You are on page 1of 11

JURNAL e-ISSN : 2407-795X

PENELITIAN PENDIDIKAN IPA p-ISSN : 2460-2582

http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa
Vol 2, No, 1
Januari 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN


PROBLEM POSING DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL TERHADAP
PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMK

Siti Nurdatul Jannah, Aris Doyan, Ahmad Harjono


Program Studi Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Mataram
e-mail: nurdatul_jannah@yahoo.com, arisdoyan@yahoo.co.id, harjonofkip@gmail.com

Key Words Abstract


Cooperative This study aims to determine the effect of cooperative learning through problem
Learning posing approach to the mastery of concepts of students in terms of prior
Model, Problem knowledge. The method used is a quasi-experimental method with 2x2 factorial
Posing, Prior study design. The study population was 163 students of class XI SMKN 9
Knowledge,
Mataram scattered in 5 classes. These samples included 55 students, divided into
Concepts
Mastery two classes by cluster of random sampling technique. The research instrument is
a test mastery of concepts and problem solving skills test given at the beginning
and end of the study. The data was analyzed by Manova two ways. The results
showed that (1) students learn to use cooperative learning model with problem
posing approach was significantly different in the aspect of mastery of concepts
than students who study with learning cooperative model only, (2) students who
have high prior knowledge different significantly in aspects of mastery of concept
compared students who have low prior knowledge, (3) there was an interaction
effect between learning model with prior knowledge of the mastery of concepts
students.

Kata Kunci Abstrak


Model Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Pembelajaran kooperatif melalui pendekatan problem posing terhadap penguasaan konsep siswa
Kooperatif, ditinjau dari pengetahuan awal. Jenis penelitian yang digunakan eksperimen semu
Problem dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian adalah 163 siswa kelas XI
posing, SMKN 9 Mataram yang tersebar pada 5 kelas. Sampel penelitian berjumlah 55
Kemampuan siswa, terbagi menjadi 2 kelas dengan teknik pengambilan cluster random
Awal, dan sampling. Instrumen penelitian berupa tes penguasaan konsep yang diberikan
Penguasaan pada awal dan akhir penelitian. Data hasil penelitian dianalisis dengan Anava dua
Konsep jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing berbeda
signifikan pada aspek penguasaan konsep dibandingkan siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif saja, (2) siswa yang memiliki kemampuan
awal tinggi berbeda signifikan pada aspek penguasaan konsep dibandingkan siswa
yang memiliki kemampuan awal rendah, (3) ada pengaruh interaksi antara model
pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap penguasaan konsep siswa.
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

PENDAHULUAN ini belum dilaksanakan sepenuhnya


dengan menggali potensi siswa maupun
Proses pembelajaran fisika di tingkat SMK alam sekitarnya, sehingga menyebabkan
secara ideal diselenggarakan dengan pembelajaran fisika menjadi kurang
mengedepankan suasana belajar aktif yang bermakna.
berpusat pada siswa dan menekankan pada Hasil observasi terhadap proses
pemberian pengalaman langsung sehingga pembelajaran fisika yang dilaksanakan
siswa dapat mengembangkan oleh guru fisika di SMK Negeri 9
kompetensinya melalui pemahaman alam Mataram, temuan-temuan yang diperoleh
sekitar serta penerapan metode-metode adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran
ilmiah. Selain itu, pembelajaran fisika fisika masih disampaikan secara klasikal,
hendaknya difasilitasi dengan model yaitu guru menyampaikan materi,
pembelajaran, ide-ide sains dan media- menurunkan rumu\s-rumus, dan
media sains guna menemukan dan dilanjutkan dengan memberikan latihan
mengembangkan konsep-konsep fisika soal, (2) kegiatan siswa lebih didominasi
dalam rangka mendukung pencapaian dengan mencatat dan melakukan latihan
kompetensi di bidang yang ditekuninya. soal, (3) siswa yang terlibat aktif dalam
Proses pembelajaran fisika dengan kondisi proses tanya jawab pada saat guru
seperti ini diharapkan dapat menjelaskan dan memberikan penegasan
mempersiapkan siswa untuk pada konsep-konsep tertentu hanya sekitar
mengembangkan program keahliannya dan 3 siswa, dan didominasi oleh siswa yang
mengembangkan ilmu pengetahuan dan sama dalam setiap pertemuannya, (4)
teknologi pada tingkat pendidikan yang pembelajaran fisika tidak disampaikan
lebih tinggi. secara konsisten dengan menggunakan
model pembelajaran yang sudah dibuat
Kondisi riil dalam pelaksanaan (metode ceramah), dimana tidak ada fase
pembelajaran fisika di SMK Negeri 9 apersepsi pada awal kegiatan, maupun
Mataram menunjukkan terdapat refleksi dan penguatan konsep pada
kesenjangan jika disesuaikan dengan kegiatan penutup, dan (5) tidak ada buku
kondisi ideal. Sebagian besar siswa pegangan bagi siswa, hanya guru fisika
menganggap mata pelajaran fisika saja yang menggunakan buku pegangan,
termasuk mata pelajaran yang sulit dan dan (6) tidak pernah dilakukan
membosankan. Kesulitan mata pelajaran pembelajaran eksperimen untuk
fisika bagi kebanyakan siswa terutama memberikan pengalaman langsung kepada
karena selain harus menghafal rumus, siswa dalam rangka penguatan konsep-
menghitung menggunakan matematis konsep fisika, kondisi ini juga ditambah
logis, juga harus menghafal konsep- dengan tidak adanya fasilitas yang ada di
konsep. Banyak hal yang bersifat abstrak sekolah untuk melaksanakan praktikum
masih sulit dibayangkan oleh siswa dalam fisika, baik dalam bentuk ruangan maupun
bentuk konkretnya. peralatan.

Berkaitan dengan proses penyampaian Kondisi-kondisi yang ditemukan selama


pembelajaran fisika, kebanyakan siswa studi pendahuluan seperti ini merupakan
menginginkan bentuk penyampaian bukti bahwa pembelajaran fisika selama
pembelajaran fisika yang mudah ini berlangsung kurang optimal. Hal ini
dimengerti yang tidak hanya didominasi berdampak pada rendahnya penguasaan
oleh ceramah, mencatat rumus, atau siswa terhadap konsep-konsep fisika,
mencacat latihan soal. Sesuai dengan hasil sehingga daya dukung pemahaman fisika
wawancara siswa, maka proses terhadap mata pelajaran kejuruan menjadi
penyampaian pembelajaran fisika selama tidak signifikan. Rendahnya penguasaan

18
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

konsep juga akan berdampak pada kurang topik materi yang dipelajari (Angelo &
optimalnya kemampuan siswa dalam Cross, 1993).
menerapkan konsep fisika dalam
kehidupan sehari-hari. Marzano (2004) mengemukakan bahwa
meskipun pemahaman yang akan dikuasi
Salah satu model pembelajaran yang siswa tentang suatu topik tergantung pada
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk kemampuan guru, minat siswa, dan
melakukan pengembangan penguasaan kompleksitas dari materi, akan tetapi
konsep dan pemecahan masalah sains kemampuan banyaknya awal siswa
adalah model pembelajaran kooperatif merupakan indikator kuat dan seberapa
dengan pendekatan problem posing. Model baik mereka akan mempelajari materi baru
pembelajaran ini menitik beratkan pada yang berkaitan dengan topik pembelajaran.
perumusahan masalah dari suatu keadaan Penelitian Hailikiri (2007) menunjukkan
yang terjadi baik dilakukan sebelum, bahwa, siswa yang memiliki pengetahuan
ketika, atau setelah pemecahan masalah. awal yang tinggi berkaitan dengan
Problem posing berorientasi pada aktivitas pengetahuan-pengetahuan prosedural
dan keterlibatan siswa secara aktif dalam memiliki pencapaian prestasi belajar yang
memahami materi pembelajaran, tinggi, akan tetapi pemahaman awal siswa
mengembangkan kemampuan berpikir yang tinggi berkaitan dengan pemahaman
siswa dalam menyelesaikan masalah serta deklaratif tidak berpengaruh secara
menimbulkan sikap positif terhadap fisika. signifikan terhadap pencapaian belajar
Membiasakan siswa dalam merumuskan, siswa. Berdasarkan paparan tersebut,
menghadapi dan menyelesaikan soal tujuan penelitian ini adalah untuk
merupakan salah satu cara untuk mencapai mengetahui pengaruh model pembelajaran
penguasaan suatu konsep menjadi lebih kooperatif melalui pendekatan problem
baik (Brown & Walter, 2005). posing terhadap penguasaan konsep siswa
ditinjau dari pengetahuan awal.
Beberapa penelitian penerapan pendekatan
problem posing telah dilakukan di METODE PENELITIAN
antaranya penelitian Ningtyas (2011) yang
menerapkan pembelajaran dengan Jenis dan Desain Penelitian
pendekatan problem posing pada siswa
SMA kelas X pokok bahasan GLB dan Penelitian ini merupakan penelitian
GLBB. Dari hasil penelitian tersebut eksperimen semu (quasi experiment).
diperoleh bahwa pendekatan problem Desain penelitian yang digunakan adalah
posing dapat meningkatkan prestasi belajar factorial design (desain faktorial), yang
siswa. memungkinkan untuk mengetahui
pengaruh dari dua atau lebih variabel
Dalam kaitannya dengan proses independen terhadap variabel dependen
pembelajaran, pengetahuan awal (Creswell, 2012). Penelitian ini
merupakan hal penting yang perlu menggunakan desain faktorial 2 x 2 karena
dipertimbangkan, akan tetapi sangat jarang terdapat dua variabel independen dimana
guru yang menerapkan proses pengukuran masing-masing variabel independen
pengetahuan awal siswa (Fisher & Frey, terdapat dua taraf variabel (Suwanda,
2013). Marzano (2004) mendefinisikan 2011). Variabel independen pertama
pengetahuan awal sebagai “what can be adalah model pembelajaran kooperatif
thought of as “packets” of information”. dengan dua taraf variabel yaitu: model
Pengetahuan awal siswa dapat diukur pembelajaran kooperatif dengan
melalui beberapa pertanyaan ringan yang pendekatan problem posing dan model
diajukan kepada siswa berkaitan dengan pembelajaran kooperatif. Variabel

19
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

independen kedua adalah pengetahuan yang diukur (Gamst, et al., 2008). Dalam
awal siswa dengan dua taraf varibel yaitu: penelitian ini, desain faktorial 2 x 2 dapat
kategori pengetahuan awal tinggi dan mengetahui pengaruh interaksi antara
kategori pengetahuan awal rendah. model pembelajaran kooperatif dan
Sementara itu desain faktorial 2 x 2 juga pengetahuan awal siswa terhadap variabel
dapat digunakan untuk mengetahui dependen. Bentuk desain dari penelitian
pengaruh interaksi antara dua variabel ini ditunjukkan pada Tabel 1.
independen terhadap variabel dependen Tabel 1. Desain penelitian faktorial 2 x 2

Kooperatif
Kooperatif – Problem posing Kooperatif
( A1 ) ( A2 )
Tinggi
A1B1 A2B1
Pengetahuan ( B1 )
Awal Rendah
( B2 ) A1B2 A2B2

Keterangan
A1B1 = Sel penguasaan konsep kelompok siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang mendapatkan
perlakuan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing
A2B1 = Sel penguasaan konsep kelompok siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang mendapatkan
perlakuan model pembelajaran kooperatif
A1B2 = Sel penguasaan konsep kelompok siswa dengan pengetahuan awal rendah yang mendapatkan
perlakuan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing
A2B2 = Sel penguasaan konsep kelompok siswa dengan pengetahuan awal rendah yang mendapatkan
perlakuan model pembelajaran kooperatif

Populasi dan Sampel konsep getaran, gelombang, dan bunyi.


Tes diberikan untuk melihat hasil yang
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dicapai oleh siswa setelah diberikan materi
kelas XI SMK Negeri 9 Mataram yang getaran, gelombang, dan bunyi. Instrumen
terdiri atas 5 kelas dengan jumlah siswa tes penguasaan konsep berbentuk essai
163 orang. Sampel penelitian dipilih sebanyak 12 butir soal dan dikembangkan
secara acak dengan teknik cluster random berdasarkan indikator-indikator
sampling. Dalam penelitian pendidikan, penguasaan konsep domain kognitif
cluster random sampling dipilih dengan Bloom pada aspek pengetahuan (C1),
tujuan untuk memudahkan memilih pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis
kelompok individu daripada memilih (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6)
individu dari anggota populasi (Borg &
Gall, 1983). Dengan menggunakan cluster Teknik Analisis Data
random sampling diperoleh satu kelas
sebagai kelas eksperimen dan satu kelas Teknis analisis data meliputi analisis data
sebagai kelas kontrol. pengetahuan awal siswa dan penguasaan
konsep. Penjelasan masing-masing analisis
Teknik Pengumpulan Data adalah sebagai berikut:

Data penguasaan konsep siswa diperoleh 1. Data Pengetahuan Awal Siswa


dengan memberikan tes di awal dan akhir Untuk melakukan analisis terhadap
pertemuan. Instrumen tes digunakan untuk hasil tes pengetahuan awal siswa
mengukur penguasaan siswa terhadap

20
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

dipergunakan persamaan , yaitu Dengan kategori perolehan N-gain:


(Sugiyono, 2013): g>0,7 = tinggi; 0,3 ≤ g ≤ 0,7 = sedang
= dan g≤ 0,3= rendah
(1)
4. Uji Hipotesis
keterangan:
Sebelum dilakukan uji hipotesis
x = nilai masing-masing sampel
terlebih dahulu dilakukan uji
µ = nilai rata-rata
normalitas dan homogenitas data
s = simpangan baku
sebagai prasyarat uji statistik
parametris. Data-data yang normal dan
Berdasarkan hasil hasil
homogen dilanjutkan dengan uji Anava
selanjutnya dikelompokkan sebagai
dua jalur.
berikut: (1) nilai ≤ 0 masuk pada
a. Uji Normalitas Data
kelompok pengetahuan awal rendah,
Uji normalitas data dilakukan
dan (2) nilai > 0 masuk pada
dengan menggunakan Chi Square
kelompok pengetahuan awal tinggi
Test. Pengujian dilakukan dengan
(Sugiyono, 2013).
bantuan program SPSS versi 18 for
Windows. Kriteria pengujian jika
2. Data Penguasaan Konsep
Sig. > α maka data terdistribusi
Analisis instrumen untuk aspek
penguasaan konsep siswa normal dan jika Sig. < α maka data
menggunakan rubrik penilaian tes tidak terdistribusi normal
essai. Tiap-tiap skor mentah (Sugiyono, 2013).
selanjutnya diubah ke bentuk nilai. b. Uji Homogenitas Data
Pengubahan skor ke nilai dilakukan Uji homogenitas dilakukan untuk
dengan menggunakan skala 0-100 melihat kesamaan varians dari
dengan rumus: kelompok-kelompok pengamatan
dengan mengunakan Uji F.
ℎ Pengujian dilakukan dengan
= ! 100 2
bantuan program SPSS versi 18 for
Windows. Kriteria pengujian jika
3. N-gain Sig. > α maka memiliki
Peningkatan pada aspek penguasaan homogenitas varians yang sama
konsep dapat diketahui dengan dan jika Sig. < α maka tidak
menghitung besar skor gain yang memiliki homogenitas varians yang
dinormalisasi (N-gain). Hal ini sama (Trihendardi, 2012).
dimaksudkan untuk menghindari c. Uji Hipotesis
kesalahan dalam menginterpretasikan Untuk melihat pengaruh model
perolehan gain masing-masing siswa. pembelajaran kooperatif dengan
Untuk memperoleh skor N- gain pendekatan problem posing,
digunakan rumus yang dikembangkan pengaruh pengetahuan awal, dan
oleh Hake (Bao, 2006) yaitu pengaruh interaksi model
S post − S pre pembelajaran kooperatif dengan
N − gain = pendekatan problem posing dan
S maks − S pre
pengetahuan awal terhadap
(3) pemahaman konsep dilakukan
Keterangan: dengan menggunakan uji
Spost = skor tes akhir parametrik Anava Dua Jalur (Two
Spre = skor tes awal Way Anova) jika data penelitian
Smaks = skor maksimal memenuhi uji prasyarat analisis.

21
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

Kriteria pengujian didasarkan pada sedangkan pada kelas kontrol sebesar


%ℎ & yang dikonsultasikan 35,53. Data postes penguasaan konsep
dengan %& ' pada taraf signifikasi pada kelas eksperimen memiliki rerata
(α) 0,05. Kriteria pengujian adalah 65,09, sedangkan pada kelas kontrol
jika diperoleh nilai %ℎ & ≤ %& ' 40,74 (Tabel 2).
maka H0 diterima atau Ha ditolak,
sedangkan jika diperoleh nilai Tabel 2. Data Pretes dan Postes
%& ' < %ℎ & maka H0 ditolak Penguasaan Konsep pada
Setiap Kelas Perlakuan
atau Ha diterima (Kadir, 2010).
Pengujian dilakukan dengan No Kelas Perlakuan N Rerata Pretes S. Dev
bantuan program SPSS versi 18 for 1 Kelas Eksperimen 28 56,61 12,80
Windows. 2 Kelas Kontrol 27 35,53 4,68

Data pretes siswa berpengetahuan awal


HASIL PENELITIAN DAN tinggi memiliki rerata 56,61, sedangkan
PEMBAHASAN siswa yang berpengetahuan awal rendah
rerata 35,53. Data postes penguasaan
1. Deskripsi Data Penguasaan Konsep konsep pada siswa berpengetahuan
Data penguasaan konsep siswa awal tinggi rerata 60,05, sedangkan
menunjukkan sejauh mana penguasaan siswa berpengetahuan awal rendah
siswa terhadap konsep getaran, 45,98 (Tabel 3).
gelombang dan bunyi. Data pretes pada
kelas eksperimen memiliki rerata 56,61,

Tabel 3. Deskripsi Data Pretes Penguasaan Konsep Ditinjau Pengetahuan Awal


No Pengetahuan Awal N Rerata Pretes S. Dev Rerata Postes S. Dev
1 Tinggi 28 56,61 16,22 60,05 18,34
2 Rendah 27 35,53 7,60 45,98 11,89

Data pretes dan postes penguasaan pengetahuan awal disajikan pada


konsep pada masing-masing interaksi Gambar 1.
antara model pembelajaran dengan

90.00
76.85
NILAI PENGUASAAN KONSEP

80.00 69.62
70.00
60.00 54.91
50.00 45.34 45.49
38.37
40.00 32.00 34.82
30.00
20.00
10.00
0.00
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
INTERAKSI MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENGETAHUAN AWAL

Rerata Pretes Rerata Postes

Gambar 1. Nilai rerata interaksi model pembelajaran dengan pengetahuan awal


terhadap penguasaan konsep

22
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

Nilai pretes dan postes penguasaan dengan pengetahuan awal tinggi


konsep mulai dari yang tertinggi sampai (A2B1), dan terendah diraih oleh
terendah secara berturut-turut diraih interaksi model pembelajaran
oleh interaksi model pembelajaran kooperatif pada siswa dengan
kooperatif dengan pendekatan problem pengetahuan rendah (A2B2).
posing pada siswa dengan pengetahuan
awal tinggi (A1B1), kemudian interaksi Ditinjau dari N-gain penguasaan
model pembelajaran kooperatif dengan konsep, kelas eksperimen memiliki
pendekatan problem posing pada siswa nilai N-gain lebih tinggi dibandingkan
dengan pengetahuan awal rendah kelas kontrol. N-gain pada kedua kelas
(A1B2), selanjutnya interaksi model berkategori rendah
pembelajaran kooperatif pada siswa
.

0.25
Rerata N-gain Penguasaan Konsep

0.21
0.20

0.15

0.10 0.09

0.05

0.00
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kelas Perlakuan

Gambar 2. N-gain Penguasaan Konsep

2. Hasil Uji Hipotesis Uji normalitas data dilakukan


Uji prasyarat statistik sebelum dengan uji chi-square. Hasil uji
dilakukan uji hipotesis yaitu uji normalitas data penguasaan konsep
normalitas dan uji homogenitas pada siswa pretes maupun postes
data penguasaan konsep siswa. berdistribusi normal seperti yang
a. Uji Normalitas terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji chi-square Data Penguasaan Konsep


No Kelompok Data X2 hitung Df X2tabel Kesimpulan Keputusan
Penguasaan konsep
1 12,091 29 42,557 X2 hitung < X2tabel Normal
pretes
Penguasaan konsep
2 18,964 35 49,801 X2 hitung < X2tabel Normal
postes

b. Uji Homogenitas varian yang homogen pada setiap


Hasil uji F data penguasaan konsep kelas perlakuan. Hasil uji F terlihat
pretes maupun postes memiliki pada Tabel 5.

23
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas (Uji F) Data Penguasaan Konsep


No Kelompok Data Fhitung Ftabel Kesimpulan Keputusan
1 Penguasaan konsep pretes 1,667 1,921 Fhitung < Ftabel Homogen
2 Penguasaan konsep postes 1,479 1,921 Fhitung < Ftabel Homogen

c. Uji Hipotesis Penguasaan Konsep statistik Manava dua jalur (two way
Uji hipotesis penguasaan konsep Manova) karena memenuhi uji
siswa dilakukan dengan analisis prasyarat. Hasil uji
hipotesis mengenai pengaruh dengan pengetahuan awal siswa
perlakuan pada penguasaan konsep berpengaruh terhadap penguasaan
siswa terlihat pada Tabel 6. konsep siswa (P < 0,05). Hasil
analisis interaksi model
Hasil analisis data pembelajaran dan pengetahuan awal
menginterpretasikan bahwa model siswa juga berpengaruh terhadap
pembelajaran kooperatif dengan penguasaan konsep siswa. Nilai F
pendekatan problem posing tabel (Ft) pada taraf signifikan 0,05
berbengaruh terhadap penguasaan dan derajat bebas (df)= (1:54) adalah
konsep siswa (P < 0,05), begitu juga 4,019.

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Penguasaan Konsep


Jumlah
No Sumber Df Fh P (sig.)
Kuadrat
1 Model pembelajaran 9016,152 1:54 142,943 0,000
2 Pengetahuan awal 3621,988 1:54 57,423 0,000
3 Interaksi model dan pengetahuan awal 432,581 1:54 6,858 0,012

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas adanya tugas pengajuan soal dapat
eksperimen lebih unggul dibandingkan menyebabkan terbentuknya pemahaman
kelas kontrol. Skor rata-rata postes konsep yang lebih mantap pada diri siswa
penguasaan konsep siswa pada kelas terhadap materi yang telah disampaikan
eksperimen adalah 65,09 sedangkan pada oleh guru. Ghasempour et al. (2013)
kelas kontrol sebesar 40,74. Ditinjau dari menyatakan bahwa dengan menerapkan
N-gain pada masing-masing kelas, N-gain pembelajaran problem posing peserta didik
penguasaan kelas eksperimen (0,21) lebih dapat belajar lebih aktif di dalam kelas.
tinggi dibandingkan kelas kontrol (0,09). Guru lebih mudah mengawasi siswa dalam
Temuan ini secara deskriptif menunjukkan belajar dan daya serap siswa akan
bahwa penerapan model pembelajaran meningkat.
kooperatif dengan pendekatan problem
posing lebih baik dibandingkan model Hasil uji hipotesis penguasaan konsep
pembelajaran kooperatif saja. menunjukkan bahwa siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran dengan pendekatan problem dengan pendekatan problem posing berbeda
posing adalah pembelajaran yang signifikan dengan siswa yang belajar
menekankan siswa untuk mengajukan soal dengan model pembelajaran kooperatif
berdasarkan informasi atau situasi yang saja. Secara rata-rata model pembelajaran
sudah diketahui oleh siswa tersebut. dengan pendekatan problem posing unggul
Informasi yang ada diolah dalam pikiran 37,41%. Penguasaan konsep merupakan
dan setelah dipahami maka peserta didik hasil belajar seorang peserta didik yang
akan bisa mengajukan pertanyaan. Dengan merupakan salah satu acuan terhadap

24
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

tingkat keberhasilan dari kegiatan belajar Hal ini dapat mengakibatkan soal kurang
yang telah dijalaninya. Apabila hasil belajar berkembang atau kandungan informasinya
dari siswa itu baik, maka dapat disimpulkan kurang lengkap.
bahwa proses belajar yang dijalaninya juga
baik pun sebaliknya. Keberhasilan proses Pendekatan problem posing dalam
pembelajaran dipengaruhi oleh banyak pembelajaran dapat melatih siswa untuk
faktor seperti siswa, guru, sarana, dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan
prasarana, kurikulum, model yang dengan materi yang dipelajari.
digunakan, dan motivasi siswa itu sendiri Pembelajaran dengan pendekatan problem
dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan posing dapat mereduksi perasaan takut
model pembelajaran kooperatif dengan salah pada diri siswa dan siswa tidak malu
pendekatan problem posing dirasa tepat untuk mengemukakan ide atau gagasan.
pada materi getaran, gelombang, dan bunyi. Perhatian dan komunikasi siswa melalui
pendekatan problem posing akan menjadi
Penggunaan model pembelajaran lebih baik, karena pertanyaan atau soal
kooperatif dengan pendekatan problem yang berkualitas hanya mungkin dapat
posing dapat meningkatkan penguasaan diajukan dan diselesaikan oleh siswa yang
konsep siswa pada materi getaran, mempunyai perhatian sungguh-sungguh
gelombang, dan bunyi. Pengalaman siswa terhadap pelajaran.
dalam membuat soal dilatih sehingga tidak
terpaku pada contoh soal yang diberikan Hasil uji hipotesis pengaruh pengetahuan
guru. Siswa dapat menerapkan konsep awal terhadap penguasaan konsep
fisika yang telah dipelajari untuk menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
menyelesaikan soal-soal buatan guru. pengetahuan awal tinggi berbeda signifikan
Selama ini, salah satu penyebab siswa tidak dengan siswa yang berpengetahuan awal
mampu menerapkan konsep fisika adalah rendah. Secara rata-rata siswa yang
mereka belum mampu mengerjakan soal berpengetahuan awal tinggi unggul 30,60%
yang sedikit berbeda dengan contoh soal dari pada siswa yang berpengetahuan awal
buatan guru. Padahal soal-soal yang dibuat rendah. Pengetahuan awal siswa
guru pada saat ulangan harian maupun merupakan sejumlah informasi yang
ulangan semester bentuknya mirip (sedikit dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan
berbeda) dengan contoh soal yang dibuat materi getaran, gelombang dan bunyi
guru pada saat pembelajaran. sebelum materi tersebut disampaikan
kepada siswa.
Salah satu keuntungan penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan Pengetahuan awal berguna untuk
pendekatan problem posing adalah pada mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
saat merumuskan soal dan sebelum mengikuti proses pembelajaran
menyelesaikannya. Jika soal dirumuskan dengan model pembelajaran kooperatif
oleh suatu kelompok kecil (tim), maka pendekatan problem posing. Siswa
kualitasnya akan lebih tinggi baik dari berpengetahuan awal tinggi akan
aspek tingkat keterselesaian maupun cenederung memiliki penguasaan konsep
kandungan informasinya. Kerjasama di yang baik. Penggunaan model
antara siswa dapat memacu kreativitas serta pembelajaran kooperatif dengan
saling melengkapi kekurangan mereka. pendekatan problem posing bagi siswa
Berbeda halnya jika soal dikerjakan secara yang berkemampuan biasa atau rendah
individu. Masalah atau soal yang diajukan dapat memberikan kemudahan untuk
tidak memuat intervensi dari siswa lain atau membuat soal dengan tingkat kesukaran
dengan kata lain soal diajukan tanpa sesuai dengan kemampuan mereka.
terlebih dahulu ditanggapi oleh siswa lain.

25
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

Penguasaan konsep tertinggi atau paling DAFTAR PUSTAKA


baik diraih oleh interaksi model
pembelajaran kooperatif dengan Angelo, T.A & Cross, K.P. 1993.
pendekatan problem posing pada siswa Classroom Assessment
yang berpengetahuan awal tinggi. Techniques. Handbook for
Selanjutnya secara berturut-turut adalah College Teachers. San Fransisco:
interaksi model pembelajaran kooperatif Jossey-Bass Publisher.
dengan pendekatan problem posing pada
siswa dengan pengetahuan awal rendah, Bao, L. 2006. Physics Education Research.
interaksi model pembelajaran kooperatif Departemen of Physics. The Ohio
pada siswa dengan pengetahuan awal State University. American
tinggi dan terakhir yaitu interaksi model Journal of Physics 74 (10): 917-
pembelajaran kooperatif pada siswa 922.
dengan pengetahuan awal rendah.
Borg W. & Gall, M.D. 1983. Educational
Peningkatan penguasaan konsep siswa Research. An Intruduction.
disebabkan oleh penggunaan model Fourth Edition. New York:
pembelajaran kooperatif dengan Longman, Inc.
pendekatan problem posing yaitu adanya
kegiatan perumusan soal yang dibuat oleh Brown, I.S & Walter, I.M. 2005. The Art
siswa secara berkelompok setelah selesai of Problem posing. New Jersey:
pembahasan suatu materi. Sebelumnya Lawrence Erlbaum Associates
guru memberi contoh tentang cara Inc.
membuat soal dan memberikan beberapa
informasi yang berkenaan dengan materi Creswell, J.W. 2012. Educational
getaran, gelombang dan bunyi. Research. Planning, Conducting,
Selanjutnya berdasarkan hal itu siswa and Evaluating Quantitative and
diminta untuk membuat soal yang Qualitative Research. Boston:
berkaitan dengan situasi tersebut dan Pearson Education, Inc.
diminta untuk menyelesaikan soal mereka
sendiri. Fisher, D. & Frey, N. 2013. Background
Knowledge : The Overlooked
PENUTUP Factor in Reading
Comprehension. McGraw Hill
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian Network : McGraw Hill.
adalah: 1) Model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan problem posing Gamst, G., Meyers, L.S., & Guarino, A.J.
berpengaruh terhadap penguasaan konsep 2008. Analysis of Variance
siswa, 2) Pengetahuan awal siswa Design. A Conseptual and
berpengaruh terhadap penguasaan konsep Computational Approach with
siswa, 3) Interaksi antara model SPSS and SAS. New York:
pembelajaran (kooperatif dengan Cambridge University Press.
pendekatan problem posing - kooperatif) Ghasempour, Z., M.N. Bakar, & G.R.
dan pengetahuan awal siswa (tinggi - Jahanshahloo. 2013. Innovation in
rendah) berpengaruh terhadap penguasaan Teaching and Learning through
konsep siswa Problem posing Tasks and
Metacognitive Strategies.
International Journal of

26
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Januari 2016

Pedagogical Innovations 1 (1):


53-62.
Hailikiri, T., Nevgi, A. ,& Lindblom-
Ylänne S. 2007. Exploring
Alternative Ways of Assessing
Prior Knowledge, Its Components
and Their Relation to Student
Achievement: A Mathematics-
Based Case Study. Journal of
Study of Educational Evaluation
33:320–37.

Marzano, R.J. 2004. Building Background


Knowledge for Academic
Achievement. Alexandria, USA:
Association for Supervision and
Curriculum Development
(ASCD).

Ningtyas, S., Masjkur, K. & Sulur. 2010.


Penerapan Model Embelajaran
Problem posing utuk
Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi dan Prestasi Belajar
Fisika Siswa Kelas X-5 SMA
Brawijaya Smart School Malang
Pada Pokok Bahasan GLB dan
GLBB. Penelitian Tidak
Dipublikasikan, Malang:
Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. 2013. Statistik Untuk


Penelitian. Bandung:
ALFABETA.

Suwanda. 2011. Desain Eksperimen untuk


Penelitian Ilmiah. Bandung:
ALFABETA.

Trihendardi, C. 2012. Step by Step SPSS


20. Analisis Data Statistik.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.

27

You might also like