You are on page 1of 10

PENGARUH MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

ARGUMENTASI PESERTA DIDIK TERHADAP


MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
AFIFAH KURNIA SANDHY
NIM. F1052141002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
PENGARUH MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
ARGUMENTASI PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI
GETARAN DAN GELOMBANG

Afifah Kurnia Sandhy, Edy Tandililing, Erwina Oktavianty


Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: afifahsandhy02@gmail.com

Abstract
This paper determined the effect of inquiry learning model to improve students'
argumentation skills on the vibration and wave materials. This research was a pre-
experimental design with one-group pretest-posttest design. This research was conducted
at SMP Negeri 3 Pontianak in class VIII D with 39 students. The research data were
collected using the test of 6 essay questions based on the indicator of the argumentation
skills according to Toulmin. The average of students' argumentation skill during pretest
was 17,79 and the average of posttest was 34,05, then the N gain was 0,44 with the medium
category. The result showed that the data was normal and homogeneous so that the t test
was done with the significance level of 5% and there was a significant improvement of the
students' argumentation skill after inquiry model on vibration and wave material was
applied. The implementation of the inquiry model during the learning process had a
percentage of 93,75% with the “very good” category and the response of the students’
showed the persentage of 80,28% with the “good” category. The results of this study were
expected to be an alternative to improve the students’ argumentation skills on the vibration
and wave materials.

Keywords: Argumentation skill, Inquiry, Vibration and Waves

PENDAHULUAN argumentasinya. Keterampilan argumentasi


Pembelajaran fisika yang merupakan pada peserta didik dapat dilihat secara tertulis
salah satu pembelajaran kontekstual dapat maupun lisan. Jika menilai pemahaman peserta
membantu peserta didik dalam memahami didik secara tertulis dapat melihat hasil peserta
setiap persoalan yang terjadi melalui aktivitas didik mengerjakan soal-soal fisika sedangkan
penemuan, akan tetapi masih banyak peserta pemahaman peserta didik secara lisan dapat
didik yang menunjukkan pemahaman terhadap dilihat pada pembelajaran di kelas, saat peserta
konsep fisika yang rendah. Pembelajaran didik menyampaikan argumentasi terkait
Fisika idealnya dapat mengarahkan peserta persoalan fisika.
didik untuk dapat berargumentasi atau berpikir Berdasarkan hasil studi pendahuluan,
tingkat tinggi. Salah satu keterampilan dalam masalah yang paling banyak ditemukan adalah
berpikir tinggi adalah keterampilan kemampuan peserta didik dalam penguasaan
berargumentasi berdasarkan konsep (Aisya, konsep fisika yang rendah, misalnya dalam
2015). Tujuan mempelajari fisika sendiri menyampaikan jawaban atau argumentasi
adalah agar dapat membantu peserta didik tidak menambahkan bukti atau alasan untuk
untuk menguasai pengetahuan beserta konsep, memperkuat jawaban. Peserta didik cenderung
prinsip, keterampilan dan sikap ilmiah memberikan jawaban singkat di lembar isian.
(Permendiknas, 2006). Peserta didik juga masih terlihat kesulitan
Pemahaman konsep peserta didik dapat didalam menyampaikan pendapat atau klaim
diamati dari keterampilan atau bentuk yang berhubungan dengan makna fisis dari

1
sebuah konsep, hukum dan persamaan melalui indikator, salah satunya indikator
matematis yang terdapat pada materi fisika. menurut Toulmin yang mendefinisikan
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan argumen sebagai pernyataan yang disertai
Noviyani (2017) yang mengungkapkan bahwa alasan yang meliputi komponen klaim
kemampuan penguasaan konsep peserta didik (claim), data (data), pembenaran
yang rendah berarti menunjukkan kemampuan
(warrant), syarat (qualifer), dukungan
argumentasi yang rendah pula dan sebaliknya.
Semua materi fisika mengharapkan (backing), dan sanggahan (rebuttal)
peserta didik dapat menunjukkan keterampilan (Toulmin, 2003).
argumentasi yang baik, salah satu materinya Keterampilan argumentasi dalam
adalah getaran dan gelombang, Hal ini sesuai penelitian ini menggunakan model
dengan standar kompetensi dasar (KD) 3.11 argumentasi Toulmin. Penjelasan masing-
pada kurikulum SMP 2013 yaitu, menganalisis masing komponen argumentasi Toulmin dalam
konsep getaran, gelombang, dan bunyi dalam penelitian ini lebih tepatnya yaitu pada
kehidupan sehari-hari termasuk sistem komponen klaim peserta didik dapat
pendengaran manusia dan sistem sonar pada menuliskan argumentasi sesuai dengan
hewan. Menganalisis berarti melakukan informasi yang dimilikinya atau menjawab
analisis atau mengkaji suatu pemasalahan lebih pertanyaan yang diberikan. Komponen data
dalam. Analisis dalam Kamus Besar Bahasa bearti peserta didik menuliskan semua
Indonesia (KBBI) bearti penguraian suatu informasi yang berhubungan dengan
pokok, penelaahan bagian itu sendiri serta permasalahan. Komponen pembenaran yang
hubungan antarbagian untuk memperoleh dilakukan peserta didik adalah
pengertian yang tepat dan pemahaman arti menghubungkan informasi yang dimiliki
secara keseluruhan. Dalam hal ini menganalisis dengan klaim, dapat berupa hubungan
dapat melatihkan kemampuan berargumentasi matematis, menuliskan persamaan atau
secara ilmiah, karena dalam menghubungkan menuliskan contoh. Dukungan adalah
antarbagian konsep peserta didik dapat komponen yang mengharapkan peserta didik
memperoleh pemahaman secara keseluruhan menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
dengan dilakukannya aktifitas argumentasi Sedangakan komponen sanggahan melihat
antar peserta didik di kelas. kemampuan peserta didik untuk menolak atau
Osborne dalam Sukma (2015), meyanggah argumen yang menurut mereka
menyatakan pentingnya kemampuan salah (Handayani, 2015).
argumentasi dilatihkan dalam pembelajaran Salah satu upaya yang dapat dilakukan
IPA agar peserta didik memiliki nalar yang untuk mengatasi rendahnya keterampilan
logis, pandangan yang jelas dan penjelasan argumentasi peserta didik terhadap materi
yang rasional dari hal-hal yang dipelajari. fisika khususnya materi getaran dan
Pentingnya pembekalan keterampilan gelombang adalah dengan menerapkan suatu
argumentasi juga bearti melatihkan model pembelajaran yang dapat menciptakan
kemampuan kognitif dan afektif yang dapat inovasi dalam proses pembelajaran dan
digunakan untuk memahami konsep-konsep meningkatkan keterampilan berargumentasi
dan proses-proses dasar fisika (Sampson & peserta didik. Salah satunya dengan
Gerbino, 2010; Erduran, & Maria dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri.
Siswanto 2014). Argumentasi dapat dikatakan Hamdani (2011: 182) menyatakan inkuiri
sebagai proses untuk memperjelas atau termasuk kedalam cara belajar yang mencari
memperkuat klaim melalui analisis berpikir pemecahan permasalahan dengan langkah-
kritis dengan berdasarkan bukti-bukti yang langkah tertentu secara kritis, analisis, dan
mengandung fakta atau kondisi objektif yang ilmiah untuk menghasilkan kesimpulan yang
diakui kebenarannya dan memiliki alasan yang berdasarkan data atau kenyataan.
logis (Inch dkk dalam Sukma, 2015). Menurut Trianto (2007: 109) model
Keterampilan argumentasi dapat dilihat pembelajarann inkuiri adalah model yang
berbasis kontekstual dalam kegiatan inti suatu

2
pembelajaran. Berdasarkan definisi dari Alat pengumpul data dalam penelitian ini
National Science Education Standard didalam menggunakan (1) Lembar observasi, aktivitas
Wenning (2010) menyatakan bahwa kegiatan guru dan peserta didik selama proses
inkuiri adalah aktivitas peserta didik untuk pembelajaran berlangsung diamati
mengembangkan pengetahuan dan memahami menggunakan lembar observasi, yang mana
gagasan ilmiah, hal ini sesuai dengan yang diharapkan dapat memberikan gambaran
dilakukan oleh para ilmuwan dalam keadaan realitas bagaimana penerapan model
mempelajari fenomena-fenomena alam. pembelajaran inkuiri dilaksanakan. (2) Tes
Standar proses yang ditekankan pada peserta keterampilan argumentasi peserta didik yang
didik untuk melakukan kegiatan inkuiri adalah berbentuk uraian, dilakukan sebanyak dua kali
mengidentifikasi pertanyaan dan konsep yang yaitu pada saat pretest dan posttest. Tes uraian
membimbing penyelidikan ilmiah, digunakan karena untuk mempermudah
menggunakan teknologi dan juga teori mengetahui indikator pencapaian yang
matematis dalam penyelidikan serta terdapat dalam keterampilan argumentasi.
mengkomunikasikan dan membela Indikator yang digunakan untuk mengukur
argumentasi ilmiah dengan menggunakan keterampilan argumentasi peserta didik
logika dan bukti yang diperoleh (Wenning, meliputi: Claim, Data, Warrant, Backing, dan
2010). Sanjaya (2011: 201-205) menjelaskan Rebuttal. (3) Angket yang digunakan untuk
bahwa proses pembelajaran inkuiri mengikuti melihat respon peserta didik terhadap pengaruh
langkah-langkah yang terdiri dari orientasi, model pembelajaran inkuiri terhadap
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, peningkatan keterampilan argumentasi.
menggumpulkan data, menguji hipotesis dan Langkah-langkah penelitian ini ialah
merumuskan kesimpulan. Proses pembelajaran sebagai berikut.
inkuiri ini disesuaikan dengan indikator 1) Tahap perencanaan, yang meliputi
keterampilan argumentasi menurut Toulmin kegiatan menentukan sekolah,
yaitu, klaim, data, pembeanaran, dukungan dan menghubungi pihak sekolah,
sanggahan. melaksanakan prariset, melakukan studi
literatur, menelaah kurikulum mengenai
METODE PENELITIAN materi getaran dan gelombang,
Penelitian ini menggunakan penelitian menentukan populasi dan sampel,
eksperimen yang bearti suatu metode membuat instrumen, melakukan validasi,
penelitian digunakan untuk mencari tahu melakukan revisi instrumen yang telah di
pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi validasi, melakukan uji coba soal tes dan
yang dikendalikan terhadap yang lain menganalisis data hasil uji coba untuk
(Sugiyono, 2012: 109). Penelitian dilakukuan mengetahui tingkat realibilitas.
pada satu kelompok peserta didik (kelompok 2) Tahap pelaksanaan, yang meliputi
eksperimen) tanpa adanya kelompok kegiatan melakukan pretest untuk melihat
pembanding (kelompok kontrol). Metode kemampuan awal keterampilan
eksperimen yang digunakan adalah pre- argumentasi peserta didik, memberikan
experimental designs. Penelitian ini perlakuan dengan menerapkan model
menggunakan desain rancangan one-group pembelajaran inkuiri sebanyak dua kali
pretest-posttest design. Menurut Sugiyono tatap muka, melakukan observasi selama
(2012: 112) desain one-group pretest-posttest proses pembelajaran, melakukan posttest
design ini, “perlakuan dapat diketahui lebih dan memberikan angket kepada peserta
akurat karena dapat membandingkan keadaan didik.
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.” 3) Tahap akhir, kegiatan pada tahap akhir ini
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII meliputi kegiatan mengolah dan
A-I SMP Negeri 3 Pontianak dan sampel yang menganalisis data lembar observasi
digunakan yaitu kelas VIII D SMP Negeri 3 keterlaksanaan model pembelajaran
Pontianak. inkuiri dan hasil pretest dan posttest

3
keterampilan argumentasi serta analisis atau pengetahuan, dengan cara melihat
data hasil respon peserta didik pada angket keterampilan argumentasi peserta didik
yang telah diberikan. melalui tes uraian yang dibuat berdasarkan
Prosedur pengolahan data pada penelitian indikator Toulmin pada materi getaran dan
ini meliputi (1) analisis tes untuk melihat gelombang. Menurut Toulmin indikator
peningkatan keterampilan argumentasi peserta keterampilan argumentasi terdiri dari klaim
didik menggunakan gain dan N gain dan (claim), data (data), pembenaran (warrant),
dilakukan uji signifikansi menggunakan uji dukungan (backing), dan sanggahan (rebuttal)
statistik. (2) analisis keterlaksanaan model (Simon, 2006).
pembelajaran inkuiri dengan cara analisis skor
(3) analisis pengolahan respon peserta didik a. Skor Tes Peserta Didik Pada Materi
berdasarkan hasil analisis angket. Getaran dan Gelombang
Skor peserta didik pada materi getaran
HASIL PENELITIAN DAN dan gelombang dapat dilihat dari peningkatan
PEMBAHASAN skor rata-rata pretest dan posttest. Perhatikan
Hasil Penelitian gambar 1 berikut.
1. Keterampilan Argumentasi
Dalam penelitian ini keterampilan
argumentasi dianalisis dalam bentuk kognitif
8
6,97
7 6,46
5,84
6
5,17 5
4,82 4,94
5

4 3,33
3,05
3 2,3
2,2
2 1,71

0
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6

Pretest Posttest

Grafik 1. Rekapitulasi Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Peserta Didik Pada Materi
Getaran dan Gelombang

b. Skor Keterampilan Argumentasi yang terdiri dari klaim, data, pembenaran,


Berdasarkan Indikator Toulmin dukungan, dan sanggahan maka memiliki
Peningkatan keterampilan argumentasi data rata-rata sebagai berikut.
ditinjau menggunakan indikator Toulmin

4
10
8,82
9
7,89
8
7 6,67
5,76
6
5,05 4,82
5 4,48
3,74
4 3,33
3
2 1,17
1
0
Klaim Data Pembenaran Dukungan Sanggahan

Pretest Posttest

Grafik 2. Rekapitulasi Skor Rata-rata Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Pada


Setiap Indikator Toulmin
membandingkan perolehan skor rata-rata tiap
Berdasarkan data dari Gambar 2, diketahui indikator keterampilan argumentasi peserta
bahwa skor terendah untuk indikator didik, diperoleh bahwa setiap skor posttest
keterampilan argumentasi peserta didik saat lebih tinggi daripada skor pretest.
pretest adalah pada indikator memberikan
sanggahan sebesar 1,17 dan skor tertinggi pada c. Peningkatan Keterampilan Argumentasi
indikator pembenaran sebesar 5,05. Pada skor Peningkatan keterampilan argumentasi
posttest skor terendah masih pada indikator peserta didik dalam penelitian ini dapat dilihat
sanggahan yaitu sebesar 4,82 dan skor tertinggi dari skor gain yang dinormalisasikan atau <g>
pada indikator data sebesar 8,82. Dengan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Skor Rata-Rata Pretest, Posttest, d, dan <g> Keterampilan Argumentasi


Skor Rata-rata Skor Rata-rata D <g> Kategori <g>
Pretest Posttest
17,79 34,05 16,25 0,44 Sedang

d. Uji Statistik didik yang signifikan setelah diterapkan model


Dalam penelitian ini diperoleh data yang pembelajaran inkuiri pada materi getaran dan
berdistribusi normal dan homogen sehingga gelombang.
dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t. 2. Keterlaksanaan Penggunaan Model
Hasil analisis uji-t data tersebut memperoleh Pembelajaran Inkuiri
nilai 𝑡𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 13,33 dan 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar Penggunaan model pembelajaran inkuiri
2,02 untuk taraf signifikansi = 0,05. Dapat selama proses penelitian dapat dianalisis
disimpulkan bahwa thitung > ttabel, sehingga H0 keterlaksanaannya menggunakan lembar
ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat
observasi. Hasil analisis lembar observasi
peningkatan keterampilan argumentasi peserta
dapat dilihat pada Tabel 2.

5
Tabel 2. Rekapitulasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri
Keterlaksanaan Pembelajaran
No Tahap Pertemuan 1 Skor Pertemuan 2 Skor
Maks Maks
1. Orientasi 4 4 4 4
Merumuskan 2 2 2 2
2.
Masalah
Merumuskan 2 2 2 2
3.
Hipotesis
Mengumpulkan 4 4 2 4
4.
Data
Menguji 2 2 2 2
5.
Hipotesis
Merumuskan 2 2 2 2
6.
Kesimpulan
Jumlah Skor yang 16 16 14 16
diperoleh
Rata-rata Persentase 100% 87,5%
Keterlaksanaan
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik

3. Respon Peserta Didik Terhadap keterampilan argumentasi yang mereka


Penggunaan Model Pembelajaran miliki, caranya adalah dengan memberikan
Inkuiri Untuk Meningkatkan angket respon kepada peserta didik. Hasil
Keterampilan Argumentasi analisis angket dapat dilihat pada Tabel 3.
Tanggapan atau respon peserta didik
secara langsung terhadap pembelajaran dan

Tabel 3. Hasil Analisis Respon Peserta didik


Hasil Penelitian
No Aspek Skor Total
Kriteria
(%)
1. Penggunaan model inkuiri terhadap
83 Sangat Baik
keterampilan argumentasi
2. Poses pembelajaran model inkuiri 80 Baik
3. Manfaat model inkuiri terhadap materi
79,5 Baik
getaran dan gelombang
4. Dampak model inkuiri pada keterampilan
83,75 Sangat Baik
argumentasi
5. Keterampilan argumentasi terkait materi
72 Baik
getaran dan gelombang
Jumlah Persentase Perolehan Skor (Ptotal) 963
Jumlah Pernyataan 12
Persentase Total Responden 80,28%

6
Pembahasan sebesar 2,02, sehingga membuktikan juga
Penelitian ini membahas tentang bahwa terdapat peningkatan keterampilan
keterampilan argumentasi peserta didik argumentasi peserta didik yang signifikan.
berdasarkan aspek kognitif dengan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
menganalisis tes uraian berupa pretest dan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatan
posttest yang telah disusun berdasarkan keterampilan argumentasi peserta didik. hal ini
indikator keterampilan argumentasi menurut sesuai dengan penelitian Aisya (2015) yang
Toulmin. Untuk melihat pengaruh model menyatakan, bahwa model pembelajaran
inkuiri terhadap peningkatan keterampilan inkuiri dapat melatih peserta didik untuk dapat
argumentasi dilakukan oberservasi untuk berargumentasi secara ilmiah.
melihat keterlaksanaan model inkuiri. Peningkatan keterampilan argumentasi
Kemudian respon peserta didik terhadap peserta didik berdasarkan indikator
kemampuan berargumentasi dan proses menunjukkan Indikator data memiliki skor
pembelajaran dianalisis berdasarkan skor tertinggi, karena setelah dilakukan
angket. pembelajaran menggunakan model inkuiri,
Berdasarkan hasil analisis data pretest peserta didik dapat mengumpulkan dan
keterampilan argumentasi peserta didik pada mengolah setiap besaran-besaran dalam soal
materi getaran dan gelombang masih tergolong dengan tepat. Hal ini mengakibatkan indikator
rendah karena memiliki rata-rata sebesar 17,79 data memiliki skor rata-rata pottest terbesar
dari skor rata-rata maksimal yaitu 54. Hal ini yaitu 8,82. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dikarenakan materi belum dipelajari peserta Ichsan (2015) yang menyatakan bahwa dalam
didik di kelas dan materi getaran dan model inkuiri peserta didik diharapkan dapat
gelombang ini termasuk materi yang sulit. mengumpulkan dan mengolah data sendiri
Menurut Serway & Jeweet dalam Jumadin secara ilmiah untuk mencari jawaban dari suatu
(2017), yang menyatakan bahwa materi permasalahan.
gelombang merupakan materi yang abstrak. Skor rata-rata terendah pada indikator
Contohnya jika mempelajari gelombang laut, keterampilan argumentasi pada penelitian ini
yang sebenarnya diamati adalah perubahan air adalah indikator sanggahan yaitu untuk hasil
laut, tidak akan ada gelombang tanpa air laut pretest sebesar 1,17 dan hasil posttest sebesar
begitupun dengan tali, tidak akan ada 4,82. Hal ini dikarenakan peserta didik tidak
gelombang tanpa tali, oleh karena itu terbiasa menolak suatu jawaban yang disertai
pembelajaran getaran dan gelombang perlu alasan, rata-rata peserta didik memberi alasan
dilakukan secara baik dalam permodelannya. bahwa klaim yang tidak dipilih adalah klaim
Hal ini relevan dengan penelitian Rusilowati yang kurang tepat saja. Hal ini relevan dengan
(2007) yang menyatakan pokok bahasan yang penelitian Cyntia (2016) yang menemukan
dirasa sulit oleh peserta didik salah satunya bahwa sebagian besar peserta didik tidak
materi getaran, gelombang, dan bunyi. mampu memberikan alasan dengan tepat.
Setelah sampel diberikan perlakuan Selain itu, berdasarkan temuan Nurdianti
selama dua pertemuan menggunakan model (2016) indikator sanggahan juga menunjukkan
pembelajaran inkuiri, dilaksanakan posttest persentase terendah karena sebagian besar
untuk melihat ada tidaknya peningkatan pada argumen yang dibuat masih belum
keterampilan argumentasi peserta didik. Hasil mengandung unsur sanggahan dan belum
rata-rata skor posttest adalah 34,05, sehingga mampu menanggapi pendapat lain dengan baik
dapat dikatakan terdapat peningkatan skor rata- walaupun telah memiliki klaim, data,
rata jika dibandingkan dengan skor pretest. Hal pembenaran dan dukungan.
ini juga dapat dilihat dari skor rata-rata gain Peningkatan keterampilan argumentasi
yang diperoleh yaitu 0,44 yang masuk kategori peserta didik tidak terlepas dari pengaruh
sedang. Berdasarkan hasil perhitungan model inkuiri yang diterapkan saat proses
menggunakan uji-t pada taraf signifikansi = pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis
0,050 diperolah thitung sebesar 13,33 dan ttabel lembar observasi menunjukkan seluruh aspek

7
kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan. 80,28% yang termasuk kategori respon yang
Perbedaan perolehan skor rata-rata pertemuan baik.
pertama dan kedua terjadi karena pada
pertemuan kedua pada langkah inkuiri SIMPULAN DAN SARAN
mengumpulkan data, yaitu pada aspek kegiatan Simpulan
membantu menyiapkan alat dan bahan serta Secara umum penerapan model model
memberikan prosedur kerja yang tepat tidak pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap
dilakukan peneliti. Hal ini dikarenakan pada peningkatan keterampilan argumentasi pererta
pertemuan kedua tidak dilaksanakannya didik pada materi getaran dan gelombang di
eksperimen atau percobaan untuk SMP Negeri 3 Pontianak. Secara khusus,
menyelesaikan permasalahan. Akan tetapi simpulan penelitian ini yaitu: 1) Terdapat
peneliti tetap melakukan bimbingan kepada peningkatan keterampilan argumentasi peserta
peserta didik untuk menyelesaikan persoalan didik pada materi getaran dan gelombang yang
yang ada. Analisis keterlaksanaan model diajarkan menggunakan model pembelajaran
pembelajaran inkuiri ini dilakukan bertujuan inkuiri di SMP Negeri 3 Pontianak, hal ini
untuk membuktikan bahwa selama penelitian berdasarkan hasil Uji-t dengan taraf signfikansi
pembelajaran yang digunakan adalah benar = 0,05 diperolah thitung (13,33) > ttabel (2,02) dan
inkuiri, dan membuktikan juga bahwa model peningkatan keterampilan argumentasi peserta
pembelajaran inkuiri ini memberikan pengaruh didik dapat dilihat dari rata-rata nilai n gain
terhadap peningkatan keterampilan yang diperoleh yaitu sebesar 0,44 dengan
argumentasi peserta didik. Hal ini sesuai kategori sedang.2) Keterlaksaan model
dengan, definisi inkuiri yang merupakan pembelajaran inkuiri menunjukkan bahwa
kegiatan mengidentifikasi pertanyaan dan selama proses pembelajaran, telah dilakukan
konsep menggunakan teknologi dan teori seluruh kegiatan pembelajaran yang
matematis dalam penyelidikan serta diharapkan dengan persentase sebesar 93,75%
mengkomunikasikan dan membela dan termasuk dalam kategori sangat baik. 3)
argumentasi ilmiah menggunakan logika dan Respon peserta didik terhadap penggunaan
bukti yang di peroleh (Wenning, 2010). model pembelajaran inkuiri untuk
Pernyataan ini kemudian dikuatkan dengan meningkatkan keterampilan argumentasi pada
tujuan inkuiri, yaitu membantu peserta didik materi getaran dan gelombang menunjukkan
mengembangkan displin intelektual dan persentase respon sebesar 80,28% dengan
keterampilan berpikir saat memberikan kategori baik.
pertanyaan maupun jawaban (Sanjaya, 2006).
Peningkatan keterampilan argumentasi Saran
peserta didik dapat diamati berdasarkan hasil Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti
tes uraian yang diberikan dan saat proses memberikan saran agar proses pembelajaran
pembelajaran berlangsung di kelas. Untuk yang digunakan di kelas sebaiknya
dapat membuktikan bahwa peserta didik juga membiasakan peserta didik untuk berpendapat
merasakan bahwa mereka mengalami yang disertai dengan data, pembenaran dan
peningkatan keterampilan argumentasi dan dukungan serta dalam memberikan sanggahan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh model sebaiknya peserta didik diajarkan untuk
pembelajaran inkuiri secara langsung, menurut menambahkan alasan. Kemudian soal uraian
sudut pandang peserta didik itu sendiri, maka yang digunakan untuk melihat keterampilan
diberikan angket yang dapat diisi langsung argumentasi peserta didik sebaiknya dibuat
oleh peserta didik. Hasil dari perhitungan lebih sederhana agar tidak mempersulit peserta
angket yang diberikan, menunjukan respon didik dalam menjawab, akan tetapi juga harus
peserta didik terhadap pembelajaran inkuiri tetap memenuhi seluruh indikator
untuk meningkatkan keterampilan argumentasi keterampilan argumentasi. Selain itu soal
pada materi getaran dan gelombang sebesar uraian keterampilan argumentasi sebaiknya
menggunaan redaksi kalimat yang tepat untuk

8
setiap indikator yang diminta agar tidak Permendiknas. 2006. Standar Penilaian
membingungkan peserta didik dalam Pendidikan.http://luk.staff.ugm.ac.id/atur
menjawab soal. Serta penambahan kelas /bsnp/Permendiknas202007/StandarPdf.
pembanding pada penelitian yang akan datang Diakses tanggal 25 Januari 2018.
dapat membantu meyakinkan hasil Rusilowati, Ani. 2007. Diagnosis Kesulitan
peningkatan keterampilan argumentasi peserta Belajar Fisika Siwa SD, SMP, dan SMA
didik benar hanya dipengaruhi oleh Dengan Teknik General Diagnostic dan
pembelajaran yang menggunakan model Analytic Diagnotic. Seminar Nasional
inkuiri. MIPA 2007. 25 Agustus 2007,
Yogyakarta, Indonesia. Hal. 243-252.
DAFTAR RUJUKAN Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran
Aisya, Irhamilla & Wasis. 2015. Penerapan Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Model Pembelajaran Inkuiri untuk Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Melatihkan Kemampuan Argumentasi Simon, Shirley., Sibel Erduran & Jonathan
Ilmiah Siswa pada Materi Kalor SMAN 1 Osborne. 2006. Learning to Teach
Pacet. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Argumentation: Research and
04 (02): 83-87. development in the science classroom.
Cyntia, A. P., Sri Dwiastuti & Riezky Maya International Journal of Science
Probosari. 2016. Peningkatan Education, 28 (2-3): 235-260.
Kemampuan Argumentasi Melalui Siswanto, Kaniawati, I., & Suhandi, A. 2014.
Penerapan Model Problem Based Penerapan Model Pembelajaran
Learning Pada Siswa Kelas X MIA 1 Pembangkit Argumen Menggunakan
SMA Batik 2 Surakart Tahun Pelajaran Metode Saintifik Untuk Meningkatkan
2014/2015. Jurnal Pendidikan Biologi. 8 Kemampuan Kognitif dan Keterampilan
(1): 1-7. Berargumentasi Siswa. Jurnal Pendidikan
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Fisika Indonesia. 10 (2): 104-116.
Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian.
Handayani, Putri & Murniati Sardianto. 2015. Bandung: Alfabeta
Analisis Argumentasi Peserta Didik Kelas Sukma, Wahyu G, Setiya Utari & Muslim.
X SMA Muhammadiyah 1 Palembang 2015. Penerapan Model Argument-driven
dengan Menggunakan Model Inquiry dalam Pembelajaran IPA untuk
Argumentasi Toulmin. Jurnal Inovasi dan Meningkatkan Kemampuan Argumentasi
Pembelajaran Fisika. 2 (1): 60-68. Ilmiah Siswa SMP. Jurnal Pembelajaran
Jumadin, La., Arif Hidayat & Sutopo. 2017. MIPA. 20 (1): 32-37.
Perlunya Pembelajaran Modelling Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Instruction Pada Materi Gelombang. Inovatif Berorientasi Kontrutivistik.
Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian dan Jakarta: Prestasi Pustaka.
Pengembangan. 2 (3): 325-330. Toulmin, S. (2003). The Uses of Argument.
Noviyani, Mamuda., Sentot Kusairi & New York: Cambridge University Press.
Mohamad Amin. 2017. Penguasaan Wenning, Carl J. 2010. Levels of inquiry:
Konsep dan Kemampuan Berargumentasi Using inquiry spectrum learning
Siswa SMP pada Pembelajaran IPA sequences to teach science. J. Phys Tchr.
dengan Inkuiri Berbasis Argumen. Jurnal Educ, 5 (3): 11-20.
Pendidikan Teori, Penelitian dan
Pengembangan. 2 (7): 974-978.

You might also like