You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328901254

Gambaran Kebijakan Penyelenggaraan Kota Sehat Pada Lima Kota Di


Indonesia

Article · January 2007

CITATION READS

1 217

4 authors, including:

Dwi Hapsari Tjandrarini Puti Sari Hidayangsih


National Institute of Health Research and Development National Institute of Health Research and Development
31 PUBLICATIONS   50 CITATIONS    27 PUBLICATIONS   19 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sanitation Behaviour and Hepatitis View project

Adolescent Health Behaviour View project

All content following this page was uploaded by Puti Sari Hidayangsih on 13 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KAJIAN

GAMBARAN KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN


KOTA SEHAT PADA LIMA KOTA DI INDONESIA

Dwi Hapsari,* Puti Sari H,* Tin Afifah,* Oster Sudani,*

Abstract
Healthy city is one of the public health problems. The quick of growth population and development
activity has contributed the continuously decrease of the environmental quality in the city. So that, the
environmental quality in the cities and regents as the Agenda 21 's priority. These background has effort
the government of Indonesia to announce "Healthy City" policy, as the action of community be through
healthy life. The study of healthy city has done in 5 (five) municipalities in Indonesia.
To know the implementation and the action of the healthy city policy in five municipalities in Indonesia.
The study has been done in 5 (five) municipalities in Indonesia such as Medan, Semarang. Denpasar,
Manado and Balikpapan, Indonesia with qualitative approach to describe government policy on
Healthy Cities in selected municipalities. Interview technique had been undertaken by in depth interview
and focus group discussion toward Municipality Officer, Municipality Development and Plan Board,
Health City Forum, Municipality Areas Development and Houses Office, Environmental Impact Control
Board, Tourism and other linked sectors.
From 5 (Jive) selected area, 4 (four) cities had already undertaken Healthy City Policy, while
Balikpapan Municipality has done it in the longest period of time. On the other hand, Semarang
Municipality have had not the Healthy City Forum and still in coordination with related sectors as well.
In general, problems in undertaking of Healthy City were socialization and coordination. Suggested
proposed from this stud)> were improvement in socialization, continuousity in implementation and
development in inter sector collaboration for undertaken focused and successfully Healthy City.

Keyword: healty city, health policy, environmental health, health behavior.

I. Latar Belakang adanya UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan,


maka Presiden RI telah mengamanatkan

S elama lebih dari tiga dasawarsa. Indonesia


telah melaksanakan berbagai upaya dalam
rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat. Pembangunan kesehatan merupakan
pembangunan yang benvawasan kesehatan
melalui Indonesia Sehat 2010, di mana intinya
melakukan
menempatkan
upaya pembangunan
kebijakan kesehatan
perlu
dalam
upaya stategis untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan pelaksanaannya.2
masyarakat yang optimal melalui peningkatan Departemen Kesehatan telah menyeleng-
kesadaran. kemauan dan kemampuan hidup sehat garakan serangkaian reformasi di bidang
bagi setiap orang.' kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehat-
Selanjutnya setiap orang berhak hidup an dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta
sejahtera lahir dan batin. bertempat tinggal dan terjangkau oleh masyarakat. Walau sudah
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat mencapai banyak kemajuan, tetapi keadaan
serta berhak mendapat pelayanan kesehatan. kesehatan masyarakat Indonesia masih jauli
Mengingat hal tersebut. ditambah lagi dengan tertinggal bila dibandingkan dengan beberapa

* Peneliti Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan

Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007 19


negara tetangga. Angka kematian bayi misalnya, ditetapkan, digolongkan ke dalam dua kategori,
Indonesia berada di urutan atas di antara negara- yaitu: 1) Indikator hasil atau keluaran yang
negara anggota ASEAN. Sebagian besar mengacu kepada defmisi Kota Sehat, 2) Indikator
masyarakat Indonesia, baik yang di perdesaan kinerja yang mengacu kepada kegiatan-kegiatan
maupun perkotaan, masih sulit mendapatkan kerjasama lintas sektor dalam rangka mencapai
pelayanan kesehatan walau dalam skala minimal. Kota Sehat tersebut. Indikator-indikator yang ada
Banyak hal yang menjadi penyebabnya antara lain merupakan acuan untuk mendapatkan kesamaan
faktor geografi. ekonomi. sosial. dan teknis. tolok ukur.5
Sementara itu. pertumbuhan penduduk kota yang Kota Sehat adalah suatu kondisi kota yang
terus meningkat menimbulkan permasalahan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
seperti kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, penduduk. Penyelenggaraannya dicapai melalui
perumahan dan pelayanan masyarakat yang penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang
kurang layak, kriminalitas, kekerasan dan terintegrasi yang disepakati masyarakat dan
penggunaan obat-obat terlarang. Hal itu pemerintah daerah. Penyelenggaraan Kota Sehat
mengakibatkan kualitas lingkungan berpotensi adalah berbagai kegiatan untuk mewujudkan Kota
cenderung menurun. Jika hal tersebut tidak segera Sehat, melalui pemberdayaan masyarakat, dan
dikendalikan. maka akan berdampak pada forum yang difasilitasi oleh pemerintah kota.
kesehatan masyarakat.3 Forum adalah wadah bagi masyarakat untuk
Untuk mengatasi masalah yang ada, menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasi.
desentralisasi bidang kesehatan sebagai Forum Kota Sehat berperan untuk menentukan
pendekatan yang dianggap paling tepat saat ini. arah, prioritas, perencanaan pembangunan
telah ditetapkan untuk dilaksanakan. Beberapa wilayahnya yang mengintegrasikan berbagai
peraturan perundang-undangan bidang kesehatan aspek, sehingga dapat mewujudkan wilayah yang
sebagai tindak lanjut UU no.22 tahun 1999 bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni oleh
tentang Pemerintahan Daerali dan UU no.25 tahun warganya.8
1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Tatanan Kota Sehat dikelompokkan
Pemerintah Pusat dan Daerah. yang merupakan berdasarkan, kawasan dan permasalahan khusus,
inti kebijakan desentralisasi, misalnya Keputusan yang terdiri dari: 1) kawasan permukiman, sarana
Menkes RI no. 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang dan prasarana umum. 2) kawasan sarana lalu
Kebijakan Pembangunan Kesehatan menuju lintas tertib dan pelayanan transportasi, 3)
Indonesia Sehat 2010 (IS 2010). Terkait dengan kawasan pertambangan sehat, 4) kawasan hutan
hal tersebut, pemerintah melalui Peraturan sehat, 5) kawasan industri dan perkantoran sehat,
Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri 6) kawasan pariwisata sehat, 7) ketahanan pangan
Kesehatan No. 34 Tahun 2005 dan No. dan gizi, 8) kehidupan masyarakat sehat yang
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tanggal 3 Agustus mandiri, dan 9) kehidupan sosial yang sehat.
2005 menetapkan pedoman penyelenggaraan Tatanan dan permasalahan khusus tersebut dapat
Kabupaten/Kota Sehat. yang berupaya untuk berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
menciptakan dan meningkatkan kualitas spesifik daerah.9
lingkungan baik fisik, sosial, budaya, Setiap Kabupaten/Kota Sehat yang
mengembangkan ekonomi masyarakat dengan memenuhi kriteria yang ditetapkan diberikan
mengembangkan potensi-potensi masyarakat penghargaan Swasti Saba. Perhargaan tersebut
dengan cara memberdayakan fungsi-fungsi dapat diklasifikasikan atas 3 kategori, yaitu a)
kehidupan dalam membangun potensi maksimal penghargaan Padapa untuk taraf pemantapan
suatu kota/desa."1 sekurang-kurangnya 2 tatanan, b) penghargaan
Dalam kerangka desentralisasi di bidang Wiwerda untuk taraf pembinaan memilih 3-4
kesehatan. disadari bahwa pencapaian IS 2010 itu tatanan, dan c) penghargaan Wistara untuk taraf
sangat ditentukan oleh pencapaian Kota Sehat, pengembangan memilih 5 tatanan.10
dan bahkan juga Kecamatan Sehat. Guna Penelitian pada 5 Kota di Indonesia ini
memantau pencapaian IS 2010 dalam kerangka bertujuan untuk mengetahui kebijakan yang
desentralisasi bidang kesehatan itulah perlu digunakan suatu kota dengan memperhatikan
dilakukan pengukuran sejauhmana Kota Sehat indikator-indikator tatanan Kota Sehat. Hasilnya
telah dicapai melalui beberapa indikator diharapkan dapat memberi masukan untuk
kesehatan. Indikator-indikator yang telah kebijakan, khususnya kesehatan perkotaan.

20 Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007


Dasar pikiran/pertimbangan:
SK bersama Mendagri & Menkes:
No. 34 tahun 2005 dan
No. 1138/Menkes/PB/VIII/2005

Permasalahan: PROSES/KEGIATAN:
1. Permukiman dan 1. Adanya tim pembina
prasarana umum 2. Adanya tim teknis STATUS
2. Sarana lalin tertib dan 3. Sosialiasi program KESEHATAN
layanan transportasi 4. Prioritas program terkait bid. kes MASYARA
3. Pertambangan 5. Sinergis dgn program, sektor, pemda dan KAT
4. Kehutanan swasta PENINGKAT
5. Perkantoran 6. Penggerakan masyarakat AN
6. Pariwisata 7. Fasilitasi forum kota, FKD/KS & kawasan KUALITAS
7. Ketahanan pangan serta pokja desa/kel HIDUP
dan Gizi 8. Adanya perencanaan yg terintegrasi
8. Kehidupan Masy 9. Pelaksanaan terpadu
mandiri
lO.Pemantauan & Evaluasi/ penilaian oleh
9. Kehidupan sosial
stakeholder.

FAKTOR PENENTU:
1. Keinginan dan kebutuhan masyarakat & swasta
2. Prioritas Sektor
3. Dukungan Pemda: peraturan, pendanaan,

Sumber:
Departemen Kesehatan. 2004. Pedoman Kabupaten/Kota Sehat Bidang Kesehatan, hal.29

II. Kerangka Konsep menggambarkan kota-kota di semua kawasan


Penelitian ini lebih melihat proses pada level HDI yang tinggi.
penyelenggaraan kota sehat pada kota Medan, Data kualitatif meliputi wawancara
Semarang, Bali. Balikpapan. dan Manado. mendalam dan diskusi kelompok terarah pada
Gambaran status kesehatan tidak dapat diperoleh instansi terkait dengan kebijakan Kota Sehat,
untuk melihat sebab akibat dari penyelenggaran seperti Dinas Kesehatan, Bappeda, Forum Kota
kota sehat. Hal ini disebabkan karena pada Sehat (FKS), Dinas Pekerjaan Umum, Bapedal,
penelitian ini tidak melihat status kesehatan Dinas Kebersihan, Dinas Pariwisata, dan sektor
sebelum adanya penyelenggaraan Kota Sehat. Iain yang terkait (contoh: LSM) untuk
mendapatkan data proses penyelenggaraan kota
III. Jenis Penelitian dan Sampel sehat. Wawancara mendalam dimaksudkan untuk
memperoleh informasi langsung dari instansi
Penelitian ini bersifat kualitatif. Sampel terkait mengenai keberadaan, proses pembentukan
ditetapkan berdasarkan pertimbangan angka dan akti vitas kegiatan Forum Kota Sehat
Human Development Index (HDI) tahun 2004. sehubungan dengan penyelenggaraan kebijakan
Kota yang menjadi sampel dalam penelitian ini Kota Sehat di kota tersebut.
pada peringkat atas dan berdasarkan pertimbang-
an aspek geografis Indonesia yaitu Kawasan IV. Basil
Sumatera, Javva-Bali. dan Kawasan Timur
Indonesia. Dari beberapa pertimbangan tersebut Hasil yang diperoleh dari lima kota yang
ditetapkan lima kota yaitu Kota Medan, menjadi lokasi penelitian yaitu Kota Medan,
Balikpapan. Semarang. Denpasar, dan Manado. Semarang, Denpasar, Balikpapan dan Manado,
Kelima kota tersebut diharapkan dapat merupakan rangkuman data kualitatif yang

Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007 21


diperoleh dari indepth interview atau wawancara strateginya adalah pembangunan berwawasan
mendalam dan diskusi kelompok terarah. kesehatan. Pelayanan terhadap masyarakat miskin
Gambaran pelaksanaan kota sehat pada lima kota, adalah prioritas. Kebijakan kota sehat sudah
masing-masing dapat dilihat sebagai berikut. diketahui Dinas Kesehatan sejak dicanangkan.
Secara konsep memang diakui sangat baik sekali
4.1 Kota Medan terutama dalam perbaikan lingkungan dan
meningkatkan status kesehatan, namun dalam
Forum Kota Sehat (FKS) di Kota Medan
pelaksanaannya hingga saat ini baru sebatas
belum tersosialisasi dengan baik kepada
koordinasi dengan lintas sektoral. Forum Kota
masyarakat secara merata, sedangkan antara
Sehat seperti yang diharapkan sampai saat ini
anggota pengurus FKS sendiri juga belum ada
sebagai suatu lembaga belum terbentuk walaupun
keterpaduan dalam persepsi dan pelaksanaan
sudah ada beberapa kali pertemuan lintas sektoral
kegiatan. Masih banyak anggota FKS yang
dan dari masyarakat. Salah satu penyebabnya
berpikir bahwa kegiatan FKS ini merupakan tugas
dan tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, adalah setiap diadakan pertemuan, staf yang
datang selalu berbeda sehingga materi yang
sehingga program-program FKS juga belum
dibahas (contoh pedoman kota sehat) tidak pernah
sepenuhnya dilaksanakan. Walaupun dalam
menjadi suatu kesimpulan atau keputusan. Sampai
menyusun rencana pembentukan FKS sudah
saat ini walaupun kegiatan kota sehat belum
dilakukan bersama antara Dinas Kesehatan,
terprogram di Dinas Kesehatan, tetapi beberapa
instansi terkait, praktisi hukum, universitas dan
luaran pelaksanaan Kota Sehat sudah dilakukan.
organisasi masa/LSM. Struktur organisasi Forum
Indikator keluaran kota sehat seperti program
Kota Sehat, sebagai ketua pengurus dipilih wakil
sanitasi lingkungan, sanitasi perumahan,
dari LSM. sekretaris dari Dinas Kesehatan Kota.
kebersihan dan lain sebagainya sudah menjadi
Instansi terkait yang terlibat yaitu KLH-ESDM,
program kesehatan sejak dulu. Hal lain yang perlu
Dinas industri, pemukiman, pariwisata dan
Bappeda, namun Dinas Kesehatan tetap sebagai pula mendapat perhatian demi keberhasilan
leading sector. FKS berfungsi sebagai think tank program kota sehat adanya sumber daya dan dana
dan pemberi masukan kepada pemerintah, yang memadai. Harapan dari seluruh anggota
diskusi kelompok, kota Semarang dapat menjadi
melayani advokasi dan pendidikan kesehatan.
kota pelayan yaitu pelayan masyarakat.
Dukungan daerah untuk Kota Sehat berupa perda-
perda, dana dan sarana dari tiap instansi. Walikota
juga turut mendukung program Kota Sehat 4.3 Kota Denpasar
dengan papan tulisan dan brosur yang berisi Sejak tahun 2000 Provinsi Bali telah
pesan-pesan. Kerjasama dengan LSM baik lokal mencanangkan Bali sehat tahun 2010, walaupun
maupun internasional juga sudah berjalan untuk dengan nama yang berbeda-beda. Tujuan awal
beberapa program misal untuk daerah endemis dari pencanangan Bali sehat adalah untuk
malaria, fokus kegiatan ke pemberantasan dan mewujudkan Indonesia Sehat 2010 dengan ruang
pencegahan malaria, untuk daerah yang ada kasus lingkup provinsi. Forum tersebut terakhir
gizi buruk maka program difokuskan ke perbaikan dinamakan Forum Komunikasi Bali Sehat tahun
gizi, dan Iain-lain. Pembinaan dilakukan oleh 2005 berdasarkan SK Gubernur (Nomor 26/03-
Dinas Kesehatan dibantu dinas lain yang terkait. K/HK/2005). Adapun tugas dari Tim Bali Sehat
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh gabungan adalah menyelenggarakan koordinasi dengan
lintas sektor. Pelaksanaan program FKS sendiri dinas/instansi terkait serta lembaga non
masih terfokus pada upaya kuratif daripada pemerintah dalam rangka pelaksanaan evaluasi
promotif dan preventif. Kesehatan lingkungan Bali Sehat. Mensosialisasikan hasil evaluasi dan
yang merupakan kegiatan lintas sektor belum mengolah data untuk kepentingan pelaksanaan
sepenuhnya dikelola dalam suatu sistem kesehatan program Bali Sehat, dan melaporkan kegiatan
kewilayahan (sistem kesehatan dengan kepada Gubernur Bali. Harapannya, dengan
pendekatan Kota Sehat). terbentuknya forum Bali Sehat akan diikuti
terbentuknya Kota Sehat-Kota Sehat di tingkat
4.2 Kota Semarang Kotamadya/Kabupaten.
Paradigma yang digunakan oleh kota Peranan masing-masing Dinas dalam
Semarang adalah paradigma sehat, yang salah satu "forum" tersebut adalah sesuai dengan yang

22 Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007


tercantum dalam struktur organisasi. Dalam forum dan pembuatan laporan. Tugas mengkoordinasi-
Bali Sehat melibatkan hampir semua sektor yang kan lintas sektor dari segi perencanaan dan
terkait di Dinas Provinsi Bali. Sebagai pendanaan dipegang oleh Badan Perencanaan dan
penanggungjawab adalah Dinkes Provinsi Bali, Pembangunan Daerah (Bappeda). Sedang Sektor
Ketua (Bappeda). Wakil ketua (Kasubdin Bina yang lain berperan sebagai anggota, dengan tugas
Program Prop. Bali), Sekretaris (Kasie Data utama melaksanakan kegiatan rutin sesuai dengan
Dinkes Prop. Bali) Anggota lain berasal dari program masing-masing untuk mendukung PHBS
berbagai sektor, antara lain dari: Pemberdayaan "Denpasar Sehat" dengan tetap melaksanakan
Masyarakat Daerah, Bapeldada, PU; Pemberdaya- koordinasi dengan lintas sektor terkait lainnya.
an perempuan. Dinas Pendidikan dan Budaya, Peran Dinas Lingkungan Hidup untuk
PKK, Ketua Koalisi Bali Sehat. Di samping itu menunjang PHBS adalah tetap melaksanakan
peranan yang sebenarnya adalah melaksanakan kegiatan pokok mereka. Misalnya untuk per-
kegiatan rutin sesuai dengan program yang ada di sampahan menggunakan sistem pengelolaan
instansi masing-masing, dengan harapan hasil persampahan dari hulu ke hilir. Sampah rumah
kegiatan tersebut akan berdampak terhadap tangga, produsen, rumah sakit, garmen, industri
keberhasilan Kola Sehat. Kenyataannya forum ini dan sebagainya dikelola sendiri oleh masing-
tidak dapat berjalan "rutin" sebagaimana yang masing desa/banjar dan pengawasannya dilakukan
diharapkan. Tidak ada secretariat forum dan dengan pemberdayaan masyarakat. Bidang
perlengkapannya dalam suatu lokasi tertentu. pertamanan, memotivasi masyarakat untuk
Rapat koordinasi diadakan hanya apabila membuat taman-taman di lingkungan masing-'
dibutulikan. Selebihnya tidak ada kegiatan yang masing. Peranan PD Pasar memberi binaan
memang sudah direncanakan sejak awal secara kepada pedagang pasar dalam hal kebersihan dan
bersama-sama. hidup sehat. Wujudnya berupa pemeriksaan
Oleh karena lial tersebut maka Walikota barang yang dijual petugas apakah memenuhi
Denpasar menimbang yang perlu dimantapkan syarat kesehatan. Petugas yang memeriksa dari
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan Tim Dinkes, Dinas Peteraakan, Dinas Perikanan,
masyarakat menuju Bali Sehat 2010 adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan, PKK. Biaya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tiap-tiap kegiatan dibebankan utama pada APBD Kota
desa/kelurahan di kota Denpasar. Diputuskan di Denpasar tahun 2005 dan 2006 sebesar 80 persen,
kota Denpasar tidak ada Forum Kota Sehat, APBD I (20 persen). Dana penunjang dari
diganti menjadi Tim Pembina Perilaku Hidup provinsi, dana tugas pembantuan Depkes, dan
Bersih dan Sehat Kota Denpasar. Karena Kota dana Dekon dari pusat. Dekon hanya sampai
Sehat lebih berfokus ke PHBS maka "Sekretariat" provinsi baru kemudian dibagi ke kabupaten.
dan kegiatan termasuk administrasi dipusatkan di Kebijakan yang dilakukan di kota Denpasar
Dinkes kota. yaitu di Subdin Binkesgamas. Tim tidak khusus mengenai Kota Sehat, namun
Pembina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kota berkaitan dengan program menuju Kota Sehat
Denpasar sudah dibentuk berdasarkan SK yang bersifat lintas sektor. Program pun sudah ada
Walikota sejak tahun 2000 dan tiap tahun SK dan berjalan sebelum ada kebijakan Kota Sehat,
tersebut diganti. Sejak tahun 2000 kegiatannya hanya saja belum terarah.
sama, hanya judul kegiatannya yang berbeda,
seperti tahun 2004 "Indonesia sehat" dan tahun 4.4 Kota Manado
2006 "Desa Siaga". Jadi dapat dikatakan
Gerakan Kota Sehat di Kota Manado
"bajunya saja yang beda-beda". Oleh karena itu di
dimulai dari salah satu Program Tata Praja
kota Denpasar nama yang digunakan adalah
Lingkungan yaitu membantu Pemerintah Daerah
Pembina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kota
(Pemda) Kabupaten/Kota dalam pengelolaan
Denpasar.
lingkungan hidup, dengan tujuan untuk men-
Tim Pembina Perilaku Hidup Bersih dan
dorong Pemda mewujudkan kepemerintahan yang
Sehat di kota Denpasar yang ditetapkan dengan
baik (good government) di bidang pengelolaan
keputusan Walikota diberi peran tertentu. Peran
lingkungan hidup (environmental management).
Dinas Kesehatan Denpasar sebagai Sekretaris II
Kota Manado menerjemahkan dalam bentuk
dalam Tim Pembina Perilaku Hidup Bersih dan
pelaksanaan lapangan berupa Bangun Praja
Sehat di Kota Denpasar adalah mengkoordinir
Lingkungan "BERHIKMAT" sebagai misi
dalam perencanaan, pembinaan, evaluasi kegiatan

Media Litbang Kesehatan VolumeXl'IINomor 3 Tahun 2007 23


pemerintahan kota Manado. Program kerjanya Jumpa Berlian bergiliran. Dengan adanya gerakan
melakukan kegiatan lomba kebersihan dan Jumpa Berlian, semua jajaran sektor pemerintahan
penghijauan berlangsung satu tahun penuh. kota terfokus pada kegiatan tersebut. Jadi dalam
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pencapaian di hal ini peran antar lintas sektoral lebih ditekankan
lapangan, terlihat bahwa kebersihan dan peng- kepada pencapaian misi tersebut yang tertuang ke
hijauan belum optimal seperti standar penilaian dalam tupoksi masing-masing badan ataupun unit
Bangun Praja Lingkungan. Atas pertimbangan hal kedinasan.
di atas dibentuklah kegiatan/program Manado BPLH bukan suatu unit kedinasan tetapi
Clean and Green City sebagai tindak lanjut merupakan badan, dalam hal ini hanya berperan
program Banguii Praja Lingkungan Berhikmat mengkoordinir sektor-sektor terkait, stake holder
yang dicanangkan pada tanggal 29 Agusrus 2003, dan masyarakat dalam penyelenggaraan kota
dan merupakan sarana kolaborasi kerjasama sehat. Adapun instansi/sektor terkait tersebut
optimal dengan para stake holder dalam antara lain: Badan Pengelola Kebersihan, Badan
menghimpun kemampuan dan kemauan untuk Perencanaan Kota, Badan Pemberdayaan
melayani masyarakat luas menuju pemerintahan Masyarakat, Dinas Tata Kota, Camat, Lurah,
yang bersih dan berwibawa. Lembaga Sosial Masyarakat (antara lain: Green
Sejalan dengan rencana Kota Manado Community, Gerakan Masyarakat Peduli, Yayasan
sebagai Clean and Green City dan rintisan Peka, LPM). Strategi-strategi kota sehat untuk
Gerakan Kota Sehat di Indonesia, maka kegiatan ke depan disesuaikan dengan visi dan
sekumpulan pensiunan pejabat dan praktisi misi kota Manado yaitu menjadi "Kota Pariwisata
akademis yang terbentuk pada tahun 1999/2000, Duma 2010".
menggalang suaru kesepakatan untuk berbuat Pendanaan kegiatan Kota Pariwisata
sesuatu bagi Kota Manado. Pemerintah daerah tersebut tidak dianggarkan secara khusus, tetapi
menyambut dan menampung mereka dalam setiap institusi mengajukan anggaran rutin untuk
wadah Forum Kota Sehat (FKS). Proses kegiatan yang mendukung Kota Pariwisata,
pengukuhan Pembentukan FKS memakan waktu walaupun sebenarnya kegiatan tersebut adalah
yang cukup panjang. Diawali dengan Gelar Acara program rutin setiap institusi. Bappeko hanya
Seminar Manado Kota Sehat pada tanggal 20 merekap masing-masing anggaran institusi untuk
Januari 2004 dan dikukuhkan dalam SK Walikota dimasukkan ke APBD. Rencana kerja jangka
nomor 68 Tahun 2004 (tanggal 24 September pendek dan jangka panjang dalam mendukung
2004) tentang Pembentukan Forum Kota Sehat kegiatan kota pariwisata, tiap institusi berbeda-
Kota Manado sebagai perwujudan dari Pedoman beda. Adapun kendala yang dihadapi Forum Kota
Umum Kota dan Kabupaten Sehat di Indonesia - Sehat Manado adalah cukup klasik, yaitu
Kerjasama Depkes dan Depdagri Tahun 1999. terbentur biaya operasional dan masalah
Peranan Forum Kota Sehat adalah sebagai kontinuitas program kerja yang terhambat dengan
koordinator dan motivator. Program Kerja Forum penggantian walikota dan sebab non teknis
Kota Sehat adalah mendorong masyarakat untuk lainnya.
mewujudkan Manado Clean and Green City,
dengan memasukkan unsur PHBSnya yang 4.5 Kota Balikpapan
diavvali dengan melakukan pelatihan para kader
Sejak tahun 1960 Kota Balikpapan
desa/kelurahan. Diharapkan melalui kader akan
mendapat otonomi dari Kutai Selatan. Tahun
masuk ke rumah sehingga menjadi perilaku yang
1967-1968 Walikota Balikpapan mulai melakukan
menetap setiap anggota rumah tangganya.
pengembangan dan penertiban kota. Mulai dari
Dengan terpilihnya walikota baru, menetap-
Pelita I Kota Balikpapan telah menggunakan
kan adanya kegiatan Jumat Pagi Bersih
tatanan permukiman dan penertiban kota dengan
Lingkungan Anda atau disingkat menjadi Jumpa
Berlian, yang mengeralikan seluruh aparat menertibkan pelayanan rransportasi (penumpang
duduk menghadap ke depan tidak ke samping)
pemerintah dari berbagai sektor secara bergiliran
dan relokasi penduduk. Walikota kelima,
bersama dengan didukung partisipasi masyarakat
mengutamakan akhlak dan keagamaan pada
untuk melakukan kegiatan kebersihan seluruh
pegawai. Walikota ke-6 yang menjabat dari tahun
lingkungan di kota Manado. Pelaksanaan kegiatan
1980 - 1990 meningkatkan pembangunan Kota
Jumpa Berlian dikoordinir oleh Badan Pengelola
Balikpapan lebih dinamis dan komprehensif.
Lingkungan Hidup (BPLH). Pusat pelaksanaan

24 Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007


Diperkenalkan motto Kota BE RIM AN dengan APBD tersedia 100 juta rupiah per tahun. Sampai
tujuan terbentuknya budaya masyarakat merasa saat ini Dinas kesehatan hanya memberikan
memiliki kotanya sekaligus mendukung jalannya bantuan teknis. Tugas utama dari Bapedalda
pembangunan. Walikota berikutnya menambah- mengkoordinasikan semua kegiatan yang ber-
kan motto kota BERIMAN lebih tajam lagi hubungan dengan lingkungan. Dalam hubung-
dengan melakukan program Aksi K-4 yaitu annya dengan Forum Kota Sehat sebagai anggota
Tatanan Kebersilian. Tatanan Keindahan. Tatanan dari Forkohat mereka hanya memberikan bantuan
Ketertiban. dan Tatanan Kenyamanan Kota. teknis. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat
Prestasi Kota Balikpapan makin mantap dengan keberhasilan pembinaan kota sehat, Forkohat juga
didapatkannya beberapa penghargaan dan di- telah membuat suatu pola evaluasi yang
dukung pula budaya memiliki kota dan makin dilaksanakan secara berkala dan berkesinam-
meningkatnya partisipasi masyarakat serta Motto bungan. Pola evaluasi yang dimaksud harus
kota Balikpapan Kubangun, Kujaga dan Kubela mampu mendorong sekaligus meningkatkan peran
semakin populer di masyarakat. Setiap pengganti serta masyarakat di dalam pelaksanaan pem-
Bupati secara konsisten melanjutkan program bangunan, khususnya di bidang kesehatan, serta
kerja K4 (program kebersihan, keindahan, dapat pula memberikan masukan tingkat
ketertiban dan kenyamanan). keberhasilan baik secara kualitatif maupun
Tahun 1996, WHO menetapkan tema Hari kuantitatif. Faktor penentu keberhasilan program
Kesehatan Sedunia "Healthy City for Better Life", tersebut adalah adanya dukungan kuat dari
Di Indonesia kegiatan tersebut diantisipasi melalui walikota dan komitmen penuh para anggotanya
berbagai seminar dan pertemuan, sehingga yang juga mantan pejabat daerah.
kemudian Kota Balikpapan ditunjuk sebagai salah
saru kota dari enam kota yang menjadi pilot V. Pembahasan
project Kota Sehat yang dicanangkan oleh
Sejalan dengan pencanangan "Pembangun-
Mendagri pada tanggal 26 Oktober 1998. Jadi
an Berwawasan Kesehatan" oleh Presiden pada
sejak diterbitkannya Keputusan Walikota Kota
tanggal 1 Maret 1999, yaitu setiap pembangunan
Balikpapan bulan Juni tahun 2000, yang dulu
yang dilakukan perlu mempertimbangkan aspek
dikenal dengan nama PKBI berubah menjadi
dan dampak kesehatan. Program kesehatan perlu
Forum Kebersihan. Keindahan dan Ketertiban
dilakukan secara terintegrasi dengan program
Kota menuju Kota Sehat (Forkohat). Pada saat ini
sektoral dan dengan memperhatikan kebutuhan
Forkohat menggunakan 9 tatanan dan semua
masyarakat sehingga terwujud kondisi masyarakat
program yang dilaksanakan dilakukan bekerja-
Indonesia yang sehat di setiap kawasan dan
sama dengan sektor terkait seperti Dinas
kabupaten/kota sehat di tahun 2010.
Kesehatan, Dinas Kebersihan, Pertainanan dan
Untuk meningkatkan pemahaman berbagai
pemakaman, Bappeda. Bapeldada, Dinas PU dan
pihak tentang dampak pembangunan terhadap
beberapa LSM.
kesehatan, kemudian menjadikan aspek kesehatan
Walaupun Forkohat menggunakan 9
menjadi kebijakan setiap pengelola program
tatanan. setiap \\ilayah dapat menentukan tatanan
kesehatan, lintas sektor dan masyarakat, maka
apa yang akan digunakan. Biasanya tatanan yang
perlu kemampuan untuk mensosialisasikan dan
digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang
mengadvokasi oleh pihak kesehatan sendiri.
ada di wilayah. Untuk tahun 2005 telah dilakukan
Terkait dengan hal tersebut, dikembangkan
penambahan tatanan yakni Tatanan Kehidupan
program kota sehat yang keberhasilannya di kota-
Ekonomi yang Sehat, namun menurut Dinas
kota maju cukup terbukti. Perkembangan Gerakan
kesehatan terdapat 3 tatanan yang menjadi pokok
Kota Sehat di setiap negara berbeda satu sama
masalah yakni permukiman, pariwisata,
lain, tergantung permasalahan yang dihadapi dan
kehidupan masyarakat yang mandiri. Dengan
tidak dapat diperbandingkan. Kesamaan konsep
jumlah indikator umum 7 dan indikator khusus 3,
Kota Sehat diseluruh negara adalah satu sama lain
kondisi masyarakat yang kebanyakan pendatang
berasal dari keinginan dan kebutuhan masyarakat,
menyebabkan lebih mudah dalam melakukan
dikelola oleh masyarakat dan pemerintah berperan
pendekatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan,
sebagai fasilitator. Di samping itu lebih meng-
ditambah lagi Ketua Forkohat adalah mantan
utamakan pendekatan proses dari pada target,
Sekda sehingga pelaksanaan dari kegiatan
tidak mempunyai batas waktu dan berkembang
Forkohat lebih mudah. Pendanaan berasal dari

Media Litbang Kesehatan VolumeXVII Nomor 3 Tahun 2007 25


secara dinamik. sesuai dengan sasaran yang Kesehatan saja. Sehingga program-program FKS
diinginkan masyarakat yang dicapai secara juga belum sepenuhnya dilaksanakan. Pelaksana-
bertahap. an program FKS sendiri masih terfokus pada
Dalam pertemuan Walikota dan Bupati upaya kuratif daripada promotif dan preventif.
seluruh Indonesia pada tanggal 26-28 Juli 2000, Kesehatan lingkungan yang merupakan kegiatan
disepakati untuk mengembangkan Kabupaten/ lintas sektor belum sepenuhnya dikelola dalam
Kota Sehat atas dasar komitmen Walikota/Bupati suatu sistem kesehatan kewilayahan (sistem
dan DPRD guna mendukung pembangunan kesehatan dengan pendekatan Kota Sehat).
berwawasan kesehatan menuju Indonesia Sehat Pengalaman pelaksanaan gerakan kota
2010. Kab/kota sehat adalah suatu kondisi sehat yang sudah berkembang juga terdapat ciri
kab/kota yang bersih. nyaman, aman dan sehat lain sebagai berikut:
untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui 1. Pembangunan kota ini dilaksanakan melalui
terselenggaranya penerapan beberapa tatanan proses dan komitmen politik penguatan
dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati kelembagaan dan fasilitasi kegiatan inovatif
masyarakat dan pemerintah daerah. Penyeleng- dari berbagai sektor yang dilakukan melalui
garaan kab/kota sehat adalah berbagai kegiatan partisipasi masyarakat dan kerjasama
pemberdayaan masyarakat melalui forum yang (networking).
difasilitasi oleh pemerintah kab/kota. Forum 2. Pengertian sehat yang luas. Kegiatan yang
adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan dilakukan tidak hanya berkaitan dengan
aspirasinya dan berpartisipasi. Di kab/kota disebut pelayanan kesehatan tetapi juga mencakup
forum kab/kota sehat atau nama lain yang bidang lain termasuk massmedia, lingkungan,
disepakati masyarakat. Di mana forum tersebut perumahan, dan bidang lainnya sehingga
harusnya melibatkan semua instansi, termasuk setiap sektor yang terkait mengerti peran
swasta dan LSM yang ada beserta masyarakat. mereka dalam menciptakan kota yang sehat,
Untuk melibatkan masyarakat harapannya forum ini juga berarti diperlukan koordinator yang
tersebut terbentuk mulai dari tingkat atas (Kota) mempunyai kemampuan kepemimpinan dan
sampai tingkat bawah yang berbentuk Kelompok pengertiannya akan dampak pembangunan
Kerja (Pokja). Dengan demikian upaya kota pada keadaan kesehatan penduduk.
meningkatkan kesehatan merupakan tanggung- 3. Dana yang terbatas. Bantuan dana yang
jawab semua sektor, masyarakat dan swasta. diberikan terbatas hanya untuk keperluan
Untuk melihat sejauh mana proses tertentu seperti misalnya kantor atau dukung-
penyelenggaraan Kota Sehat di Indonesia, an konsultan. Dengan demikian kegiatan yang
dipandang perlu untuk melihat dari dekat proses dilakukan menggunakan sumber daya lokal
tersebut di 5 kota terpilih, yaitu Kota: Medan, dan berkelanjutan.
Semarang, Denpasar, Balikpapan dan Manado.
Indikator kota sehat dapat dibedakan antara
Pilihan kota tersebut diharapkan mewakili dari
indikator hasil (output) dan indikator kegiatan
kawasan Sumatera. Jawa. Kalimantan, Bali-Nusa
(proses). Pejabat tingkat kota ada kecenderungan
Tenggara dan Sulawesi.
lebih memperhatikan output bukan proses.
Permasalahan umum di lima kota yang
Padahal kegiatan kota sehat yang diutamakan
berkaitan dengan Kota Sehat adalah karena
output yang sesuai dengan proses. Hal ini
kurangnya sosialisasi dari pemerintah maka
terutama ditujukan supaya kegiatan tersebut
menyebabkan masyarakat tidak mengetahui
berkesinambungan. Suatu kota akan berkembang
program Kota Sehat yang sudah dicanangkan,
terus tanpa atau dengan pembangunan, yang
walaupun masyarakat secara tidak langsung telah
utama bagaimana perkembangan kota menuju
mendukung program tersebut antara lain melalui
kota yang aman dan nyaman untuk hidup sehat
kegiatan Jumat Bersih. Masalah umum lainnya
yang mendukung pembangunan yang ber-
adalah belum adanya kerjasama lintas sektor yang
kelanjutan. Salah satu langkah dari segi indikator
baik. Tidak semua kota terbentuk Forum Kota
proses adalah terbentuknya forum kota sehat yang
Sehat (FKS). jika terbentuk, antara anggota
dipimpin unsur non pemerintah termasuk swasta,
pengurus sendiri juga belum ada keterpaduan
perguruan tinggi, dan LSM, seperti yang telah
dalam persepsi dan pelaksanaan kegiatan. Masih
dilaksanakan di kota Balikpapan. Pada kenyataan-
banyak anggota FKS yang berpikir bahwa FKS ini
nya forum tersebut tidak terbentuk di empat kota
merupakan tugas dan tanggungjawab Dinas

26 Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007


lainnya. Bahkan seperti di kota Manado, forum pelaksanaan, dan evaluasi. Dari segi proses
tersebut awalnya sudah terbentuk tetapi karena perencanaan dan pelaksanaan terdapat variasi
kurang dukungan pemerintah setempat maka keterlibatan pemerintah kota dan unsur non
gaungnya makin lama makin hilang. Pada UU no pemerintah. Berbagai kegiatan sudah mulai
22 tahun 1999 diuraikan adanya forum kota yang dilakukan di tingkat kota, dan perlu penguatan.
menjadi mitra pemerintah kota dalam menyeleng- Hal-hal yang perlu diperhatikan, karena
garakan pembangunan kota. Pendekatan kota dapat menghambat pelaksanaan adalah partisipasi
sehat melalui forum kota sehat yang diharapkan birokrasi yang berlebihan sehingga forum kota
menjadi mitra pemerintah menggalang potensi tidak mempunyai wewenang dan menyebabkan
masyarakat untuk melaksanakan pembangunan tidak punya inisiatif. Kebijakan yang berganti-
kota sehat. Oleh karena itu pembentukan forum ganti menghambat terbentuknya kegiatan Kota
kota sehat dapat merupakan langkah awal sebagai Sehat. Kurangnya sosialisasi tentang gerakan kota
latihan membangun kemitraan yang sejajar antara sehat dapat menyebabkan partisipasi dan inisiatif
pemerintah dan masyarakat dengan mengikut- masyarakat terbatas, hal ini juga merupakan salah
sertakan seluruh pemerintah pembangunan kota. satu hambatan. Faktor penting lainnya adalah
Keterpaduan program dan kegiatan merupa- tersedianya sumber daya lokal karena keberhasil-
kan kata yang sering diucapkan tetapi sulit an kota sehat dirunjang dengan besarnya
dilaksanakan. Pada tahun-tahun terakhir cukup kesadaran akan pentingnya arti kota sehat dan
banyak kegiatan-kegiatan di masyarakat yang dukungan dari berbagai pihak.
mendukung terbentuknya kota sehat seperti Kebijakan yang dapat menjadi contoh
"Jumat Bersih" di kota Medan dan "Jumat Pagi adalah dukungan berkesinambungan dari setiap
Bersih Lingkungan Anda" di Manado dalam pergantian walikota di Balikpapan. Hal ini
rangka menjadi Kota Pariwisata Dunia 2010, di menyebabkan tidak terputusnya tatanan-tatanan
Semarang melakukan gerakan kebersihan untuk dalam membentuk Kota Sehat. Namun demikian
memperoleh Adipura atau kegiatan-kegiatan yang keempat kota lainnya melalui Dinas Kesehatan
mempunyai sasaran masyarakat seperti gerakan atau Dinas terkait lainnya juga melaksanakan
PHBS di kota Denpasar. Bahkan di tahun kegiatan-kegiatan yang dapat juga mendukung
mendatang akan cukup banyak kegiatan yang terbentuknya Kota Sehat.
dilakukan tidak hanya oleh pemerintah akan tetapi
oleh pihak swasta atau LSM. Oleh karena itu VII. Saran
diperlukan jaringan yang bertujuan saling
1. Penyelenggaraan kab/kota sehat harus
memberi informasi tentang tujuan dan
mengutamakan proses daripada target.
pelaksanaan kegiatan. Forum kota yang aktif
Berjalan berkesinambungan, dimulai dengan
mengundang pihak-pihak masyarakat. organisasi
kegiatan priori tas dalam satu tatanan dan
masyarakat dan LSM serta donor, dapat
dicapai dalam waktu yang sesuai dengan
merupakan langkah awal yang membantu sinergi
kemampuan masyarakat dan semua stake-
kegiatan di masyarakat terjadi. Kegiatan forum
holder dapat mendukung gerakan tersebut.
kota yang meningkatkan jejaring yang disertai
2. Disediakan kantor dan infrastruktur yang
informasi dari berbagai sektor pemerintah dengan
mendukung untuk bekerjanya pengurus dan
Bappeko menjadi ujung tombaknya dapat
pertemuan masyarakat untuk mendiskusikan
diharapkan akan menjadi langkah untuk
ide dan membangun visi tentang kota.
membantu upaya keterpaduan kegiatan serta
3. Mengembangkan kemitraan dengan lembaga
program sehingga hasil yang dicapai menjadi
pemerintah maupun swasta untuk mengatasi
lebih baik dan berkelanjutan.
kesehatan kota
4. Program Forum Kota Sehat di Medan dapat
VI. Kesimpulan
melaksanakan upaya promotif dan preventif
Tidak ada satu cara yang mudah dan cepat seperti sosialisasi kegiatan-kegiatan yang
untuk membangun kota secara berkesinambungan. berkaitan dengan kebersihan kota, salah
Salah satu cara yang mungkin dilakukan dengan satunya menggiatkan kegiatan "Jumat
menciptakan keharmonisan antara berbagai Bersih". Dinas Kesehatan dapat melaksana-
pemeran pembangunan untuk menciptakan kerja- kan kerjasama dengan Dinas lain supaya
sama lintas sektor selama proses perencanaan, semua merasa ikut memiliki dan

Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007 27


bertanggungjawab dalam kegiatan-kegiatan 2. Dinas Kesehatan Kota Medan, Forum Kota
yang mendukung Kota Sehat. Sebagai contoh Sehat Medan, Sumatera Utara. 2003.
Dinas Pariwisata bertanggungjawab dalam 3. Bappeda, Rencana Pembangunan Jangka
kebersihan-kebersihan tempat pariwisata Menengah Kota Medan Tahun 2006-2010:
sehingga dapat mendukung kebersihan kota. Bab 25 - Mewujudkan Kota Sehat, Badan
5. Sosialisasi pada masyarakat Kota Semarang Perencanaan dan Pembangunan Daerah,
dapat diaktifkan melalui kegiatan ke- Medan, Sumatera Utara, 2006, hal.XXV-1.
masyarakatan atau kegiatan keagamaan. 4. Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat Tingkat
Sosialisasi dilakukan secara aktif pada dinas- Pusat. Pedoman Penyelenggaraan kabupaten/
dinas terkait atau lembaga-lembaga terkait, Kota Sehat (Peraturan Bersama Menteri
tidak mengumpulkan dinas atau lembaga Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan), 2005,
tersebut ke Dinas Kesehatan. Penunjukkan hal. 9.
langsung pada program terkait dalam setiap 5. Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat Tingkat
dinas atau lembaga. Pusat. Pedoman Penyelenggaraan kabupaten/
6. Dapat menjaga kesinambungan pelaksanaan Kota Sehat (Peraturan Bersama Menteri
Forum Evaluasi Bali Sehat dengan cara Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan), 2005,
pemerintah dapat memberi dukungan dana hal. 24.
maupun sumber daya lainnya. 6. Departemen Kesehatan, 2005, Rencana
7. Pejabat pemerintah Kota Manado perlu strategis Departemen Kesehatan 2005-2009,
mendukung kesinambungan pelaksanaan Jakarta 2005, hal 3-54.
Forum Kota Sehat. Dukungan dana dan 7. Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat Tingkat
sumber daya lainnya perlu diberikan Pusat. Pedoman Penyelenggaraan kabupaten/
pemerintah Kota Manado. Kota Sehat (Peraturan Bersama Menteri
8. Pemerintah Kota Balikpapan dapat mulai Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan), 2005,
memperhatikan indikator output karena hal. 23.
indikator proses sudah berjalan dengan baik 8. Departemen Kesehatan, Pedoman Kabupaten/
unruk telaah faktor lain sehingga indikator Kota Sehat Bidang Kesehatan, 2004, hal. 3.
output dan proses dapat sejalan. 9. Departemen Kesehatan, Pedoman Kabupaten/
Kota Sehat Bidang Kesehatan, 2004, hal. 11.
Daftar Pustaka 10. Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat Tingkat
1. Bappeda. Rencana Pembangunan Jangka Pusat. Pedoman Penyelenggaraan kabupaten/
Menengah Kota Medan Tahun 2006-2010: Kota Sehat (Peraturan Bersama Menteri
Bab 14 - Peningkatan Derajat Kesehatan Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan), 2005,
hal. 21.
Masyarakat. Badan Perencanaan dan
11. Badan Pusat Statistik, 2005, Jumlah Daerah
Pembangunan Daerah, Medan, Sumatera
Utara, 2006. hal.XIV-1. Adminstrasi menurut Provinsi di Indonesia,
Berdasarkan laporan BPS Propinsi sampai
dengan 30 Juni 2005, Jakarta

28 Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007

View publication stats

You might also like