You are on page 1of 7

1 Pengertian Bidan praktek Mandiri

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan


dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga
dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau program. (Imamah, 2012 :
01).
Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan
Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi
ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik. (Sofyan, dkk. 2006).
Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik kebidanan.
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan
pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan menejemen
kebidanan.

2.2 Tujuan Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Menurut, Ambarwati, 2010 : 02, tujuan dari adanya Bidan Praktek Mandiri,
yaitu :
1. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan
konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya
strategis.
2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan rujukannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak.
4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang
mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
2.3 Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
1. Meneliti dengan mengumpulkan semua data yang perlu untuk evaluasi yang
lengkap
2. Membuat identifikasi yang tepat dari masalah atau diagnosa berdasarkan
interpretasi yang benar dari data yang terkumpul
3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi
dikarenakan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi
4. Mengevaluasi apakah perlu intervensi bidan atau dokter yang segera dan atau
untuk manajemen konsultasi atau kolaborasi dengan anggota tim kesehatan
lainnya,seperti ditentukan oleh kondisi pasien itu
5. Buat rencana asuhan yang menyeluruh yang didukung oleh penjelasan
rasionalyang tepat menggarisbawahi keputusan yang diambil berdasarkan
langkah-langkah sebelumnya
6. Arahkan atau terapkan rencana asuhan secara efisien dan aman
7. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulang secara tepat manajemen
proses untuk semua asuhan yang tidak efektif

2.4 Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Persyaratan-persyaratan untuk mendirikan Bidan Praktek Mandiri, yaitu :
1. Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat
tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur
tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau
foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki
SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat
prakteknya.
5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan
jenis pelayanan yang diberikan.
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan
keterampilan profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi
dengan sesama bidan.
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap
dan berfungsi dengan baik.

Selain itu juga harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :


1. Papan nama
a. Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik dasar
swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang
berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai
dengan fungsinya.
b. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
c. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.
d. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah terbaca oleh
masyarakat.
2. Tata ruang
a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang
adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar mandi/WC
masing-masing 1 buah.
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.
3. Lokasi
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat
perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.
b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai
fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
4. Hak dan guna pakai
a. Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai)
b. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.

2.5 Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Menurut Ambarwati, 2010 :03. Dalam bidan praktek mandiri memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan Persalinan
5. Perawatan Nifas (senam nifas)
6. Perawatan Bayi
7. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
8. Imunisasi (Ibu dan Bayi)
9. Kesehatan Reproduksi Remaja
10. Perawatan Pasca Keguguran

Bidan Praktek Mandiri selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat


terutama ibu dan anak, hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat
pemberdayaan masyarakat yang juga berperan ikut serta dalam kegiatan peran
serta masyarakat, misalnya menjadi ibu asuh dan menjadi anggota organisasi
kemasyarakatan. (Ambarwati, 2010 : 04)

2.6 Biaya Pelayanan di Bidan Praktek Mandiri (BPM)


Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2012 dan Dinas Kesehatan wilayah
Jawa Timur telah menetapkan biaya pelayanan yang di berikan bidan praktek
mandiri untuk pelayanan persalinan saja belum termasuk biaya perawataan bayi
sebesar Rp 350.000 - 400.000. tetapi pada kenyataannya biaya tersebut tidak
sesuai dengan patokan yang telah di tetapkan, karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Untuk biaya perawatan bayi di bidan praktek mandiri sebesar
Rp 150.000, biaya untuk kontrasepsi IUD sebesar Rp 650.000, AKBK sebesar Rp
250.00, KB suntik sebesar Rp 15.000 – 20.000, dan KB pil sebesar Rp 5.000 –
10.000. (Hidayat, 2011 : 01)

2.7 Pengertian Pencatatan dan Pelaporan di Bidan Praktek Mandiri


Pencatatan adalah data tertulis dan merupakan data resmi tentang kondisi
kesehatan pasien dan perkembangannya . Pencatatan berguna untuk
menggambarkan kejadian penting atau kritis, yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pelayanan dan menghindari masalah yang mungkin terjadi.
Pencatatan juga bisa digunakan sebagai rekam medik tentang pelayanan apa
sajakah yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan selain itu juga berfungsi
sebagai bukti jika suatu saat tenaga kesehatan dituntut oleh klien karena ada
sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, jadi bisa dijadikan barang bukti untuk
membela diri tenaga kesehatan tersebut. (Handri, 2012 : 01)
Pelaporan adalah penyampaian informasi tentang kondisi dan
perkembangan pasien secara lisan kepada bidan/perawat lain atau kepada dokter
atau tim kesehatan lainnya. (Handri, 2012 : 01)

2.8 Tujuan dan Pencatatan Pelaporan di Bidan Praktek


Mandiri (BPM)
Menurut Handri, 2012 : 02. Adapun tujuan pengadaan pencatatan dan
pelaporan pada setiap sarana kesehatan yaitu sebagai :
1. Bukti Pelayanan yang bermutu
2. Tanggung jawab legal terhadap pasien
3. Informasi untuk perlindungan tim kesehatan
4. Pemenuhan pelayanan Standar
5. Sebagai sumber dari statistic untuk standarisasi
6. Sumber informasi untuk data wajib
7. Komunikasi untuk konsep manajemen resiko
8. Informasi untuk pendidikan, pengalaman belajar
9. Perlindungan hak pasien
10. Mendokumentasikan tanggung jawab professional dan memelihara kerahasiaan
11. Dokumen untuk menjamin penggantian biaya kesehatan
12. Dokumen untuk perencanaan pelayanan dimasa yang akan dating

You might also like