You are on page 1of 12

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SECTIO CESAREA DI RS


LAVALETTE KOTA MALANG
Elinda Miftahur Rohma1
1
Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No. 77C Malang
Email: elindamifta@gmai.com

“The Effect Of Giving Murottal Al-Quran Therapy To Anxiety Levels In Sectio Cesarea
Pre Operation Patients In Lavalette Kota Malang Hospital”

Abstrak
Introduction: One of the most common responses in preoperative patients is the
psychological response (anxiety), mentally the patient who will face surgery must be
prepared because there is always anxiety and fear of anesthesia and surgical procedures.
Objective: This study aimed to determine the effect of murottal Al-Qur'an therapy in
reducing the anxiety level of Sectio Caesarea patients in Lavalette Hospital, Malang City.
Methods: This research is a quasi-experimental research design group pre test and post test
with control group. The population in the study was that all patients with postoperative
Caesarea section at Lavalette Hospital in Malang City, amounting to 52 patients were divided
into 26 samples in the intervention group and 26 in the control group. Data analysis using the
Wilcoxon Sign Rants test and Mann Whitney Test. Results: Murottal Al-Qur'an therapy has
an effect on reducing anxiety levels in patients who will undergo Sectio Caesarea surgery (p
= 0,000). Al-Qu'an murottal therapy has been shown to reduce anxiety in the intervention
group by 26 respondents (100%). Conclusion: Approach with murottal Al-Qur'an therapy
intervention proved to be influential to reduce anxiety levels in patients who will undergo
Sectio Caesarea surgery (p = 0,000).
Keywords: Murottal Al-Qur'an, Anxiety, Sectio Caesarea
PENDAHULUAN plasenta, asidosis fetus, persalinan
Menurut Hidayat (2008) berlarut dan perdarahan fetus (Solikhah,
Perioperatif merupakan tahap dalam 2011).
proses pembedahan yang dimulai Menurut World Health
prabedah (preoperasi), bedah Organization (WHO), standar rata-rata
(intraoperasi), dan pasca bedah Sectio Caesarea (SC) adalah sekitar 5-
(postoperasi). Pembedahan merupakan 15% per 1.000 kelahiran di dunia.
tindakan pengobatan yang menggunakan Rumah sakit pemerintahan kira-kira 11%
teknik invasif dengan membuka atau sementara di rumah sakit swasta bisa
menampilkan bagian tubuh yang akan lebih dari 30%. peningkatan persalinan
ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan Sectio Caesarea (SC) di seluruh
dengan penutupan dan penjahitan luka Negara selama tahun 2007-2008 yaitu
(Susetyowati. dkk, 2010). 110.000 per kelahiran di seluruh Asia
Tindakan persalinan sectio (Gibbson L. et all, 2010 dalam
caesarea merupakan persalinan buatan Sumelung, Kundre, dan Karundeng,
dimana janin yang dilahirkan melalui 2014: 2). Survei Global Kesehatan oleh
suatu insisi pada dinding perut dan WHO (2013) yang dituliskan dalam data
dinding rahim dengan saraf rahim dalam statistik kesehatan dunia menyebutkan
keadaan utuh serta berat di atas 500 bahwa angka kejadian SC terbesar
gram (Mitayarni, 2009). Sectio caesarea terdapat pada wilayah Amerika (36%),
umumnya dilakukan ketika proses wilayah Western Pasifik (24%) dan
persalinan normal melalui vagina tidak wilayah Eropa (23%). Data statistik
memungkinkan karena beresiko kepada WHO (2013) juga menyebutkan bahwa
komplikasi medis lainnya (Purwoastuti, negara tertinggi dengan kejadian SC
2015). Sectio Caesarea dilakukan atas terdapat pada negara Brazil
kondisi medis yang meliputi adanya (52%),Cyprus (51%), Mexico (39%).
perdarahan pervaginam, distosia jaringan WHO tahun 2015 selama hampir
lunak, penyakit yang menyertai ibu dan 30 tahun tingkat persalinan dengan SC
menyulitkan (penyakit jantung, paru, menjadi 10% sampai 15% dari semua
hipertensi) dan indikasi fetus meliputi : proses persalinan di Negara-negara
prolapsus tali pusat, insufisiensi berkembang. RISKESDAS tahun 2013
tingkat pesalinan sectio caesarea di meningkat saat jadwal operasi semakin
Indonesia sudah melewati batas dekat. Perasaan cemas dipengaruhi oleh
maksimal standar WHO 5-15%. Tingkat ketakutan menghadapi rasa sakit dan
persalinan sectio caesarea di Indonesia bagaimana proses operasi tersebut.
15,3% sampel dari 20.591 ibu yang Beberapa orang kadang tidak mampu
melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun mengontrol kecemasan yang dihadapi,
terakhir yang di survey dari 33 provinsi. sehingga terjadi disharmoni dalam
Gambaran adanya faktor resiko ibu saat tubuh. Hal ini akan berakibat buruk,
melahirkan atau di operasi caesarea karena apabila tidak segera diatasi akan
adalah 13,4 % karena ketuban pecah meningkatkan tekanan darah dan
dini, 5,49% karena Preeklampsia, 5,14% pernafasan yang dapat menyebabkan
karena Perdarahan, 4,40% Kelainan pendarahan baik pada saat pembedahan
letak Janin, 4,25% karena jalan lahir ataupun pasca operasi. Intervensi
tertutup, 2,3% karena rupture uteri keperawatan yang tepat diperlukan untuk
(Kemenkes, 2014). mempersiapkan klien baik secara fisik
Saat menjalani preoperasi maupun psikis sebelum dilakukan
tentunya pasien akan mengalami masa operasi (Efendy, 2005)
dimana pasien merasa takut, gelisah dan Tindakan nonfarmakologis untuk
cemas. Kecemasan adalah kondisi mengatasi kecemasan terdiri dari
kejiwaan yang penuh dengan beberapa tindakan penanganan, meliputi;
kekhawatiran dan ketakutan apa yang teknik relaksasi, terapi musik,
mungkin terjadi, baik berkaitan dengan terapimurottal, dan terapi menggunakan
permasalahan yang terbatas maupun hal- aromaterapi. Salah satu upaya untuk
hal yang aneh. (Muttaqin, A. dan Sari, mengatasi kecemasan pasien pre operasi
K. 2009). Beberapa studi yang pernah section cesarea yaitu dengan
dilakukan menyatakan bahwa sekitar menggunkana terapi murottal
60% - 80% pasien yang akan menjalani (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci
operasi akan mengalami kecemasan pre Al- Qur’an. Murottal merupakan salah
operasi dan pre anestesi dalam berbagai satu musik yang memiliki pengaruh
tingkatan (Jlala, Bedforth, Herdman, positif bagi pendengarnya (Widayarti,
2010). Kecemasan akan semakin 2011). Terapi murottal dapat
mempercepat penyembuhan, hal ini telah mengalihkan perhatian dari rasa takut,
dibuktikan oleh berbagai ahli seperti cemas dan tegang, memperbaiki sistem
yang telah dilakukan Dr. Al Qadhi, kimia tubuh sehingga menurunkan
direktur utama Dr. Al Qadhi, direktur tekanan darah serta memperlambat
utama Islamic Medicine Institute for pernafasan, detak jantung, denyut nadi,
Education and Research di Florida, dan aktivitas gelombang otak. Laju
Amerika Serikat, tentang pengaruh pernafasan yang lebih dalam atau lebih
mendengarkan ayat suci Al-Qur’an pada lambat tersebut sangat baik
manusia terhadap perspektif fisiologis menimbulkan ketenangan, kendali
dan psikologis. Berhasil membuktikan emosi, pemikiran yang lebih dalam dan
hanya dengan mendengarkan bacaan metabolisme yang lebih baik (Heru,
ayat-ayat Al-Qur’an dapat merasakan 2008). Terapi murottal menggunakan
perubahan fisiologis dan psikologis yang tape recorder, pita kaset bacaan al-quran
sangat besar. Dari hasil penelitian dan ear phone yang terdiri dari suratan
tersebut menunjukan 97%, bahwa pendek pada juz 30 yang lebih mudah
mendengarkan ayat suci Al- Qur’an dihafal dan familiar dalam pendengaran
memiliki pengaruh mendatangkan orang, diperdengarkan selama 15 menit
ketenangan dan menurunkan ketegangan sejalan dengan penelitian Cooke,
urat syaraf reflektif (Remolda, 2009). Chaboyer dan Hiratos (2005)
Murottal merupakan rekaman memberikan dampak psikologis kearah
suara Al- Qur’an yang dilagukan oleh positif, hal ini dikarenakan ketika
seorang Qori’ (pembaca Al- Qur’an) murottal diperdengarkan dan sampai ke
(Purna, 2006). Lantunan Al-Qur’an otak, maka murottal ini akan
secara fisik mengandung unsur suara diterjemahkan oleh otak. Hadayani
manusia, suara manusia merupakan (2014) menyebutkan bahwa terapi
instrumen penyembuhan yang murottal bekerja pada otak, dimana
menakjubkan dan alat yang paling ketika didorong rangsangan dari luar
mudah dijangkau. Suara dapat (audio Al – Quran) maka otak
menurunkan hormon-hormon stres, memproduksi zat kimia yang disebut
mengaktifkan hormon endorfin alami, dengan neuropeptide. Melokul-melokul
meningkatkan perasaan rileks, dan ini mengangkat reseptor-reseptor mereka
yang ada di dalam tubuh sehingga tubuh dengan menggunakan pedoman
memberi umpan balik berupa rasa wawancara. 2) Peneliti memberikan
nyaman. angket untuk mengukur kecemasan
Berdasarkan latar belakang sebelum diberikan terapi murottal al-
tersebut, peneliti ingin melakukan qur’an. 3) Terapi memberikan terapi
penelitian dengan memberikan terapi murottal al-qur’an selama ± 20 menit
murottal Al – Qur’an untuk mengetahui sesuai dengan panduan terapi murottal
tingkat penurunan kecemasan kepada al-qur’an 4) Setelah itu peneliti
pasien pre operasi seksio sesarea, dengan memberikan angket kembali untuk
menggunkan terapi tesebut dapat mengukur kecemasan setelah selesai
menurunkan kecemasan, sehingga diberikan terapi. Sedangkan teknik
diharapkan prevelensi kecemasan pada pengambilan data dengan cara
pasien pre operasi seksio sesarea dapat memberikan skala kecemasan pada
menurun. kelompok kontrol: 1) Peneliti
melakukan wawancara untuk
METODE PENELITIAN pengambilan data (data demografi)
Penelitian ini merupakan dengan menggunakan pedoman
penelitian quasi eksperimen dengan wawancara. 2) Peneliti memberikan
desain penelitian group pre test and angket untuk mengukur kecemasan 3)
post test with control group. Populasi Peneliti tidak memberikan terapi
dalam penelitian adalah, semua pasien murottal al-qur’an (edukasi pre operasi
post operasi section Caesarea di Rumah dari ruangan). 4) Peneliti memberikan
Sakit Lavalette Kota Malang yang angket untuk mengukur tingkat
berjumlah 52 orang pasien yang terbagi kecemasan setelah ± 20 menit
dalam 26 sampel kelompok intervensi Pengambilan data dilakukan
dan 26 orang kelompok kontrol. dengan cara wawancara atau interview
Teknik pengumpulan data dengan langsung dengan responden. Dalam
cara memberikan skala kecemasan pada mengumpulkan data, peneliti
kelompok perlakuan: 1) Peneliti menggunakan instrumen penelitian
melakukan wawancara untuk berupa kuesioner kecemasan Hamilton
pengambilan data (data demografi) Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan uji Mann Whitney
dengan langkah-langkah yaitu editing, untuk data yang tidak berpasangan
coding dan tabulating. Data yang dan menggunakan uji Wilcoxon
diperoleh dianalisa dengan untuk data yang berpasangan.
menggunakan teknik statistik kuantitatif
dengan menggunakan analisis unviariat, HASIL PENELITIAN DAN
dan bivariat. Adapun analisa yang PEMBAHASAN
digunakan sebagai berikut : 1. Gambaran Umum dan Lokasi
1) Analisa Univariat Penelititan.
Analisa univariat merupakan suatu Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
analisa yang digunakan untuk Lavallete, Jalan Wage Rudolf
menganalisis tiap-tiap variabel dari Supratman No.10, Rampal Celaket,
hasil penelitian yang menghasilkan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.
suatu distribusi frekuensi dan 2. Analisis Univariat
presentase dari masing- masing a. Karakteristik Responden
variabel (Nursalam, 2013). Analisa Tabel 1. Distribusi frekuensi
univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden
distribusi tentang umur, pekerjaan, No. Karakteristik Frekuensi Persentase
(f) (%)
kehamilan, pengalaman responden,
pendidikan,dan tingkat kecemasan 1. Umur
a. < 20 tahun 4 7,7
pasien. b. 20-35 tahun 40 76,9
c. > 35 tahun 8 15,4
2) Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis 2. Pekerjaan :
a. Buruh 8 15,4
yang dilakukan untuk mengetahui b. IRT 14 26,9
c. PNS 10 19,3
perbedaan yang bermakna antara
d. Swasta 20 38,4
dua variabel. Analisis bivariat pada
3. Kehamilan
penelitian ini menggunakan derajat
kepercayaan 95% (α = 0,05). Dasar status obstetri 20 38,4
a. 1 18 34,7
pengambilan keputusannya adalah b. 2 14 26,9
c. 3
data tidak teridistribusi normal,
sehingga pengujian hipotesis 4. Pengalaman
operasi 42 80,7 ringan
a. Belum 10 19,3 3 Cemas 4 7,7 0 0
pernah sedang
b. Pernah Cemas
4 berat 22 42,3 10 19,2
5. Pendidikan
5 Panik 0 0 16 30,8
a. SD 10 19,3 Jumlah 26 50 26 50
b. SMP 12 23,1
c. SMA 18 34,5
Berdasarkan tabel 2, didapatkan
d. PT 12 23,1
bahwa mayoritas responden pada

Berdasarkan tabel 1 dapat kelompok intervensi mengalami cemas

diketahui bahwa mayoritas responden berat sebanyak 22 responden (42,3%),

berumur antara 20-35 tahun (76,9%) sedangkan pada kelompok kontrol

yang bekerja sebagai pegawai swasta didapatkan bahwa mayoritas responden

(38,4%). Berdasarkan tingkat mengalami panik sebanyak 16

pendidikan, sebagian besar responden (30,8%).

responden berpendidikan SMA (34,5%) Penelitian ini menunjukkan

dan yang paling sedikit berpendidikan bahwa banyak responden yang

SD (19,3%). Kehamilan responden mengalami cemas berat ketika akan

yang sekarang, sebagian besar menjalani operasi Sectio Caesarea.

adalah yang pertama (38,4%) dan Kecemasan yang dialami responden

sebelumnya belum pernah dapat disebabkan karena responden

menjalani operasi (80,7%). menyadaribahwa persalinan Sectio

b. Tingkat kecemasan pada pasien Sectio Caesarea merupakan persalinan tidak

Caesaea sebelum perlakuan normal yang dilakukan dengan

Tabel 2. Distribusi frekuensi kecemasan pembedahan. Terdapat banyak faktor

responden sebelum diberikan perlakuan yang dapat mempengaruhi tingkat


kecemasan, Beberapa faktor

Kecemasa disebutkan Soewandi dalam Hartoyo


N n Kelp Kelp (2010), antara lain usia, pendidikan,
o Intervensi Kontrol
f % f % potensi stressor, maturasi, keadaan
Tidak fisik, sosial budaya, jenis kelamin,
1 cemas 0 0 0 0
dan pengalaman operasi. Oleh karena
2 Cemas 0 0 0 0
itu hasil pengkajian kecemasan memperhatikan keadaan sekitarnya,
responden dapat berbeda-beda. tetapi berusaha mengalihkan
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb perhatiannya pada buku atau
(2010), salah satu faktor yang sebaliknya ia bergerak terus menerus
mempengaruhi kecemasan adalah dan tidak bisa tidur. Untuk itu maka
pengalaman pasien menjalani proses diperlukan tenaga paramedis
pengobatan. Pengalaman awal ini (perawat) yang ikut serta dalam
bisa dikaitkan dengan pengalaman mengatasi permasalahan tersebut.
proses melahirkan (menjalani c. Tingkat kecemasan pada pasie Sectio
persalinan normal / Sectio Caesarea) Caesaeasetelah Perlakuan
sebagai bagian penting dan bahkan Tabel 3. Distribusi frekuensi
sangat menentukan bagi kondisi kecemasan responden setelah
mental individu di kemudian hari. diberikan perlakuan
Apabila pengalaman individu tentang N Kecemasan Kelp Kelp
o Intervensi Kontrol
tindakan medis kurang, maka
f % F %
cenderung mempengaruhi 1 Tidak cemas 15 28,8 0 0
peningkatan kecemasan saat Cemas
2 ringan 10 19,2 0 0
menghadapi tindakan proses 3 Cemas 0 0 3 6
pembedahan. sedang
4 Cemas berat 1 2 10 19,2
Menurut Oswari (2005), pada 5 Panik 0 0 13 25
fase pre operasi dengan tindakan Jumlah 26 50 26 50
anestesi biasanya pasien akan
Berdasarkan tabel 3, setelah
menjadi agak gelisah dan takut,
mendapatkan perlakuan berupa
perasaan takut dan gelisah seringkali
pemberian terapi murottal Al-Qur’an
tidak tampak jelas, tetapi kadang-
pada kelompok intervensi didapatkan
kadang pula kecemasan itu dapat
bahwa responden mengalami tidak
terlihat dalam bentuk lain. Pasien
cemas sebanyak 15 responden
yang takut dan gelisah sering
bertanya terus menerus dan berulang-
(28,8%), cemas ringan 10 responden
ulang, walaupun pertanyaan telah
(19,2%), dan cemas berat sebanyak 1
dijawab, ia tidak mau berbicara dan
responden (2%). Pada pengukuran
post test kelompok kontrol didapatkan d. Analisis Bivariat
bahwa responden mengalami panik
sebanyak 13 responden (25%), cemas Tabel 4. Hasil uji Wilcoxon
berat 10 responden (19,2%) dan Sum Of
No Kategori Ranks f Sig
mengalami cemas sedang sebanyak 3
Neg Pos
responden (6%). Penelitian ini 1 Postes< Pretes 15 120,00 0,0 0,001
menunjukkan pada kelompok Postes >
2 Pretes 0 0 0,001
intervensi mengalami perubahan Postes =
tingkat kecemasan, bahwa banyak 3 Pretes 11 0,001

responden yang mengalami


Pada kelompok kontrol didapat 15
penurunan menjadi tidak cemas
responden menurunan tingkat
ketika selesai menjalani operasi Sectio
kecemasannya dan 11 responden
Caesarea setelah mendapatkan
dengan tingkat kecemasan tetap.
perlakuan berupa pemberian terapi
Table 5. hasil uji Mann Whitney
murottal Al-Qur’an. Penurunan
No katagori f Sum of Ranks Sig
kecemasan yang dialami responden
Neg Pos
dapat disebabkan karena keberhasilan
1 Postes<Pretes 26 351,00 0,0 0,000
dari perlakuan yang diberikan kepada 2 Postes>Pretes 0 0 0,000
pasien yang menjadikan pasien 3 Postes=Pretes 0 0,000

merasa rileks selama tindakan operasi


Sectio Caesarea. Murottal bekerja Pada kelompok kontrol didapat 26
pada otak dimana ketika didorong responden menurunan tingkat
denganrangsangan terapi murottal kecemasannya. Hasil uji Mann-Whitney
maka otak akan memproduksi zat menunjukkan perbedaan yang bermakna.
kimia yang disebut dengan zat Perbedaan ditunjukkan oleh skor p, yaitu
neuropeptide. Melokul ini akan p=0,000 (p<0,05).Dalam kolom mean rank
menyebabkan kedalam reseptor- (terlampir) dapat dilihat bahwa penurunan
reseptor dan memberikan umpan balik kecemasan responden pada kelompok
berupa kenikmatan dan kenyamanan intervensi mempunyai mean rank lebih
(Abdurrochman 2008) tinggi (39,50) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (13,50). Hal ini berarti
bahwa pada kelompok dengan intervensi ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit
murottal Al-Qur’an lebih efektif dalam sama halnya dengan penelitian yang
menurunkan tingkat kecemasan pasien yang dilakukan Handayani (2014) dimana
akan menjalani operasi section caesarea didapatkan adanya perbedaan rerata
dibandingkan dengan kelompok yang tidak penurunan tingkat kecemasan pada ibu
diberikan intervensi murottal Al-Qur’an. bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian sesudah diberikan terapi murottal, juga
yang dilakukan oleh Rentika (2012), yang terjadi penurunan kecemasan pada ibu post
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan operasi Sectio Caesaria.
yang signifikan pada tingkat kecemasan
pasien sebelum dan sesudah melakukan KESIMPULAN
dzikir dengan p = 0,001 (p < 0,05). 1. Karakteristik pasien Sectio Caesarea
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian adalah mayoritas berumur antara 20-
yang dilakukan oleh Ichsan (2014), yang 35 tahun, bekerja sebagai karyawan
menyimpulkan adanya penurunan swasta, berpendidikan SMA,
kecemasan pada pasien Sectio Caesarea kehamilan yang pertama dan
yang dilakukan Pendekatan Spiritual yang sebelumnya belum pernah menjalani
dialami pasien Sectio Caesarea mayoritas operasi.
responden mengalami cemas ringan 2. Kecemasan sebelum dilakukan
(76,5%). Hasil uji t-test didapatkan nilai t perlakuan berupa pemberian terapi
20,406 dengan signifikansi (p) 0,000. murottal Al-Qur’an kepada
Persamaan dari ketiga penelitian tersebut kelompok intervensi mayoritas
adalah terapi komplemneter yang diberikan adalah cemas berat, sedangkan pada
oleh perawat dapat berhasil menurunkan kelompok kontrol mayoritas adalah
kecemasan pasien. panik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil 3. Kecemasan setelah dilakukan
penelitian yang dilakukan oleh Al-Kaheel perlakuan berupa pemberian terapi
(2011) bahwa mendengarkan ayat suci Al- murottal Al-Qur’an kepada
Qur’an memiliki pengaruh mendatangkan kelompok intervensi mayoritas
ketenangan dan menurunkan ketegangan adalah mengalami tidak cemas,
urat saraf reflektif serta dapat memberikan sedangkan
DAFTAR PUSTAKA Handayani, R & dkk. 2014. Pengaruh
Nuhan, K & dkk. 2018. Pengaruh Murottal Terapi Murottal Al-Qur’an Untuk
Al-Qur’an Terhadap Intensitas Penurunan Nyeri Persalinan Dan
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala
Sectio Caesarea. (Online). I Fase Aktif. (Online),
(http://ejurnal.poltekkes- (http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.ph
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/vie p/prada/article/view/98), diakses
w/1014), diakses pada 18 Januari pada 18 Januari 2019.
2019. Nurfitriani. 2017. Pengetahuan Dan
Rahmah, N & Suhendi, D. 2018. Pengaruh Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea
Terapi Muottal Al – Qur’an Dalam Mobilisasi Dini. (Online).
Terhadap Kecemasan Pasien Pre (https://online-
Operasi Di RS Bogor Medical journal.unja.ac.id/jpj/article/view/4
Center. (Online). 794/3301.), diakses pada 18 Januari
(http://ejournal.akperypib.ac.id/wp- 2019.
content/uploads/2018/03/MEDISIN Faradisi, F. 2012. Efektivitas Terapi Murotal
A-Jurnal-Keperawatan-dan- dan Terapi Musik Klasik terhadap
Kesehatan-AKPER-YPIB- Penurunan Tingkat Kecemasan
MajalengkaVolume-IV-Nomor-7- Pasien Pra Operasi di Pekalongan.
Februari-2018.pdf), diakses pada (Online),
18 Januari 2019. (https://s3.amazonaws.com/academ
Ahsan, Retno, Lestari , & Sriati. 2017. ia.edu.documents/38137191/7-11-
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 1-
Kecemasan Pre Operasi Pada SM.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAI
Pasien Sectio Caesarea Di Ruang WOWYYGZ2Y53UL3A&Expires
Instalasi Bedah Sentral Rsud =1548338537&Signature=xFId2Qf
Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten GCH2UM81tPorjyyCBjcQ%3D&r
Malang. (Online), esponse-content-
(http://ejournal.umm.ac.id/index.ph disposition=inline%3B%20filenam
p/keperawatan/article/view/4010/43 e%3DTingkat_Terapi_Kelompok_
71), diakses pada 18 Januari 2019.
N.pdf), diakses pada 18 Januari Nur, G, M & S, Risnawati, R. 2017. Teori-
2018. teori Psikologi. Jogjakarta: Katalog
Siddik, R, E, P. 2018. Hubungan Dukungan Dalam Terbitan (KDT)
Keluarga Dengan Tingkat Benson, R, C & P, M, L. 2008. Buku Saku
Kecemasan Pada Pasien Pre Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Opearasi Sectiocesarea Di Rumah Fraser, D, M & Cooper, M, A. 2009. Buku
Sakit Lavalette Malang. Sekripsi: Ajar Bidan. Jakarta: EGC
dipublikasikan. Stuart, G, W. 2006. Buku Saku Keperawatan
Sari, K, D, N, T. 2018. Perbedaan Tingkat Jiwa. Jakarta: EGC.
Kecemasan Antara Pemberian Nursalam, 2008) (Nursalam. 2008. Konsep
Relaksasi Napas Adalam Dengan dan Penerapan Metodelogi
Aromaterapi Lavender Pada Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi
Pasien Pre Operasi Section 2. Jakarta: Salemba Medika.
Caesarea. Sekripsi: dipublikasikan. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Angggraeni, A, S. 2017. Pengaruh Terapi Keperawtan:Pendekatan Praktis
Spiritual Terhadap Tingkat Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Kecemasan Pasien Preoperasi Noadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Sectio Cesarea Di Rsud Mardi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Waluyo Blitar. Karya tulis ilmiah:
dipublikasikan.
Imam Rasjidi & Gunawan Sukoco. 2009.
Manual Seksio Sesarea dan
Laparatomi Kelainan Adneksa
berdasarkan Evidence Based.
Jakarta: Sagung Seto
Reeder. dkk. 2011. Keperawatan
Maternitas: Kesehatan Wanita,
Bayi dan Keluarga. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Bedah
Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

You might also like