indische Aardolie Maatschappij (50% B.P.M., 50% pemerintah), yang sesudah perang dunia ke-dua menjadi P.T. Permindo dan kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N. Pertamina. Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika yang baru yaitu Standard Pendabuluan 7 Oil of California dan Texaco, yang pada tahun 1930 membentuk N.V. N.P.P.M. (Wederlandsche Pacific Petroleum Mij) dan sekarang menjelma menjadi P.7. Caltex Pacific Indonesia. Perusahaan ini mengadakan ex- plorasi secara, besar-besaran pada tahun 1935 di Sumatra Tengah dan menemukan lapangan minyak Sebangga (1940) dan pada tahun 1941 lapangan minyak Duri. Di daerah konsesi perusahaan ini, pada tahun 1944.tentara Jepang menemukan lapangan raksasa Minas yang kemudian dibor kembali oleh Caltex pada tahun 1950. Pada tahun 1935 untuk explorasi minyakbumi di Irian Jaya dibentuk suatu perusahaan gabungan antara B.P.M. (334%) , N.P.P.M. (33}%), N.K-P.M. (333%) suatu anak perusahaan yang diberi nama N.N.G.P.M. (Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij) dengan hak mengadakan explorasi minyakbumi di Irian selama 25 tahun (Sampai tahun 1960). Pada tahun 1936 lapangan minyak Klamono ditemukan dan disusul dengan lapangan minyak Wasian, Mogoi dan Sele. Namun perusahaan ini tidak berhasil menemukan lapangan minyak yang berarti, dan pada tahun 1960 diserah-terimakan kepada per~ usahaan SPCo dan kemudian diambil alih oleh Permina pada tahun 1965. Ini adalah sejarah perkerbangan industri minyak sebelum perang kemer- dekaan. 1.3.2 SEJARAH METODA EXPLORAS! DI INDONESIA Di Indonesia pencarian minyak dilakukan mula-mula oleh B.P.M. yang pada waktu itu namanya Koninklijke . Pada waktu perusahaan ini mulai bero- perasi di Indonesia disewanya 2 orang ahli geologi,yaitu Dr.C. Porro seorang Itali dan seorang Swiss bernama Dr. C. Schmidt yang kemudian menjadi seorang gurubesar dalam ilmu Geologi di Brussel. Kedua orang ahli ini telah berpengalaman di Eropa. Dalam perioda pertama hanya dilakukan pemetaan geologi permukaan dengan mengadakan explorasi di sepanjang sungai untuk mencari singkapan, dan baru kemudian juga melakukan pemboran. Suatu regu geologi pada waktu itu terdiri ari Seorang ahli geologi yang terlatih secara akademis dan seorang asisten geologi yang pekerjaannya terutama mengkoordinasi buruh setem- pat. Biaya untuk regu yang demikian pada waktu itu sangat rendah. Ahli geologi membuat peta geologi berdasarkan singkapan, terutama peta struktur, dan kemudian dilakukan suatu prognose dan pemboran explorasi. Sampai perang dunia pertama explorasi sampai seribu meter sudah merupa- kan sesuatu yang luar biasa, tetapi kemudian ternyata pemboran bisa dilakukan lebih dalam lagi. Pada tahun 1910 mulai dilakukan pemboran inti dan pada tahun 1918 pemboran spiral tangan. Pemboran geologi yang lebih dalam mempergunakan mesin bensin. Pada tahun 1920 suatu cara baru dimasukkan di Indonesia yaitu cara geofisika. Yang pertama kali dipergunakan B.P.M. adalah metoda gravita~ si dan kemudian juga metoda seismik. Cara gravitasi ini terutama diper- gunakan di Indonesia pada tahun 1924 setelah berhasil baik di Amerika serikat. Penggunaan metoda seismik dilakukan di Indonesia semenjak tahun 1937. Permulaan pemakaian log oleh perusahaan Schlumberger dilakukan pada permulaan tahun tiga puluhan bersamaan juga dengan penerapan mikropaleontologi di Indonesia. Metoda pemetaan udara dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun 1932, yaitu di Sumatra Selatan dan kemudian di Sumatra Utara pada tahun 1934. Pemetaan dilakukan oleh angkatan darat Hindia-Belanda dengan skala 1 + 10.000. Pada tahun 1934 itu pula dilakukan pemetaan 18 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi udara secara besar-besaran di Kepala Burung, Irian Jaya. Pemetaan udara berlangsung dari tahun 1935-1937. Pemetaan potret udara ini sangat mem bantu juga interpretasi geologi daerah tersebut, Pemetaan udara berikut- nya terjadi pada tahun 1938 di Kalimantan. 1.3.3 PERKEMBANGAN INDUSTRI MINYAKBUMI DI INDONESIA SETELAH PERANG KEMERDEKAAN Pada revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadilah pengambilalihan semua instalasi minyak oleh Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T. Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 menjadi perusahaan Tambang Minyak Sumatra Utara. Pada tahun 1957 didirikan P.T, Permina oleh Kolonel Ibnu Sutowo yang kemudian menjadi P.N. Permina pada tahun 1960, Pada tahun 1959°N.I.a.M. menjelma menjadi P.T, Permindo yang kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N. Pertamin, Pada waktu itu juga di @aerah Jawa Timur dan Jawa Tengah telah berdiri P.T.M.R.1. atau Perusa~ haan Tambang Minyak Republik Indonesia yang kemudian menjelma menjadi P.N. PERMIGAN dan setelah tahun 1965 dilikuidir dan diambilalih oleh P.N. PERMINA. Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dinapus- kan dan diganti dengan sistem kontrak karya, Pada tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.N. PERMINA. Tahun 1965 merupakan tahun permu- laan sejarah baru dalam perminyakan Indonesia dengan dibelinya seluruh kekayaan B.P.M. - Shell Indonesia oleh P.N. PERMINA. Pada tahun itu pula dimulai kontrak bagi-hasil (production sharing) yang menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah konsesi P.N. PERMINA dan P.N. PERTAMIN, sedangkan semua perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai kontraktor saja dengan hasil produksi minyak dibagikan dan bukan dalam bentuk pembayaran royalty. Sejak tahun 1967 explorasi besar-besaran di laut dan di darat dilaksana~ kan oleh P.N. PERTAMIN dan PERMINA dengan kontraktor asing. Tahun 1968 P.N, PERMINA dan P.N. PERTAMIN digabung menjadi P.N. PERTAMINA yang kemudian merupakan satu-satunya perusahaan minyak nasional dengan nama PERTANINA (Perusahaan Tambang Minyak- dan Gasbumi Negara). Tahun 1969 merupakan tahun yang sangat penting karena ditemukannya lapangan minyak lepas pantai (yang kemudian diberi nama lapangan minyak Arjuna) 4i dekat Pamanukan Jabar dan tidak lama kemudian ditemukan pula lapang- an minyak Jatibarang oleh PERTAMINA. Pada tahun 1970 menyusul ditemu- kannya lapangan minyek lepas-pantai Cinta dan lapangan minyak Ataka (Union Oil) di lepas-pantai Kalimantan Timur. Pada tahun 1972 ditemukan lapangan minyak Kasim di Irian Jaya di daerah yang telah ditinggalkan oleh N.N.G.P.M., yang kemudian ternyata merupakan sumur dengan produksi yang paling besar, yaitu 20.000 barrel/hari. Pendshutuan 19 2 Hakekat minyak- dan gasbumi Telah disebutkan sebelumnya, bahwa minyak- dan gasbumi merupakan senya- wa hidrokarbon, Senyawa ini terdiri dari unsur kimia sebagaimana tertera pada Tabel 2-1. Di sini kelihatan bahwa pada umumnya minyak- bumi terdiri dari 80 sampai 85% unsur'C atau karbon, 20 sampai 15% unsur H atau hidrogen. Unsur’lain seperti oksigen, nitrogen, belerang terdapat kurang dari 5% malah kadang-kadang kurang dari 1%. Tabel 2-1 Susunan unsur kimia minyak- dan gasbumni, dalam persen berat T 5 uUnsur Gasbumi Aspal Minyak mentah (Levorsen) | (Levorsen) | (Levorsen)| (Purdy) Karbon 65-80 | 80 - 85 | 82,2-87,1| 83 -87 Hidrogen (H)| 1 -25 8,5- 11 | 11,7-14,7] 11 -25 Belerang’ (S)|jejak- 0,2; 2 - 8 | 0,1- 5,5] 0-6 Nitrogen (N) 1 ~15 ao - 2 0,1- 1,5 Q - 0,7 Oksigen (0) - - 0,1- 4,5 Oo - 0,5 Logam ba - 7 oO - 0,1 Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beranekaragam. Abraham (1945) mengklasifikasikan zat hidrokarbon seperti tertera pada Gambar 2.1, dan membaginya menjadi dua golongan, yaitu bitumina dan nonbitumina. Zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. Jadi ada kesamaan pengertian antara petroleum dan zat bitumina, akan tetapi tidak dengan zat hidrokarbon padat, piro-bitumina dan lain-lain. tert Lak tart Dapat ditumerkan ‘Tak dapat dilumerkan ——_— Calran Padat | [—Lumer 1 Suker dilumerken. Piro-bitumina Bebas oksigen | Mengandung oksigen —— moon] Gear] [RESON T T T T T & Scheererit 18 Argue 43 Glance pitch 18 Alberti. 21 Betubore Gambar 2.1 Diagram klasifikasi hidrokarbon alam (menurut H. Abraham, 1945) 20 Pembagian tersebut di atas sama sekali didasarkan atas’kelarutan zat hidrokarbon dalam CSz. Dalam hal petroleum, Hedberg (1964) mendefini- sikannya sebagai suatu campuran kompleks yang terutama terdiri dari zat hidrokarbon yang terdapat secara alam dan dapat berupa cairan, gas atau padat, yaitu minyak mentah dan gas alam serta aspal alam yang komersiil di dalam industri minyak. Dapat dicatat di sini bahwa dalam pemakaian istilah petroleum secara populer, dalam bahasa Inggris menun- jukkan suatu cairan yang biasanya sinonim dengan minyakbumi. Tetapi menurut Levorsen (1956), istilah petroleum juga dipakai.secara bersama~ an dengan istilah bitumina yang terdiri dari zat padat atau setengah padat yang biasanya terdiri dari hidrokarbon berat. Mereka disebut aspal, ter; albertit, gilsonit dan lain-lain, tergantung dari penggunaan istilah itu secara lokal. Dalam diagram Abraham (1945) hidrokarbon yang larut dalam karbondisulfida dinamakan bitumina, sedangkan yang tak larut disebut nonbitumina. Bitumina bisa dibagi menjadi yang bersifat caix dan yang padat. Yang bersifat cair disebut petroleum atau minyak- bumi, yang terdiri dari semua minyak mentah yang didapatkan dari sumur pemboran ataupun yang keluar sendixi pada permukaan sebagai rembasan: sedangkan yang padat dibagi lagi antara yang mudah melumer dan yang sulit melumer. Yang mudah melumer dibagi lagi menjadi 1ilin mineral dan aspal, sedangkan yang sukar melumer terdiri dari apa yang dinama~ kan aspaltit. Golongan nonbitumina juga dibagi menjadi yang depat lumer dan yang tak lumer, yang tidak lumer dikatakan piro-bitumina. Piro-bitumina dibagi juga atas yang bersifat aspal dan bersifat non-aspal. Yang non-aspal misalnya, batubara muda, dan batubara. Termasuk juga dalam piro-bitumina adalah kerogen, yang sebetulnya tidak lain daripada zat organik yang tidak larut dan terdapat dalam batuan sedimen, yang secara pirolisis dengan temperatur yang sangat tinggi menghasilkan hidrokarbon. Diagram Abraham juga memperlihatkan, bahwa di sebelah kiri kadar hidrogen dalam hidrokarbon paling tinggi, sedangkan makin ke kanan makin berkurang dan kadar oksigen bertambah. Selain itu, juga index bias dari kiri ke kanan makin meningkat, sedangkan titik-lebur dan keatsirian (volatility) serta kesempatan untuk membakar secara cepat makin ke kanan makin kurang. Dari diagram tersebut jelaslah, bahwa minyakbumi hanya merupakan sebagian saja dari berbagai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam. Namun demikian minyakbumi adalah hidrokarbon yang paling penting karena jumlahnya yang paling banyak di antara hidrokarbon lainnya. 2.1 HIDROKARBON PADAT 2.1.1 JENIS HIDROKARBON PADAT Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hidrokarbon padat terdiri dari golongan bitumina dan nonbitumina. Golongan bitumina terdiri dari 1ilin mineral, yaitu antara lain ozokerit, lilin montan, hatcherit, dan scheererit; dan golongan aspal, yaitu bermudez pitch, tabbyit, gilsonit cair dan argulit; kemudian golongan aspaltit (yaitu zat yang sulit se~ kali dilumerkan). Aspaltit terdiri antara lain dari gilsonit, grahamit, dan glance-pitch, Golongan nonbitumina antara lain ialah piro-bitumina, yang dibagi atas dua golongan lagi yaitu: piro-bitumina aspal dan piro-bitumina non- aspal. Golongan piro-bitumina aspal antara lain ialah wurtzelit, Hakekat minyak- dan gasbumi al elaterit, albertit, impsonit, dan ingramit, sedangkan piro-bitumina non-aspal antara lain ialah batubara muda, gambut, lignit dan batubara. Hidxokarbon yang bersifat padat biasanya terdapat bersamaan satu dengan yang lain. Misalnya lilin mineral banyak terdapat di Uinta Basin dan didapatkan sebagai urat-urat di dalam Green River Formation, yang sangat terkenal karena terdiri dari apa yang dinamakan oil-shale yang mengandung zat kerogen. Lilin mineral biasanya terdapat dalam bentuk.urat-urat, begitupun aspaltit dan gilsonit dan juga piro-bitu- mina non-aspal, misalnya wurtzelit. Sema zat ini seolah-olah kelihat- an sebagai zat kimia yang merupakan hasil pemerasan serpih minyak dan kemudian didesakkan secara paksa ke dalam rekahan sehingga membentuk urat-urat. Namun sampai kini masih sangat diragukan mengenai cara terbentuknya yang sebenarnya daripada hidrokarbon padat tergebut. Termasuk dalam bitumina padat ini ialah pasir-ter (tarsand/ dan serpih minyak (oil shale). 2.1.2 PASIR-TER Di beberapa tempat di dunia, misalnya di Kanada sebelah barat dan di Venezuela, terdapat berbagai lapisan pasir yang telah dijenuhi dengan hidrokarbon yang sudah kental dan setengah-aspal. Lapisan pasir ini meliputi luas ribuan kilometer persegi serta puluhan meter ketebalan dan werupakan cadangan minyak terbesar di dunia. Namun hidrokarbon ini sukar sekali dipisahkan dari pasir untuk dapat ditampung. Misalnya di Kanada sebelah barat, didapatkan lapisan pasir yang disebut Athabas- ca tarsand (McMurray Sand). Cadangan minyak atau hidrokarbon yang ter- kandung di dalam pasir-ter ini meliputi milyaran barrel. Dewasa ini karena keadaan krisis minyak, kesulitan memprosesnya sudah dapat di- atasi dengan cara yang menguntungkan. Dengan pemanasan atau dengan distilasi destruktif, minyakbumi dapat dihasilkan dari pasir-ter. Juga pernah dipikirkan untuk menggunakan suatu ledakan nuklir untuk membebaskan minyak dari tarsand yang padat ini. Cara terbentuknya pasir-ter atau Athabasca tarsand ini tidaklah begitu jelas, tetapi mungkin berasal dari minyakbumi yang dihasilkan dari rembasan dan terjadi bersama-sama pengendapan pasir tersebut. 2.1.3 SERPIH MINYAK Serpih minyak atau oil-shale adalah suatu serpih yang mengandung zat organik yang jika dipanaskan pada temperatur tinggi (di atas 400°C) akan mengurai dan kemudian menghasilkan hidrokarbon cair yang serupa dengan minyakbumi. Zat organik yang dapat menghasilkan minyak pada suatu pemanasan atau distilasi yang sifatnya destruktif disebut juga suatu piro-bitumina, sebagaimana telah dikatakan di atas dan nama lainnya adalah kerogen. Suatu endapan serpih minyak yang terkenal ada- lah formasi Green River yang terdapat ai Uinta-Basin, di negara bagian Colorado, Utah dan Wyoming. Serpih yang mengandung kerogen ini cukup tebal dan penyebarannya sangat luas, sehingga memberikan cadangan minyak bukan saja milyaran barrel tetapi sampai triliunan barrel. Kadar serpib minyak ini hampir dapat mencapai 150 galon per ton, tetapi kebanyakan adalah antara 25 dan 50 galon per ton. Kerogennya sendiri bukanlah minyakbumi dan juga bukan batubara, tetapi merupakan suatu zat yang mempunyai sifat di antara kedua hidrokarbon tersebut. Kerogen pernah dikira sebagai zat induk minyakbumi, tetapi pernah pula diper- 22. Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi kirakan sebagai salah satu jenis hidrokarbon lain yang tidak mempunyai hubungan atau mempunyai sedikit hubungan dengan minyakbumi. Serpih- minyak juga menghasilkan minyakbumi bebas dan dapat dilarutkan oleh pelarut minyak seperti kloroform dan karbontetraklorida. Susunan kimia daripada kerogen adalah kira-Kira, karbon: 69-80%, hidrogen: 7-11%, nitrogen: 1,25-2,5%, belerang: 1-8t, dan oksigen: 9-17%. Dapat @icatat bahwa perbedaan khas dengan minyakbumi adalah kadar oksigen dan nitrogennya. Di bawah mikroskop, kerogen dapat terlihat terdiri. dari suatu masa zat organik yang telah dihancur-luluhkan, terutama sebagai bekas tumbuhan, ganggang, spora, pollen, arpus, lilin dan lain- lain. Suatu serpih yang mengandung kerogen dapat secara ‘berangsur- angsur berubah tanpa kelihatan menjadi batubara. Beberapa tempat lain dimana minyak serpih didapatkan antara lain di Jerman utara. Di daerah itu minyak serpih dikenal dengan sebutan Kuchersicher. Serpih minyak ini erat sekali hubungannya dengan urat-urat hidrokarbon padat seperti gilsonit, wurtzelit dan ozokerit. Di sana ternyata urat- urat ini ke bawah menghilang atau menipis waktu masuk ke dalam formasi serpih minyak. Menurut Hunt (1954) mungkin sekali serpih-minyak ini mengeluarkan atau memeras keluar berbagai zat padat seperti lilin dan aspal sehingga membentuk urat-urat hidrokarbon padat melalui retakan. 2.2 HIDROKARBON CAIR - MINYAKBUMI ‘BELERANG DALAM MINYAK MENTAH DUNIA. 2.2.1 HAKEKAT KIMIA 50 2.2.1.1 Susunan kimia be eet Minyakbumi merupakan zat paling 39) Penting di antara semua hidrokar- 20 bon ataupun di antara semua bitu- venes | a. Susunan unsur kimia minyak on \Alaske Ut in bumi tertera pada Tabel 2-1. 5 Jelas kelihatan di sini, bahwa 3 minyakbumi terdiri, dari 80- 85% *\ karbon sedangkan selebihnya hidrogen. Kadar belerang dapat meningkat sampai 2%, misalnya pada minyakbumi dari Timur Tengah, tetapi khususnya di Indonesia kadar belerang rendah sekali dan minyakbumi Indonesia terkenal karena kadar belerang rendah (lihat Gambar 2.2), Kadar zat L— oksigen dan nitrogennya sangat mien Shaner aamniewe, Tendah, dan hanya merupakan 755208357309 ase GOO ae jejak saja. Walaupun minyakbumi DERAJAT API terutama hanya terdiri dari dua Gambar 2.2 Grafik hubungon antara beratjenis minyak unsur yaitu hidrogen dan karbon PEEL Gali eee ote namun kedua unsur ini dapat mem- Pulurogono, 1971) bentuk berbagai macam senyawa molekuler dengan rantai panjang, dan struktur lingkaran. Malah rantai yang terdiri daripada C dan H tersebut dapat bercabang-cabang ke ber- bagai arah dan dapat membentuk berbagai macam struktur tiga dimensi, % BELERANG 2 02} Kay Hakekat minyak- dan gasbumi 23 Dengan demikian C dan H ini dapat membentuk molekul yang sangat besar, dan jumlah karbon C dalam setiap molekul dapat berjumlah sampai puluhan, bahkan secara teoritis bisa sampai ratusan ataupun ribuan. Sifat daripada hidrokarbon untuk membentuk molekul yang berlainan dengan susunan atau dengan rums kimia yang sama disebut sifat mem- bentuk isomer. Sebagai contoh bentuk isomer terdapat pada Gambar 2.3. Hane HOW roid en “erry Ter aand Lak E p-butan fso-butan propiten, siklopropen CHy(CHy)2CH, = CyHy9 (CHg)a(CHICH, = CyHyg CoH Cally CaM y0 Gambar 23 Contoh beberapa isomer; rumus kimia sama tetapi struktur motekul lain, Walaupun hidrokarbon dapat membuat isomer secara tidak terhingga, namun ada aturan tertentu dalam cara pembuatan rantai panjang. Selain dapat membuat rantai panjang dan struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat jenuh dan tak-jenuh. Yang dimaksug jenuh adalah jika salah satu valensinya tidak diikat oleh atom hidrogen tetapi terdapat ikatan rangkap antara dua atau tiga atom karbon. Contoh suatu hidro- karbon yang tidak jenuh adalah alken, yang merupakan svatu ikatan valensi alkan (Gambar 2.4). Misalnya, etan dengan rumus,C,H, sedangkan eten C,H,, karena dua valensi atom karbon diikat rangkap. Berbagai macam hidrokarbon yang tidak jenuh serta sifat valensinya yang jenuh terlihat pada Gambar 2.4. JENUH TAK JENUH Hye C-c-cH, coe c= c-c-cH, c= CH Hy My Hg Hy Hy Hy HOH, 4 buten propan buten ropilenasetiton) Gambar 2.4 - Contoh hidrokarbon jenuh den tidak ienuh Ada beberapa aturan tertentu dalam susunan minyakbumi yang memudahkan kita mempelajarinya antara lain: 1 Pada umumnya minyakbumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon yang bersifat jenuh. 2. Hidrokarbon yang terdapat di dalam bumi merupakan berbagai macam seri homolog. Yang dimaksud dengan homolog adalah suatu seri susunan hidrokarbon berdasarkan penambahan atom C membentuk suatu susunan yang hampir sama, akan tetapi rantainya menjadi lebih panjang ataupun ling- karannya menjadi ruwet (Gambar 2.5). 24 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi ercrarepmeereerenc= 1 ~ Parafin inp) (cantai menerus atau lurus) T se {rantai percabang) 3 atklle ‘aromat Gambar 2.5 minyakbumi (diadaprasikan dari Welte, Seri homolog hidrokarbon utame, dalam 3 Dalam seri homolog biasanya terdapat beberapa keluarga ho- molog biasa yang disebut golengan isomer. Golongan ini biasanya terdiri dari rantai yang menerus dari- pada senyawa berbagai macam jenis minyakbumi. Anggota pertama dari seri ho- molog selalu terdapat secara ebih banyak terkonsentrasikan di dalam minyakbumi daripada anggota yang lebih besar berat molekulnya. Malah pada beberapa minyakbumi anggota yang lebih besar ini bisa hilang atau tidak ada gama sekali. Beberapa contoh seri homolog beserta rumus umum dan struk- et tur molekulnya adalah sebagai Seri homolog alkan : berikut : x x a HHHH H-¢-H wid H H-G-G-G-H H-G-G-C-G-H a HE HAR Baas CH, C,H, CH, CB, nee ChB onse metan etan propan butan alkan Seri homolog alken + g HR HEHE H-¢-C-1 whiten H-6-¢-6~ # CH y CiH, C,H, etan propan buten Seri homolog naften : i me HE APR OCH w-o-g-8 H-c=¢-H a-¢-¢-8 8,0 ¢ W, HE HE d HL Chi. C3R, CyHy Coy nan siklopropan siklobutan siklopentan siklohexan 4 Pada umunya seri homolog dalam minyakbumi dapat dibagi menjadi dua golongan besar (lihat Gambar I II Golongan SIKLIS 2.5): Golongan ASIKLIS atau ALIFAT, juga disebut ALKAN atau PARAFIN SERI PARAFIN ATAU ALKAN. Seri ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu seri parafin normal dan seri iso-parafin. 1) Seri parafin normal (n-parafin) Anggota n-parafin dapat merupakan 25% dari suatu jenis minyakbumi, tidak termasuk gas-gasnya, sedangkan dalam fraksi bensin dapat merupa- kan’ 80% dan dalam minyak pelumas 0 sampai 25%. Minyakbumi yang bersifat ringan dan parafin biasanya mengandung C, sampai C,, sebagai penyusun utamanya. Sedangkan dalam minyakbumi yang lebih berat bisa menurun menjadi 0,7 sampai 0,1% (Bestougeff, 1967). 2) Seri iso-parafin atau parafin bercabang Golongan hidrokarbon ini biasanya terdapat dalam fraksi ringan atau pertengahan titik didih (C,, sampai C,,). Setelah C,, ke atas konsentrasi iso-parafin sangat berkurang sedangkan di atas C,, jarang sékali ditemukan iso-parafin. Isomer biasanya terdapat dalam C,, Csr Cer 7 isomer dalam C,, 16 isomer dalam Cy, 9 isomer dalam C, dan akhirnya isomer dalam C,,. Dengan demikian parafin yang bercabang tidaklah membentuk zat padat, misalnya C,, ke atas. Salah satu hal yang menarik perhatian pada iso-parafin, ialah adanya struktur iso- prenoid untuk seri di atas C,,. Contoh senyawa berstruktur iso-prenoid adalah: pristan (C,,) dan phytan (C,,), (Gambar 2.6). Struktur iso-prenoid merupakan H 4 4 4 Hye-C-c-c-c-e-c-c-c-e-c-c-c-c-cH, statu rantai panjang dengan sua~ [ HeHeHe | MataMe | MaMata | tu cabang metil pada setiap nomor fy Hy chy aay atom tertentu. Terdapatnya isc- prenoid di dalam minyakbumi adalah suatu bukti bahwa minyak- 4 K H bumi terbentuk daripada zat orga- wo TP ieges| Malate] Maat | §c§, nik. Hal ini disebabkan karena ratte er ieadtesiee cts seri isoprenoid secara genetis . Pe 3 berhubungan dengan beberapa macam pigmen, yaitu golongan vital Gambar 2.6 Struktur molekut jenis hidrokarbon -«daripada kompleks porfirin atau Terai mame as klorofil (Gambar 6.1). Di antara semua isomer, senyawa parafin dengan 2 atau 3 cabang metil adalah yang paling umum; substitusi dengan 4 atau lebih cabang metil sangat jarang. Limapuluh persen daripada parafin yang bercabang terdapat dalam fraksi bensin yang ringan. Pristan cH, GOLONGAN SIKLIS. Golongan ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu seri naften atau siklo-parafin, seri aromat dan seri aromat-sikloparafin- polisiklis (termasuk kompleks aspal). 1) Seri sikloparafin atau naften Seri siklo-parafin atau naften merupakan salah satu golongan hidro- karbon siklis. Contoh struktur siklo-parafin terdapat pada Gambar 2.5. Biasanya beberapa seri siklo-parafin terdiri dari 5 sampai 6 anggota lingkaran atau kombinasinya dalam struktur polisiklis. Kadar siklo- parafin di dalam minyakbumi di seluruh dunia bervariasi antara 30 sampai 60 persen sehingga siklo-parafin merupakan penyusun utama minyakbumi. Dasar utama dalam variasi struktur naften ialah jumlah lingkaran yang dapat bergabung menjadi suatu jaringan. Misalnya, mono-naften dan 26 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi ' naften bisiklis merupakan bagian utama dalam minyakbumi. Dalam fraksi titik didih yang lebih tinggi lagi struktur ini dapat terdiri dari sepuluh Lingkaran atau sepuluh cincin dalam satu molekul, Beberaya contoh naften monosiklis dalam minyakbumi ialah homolog siklo-pentan dan siklo-heksan yang juga membentuk cabang bersifat rantai lurus (Gambar 2.7). Di antara susunan naften yang monosiklis, terutama kisaran C, sampai C,, paling banyak didapat~ 4 Aa ee kan. Anggota yang lebih tinggi. nay bee Hye en, dari naften monosiklis biasanya ee of Lod terdiri dari seri yang disubsti- ace BN ete tusikan secara banyak dengan 2 a 2 Me sampai 4 cabang rantai tembahan atau suatu rantai panjang dengan sedikit cabang. Biasanya rantai ne dah hae pendek adalah golongan metil dan BoP Me etil, Homolog siklo=pentan biasa~ "2 nya terdapat lebfh banyak dari- Ch pada golongan siklo-heksan, er « fe berkisar antara 25 sampai 40%. 27 SG lH adam GH af te Naften monosiklis yang berantai Hae My H,c—CH panjang dalam kisaran C,. sampai Gambar 2.2 Contoh beberapa homolog sikropentan, dan siklohexan Cy) bersifat kristalin yang dapat dipisahkan. Zat tersebut merupakan lilin parafin berde- vajat teknis pada kristalisasi dan merupakan konstitusi utama serisin dan lilin parafin titik-didih tinggi. Di antara struktur polisiklis terdapat golongan tetra~siklo-alkan yang terdapat di dalam sedimen dan juga di dalam minyakbumi. Zat ini mungkin diturunkan dari senyawa induknya yaitu sterol. Sterol paling banyak didapatkan, dengan atom karbon Cz, sampai Cy, mempunyai nomor atom karbon yang sama dengan sterol alam, Naften-tetra-siklis C,, dalam minyakbumi memptnyai berat molekul yang sama dengan asam di dalam hormon sex dan menurut data spektrometri sesuai dengan susunan struktur steran (Cj). 2) Seri aromat Aromat adalah suatu hidrokarbon siklis berstruktur khas cincin aromat (Gambar 2,8), terdiri dari 6 atom karbon berbentuk cincin yang sebag: an daripada valensinya tidak jenuh, tetapi membentuk suatu struktur Kekule, Dalam hal ini salah satu elektron daripada suatu atom karbon dimiliki pula oleh atom karbon lainnya (electron-sharing), jadi tidak seluruhnya merupakan tangan valensi rangkap. Selain struktur Kekule ini, aromat dapat juga membentuk suatu senyawa kompleks dengan rangkaian lainnya, cincin naften, ataupun cabang yang banyak. Contoh untuk struktur ini dapat dilihat pada Gambar 2.8. Aromat yang bersifat monosiklis dengan homolog benzen sangat khas bagi minyakbumi yang ringan. Benzen merupakan salah satu anggota yang khas untuk suatu aromat dan mempunyai isomer dalam C,, Cg, Co- Salah satu penyusun utama minyakbumi adalah toluen n-xylene 1, 2, 4 sampai trimetil benzen. Kadarnya dapat mencapai 1,6 sampai 1,8% untuk cH. toluen dan 1% untuk benzen dan xylen. Konsentrasi ini menurun sangat cepat untuk mono-aromat Cy dan Czy dengan aromat bisiklis Gambar 2.8 Kerangka struktur molekul beberapa_ (Gambar 2.8) seperti naftalen dan senyawa nafteno aromat bifenil dan juga homolognya dalam Cy, Cy, dan Cj, telah dapat di- identifikasikan dalam beberapa jenis minyakbumi. Anggeta Seri poli~aromat yang lebih tinggi dengan lebih dari 2 atau 3 cabang panjang tidak didapatkan dalam alam. 3) SERI NAPTENO-AROMAT YANG POLISIKLIS: Golongan nafteno-aromat meru- pakan golongan tersendiri dalam minyakbumi dan didapatkan pada fraksi titik-didih yang lebih tinggi. Golongan ini sebetulnya merupakan molekul besar, yang struktumya terdiri daripada beberapa cincin aromat yang bergabung dengan cincin naften (siklo-parafin). Contch struktur mole~ kul zat ini terlihat pada Gambar 2.8. Kompleks aspal Anggota yang tinggi daripada hidrokarbon golongan siklis, aromat atau pun naften, biasanya membentuk suatu kompleks hidrokarbon siklis yang mengandung pula berbagai macam komponen bukan hidrokarbon. Kompleks aspal terdiri dari resin dan aspalten, Resin biasanya terdiri dari senyawa polisiklis yang mengandung oksigen, termasuk juga hetero-siklis dengan atom belerang dan nitrogen, dengan berat molekul antara 500 sampai 1000. Zat ini dapat juga dimasukkan sebagai suatu hasil sekunder daripada hidrokarbon nafteno-aromat yang bersifat polisiklis. aspalten merupakan zat hetero-siklis yang mengandung oksigen, belerang, nitrogen dan logam lainnya, dan mempunyai berat molekul antara 900 sampai 3000. Struktur molekul aspalten sangat kompleks dan terdapat berbagai macam jenis. Contoh struktur kompleks daripada jaringan cincin itu terlihat pada Gambar 2.9. Zat ini juga terdiri dari cincin aromat dan naften dengan beberapa cabang rangkaian alifat yang pendek. a ae Baxterville Lagunitias Burgan (Kuait) Watra No. A-1 Mara Watra No. 17 Raudhatai Ragusa Gambar 2.9 Berbagai contoh jeringan molekul aspalten dalam minyakbumi deri beberapa lapangan di dunia (diambit dari Dott dan Reynolds, 1969) Cincinnya terdiri sebagian dari suatu rangkaian hetero-siklis yang mempunyai 5 sampai 6 atom. Harus ditekankan bahwa aspalten dari setiap minyak mentah terdiri dari berbagai macam zat, misalnya aspalten dari minyak berasal formasi tua lebih bersifat grafit dan mengandung lebih 28 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi . sedikit unsur logam dan belerang dibanding dengan aspalten yang lebih muda. Dari segi genesis aspalten mexupakan zat yang menarik perhatian karena mengandung banyak sekali unsux perunut (trace elements) dalam minyakbumi, terutama vanadium dan nickel. Porfirin: Porfirin ditemukan dalam minyakbumi oleh Trebs pada tahun 1934-1935. Zat ini telah menarik perhatian dan banyak dipelajari dalam waktu- waktu yang lalu. Semua porfirin juga berasosiasi dengan zat yang ber- berat molekul tinggi dan dapat ditentukan dengan distilasi molekuler. Terdapatnya porfirin dianggap sebagai bukti mengenai biogenesis minyak- bumi, Kadar porfirin dalam minyakbumi bervariasi dan dapat mencapai 0,04%. Menurut Dunning (1954) porfirin biasanya paling banyak terdapat dalam minyakbumi yang bersifat aspal dan berumur muda, SaHy CHa GH, chy Hy LycpHs ot CaHy osha adore a Sa Esta cats oft, Gambat 2.10 Struktur molekul dua jenis parfirin dengan komplex vanadium dan nikel di dalamnya Jadi jelas, dalam minyakbumi hubung~ annya adalah dengan zat aspal. Struktur porfirin diperlihatkan pada Gambar 2.10, yang seperti as- pal terdiri daripada struktur siklis tetapi lebih ruwet. Porfirin erat sekali hubungannya dengan klorofil dan hemoglobin yang terurai menjadi porfirin dan parafin yang bersifat iso-prenoid seperti phytan. Porfirin dapat berkondensasi dengan aromat polisiklis dan molekul naften~ aromat untuk membentuk aspalten. Porifin dapat juga mengandung nitrogen dan selain itu juga mengandung inti vanadium ataupun nikel. ZAT HETERO-ATOM ATAU NON-HIDROKARBON (Gambar 2.11). Zat hetero-atom adalah hidrokarbon yang juga mengandung berbagai macam atom lainnya seperti , 0, dan Ss, SENYAWA WH he BELERANG a wegen Hdd den Ns An aaa etanetiol —_—_propan etiot Hidcogensutida etil merkaptan propil merksptan 4 senvawa $ OKSIGEN ° é —# No-H: Gugusan terol Asam butiratkarboxil Fano! SENYAWA 4 NITROGEN : i : eg ao h RS ween Wage Mega wyge-getee wdlon eH ete oan wets ue vf ¥ aE % ¥ ¥ ¥ Uy a fH ofa quinotin Pirol indot——_earbozot Gambar 2.11 Beberapa struktur moiekut senyawa won-hidrokarbon Unsur Oksigen. Minyakbumi dapat juga mempunyai senyawa oksida sampai 2% dalam bentuk asam fenol. Ini biasanya terdapat dalam residu atau derivat tinggi. Beberapa jumlah kecil fenol didapatkan dalam kerosin dan minyak solar. Minyakbumi dari formasi paling muda biasanya mengan- dung asam yang paling tinggi. Asal asam ini tidak begitu banyak diketa- hui. Ada yang mengatakan zat ini merupakan hasil oksidasi hidrokarbon, ada yang mengatakan bahwa zat tersebut merupakan sebagian dari gugusan asam yang ada sebelumnya, sebelum berdegenerasi menjadi minyak. Senyawa Belerang. Senyawa belerang juga sangat penting dalam minyak- bumi, biasanya terdapat dalam jumlah lebih banyak di dalam fraksi molekuler yang lebih tinggi. Kadarnya dapat mencapai 5% dan oleh kare- nanya ada minyakbumi yang mengandung 30 sampai 40% senyawa belerang, ai samping yang terdapat dalam resin dan aspalten. Beberapa senyawa belerang adalah: tiol: sulfida alifatik, monosiklik dan polisiklik; disulfida; monotiofen yang monosiklik, bisiklik, trisiklik. Senyawa belerang tersebut kebanyakan berasal dari minyakbumi yang kaya akan belerang dan pada umumnya merupakan asal sekunder, misalnya dari penguraian gipsum (lihat grafik belerang, Gambar 2.2). Nitrogen. Senyawa nitrogen juga didapatkan dalam minyakbumi terutama dalam residu atau molekul berat dan sebagian terdapat dalam benzen dan aspalten. Kadar nitrogen bervariasi antara 0,01 sampai 0,02% dan kadang- kadang bisa mencapai 0,65%, misalnya dari lapangan minyak Willmington, California, yang senyawa nitrogennya bisa nelebihi 10%. Senyawa nitrogen yang terdapat dalam proses distilasi terutama ialah homolog piridin dalam jangkauan Cs, Cj), guinolin dalam jangkavan Cy9-C,7 dan turunan yang berhidrogen, dan juga senyawa carbozol, indol dan pyrol (Gambar 2.11). Asal nitrogen ini adalah biogenik, misalnya dari protein dan pigmen, Fermentasi (peragian) protein menghasilkan asam dan juga senya~ wa nitrogen yang mengandung cincin pyrol. Nitrogen yang terdapat dalam semua senyawa ini biasanya dapat dibedakan antara nitrogen bersifat basa dan yang netral. Yang sangat menarik perhatian menurut Richter (1952) ialah bahwa per- bandingan nitrogen basa terhadap nitrogen netral adalah sama. Ini menunjukkan mekanisme yang sama untuk pembentukan semua minyakbumi. SUSUNAN MOLEKUL MINYAKBUMI. Walaupun di atas telah diuraikan mengenai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyakbumi, namun sebetulnya susunan molekul atau senyawa minyakbumi secara kuantitatif tidaklah dapat diketahui dengan teliti. Hal ini disebabkan karena teknik penen- tuan isomer dengan berbagai struktur dan variasinya sangat sulit. Semula diperkirakan bahwa minyakbumi terdiri dari jutaan isomer hidro- karbon, terutama parafin, aromat dan naften. Menurut data terakhir (Colombo, 1967) ternyata susunan minyakbumi tidaklah terlalu ruwet dan merupakan hasil proses yang normal dan beraturan. Jumlah total senyawa penyusun dengan berbagai isomernya walaupun cukup tinggi, tetapi hanya merupakan sebagian kecil saja dari semua jenis struktur. Penentuan susunan senyawa kimia minyakbumi telah sangat mengalami kemajuan selama masa 25 tahun terakhir, yaitu dengan 30 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi metoda fraksinasi dan identifikasi serta pekerjaan bersistem dari team research. Dalam metoda itu termasuk distilasi azeotrofi, defusi normal, pembentukan kompleks dengan urea, metoda spektometri ultra-violet dan infra merah, spektometri masa dan juga kromatografi gas ataupun cairan dan juga spektografi nuklir mag- netik elektronik. Hasil pekerjaan ini menunjukkan bahwa susunan mi- nyakbumi adalah sebagaimana ternya~ Penyeberan golongan-gotongan hidrokarbon dalam. ta pada Gambar 2.12. Dalam fraksi rminyak mentah medium. ringan misalkan titik didih sangat normal paratin, rendah. seperti bensin, banyak seka~ Seen li mengandung naften dan khususnya a 7 n-parafin beserta iso-parafin. Fraksi lebih berat (C,,sampai C,,, a Cy, sampai Cg.) terutama mengandung senyawa golongan aromat dan aromat Gamber 2.12 Diagram memperlihatkan susunan seri naften. Secara mendetail susunan homolog hidrokarbon dalam minyak” — molekul hidrokarbon terlihat dalam bumi (menurut Bestougeff, 1967) Tabel 2-2a,-2b. Penentuan molekul minyak mentah belum dilakukan se~ cara routine, tetapi masih dalam taraf penelitian. sastalten, 2.2.1.2 Anatisa dan klasifikasi minyakbumi Secara routine minyakbumi dianalisa secara distilasi berfraksi. 1) DISTILASI BERFRAKSI. Distilasi berfraksi adalah penyulingan serta Pengembunan kembali berbagai macam cairan yang mempunyai titik-didih yang berbeda~beda. Secara kasar cairan dengan titik-didih yang berlain- an itu kita bagi atas gas, bensin, kerosin, minyak gas atau solar, pelumas ringan, pelumas tinggi dan residu. Gas biasanya bernomorkan atom karbon dari C, sampai C,, bensin dari C, sampai Cj, kerosin atau minyak tanah dari C,, sampai C,,;, minyak gas atau diesel C,, sampai C7» pelumas ringan C,, sampai dengan C,,, pelumas berat Cj, sampai Cys sedangkan ai atas Cj, sampai C,. dianggap residu. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 2-3. Pada tabel tersebut kelihatan babwa titik-didih bensin ialah 200°C, sedangkan kerosin atau minyak tanah 250°C, solar 300°C, sedangkan Pelunas dan residu 400°C. Pada umumnya di dalam fraksi bensin banyak didapatkan parafin normal @an juga parafin bercabang, sedangkan aromat terdapat hanya sedikit sekali. Makin ke arah pelumas dan residu, persentasi aromat jauh lebih besar daripada persentasi parafin normal, iso-parafin biasanya sudah hhilang, sedangkan sikloparafin boleh dikatakan konstan. Tabel 2-2a Jenis hidrokarbon yang telah diisolasikan atau diidentifikasikan dalam berbagei jenis minyakbumi (menurut Bestougeff, 1967) —— \Jenis hidrokarbon Seri homolog Jumlah atom karbon per molekul Jumlah zat pe-| nyusun yang hanya dapat diidentifika~ sikan, tetapi tidak dipisah4 kan dalam ke~ adaan murni. (dalam tanda |kurung dapat di isilasikan secara murni) a Parafin normal Cy Byays Cy = Cy 35 (5) Parafin bercabang Ca Hong Cy - Cy 50 (24) Parafin bercabang Cn Bangs Cy) = Cys 2 3) Parafin bercabang Ca Hangs Cig = Cao 2 (5) Parafin bercabang Ca Honge Ca ~ Coy - (3) Sikloparafin (monosiklis) | Cy f,, Sikloparafin (siklopentan)| C, H,, Cy > Cyo 35 (5) Sikloparafin (siklohexan) | Cy H,, Ce = Cio 25 (18) ‘Sikloparafin (sikloheptan)| C, H,,. c, 2 sikloparafin (bisiklis) Cn Hon Ce - Cy 8 (6) Sikloparafin (trisiklis) | Cn H,,., yy - Cy 1@) Aromat monosiklis Ca Hong CS. - Cy 45 (5) Aromat bisiklis (naftalen)! Cy Hy,.19 Cio - Cye 12 (9) Aromat bisiklis (difenii) | Cy Hy,.44 Cy Cy 2 (2) Aromat trisiklis Cy Hoag Cy - ey 8 (3) Cn Hon-20 Aromat tetrasiklis Ca Hog ze Cig - Cie 7 (a) Nafteno-Aromat Golongan Indan Cn Hong Cy - Cp aa) Golongan Tetralin Ca Hong Cig - Cay 8 (2) 32 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dant Gasbumi Taber 2+ 2b Susunan molekul hidrokarbon utama dari minyakbumi (menurut Bestougeff, 1967) [No.| Seri dan hiavoxarbon “| Nonor atom|Persen dalam minyakban karbon min, max. Normal-parafin 1 Pentan Cy 0,2 3,2 2] Hexan ce 0,04 2,6 3| Heptan c, 0,03 2.5 4| Oktan-Dekan Ic, - Cig o 1,8 - 2,0 5 | Undekan-Pentadekan Cy) - Cys oO 18-15 6 | Hexadekan dan yang lebih cy, dan ley 0 1,0 tinggi bih tinggi Isoparafin 1 | 2-Metilpentan C 0,2 1,16 2| 3-Metitpentan Ce 0,06 0.9 3| 2-Metilhexan Cy 0,03 1A 4| 3-Metilhexan c, 0,02 0,9 5 | 2-Metilheptan Ce 0,03 1,0 6| 3-Metilheptan Ce 0,02 0,4 7| 2-mMetiloktan Cy 0,02 0.4 8 | 3-Metiloktan Cy 0,01 0,2 9| 2-metilnonan Cro - 0,3 10] 3-Metilnonan Cy9 - 0,1 11 | 4-Metilnonan Cy - 0,2 12 | Pristan (isoprenoid) Cio = 1,12 Sikloparafin 1| Metilsyklopentan & 0,11 2,35 2 Siklohexan & 0,08 La 3] Metilsyklonexan c; 0,25 2,8 4) 1, trans 2-dimetilsiklopentan| C, 0,05 12 5| 1, cis 3-dimetilsiklopentan Cc; 0,04 1,0 6 | 1, cis 3-dimetilsiklohexan Cy - 0,9 7| 1, cis 2-dimetilsikiohexan Cy - 0,6 8| 1,1, 3-trimetilsiklohexan Cy a 9,7 Aromat 1] Benzen SS 0,01 1,0 2] toluen Cc, 0,03 18 3| Etilbenzen Cy 0,01 1,6 4) n-Xylen ce 0,02 1,0 5 | 1-Metil-3-etilbenzen Cy a 0,3 6| 1,2,4 -Trimetilbenzen Cy - 0,6 7'| 1,2,3 ~Trimetilbenzen Cy - 0,4 8 | 1,2,3,4 ~Tetrametilbenzen Cig - 0,3 9 | 2-Metilnaftalen Cy - 0.3 10 | 2,6 -Dimetilnaftalen Cy - 0,4 11 | rimetilnaftalen Cy - 0,3 Hakekat ainyak- dan gasbumi 33 Tabel 2-3 Susunan senyawa hidrokarbon utama dalam berbagai fraksi distilasi minyakbumi . % volum Fraksi Titik- | Kisaran = eT distilasi | didin | No atom c” in| 1S0~ naaee zesi- parafin) | araf in| Parafin|@*°™**lau Gas GQ -& Bensin ted.-200°C! Cg - Cy, 38 20 43 9 ae Kerosin 200 -250°C| cy, - Cy, 23 15 43 19 7 Solar 250 -300°C| Cy, ~ Cy, 22 9 48 21 - Distilat mi- °, nyak ringan [300 ~400°C| Cig ~ Cap 16 6 52 24 - Distilat mi- eae 26 ~ C36 nyak pelumas 500°C 13, 1 51 27 | 6 Residu Cag - Cee 2) ANALISA HEMPLE. Berdasarkan kenyataan di atas, diperkirakan bahwa makin tinggi titik-didih daripada fraksi distilasi makin banyak ter- dapat homolog aromat-sikloparafin, sedangkan di dalam fraksi titik- didih yang rendah, lebih banyak didapatkan homolog parafin. Karena penentuan susunan molekuler minyak mentah sulit dilakukan, maka secara routine dilaksanakan analisa distilasi berfraksi yang sedikit banyak mencerminkan susunan berbagai macam homolog hidrokarbon. Analisa se- cara teliti daripada distilasi ini disebut analisa Hemple, yang sifat- nya sama juga dengan distilasi berfraksi akan tetapi pengembunan ber- bagai macam fraksi dilakukan dengan perbedaan suhu 25°C. Misalkan saja fraksi nomor satu pengembunan pada 50°C, fraksi nomor 2 pada 75°C, fraksi nomor 3 pada 100°C dan seterusnya, sehingga fraksi nomor 10 itu 270°C. Distilasi dilekukan pada tekanan atmosfer, yaitu 558 mm Hg. Distilasi fraksi nomor 11, dilakukan pada tekanan 40 mm Hg, sehingga pengembunan- nya dilakukan pada 200°, fraksi nomor 13 pada 250° dan fraksi nomor 15 pada 300°C, dan sisanya disebut residu dan tidak dilakukan fraksinasi seterusnya (lihat Tabel 2-4). Pada analisa Hemple tersebut juga diukur volum tiap-tiap fraksi dan kemudian juga persentasi setiap fraksi. Selain itu juga ditentukan berat jenis setiap fraksi yang dinyatakan dalam berat jenis pada kea- daan standar (baku), atau dalam derajat API yang akan dijelaskan lebid lanjut. Jadi, jelas analisa Hemple ini sudah cukup memberikan pende- katan mengenai susunan molekul minyakbumi walaupun tidak tepat. 3) INDEKS KORELASI DAN KLASIFIKASI DASAR MINYAKBUMI. Smith (1940) meme- lopori penggunaan suatu sistem yang dinamakan sistem indeks korelasi. Sistem ini didasarkan pada suatu pengeplotan berat jenis fraksi disti- lasi terhadap titik-didihnya dan pada kenyataan bahwa jika berat jenis suatu senyawa hidrokarbon secara individual diplot terhadap titik- didihpya maka hidrokarbon tersebut akan mengatur dirinya sesuai dengan struktur dasarnya. Dengan demikian dapat diketahui perbandingan atom karbon di dalam molekulnya. Pengeplotan dilakukan dengan kebalikan titik-didih dalam °Kelvin x 1000 sebagai koordinat sedangkan berat jenis diplot pada absisa. Dari pengeplotan ini ternyata n-pentan (nilai kebalikan titik-didih kira-kira 3,2), n-hexan (nilai kebalikan titik- 34 Koesoematdinats, Geologi Minyak- dan Gasbumi Tabel 2-4 Contoh suatu hasil analisa Hemple HEMPLE ANALYSIS Locality: Well.no: Formation: Argille scagliose Bithology: Limestones General characteristics. Specific gravity at 60°F - 0,891 API Gravity: 27,3 Sulphur, per cent = 0,06 Colour: dark green Saybelt Universal Viscosity at 100°F = 41 sec. Distillation, Bureau of Mines Hemple method Dry distillation at atmospheric pressure. First drop= 33°C (91°F). Fraction Cut at Per Specific APT Viscosity Sum per cent No. °C °F cent Gravity 60°F c.I SU. 60/60°F 100% F a 50 122 - - - S = 2 75 167 - - - = 2 3 100 212 - - - - a 4 125 257 = - - = - 5 150 302 2-0 0.758 55.2 16.729 - 2.0 6 175 347 5.3. 0.788 46.1 22.1260 = 7.3 7 200 392 9.0 0.817 4L.7 32.4740 = 16.3 8 255 437 14.3 0.847 35.6 41.501 - 30.6 9 250 482 15.2 0.871 30.9 49,191 ~ -45.8 10 275 527 14.5 0.894 26.8 54.802 - 60.3 Dry distillation at 40 mm 1 200 392 9.6 0.919 22.5 80.720 43 69.9 12 225 437 10.4 0.932 20.3 81.706 53 80.3 13 250 482 6.2 0.952 17.1 86.504 74 86.5 4 275 527° 4.2 0.961 15.7 86,493 132 90.7 15 300 572 4.1 0.971 14.2 74.756 327 94.8 Residuum - - 5.0 1.016 7.8 96.039 ~ 99.8 Distillat- jon loss ~~ 0.2, - - - 100.0 Carbon residue of residuum) Carbon residue of crude Approximate Summary Per cent S.G. API Grav. Viscosity Light gasoline = 5 = os Total gasoline and naphta 16.3 0.800 45.4 = Kerosene distillate - - o 5 Gas Oil 55.8 0.881 29.2 a Non-Viscous lubricating distillate 13.6 0.928-0.956 21.0-16.5 50-100 Medium lubricating distillate 4.4 0.956-0.865 16.5-15.1 100-200 Viscous lubricating distillate 4.7 0.965-0.976 15.1-13.5 Above 200 Residuum 5.0 = 1.016 7.8 7 Distillation loss 0.2 = = 2 U.O.P. Factor = 11.0; Base of crude = Par. ; Paraffin wax = present Hakekat minyak- dan gasbumi 35 didih 2,9), n-dekan (kebalikan titik-didih 2,4), n-hexadekan (kebalikan titik-didih 1,5) merupakan garis lurus. Kemudian oleh Smith garis ini diberi nilai indeks nol, sedangkan untuk benzen yang ternyata mempunyai titik-didih hampir sama dengan n-heksan diberi nilai 100. Hidrokarbon lainnya ternyata berada di antara nilai 100 dan nol ini. Tetapi seba~ gaimana ternyata pada Gambar 2.13, peningkatan nilai indeks tidak sebanding dengan menurunnya perbandingan hidrokarbon, sehingga menyu- litkan klasifikasi yang didasarkan penyimpangan hidrokarbon dari suatu kadar hidrogen maksimum. Dengan demikian maka sistem korelasi indeks ini sedikit banyak juga memperlihatkan susunan atau sifat molekul ——T cooNissere 1.0 THexadegane — © eyet0- i hexane la 2 6 10 14 Fresiauur 33 27 24 18 BERAT JENIS 0.6 1 BLP. = titik didih (temperatur absolut) © ———- 1000 BP. (°K) Gombar 2.13 Diagram mempertihatkan hubuingan antara berat jenis dengan susunan molekul hidrokarbon dan engertian indeks korelasi Smith (menurut Barbat, 1967) setiap jenis hidrokarbon. Dapat disimpulkan bahwa minyakbumi yang ber- sifat parafin menunjukkan nilai indeks korelasi yang rendah, sedangkan peningkatan senyawa siklis meningkatkan pula nilai indeksnya. Dengan demikian untuk setiap fraksi distilasi minyakbumi dapat dihitung indeks korelasinya dengan suatu rumus dan untuk minyakbumi keseluruhannya dapat dibuat profil indeks korelasi. Rumus: C.I = see + 473 G - 456,8 K = titik-didih rata-rata dalam “Kelvin G = berat jenis pada 60°F Berdasarkan ini Barbat (1967) mengusulkan suatu klasifikasi minyak- bumi seperti tertera pada diagram pada Gambar 2.14. Jika seluruh fraksi dari -2 sampai 15 memperlihatkan suatu profil atau kurva dengan nilai indeks korelasi kebanyakan kurang dari 10, maka minyakbumi ter- 36 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi sebut digolongkan sebagai minyakbumi ultra parafin. Kalau sebagian besar di bawah indeks korelasi 30 disebut minyakbumi parafinis, antara 30 sampai 40 dikatakan minyakbumi naftenis dan 40 sampai 60 dikatakan minyakbumi aromatis. Minyakbumi yang bergifat aromat ini dapat pula dikatakan mempunyai dasar aspal (asphalt~base), karena kebanyakan zat aspal terdapat dalam komponen aromat beratom banyak. Klasifikasi ini Spindletop, Texss BERSIFAT AROMAT (anomatic) 40 BERSIFAT NAFTEN (NAPTHENIC) 30 INDEX KORELASI BERSIFAT PARAPIN (PARAFFINIC) raatod, ea, I Canatveen | 1 =I aimee BERSIFAT ULTRAPARAFIN (ULTRA. PARAFFINIC) 10 Buchs Urn 6 710 14 Gambar 2,14 Klasifikasi dasar minyakbumi berdasarkan penampang indeks Korelasi Smith (menurut Barbat, 1967) sedikit ‘banyak mencerminkan susunan molekul minyakbumi pada umumnya atau setidak-tidaknya seri homolog mana saja yang dominan di dalam suatu jenis minyakbumi. Secara umum minyakbumi diklasifikasikan sebagai: 1, MINYAKBUMI BERDASAR PARAFIN (paraffin base), yang menghasilkan parafin pada pendinginan. 2, MINYAKBUMI BERDASAR ASPAL (asphalt base), jika mengandung resi-~ du aspal. 3, MINYAKBUMI BERDASAR PERALIBAN (intermediate base). 2.2.2 HAKEKAT FISIKA MINYAKBUMI Sebagaimana cairan Jainnya kuantitas minyakbumi diukur berdasarkan volumnya. Ukuran yang dipergunakan di Indonesia adalah meter kubik atau sering juga ton. Di dunia perdagangan yang terutama dikuasai oleh Perusahaan Amerika, digunakan satuan barrel (disingkat bbl), yaitu kixa-kira sama dengan 159 liter. Seringkali harus dibedakan antara volum minyakbumi di bawah tanah yang dikatakan reservoir barrel, dan stock-tank barrel karena faktor penciutan dimana kira-kira 5/8 stock- tank barrel adalah sama dengan satu barrel reservoir. Penciutan ini Hakekat minyak- dan gasbumi 37 disebabkan karena minyak mentah selalu mengandung gas sebagai larutan. Perlu dijelaskan di sini bahwa ton untuk minyakbumi bukanlah satuan berat, tetapi sebetulnya adalah 1 meter kubik ataupun juga disebut 1 kilo-liter (kl). 2.2.2.1 Berat jenis atau gravitasi jenis Salah satu sifat minyakbumi yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah berat jenis atau gravitasi jenis (specific gravity) - Di Indonesia biasanya berat jenis dinyatakan dalam fraksi, misalnya 0,8; 0,1 dan sebagainya. Dalam dunia perdagangan terutama yang dikua~ sai perusahaan Amerika, berat jenis ini dinyatakan dalam API Gravity. ona, . 14,5 eke B.d. - 131,5 API gravity minyakbumi sering menunjukkan kualitas minyakbumi tersebut. Makin kecil berat jenisnya atau makin tinggi derajat APInya, minyak- bumi itu makin berharga, karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya, makin rendah derajat API atau makin besar berat jenisnya, mutu minyakbumi itu kurang baik karena lebih banyak mengandung lilin atau résidu aspal. Namun dewasa ini, dari minyakbumi yang berat pun dapat dibuat fraksi bensin lebih banyak dengan sistem ‘cracking’ dalam Penyulingan. Walaupun demikian tentu proses ini memerlukan ongkos yang lebih banyak lagi. Selain derajat API juga dipakai derajat Baume. Tabel 2-5 Konversi berat jenis, derajat API dan Baume (Levorsen, 1958) Berat jenis| Berat | Derajat (60°F) Baume API? 1,000 10,0 | 10,0 0,9655 15,0 15,1 0,9333 20,0 | 20,2 0, 9032 25,0 | 25,2 0,8750 30,0 30,2 0, 8485 35,0 | 35,3 0,8235 40,0 | 40,3 0,8000 45,0 45,4 0,7778 50,0 | 50,4 °. Berat °. Berat a jenis [ apt _jenis ° 1,076 55 0,7587 lo 1,000 60 0,7389 is 0,9659 65 0,7201 20 0,9340 70 0, 7022 24 0,990 75 0,6852 30 0,8762 80 0,6690 34 08550, 85 06536 40 0,8251 90 06388 44 08063, 95 0,6247 50 0,7796 0, 6212 38 Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi 140 _ Bao Sistem Baume tidak banyak dipergunakan dalam industri minyak. Perban- dingan antara skala yang menggunakan berat jenis dengan derajat API, terlihat pada Tabel 2-5. Sebagai contoh, berat jenis air sama dengan satu sesuai dengan 10 derajat API dan juga 10 derajat Baume. Berat jenis 0,8750 sama dengan 30,2 derajat API sedangkan berat jenis 0,8235 adalah 40,3 derajat API atau sama dengan 40,0 derajat Baume. Berat jenis 0,778 itu sama dengan 50,4 derajat API atau 50 derajat Baume. Perlu dicatat 4i sini bahwa yang dimaksud dengan berat jenis adalah berat jenis keseluruhan minyak mentah tersebut, jadi semua fraksi. Selain itu berat jenis minyakbumi tentu juga tergantung pada temperatur; lebih tinggi temperatur makin rendah berat jenisnya. °Baume 130 2.2.2.2 Viskositas Sifat penting lain daripada minyakbumi adalah viskositasnya. Viskosi- tas adalah daya hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda berputar dalam cairan tersebut. Satuan viskositas ialah centipoise. Pada umumnya makin tinggi derajat API atau makin ringan minyakbumi tersebut, makin kecil viskositasnya dan sebaliknya. 2.2.2.3 Titik didih dan titik nyala Titik didih minyakbumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas APInya. Kalau gravitas API rendah, maka titik didihnya tinggi, sedangkan kalau API tinggi maka titik didihnya rendah. Hal ini disebabkan karena minyekbumi berderajat API rendah berarti mengandung banyak fraksi berat (beratienis tinggi) dan dengan demikian titik didihnya tinggi, sedangkan jika derajat APInya tinggi maka lebih banyak mengandung fraksi ringan seperti bensin, dengan demikian juga titik-didihnya rendah. Titik nyala adalah suatu titik temperatur, dimana minyakbumi dapat terbakar karena suatu percikan api. Makin tinggi gravitasi APInya titik @idihnya makin rendah, maka jelaslah 'flash-point' juga makin rendah dan mudah dapat terbakar karena percikan api. Flash-point mempunyai arti sangat penting, makin rendah tentu makin berbahaya, sebaliknya makin tinggi flash-point mengurangi kemungkinan terbakarnya minyakbumi. 2.2.2.4 Warna Minyakbumi juga memperlihatkan berbagai macam warna yang sangat berbeda~ beda. Minyakbumi tidak selalu berwarna hitam, adakalanya malah tidak berwarna sama sekali. Pada umumnya warna itu berhubungan dengan berat jenisnya. Kalau berat jenisnya tinggi, warna jadi hijau kehitam-hitaman, sedangkan kalau berat jenis rendah, warna coklat kehitam-hitaman. Warna ini disebabkan karena berbagai pengotoran, misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon, karena senyawa hidrokarbon sendiri tidak memper- lihatkan warna tertentu. Hakekat minyak- den gasbumi 39 2:2.2.5 Fluoresensi Minyakbumi mempunyai suatu sifat fluoresensi, yaitu jika terkena sinar ultra-violet akan memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna fluoresensi minyakbumi ialah kuning sampai kuning keemas-emasan dan kelihatan sangat hidup. Sifat fluoresensi minyakbumi ini sangat penting karena sedikit saja minyakbumi terdapat pada kepingan batuan atau dalam lumpur pemboran memperlihatkan fluoresensi secara kuat, sehingga mudah dideteksi dengan mempergunakan lampu ultra-violet. Pada waktu pemboran sering sekali lapisan minyak dibor kemudian ter- tutup lumpur, sehingga minyak yang terdapat dalam lapisan tersebut tidak dapat menyembur keluar dengan sendirinya. Minyaknya sendiri karena berwarna hitam dan juga‘bercampur dengan minyak pelumas pemboran, seringkali sukar dibedakan dalam lumpur pemboran. Minyak pelumas lumpur pemboran biasanya tidak menunjukkan fluoresensi sedangkan minyak mentah menunjukkan fluoresensi, maka dalam meneliti serbuk pemboran dipergu- nakan sinar ultra-violet. Jika suatu lapisan minyak ditembus, warna fluoresensi pada lumpur akan kelihatan sebagai tanda-tanda adanya minyak. 2.2.2.6 indeks refraksi Minyakbumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1,4 sampai 1,6. Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau berat jenis. Makin tinggi berat jenis atau makin rendah derajat APInya akan tinggi pula indeks refraksinya, sedangkan makin ringan makin rendah indeks refraksinya. Hal ini terutama diperlihatkan oleh seri parafin, Misalnya, dekan mempunyai indeks refraksi 1,6; sedang- kan pentan 1,4. Jadi, makin kecil atau makin sedikit jumlah atomnya makin rendah indeks refraksinya, makin tinggi nomor atomnya, makin kompleks susunan kimianya makin tinggi indeks refraksinya. 2.2.2.7 Aktivitas optik Kebanyakan minyakbumi memperlihatkan aktivitas optik, yaitu suatu daya memutar bidang polarisasi cahaya yang terpolarisasi. Kisaran rata-rata adalah dari nol sampai 0,2 derajat. Semua minyakbumi memper- lihatkan aktivitas optik, terutama fraksi antara 250 sampai 300°C pada tekanan 40 mm Hg. Fraksi di bawah 200°C tidak memperlihatkan aktivitas optik. Ini disebabkan karena adanya zat yang menyerupai sterol, yaitu sejenis alkohol yang mempunyai rumus C,,H,,OH. Zat ini biasanya terda- pat dalam zat organik nabati ataupun hewan dan terutama dalam susu segar. Daya memutar bidang optik ini biasanya dipakai sebagai suatu alasan untuk menunjukkan akan asal organik zat minyakbumi, sebab sampai sekarang hanya zat asal organik saja yang bisa memutar bidang optik, sedangkan zat hidrokarbon sintetis anorganik tidak memperlihatkan daya aktivitas optik. 2.2.2.8 Bau Minyakbumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang biasanya disebabkan karena pengaruh molekul aromat. Minyakbumi dari Indonesia 40 Koesoemadinats, Geologi Minyak- dan Gasbumi biasanya berbau tidak sedap, yang terutama disebabkan karena mengandung senyawa nitrogen ataupun belerang. Adanya H,S juga memberikan bau yang tidak sedap. Golongan parafin dan naften biasanya memberikan bau yang sedap, sedangkan benzen atau aromat menyebabkan bau yang tidak sedap, 2.2.2.9 Nilai kalori Nilai kalori minyakbumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu gram minyakbumi, yaitu dengan meningkatkan temperatur satu gram air dari 3,5 derajat Celcius sampai 4,5 derajat Celcius, dan satuannya adalah kealori, Ternyata juga ada hubungan antara berat jenis dengan nilai kalori. Misalkan berat jenis minyakbumi antara 0,75 atau gravitas API 70,6 sampai 57,2 memberikan nilai kalori antara 11,700 sampai 11.750 kalori per gram dan berat jenis antara 0,9 sampai 0,95 membe- zikan nilai kalori 10.000 sampai 10.500 kalori per gram. Pada umumya minyakbumi mempunyai nilai kalori 10.000 sampai 10.800 dan hal ini boleh kita bandingkan dengan kalori batubara yang berada i antara 5.650 sampai 8.200 kalori per gram. 2.3 HIDROKARBON GAS ATAUPUN GASBUMI Di dalam reservoir, gasbumi bisa terdapat sebagai larutan yang berki- sar dalam jumlah sangat sedikit sekali sampai meliputi 100% dari reservoir. Gasbumi tersebut biasanya terdiri daripada hidrokarhon alam bertitik-didih rendah, bernomor atom rendah dari C, sampai paling ting~ gi C,, atau bisa juga terdiri daripada gas hidrogen, nitrogen atau samasekali terdiri dari karbondioksida. dika hal ini demikian maka gas tersebut tidak mempunyai nilai komersiil, kecuali helium yang kadang-kadang merupakan 2-34 dari gas yang tidak dapat diperdagangkan tersebut. Di Indonesia ada beberapa sumur misalkan di Pamanukan, Jawa Barat dan juga daerah di laut Jawa sebelah timur, yang terdiri hanya dari gas Co, samasekali. 2.3.1 BERBAGAI JENIS GASBUME Berbagai macam gasbumi dapat terjadi sebagai: i) Gas bebas, yang samasekali merupakan fasa bebas daripada minyakbumi, hanya terdapat pada bagian atas dari reservoir yang terisi minyakbumi. 2) Gas terlarut dalam minyakbumi. Karena gas dan minyakbumi adalah hidrokarbon, maka wajarlah jika jumlah gas yang larut dalam minyakbumi tergantung dari sifat kedua zat tersebut dan juga dari tekanan dan temperatur ai dalam reservoir. Dengan hanya beberapa kekecualian, semua minyakbumi yang terdapat di dalam reservoir mengandung gas dalam. larutan dari hanya beberapa m’ sampai ke ribuan m?. Untuk setiap m? minyakbumi, jumlah gasbumi yang terlarut di dalamnya Ginyatakan dalam perbandingan gas-minyak (gas-oil ratio). Jika gas hanya terdapat dalam jumlah sedikit saja, maka gas dapat dipisabkan dari minyak segera se~- telah dihasilkan dari sumur pemboran, dalam suatu alat yang dinamakan *gas-separator' dan kemudian dibakar. Tetapi jika jumlahnya cukup Hakekat minyak- dan gasbumi 41 banyak, gas tersebut dapat dipergurakan untuk diperdagangkan ataupun dipompakan kembali ke dalam reservoir. Sika suatu reservoir tidak memperlihatkan topi gas bebas (gas cap), berarti bahwa semua gas terdapat dalam larutan dan keadaan itu disebut tidak jenuh, sedangkan kalau gas terdapat sebagai topi gas bebas di atas reservoir, didapatkan suatu reservoir yang jenuh. Temperatur dan tekanan pada waktu gas itu mulai keluar dari larutan disebut titik- gelembung (bubble point). Jika temperatur konstan, maka tekanan titik- gelembung disebut titik jenuh (lihat Gambar 3.8). Selain itu gas dapat juga larut dalam aix, dalam jumlah yang dapat mencapai 20 m’ setiap m’ minyak pada tekanan 5000 psi. GAS TERCAIRKAN Di bawah kedalaman 2000 meter biasanya keadaan reservoir mempunyai temperatur dan tekanan yang tinggi, sehingga secara fisik gas- dan minyakbumi tidak bisa dibedakan. Dalam keadaan demikian didapatkan reservoir kondensat 2.3.2 SUSUNAN KIMIA GASBUMI Metan (CH,) adalah hidrokarbon yang paling stabil dan merupakan penyu- sun utama gasbumi. Selain itu terdapat juga hidrokarbon lainnya dalam jumlah kecil, seperti etan (C,H,), propan (C,H,), butan (C,H,,)+ pentan (C,H,,), heksan (C,H,,), dan dalam kasus tertentu juga hektan (C,H,,), oktan (C,C,,) dan nonan (CyH,)). Hidrogen bebas jarang sekali @idapatkan dalam gas alam, kecuali di daerah yang bersifat volkanik, sedangkan karbon monoksida dan gas yang tidak jenuh jarang sekali didapatkan. Metan merupakan senyawa yang selalu terdapat di dalamnya; dan tidak dapat dikondensasikan pada temperatur dan tekanan reservoir minyak, sedangkan yang lainnya bisa didapatkan sebagai cairan. Kerapatan gasbumi berkisar dari 0,554 (yaitu untuk metan) terhadap udara sampai lebih tinggi daripada udara untuk gas yang bersifat basah. Umumnya berkisar antara 0,65 sampai 0,90 jika dibandingkan dengan udara (sama dengan satu). Gasbumi bisa juga dibagi atas gas kering dan gas basah, tergantung daripada kadar cairan atau uap yang ikut di dalamnya. Nilai kalorinya adalah 900 sampai 1200 BTU. Susunan kimia umum adalah sebagai berikut: 1. Metan CH,, 82,3% (aktif) 3. Karbon dioksida Co,, 0,5% 2. Etan C,H, 14,4% (aktif) 4, Nitrogen N,, 2,8% Contoh susunan gasbumi dari Lapangan Badak (Kalimantan Timur) tercan~ tum dalam Tabel 2-6. Tabel 2-6 Susunan kimia gasbumi dari lapangan Badak ( Kalimantan _ Timur, dalam persen molekul) (Helmig, 19741 Metan (CH,) 87,44 Etan (C,H,) 4,51 Propan (C3H,) 2,84 Butan (C,H, ) 1,29 Pentan (C,H, ) 0,43 Hexan (C,H,,) 0,17 Heptan dan yang lebih berat 0,32 Karbondioksida (co,) 2,94 Hidrogensulfida (H,S) ° 0,00 100, 00% 42. Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi 2.3.3 PENGOTORAN DALAM GAS Pengotoran utama disebabkan oleh kadar nitrogen, karbondioksida, dan hidrogensulfida. dJuga helium dapat merupakan pengotoran yang terdapat dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Jika kadar CO, dan nitrogen besar, maka gas tersebut mempunyai nilai yang lebih rendeh karena juga nilai kalorinya menjadi lebih rendah. Helium: Helium merupakan gas ringan, tidak berwarna tidak berbau dan merupakan gas mulia yang terdapat bersama~sama dengan gas alam pada keadaan temperatur normal. Kadang-kadang di dalam gas alam kadar heli- um cukup tinggi untuk dapat diusahakan, seperti yang didapatkan di Amerika Serikat, yaita dengan kadar berkisar 1-8%. Juga di Uni Soviet ada kemungkinan gas tersebut didapatkan bersama-sama, dengan gasbumi. Nitrogen: Adanya kadar nitrogen yang tinggi di dalam gasbumi mungkin Sekali merupakan sebagian udara yang terperangkap dengan sedimen. Sedikit sekali dari nitrogen ini merupakan gas yang terbentuk dari zat organik sebagaimana diperkirakan. Hidrogensulfida: Hidrogen sulfida seringkali terdapat bersama-sama dengan gasbumi. Gas ini biasanya tidak berwarna dan mempunyai bay yang tidak sedap. Gasbumi yang mengandung bidrogensulfida walaupun dalam jumlah kecil, tidak baik untuk dipergunakan sebagai bahan bakar umum, karena dapat meracuni dan menyebabkan korosi dalam pipa. Berdasarkan kadar H,S, maka gasbumi dapat dibagi menjadi: gas kecut (sour gas) dan gas manis (sweet gas). 2.3.4 PEMAKAIAN GASBUMI Gasbumi dewasa ini diusahakan untuk tujuan komersiil. Di masa lampau gasbumi hanya dapat digunakan jika terdapat di dekat daerah industri, ataupun di perkotaan, melalui pipa. Tetapi dewasa ini dengan teknik pencairan, terutama gasbumi yang mengandung molekul beratom C lebih besar sampai C,~C,, dapat dimampatkan menjadi cairan yang disebut elpiji, suatu singkatan dari Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan dapat Gitransport dengan kapal tanki khusus. Di Indonesia pada akhir tahun 1972 ditemukan lapangan gas yang besar sekali, yaitu lapangan gas Arun 4i Propinsi Aceh dan juga lapangan Badak di Kalimantan Timur. Selain itu juga beberapa lapangan gas diketahui di daerah Pendopo, Sumatra Selatan, misalnya lapangan Raja yang dipergunakan untuk pupuk Sriwija- ya. Gas juga merupakan bahan penting sekali, selain untuk pembuatan ‘carbon black' juga sebagai bahan bakar ai perumahan ataupun dalam industri. 2.3.5 BERBAGA! SIFAT FISIKA GASBUMI Gas biasanya divkur dalam m° atau kaki kubik dalam keadaan baku, yaitu pada temperatur 60,7°F dan tekanan 76 mm Hg. Seringkali.dipergunakan temperatur 20°C. Volum gas biasanya dinyatakan dalam satuan ribuan yang disingkat sebagai M. Contohnya 3.540.000 cubic feet gas, biasanya ditulis 3.540 MCF. Hakekat minyak- dan gasbumi 43 Cara terdapatnya minyak- dan gasbumi Pada prinsipnya minyakbumi terdapat dalam 2 cara utama, yaitu: PADA PERMUKAAN BUMI, terutama sebagai rembasan (seepages atau seeps); kadang-kadang juga sebagai suatu danau, sumber atau sebagai pasir yang dijenuhi minyakbumi. DI DALAM KERAKBUMI, sebagai suatu akumulasi, yaitu sebagai penjenuhan batuan yang sebetulnya hanyalah satu-satunya cara terdapat yang mempu- nyai arti ekonomi. Penjenuhan batuan seperti itu, minyakbumi terdapat di dalam rongga-xongga atau pori-pori batuah dan menjenuhi seluruh batuan tersebut. Tidak pernah minyakbumi didapatkan dalam suatu rongga besar, suatu ruangan, danau ataupun telaga di bawah tanah apalagi sua- tu laut di bawah tanah, Ini bertentangan dengan pendapat umum yang populer mengenai adanya lautan minyak ataupun telaga minyak di bawah permukaan bumi. Sebagai suatu penjenuhan batuan di dalam kerakbumi, minyakbumi bisa terdapat: a Dalam jumlah kecil atau yang disebut juga sebagai tanda-tanda minyak (oil shows). b Dalam jumlah akumulasi yang komersiil, yaitu cukup besar untuk dapat diproduksi secara umum. Akumulasi komersiil, tergantung sekali pada jumlah pori batuan yang terdapat, besarnya dan caranya pori dapat meluluskan minyak dan juga persentasi cairan yang menjenuhi batuan tersebut. Hal terakhir ini juga dihubungkan dengan suatu prinsip, bahwa dalam kerakbumi ataupun pada permukaan, minyakbumi selalu terdapat berasosiasi dengan air, terutama air asin dan jarang sekali dengan air tawar. Oleh karena itu minyakbumi yang terdapat di bawah permukaan selalu mengikuti prinsip hidrostatika dan dalam keadaan tertentu juga prinsip hidrodinamika. 3.1 MINYAKBUMI PADA PERMUKAAN Di berbagai daerah minyak, termasuk juga di Indonesia, minyakbumi pada permukaan ditemukan dalam bentuk yang dinamakan rembasan (seep) . Rembasan ini sendiri tidaklah mempunyai nilai ekonomi tetapi bisa menunjukkan daerah kemungkinan adanya minyak di bawah permukaan. Berdasarkan gejala cara timbulnya, minyak pada permukaan dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu: 1) YANG MASIH AKTIF, yaitu minyak keluar sebagai sumber bersama-sama dengan air, keluar ataupun merembas secara perlahan-lahan untuk kemudian membentuk suatu danau aspal, atau dapat pula keluar secara 44 aktif dari suatu gunung-api Lumpur (mdvolcano) . 2) YANG TELAH MATI ATAU TIDAK AKTIF LAGI, dapat merupakan batupasir yang dijenuhi oleh bitumina, suatu zat semacam aspal, yang merupakan sisa atau residu penguapan fraksi ringan dari suatu minyakbumi. Suatu insipasi ataupun impregnasi batupasir oleh bitumina ini sering merupa~ kan suatu lapisan pasir yang sangat ipas seperti pasir-ter di Canada sebelah barat yang disebut McMurray Sand atau Athabasca Tar-Sand, yang boleh dikatakan merupakan suatu permadani ter. Selain itu, terdapatnya hidrokarbon padat seperti wurtzelit, elaterit dan-sebagainya dapat diartikan sebagai rembasan yang tidak aktif lagi Sehingga merupakan residu minyak yang fraksi ringannya telah’ menguap. Tetapi untuk ini tidak terdapat bukti yang jelas karena gilsonit, wurtzelit dan sebagainya tidaklah menyerupai residu minyakbumi dari jenis apapun. Selain itu juga kerogen pernah dianggap berasal dari sua- tu rembasan yang telah mati. Perlu dikatakan di sini bahwa sebetulnya kerogen sama sekali tidak mempunyai hubungan langsung dengan minyak- bumi, tidak bisa dikatakan minyakbumi yang telah merembas dan tersing- kap keluar, karena kerogen merupakan zat organik yang belum menjadi minyakbumi, ataupun sisa pemhentukan -minyakbumi. 3.1.1 REMBASAN MINYAKBUMI Link (1952) memberikan suatu klasifikasi berbagai macam rembasan yang dapat terjadi di suatu daerah. Dibedakan olehnya lima jenis utama xembasan yang malajadinya dapat diterangkan sebagai berikut: 1) REMBASAN YANG KELUAR DARI HOMOKLIN dimana ujungnya telah tererosi atau tersingkap, akan tetapi lapisan minyaknya sendiri belum sampai pada permukaan. Rembasan semacam ini biasanya kecil saja (Gambar 3.1). Gambar 3.1. Jenis rembasan minyakbumi (menurut Link, 1952) 45 Cara terdapatnya minyak- dan gasbumi 2) REMBASAN MINYAK YANG BERASOSIASI DENGAN LAPISAN DAN FORMASI TEMPAT MINYAK TERSEBUT TERBENTUK. Biasanya lapisan serpih yang merupakan batu~ an induk minyakbumi jika teretakkan dan terhancurkan akan menbebaskan minyak dalam jumlah kecil. Dalam hal ini hanya sedikit sekali terdapat indikasi pada permukaan (Gambar 3.2). # eared Rs Foc Dg Ep Fin E0%ng—] ‘Cretaceous SS A: Jur ensn dla slur yang tin: Miykinranbssmelsptaberpen te dimurnin ina vakectiveatonetan "eer vam omen kkecil dalam lapisan penyekat crefsceous (C: Rembasan permukaan sepanjang sesar naik D: Rembasan sepanjang sesar naik bersudut rendah seberapa jaub dari lipatan yang terdapat di bawahnya Gami F 3.2. Rembasan jenis 3 (Link, 1952) 3) REMBASAN MINYAK~ DAN GAS YANG KELUAR DARI AKUMULASI MINYAK YANG BESAR DAN TELAH TERSINGKAP OLEH EROSI ATAU RESERVOIRNYA TELAH DIHAN- CUR-LULUHKAN OLEH PATAHAN DAN LIPATAN. Rembasan semacam inilah yang biasanya merupakan daerah rembasan yang terbesar di dunia. (Gambar 3.3). Misalnya, daerah Gulf-Coast di Amerika Serikat, dan Venezuela 1 Rembasan sepanjang ketidakselarasan dan sear B: Rembasan sepanjang ketidakselarasan antara struktur (Venezuela) lipatan don sexar yang ditumpangi lapisan homoklin Cretaceous CUnditterentiated Ct Rembasan dari xetidakselerasan dan lapisan minyak _D: Rembasan ketidakselarasan pada kedua belah fihak yang rembaii yang tererosikan (Vonezuela) dari cekungan (Uinta Basin, A.S.) Gambar 3.3 Rembasan jenis 4 dari Link (1952); keluar sepaniang ketidakselarasan 46 Kocsoemadinata, Geotogi Minyak- dan Gasbumi Timur. Sebetulnya banyak sekali variasi cara keluarnya rembasan seper- ti ini, yaitu antara lain keluaynya minyak dari patahan normal suatu lapisan homoklin ataupun akumulasi struktur yang kemudian keluar mela- lui patahan (Gambar 3.4). C+ Asosiasi dengan gunungepi tumpur Venezuela} (©: Asostesi dengan intrusi betuan beku (Mexiko) Gambar 3.4 Rlembasan jenis § Link (1951); rembasan yang berasosiasi dengan intrusi denis lain ialah suatu reservoir bocor karena patahan yang disebabkan Perlyusutan yang berada di atas struktur lapisan minyak tersebut (Gam- bar 3.5). KALIMANTAN Rombesan minysk Lepangan minyak mo SEI? = o_200 1000 km Gambar 3.5 Peta penyebaran rembasan minyskbumi di Indonesia bagian barat (menurut Link, 1952) Cara terdapatnya minyak- dan gasbumi 47 Jenis lain lagi ialah terdapatnya lapisan reservoir yang berbatasan dengan batuan beku. Batas batuan tersebut merupakan tempat perem- basan minyak ke luar (Gambar 3.6). Sebagai contoh ialah: rembasan aspal di G. Kromong, Jawa Barat. Sanga sange I Gambar 3,6 _Penyebaran gunungapi tumpur dan struktur geologi di Kalimantan Timur (diambit dari Weeds, 1958) Ada pula jenis rembasan yang sebetulnya merupakan struktur antiklin yang telah dierosi sampai ke dalam reservoir minyak. Pengerosian reservoir ini tidaklah menyebabkan minyak ke luar secara tiba-tiba dan secara besar-besaran, tetapi secara sedikit~sedikit melalui celah dan retak yang terjadi sebelum erosi tersebut, sehingga menyingkapkan lapisan reservoir itu sendiri (Gambar 3.7). Jenis lainnya ialah rembasan yang mengeluarkan minyak melalui retakan alam lapisan penutupnya. Hal ini misalnya saja yang terdapat di lapang- an mipyak di Masdjid'i Sulaeman di Iran. Ada pula rembasan yang terjadi di daerah patahan secara kecil-kecil saja tetapi cukup meyakinkan, di atas suatu struktur seperti yang terdapat di lapangan LaCira, di Columbia. Contoh lain mengenai patahan dapat terlihat pada Gambar 3.2; 3.1,° 3.2, B, C, D sampai Gambar 3.3 (A,B,C,D)} yaitu antara lain di daerah Parina di Eropa Barat. Dalam hal ini patahannya dapat dari jenis normal walaupun jenis patahan naik. 4) MINYAK MEREMBAS KELUAR PADA PERMUKAAN SEPANJANG BIDANG KETIDAK~ SELARASAN. Dalam hal ini mungkin terdapat banyak rembasan lain yang keluar atau memotong suatu ketidekselaraean, kemudian merupakan jalan utama dan alat pengumpul daripada semua rembasan tersebut dan terja- dilah suatu rembasan yang cukup besar. Jelaslah, bahwa untuk mengeta~ hui dari mana asalnya minyakbumi tersebut susah sekali, tetapi mungkin merupakan pengumpulan dari berbagai macam kebocoran beberapa reservoir minyak ke arah bawah dari kemiringan ketidakselarasan tersebut. Sebagai contoh misalnya, batu-pasir-ter Athabasca. 5) REMBASAN YANG BERASOSIASI DENGAN INTRUSI, seperti gunungapi lum- pur, intrusi batuan beki atau penusukan oleh kubah garam. Rembasan semacam itu dapat berasosiasi ataupun tidak dengan reservoir yang telah hancur di bawahnya. Contohnya terlihat pada Gambar 3.4. 48 Koescemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi Dari uraian di atas dapat disimpulken bahwa adanya rembasan minyak pada permukaan bumi tidak usah selalu diasosiasikan dengan adanya suatu veservoir minyak dibawahnya. Seringkali orang awam mempunyai suatu kesan bahwa untuk mencari minyakbumi, haruslah mencari rembasan di per mukaan bumi. Terdapatnya rembasan belum merupakan suatu bukti adanya akumulasi minyak di bawahnya, tetapi dapat disebabkan oleh berbagai hal yang telah diuraikan di atas. Namun bagaimanapun juga adanya rembasan harus diperhatikan dari segi explorasi minyak- dan gasbumi, karena: a) Rembasan menunjukkan bahwa batuan sedimen di daerah tersebut mampu membentuk minyakbumi. Apakah minyakbumi di situ terdapat dalam akumu- lasi komersiil atau tidak, bukanlah menjadi soal, Yang penting ialah kita dapat mencari keadaan struktur yang dapat memberikan akumulasi yang penting. b) Rembasan mungkin sekali berasosiasi dengan suatu reservoir minyak di bawahnya yang mengalami kebocoran. Dalam hal ini, penyelidikan geologi sekitar rembasan tersebut sangatlah penting dan interpretasi mengenai jenisnya perlu dilakukan. Lapangan minyak yang mula-mula, terutama @i Indonesia, ditemukan berdasarkan atas adanya rembasan. Penemuan rembasan diikuti dengan pemetaan geologi untuk mencari struk- tur antiklin, Berdasarkan hasil pemetaan ‘ini diadakan pemboran untuk mendapatkan. produksi minyakbumi. Dahwlu, penboran dilakukan di dekat rembasan tanpa mengetahui arti yang sebenarnya dari rembasan tersebut. Boleh Gikatakan 66 persen dari semua rembasan minyak secara langsung berhubungan dengan suatu reservoir minyak di bawahhya. Hal ini terutama berlaku untuk Indonesia dan juga Teluk Persia. Pentingnya rembasan minyak dalam cekungan minyakbumi dapat terlihat dari kenyataan bahwa cekungan sedimen penghasil minyak di dunia ini hampir semuanya ditandai oleh adanya rembasan. Di Indonesia, lapangan minyak di Sumatra, Jawa, Kalimantan ataupun di Irian Jaya terdapat di daerah dimana rembasan seperti itu ditemukan (Gambar 3.5), Di Timur Tengah, rembasan minyak diketahui dan Gipergunaken sejak jaman Nabi Nuh, misalnya di daerah sebelah barat Iran. Juga di Amerika Serikat, ai Venezuela, Amerika Latin, rembasan semacam itu telah banyak diketahui dan menjadi penyebab ditemukannya lapangan minyak yang penting ai dae- rah tersebut. : Secara tektonik rembasan minyak didapatkan dalam cekungan sedimen dengan struktur yang kandungan minyaknya telah tererosikan atau telah dihancurkan sehingga lapisan minyak tersebut keluar pada permukaan, pada pinggirar cekungan atau juga pada jalur dengan ketidakselarasan Sampai ke permukaan. Rembasan ini terutama didapatkan dalam cekungan sedimen yang mempunyai suatu jalur mobil pada salah satu sisinya, misalnya saja di geosinklin Mesopotamia (di Timur Tengah) dan Venezue- la. Di sini rembasan keluar sepanjang ketidakselarasan, atau karena pematahan yang mengakibatkan kebocoran reservoir sampai ke permukaan, ataupun di tempat yang lapisan reservoirnya tererosi. Di bagian yang lebih landai dari cekungan tersebut, juga didapatkan rembasan. Sebagai contoh misalnya, pasir-ter di Athabasca di Canada dan juga di Venezue~ la. Tetapi pada umumnya bagian yang lebih landai daripada cekungan tidak terlalu banyak menghasilkan rembasan. Pengaruh rembasan terhadap cadangan minyak yang bocor, mengakibatkan Pengurangan cadangan itu. Di berbagai tempat dengan kebocoran yang besar, struktur reservoir minyaknya sendiri bahkan menjadi kosong. Rembasan seperti itu biasanya banyak didapatkan 4i lapisan muda yang Cara terdapatnya minyak- dan gasbumt 49 terlipat, terpatahkan dan tererosi pada pinggiran cekungan. Rembasan didefinisikan sebagai tempat pemunculan gas dan cairan hidro- karbon pada permukaan bumi, yang dapat diamati. Rembasan ini haruslah @ipisahkan dengan ‘didapatkannya minyak dalam skala mikroskopis yang hanya bisa ditemukan dengan metoda geokimia dan dengan sendirinya tidak dapat disebut sebagai suatu rembasan. Seringkali keluarnya minyak dari rembasan diikuti dengan gas dan biasanya berasosiasi dengan air asin. 3.1.2 GUNUNGAPI LUMPUR Gunungapi lumpur atau mudvolcano adalah setiap extrusi pada permukaan lempung atau lumpur yang secara morfologi membentuk suatu kerucut. yang ai atasnya terdapat suatu telaga. Extrusi tersebut dibarengi dengan keluarnya gas dan air. (kadang-kadang juga minyak) secara kuat, bahkan dengan ledakan. Seringkali gas yang diextrusikan ikut terbakar dan dengan demikian sangat menyerupai gunungapi. Sifat gunungapi-lumpur ini sangat tergantung dari iklim dan juga jumlah lempung yang dikeluar- kan. Menurut asainya dapat dibedakan 2 macam gunungapi-lumpur yaitu: GUNUNGAPI - LUMPUR JENIS DANGKAL. Jenis ini biasanya berasosiasi dengan minyakbumi dan merupakan kerucut lumpur yang dihasilkan oleh extrusi lempung dan sedikit atau banyak klastik. Untuk jenis ini diperkirakan bahwa tenaga dorongan untuk meledakkan lumpur keluar adalah gasnya sendiri yang berasosiasi dengan minyakbumi. Pada waktu terjadi peledak- an, lumpur dari sekitarnya terbawa keluar dan menghasilkan suatu keru- cut lumpur. Gunungapi lumpur semacam ini jelas merupakan tanda adanya minyakbumi di bawahnya. GUNUNGAPI - LUMPUR JENIS DALAM. Jenis ini biasanya berasosiasi dengan suatu keadaan geclogi yang lapisan sedimennya belum terkompaksikan, mempunyai tekanan tiriggi dan mengakibatkan timbulnya diapir dari ser- pih ataupun penusukan oleh serpih. Gejala tersebut sering berasosiasi dengan daerah yang disebut overpressured areas, yaitu daerah tekanan tinggi yang tekanan serpihnya juga lebih besar daripada tekanan hidro- statis dan dengan demikian dapat menimbulkan kesulitan dalam pemboran. Dari suatu pengkajian di seluruh dunia, Gansser (1960) melihat adanya gejala yang khas dari gunungapi lumpur ini: 1) Biasanya berasosiasi dengan lapisan sedimen berumur Tersier dan Kapur Atas. 2) Lapisan sedimennya, adalah asal laut. 3) -Lapisan pelitik dan klastik biasanya bervariasi. 4) Selalu berasosiasi dengan gas dan air asin. 5) Lapisan tersebut ditutupi oleh endapan yang lebih kompeten. 6) ‘Terdapat di daerah dimana sinklin yang luas dipisahkan oleh antiklin yang tajam dan lapisan sedimennya yang klastik yang terdapat lebih dalam telah menusuk ke atas. 7) Meningkatnya tekanan, memobilisasikan lempung klastik di dalam inti antiklin dengan air garam, gas dan di beberapa tempat juga secara kebetulan dengan minyak. Ini menghasilkan lumpur yang di- tekan ke atas seperti suatu magma. Jika keseimbangan terganggu terjadilah peledakan dan terbentuklah gunungapi-lumpur. 8) Kebanyakan titik-titik erupsi terdiri dari banyak kerucut. 50 Koesoemedinsts, Geologi Minyak- dan Gasbumi 9) Kerucut yang curam maupun landai didapatkan bersama-sama. 10) Erupsi biasanya terjadi secara periodik, tetapi seringkali secara tidak beraturan. Banyak sekali erupsi gunungapi lumpur terjadi setelah periode ketenangan yang sangat lama. 11) Berbagai fragmen bantuan yang sangat besar ataupun kecil yang berasal dari lapisan lebih tua seringkali ikut diextrusikan dengan lumpur. 12) secara individuil jangka hidup suatu pusat erupsi biasanya sangat pendek. 13) galur diapir gunungapi lumpur biasanya berimpitan dengan daerah vang beranomali gravitasi negatip. Jadi jelaslah, bahwa tenaga penggerak jenis gunungapi lumpur-dalam bukanlah tekanan gas di bawah permukaan, sebagaimana dapat terjadi pada gunungapi lumpur jenis dangkal. Dengan demikian dapat kita sim- pulkan bahwa berasosiasinya gunungapi-lumpur jenis dalam ini dengan minyakbumi hanyalah ‘secara kebetulan saja, karena intrusi diapir lum- pur secara kebetulan menerobos lapisan yang mengandung minyak sehingga mengeluarkan minyakbumi pada waktu erupsi. Terjadinya gunungapi lum- pur jenis dalam ini bukan hanya disebabkan tekanan gas alam atau tekan- an tektonik saja, tetapi juga merupakan manifestasi tekanan tinggi daripada cairan yang abnormal di‘dalam pori-pori, yang timbul karena kompaksi tidak memberikan kesempatan untuk keluarnya air. Hal ini ai- sebabkan oleh sedimentasi yang cepat dan kompaksi batu lumpur yang biasanya berasosiasi dengan lapisan pasir yang berbentuk lensa. Ini menimbulkan tertutupnya cairan yang berada dalam pori-pori semasa kom- Paksi berlangsung, sehingga air berada dalam tekanan tinggi, karena tak dapat lari kemana-mana. Keadaan ini menyebabkan gejala, yaitu semua lapisan yang ada di atasnya seolah-olah mengambang di ates lapisan serpih yang berisi cairar bertekanan tinggi dan terletak lebih dalam. Contoh untuk gejala ini misalnya, di pulau Madura, selat Madura serta 4i Sumatra Utara. Juga di Kalimantan tekanan tinggi seperti ini dida~ patkan dalam asosiasi dengan gunungapi lumpur dan dengan adanya gas serta lapangan minyak seperti diperlihatkan pada Gambar 3.6. (lihat juga ayat 3.2.3.3; mengenai tekanan reservoir). 3.1.3 TELAGA ASPAL BUTON Telaga aspal yang terdapat di pulau Buton dapat diklasifikasikan sebagai suatu lapisan homoklin yang tersingkap ke luar dan tererosikan. Minyak yang mengalir secara perlahan-lahan membentuk suatu telaga pada tempat perembasan keluar dan fraksi ringannya telah menguap. Gambar 3.7 menunjukkan. penampangan melalui lapangan aspal Panah ai Baton, Lapisan yang mengandung aspal tersebut adalah gamping globigerina yang berpori-pori dan gamping terumbu yang dinamakan formasi Sampolaksa. Formasi ini mengandung batupasir yang dijenuhi 10 sampai 208 bitumina, bahkan sampai 308. Cara terdapatnya minyak: dan gasbusni 51 SECTION THROUGH THE PANAH ASPHALT FIELD (BUTON) rina Ist. ond roof let, impregnated globigerina ist, ongiom 1d sandstone with 10 - 20% bitumen | Sampolaksa [J Sandstone. ‘Tondo layers Homopeneous impregneted asphalt rock with | layers EEI=IY Conglomerate 20"'30% Blrumen TF snstow wet Gambar 3.7 Penampang geologi melalui tetaga-aspal Buton (menurut Hetzel, 1936) 3.2 MINYAKBUMI DALAM KERAKBUMI 3.2.1 AKUMULASI LOKAL Di dalam kerakbumi, minyakbumi selalu didapatkan dalam lapisan berpori. Dilihat dari segi jumlahnya, maka minyakbumi dapat ditemukan sebaga: JEJAK-JEIAK (minor occurrences), yaitu dalam jumlah sedikit-sedikit saja. SUATU AKUMULASI (terdapat dalam jumlah besar atau dari segi ekonomi terkumpul secara menguntungkan). Sebetulnya minyakbumi atau hidrokarbon didapatkan pada berbagai macam formasi atau lapisan sebagai tanda-tanda minyak atau hidrokarbon dalam jumlah yang sedikit (minor showing). Tanda~tanda tersebut biasa~ nya ialah ditemukannya minyak itu bersama-sama dengan air, terutama air asin. Seringkali minyakbumi ditemukan di dalam lapisan yang bukan lapisan reservoir, misalnya pada lapisan serpih ataupun batuan lainnya. Tanda-tanda dalam jumlah sedikit ini biasanya didapatkan pada waktu @ilakukan penboran dan mempunyai arti penting dalam explorasi minyak- bumi. Arti daripada tanda-tanda tersebut ialah: a. Bahwa lapisan tempat terdapatnya tanda-tanda itu sedikit banyak Pernah mengandung minyak: b. Ada kemungkinan besar lubang bor yang menembus lapisan yang mengan- dung minyak sedikit itu terdapat di dekat atau di pinggiran suatu aku- mulasi minyak yang penting. Di lain fihak juga diketahui dari penelitian Buckly, Hoctt, Tagard (1958), bahwa air formasi banyak memperlihatkan kandungan hidrokarbon dalam jumlah yang berkisar sampai 14 kaki kubik dalam setiap barrel, terutama sebagai metan, tetapi juga etan, propan, dan sebagainya, Hal ini ternyata dari berbagai penyelidikan mereka di negara bagian New Mexico dan Florida, Amerika Serikat. Mereka menyimpulkan bahwa hidro- karbon dalam jumlah sedikit itu tidak mempunyai arti komersiil, kecuali kalau zat itu oleh suatu mekanisme dapat terkumpul menjadi suatu akumu- lasi. Weeks (1958) menyimpulkan, bahwa jika semua gas yang hanya sedikit 52. Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gashumi terdapat dalam air formasi di seluruh dunia dijumlahkan, maka volumya dapat mencapai 65.000 triliun kaki kubik, Dibandingkan dengan akumula~ si gas yang komersiil yang terdapat dewasa ini, hanyalah 4 sampai 6 triliun keki kubik. Dengan demikian, jumlah yang terdapat dalam air formasi dalam bentuk tanda-tanda tersebut sangat besar artinya. Dapat pula dibandingkan bahwa dengan cadangan minyakbumi yang terdapat dalam bentuk tanda-tanda sedikit itu bisa mencapai 10 triliun barrel. Dapat disimpulkan, bahwa sebetulnya hidrokarbon di dalam formasi itu merupakan komponen yang biasa saja, namun karena terdapatnya tersebar dan dalam jumlah sedikit mereka tidak mempunyai arti ekonomi. Tetapi jika oleh suatu mekanisme jumlah yang kecil itu bisa terkumpul, kita bisa menda~ patkan suatu akumulasi yang bernilai ekonomi. Jadi terdapat atau ti- daknya suatu akumulasi bernilai ekonomi tergantung sekali dari faktor kongentrasi seperti akan dibahas dalam pasal yang kemudian. 3.2.1.1 Cara mendeteksi Adanya tanda-tanda minyak yang sedikit atau yang kemudian dapat menun- jukkan adanya akumulasi yang komersiil adalah: 1) LUMPUR PEMBORAN. Pada waktu pemboran, lumpur yang dipakai pelumas bercampur dan melarutkan minyak yang terdapat dalam formasi yang sedang ditembus oleh mata bor. Lumpur yang keluar kembali itu dapat diperiksa di bawah mikroskop binokuler dengan cahaya ultraviolet. Biasanya adanya minyak terlihat dengan tampaknya warna’ yang kuning keemasan, Gas dapat dideteksi dengan suatu alat yang mengocok lumpur pemboran tersebut sehingga gas keluar dan dapat diketahui dengan alat detektor gas. Alat detektor gas terdiri dari suatu ruangan atau sel ke @alam mana gas dialirkan. Di dalam sel tersebut terdapat suatu jarum pijar. Dengan masuknya gas ke dalam sel tersebut, terjadilah suatu pembakaran sehingga temperatur meningkat dan dengan demikian juga tahanan jenis jarum pijar berubah dan dapat dicatat. Perubahan tahanan jenis ini merupakan’ ukuran jumlah gas yang keluar dari lumpur tersebut. 2) SERBUK PEMBORAN, Keratan batuan yang didapatkan pada pemboran diba- wa oleh lumpur ke permukaan dan diperiksa oleh seorang ahli geologi yang menunggui sumur tersebut. Serbuk pemboran itu dapat diperiksa kandungan hidrokarbonnya di bawah suatu mikroskop binokuler setelah mengalami berbagai pengujian, antara lain extraksi serbuk yang digerus dalam CCl,, chloroform atau aseton dan kemudian dikocok. Jika warna larutan menjadi putih, berarti terdapat kandungan hidrokarbon. Metoda lain adalah dengan menggunakan lampu ultraviolet. Biasanya setelah dicampur duly dengan kloroform atau aseton kemidian dilihat dengan binokuler di bawah lampu sinaz ultra violet. Jika serbuk pemboran mengandung minyak, terjadilah warna fluoresensi yang kuning sampai keemas~emasan. Untuk mendeteksi gas dilakukan prosedur yang sama, yaitu menggerus keping batuan dan mengeluarkan gasnya secara mengocok serbuk dalam air, dan kemudian diteliti dengan alat detektor. Adanya tanda-tanda minyak dapat juga diteliti dari suatu pemboran inti. Inti pemboran yang me~ ngandung minyak, biasanya begitu keluar dari pemboran dapat bersifat hidup atau juga dikatakan mendarah (bleeding core), atau dapat pula 53 Cora terdapatnya minyak- dan gasbumi

You might also like