You are on page 1of 8

ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1.

Februari 2015

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK


HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK GMIM SOLAFIDE
KELURAHAN UNER KECAMATAN KAWANGKOAN INDUK
KABUPATEN MINAHASA

Mariani Gabriela Kasenda


Sisfiani Sarimin
Franly Obnibala

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: marianikasenda@gmail.com

Abstract : Preschoolers are between 3 to 6 years old, preschool age is a important period for
shape of quality resources. In this era the children are also undergoing of rapid motoric
development include the development of skills. Nutritional status is one of the factors will
influence children developing puppose.. Purpose of this research to know the relationship
nutritional status with fine motor development of children preschooler at kindergarten GMIM
Solafide The Village of Uner Sub District Kawangkoan Induk Regency of Minahasa.
Quantitative method with cross sectional. The sample used total sampling method, with total 42
reppondents. nutrition status used anthropometric measurements based of age, whereas grader
of fine motor development using sheet of observation Denver II. the data of research processed
with computer program, it using Chi Square test at a significance level of 95% (=0.05). The
results show are relationship with nutrition status and fine motor development of preschoolers.
Statistic test chi-sqare with result p = 0.004. Conclusion of this research is nutritionl status of
good influenced children fine motor development, so children can achieve fine motor
development according he/she age. Suggestion through of this research are observe of
nutritional status and fine motor development of child.
Keywords: Preschooler, Nutrition Status, Fine Motor Development

Abstrak : Anak usia prasekolah yaitu antara 3 sampai 6 tahun dimana masa usia prasekolah
merupakan masa kritis dalam pembentukan sumber daya yang berkualitas. Pada masa ini anak
juga sedang mengalami perkembangan motorik yang pesat termasuk perkembangan motorik
halus. Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus
pada anak. Tujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus
pada anak usia prasekolah di TK GMIM Solafide Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan
Barat Kabupaten Minahasa. Metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan
sampel menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah 42 responden. Penilaian status gizi
menggunakan pengukuran antropometri berat badan berdasarkan umur, sedangkan penilaian
perkembangan motorik halus menggunakan lembar observasi Denver II. Data hasil penelitian
diolah dengan bantuan program komputer menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan
95% (=0,05). Hasil menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Uji statistik chi-squre didapatkan hasil
p=0.004. Kesimpulan status gizi yang baik mempengaruhi perkembangan motorik halus anak,

1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

sehingga anak dapat mencapai perkembangan motorik halus yang optimal sesuai usianya. Saran
melalui penelitian ini pemantauan status gizi dan perkembangan motorik halus anak dapat
dilakukakan.
Kata kunci : Anak Usia Prasekolah, Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus

PENDAHULUAN melibatkan dan dilakukan oleh otot-otot


Status gizi merupakan salah satu dari kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
delapan tujuan yang akan dicapai dalam cermat seperti mengamati sesuatu,
target Millenium Development Goals menjimpit, menulis, dan sebagainya
(MDGs) 2015. Sampai saat di Indonesia dari (Kemenkes RI, 2010).
data yang ada masih terdapat 28,7% kasus Status gizi mempengaruhi
malnutrisi anak padahal target yang akan perkembangan motorik anak usia
dicapai adalah 18 %, sehingga upaya prasekolah. Hal ini dapat dilihat dari
penanggulangan malnutrisi pada anak belum beberapa hasil penelitian yang telah
sesuai target bahkan masih perlu kerja keras dilakukan. Lindawati (2013) dalam
(MDGs, 2008). penelitiannya didapatkan hasil akhir analisis
Penilaian status gizi anak usia multivariat dari empat variabel (status gizi,
prasekolah yang digunakan oleh Riskesdas pola asuh ibu, umur anak, dan lama di
2013 sebagai indikator pertumbuhan yang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)),
dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Z- ternyata variabel status gizi dan variabel
score) menggunakan baku antropometri umur merupakan variabel yang paling
anak balita World Health Organization berhubungan dengan perkembangan motorik
(WHO) 2005, dapat dilihat dengan batasan anak usia prasekolah. Dari kedua variabel
melalui berat badan menurut umur (BB/U), tersebut, variabel satus gizi merupakan
tinggi badan menurut umur (TB/U), dan variabel yang paling berhubungan dengan
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). perkembangan motorik anak usia prasekolah
Hasil analisis Riskesdas 2013 dilaporkan (OR=5.770). Selanjutnya Solihin, dkk
status gizi anak balita menurut ketiga indeks (2013), didapatkan hasil berdasarkan uji
BB/U, TB/U, dan BB/TB terlihat prevalensi korelasi diketahui bahwa variabel status gizi
gizi buruk dan gizi kurang meningkat dari berhubungan positif dengan perkembangan
tahun 2007 ke tahun 2013. Prevalensi sangat motorik halus balita. Serta Wulandari
pendek turun 0,8% dari tahun 2007, tetapi (2010) dalam penelitiannya tentang
prevalensi pendek naik 1,2% dari tahun “Hubungan Status gizi dengan
2007. Prevalensi sangat kurus turun 0,9% perkembangan motorik kasar dan motorik
dari tahun 2007. Prevalensi kurus turun halus anak usia 3-5 tahun di play gruop
0,6% dari tahun 2007. Prevalensi gemuk Traju Mas Purworejo” didapatkan hasil
turun 2,1% dari tahun 2010 dan turun 0,3% bahwa terdapat 4 faktor yang berhubungan
dari tahun 2007 (Riskesdas, 2013). dengan perkembangan motorik anak usia
Saat ini, gangguan pertumbuhan dan prasekolah, yaitu status gizi, umur, pola
perkembangan masih menjadi salah satu asuh ibu dan lama di Pendidikan Anak Usia
permasalahan. Salah satu aspek yang dapat Dini (PAUD). Dari keempat faktor tersebut,
dipantau dalam perkembangan anak usia status gizi merupakan faktor yang sangat
prasekolah adalah gerak halus atau motorik mempengaruhi perkembangan motorik anak
halus. Gerak halus atau motorik halus adalah usia prasekolah.
aspek yang berhubungan dengan Studi pendahuluan yang dilakukan
kemampuan anak melakukan gerakan yang oleh peneliti di TK GMIM Solafide

2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan METODE PENELITIAN


Induk Kabupaten Minahasa, didapatkan data Penelitian ini menggunakan desain
jumlah siswa/sisiwi ada 42 orang. penelitian survei analitik dengan pendekatan
Berdasarkan observasi awal, dari 42 anak cross sectional. Populasi sumber dalam
tersebut terdapat beberapa anak dengan usia penelitian ini adalah siswa/siswi di TK
yang sama namun terlihat ukuran badan GMIM Solafide Kelurahan Uner Kecamatan
(berat badan) yang berbeda, ada yang Kawangkoan Induk Kabupaten Minahasa
terlihat normal namun ada juga yang terlihat yang berjumlah 42 anak. Sampel yang
kurus. Dalam observasi awal juga ditemukan diambil dalam penelitian ini adalah
saat mereka melakukan beberapa tugas dari siswa/siswi yag berusia 3-6 tahun, dan orang
guru seperti menulis dan menggambar, tua yang bersedia anaknya dijadikan
ditemukan beberapa anak tidak dapat responden.
menyelesaikan tepat waktu, bahkan ada Penelitian ini menggunakan
beberapa anak yang tidak dapat melakukan instrumen berupa timbangan berat badan
tugas yang diberikan. Anak-anak tersebut untuk mengukur berat badan dalam
kebanyakan memiliki ukuran badan yang menentukan status gizi anak dengan kriteria
lebih kecil dari anak-anak yang lain. Berat Badan berdasarkan Umur (BB/U) dan
Sesuai wawancara langsung yang lembar observasi Denver II untuk mengukur
dilakukan peneliti dengan seorang guru TK perkembangan motorik halus anak.
GMIM Solafide Kelurahan Uner Kecamatan Pengolahan data yang diperoleh dari
Kawangkoan Induk Kabupaten Minahasa, hasil penelitian ini diolah secara manual
didapatkan informasi bahwa siswa/siswi dengan menentukan status gizi kemudian
tahun ajaran ini belum pernah melakukan menyesuaikan perkembangan anak
pengukuran berat badan maupaun tinggi selanjutnya dilakukan analisis menggunakan
badan. Dari hasil wawancara juga program pengolah statistik. Setelah itu diolah
didapatkan informasi bahwa belum pernah menggunakan sistem komputerisasi, tahapan-
dilakukan penelitian tentang hubungan tahapan tersebut yaitu editing, coding dan
status gizi dengan perkembangan motorik entering.
halus pada anak usia prasekolah di TK Analisa data dalam penelitian ini yaitu
GMIM Solafide Kelurahan Uner Kecamatan analisa univariat yang bertujuan untuk
Kawangkoan Induk Kabupaten Minahasa mendeskripsikan atau mendapatkan gambaran
sebelumnya. setiap variabel yang akan diukur dan
Berdasarkan uraian dan beberapa disajikan. Analisa bivariat yaitu analisa yang
masalah diatas, peneliti melakukan dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
penelitian di TK GMIM Solafide Kelurahan atau berkorelasi. Dilakukan uji Pearson chi-
square dengan derajat kemaknaan 95% (α
Uner Kecamatan Kawangkoan Induk
0,05).
Kabupaten Minahasa Induk untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara
status gizi dengan perkembangan motorik HASIL DAN PEMBAHASAN
halus pada anak usia prasekolah 3-6 tahun di A. HASIL
TK GMIM Solafide Kelurahan Uner
Kecamatan Kawangkoan Induk Kabupaten
1. Data Demografi
Minahasa.
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin pada anak usia prasekolah 3-5
tahun di TK Solafide Kelurahan Uner

3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Kecamatan Kawangkoan Induk Kabupaten Total 42 100


Minahasa
Sumber : Data Primer, 2015
Jenis Frekuensi %
Kelamin Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan
Laki-laki 20 47,6 perkembangan motorik halus anak usia
Perempuan 22 52,4 prasekolah di TK GMIM Solafide
Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan
Induk Kabupaten Minahasa
Total 42 100

Sumber : Data Primer, 2015


Perkembangan Frekuensi %
Tabel 2 .Distribusi responden berdasarkan Motorik Halus
umur pada anak usia prasekolah 3-6 tahun Sesuai 35 83.3
di TK GMIM Solafide Kelurahan Uner Tidak sesuai 7 16,7
Kecamatan Kawangkoan Induk Kabupaten
Minahasa

Umur Frekuensi % Total 42 100

3 tahun 2 4,8 Sumber : Data Primer, 2015


4 tahun 15 35,7
5 tahun 25 59,5
6 tahun 0 0 3. Analisa Bivariat
Tabel 5.5 Analisis hubungan status gizi
Total 42 100 dengan perkembangan motorik halus anak
usia prasekolah di TK GMIM Solafide
Sumber : Data Primer, 2015 Keluraham Uner Kecamatan Kawangkoan
Induk Kabupaten Minahasa
2. Analisa Univariat
Perkembangan Motorik
Halus
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan Total P O
status gizi anak usia prasekolah di TK Sesuai Tidak R
Sesuai
GMIM Solafide Kelurahan Uner Kecamatan
Kawangkoan Induk Kabupaten Minahasa F % F % F %
berdasarkan indeks Berat Badan menurut
Umur (BB/U) Status Baik 33 91,7 3 8,3 36 100
Gizi 0,004 2
2
Status Frekuensi % Kurang 2 33,3 4 66,7 6 100 ,
Total 35 83,3 7 16,7 42 100 0
Gizi 0
Gizi Buruk 0 0 0
Gizi Kurang 6 14,3
Gizi Baik 36 85,7 Sumber : Data Primer, 2015

Gizi Lebih 0 0

4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

B. PEMBAHASAN keseimbangan antara gizi yang dikonsumsi


Data yang didapatkan dari hasil dan penggunaan zat-zat gizi oleh tubuh.
penelitian menunjukan bahwa dari 42 anak Hasil penelitian perkembangan
dengan status gizi baik yang diukur motorik halus pada anak usia prasekolah di
berdasarkan indeks berat badan menurut TK GMIM Solafide Kelurahan Uner
umur (BB/U) menunjukan bahwa kategori Kecamatan Kawangkoan Induk Kabupaten
gizi baik yaitu sebanyak 36 anak (85,7%) Minahasa menunjukan dari 42 anak,
dan anak dengan kategori gizi kurang sebagian besar anak mempunyai
sebanyak 6 orang anak (14,3%), sedangkan perkembangan motorik halus yang sesuai
untuk kategori gizi buruk dan gizi lebih yaitu sebanyak 35 anak (83,3%), sedangkan
tidak ada. Sebagian besar anak di TK GMIM anak yang mempunyai perkembangan morik
Solafide Kelurahan Uner Kecamatan halus yang tidak sesuai yaitu sebanyak 7
Kawangkoan Induk Kabupaten Minahasa anak (16,7%). Hal ini terjadi karena
memiliki asupan gizi yang baik dilihat dari pengaruh dari stimulasi yang telah diberikan
status gizi berdasarkan indeks BB/U. Setelah selama mengikuti pendidikan. Menurut
dilakukan analisis menggunakan uji statistik Supartini (2012), pada usia prasekolah yaitu
Chi-Square dengan tabel 4x2, didapatkan antara 3 sampai 6 tahun, perkembangan fisik
hasil status gizi kurang dan status gizi baik lebih lambat dan relatif menetap, untuk itu
sedangkan untuk status gizi buruk dan status diperlukan stimulasi untuk merangsang
gizi lebih tidak ditemukan, maka peneliti perkembangan motorik halusnya.
hanya menggunakan status gizi kurang dan Berdasarkan tugas perkembangan Denver II,
gizi baik, sehingga menjadi tabel 2x2. Dari pada tahap ini sebagian besar anak sudah
data yang diperoleh menunjukan bahwa dari mampu melaksanakan tugas perkembangan
42 anak yang diukur status gizinya sebagian motorik halus sesuai dengan usia.
besar termasuk dalam status gizi normal Hal tersebut juga didukung dengan
yaitu sebanyak 36 anak (85,7%), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rindu,
yang termasuk gizi kurang berjumlah 6 anak Anwar & Sukandar (2013) yang
(14,3. menunjukan bahwa salah satu faktor yang
Menurut Hasdianah (2014) status mempengaruhi perkembangan motorik halus
gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adalah lama mengukuti PAUD (Pendidikan
faktor genetik yang mempengaruhi berat Anak Usia Dini). Hal ini terjadi karena
badan, faktor lingkungan termasuk berhubungan dengan stimulasi-stimulasi
perilaku/gaya hidup setiap hari yang yang diberikan selama mengikuti PAUD.
mempengaruhi pola makan serta Untuk mengetahui hubungan status
aktivitasnya, jenis kelamin, faktor kesehatan gizi dengan perkembangan motorik halus
yang mempengaruhi pola makan, pada anak usia prasekolah di TK GMIM
penggunaan obat-obat tertentu dan Solafide Kelurahan Uner Kecamatan
mempengaruhi berat badan, serta aktivitas Kawangkoan Induk Kabupaten Minahasa,
fisik yang dapat mempengaruhi berat badan maka dilakukan analisis dengan
dengan menyeimbangkan konsumsi menggunakan uji statistic Chi-Square pada
makanan yang sesuai dengan aktivitas yang tingkat kemaknaan =0,05 atau interval
dilakukan. Hal ini sesuai dengan penelitian kepercayaan p<0,05 dengan hasil data yang
yang dilakukan oleh Dewi & Nyoman menunjukan bahwa anak yang termasuk
(2012) yang menunjukan bahwa anak yang dalam kategori status gizi baik tetapi
mengalami status gizi baik mengalami mempunyai perkembangan motorik halus
yang sesuai sebanyak 33 anak (91,7%), dan

5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

anak yang termasuk dalam kategori status Induk Kabupaten Minahasa. Hal ini terjadi
gizi baik tetapi perkembangan motorik halus karena pemenuhan zat gizi merupakan salah
tidak sesuai berjumlah 3 anak (8,3%), satu komponen yang penting dalam
sedangkan anak dengan status gizi kurang menunjang keberlangsungan proses
tetapi mempunyai perkembangan motorik perkembangan (Hasdianah, 2014).
halus yang sesuai berjumlah 2 anak (33,3%), Status gizi kurang akan
dan anak dengan status gizi kurang tetapi mengakibatkan anak mengalami
mempunyai perkembangan motorik halus pertumbuhan dan perkembangan yang
yang tidak sesuai berjumlah 4 anak (66,7%). lambat, dimana menandakan
Hal tersebut terjadi mengingat ketidakseimbangan antara jumlah asupan
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi gizi yang didapat dengan kebutuhan
status gizi dengan perkembangan motorik penggunaan zat-zat gizi oleh tubuh terutama
halus anak. Untuk yang termasuk dalam oleh otak, akibatnya akan mengganggu
kategori status gizi baik tetapi mempunyai pertumbuhan dan perkembangan anak.
perkembangan motorik halus yang tidak Kemampuan motorik halus memerlukan
sesuai dipengaruhi oleh faktor pola asuh, kinerja otak dan otot yang baik, karena itu
lingkungan, kesehatan dan stimulasi tubuh sangat memerlukan asupan nutrisi
(Soetjiningsih, 2012). Sedangkan anak yang yang baik. Hal ini sesuai dengan teori
termasuk dalam kategori status gizi kurang Hasdianah (2014), anak yang mendapatkan
tetapi mempunyai perkembangan motorik asupan gizi yang baik biasanya terlihat lebih
halus yang baik dipengaruhi oleh lamanya aktif dan cerdas. Sedangkan anak yang
pendidikan di PAUD (Pendidikan Anak mendapatkan asupan zat gizi yang kurang
Usia Dini) atau Taman Kanak-kanak. Hal ini atau tidak sesuai akan menyebabkan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan gangguan perkembangan karena
Lindawati (2013), bahwa lamanya mempengaruhi tingkat kecerdasan dan
mengikuti PAUD dapat mempengaruhi perkembangan otak.
perkembangan motorik halus pada anak, Penelitian ini sesuai dengan
karena anak sudah mendapatkan stimulasi penelitian yang dilakukan oleh Zulaikhah
yang sesuai sehingga sudah mampu (2010) dari 84 anak yang menjadi responden
melaksanakan tugas perkembangan yang menunjukan bahwa terdapat hubungan
diberikan. signifikan antara status gizi dengan
Hasil uji statistik pada penelitian ini perkembangan anak usia 2 sampai 3 tahun,
awalnya menggunakan uji Chi-Square tetapi berdasarkan hasil uji statistik menggunakan
karena syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi pendekatan Cross Sectional dengan
maka uji yang dipakai adalah uji koefisien korelasi sebesar 0,225 dengan
alternatifnya yaitu uji Ficher’s Exact karena signifikansi p=0,039 (p<0,05). Selanjutnya,
ada 1 cell dengan nilai harapan < 5 . Nilai penelitian yang dilakukan oleh Dewi &
yang diperoleh yaitu p=0,004. Hal ini Nyoman (2012) dari 111 responden
berarti nilai p lebih kecil dari  (0,05). menunjukan hasil uji statistik dengan
Karena nilai p<0,05, maka dapat ditarik pendekatan Cross Sectional diperoleh hasil
kesimpulan bahwa Ho ditolak. Sehingga p=0,000 (p<), yang menunjukan terdapat
dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan hubungan antara status gizi dengan tingkat
yang bermakna antara status gizi dengan perkembanagan usia Toddler (12-36 bulan)
perkembangan motorik halus pada anak usia di Kelurahan Sanur wilayah kerja
prasekolah di TK GMIM Solafide Puskesmas II Denpasar Selatan dengan
Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan

6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

kekuatan hubungan 0,484 (hubungan index in 5 to 10 year old children.


sedang). http://extranet.nuorisuomi.fi/download/a
Dengan demikian dapat dikatakan ttachments/3245041/Relationship+betw
bahwa masih ada variabel lain yang een+motor+skill+and+body+mass+inde
mempengaruhi perkembangan motorik halus x+in+5-to+10-year-+old+children.pdf.
pada anak selain variabel yang diteliti. Diakses 1 November 2014
Hasdianah, H. R., Siyoto, S., &
KESIMPULAN
Peristyowati, Y. 2014. Gizi,
Dari hasil penelitian yang dilakukan di TK Pemanfaatan Gizi, Diet dan
GMIM Solafide Kelurahan Uner Kecamatan Obesitas. Yogyakarta : Nuha
Kawangkoan Induk Kabupaten Minahasa, Medika.
dapat ditarik kesimpulan bahwa, anak usia Hidayat, A. A. A. 2012. Pengantar Ilmu
prasekolah di TK GMIM Solafide Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Salemba Medika.
Induk Kabupaten Minahasa pada umumnya
dalam kategori status gizi baik, sebagian Kemenkes RI. 2010. Pedoman Kader Seri
besar memiliki perkembangan motorik halus Kesehatan Anak.
yang sesuai dan erdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2010.
perkembangan motorik halus anak usia Standar Antropometri Penilaian
prasekolah di TK GMIM Solafide Status Gizi Anak.
Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan
Lindawati. 2013. Faktor-Faktor yang
Induk Kabupaten Minahasa.
Berhubungan dengan Perkembangan
DAFTAR PUSTAKA Motorik Anak Usia Prasekolah.
poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/46
Dewi, P. P. & Nyoman, N. 2012. JURNAL_LINDAWATI.pdf. Diakses 15
Hubungan Status Gizi dengan September 2014
Tingkat Perkembangan Usia Toddler
(12-36 Bulan) di Kelurahan Sanur Muscari, E.M. 2005. Panduan Belajar:
Wilayah Kerja Puskesmas II Keperawatan Pediatrik Edisi 3.
Denpasar Jakarta : EGC.
Selatan.http://download.portalgaruda
Notoadmojo, S. 2010. Metodologi
.org/article.php?article=195820&val
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
=956&title=Nutritional%20Status%2
Rineka Cipta.
0Relationship%20With%20The%20
Level%20of%20Development%20of Nugroho, H. S. W. 2009. Petunjuk Praktis
%20Age%20Toddler%20(12- Denver Developmental Screening
36%20Months)%20of%20Sanur%20 Test. Jakarta : EGC.
Village%20in%20Working%20Area
%20of%20Health%20Center%20II% Purwanti, U. E. 2005. Hubungan asupan
20South%20Denpasar. besi, seng, vitamin A, status gizi dan
Diakses 21 Januari 2015 kadar hemoglobin dengan
perkembangan motorik anak usia 2-5
D’Hondt E., Deforche B., Bourdeaudhuij I. tahun.
D., & Lenoir M. 2009. Relationship http://eprints.undip.ac.id/26169/1/64_U
between motor skill and body mass
7
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

mi_Yuli_Purwanti_G2C2204119.rtf_A. dan perkembangan anak malnutrisi.


pdf. Diakses 31 Oktober 2014 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
kemas/article/viewFile/2837/2893
Riset Kesehatan Dasar, 2013. Diakses 31 Oktober 2014
http://www.litbang.depkes.go.id/sites
/download/buku_laporan/lapnas_risk Zulaikhah, S. 2010. Hubungan Status Gizi
esdas2013/Laporan_riskesdas_2013. Dengan Perkembangan Anak Usia 2
pdf . Diakses 24 September 2014 Sampai 3 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambirsari Kota
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Surakarta.
Anak. Jakarta : EGC. http://digilib.uns.ac.id/abstrak_14904_h
ubungan-status-gizi-dengan-
Solihin, R.D.M., Anwar, F. & Sukandar, D. perkembangan-anak-usia----2-sampai-3-
2013. Kaitan Antara Status Gizi, tahun-di-wilayah-kerja-puskesmas--
Perkembangan Kognitif, dan gambirsari-kota-surakarta.html .
Perkembangan Motorik pada Anak Diakses 21 Januari 2015
Usia Prasekolah.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/i
ndex.php/pgm/article/view/3396,
Diakses 15 September 2014
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk
Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supartini, Y. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. Jakarta

MDGs. 2008.
http://www.undp.or.id/pubs/docs/let
%20speak%20out%20for%20mdgs
%20-%20id.pdf. Diakses 17
September 2014
Wilkinson, J. M. & Ahern, N. R. 2013. Buku
Saku Diagnosa Keperawatan Edisi
9. Jakarta : EGC.
Wulandari, M. 2010. Hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik kasar
dan motorik halus anak usia 3-5
tahun di play group traju mas
puwokerto.
http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?
mn=showview&id=15443. Diakses
16 September 2014
Zulaekah, S., Purwanto, S., & Hidayati, L.
2014. Anemia terhadap pertumbuhan

You might also like