You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/266376048

VAKSIN KANKER

Article · December 2009

CITATIONS READS

0 887

1 author:

Maksum Radji
University of Indonesia
81 PUBLICATIONS   466 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Development of Herbal Material for Cosmetic View project

All content following this page was uploaded by Maksum Radji on 03 October 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN : 1693-9883
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 3, Desember 2009, 109 - 118

VAKSIN KANKER
Maksum Radji
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Departemen Farmasi FMIPA,
Universitas Indonesia, Depok, 16424

ABSTRACT
Cancer vaccines are medicines that work by stimulating or restoring the immune
system’s ability to fight cancers and disease. There are two types of cancer vaccines,
prophylactic cancer vaccines, which are intended to prevent cancer from developing
in healthy people, and treatment cancer vaccines, which are intended to treat already
existing cancers by strengthening the body’s natural defenses against cancer. This
article discusses about cancer vaccines including the role of microbes that are respon-
sible of human tumor, the mode of action of cancer vaccines and the efficacy of human
papillomavirus (HPV) vaccines in preventing various benign and malignant condi-
tions, including cervical cancers caused by HPV.
Keywords: cancer vaccines, HPV vaccines.

ABSTRAK
Vaksin kanker adalah sediaan farmasi yang bekerja menstimulasi respon imun untuk
mengatasi sel kanker. Terdapat dua tipe vaksin kanker yaitu vaksin kanker propilaktik
(cancer prophylactic vaccines), yang digunakan untuk mencegah terjadinya kanker
dan vaksin kanker terapetik (cancer therapeutic vaccines), yang digunakan untuk
mengobati penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker.
Artikel ini membahas berbagai hal tentang vaksin kanker termasuk mikroorganisme
yang berperan dalam timbulnya sel kanker, cara kerja vaksin kanker khususnya vaksin
human papillomavirus (HPV) dalam mengatasi kanker serviks yang disebabkan oleh
HPVdan efikasi dari vaksin kanker.
Kata kunci: vaksin kanker, vaksin HPV.

PENDAHULUAN selain mencegah penyakit infeksi,


dapat juga melindungi tubuh dari
Peranan sistem imun dalam adanya sel yang tidak diperlukan, sel
mempertahankan tubuh terhadap abnormal dan sel-sel kanker (1).
serangan penyakit infeksi telah lama Sistem imun merupakan suatu
diketahui. Berbagai penelitian telah perangkat kompleks yang terdiri dari
membuktikan bahwa sistem imun organ, jaringan dan sel-sel khusus
Corresponding author : E-mail : maksum@farmasi.ui.ac.id

109
yang bekerja secara kolektif mem- normal, sehingga dapat merangsang
pertahankan tubuh. Vaksin yang respon imun bekerja terhadap sel
umumnya mengandung antigen kanker (1, 2, 3, 4, 5, 6).
spesifik dapat meningkatkan respon Vaksin kanker merupakan se-
imun tubuh karena vaksin dapat diaan farmasi yang termasuk dalam
menginduksi sel memori untuk senyawa biological response modifiers,
bekerja lebih cepat dalam mengenali yang bekerja untuk menstimulasi
dan melindungi tubuh dari serangan respon imun sehingga mampu men-
antigen yang sama di kemudian hari. cegah terjadinya penyakit kanker.
Sel-sel leukosit memegang peranan Terdapat dua jenis vaksin kanker
penting dalam melindungi tubuh dari yaitu cancer prophylactic vaccines, yang
serangan mikroorganisme ataupun digunakan untuk mencegah terjadi-
terhadap keberadaan sel yang abnor- nya kanker dan cancer therapeutic
mal. Salah satu jenis sel leukosit yang vaccines, yang digunakan untuk
berperan penting dalam imun spe- mengobati penyakit kanker dan
sifik adalah sel limfosit. Sekelompok meningkatkan daya tahan tubuh
sel limfosit yang perperan dalam terhadap kanker (7).
respon imun spesifik ini adalah sel B Vaksin kanker ditujukan untuk
dan sel T-sitotoksik. Sel B mempro- mencegah timbulnya penyakit kanker
duksi antibodi, yang dapat menge- yang disebabkan oleh beberapa
nali dan mencegah terjadinya infeksi. mikroorganisme yang bertanggung
Sel T sitotoksik yang juga dikenal jawab terhadap terbentuknya sel-sel
dengan sel pembunuh (killer T cells), kanker (8). Diperkirakan sekitar 15 -
akan memusnahkan sel yang ter- 25 % jenis kanker yang didiagnosis
infeksi atau sel-sel abnormal dengan di seluruh dunia disebabkan oleh
cara melepaskan zat yang bersifat mikroorganisme (9, 10). Beberapa
toksik atau memicu sel agar mela- jenis mikroorganisme yang berhu-
kukan distruksi sel (apoptosis). Vaksin bungan erat dengan terbentuknya sel
kanker bekerja dengan cara meng- kanker dapat dilihat pada Tabel 1.
aktifasi sel B dan sel T sitotoksik serta
mengarahkan mereka untuk menge- INTERAKSI HPV
nali dan bekerja terhadap sel kanker DENGAN SEL HOSPES
tertentu. Pada umumnya sel kanker
mengandung self antigens dan non-self Salah satu mikroorganisme yang
antigens atau cancer-associated antigens. berperan penting dalam terjadinya
Keberadaan cancer-associated antigens penyakit kanker serviks adalah Hu-
tersebut dapat memicu sel B dan sel man papilloma virus (HPV). Di seluruh
T-sitotoksik untuk bekerja meng- dunia, terdapat lebih dari 500.000
hancurkan sel-sel kanker. Disamping kasus kanker serviks yang menye-
itu sel-sel kanker biasanya berukuran rang wanita dan sekitar 275.000
lebih besar dibandingkan dengan sel diantaranya meninggal dunia tiap

110 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 1. Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menimbulkan
penyakit kanker (9,10)

Mikroorganisme Jenis Jenis kanker


Hepatitis B virus (HBV) virus Kanker hati
Hepatitis C virus (HCV) virus Kanker hati
Kanker serviks;
Human papillomavirus (HPV) virus kanker vagina; kanker vulva;
tipe 16, 18, dan tipe lainnya kanker orofaring; kanker anus;
kanker penis
Burkitt lymphoma;
Non-Hodgkin lymphoma;
Epstein-Barr virus virus
Hodgkin lymphoma;
kanker nasofaring.
Human T-cell lymphotropic
virus Acute T-cell leukemia
virus 1 (HTLV1)
Helicobacter pylori bakteri Kanker lambung
Schistosoma hematobium parasit Kanker empedu
Opisthorchis viverrini parasit Cholangiocarcinoma

tahunnya (11,12). Di Indonesia untuk memulai proses replikasi virus


insidensi kanker serviks menempati (14). Protein E4 terlibat dalam
urutan pertama dibandingkan de- reorganisasi sel sitoskleton, sedang-
ngan kasus penyakit kanker lainnya. kan protein E6 dan E7 merupakan
Human papilloma virus (HPV), protein yang terdapat pada HPV
merupakan virus DNA yang meng- yang bersifat onkogenik berfungsi
infeksi jaringan epitel manusia ter- pada proses transformasi sel hospes.
masuk kulit, epitel anogenital dan Selama proses infeksi DNA HPV
mukosa mulut (13). Setelah masuk ke terdapat pada sitoplasma, akan tetapi
dalam sel epitel, virus akan meng- pada tipe onkogenik, DNA HPV
infeksi sel keratinosit yang masih terintegrasi pada genom hospes,
muda di lapisan basal epitelium (14). sehingga melalui integrasi ini dapat
Virus tidak mensintesis enzim sendiri terjadi ekspresi yang berlebihan dari
dan sangat tergantung pada siklus protein E6 dan E7 (13, 14). Kadar
hidup sel hospesnya. Siklus hidup protein E6 dan E7 yang tinggi ini
virus mengikuti diferensiasi dari sel akan mempengaruhi fungsi tumor
epitel yang terinfeksi (15). Protein suppressor (protein p53) dan protein
virus terdiri dari protein early (E1-E8) retinoblastoma (pRb), sehingga dapat
dan protein late L1 dan L2. Protein menghambat proses apoptosis sel yang
E1 dan E2 merupakan protein utama pada akhirnya dapat menyebabkan

Vol. VI, No.3, Desember 2009 111


terbentuknya sel tumor atau sel untuk mengeliminasi sel-sel yang ab-
kanker (15). Dari seluruh wanita normal dengan cara meningkatkan
yang terinfeksi HPV, hanya sekitar respon imun seluler (vaksin tera-
25% saja yang dapat menimbulkan petik) (19).
terjadinya cervical intraepithelial neo- Vaksin kanker propilaktik adalah
plasia (CIN) dan hanya 1% diantara- vaksin kanker yang ditujukan untuk
nya yang menderita kanker serviks mencegah terjadinya penyakit kanker
(13). yang disebabkan oleh mikroorganis-
Lebih dari 100 tipe HPV telah me. Upaya pengembangan vaksin
diidentifikasi (13), 40 tipe diantaranya propilaktik untuk mencegah terjadi-
menyebabkan infeksi anogenital nya penyakit kanker yang disebab-
pada wanita dan pria (15). Sebanyak kan oleh mikroorganisme tidak
15 tipe HPV (tipe 16, 18, 31, 33, 35, terlepas dari kemampuan peneliti
39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 73 dan untuk mengidentifikasi mikro-
82) beresiko sangat tinggi dalam me- organisme yang bertanggung jawab
nyebabkan penyakit kanker serviks; terhadap terjadinya penyakit kanker.
3 tipe HPV beresiko tinggi (tipe 26, Cara vaksin kanker propilaktik
53, 66); dan 12 diantaranya mem- meningkatkan respon imun mirip
punyai resiko rendah yaitu HPV tipe dengan cara kerja vaksin tradisional,
6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72, 81 yaitu berdasarkan jenis antigen yang
dan CP6108 (14). digunakan sebagai vaksin untuk
DNA virus HPV terdeteksi pada menimbulkan respon imun sehingga
90% penderita kanker serviks (16) dan apabila ada invasi miroorganisme
sekitar 70% penyebabnya adalah yang masuk akan segera dikenali dan
HPV tipe 16 dan tipe 18 (17). HPV dimusnahkan. Dengan demikian jika
tipe 16 dan 18 juga penyebab 80% mikroorganisme yang bertanggung
kanker anus dan 30% kanker vulva jawab terhadap proses terjadinya sel
(18). HPV ditularkan melalui hubung- kanker dapat dicegah maka terben-
an seks, sekali penderita terinfeksi, tuknya sel kanker itupun akan dapat
HPV akan menjadi persisten dan dihindari.
menetap di dalam sel hospes (13). Pada tahun 2006 Food and Drug
Administration (FDA) Amerika Serikat
VAKSIN KANKER telah menyetujui penggunaan vaksin
PROPILAKTIK kanker (Gardasil®), yang dapat men-
cegah infeksi HPV tipe 16 dan tipe
Tujuan penggunaan vaksin 18 yang menjadi penyebab utama
kanker adalah untuk merangsang (70%) terjadinya kasus penyakit kan-
produksi antibodi netralisasi yang ker serviks di seluruh dunia. Gardasil
dapat menghambat infeksi virus yang juga dapat mencegah infeksi HPV
menyebabkan timbulnya sel-sel tipe 6 dan tipe 11 yang dapat menye-
kanker (vaksin propilaktik), atau babkan genital warts (20). Kasus geni-

112 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


tal warts ini 90 % disebabkan oleh tidak boleh diberikan pada wanita
infeksi HPV tipe 6 dan tipe 11. Pada hamil, wanita yang sedang sakit berat
tahun 2008 FDA memberikan per- dan hipersensitif terhadap komponen
setujuan penggunaan Gardasil untuk vaksin (22).
pencegahan kanker vulva dan kanker Vaksin kanker propilaktik ter-
vagina. Gardasil diproduksi oleh hadap HPV yang kedua adalah Cer-
Merck & Company, merupakan vaksin varix®, diproduksi oleh GlaxoSmith-
quadrivalent, diproduksi melalui Kline, penggunaannya telah disetujui
teknik rekayasa protein, terdiri dari di Uni Eropa. Vaksin Cervarix ini
4 tipe virus-like particles (VLPs), merupakan vaksin bivalent, yang
masing-masing identik dengan pro- terdiri dari virus-like particles (VLPs)
tein kapsid virus dari HPV tipe 6, 11, HPV tipe 16 dan 18, sehingga hanya
16 dan 18, sehingga dapat merang- dapat mencegah infeksi HPV tipe 16
sang pembentukan antibodi terhadap dan 18 saja (21). Penggunaan vaksin
HPV tipe 6, 11, 16 dan 18 (20, 21). kanker untuk mencegah infeksi HPV
Imunisasi Gardasil dianjurkan tipe 16 dan 18 ini telah memberikan
diberikan pada wanita berumur 9-12 perlindungan dan mengurangi resiko
tahun, akan tetapi dapat juga di- terjadinya kanker serviks, kanker
berikan pada wanita yang berumur vagina, kanker vulva, bahkan dapat
antara 9-26 tahun. Imunisasi yang juga mencegah infeksi kronis lain
paling efektif diberikan pada wanita yang dapat menyebabkan kanker
yang belum pernah melakukan pada anus, penis dan orofaring (20,
hubungan seks (22). Jadwal imunisasi 25). Cara pemberian vaksin Cervarix,
adalah diberikan sebanyak 3 kali sama dengan cara pemberian vaksin
suntikan intra muskular 0,5 ml Gardasil, yaitu diberikan 3 kali 0,5
Gardasil pada 0, 2 dan 6 bulan (23). ml secara intra muskular pada 0, 1
Efektifitas vaksin Gardasil di- dan 6 bulan (15).
perkirakan antara 70-100% dan Beberapa penelitian mengguna-
diperkirakan dapat mengurangi insi- kan vaksin bivalent ini menunjukkan
densi kasus kanker serviks sampai bahwa efektifitas vaksin Cervarix
90%. Lama proteksi vaksin belum cukup tinggi yaitu mencapai lebih
diketahui akan tetapi dari beberapa dari 90%, dan dapat bertahan sampai
penelitian diperkirakan sampai 5 4,5 tahun (26, 27).
tahun (15, 24). Disamping kedua jenis vaksin
Efek samping vaksin Gardasil diatas, vaksin kanker propilaktik
jarang ditemukan, umumnya berupa lainnya yang telah disetujui oleh FDA
rasa sakit pada tempat penyuntikan, Amerika Serikat adalah vaksin HBV,
gatal, demam ringan, nausea, dizzi- yaitu vaksin virus hepatitis B dan saat
ness, diare, muntah, sakit kepala, ini telah digunakan di seluruh dunia.
batuk, lesu dan insomnia (20). Infeksi kronis virus hepatitis B dapat
Adapun kontraindikasinya adalah menimbulkan kanker hati. Vaksinasi

Vol. VI, No.3, Desember 2009 113


HBV yang diberikan segera setelah terdiri dari senyawa self antigens dan
bayi dilahirkan dapat mencegah dan non-self antigens (cancer-associated an-
mengurangi insidensi penyakit tigens). Sel kanker kadangkala meng-
kanker hati (28). alami mutasi genetik sehingga sel
kanker tidak lagi dikenali sebagai
VAKSIN KANKER TERAPETIK cancer-associated antigens. Disamping
itu sel kanker memproduksi senyawa
Vaksin kanker terapetik adalah kimia yang dapat menghambat
vaksin kanker yang digunakan untuk respon imun dari sel T-sitotoksik.
memperlambat atau mencegah Dengan demikian sekalipun sel
pertumbuhan sel kanker dan untuk kanker dapat dikenali sebagai sel
mengeliminasi sel-sel kanker yang asing akan tetapi seringkali lolos dari
tidak dapat dimusnahkan dengan serangan sistem imun tubuh (29).
cara terapi konvensional. Beberapa Efektifitas vaksin kanker tera-
penelitian telah dilakukan untuk petik, tergantung pada (i). selek-
mendapatkan vaksin terapetik untuk tifitas vaksin yang dapat merangsang
mengobati kanker serviks yang respon imun spesifik terhadap sasar-
disebabkan oleh HPV. Walaupun an sel kanker yang tepat; (ii). respon
beberapa kandidat vaksin terapetik imun yang dirangsang oleh vaksin
HPV telah dikembangkan untuk kanker harus sangat kuat dan mampu
memperoleh respon imun sel T mengatasi barier yang dibuat oleh sel
sitotoksik terhadap sel-sel kanker kanker, sehingga sel kanker tidak
serviks, namun diperkirakan vaksin dapat lolos dari serangan antibodi
yang paling menjanjikan adalah dan sel T-sitotoksik. Berdasarkan
vaksin yang dapat menghambat pemahaman tersebut dapat dirancang
ekspresi onkoprotein E6 dan E7 HPV. suatu vaksin kanker terapetik yang
Vaksin terapetik yang ditujukan pada mampu mengatasi perkembangan sel-
onkoprotein E6 dan E7 ini diharap- sel kanker (30, 31).
kan mampu menghentikan pertum- Vaksin kanker terapetik dibuat
buhan kembali sel kanker yang dengan menggunakan antigen yang
disebabkan oleh HPV (14, 16). berasal dari sel kanker. Cancer-asso-
Pengembangan vaksin kanker ciated antigens yang digunakan antara
terapetik memerlukan pemahaman lain berupa senyawa karbohidrat,
terhadap bagaimana interaksi antara glikoprotein dan gangliosida. Vaksin
sistem imun dengan sel kanker kanker terapetik dapat juga dibuat
terjadi. Umumnya sistem imun tidak dari sel-sel kanker yang telah dile-
dapat mengenali sel-sel kanker mahkan atau dimatikan yang me-
sebagai suatu susbtansi asing, se- ngandung cancer-associated antigens.
hingga sistem imun tidak melakukan Sel-sel kanker tersebut dapat berasal
serangan terhadap sel-sel kanker. Hal dari penderita sendiri (vaksin auto-
ini disebabkan karena sel kanker logus), atau berasal dari penderita

114 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


kanker lainnya (vaksin allogenik). terapetik yang digunakan untuk
Berbagai jenis cancer-associated anti- mengobati penyakit kanker dan
gens, yaitu molekul yang berasal dari meningkatkan daya tahan tubuh
sel-sel kanker termasuk sel kanker terhadap kanker. Vaksin kanker yang
payudara, prostat, kolon, pankreas, telah disetujui penggunaannya oleh
paru-paru, rahim dan sel kanker FDA Amerika Serikat adalah vaksin
kulit, telah digunakan sebagai kan- propilaktik untuk mencegah timbul-
didat vaksin kanker terapetik. nya penyakit kanker serviks yang
Molekul-molekul spesifik, antara lain disebabkan oleh human papilloma vi-
carcinoembryonic antigen (CEA), rus (HPV) dan vaksin kanker untuk
cancer testis antigens, Mucin-1 mencegah penyakit kanker hati yang
(MUC1), gangliosida dan mutan disebabkan oleh virus hepatitis B.
protein p53, telah diteliti sebagai Efektifitas vaksin kanker yang
kandidat vaksin kanker (1, 5, 6, 32, dapat mencegah kanker serviks
33, 34, 35, 36). Walaupun berbagai (Gardasil dan Cervarix) sekitar 70-
jenis antigen yang berhubungan 100% dan diperkirakan dapat mengu-
dengan sel kanker telah berhasil rangi insidensi kasus kanker serviks
diidentifikasi kapasitasnya dalam sampai 90%. Lama proteksi vaksin
merangsang respon imun khususnya diperkirakan sampai 5 tahun, jika
respon imun selular, namun respon diberikan pada wanita yang berumur
imunnya masih sangat bervariasi dan antara 9-26 tahun dan belum pernah
masih dibutuhkan penelitian- melakukan hubungan seks.
penelitian lanjutan untuk menemukan Saat ini vaksin kanker terapetik
jenis cancer-associated antigens baru yang ditujukan untuk terapi kanker
yang mampu menstimulasi respon masih terus dikembangkan. Berbagai
imun yang potensial dalam mengatasi kandidat vaksin kanker terapetik
berbagai sel kanker (37). Sampai saat masih dalam fase uji klinik dan belum
ini beberapa vaksin kanker terapetik ada yang disetujui penggunaannya
masih terus dikembangkan dan untuk pengobatan kanker.
sedang dalam fase uji klinik (38).
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
1. Pardoll DM. 2008. Cancer immu-
Vaksin kanker adalah sediaan nology. In: MD Abeloff, JO
farmasi yang berfungsi untuk men- Armitage, JE Niederhuber, MB
stimulasi respon imun sehingga Kastan, WG McKenna, editors.
mampu mengatasi penyakit kanker. Abeloff’s Clinical Oncology. 4th ed.
Terdapat dua jenis vaksin kanker Philadelphia: Churchill Living-
yaitu vaksin kanker propilaktik yang stone.
digunakan untuk mencegah ter- 2. Murphy KM, P Travers, M Wal-
jadinya kanker dan vaksin kanker port, editors. 2007. Janeway’s

Vol. VI, No.3, Desember 2009 115


Immunobiology. 7th ed. New 11. Schiffman M, PE Castle, J Jero-
York: Garland Science. nima, AC Rodrugues, S Wachol-
3. Waldmann TA. 2006. Effective der. 2007. Human papillomavirus
cancer therapy through immuno- and cervical cancer. Lancet; 370:
modulation. Annual Review of 890-907.
Medicine; 57: 65–81. 12. Lowy DR, JT Schiller. 2006. Pro-
4. Emens LA. 2008. Cancer vac- phylactic human papillomavirus
cines: On the threshold of suc- vaccines. Journal of Clinical Inves-
cess. Expert Opinion on Emerging tigation; 116(5): 1167–1173.
Drugs ; 13(2): 295–308. 13. Urman CO, AB Gottlieb. 2008.
5. Sioud M. 2007. An overview of New viral vaccines for dermato-
the immune system and techni- logic disease. J Am Acad Dermatol;
cal advances in tumor antigen 58: 361-70.
discovery and validation. Me- 14. Gnanamony M, A Peedicayil, P
thods in Molecular Biology; 360: Abraham. 2007. An overview of
277–318. human papillomaviruses and cur-
6. Pazdur MP, JL Jones. 2007. Vac- rent vaccine strategies. Indian J
cines: An innovative approach to Med Microbiol; 25: 10-7.
treating cancer. Journal of Infusion 15. Wang KL. 2007. Human papillo-
Nursing; 30 (3):173–178. mavirus and vaccination in cer-
7. Lollini PL, F Cavallo, P Nanni, G vical cancer. Taiwan J Obstet
Forni. 2006. Vaccines for tumor Gynecol; 46: 352-62.
prevention. Nature Reviews Can- 16. Roden R, TC Wu. 2003. Preven-
cer; 6 (3):204–216. tative and therapeutic vaccines
8. Frazer IH, DR Lowy, JT Schiller. for cervical cancer. Expert Rev
2007. Prevention of cancer Vaccines; 2: 495-516.
through immunization: Pros- 17. Rouzier R, C Uzan, P Collinet.
pects and challenges for the 21st 2007. HPV vaccination: Prin-
century. European Journal of Im- ciples, results and future per-
munology; 37(Suppl 1): S148–S155. spectives. J Gynecol Obstet Biol
9. Parkin DM. 2006. The global Reprod; 36: 13-8.
health burden of infection-asso- 18. Chesson HW, DU Ekwueme, M
ciated cancers in the year 2002. Saraiya, LE Markowitz. 2008.
International Journal of Cancer; Cost-effectiveness of human
118(12): 3030–3044. papillomavirus vaccination in the
10. Mueller NE. 2003. Cancers United States. Emerg Infect Dis;
caused by infections: Unequal 14: 244-51.
burdens. Cancer Epidemiology, 19. Hung Chien-Fu, A Monie, RD
Biomarkers & Prevention; 12(3): Alvarez, TC Wu. 2007. DNA vac-
237s. cines for cervical cancer: From

116 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


bench to bedside. Exp Mol Med; L1 virus-like particle vaccine in
39: 679-89. male and female adolescents and
20. Sharma R, CL Sharma. 2007. young adult women. Pediatrics;
Quadrivalent human papillo- 118: 2135-45.
mavirus recombinant vaccine: 26. Paavonen J, D Jenkins, FX Bosch,
The first vaccine for cervical can- P Naud, J Salmerón, CM Whee-
cers. J Cancer Res Ther; 3: 92-5. ler, et al. 2007. Efficacy of a pro-
21. Hildesheim A, R Herrero, S Wa- phylactic adjuvanted bivalent L1
cholder, AC Rodriguez, D Solo- virus-like-particle vaccine
mon, MC Bratti, et al. 2007. Ef- against infection with human
fect of human papillomavirus 16/ papillomavirus types 16 and 18
18 L1 viruslike particle vaccine in young women: An interim
among young women with pre- analysis of a phase III double-
existing infection: A randomized blind randomized controlled
trial. JAMA; 298: 743-53. trial. Lancet; 369: 2161-70.
22. Ackerman LK. 2008. Update on 27. Harper DM, EL Franco, CM
immunizations in children and Wheeler, AB Moscicki, B Roma-
adolescents. Am Fam Physician; nowski, CM Roteli-Martins, et al.
77: 1561-68. 2006. Sustained efficacy up to 4.5
23. Markowitz LE, EF Dunne, M Sa- years of a bivalent L1 virus-like
raiya, HW Lawson, H Chesson, particle vaccine against human
ER Unger, et al. 2007. Quadri- papillomavirus types 16 and 18:
valent human papillomavirus Follow-up from a randomized
vaccine. MMWR Recomm Rep; 56: control trial. Lancet; 367: 1247-
1-24. 55.
24. Villa LL, RL Costa, CA Petta, RP 28. U.S. Centers for Disease Control
Andrade, J Paavonen, OE Iver- and Prevention. 2005. A compre-
sen, et al. 2006. High sustained hensive immunization strategy
efficacy of a prophylactic qua- to eliminate transmission of
drivalent human papillomavirus hepatitis B virus infection in the
types 6/11/16/18 L1 virus-like United States: Recommendations
particle vaccine through 5 years of the Advisory Committee on
of follow-up. Br J Cancer; 95:1459- Immunization Practices (ACIP)
66. Part 1: Immunization of infants,
25. Block SL, T Nolan, C Sattler, E children, and adolescents. Mor-
Barr, KE Giacoletti, CD Mar- bidity and Mortality Weekly Report;
chant, et al. 2006. Comparison of 54(No. RR–16):1–23.
the immunogenicity and reac- 29. Rivoltini L, P Canese, V Huber,
togenicity of a prophylactic et al. 2005. Escape strategies and
quadrivalent human papillo- reasons for failure in the inter-
mavirus (types 6, 11, 16, and 18) action between tumor cells and

Vol. VI, No.3, Desember 2009 117


the immune system: How can we 34. Parmiani G, A De Filippo, L No-
tilt the balance towards immune- vellino, C Castelli. 2007. Unique
mediated cancer control? Expert tumor antigens: Immunobiology
Opinion on Biological Therapy; 5(4): and use in clinical trials. The Jour-
463–476. nal of Immunology; 178(4): 1975–
30. Renkvist N, C Castelli, PF Rob- 1979.
bins, G Parmiani. 2001. A listing 35. Finn OJ. 2008. Cancer immunol-
of human tumor antigens recog- ogy. The New England Journal of
nized by T cells. Cancer Immunol- Medicine; 358(25): 2704–2715.
ogy and Immunotherapy; 50(1): 3– 36. Schlom J, PM Arlen, JL Gulley.
15. 2007. Cancer vaccines: Moving
31. Parmiani G, V Russo, A Marrari, beyond current paradigms. Clini-
et al. 2007. Universal and stem- cal Cancer Research; 13(13): 3776–
ness-related tumor antigens: Po- 3782.
tential use in cancer immuno- 37. Schlom J, PM Arlen, JL Gulley.
therapy. Clinical Cancer Research; 2007. Cancer vaccines: Moving
13(19): 5675–5679. beyond current paradigms. Clini-
32. Curigliano G, G Spitaleri, M cal Cancer Research; 13(13): 3776–
Dettori, et al. 2007. Vaccine im- 3782.
munotherapy in breast cancer 38. Rosenberg SA, JC Yang, NP
treatment: Promising, but still Restifo NP. 2004. Cancer immu-
early. Expert Review of Anticancer notherapy: Moving beyond cur-
Therapy; 7(9): 1225–1241. rent vaccines. Nature Medicine;
33. Lollini PL, G Forni. 2003. Cancer 10(9): 909–915.
immunoprevention: Tracking
down persistent tumor antigens.
Trends in Immunology; 24(2): 62–
66.

118 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

View publication stats

You might also like