You are on page 1of 10

Model Indeks TVDI (Temperature Vegetation .....(Parwati et al.

MODEL INDEKS TVDI (TEMPERATURE VEGETATION DRYNESS


INDEX) UNTUK MENDETEKSI KEKERINGAN LAHAN
BERDASARKAN DATA MODIS-TERRA
Parwati dan Suwarsono
Peneliti Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh, LAPAN
e-mail: parwati_s@yahoo.com

ABSTRACT

Drought occurs when there is a lack of water in particular area and is usually
caused by less amount of rainfall over that particular area. The impact of drought in
Indonesia is usually noticed in the agricultural land. For that reason, agricultural
drought monitoring in near-real time is very important. The TVDI (Temperature
Vegetation Dryness Index) method is used in this research for agricultural drought
monitoring. The TVDI is holding the information on the amount of soil moisture at the
earth’s surface. The index is calculated from the surface temperature and the vegetation
index.
In this research, the TVDI model was developed from the enhanced vegetation index
(EVI) and the land surface temperature (Ts) in Riau and Central Kalimantan Province
using the Terra-MODIS in the period of June – August from 2003 to 2006. The formula
are : Riau TVDI = (LST – (5.1912 * EVI + 294.72))/(-15.701 * EVI + 13.98), and Central
Kalimantan TVDI = (LST – (0.498 * EVI + 296.97))/(-12.272 * EVI + 10.87).
The model was then applied for detecting agricultural drought in Jambi Province and
overlayed with landuse from LANDSAT ETM+ 2002/2003. The result showed that the
paddy, dryland agriculture and plantation area are more sensitive to drought than
shrub/bush. The mean values of TDVI are 0.40 and 0.34 for dryland agriculture/
plantation and paddy area respectively, while the shrub/bush is only 0.18. Based on
the TDVI class for high drought (0.6  TVDI ≤ 1), it can be shown that from the periode
of June-August 2003-2006, the large area of drought occurred in paddy area,
plantation, and dryland agriculture was around 8 % in August, while the drought in the
forest and shrub/bush area was narrow around 3 % in August. Further research can
be done in order to know the accuracy, the verification, and the validation.
Key words: MODIS, TVDI, EVI, LST (Land Surface Temperature)

ABSTRAK

Kekeringan lahan terjadi ketika suatu lahan mengalami kekurangan air yang
disebabkan oleh berkurangnya jumlah curah hujan. Dampak kekeringan di Indonesia
biasanya dapat terlihat di lahan pertanian, sehingga pemantauan kekeringan lahan
secara aktual sangat penting dilakukan. Model TVDI (Temperature Vegetation Dryness
Index) digunakan untuk memantau kekeringan lahan pertanian pada penelitian ini.
Indeks TVDI dapat memberikan informasi kondisi ketersediaan lengas lahan di
permukaan Bumi. Indeks TVDI dihitung berdasarkan suhu permukaan lahan dan
indeks vegetasi.
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan model TVDI dengan menggunakan indeks
vegetasi EVI (Enchanced Vegetation Index) dan suhu permukaan lahan dari data
TERRA-MODIS periode June – August (2003 – 2006) di wilayah Riau dan Kalimantan
Tengah. Formula TVDI untuk wilayah Riau dan Kalimantan Tengah adalah sebagai
berikut: Riau TVDI = (LST – (5.1912 * EVI + 294.72))/(-15.701 * EVI + 13.98),
sedangkan untuk wilayah Kalimantan Tengah TVDI = (LST – (0.498 * EVI + 296.97))/
(-12.272 * EVI + 10.87).
35
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 5, 2008 :35-44

Aplikasi model TVDI dilakukan di wilayah Provinsi Jambi dan dioverlay terhadap
landuse dari LANDSAT ETM+ 2002/2003. Hasilnya menunjukkan bahwa tipe landuse
sawah dan pertanian lahan kering/perkebunan relatif lebih sensitif terhadap
kekeringan daripada di lahan semak/belukar. Nilai rata-rata TVDI pada lahan
pertanian kering/perkebunan, dan sawah masing-masing adalah 0.40 dan 0.34,
sedangkan semak/belukar 0.18. Tingkat TVDI tinggi (0.6  TVDI ≤ 1) paling luas
terdapat di landuse sawah, perkebunan dan pertanian lahan kering dengan nilai rata-
rata selama periode 2003-2006 tertinggi mencapai 8 % pada bulan Agustus, sedangkan
pada landuse hutan dan semak/belukar hanya sekitar 3 % pada bulan Agustus.
Verifikasi dan validasi model TVDI perlu dilakukan pada penelitian selanjutnya untuk
mengetahui tingkat akurasi model.
Kata Kunci: MODIS, TVDI, EVI, suhu permukaan lahan (LST)

1 PENDAHULUAN Sementara itu, suhu permukaan (land


Kekeringan lahan secara surface temperature) di daerah tropik
sederhana dapat dijelaskan sebagai merupakan indikator untuk mengetahui
suatu periode di mana terjadi besarnya panas yang dikeluarkan oleh
kekurangan air yang disebabkan oleh suatu permukaan berkaitan dengan
berkurangnya jumlah curah hujan. proses evaporasi dan transpirasi.
Dampak kekeringan di Indonesia Sehingga suhu permukaan dan indeks
biasanya dapat terlihat di lahan vegetasi dapat diintegrasikan untuk
pertanian pada saat musim kemarau mencerminkan kondisi kekeringan di
terutama puncaknya pada bulan suatu lahan pertanian (Hung and
Juli/Agustus. Kekeringan pertanian ini Yasuoka, 2005).
dapat dikaitkan dengan berkurangnya Salah satu data satelit yang
kandungan air dalam tanah (lengas mampu secara spektral menghasilkan
tanah) sehingga tak mampu lagi parameter indeks vegetasi dan suhu
memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. permukaan adalah data MODIS
Umumnya kekeringan pertanian terjadi Terra/Aqua. Data MODIS juga
setelah terjadinya gejala kekeringan mempunyai kemampuan yang baik
meteorologis. secara spasial serta dapat memantau
Penelitian mengenai kekeringan kondisi lahan setiap harinya. Oleh
pertanian berdasarkan indeks kekeringan karenanya, model TVDI dengan
yang diturunkan dari data satelit telah menggunakan data MODIS perlu
banyak dilakukan, diantaranya oleh dibangun untuk dapat memantau
Kogan (1990; 2002), Sandholt et al kondisi kekeringan di suatu lahan
(2002), dan Xin et al (2003). Salah satu pertanian.
indeks kekeringan pertanian yang Pada penelitian ini, model TVDI
mencerminkan perilaku vegetasi dan dibangun untuk wilayah rawan
kondisi lengas tanah adalah kebakaran hutan yaitu Provinsi Riau
Temperature-Vegetation Dryness Index dan Kalimantan Tengah. Hal ini
(TVDI) yang pertama kali dikemukakan ditujukan untuk dapat memantau
oleh Sandholt et al (2002). Indeks kondisi kekeringan lahan guna
kekeringan TVDI dapat diformulasikan mengantisipasi bahaya kebakaran
berdasarkan parameter indeks vegetasi hutan.
dan suhu permukaan. Umumnya indeks
vegetasi merupakan indikator yang baik 2 BAHAN DAN METODE
untuk mengetahui tingkat kehijauan
2.1 Data
dan kondisi suatu tanaman, namun
tidak dapat mencerminkan secara Data satelit yang digunakan pada
langsung kondisi lengas tanahnya. penelitian ini adalah MODIS-Terra
36
Model Indeks TVDI (Temperature Vegetation .....(Parwati et al.)

bersumber dari LP DAAC (Land grafik pada hubungan antara LST dan
Processes Distributed Active Archive NDVI berkaitan dengan laju evapotrans-
Center)-NASA, yang berupa data pirasi, resistansi stomata vegetasi, dan
reflektansi permukaan 8-harian dan kondisi lengas tanah. TVDI bernilai 1
suhu permukaan (Land Surface berindikasi ketersediaan air yang
Temperature/LST) 8-harian periode
terbatas (batas kering), sedangkan TDVI
bulan Juni – Agustus selama tahun
bernilai 0 berindikasi terjaminnya
2003-2006. Perangkat lunak MRT
ketersediaan air. Jika permukaan lahan
(Modis Reprojection Tools) dari NASA
digunakan dalam penelitian ini untuk basah, maka suhu permukaannya
mengubah proyeksi data dan mengubah rendah. Namun seiring dengan
resolusi spasial data reflektan menjadi mengeringnya permukaan maka suhu
1 km sesuai dengan data suhu permukaan akan meningkat. Pada
permukaan. permukaan lahan yang mempunyai
Selain itu pada penelitian ini tingkat NDVI tinggi, perubahan suhu
digunakan juga data sekunder yaitu permukaan (LST) tidak begitu nyata
landuse/landcover dari data Landsat karena vegetasi mampu untuk mengatur
ETM+ 2002/2003, kemudian batas air. Hubungan antara LST dan NDVI
administrasi wilayah dari Bakosurtanal. adalah negatif, yang berarti semakin
tinggi suhu permukaan maka indeks
2.2 TVDI (Temperature Vegetation vegetasinya menurun (Hung and
Dryness Index)
Yasuoka, 2005; Sandholt et al, 2002).
TVDI merupakan salah satu indeks Selain itu pada Gambar 2-1 juga
kekeringan berdasarkan kepekaan dapat dijelaskan bahwa secara teoritis
spektrum cahaya tampak (visible) dan plot antara indeks vegetasi dan LST
inframerah dekat (near infrared) terhadap berbentuk seperti segitiga. Batas garis
perilaku vegetasi dan kondisi stres atas segitiga diasumsikan sebagai batas
vegetasi yang berkaitan dengan kering (dry edge), sedangkan batas garis
kekurangan air. Pada suatu lahan, bawah sebagai batas basah (wet edge).
umumnya indeks vegetasi NDVI
Posisi pixel pada scatter plot menun-
(Normalyzed Vegetation Index) akan
jukkan kondisi lengas lahan. Pixel yang
meningkat seiring dengan menurunnya
berada dekat dengan garis batas kering
suhu permukaan (LST). Hal ini
akan lebih rendah lengas lahannya
berkaitan dengan kemampuan vegetasi
dibandingkan dengan pixel yang berada
untuk mengatur suhunya melalui
di dekat garis batas basah (wet edge).
perpindahan panas laten yaitu
Pada penelitian sebelumnya,
perpindahan panas melalui
banyak peneliti hanya menghitung
evapotranspirasi. Radiasi yang diserap
untuk mendapatkan garis batas kering,
dan jumlah air yang tersedia di suatu
sementara garis batas basah
permukaan lahan merupakan dua
unsur utama yang mengatur suhu diasumsikan sebagai garis horisontal.
permukaan. Pada saat ketersediaan air Namun kondisi di lapangan tidak
menjadi minim baik di lahan yang demikian, garis batas basah bisa jadi
bervegetasi maupun tidak, maka suhu tidak horisontal, atau agak sedikit
permukaan akan meningkat. miring. Penelitian ini berusaha untuk
Gambar 2-1 mengilustrasikan merumuskan batas kering dan batas
mekanisme biofisik suatu lahan basah dengan menggunakan indek
berdasarkan TVDI. Kemiringan (slope) vegetasi EVI dan LST dari data MODIS.

37
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 5, 2008 :35-44

Gambar 2-1: Skema hubungan NDVI-Ts (Sandholt et al, 2002)

Formula TDVI dapat dilihat pada Pada penelitian ini indeks


persamaan berikut: vegetasi yang digunakan adalah EVI
LST - LST
(Enhanced Vegetation Index). EVI
TVDI = LSTmax
(2-1) dikalkulasi dari nilai reflektansi
spektrum cahaya merah, inframerah
dimana LSTmin adalah suhu permukaan dekat, dan cahaya biru (Huete et al,
minimum yang disebut dengan batas 1999). Indek EVI pada prinsipnya
basah. LST adalah suhu permukaan mengoptimalisasikan refektansi vegetasi
yang diamati pada suatu pixel. LSTmax dan mengeliminir pengaruh tanah serta
adalah suhu permukaan maksimum atmosferik. Formulasi EVI oleh Huete et
untuk nilai NDVI tertentu (LSTmax = a + al dituliskan sebagai berikut:
b * NDVI). Koefisien a, b merupakan
= (2-3)
nilai intersep dan slope pada garis linear ρ

yang mencerminkan batas kering (dry dimana ρ1, ρ2, ρ3 = reflektansi MODIS
edge) pada Gambar 2-2. Formula NDVI kanal 1 (620nm~670nm), kanal 2
adalah nilai indeks vegetasi pada suatu (841~876 nm), kanal 3 (459~479 nm),
pixel yang diperoleh melalui perhitungan G (gain factor) = 2.5, C1 = 6, C2 = 7.5, L = 1.
normalisasi rasio antara spektrum Selain itu, pada pengolahan awal
inframerah dekat (NIR) dan spektrum data MODIS juga dilakukan pemisahan
merah. Formulasi NDVI dirumuskan awan dengan menggunakan nilai
oleh Huete et al (2002) sebagai berikut: threshold pada kanal 1 MODIS
= (2-2) (Ackerman et al, 2002). Selanjutnya
data EVI dan LST yang bebas awan
dimana ρ1, ρ2, = reflektansi MODIS kanal 1 diintegrasikan untuk mendapatkan nilai
(620nm~670nm), reflektansi MODIS maksimum dan minimum LST pada
kanal 2 (841~876 nm). setiap nilai EVI. Ekstraksi nilai

38
Model Indeks TVDI (Temperature Vegetation .....(Parwati et al.)

maksimum dan minimum LST serta Tabel 2-1: TINGKAT KEKERINGAN


BERDASARKAN TVDI
nilai EVI dilakukan di sebagian wilayah
(Sandholt et al, 2002)
Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah
Tingkat Kekeringan TVDI
yang intensitas kebakaran hutannya
Basah 0 < TVDI ≤ 0.2
tinggi. Hasil ekstraksi nilai-nilai tersebut Agak Basah 0.2 < TVDI ≤ 0.4
kemudian diplot ke dalam grafik dan Normal 0.4 < TVDI ≤ 0.6
Agak Kering 0.6 < TVDI ≤ 0.8
dianalisis secara statistik (regresi linier) Kering 0.8 < TVDI ≤ 1.0
untuk memperoleh model TVDI.
Kemudian dilakukan klasifikasi tingkat Adapun diagram alir pengolahan data
kekeringan berdasarkan nilai TDVI dapat dilihat pada Gambar 2-2.
seperti pada Tabel 2-1.

DATA MODIS LEVEL 2 DATA MODIS LEVEL 2


(Reflectance – 8 harian) (LST – 8 harian)
Juni – Agustus 2003-2006 Juni – Agustus 2003-2006

EVI LST

Pemisahan awan

Training Sample
Area di Riau dan
Kalteng

Menghitung LST
minimum dan
maksimum
untuk setiap nilai
EVI pada setiap
pixel

Analisis regresi antara


- LSTmin dan EVI
(batas basah)
- LSTmaks dan EVI
(batas kering)

Formulasi rumus TVDI


untuk wilayah Riau
dan Kalsel
Landuse dari
data Landsat
Aplikasi TVDI untuk 2002/2003
wilayah Jambi

Nilai TVDI per


landuse di Jambi

Gambar 2-2:Diagram alir pengolahan dan analisis data


39
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 5, 2008 :35-44

3 HASIL DAN PEMBAHASAN warna merah adalah kumpulan hotspot


3.1 Lokasi studi di Provinsi Riau dan selama tahun 2006. Lokasi studi di
(Kalimantan Tengah) Kabupaten Indragiri Hulu pada Gambar
Pemilihan lokasi didasarkan pada 3-1. berukuran pixel 48 x 48 dengan
rawannya suatu daerah terhadap resolusi spasial 1 km persegi.
kebakaran hutan yang diindikasikan Sedangkan di Kalimantan Tengah lokasi
oleh banyaknya hotspot. Data hotspot studi terletak di Kabupaten Seruyan
yang digunakan adalah data akumulasi dengan ukuran pixel 48 x 48 dan
tahun 2006 dari data MODIS. Gambar resolusi spasial 1 km persegi (Gambar 3-2).
3-1 merupakan wilayah kajian di 3.2 Model TDVI
Provinsi Riau dengan mengambil salah
satu wilayah yang konsentrasi Gambar 3-3 menunjukkan hasil
hotspotnya cukup tinggi yaitu di ekstraksi antara Ts dan EVI dari data
Kabupaten Indragiri Hulu. Warna biru MODIS periode Juni – Agustus selama
pada citra DEM-SRTM menunjukkan tahun 2003-2006 di wilayah Provinsi
dataran rendah, warna hijau Riau (a) dan Kalimantan Tengah (b).
menunjukkan dataran tinggi, sedangkan

CITRA DEM SRTM 90m (USGS) Hotspot 2006 dari data MODIS

Gambar 3-1: Lokasi studi di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau

Hotspot 2006 dari data MODIS

CITRA DEM SRTM 90m (USGS)

Gambar 3-2: Lokasi studi di wilayah Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalteng

40
Model Indeks TVDI (Temperature Vegetation .....(Parwati et al.)

Pada Gambar 3-3a untuk wilayah TVDI yang diperoleh di Jambi dioverlay
Riau dapat ditunjukkan bahwa batas dengan data landuse dari LANDSAT7-
kering mempunyai persamaan LSTsmax = ETM+ 2002/2003. Landuse di Jambi
-10.51 * EVI + 308.7, sedangkan batas dapat dilihat pada Gambar 3-4. Hasil
basahnya LSTmin = 5.1912 * EVI + ekstraksi nilai TVDI pada berbagai tipe
294.72. Sedangkan untuk wilayah vegetasi (semak/belukar, padi, pertanian
Kalimantan Tengah (Gambar 3-3b), lahan kering) dapat dilihat pada Tabel 3-1.
persamaan batas keringnya adalah Tsmax = Semakin tinggi nilai TVDI (0-1) maka
-11.774 * EVI + 307.84 dan persamaan semakin tinggi tingkat kekeringannya.
batas basahnya adalah Tsmin = 0.498 * Selama periode Juni-Agustus 2003-
EVI + 296.97. Berdasarkan hasil 2006, hasil analisis rata-rata terhadap
persamaan batas kering dan batas landuse tipe sawah dan pertanian lahan
basah tersebut maka model TVDI dari kering menunjukkan nilai TVDI yang
persamaan 2-1 untuk wilayah Riau dan lebih tinggi dibandingkan pada landuse
Kalimantan Tengah yang sudah semak/belukar. Nilai rata-rata TVDI pada
disederhanakan dapat dituliskan lahan pertanian kering/perkebunan,
sebagai persamaan 3-1 dan 3-2. dan sawah masing-masing adalah 0.40
dan 0.34, sedangkan semak/belukar
3.3 Aplikasi Model TVDI untuk 0.18. Dari hasil tersebut dapat
Deteksi Kekeringan Lahan di
ditunjukkan bahwa tipe landuse sawah
Provinsi Jambi
dan pertanian lahan kering/perkebunan
Pada penelitian ini model TVDI relatif lebih sensitif terhadap kekeringan
yang dibangun di Riau dicoba daripada di lahan semak/belukar.
diaplikasikan di wilayah lain yaitu di
Provinsi Jambi selama periode Juni-Juli-
Agustus tahun 2003-2006. Selanjutnya,

a). RIAU b). KALIMANTAN SELATAN


310 310
LSTmaks dan EVI LSTmaks dan EVI
LSTmin dan EVI LST min dan EVI
308 Linear (LSTmin dan EVI)
Linear (LSTmaks dan EVI) 308 Linear (LSTmaks dan EVI)
Linear (LST min dan EVI)
306 y = -10.51x + 308.7 306 y = -11.774x + 307.84
Persamaan Garis Batas Kering
Persamaan Garis Batas Kering
304 304
LST (°K)

LST (°K)

302 302

300 300

298 298

296 296
y = 0.498x + 296.97
294 y = 5.1912x + 294.72 294 Persamaan Garis Batas Basah
Persamaan Garis Batas Basah
292 292
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
EVI EVI

Gambar 3-3: Hasil ekstraksi LST dan EVI di wilayah Riau (a) dan Kalimantan Tengah
(b) periode data Juni – Agustus 2003-20006

LST – (5.1912 * EVI + 294.72)


Riau : TVDI =  (3-1)
(-15.701 * EVI + 13.98)

LST – (0.498 * EVI + 296.97)


Kalimantan Tengah : TVDI =  (3-2)
(-12.272 * EVI + 10.87)
41
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 5, 2008 :35-44

Sebaran TVDI secara grafik pada pertanian lahan kering dengan nilai
tingkat kekeringan tinggi (0.6  TVDI ≤ 1) rata-rata selama periode 2003-2006
periode Juni-Agustus 2003-2006 pada tertinggi mencapai 8% pada bulan
berbagai tipe landuse dapat dilihat pada Agustus, sedangkan pada landuse
Gambar 3-5. Pada grafik terlihat bahwa hutan dan semak/belukar luasan yang
persentase area yang memiliki tingkat memiliki tingkat TVDI yang tinggi relatif
TVDI tinggi paling luas terdapat di rendah persentasenya, yaitu tertinggi
landuse sawah, perkebunan dan sekitar 3% pada bulan Agustus.

Gambar 3-4: Landuse di Provinsi Jambi berdasarkan data Landsat ETM-7 tahun
2002/2003 (Sumber: Pusbangja-LAPAN)

Table 3-1:RATA-RATA TVDI PADA TIPE LANDUSE


Tipe landuse Nilai Rata-rata TDVI
Sawah 0.339
Pertanian lahan kering dan perkebunan 0.407
Semak/Belukar 0.184

Gambar 3-5: Luasan TVDI tingkat tinggi (0.6  TVDI ≤ 1) pada berbagai tipe landuse
selama periode Juni – Agustus 2003-2006 di Provinsi Jambi
42
Model Indeks TVDI (Temperature Vegetation .....(Parwati et al.)

4 KESIMPULAN Barbieri, R., 1997. Draft of The MODIS


Model kekeringan lahan (TVDI) Level 1B Algorithm [R]. Theoretical
yang diperoleh berdasarkan integrasi basis document version 2.0,
antara parameter indeks vegetasi (EVI) [atbmod- 01].
dan suhu permukaan lahan dari data Bhuiyan, C., 2004. Various Drought
MODIS periode Juni – Agustus (2003 – Indices for Monitoring Drought
2006) telah diperoleh untuk wilayah Condition in Aravalli Terrain of
Riau dan Kalimantan Tengah. Rumus India [R]. IEEE.
TVDI untuk wilayah Riau dan Bhuiyan, C., R.P. Singh, and F.N.
Kalimantan Tengah adalah sebagai Kogan. 2006. Monitoring Drought
berikut: Riau TVDI = (LST – (5.1912 * Dynamics in The Aravalli Region
EVI + 294.72))/(-15.701 * EVI + 13.98), (India) Using Different Indices
sedangkan untuk wilayah Kalimantan Based on Ground and Remote
Tengah TVDI = (LST – (0.498 * EVI + Sensing Data [R]. International
296.97))/(-12.272 * EVI + 10.87). Journal of Applied Earth
Dari hasil aplikasi model TVDI di Observation and Geoinformation.
Provinsi Jambi ditunjukkan bahwa tipe 8: 289–302. Elsevier.
landuse sawah dan pertanian lahan Dracup, J.A., Lee, K.S., and Paulson Jr.,
kering/perkebunan relatif lebih sensitif E.G., 1980. On The definition of
terhadap kekeringan daripada di lahan Droughts [J]. Water Resour. Res,
semak/belukar. Nilai rata-rata TVDI 16 (2), 297–302.
pada lahan pertanian kering/per- Huete, A., C. Justice, and W.Van Leeuwen,
kebunan, dan sawah masing-masing 1999. Modis Vegetation Index
adalah 0.40 dan 0.34, sedangkan (MOD 13). Algorithm Theoretical
semak/belukar 0.18. Tingkat TVDI Basis Document.
tinggi (0.6  TVDI ≤ 1) paling luas Hung, T., and Y. Yoshifumi, 2005.
terdapat di landuse sawah, perkebunan MODIS Application in Environ-
dan pertanian lahan kering dengan nilai mental Change Researches in the
rata-rata selama periode 2003-2006 Southeast – Asian Region. Int. J of
tertinggi mencapai 8% pada bulan Geoinformatics, Vol.1., No.1.
Agustus, sedangkan pada landuse Keyantash, J., and Dracup, J.A. 2004.
hutan dan semak/belukar hanya sekitar An Aggregate Drought Index:
3% pada bulan Agustus. Assessing Drought Severity Based
on Fluctuations in The Hydrologic
5 SARAN Cycle and Surface Water Storage.
Water Resour, Res. 40.
Verifikasi dan validasi model Kogan, F.N., 1990. Remote Sensing of
TVDI perlu dilakukan pada penelitian Weather Impacts on Vegetation in
selanjutnya untuk mengetahui tingkat Non Homogeneous Areas.
akurasi model. International Journal of Remote
Sensing, Vol. 11:1405-1420.
DAFTAR RUJUKAN Kogan, F.N., 2002. World Droughts in
Ackerman, S., et al, 2002. Discriminating The New Millennium from AVHRR-
Clear-Sky from Cloud with Modis Based Vegetation Health Indices.
Algorithm Theoretical Basis Eos Trans. Am. Geophy. Union
Document (MOD35). MODIS Cloud 83,(48), pp 562–563.
Mask Team, Cooperative Institute Mao, K., Z. Qin, J. Shi, and P. Gong.,
for Meteorological Satellite 2005. A Practical Split-Window
Studies, University Of Wisconsin- Algorithm for Retrieving Land-
Madison NOAA/NESDIS, NASA/ Surface Temperature from MODIS
Larc, Hampton, VA. Data [J]. International Journal of

43
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 5, 2008 :35-44

Remote Sensing, Vol. 26, No. Of Environment, Vol. 79, 213-


15, 10 August, 3181–3204. 224.
Sandholt, I., Rasmussen, K., and Xin, J.F, G.L. Tian, Q.H. Liu, L.F. Chen,
Andersen, J., 2002. A Simple and X.Z. Xin. 2003. Drought
Interpretation of The Surface Monitoring From The Remotely
Temperature/Vegetation Index Sensed Temperature and
Space For Assessment of Surface Vegetation Index in China [R].
Moisture Status. Remote Sensing IEEE.

44

You might also like