You are on page 1of 15

PERBEDAAN KETERSEDIAAN PANGAN PANTI, TINGKAT

KECUKUPAN ENERGI-PROTEIN DAN STATUS GIZI LANSIA


PEREMPUAN ANTARA PANTI WREDHA NEGERI DAN SWASTA
(Studi di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Provinsi Jawa Tengah dan Panti Wredha
Harapan Ibu Kota Semarang Tahun 2019)
Yulinar Tri Pamungkas
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro,
yulinartripamungkas@gmail.com
ABSTRACT
ix + 100 Page + 21 table + 15 attachment
Previous studies found nutritional status in the underweight category of Homecare compared
with elderly living in non-orphanages dominated by women.7 Purpose of the study was to
analyze differences between National Homecare and Private Homecare of the food
availability, Energy-Protein Sufficiency Level and nutritional status of elderly women. The
research method uses a cross sectional approach. The population is the elderly who live in
the Semarang City Homecare. The sampling technique uses a purposive sampling method
with the inclusion and exclusion criteria of elderly women in National and Private Homecare
of 30 and 32 respondents. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the
Shapiro Wilk statistical test, different tests: Chi Square, Mann Whitney U and Independent
Sample T-Test. The results showed a p value of 0.001 on the availability food between
National and Private Homecare. There is a difference in the energy sufficiency level of
elderly women with a value of difference (p = 0.001) between National and Private
Homecare. There is a difference in the level of protein adequacy of elderly women with a
difference value (p = 0.001) between National and Private Homecare. And there is no
difference in the nutritional status of elderly women based on Body Mass Index (BMI) with a
difference value (p = 0.125) between National and Private Homecare. There was no
difference in nutritional status based on the circumference of the elderly abdominal women
with a value difference (p = 0.359) between National and Private Homecare. It can be
concluded that there are differences in the variables of food availability, the energy-protein
sufficiency Level in elderly women and there is no difference in nutritional status based on
BMI and the stomach circumference of elderly women between National and Private
Homecare.
Keywords:Food Availability, Energy-Protein Sufficiency Level, Women Elderly, Homecare
Bibliography:
a. Pendahuluan Selain itu, lanjut usia yang
Undang Undang Republik mengalami malnutrisi beresiko
Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 terhadap beberapa komplikasi
tentang kesehatan menyatakan penyakit yang mempengaruhi
bahwa meningkatkan kesadaran, kualitas hidup serta meningkatnya
kemauan dan kemampuan hidup resiko kematian.3 Masalah kesehatan
sehat bagiosetiap individu lanjut usia menurut data statistik
agarrterwujuddderajat kesehatan terdapat 55,21% mengalami keluhan
masyarakat yangosetinggi-tingginya kesehatan terjadi pada kelompok
sebagai investasi bagi pembangunan lanjut usia perempuan.4 Menurut
sumber daya manusia yang produktif Departemen Kesehatan pada tahun
secara sosial dan ekonomi serta 2009 terdapat 3,4% lanjut usia yang
sebagai salah satu unsur mengalami kurang gizi.5,6
kesejahteraan umum. Perbaikan gizi Pertambahan penduduk lanjut
masyarakat ditujukan untuk usia terutama kelompok berjenis
peningkatan mutu gizi perorangan kelamin perempuan lebih tinggi
dan masyarakat. Salah satu sebesar 12,34 % dibandingkan lelaki
peningkatan mutu gizi yaitu 8,78% pada tahun 2018 memberikan
peningkatan askes dan mutu dampak positif dan negatif.4 Dampak
pelayanan gizi yang sesuai dengan negatifnya bahwa lanjut usia memiliki
kemajuan ilmu dan teknologi. kondisi masalah kesehatan terutama
Perbaikan gizi ini ditujukan pada kebutuhan gizi.4 Panti Wredha
seluruh siklus kehidupan sejak dalam merupakan lembaga atau institusi
kandungan hingga lanjut usia.1 sebagai tempat tinggal yang
Masa lanjut usia merupakan melaksanakan rehabilitasi sosial bagi
tahap akhir dalam siklus kehidupan lanjut usia.2 Panti Wredha di Provinsi
yang diharapkan dapat memiliki Jawa Tengah diselenggarakan oleh
kehidupan yang berkualitas, mandiri, yayasan negeri dan swasta. Panti
dan menua sehat.2 Lanjut usia salah Wredha memiliki keadaan cukup
satuukelompok usia yanggrawan memprihatinkan karena terdapat
menderita gizi kurang dengan perbedaan pemahaman
diperburuk oleh penyakit degeneratif. penyelenggaraan sistem pelayanan
Lanjut usia yang menderita gizi oleh pengelola. Jumlah dan mutu
kurang memiliki respon pada sistem pengelola relatif kurang memenuhi
kekebalan tubuh berkurang dan prasyarat suatu panti yang ideal.3 Hal
mudah terserang infeksi sehingga ini dapat menyebabkan mutu
dalam proses perawatan pelayanan yang rendah berdampak
membutuhkan waktu yang lama.3
pada derajat kesehatan dan gizi kurangnya variasi makanan, sistem
lanjut usia pada Panti Wredha.3 kekebalan tubuh, sistem metabolisme
Kebutuhan gizi lanjut usia tubuh dan pendidikan, kesehatan gigi
perempuan menjadi penting dan mulut.3,8
mengingat proporsi lanjut usia Manajemen penyelenggaraan
perempuan yang lebih tinggi yang gizi pada Panti Wredha yang baik
mengakibatkan bertambah besar dapat memenuhi kebutuhan gizi pada
kebutuhan perawatan pada instansi lanjut usia.12 Manajemen dalam
dan perawatan yang lebih intensif. penyelenggaraan gizi pada institusi
Penelitian sebelumnya berpengaruh secara tidak langsung
terdapat masalah gizi lanjut usia terhadap kebutuhan gizi pada
12
pada beberapa Panti Wredha di penghuni. Ketersediaan pangan
Indonesia. Penelitian yang dilakukan institusi merupakan hasil dari
oleh Eviyati pada tahun 2004 yang manajemen penyelenggaraan
menyimpulkan bahwa terdapat status makanan dalam institusi.7 Apabila
gizi dalam kategori kurang pada panti ketersediaan pangan dibawah
Wredha di bandingkan dengan lansia harapan maka dapat berpengaruh
yang tinggal di non panti yang terhadap tingkat kecukupan gizi.13
didominasi oleh perempuan.7 Pada Menurut studi pendahuluan
penelitian terbaru tahun 2016 oleh yang dilakukan manajemen
Nurfantri mengenai lanjut usia yang penyelenggaraan makanan pada
tinggal di panti mengalami gizi kurang panti negeri dan panti swasta
sebanyak 21 orang.10 Status gizi berbeda-beda. Menurut penelitian Sri
lanjut usia dalam kategori kurang Iswanti pada tahun 2011
terjadi akibat tingkat kecukupan menyimpulkan bahwa terdapat
energi dan tingkat kecukupan protein perbedaan pengelolaan antara panti
yang kurang.10 Pada penelitian yang berstatus negeri dengan panti
Agavita tahun 2008 yang yang berstatus swasta.14 Perbedaan
menyatakan bahwa lanjut usia tersebut yaitu panti Wredha yang
perempuan memiliki status gizi dikelola oleh institusi negeri dalam
berlebih sebesar 46,42% yang pengembangan terutama pendanaan
disebabkan oleh sedangnya asupan banyak ditopang dana dari
protein yang dapat mempertahankan pemerintah.14 Sedangkan di swasta
energi dan keseimbangan dalam dalam bidang pengelolaan lebih
tubuh.11 Terdapat beberapa faktor banyak didanai oleh yayasan, maka
yang mempengaruhi malnutrisi pada dana lebih banyak untuk
lanjut usia antara lain lama tinggal di operasioanal kebutuhan sehari-hari
panti Wredha, ketersediaan pangan, lansia sehingga dalam implementasi
pengelolaan manajemen perlu lanjut usia perempuan yang tinggal
mempertimbangkan efektif dan dalam Panti Wredha Negeri dan Panti
15
efisien suatu sistem tersebut. Wredha Swasta yang memenuhi
Beberapa hasil penelitian
kriteria inklusi. Sampel pada
sebelumnya telah diketahui
penelitian sebesar 62 lanjut usia
prevalensi status gizi kurang lanjut
perempuan diwakili oleh 30 lanjut
usia penghuni panti Wredha masih
usia perempuan di Panti Wredha
tinggi. Namun belum banyak yang
Negeri dan 32 lanjut usia perempuan
diketahui gambaran ketersediaan
pangan panti dan tingkat kecukupan di Panti Wredha Swasta. Lokasi
energi serta protein yang belum pada Penelitian di Panti berstatus Negeri di
panti Wredha dengan jenis panti Unit Rehabilitasi Sosial Pucang
Wredha negeri dan panti Wredha Gading Provinsi Jawa Tengah dan
swasta. Sehingga dari berbagai Panti Wredha berstatus Swasta di
masalah gizi pada lanjut usia Panti Wredha Harapan Ibu Gondoriyo
perempuan tersebut penelitian ini
Ngaliyan Kota Semarang. Alat Ukur
dilakukan untuk mengetahui
dalam penelitian menggunakan
perbedaan ketersediaan pangan
stadiometer, knee high caliper
panti, tingkat kecukupan energi
kuesioner URT dan penimbangan
protein dan status gizi lanjut usia
makanan. Pengujian dilakukan
perempuan dalam Panti Wredha
dengan menggunakan Chi Square,
Negeri yaitu Panti Wredha Unit
Mann Whitney U dan Independent
Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
Sample T-Test.
Provinsi Jawa Tengah dan Panti
c. Hasil dan Pembahasan
Wredha Swasta yaitu Panti Wredha
1. Hasil
Harapan Ibu Kota Semarang.
Tabel 1. Karakteristik Lanjut
b. Metode Usia Perempuan
Metode Penelitian yang Panti Wredha
Panti Panti
dilakukan merupakan penelitian Kategori Wredha Wredha
Negeri Swasta
deskriptif kuantitatif dengan n % n %
Usia (tahun) :
menggunakan metode cross sectional 60 – 64 0 0 2 6.2
65 – 80 30 100 30 93.8
dan pengambilan sampel Jumlah 30 100 32 100
Pendidikan Lanjut Usia
menggunakan purposive sampling. Perempuan:
Tamat
27 90 29 9,6
Populasi pada penelitian tersebut SD/Sederajat
Tamat
adalah seluruh penghuni Panti SMP-SMA 2 6.7 0 0
sederajat
Wredha Negeri dan Panti Wredha Tamat
Akademik/P 1 3.3 3 9.4
Swasta. Sampel pada populasi adalah T
Jumlah 30 100 32 100
Pendapatan per bulan Skor mutu Pola Pangan Harapan
(rupiah):
≤ Rp 401.220 pada variabel Panti Wredha Negeri
27 90.0 29 90.6
per bulan
>Rp 401.220 lebih tinggi dalam kategori perak
3 10.0 3 9.4
perbulan
Jumlah 30 100 32 100 dibandingkan dengan Panti
Karakteristik Lanjut Usia
Wredha Swasta dalam kategori
Perempuan pada Panti Wredha
segitiga perunggu berdasarkan
Negeri dan Panti Wredha Swasta
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
sebagian besar berusia 65-80
dalam Badan Ketahanan Pangan
tahun, tingkat pendidikan lanjut
Indonesia tahun 2014 dalam
usia sebagian besar tamat sekolah
kategori segitiga piramida.
dasar dan rata-rata pendapatan
dalam kategori miskin dengan Tabel 3. Hasil Uji Beda
Ketersediaan Pangan Panti
pendapatan dibawah Rp 401.220,-. berdasarkan Skor Pola Pangan
Tabel 2. Hasil Perhitungan Skor Harapan di Panti Werdha
Pola Pangan Harapan antara Negeri dan Swasta
Panti
Panti Wredha Negeri dan Panti Wredha
Wredha Swasta Kate- PW PWS Jml
Panti Wredha Panti Wredha gori N
Negeri Swasta Skor
N Kelompok
Berat Skor Berat Skor PPH
o Pangan
(g) PPH (g) PPH Segi- Count 0 32 32
tiga Exp.Count 15,5 16,5 32,0
1 Padi- 179,8 16 180 24
Padian 3 Perung- % within .0% 100, 100,0
2 Umbi- 28 0,5 0 0 gu PPH 0% %
Umbian Segi- Count 30 0 30
3 Pangan 103,6 16 67 14 tiga Exp.Count 14,5 15,5 30,0
Hewani 5 Perak % within 100, .0% 100,0
4 Minyak 30 5 35 5 PPH 0% %
dan Lemak
Jumlah Count 32 30 62
5 Buah/biji 61 5 61 5
berminyak Exp.Count 32,0 30,0 62,0
6 Kacang- 234,5 10 106,6 10 % within 100, 100, 100,0
kacangan 3 7 PPH 0% 0% %
7 Gula 20 2 19,33 2 Nilai p 0,001¥*
8 Sayur dan 293 30 86 5 Keterangan:* Signifikan (p < 0,05 ); ¥ Chi square
Buah
9 Lain-lain 10 0 3 0
Total 84,5* 65∞ Hasil penelitian
Keterangan: *) Segitiga Perak; ∞) Segitiga
Perunggu menunjukkan bahwa ada
Hasil penelitian
perbedaan ketersediaan pangan
menunjukkan bahwa ada
berdasarkan skor Pola Pangan
perbedaan ketersediaan pangan
Harapan pada Panti Wredha
berdasarkan skor Pola Pangan
Negeri “Unit Rehabilitasi Sosial
Harapan pada Panti Wredha
Pucang Gading” Jawa Tengah dan
Negeri “Unit Rehabilitasi Sosial
Panti Wredha Swasta “Panti
Pucang Gading” Jawa Tengah dan
Wredha Harapan Ibu” Kota
Panti Wredha Swasta “Panti
Semarang dengan nilai p = 0,001.
Wredha Harapan Ibu” Kota
Skor mutu Pola Pangan Harapan
Semarang dengan nilai p = 0,001.
pada variabel Panti Wredha Negeri
lebih tinggi dalam kategori perak panti werdha swasta sebesar
dibandingkan dengan Panti 72.14±6.44% AKP.
Wredha Swasta dalam kategori Tabel 5. Status Gizi
Berdasarkan Indeks Massa
segitiga perunggu berdasarkan
Tubuh (IMT) dan Lingkar
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Perut Lanjut Usia Perempuan
di Panti Werdha Negeri dan
dalam Badan Ketahanan Pangan
Swasta
Indonesia tahun 2014 dalam Panti Wredha
Panti Wredha Panti Wredha
Kate- Negeri Swasta
kategori segitiga piramida. gori IMT LP IMT LP
(kg/m2) (cm) (kg/ (cm)
m2)
Tabel 4. Rerata Tingkat Status Gizi
Min 15.16 66 13,3 73
Kecukupan Energi-Protein 9
Lanjut Usia Perempuan di Max 34.37 103 31,5 108
9
Panti Werdha Negeri dan Mean ± 20.01±3. 79.2 22.9
81±10.
Swasta SD 86 5±9. 9±4.
79
Panti Wredha 26 65
PWN PWS Nilai p 0,125‡ 0,35
Kate- 9‡
Energi Pro- Energi Pro-
gori
(%) tein (%) tein Keterangan:* Signifikan (p < 0,05 ); ‡ Mann
(%) (%) whitney U
TKE
dan Hasil penelitian
TKP
Min 67 74 50.33 59 menunjukkan bahwa rerata status
Max 87.96 93 81.36 82.3
3
Mean ± 75.74± 83.1 61.11± 72.1
gizi berdasarkan Indeks Masa
SD 5.32 7±4. 7.30 4±6.
82 44 Tubuh (IMT) lanjut usia
Nilai p <0,001 <0,0

01§ perempuan yang tinggal di Panti

Keterangan:* Signifikan (p < 0,05 ); Mann
whitney; § Independent t Werdha Negeri sebesar
Rerata tingkat kecukupan 20.01±3.86 kg/m2 lebih rendah
energi lanjut usia perempuan di dibandingkan dengan Panti
panti werdha negeri sebesar Werdha Swasta yang memiliki
75.74±5.32 % AKE lebih tinggi rerata status gizi berdasarkan
dibandingkan dengan tingkat Indeks Massa Tubuh (IMT) pada
kecukupan energi lanjut usia lanjut usia perempuan sebesar
perempuan di panti werdha swasta 22.99±4.65 kg/m2.
61.11±7.30 % AKE. Rerata Rerata status gizi
tingkat kecukupan protein pada berdasarkan lingkar perut lanjut
lanjut usia perempuan yang usia perempuan yang tinggal di
tinggal di panti werdha negeri Panti Wredha Negeri sebesar
sebesar 83.17±4.82 % AKP lebih 79.25±9.26 cm, lebih rendah
tinggi dibandingkan dengan rerata dibandingkan dengan rerata status
tingkat kecukupan protein lanjut gizi berdasarkan lingkar perut
usia perempuan yang tinggal di lanjut usia perempuan yang
tinggal di Panti Werdha Swasta swasta sehingga hipotesis
sebesar 81±10.79 cm. penelitian Ho diterima dan Ha
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil ditolak.
Perbedaan Ketersediaan
Pangan Panti, Tingkat
Kecukupan Energi-Protein Dan 2. Pembahasan
Status Gizi Lansia Perempuan
a. Uji Beda Ketersediaan
Di Panti Werdha Negeri dan
Pangan Panti Werdha
Swasta
Panti Wredha Negeri dan Panti Werdha
Varia- Panti Panti
Nilai p
Swasta
bel Wredha Wredha Berdasarkan hasil
Negeri Swasta
PPH penelitian menunjukkan
Segi-
tiga <0,001
perung
0 (0%) 32 (100%) ¥
*
bahwa ada perbedaan
-gu
Segi-
ketersediaan pangan
tiga 30 (100%) 0 (0%)
perak berdasarkan skor Pola Pangan
58,33
74,67 (67 – <0,001 Harapan (PPH) dengan nilai
TKE (50,33 – ‡
87,96) *
81,36)
83,17 ± 72,14 ± <0,001 perbedaan p = 0.001 antara
TKP §
4,82 6,44 *
20,01 22,99 Panti Wredha Negeri dan
IMT (15,16 – (13,39 – 0,125‡
34,37) 31,59) Panti Wredha Swasta. Hasil
79,25 (66 – 81 (73 –
LP 0,359‡
103) 108) penelitian sejalan dengan

Keterangan: * Signifikan (p < 0,05 ); ¥ Chi square;
Mann whitney; § Independent t penelitian sebelumnya oleh
Qusna pada tahun 2017 bahwa
Berdasarkan tabel tabel 6 ketersediaan pangan di
menunjukkan bahwa hasil pada Pondok Pesantren dari
variabel Ketersediaan pangan yayasan swasta memiliki skor
panti, Tingkat Kecukupan Energi pola pangan harapan yang
(TKE) dan Tingkat Kecukupan kurang beranekaragam. Selain
Protein (TKP) memiliki perbedaan itu, Penelitian pada tahun
pada Panti Werdha Negeri dan 2014 oleh Khoirul Anwar
Panti Werdha Swasta sehingga bahwa Skor Pola Pangan
hipotesis dalam penelitian Ho Harapan (PPH) pada
ditolak dan Ha diterima. perempuan dewasa belum
Sedangkan status gizi berdasarkan beragam dengan rata-rata skor
Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Pola Pangan Harapan (PPH)
lingkar perut tidak memiliki sebesar 53.1 di Indonesia.63
perbedaan walaupun panti werdha Ketersediaan pangan
negeri mempunyai nilai rata-rata berdasarkan skor Pola Pangan
lebih rendah dibanding panti
Harapan menggambarkan bahwa lanjut usia perempuan
kondisi keanekaragaman sebesar 87.5% di panti
pangan yang tersedia. Wredha negeri mengonsumsi
Perbedaan skor Pola Pangan energi dibawah AKG yang
Harapan pada Panti Wredha lebih tinggi dibandingkan
Negeri dan Panti Wredha dengan lanjut usia perempuan
Swasta antara lain manajemen yang tinggal di non panti
penyelenggaraan makanan dengan energi dibawah AKG
pada Panti Wredha Negeri sebesar 65%.7
lebih terstruktur dan memiliki Berdasarkan hasil
Rencana Anggaran Belanja rerata tingkat kecukupan
yang tersusun dengan baik energi lanjut usia perempuan
serta memiliki daftar menu di Panti Wredha Negeri
setiap bulan, sedangkan pada sebesar 75.74±5.32 % AKE
Panti Wredha Swasta belum lebih tinggi dibandingkan
memiliki manajemen dengan Panti Wredha Swasta
penyelenggaraan makanan 61.11±7.30 % AKE. Rerata
atau standar pelayanan tingkat kecukupan energi pada
minimal dan belum terdapat dua kelompok Panti belum
Rencana Anggaran Belanja mencapai tingkat kecukupan
yang tersusun. energi yang normal pada
b. Uji Beda Tingkat lanjut usia perempuan.
Kecukupan Energi Lanjut
Perbedaan tingkat
Usia Perempuan dalam
Panti Werdha Negeri dan kecukupan energi lanjut usia
Panti Werdha Swasta
perempuan disebabkan oleh
Hasil penelitian
beberapa faktor antara lain
menunjukkan bahwa ada
diluar penelitian seperti sistem
perbedaan pada variabel
penataan porsi yang berbeda.
tingkat kecukupan energi
Panti Wredha Negeri dalam
lanjut usia perempuan dalam
penyelenggaraan makanan
Panti Wredha Negeri dan
pada makanan pokok lebih
Panti Wredha Swasta dengan
disesuaikan dengan selera
nilai perbedaan p = 0.001.
penghuni sedangkan pada
Penelitian ini sejalan dengan
Panti Wredha Swasta
penelitian sebelumnnya oleh
dilakukan dengan takaran
Eviyati pada tahun 2004
yang sama. Selain itu, faktor yang menyatakan bahwa
aktivitas fisik pada Panti tingkat kecukupan protein
Wredha Negeri selalu pada lanjut usia di Panti
dilakukan senam setiap hari Wredha Swasta dalam
untuk penghuni panti dan kategori normal.64
pengurus panti di lapangan Perbedaan tingkat
depan Panti Wredha kecukupan protein lanjut usia
sedangkan Panti Wredha perempuan pada Panti Wredha
Negeri dilakukan senam Negeri dan Panti Wredha
dalam satu minggu sekali. Swasta disebabkan oleh menu
c. Uji Beda Tingkat makan pada Panti Wredha.
Kecukupan Protein Lanjut
Menu makan pada Panti
Usia Perempuan dalam
Panti Werdha Negeri dan Wredha Negeri terstuktur
Panti Werdha Swasta.
dengan rapi dan
Berdasarkan hasil
beranekaragam serta
penelitian menunjukkan
memenuhi standar mutu gizi
bahwa ada perbedaan pada
dengan adanya makanan
variabel tingkat kecukupan
pokok, selingan dan air yang
protein lanjut usia perempuan
cukup, sedangkan pada Panti
dalam Panti Wredha Negeri
Wredha Swasta dalam
dan Panti Wredha Swasta
pengelolaan menu belum
dengan nilai p sebesar
memenuhi keanekaragaman
0.000<0.05. Rerata Tingkat
makanan serta tidak ada
Kecukupan Protein pada
makanan selingan untuk lanjut
lanjut usia perempuan yang
usia perempuan. Selain itu
tinggal di Panti Wredha
penghuni panti kurang selera
Negeri sebesar 83.17±4.82 %
dengan makanan yang
AKP lebih tinggi
disajikan sehingga terdapat
dibandingkan tingkat
sisa makanan yang terbuang.
kecukupan protein lanjut usia
d. Uji Beda Status Gizi
perempuan yang tinggal di
Berdasarkan Indeks Massa
Panti Wredha Swasta sebesar Tubuh (IMT) Lanjut Usia
Perempuan pada Panti
72.14±6.44 % AKP.
Werdha Negeri dan Panti
Penelitian ini tidak sesuai Werdha Swasta
Hasil menunjukkan
dengan penelitian sebelumnya
tidak ada perbedaan status gizi
oleh Desy pada tahun 2014
berdasarkan Indeks Masa Wredha Pucang Gading pada
Tubuh (IMT) lanjut usia tahun 2010 oleh Lucky.65
perempuan yang tinggal di Penelitian ini tidak sejalan
Panti Wredha Negeri dan oleh penelitian Agavita tahun
Panti Wredha Swasta dengan 2008 yang menyatakan bahwa
nilai p = 0.125. Rerata status status gizi pada lanjut usia di
gizi berdasarkan Indeks Masa Panti Wredha mengalami
Tubuh (IMT) lanjut usia status gizi berlebih di Panti
perempuan yang tinggal di Wredha Swasta.11
Panti Wredha Negeri memiliki Perbedaan status gizi
rerata sebesar 20.01±3.86 berdasarkan (IMT)
kg/m2 lebih rendah dipengaruhi oleh beberapa
dibandingkan dengan Panti faktor lain diluar penelitian
Wredha Swasta memiliki antara lain keadaan sistem
rerata status gizi berdasarkan manajemen panti yang
Indeks Massa Tubuh pada berbeda. Lanjut usia
lanjut usia perempuan sebesar perempuan pada Panti Wredha
22.99±4.65 kg/m2. Hasil pada Negeri lebih banyak memiliki
penelitian ini tidak sejalan aktivitas fisik seperti senam
dengan penelitian sebelumnya setiap pagi hari. Sedangkan
pada tahun 2016 oleh pada Panti Wredha Swasta
Nurfantri bahwa terdapat memiliki keterbatasan
lanjut usia yang memiliki aktivitas fisik seperti senam
status gizi kurang di Panti hanya dilakukan satu minggu
Wredha Negeri di Kota satu kali.
Kendari.7 Penelitian pada
kedua kelompok memiliki e. Uji Beda Status Gizi
Berdasarkan Lingkar Perut
rata-rata status gizi
Lanjut Usia Perempuan
berdasarkan Indeks Massa pada Panti Werdha Negeri
dan Swasta
Tubuh (IMT) dalam kategori
Hasil penelitian
normal. penelitian ini sejalan
menunjukkan bahwa tidak ada
dengan penelitian sebelumnya
perbedaan status gizi
bahwa lanjut usia mengalami
berdasarkan lingkar perut
status gizi yang normal di
lanjut usia perempuan dalam
Panti Negeri yaitu Panti
Panti Wredha Negeri dan
Panti Wredha Swasta dengan dalam waktu yang lama terjadi
nilai p= 0.359. Penelitian ini faktor resiko seperti penyakit
tidak menunjukkan pengaruh diabetes melitus.
Panti Wredha dalam keadaan d. Kesimpulan dan Saran
status gizi lanjut usia Kesimpulan
perempuan yang tinggal di 1. Karakteristik Lanjut Usia
Panti Wredha Negeri maupun Perempuan pada Panti Wredha
Panti Wredha Swasta. Rerata Negeri dan Panti Wredha Swasta
status gizi berdasarkan lingkar sebagian besar berusia 65-80
perut pada Panti Wredha tahun, tingkat pendidikan lanjut
Negeri rerata status gizi usia sebagian besar tamat sekolah
berdasarkan lingkar perut dasar dan rata-rata pendapatan
lanjut usia perempuan yang dalam kategori miskin dengan
tinggal di Panti Wredha pendapatan dibawah Rp 401.220,-
Negeri memiliki rerata sebesar 2. Ketersediaan pangan panti
79.25±9.26 cm, lebih rendah berdasarkan skor pola pangan
dibandingkan rerata status gizi harapan pada Panti Wredha
pada Panti Wredha Swasta Negeri lebih tinggi dalam kategori
sebesar 81±10.79 cm. Pada segitiga perak dibanding Panti
rerata kedua kelompok Wredha Swasta dalam kategori
mengalami perbedaan segitiga perunggu. Rata-rata
kategori, pada Panti Wredha tingkat kecukupan energi lanjut
Negeri dalam kategori normal usia perempuan pada Panti
dan Panti Wredha Swasta Wredha Negeri dalam kategori
dalam kategori obesitas kurang dibanding Panti Wredha
sentral. Perbedaan status gizi Swasta dalam kategori kurang.
berdasarkan lingkar perut pada Rata-rata tingkat kecukupan
lanjut usia perempuan protein lanjut usia perempuan
dipengaruhi oleh aktivitas pada Panti Wredha Negeri lebih
fisik yang secara tidak tinggi dalam kategori normal
langsung mempengaruhi dibanding Panti Wredha Swasta
obesitas sentral. Obesitas dalam kategori kurang. Rata-rata
sentral terjadi akibat status gizi berdasarkan Indeks
kurangnya aktivitas fisik. Massa Tubuh (IMT) lanjut usia
Apabila hal ini berlangsung perempuan antara Panti Wredha
Negeri dalam kategori normal dan aspek gizi kualitatif terkait
Panti Wredha Swasta dalam ketersediaan pangan panti,
kategori normal. Rata-rata status diharapkan pengembangan
gizi berdasarkan lingkar perut regulasi dan kerjasama lintas
lanjut usia perempuan pada Panti sektoral untuk peningkatan
Wredha Negeri dalam kategori kualitas dan kuantitas sumber
normal dan panti Wredha swasta daya manusia (pramu rukti) dalam
dalam kategori normal. kelangsungan sistem manajemen
3. Ada perbedaan ketersediaan penyelenggaraan makanan untuk
pangan Panti berdasarkan Skor penghuni panti.
Pola Pangan Harapan antara Panti 2. Penelitian dapat dilanjutkan
Wredha Negeri dan Panti Wredha dalam menganalisis faktor
Swasta. determinan yang mempengaruhi
4. Ada perbedaan tingkat kecukupan asupan makanan pada penghuni
energi pada lanjut usia perempuan panti.
antara Panti Wredha Negeri dan 3. Standar Pelayanan Minimal
Panti Wredha Swasta. (SPM) pada Panti Wredha Negeri
5. Ada perbedaan tingkat kecukupan disarankan sebagai standar acuan
protein pada lanjut usia sistem manajemen pelaksanaan
perempuan antara Panti Wredha panti pada Panti Wredha Swasta.
Negeri dan Panti Wredha Swasta. e. Ucapan Terima Kasih
6. Tidak ada perbedaan yang TerimaLkasih kepada seluruh pihak
bermakna status gizi berdasarkan atas dukunganLdalam menyelesaikan
Indeks Massa Tubuh (IMT) lanjut penelitian ini.
usia perempuan antara Panti f. Daftar Rujukan
1. Undang Undang Republik Indonesia
Wredha Negeri dan Panti Wredha
Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Swasta. Kesehatan
2. Peraturan Menteri Sosial Republik
7. Tidak ada perbedaan yang
Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
bermakna status gizi berdasarkan tentang Standar Nasional Rehabilitasi
Sosial Lanjut Usia.
lingkar perut lanjut usia
3. Hoirun Nisa, Media Litbang
perempuan antara Panti Wredha Kesehatan XVI Nomor 3 Tahun
2006: Artikel Faktor Determinan
Negeri dan Panti Wredha Swasta.
Status Gizi Lansia Penghuni Panti
Saran Werdha Pemerintah DKI Jakarta
Tahun 2004.
1. Dalam rangka pengembangan
4. Ammanullah, Gantjang. Statistik
keanekaragaman pangan sebagai Lanjut Usia Tahun 2018. Katalog
BPS 4104001. Jakarta: Badan Pusat Ilmiah Pusat Studi Sumber Daya
Statistik. 2018 Lansia Lembaga Penelitian
5. Amita Taufik, Nur. Gambaran Status Universitas Negeri Yogyakarta, 2011.
Gizi pada Lanjut Usia (Lansia) di 15. Yuniar Adryana, Elsa. Iis Rahmawati
Panti Werdha Gau Mabaji Kabupaten dan Dini Kurniawati. Hubungan
Gowa. Skripsi Universitas Islam Penyelenggaraan Makanan Sehat
Negeri Alaudin: Makasar, 2011. Seimbang dengan Kejadian Berat
6. Departemen Kesehatan Republik Badan Bawah Garis Merah (BGM)
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia pada Anak Usia 1-3 Tahun di Desa
2008. 2009. Diakses dalam Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo
http://www.depkes.go.id pada tanggal Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah
01 Juli 2018. Universitas Jember, 2013.
7. Yuli Rianto, Eviyati. Perbedaan 16. Nur Husna Putri, Ayuningtyas.
Konsumsi Energi, Protein dan Status Penyelenggaraan Makanan,
Gizi Lansia di Panti dan Non Panti. Konsumsi Pangan, dan Status Gizi
Skripsi 2004. Residen di Unit Pelaksana Teknis
8. Sharlin, Judith dan Sari Edelstein. Terapi dan Rehabilitasi Badan
Buku Ajar Gizi dalam Daur Narkotika Nasional. Skripsi
Kehidupan. Terj Yohanes et al. Departemen Gizi Masyarakat
Jakarta: EGC. 2014. Fakultas Ekologi Manusia. Bogor:
9. Widyakarya Nasional Pangan dan Institut Pertanian Bogor, 2012.
Gizi X 2014. Standar Mutu dan 17. Sutaat, dkk. Lembaga Pelayanan
Kecukupan Gizi. Lembaga Ilmu Kesejahteraan Sosial Pemerintah
Pengetahuan Indonesia. 2014. Daerah di Era Otonom. Jakarta
10. Nurfantri, Dian Yuniar. Identifikasi Timur: P3KS Press IKAPI. 2012.
Status Gizi dan Resiko Malnutrisi 18. Menteri Sosial Republik Indonesia.
pada Lanjut Usia di Panti Sosial Peraturan Menteri Sosial Republik
Tresna Werdha Minaula Kota Indonesia Nomor :106/HUK/ 2009
Kendari. Jurnal Keperawatan dan tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kesehatan Vol 4 No 2:93-99. 2016. Panti Sosial di Lingkungan
11. Cendy Agustien, Agavita. Hubungan Departemen Sosial. Diakses dalam
Antara Kondisi Psikologis, Tingkat www.bphn.go.id pada tanggal 8
Kecukupan Energi –Protein dan Maret 2018.
Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Status 19. Amannullah, Gantjang. Statistik
Gizi di Panti Wredha Harapan Ibu Penduduk Lanjut Usia 2017. Jakarta:
Gondoriyo Semarang. Skripsi Ilmu Badan Pusat Statistik, 2017.
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas 20. Victoria, Debrina. 2013. Studi Faktor
Diponegoro. Semarang, 2008. Risiko, Perilaku Pencegahan dan
12. June Payne-Palacio and Monica Perawatan Hipertensi Pada Lansia
Theis. Foodservice Management: (Studi di Panti Werdha Simeon Hana
Pronciples and Practices13th Ed. Tangerang) Tahun 2011.Epid dan
London: Pearson Education Limited. Penyakit Tropik DKM Undip
2016. Semarang. 2011.
13. Nur Aini, Qusna. Hubungan 21. Setyaningsih. Panti Lansia di
Ketersediaan Pangan dan Asupan Zat Surakarta. Universitas Gajah Mada.
Gizi dengan Kadar Hemoglobin Yogyakarta. 1999.
Santriwati Saat Puasa Ramadhan. 22. Nurul Putri, Farida. Perbedaan
Skipsi Universitas Diponegoro: Tingkat Konsumsi Protein, Vitamin C
Semarang. 2017. dan Zat Besi Pada Remaja Putri di
14. Iswanti, Sri, A. dkk. Identifikasi Panti Asuhan Ikhlasul Amal 1 dan
Potensi Ekonomi Proaktif Para Lansia Pondok Pesantren Al-Anwar. Skripsi
Penghuni Panti Werdha. Penelitian
Universitas Muhammadiyah Lanjut Usia . Jakarta: Direktorat Bina
Semarang. 2016. Pelayanan Sosial Lanjut Usia. 2006.
23. Badan Ketahanan Pangan. Panduan 35. Nur Kholifah, Siti. Buku Bahan Ajar
Penghitungan Pola Pangan Harapan Cetak Keperaatan. Pusdik SDM
(PPH). Jakarta: Badan Ketahanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
Pangan Kementerian Pertanian. 2014. Jakarta: PSDM Kesehatan, 2016.
24. Badan Ketahanan Pangan. Temu 36. Wijaya, O. Strategi Pengembangan
Ilmiah Internasional PERSAGI: Komodias Pangan Unggulan dalam
Ketahanan Pangan dan Gizi. Jakarta: Menunjang Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian, 2014. Wilayah (Studi Kasus di Kabupaten
25. Hanani, Nuhfil. Strategi Pencapaian Batang, Propinsi Jawa Tengah).
Ketahanan Pangan Keluarga. Agraris. Vol. 3 No.1, 48-56. 2017.
Agricultur Economis Electronic 37. Supariasa, I Dewa Nyoman.
Journal, 1(1). 2012 Penentuan Status Gizi. Jakarta: EGC.
26. Minarto. Pedoman Pelayanan Gizi 2002.
Lanjut Usia. Kementerian Kesehatan 38. Soegondo, Diabetes Mellitus,
Republik Indonesia. Jakarta: Bakti Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta:
Husada, 2012. Balai Penerbitan FKUI. 2007.
27. Tika, Chyntiarama Fajtiyan. 39. Muis SF. Buku Ajar Geriatri (Ilmu
Penyelenggaraan Makanan, Kesehatan Usia Lanjut): Gizi pada
Konsumsi Pangan dan Status Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit
Santri Putri Pondok Pesantren FKUI. 2009.
Darussalam Bogor. Skripsi 40. Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Gizi Masyarakat, Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
Fakultas Ekologi Manusia IPB. 2012. 2013. Kemenkes RI. 2013.
28. Arisman. Gizi dalam Daur 41. Kartini, Apoina dkk. Petunjuk
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Praktikum Penentuan Status Gizi
Jakarta: EGC, 2009. Ed.II. Laboratorium Kesehatan
29. Hartono, Andy. Terapi Gizi dan Diet Masyarakat, Universitas Diponegoro.
Rumah Sakit, Kesehatan Masyarakat Semarang: 2016.
II:14-38. Jakarta: EGC. 2008. 42. Fatmah. Osteoporisis dan Faktor
30. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Resikonya pada Lansia Etnis Jawa
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka 43(2):57-67. Media Medika
Utama. 2004. Indonesiana. 2008.
31. Sediaoetama. Ilmu Gizi untuk 43. Thamaria, Netty. Bahan Ajar Gizi;
Mahasiswa dan Profesi Gizi di Penilaian Status Gizi. PPSDMK
Indonesia Jilid II. Jakarta: PT. Dian Kementerian Kesehatan Republik
Rakyat. 2006. Indonesia Edisi Tahun 2017.
32. Bakri, Bachyar. Ani Intiyati dan BPPSMK: Jakarta. 2017.
Widartika. Bahan Ajar: Sistem 44. Fauziah Akmal, Hilda. Perbedaan
Penyelenggaraan Makanan Institusi. Asupan Energi, Protein, Aktivitas
Ed.1. Jakarta: Kemenkes RI, 2018. Fisik dan Status Gizi antara Lansia
33. Umami Riza, Priyanto Sigit. yang Mengikuti d an tidak Mengikuti
Hubungan Kualitas Tidur dengan Senam Bugar Lansia. Semarang:
Fungsi Kognitif dan Tekanan Darah Skripsi Fakultas Kedokteran
pada Lansia di Desa Pasuruhan Universitas Diponegoro. 2012.
Kecamatan Martoyudan Kabupaten 45. Badan Penelitian dan Pengembangan
Magelang. Jurnal Fakultasn Ilmu Kesehatan. Laporan Hasil Riset
Kesehatan, 2013. Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
34. Departemen Sosial Republik Provinsi Sumatera Selatan Tahun
Indonesia. Undang-Undang Republik 2007. Departemen Kesehatan
Indonesia tentang Kesejahteraan Republik Indonesia. 2009.
46. Riyanto Wreksoatmodjo, Budi. Werdha Pucang Gading Semarang.
Perbedaan Karakteristik Lanjut Usia 20(1993-200) 2010. Jurnal Ilmu
yang Tinggal di Keluarga dengan Keperawatan Universitas
yang Tinggal di Panti di Jakarta Muhamadiyah Semarang.
Barat: Jurnal Kedokteran CDK-209 56. Dahlan, M. Besar Sampel dan Cara
bol.40 no.10 Universitas Atmajaya Pengambilan Sampel dalam
Indonesia. 2011. Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
47. Martono H, Pranaka K. Buku Ajar Jakarta: Salemba Medika. 2009.
Boedhi-Darmojo Geatri (Ilmu 57. Nurika Ismayanti, Sholikah.
Kesehatan Usia Lanjut). Ed.4. Hubungan antara Pola Konsumsi dan
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2010. Aktivitas Fisik dengan Status Gizi
48. Mitchell MK. Nutrition Across the pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Life Span. Ed.II Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta.
Pennysylvania:Elvesier.2003. Jurnal Kesmas UAD ISSN: 1978-
49. Maryam, Siti. Mengenal Lanjut Usia 0575. hal.162. Fakultas Kesehatan
dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Masyarakat Universitas Ahmad
Medika. 2008. Dahlan, Yogyakarta 2011.
50. Peraturan Menteri Kesehatan 58. Dewi, Ade Chintya Nirmala. Trias
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun Mahmudiono. Hubungan Pola
2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Makan, Aktivitas Fisik, Sikap dan
yang dianjurkan bagi bangsa Pengetahuan tentang Obesitas dengan
Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI, Status Gizi Pegawai Negeri Sipil di
2017. Kantor Dinas Kesehatan Provinsi
51. Willward, D. Joe. Vernon Young and Jawa Timur. Jurnal Mdia Gizi
the Development of Current Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari-Juli
Knowledge in Protein and Amino 2013:hlm 42-48, 2013.
Acid Nutrition: The American 59. Sastroasmoro, Sudigdo & Sofyan I.
Journal of Clinical Nutrition, Vol.80. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Isue5, 1093-1101. 2004. Klinis Ed.IV Jakarta: Sagung Seto.
52. Widajanti, Laksmi. Survei Konsumsi 2011.
Gizi. Semarang: Universitas 60. Peraturan Pemerintah Republik
Diponegoro. 2014 Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
53. Amran, Yuli Riastuti Kusumawardani tentang Pengelolaan dan
dan Nita Supriyatiningsih. Penyelenggaraan Pendidikan. Diakses
Determinan Asupan Makanan Usia pada www.luk.stuff.ugm.ac.id pada
Lanjut. Kesmas, Jurnal Kesehatan tanggal 28 Juli 2018.
Masyarakat Nasional Vol.6 No. 6 61. Suhariyanto. Statistik Pendapatan
Juni 2012. Februari 2017. Katalog BPS :
54. Pi Hui Hsu, et.al. Higher Energy and 2301030. Badan Pusat Statistik. 2017.
Protein Intake from Enternal 62. Sujarweni, V. Wiratna, SPSS untuk
Nutrition May Reduce Hospital Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Mortality in Mechanically Ventilated Press, 2015.
Critically III Elderly Patients: 63. Dwi Aprilia, Desy, Ali Khomsan. J
International Journal of Gerontology Gizi Pangan; Konsumsi Air Putih,
xxx (2018) 1-5. Taiwan, 2018. Status Gizi, dan Satus Kesehatan
55. Senja, Lucky. Faktor-Faktor yang Penghuni Panti Werrdha di
Berhubungan dengan Tingkat Kabutapten Pacitan, 2014 (9):167-
Kebugaran Pada Lansia di Panti 172.

You might also like