You are on page 1of 9

TAKE HOME EXAM

INTERNATIONAL FINANCIAL MANAGEMENT

Dosen Pengampu :

Felisitas Defung, SE, MA, Ph.D

Disusun oleh :

Desy Meliana
1801026006

Kelas : MM 39 Keuangan

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
Take Home Exam
INTERNATIONAL FINANCIAL MANAGEMENT

1. Brower, Inc., just constructed a manufacturing plant in Ghana. The construction cost 9 billion
Ghanian cedi. Brower intends to leave the plant open for 3 years. During the 3 years of operation,
cedi cash flows are expected to be 3 billion cedi, 3 billion cedi, and 2 billion cedi, respectively.
Operating cash flows will begin one year from today and are remitted back to the parent at the
end of each year. At the end of the third year, Brower expects to sell the plant for 5 billion cedi.
Brower has a required rate of return of 17 percent. It currently takes 8,700 cedi to buy one U.S.
dollar, and the cedi is expected to depreciate by 5 percent per year.
a. Determine the NPV for this project. Should Brower build the plant?
b. How would your answer change if the value of the cedi was expected to remain unchanged
from its current value of 8,700 cedi per U.S. dollar over the course of the 3 years? Should
Brower construct the plant then?

Answer :

a. Determine the NPV for this project. Should Brower build the plant?
Cash Flows
Rate 17%
Years 0 1 2 3
Investment (9,000,000,000)
Operating CF 3,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000
Salvage Value 5,000,000,000
Net CF (9,000,000,000) 3,000,000,000 3,000,000,000 7,000,000,000
Exchange Rate 8,700.00 9,135.00 9,591.75 10,071.34
Cash Flow to Parent (1,034,482.76) 328,407.22 312,768.79 695,041.75
PV of Parent Cash
(1,034,482.76) 280,689.94 228,481.84 433,963.60
Flows
NPV (1,034,482.76) (753,792.82) (525,310.99) (91,347.38)

Conclusion :
Berdasarkan perhitungan NPV pada tabel di atas, selama 3 tahun operasi, proyek memiliki
NPV negatif, maka Brower sebaiknya tidak mengambil proyek tersebut.
b. How would your answer change if the value of the cedi was expected to remain
unchanged from its current value of 8,700 cedi per U.S. dollar over the course of the 3
years? Should Brower construct the plant then?

Jika cedi diharapkan tetap tidak berubah dari current value 8,700 cedi per Dolar AS selama
tiga tahun :
Rate 17%
Years 0 1 2 3
Investment (9,000,000,000)
Operating CF 3,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000
Salvage Value 5,000,000,000
Net CF (9,000,000,000) 3,000,000,000 3,000,000,000 7,000,000,000
Exchange Rate
8,700.00 8,700.00 8,700.00 8,700.00
(Cadi/USD)
Cash Flow to Parent (1,034,482.76) 344,827.59 344,827.59 804,597.70
PV of Parent Cash Flows (1,034,482.76) 294,724.43 251,901.22 502,367.11
NPV (1,034,482.76) (739,758.33) (487,857.10) 14,510.01

Conclusion :

Berdasarkan perhitungan NPV pada tabel diatas jika nilai tukar tetap konstan, maka nilai
NPV pada tahun ketiga adalah bernilai Positif. Maka dengan demikian Brower dapat
mengambil proyek tersebut. Keputusan Brower mengambil proyek atau tidak tergantung
pada penilaian Brower terhadap perkiraan nilai tukar.

2. Athens, Inc., established a subsidiary in the United Kingdom that was independent of its
operations in the United States. The subsidiary’s performance was well above what was
expected. Consequently, when a British firm approached Athens about the possibility of
acquiring the subsidiary, Athens’ chief financial officer implied that the subsidiary was
performing so well that it was not for sale. Your comment on this strategy?

Answer :

Menurut saya jika dilihat dari contoh kasus Athens, Inc., dapat dilihat bahwa kinerja
anak perusahaan Athens, Inc lebih dari yang diharapkan yang berarti anak perusahaan memiliki
kinerja yang bagus. Karena kinerja anak perusahaan yang bagus sehingga membuat perusahaan
Inggris ingin mengakuisisi anak perusahaan Athens Inc. Namun Kepala Keuangan Athens, Inc
menyiratkan bahwa karena kinerja anak perusahaan yang bagus, maka beliau menolak untuk
menjual anak perusahaan tersebut.
Ada banyak alasan mengapa suatu perusahaan diakuisisi oleh perusahaan lain.
Selain motif ekonomi (keuntungan), alasan dilakukannya akuisisi terhadap suatu perusahaan
adalah untuk mempercepat pertumbuhan unit usaha tanpa harus membangun sendiri dari awal.
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22, arti akuisisi adalah pengambil
alihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi (acquirer), sehingga mengakibatkan
berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih (acquiree) tersebut.
Dalam melakukan akuisisi tentu ada manfaat yang ingin dicapai salah satunya adalah
memperkecil resiko usaha karena tidak selamanya anak perusahaan selalu mengalami kinerja
yang bagus yang memberikan keuntungan bagi perusahaan induk. Oleh karena itu, Athens Inc.
dapat mempertimbangkan tawaran atas akuisisi dari perusahaan Inggris, selama harga yang
ditawarkan melebihi present value yang dirasakan oleh Athens, Inc dari anak perusahaan
tersebut. Menurut Sartono (2010:487), nilai Perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan
sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi. Adanya kelebihan nilai jual diatas nilai likuidasi
adalah nilai dari organisasi manajemen yang menjalankan perusahaan itu. Oleh karena itu pihak
Athens Inc. bisa mempertimbangkan untuk menerima tawaran akuisisi dari perusahaan Inggris
jika harga yang ditawarkan melebihi dari nilai perusahaan yang tentu saja sudah dihitung oleh
manajemen Athens, Inc.

3. As you may have known, Apple Corporation decided to open their very first Apple store in
Southeast Asia, located in Singapore. Previously, Apple products were sold via re-sellers
throughout Southeast Asia (Now, not anymore for Singapore). As an Indonesian, write ‘a
persuasive’ letter or essay (at least three paragraphs) to Apple Corporation that why they should
have opened the store in Indonesia instead of Singapore.

Answer :

Keberadaan penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment) tidak
dapat dipungkiri telah memberi banyak manfaat bagi negara penerima modal (host country),
begitu pula bagi investor maupun bagi negara asal (home country). Bagi negara penerima modal
(host country) keberadaaan investasi yang ditanamkan oleh investor, khususnya penanaman
modal asing secara langsung (foreign direct investment), ternyata telah memberikan dampak
positif dalam pembangunan.
Menurut Todaro & Smith (2003), FDI merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak
swasta asing, yang mana dana-dana investasinya langsung digunakan untuk menjalankan
kegiatan bisnis seperti mendatangkan mesin-mesin dan membeli bahan baku produksi. Indonesia
merupakan negara yang memiliki potensi tinggi dalam foreign direct investment, karena banyak
sekali faktor-faktor yang menjadi suatu ketertarikan negara asing untuk menanamkan modalnya.

Dalam perkembangan dunia digital saat ini dimana komunikasi adalah suatu kebutuhan
yang sangat penting bagi setiap lapisan masyarakat. Produk Apple telah menjadi produk yang
sangat istimewa di bandingkan dengan produk teknologi yang lainnya. Kelebihan dari produk
Apple sendiri ialah memiliki design yang unik, elegan, tipis, ringan dan bisa menggunakan
banyak aplikasi yang menarik. Apple juga memiliki berbagai macam jenis gadget komunikasi
yang telah di produksi, mulai dari Macbook, iPhone, iPod, iPad, iMac, ataupun Mac mini.
Karena itulah produk Apple menjadi benar-benar istimewa di kalangan masyarakat setiap kali
perusahaan Apple meluncurkan produk - produk versi terbarunya. Apple masih menjadi salah
satu produk yang paling diminati konsumen Indonesia, dengan jumlah presentase penjualan 40
hingga 45 persen. Dengan banyaknya konsumen di Indonesia, maka keberadaan toko resmi
produk Apple atau yang lebih dikenal dengan Apple Store sudah seharusnya merupakan
keputusan yang tepat mengingat tidak ditemukan satu pun perwakilan resmi Apple yang
berbentuk bangunan di Indonesia. Jadi, segala bentuk pemesanan dan pembelian dilakukan
secara online di http://store.apple.com/id. Memang ada juga beberapa toko yang khusus menjual
perangkat Apple secara terang-terangan seperti iStore, namun toko tersebut hanyalah retailer,
bukan perwakilan resmi yang sengaja dibangun Apple di Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa Apple Corporation harusnya membuka Store
di Indonesia dan bukan di Singapura :

1. Jumlah Penduduk dan Ukuran Pasar (Market Size)

Ukuran pasar atau Market size dapat didefinisikan sebagai banyaknya jumlah
pembeli (maupun penjual) yang di pandang potensial di dalam suatu pasar. Menurut
Resmini (2009) di dalam perekonomian suatu negara, market size seringkali diproksikan
dengan populasi, pertumbuhan ekonomi, ataupun pendapatan nasional (GDP maupun GDP
per kapita). Besarnya pertumbuhan ekonomi suatu negara tiap tahun merupakan salah satu
indikator pengukuran ekonomi mengenai besarnya pasar yang dalam jangka panjang akan
lebih besar menarik investasi asing langsung.

Dari data BPS jumlah penduduk dalam sensus penduduk menunjukkan peningkatan
setiap lima tahun sekali. Bahkan BPS sudah memproyeksikan jumlah penduduk di 2020.
Untuk jumlah penduduk yang ada di Indonesia, data terakhir tercatat pada tahun 2015
sebesar 238.518.000 jiwa di Indonesia. Diproyeksikan pada 2020 akan meningkat sebanyak
271.066.000 jiwa. Hal ini merupakan keunggulan bagi Indonesia jika dibandingkan dengan
Singapura yang hanya memiliki penduduk sebanyak 5,7 juta jiwa yang tercatat pada tahun
2019. Tentu dengan jumlah penduduk ±271 juta jiwa tidak semua masuk dalam pangsa
pasar Apple, karena pangsa pasar Apple merupakan kalangan masyarakat menengah ke atas.
Namun Indonesia tetap menjadi pilihan terbaik karena jumlah penduduk kelas menengah
Indonesia yang meningkat dari 60 juta orang saat ini menjadi 85 juta orang pada 2020.

Selain itu brand image dalam produk Apple memiliki tingkat pengaruh yang kuat
terhadap perilaku konsumen Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari reputasi dan daya tarik
produk Apple yang bagus. Selain itu konsumen Indonesia termasuk konsumen yang loyal
dan memiliki perilaku konsumtif yang tinggi untuk selalu membeli setiap produk baru yang
ditawarkan oleh Apple. Hal ini terbukti dari besarnya konsumsi masyarakat yang dapat
dilihat dari unsur Product Domestic Bruto (PDB) pengeluaran, dibandingkan dengan
pengeluaran untuk investasi (Jadhav, 2012). Rendahnya investasi dan tingginya konsumsi
ini yang menjadi salah satu penyebab mengapa pembangunan ekonomi di Indonesia tidak
bisa berlangsung pesat. Tingginya pola konsumsi masyarakat Indonesia dan ditambah
dengan upah yang masih rendah menjadi faktor yang harus diperhatikan agar Apple
membangun store di Indonesia.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai kenaikan GDP riil suatu negara pada
tahun tertentu yang menunjukkan naiknya pendapatan perkapita setiap orang dalarn
perekonomian dan dalam suatu negara pada tahun tertentu (Mankiw, 2003). Pertumbuhan
ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam
kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal
produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah
produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Pertumbuhan
selalu digunakan sebagai suatu ungkapan umum yang menggambarkan tingkat
perkembangan sesuatu negara yang diukur melalui presentasi pertambahan pendapatan
nasional riil.
Meskipun ada perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2019,
namun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara tetangga di
ASEAN diantaranya Malaysia, Thailand, dan Singapura. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,02 persen di kuartal III-2019.
3. Nilai Tukar
Dalam kaitannya dengan FDI, nilai tukar dapat berpengaruh dari sisi jumlah total
modal asing yang masuk ke dalam suatu negara, maupun alokasi dari Penanaman Modal
Asing Langsung tersebut (Goldberg, 2009). Saat nilai tukar suatu negara mengalami
depresiasi (peningkatan nilai nominal atau dengan kata lain mengalami penurunan nilai
dibandingkan dengan mata uang negara kedua), maka akan berpengaruh positif terhadap
penanaman modal asing langsung di dalam negara tersebut. Hal ini dikarenakan saat nilai
tukar suatu negara mengalami depresiasi, besarnya upah pekerja dan juga biaya produksi di
negara tersebut akan mengalami penurunan bagi investor asing, sehingga meningkatkan
daya tarik bagi investor asing untuk melakukan investasi. Selain itu, depresiasi nilai tukar ini
juga meningkatkan potensi untuk meningkatkan ekspor barang, yang dapat menarik
perhatian investor. Jika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi maka besarnya upah pekerja
dan biaya produksi di Indonesia mengalami penurunan. Nilai tukar rupiah terhadap dollar
US adalah sebesar Rp 13,673.50. Hal ini tentu saja menjadi keunggulan dibandingkan
dengan Singapura yang memiliki nilai tukar yang kuat dibanding dengan rupiah terhadap
dollar US yaitu sebesar 1.35 S$.

4. Faktor Kepastian Hukum (Political Risk Factor)


Faktor kepastian hukum sangat berhubungan dengan masalah jaminan yang
diberikan oleh pemerintah negara penerima modal kepada para investor asing sehingga
para investor tersebut tidak merasa ragu untuk menanamkan modalnya. Terkait dengan
hal tersebut, salah satu bentuk komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan
jaminan serta perlindungan kepada para investor asing adalah dengan menerbitkan UU
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam undang-undang tersebut
terdapat beberapa ketentuan yang terkait dengan perlindungan terhadap investor asing,
antara lain ketentuan mengenai pemberian perlakuan yang sama kepada semua investor
(Pasal 6), ketentuan mengenai nasionalisasi dan kompensasi (Pasal 7), dan ketentuan
mengenai pengalihan aset serta transfer dan repatriasi dalam valuta asing (Pasal 8 dan
Pasal 9).

5. Pemberlakuan Tax Holiday (Political Risk Factor)


Menurut pemerintah dalam Peraturan Menteri Keuangan, tax holiday adalah fasilitas
pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) Badan dalam jangka waktu 5–15 tahun bagi investor
yang memenuhi syarat, bahkan bisa sampai 20 tahun bila mendapat persetujuan menteri
keuangan.
Tax holiday menjadi salah satu faktor penentu untuk menarik minat investasi ke
berbagai sektor. Tax holiday sendiri merupakan salah satu bentuk insentif pajak kepada
pelaku usaha. Bentuknya berupa pengurangan hingga pembebasan pajak penghasilan (PPh)
badan hingga dalam jangka waktu tertentu. Aturan mengenai tax holiday didasarkan pada
Undang-Undang Perpajakan di Indonesia. Tidak hanya itu, regulasi tentang insentif pajak ini
pun kiat menguat semenjak hadirnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.

Pemerintah menerapkan tax holiday terhadap beberapa industri tertentu. Ada


ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk bisa memperoleh insentif pajak ini. Batasan
nilai investasi pun juga ditentukan guna bisa memperoleh insentif pajak ini. Sebelumnya,
minimal nilai investasi tersebut yaitu Rp1 triliun. Pada pertengahan tahun ini, Kementerian
Keuangan menurunkan batasan investasi untuk memperoleh tax holiday yaitu Rp500 miliar.

Sumber Referensi

Madura, Jeff. (2015). International Financial Management. 12th Edition. Stamford : Cengage
Learning.
Mankiw, GregoryN., (2001). Macroeconomics, 5th Edition, McGraw-Hill International Edition.
Todaro, M.P. dan Smith, S.C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga: Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Agung Sudjati Winata (2018). Perlindungan Investor Asing dalam Kegiatan Penanaman Modal Asing
dan Implikasinya Terhadap Negara. Ajudikasi : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Hlm 127-136
Astrid Mutiara Ruth dan Syofriza Syofyan (2014) FAKTOR PENENTU FOREIGN DIRECT
INVESTMENT DI ASEAN-7; ANALISIS DATA PANEL, 2000-2012. Media Ekonomi Vol.
22, No. 1 : halaman 97-121
Goldberg, Linda S. dan Kolstad Charles D. (1995). Foreign Direct Investment, Exchange Rate
Variability and Demand Uncertainty. International Economic Review, Department of
Economics, University of Pennsylvania and Osaka University Institute of Social and Economic
Research Association, Vol. 36(4): pages 855- 879
Hoang, Hong Hiep. (2012). Foreign Direct Investment in Southeast Asia; Determinants and Spatial
Distributin. Working Paper Series No. 2012/30 Centre of Studies and Research on International
Development (CERDI) University of Auvergne, CNRS
Jadhav, P. (2012). Determinants of Foreign Direct Investment in BRICS economies: Analysis of
Economics, Institutional, and Political Factor. Procedia – Social and Behavioral Science. 37, 5-
14.
Resmini, L. (2009). The Determinants of Foreign Direct Investment into the CEECs: New Evidence
from Sectoral Patterns (LICOS Discussion Paper No. 83). Retrieved April 3, 2011, from http:/
/www.econ.kuleuven.ac.be/licos/ DP/DP1999/LICOSDP83.pdf
https://katadata.co.id/berita/2019/01/23/85-juta-penduduk-kelas-menengah-di-2020-peluang-bagi-
industri-kreatif (diakses pada tanggal 22 Januari 2020)
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/08/060000069/jumlah-penduduk-indonesia-
2020?page=all. (diakses pada tanggal 22 Januari 2020)
https://money.kompas.com/read/2019/11/08/195532326/airlangga-ekonomi-ri-melambat-tapi-lebih-
baik-dibanding-malaysia-singapura. (diakses pada tanggal 22 Januari 2020)
https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/prosedur-baru-tax-holiday (diakses pada
tanggal 23 Januari 2020)
https://majalahpajak.net/efektifkah-tax-holiday/ (diakses pada tanggal 23 Januari 2020)

You might also like