You are on page 1of 11

Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 4 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya 2019


FAKTOR PENGARUH RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER
GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2017

Fadli Imamuddin
Universitas Negeri Surabaya
fadlismansaone@gmail.com
Nadia Asandimitra
Universitas Negeri Surabaya
nadiaasandimitra@unesa.ac.id

Abstract

This purpose of this research to analyze the effect of the Return on Asset (ROA), Economic Value Added (EVA),
Market Value Added (MVA), Stock Liquidity, Growth Opportunities, Idiosyncratic risk, Interest Rate, and
Exchange Rate on Stock Returns of consumer goods sector company period 2012-2017. The dependent variable
in this research is Stock Returns, while the independent variables include the ROA, EVA, MVA, Stock Liquidity,
Growth Opportunities, Idiosyncratic Risk, Interest Rate, and Exchange Rate. The research includes causality
research and this type of data is secondary data obtained from yahoo finance, SahamOk, Bank of Indonesia and
Indonesia Stock Exchange. This study uses the ratio of changes every year to obtain the sample number is 139.
This research use multiplier linier regression analysis method. The result of this research that ROA, EVA, MVA,
Stock Liquidity, Growth Opportunities, and Interest Rate have no effect to Stock Returns. Meanwhile Idiosyncratic
Risk has a significant positive effect on the Stock Returns and Exchange Rate have a significant negative effect on
the Stock Returns. Then all independent variables are simultaneously had effect on Stock Returns. The adjusted
R square value 0,114 which means that the movement of Stock Return influenced 11% by the variables on this
study and 89% is explained by variables outside this research.

Keywords: exchange rate; idiosyncratic risk; stock returns.

PENDAHULUAN Perusahaan yang ingin memperjualbelikan


sahamnya di pasar modal harus melakukan
Kegiatan penempatan dana pada lebih dari satu Initial Public Offering (IPO) terlebih dahulu dan
aset dengan rentang waktu tertentu dengan berstatus perusahaan go public, sedangkan
tujuan mencari serta mendapatkan keuntungan syarat perusahaan yang berstatus go public harus
ataupun peningkatan nilai investasi awal disebut mengungkapkan laporan keuangannya setiap
dengan investasi (Tandelilin, 2010:2). Ada dua tahun kepada public terutama investor (IDX,
bentuk investasi, yaitu investasi finansial dan 2018). Pada tahun 2017 jumlah perusahaan
investasi asset riil di mana investasi asset riil tercatat di pasar modal BEI berjumlah 612
merupakan investasi yang digunakan untuk perusahaan, setiap tahun semakin banyak
membeli barang-barang riil (nyata) seperti perusahaan yang mendaftar ke BEI untuk
tanah, rumah, bangunan dan mesin, sedangkan melakukan IPO, yakni penawaran saham
investasi berbentuk finansial yaitu investasi di perdana (IDX, 2018).
pasar uang dan modal (Halim, 2005).
Aktivitas perusahaan mendapatkan dana dari
Pasar uang ialah sarana pembiayaan jangka investor pasar modal relatif meningkat, pada
pendek yang biasanya berumur < 1 tahun, tahun 2011 sampai dengan 2014 jumlah
adapun instrumen keuangan yang diperjual- perusahaan yang melakukan IPO setiap
belikan pada pasar uang diantaranya surat tahunnya relatif standar yaitu pada kisaran 20-30
berharga pasar uang, promes, sertifikat bank saja, baru pada tahun 2015 dan 2016 jumlah
Indonesia, call money, deposito, commercial perusahaan yang baru listing di BEI menurun
paper, dan sebagainya,sementara pasar modal yaitu hanya 14 perusahaan berturut-turut,
adalah tempat jual-beli saham yang dilakukan sementara pada tahun 2017 dan 2018 perusahan
oleh pihak kelebihan dengan kekurangan dana yang melakukan IPO setiap tahunnya lebih
(Tandelilin, 2001:13). banyak daripada tahun-tahun sebelumnya yaitu
40 dan 55 perusahaan (IDX, 2018). Perusahaan

1154
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 4 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
yang sudah go public akan berusaha untuk Gambar 1.GRAFIK INDEKS SEKTORAL
meningkatkan reputasi perusahaan, diantaranya PERIODE 2012-2017
adalah adanya peningkatan di pasar modal
melalui penjualan saham agar pemegang saham Berdasarkan gambar 1, pergerakan indeks
juga mendapatkan pengembalian yang saham sektoral berfluktuatif, ada yang
maksimal (Martono & Harjito, 2010). mengalami peningkatan, penuruan, dan relatif
mendatar. Pada tahun 2012 sektor agrikultur
Investor harus siap menghadapi segala risiko memiliki nilai indeks tertinggi diikuti oleh
apabila melakukan kegiatan investasi, tidak sektor mining dan barang konsumsi. Hingga
terkecuali investasi saham. Penyertaan modal pada tahun 2014 sektor agrikultur masih
badan usaha maupun perseorangan di dalam menjadi indeks tertinggi diikuti oleh sektor
sebuah perusahaan disebut sebagai saham. sektor barang konsumsi yang kenaikannya
Penyertaan modal tersebut dapat dikatakan sangat tinggi. Hal ini berbeda indeks sektor lain
bahwasanya orang atau badan usaha tersebut yang pada tahun 2014 relatif mendatar bahkan
ikut andil dalam memiliki perusahaan dan harus sektor mining justru menurun. Semua sektor
serta wajib untuk hadir dalam RUPS (IDX, mengalami penurunan nilai indeks dari tahun
2018). sebelumnya pada tahun 2015, sementara periode
2015 sampai 2017 pergerakan indeks realtif
Potensi kerugian yang dialami oleh investor stabil dan sebagian besar sektor mengalami
selama berinvestasi yaitu capital loss peningkatan (IDX, 2018).
(Jogiyanto, 2016). Untuk menghindari kerugian
tersebut investor dapat melihat nilai dari indeks Pada tahun 2012 sampai 2017 pergerakan indeks
saham yang merupakan sebuah indikator saham consumer goods mengalami peningkatan
penggambaran mengenai pergerakan suatu hampir dua kali lipat dan menjadi indeks saham
harga saham dalam suatu waktu dan sektoral yang nilai kenaikannya paling tinggi
menunjukkan trend yang terjadi di pasar disebut sebesar 1.295. Pada akhir tahun 2017 nilai
indeks saham (IDX, 2018). indeks saham barang konsumsi menjadi yang
paling tinggi (2.861) dan memiliki range yang
Pergerakan indeks saham sektoral dalam enam cukup tinggi dengan indeks saham sektor lain
tahun terakhir (2012-2017) berfluktuatif, ada (IDX, 2018).
sektor perusahaan yang mengalami peningkatan
indeks dan ada juga yang mengalami penurunan Investor melakukan kegiatan investasi bertujuan
nilai indeks. Terdapat indeks yang naiknya mendapatkan return saham. Imbalan dana yang
tinggi yaitu sektor barang konsumsi, disertakan pada suatu perusahaan merupakan
peningkatan dari 2012 hingga 2017 sebesar motivasi untuk mendapatkan return (Tandelilin,
1.295. Sementara peningkatan tertinggi kedua 2001:47). Hubungan antara risiko dan return
yaitu sektor finance sebesar 591 disusul berbanding lurus, semakin tinggi return saham
manufacture sebesar 492. Untuk sektor lainnya berarti banyaknya pengeluaran uang investor
peningkatannya tidak terlalu signifikan. untuk memiliki saham tersebut (Naomi, 2011).
Sedangkan indeks yang mengalami penurunan
yaitu sektor agrikultur -447, disusul oleh sektor Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mining -270. Berikut ini merupakan grafik pengaruh ROA, EVA, MVA, likuiditas saham,
indeks perusahaan sektoral yang ada di BEI kesempatan bertumbuh perusahaan,
periode 2012-2017(IDX, 2018). idiosyncratic risk, suku bunga, serta kurs
terhadap return saham pada perusahaan sektor
consumer goods yang terdaftar di BEI periode
2012-2017.

KAJIAN PUSTAKA DAN


PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Signalling Theory
Sumber: Idx.co.id (2019), data diolah. Teori sinyal menjelaskan bahwasanya
perusahaan ingin meyakinkan investor jika

1155
Fadli Imamuddin & Nadia Asandimitra. Faktor Pengaruh Return Saham Perusahaan Sektor Consumer
Goods yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2017

perusahaan mempunyai reputasi baik dan dapat digunakan untuk peramalan pergerakan
berpandangan jika prospek perusahaan cerah suatu harga saham di waktu yang akan datang.
untuk masa yang akan datang (Brigham & Hal ini dikarenakan pergerakan harga saham
Houston, 2014:184). Teori dari Spence (1973) yang tidak dapat diprediksi atau acak (random
ini menggambarkan bahwa informasi yang walk) (Samsul, 2006). Peluang meningkat dan
dimiliki oleh manajer perusahaan berbeda menurunnya harga saham yakni sama, tetapi
dengan investor, perbedaan informasi ini mengenai jangka waktu seberapa panjang harga
dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk saham selalu mengalami peningkatan. Teori ini
menjaga nilai dan reputasi perusahaan di mata digunakan dalam menjelaskan variabel kurs.
public, sedangkan investor hanya mendapatkan
informasi yang dianggap baik bagi perusahaan, Return Saham
informasi mengenai kekurangan perusahaan Return saham dihitung menggunakan rumus
tidak terlalu banyak dipublikasikan dengan Cumulative Abnormal Return (CAR) (1) yakni
tujuan menjaga nilai suatu perusahaan agar tetap penjumlahan return yang tidak normal dengan
baik (Brigham & Houston, 2014). rumus (Hartono, 2016: 663).

Perbedaan informasi yang didapatkan antara 𝐴𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡 = ∑𝑡𝑎=𝑡3 𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑎 ........................... (1)
manajer dan investor menyebabkan asymmetric
information. Kurangnya informasi yang benar Return On Asset (ROA)
menyebabkan investor tidak bisa memberikan ROA yakni rasio laba bersih pada total aset
harga yang tepat untuk perusahaan. Umumnya setelah bunga dan pajak (Brigham & Houston,
investor senang membeli saham perusahaan 2014: 148), dengan rumus (2):
dengan laba banyak serta besar di setiap
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
penutupan buku tahunnya. Mindset investor 𝑅𝑂𝐴 = ....................................... (2)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
secara umum terpusat pada bagaimana
perusahaan dapat menghasilkan keuntungan Economic Value Added (EVA)
berupa laba tersebut. Perusahaan yang sanggup Alat perkiraan laba ekonomi usaha tertentu
dianggap perusahaan yang memiliki kinerja dalam suatu tahun, namun berbeda dengan laba
yang baik dan berkualitas (Brigham & Houston, bersih akuntansi disebut dengan EVA.
2014). Teori sinyal menjadi dasar untuk Dikarenakan laba bersih akuntansi tidak
menjelaskan variabel ROA, EVA, MVA, dikurangi oleh biaya ekuitas, tetapi dalam EVA
Likuiditas Saham, Kesempatan Bertumbuh biaya tersebut dikeluarkan (Brigham &
Perusahaan, dan Idiosyncratic Risk. Houston, 2014: 111). Rumus (3) EVA menurut
(Brealey, 2008: 274) dapat dijelaskan sebagai
Teori Klasik berikut. Penjelasan rinci untuk menghitung
Menurut teori klasik, teori pernawaran EVA dapat dilihat di rumus (4), (5), (6), dan (7)
permintaan akan tabungan disebut dengan suku
bunga. Tingginya suku bunga semakin tinggi 𝐸𝑉𝐴 = 𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇 − 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒𝑠 ................. (3)
pula keinginan masyarakat untuk menabung
(Sukirno, 2013). Teori yang dikembangkan oleh 𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇 = 𝐸𝐴𝑇 + 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎...................... (4)
Adam Smith, David Ricardo, dan Stuart Mill
yang pada akhirnya dikembangkan Keynes 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒𝑠 = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝑊𝐴𝐶𝐶 .. (5)
(1936) ini menjelaskan bahwa suku bunga
berbanding terbalik dengan dengan investasi, Invested capital = total assets – short term, non
tingginya tingkat suku bunga maka menjadikan interest bearing liabilities ........................ (6)
ketertarikan masyarakat untuk berinvestasi di
pasar modal melemah begitu pula sebaliknya. 𝐷 𝐸
WACC = {𝑉 𝑥 𝑟𝑑 (1 − 𝑇𝑎𝑥)} + (𝑉 𝑥 𝑟𝑒 ) ....... (7)
Dalam penelitian ini teori klasik digunakan
dalam menjelaskan variabel suku bunga.
Market Value Added (MVA)
Random Walk Theory (Brigham dan Houston, 2014:111) menjelaskan
Random walk theory adalah teori ekonomi yang bahwasanya MVA merupakan perbedaaan nilai
dikemukakan oleh Maurice Kendall (1953) yang pasar dan nilai buku dalam neraca. Perhitungan
kemudian dikaitkan dengan pergerakan harga nilai pasar yakni dengan perkalian antara harga
saham. Harga saham di waktu lampau tidak

1156
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 4 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑗𝑢𝑎𝑙+𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑖
saham dan jumlah saham beredar. MVA 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = ............... (14)
2
dirumuskan dengan (8):
Hipotesis
𝑀𝑉𝐴 = Nilai pasar saham – Nilai buku saham H1: Return On Asset (ROA) berpengaruh
..................................................................(8)
positif terhadap return saham perusahaan
Likuiditas Saham sektor consumer goods yang terdaftar di
Likuiditas saham adalah kecepatan saham untuk BEI periode 2012-2017
dicairkan menjadi dana dan sebaliknya. H2: MarketValue Added (EVA) berpengaruh
Likuiditas saham dihitung menggunakan spread positif terhadap return saham perusahaan
yang merupakan selisih harga ask dan bid dibagi sektor consumer goods yang terdaftar di
closing price (Stoll, 1989). Rumus penghitungan BEI periode 2012-2017
(9) sebagai berikut. H3: Market Value Added (MVA) berpengaruh
positif terhadap return saham perusahaan
𝑃𝑗−𝑃𝑏
𝑠𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 = .............................................(9) sektor consumer goods yang terdaftar di
𝑃𝑡
BEI periode 2012-2017
Kesempatan Bertumbuh Perusahaan H4: Likuiditas saham berpengaruh positif
Pertumbuhan perusahaan adalah perubahan aset terhadap return saham perusahaan sektor
yang dimiliki oleh suatu perusahaan dari periode consumer goods yang terdaftar di BEI
sebelumnya (Fauzi & Suhadak, 2015). periode 2012-2017
Kesempatan bertumbuh perusahaan dapat H5: Kesempatan bertumbuh berpengaruh
diukur dengan rasio capital expenditure to book positif terhadap return saham perusahaan
value asset (CAPBVA) sebagai berikut (10). sektor consumer goods yang terdaftar di
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝐵𝑢𝑘𝑢𝐴𝑘𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑡 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝐵𝑢𝑘𝑢𝐴𝑘𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑡−1
BEI periode 2012-2017
𝐶𝐴𝑃𝐵𝑉𝐴 = H6: Idiosyncratic Risk berpengaruh negatif
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
................................................................(10) terhadap return saham perusahaan sektor
consumer goods yang terdaftar di BEI
Idiosyncratic Risk periode 2012-2017
Idiosyncratic risk adalah risiko spesifik tentang H7: Suku bunga berpengaruh negatif terhadap
perusahaan yang dihitung sebagai berikut (11).
return saham perusahaan sektor consumer
goods yang terdaftar di BEI periode 2012-
𝑅𝑖,𝑡 = 𝑎𝑖,𝑡 + 𝑏𝑖,𝑡 . (𝑅𝑚,𝑡 − 𝑅𝑓,𝑡 ) + 𝑒𝑖,𝑡 … ........(11)
2017
Volatilitas dari Idiosyncratic Risk didapatkan H8: Kurs berpengaruh positif terhadap return
melalui standar deviasi residualnya saham perusahaan sektor consumer goods
idiosyncratic risk. Perhitungan Idiosyncratic yang terdaftar di BEI periode 2012-2017
risk volatility (IVOL) (12) ialah sebagai berikut
(Bali & Cakiki, 2006). METODE PENELITIAN
𝐼𝑉𝑂𝐿𝑖,𝑡 = √𝑉𝑎𝑟(𝜀,𝑡) ..................................(12) Rancangan penelitian kausalitas digunakan di
dalam penelitian ini, yakni salah satu rancangan
Suku Bunga penelitian konklusif bertujuan memahami
Harga dari penggunaan dana investasi ialah suku bagaimana variabel independen memengaruhi
bunga (Boediono, 2014:76). Suku bunga dapat variabel dependen pada fenomena tertentu
diukur dengan rumus (13) sebagai berikut (Nasir (Malhotra, 2009:105). Penelitian ini termasuk
& Mirza, 2011). penelitian kausalitas dengan tujuan mencari data
𝑆𝐵𝐼𝑡−𝑆𝐵𝐼𝑡−1
bukti bagimana variabel independen (ROA,
𝑆𝐵𝐼 = ..........................................(13) EVA, MVA, Likuiditas Saham, Kesempatan
𝑆𝐵𝐼𝑡−1
Bertumbuh Perusahaan, Idiosyncratic Risk,
Kurs Suku Bunga, dan Kurs) memengaruhi variabel
Kurs ialah harga relative suatu mata uang pada dependen (Return Saham).
mata uang negara lainnya (Ekananda, 2014:
168), dengan rumus (14) sebagai berikut.

1157
Fadli Imamuddin & Nadia Asandimitra. Faktor Pengaruh Return Saham Perusahaan Sektor Consumer
Goods yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2017

Jenis data kuantitatif dengan sumber data Hasil Uji Asumsi Klasik
sekunder dari laporan keuangan perusahaan Uji kolmogorov smirnov dalam uji normalitas
yang dipublikasikan di www.sahamOk.com, digunakan dalam penelitian dan didapatkan nilai
www.idx.co.id serta yahoofinance.com. test statistic sebesar 0.0506 dengan sig 0.200,
Perusahaan sektor consumer goods yang artinya residual berdistribusi normal. Uji
terdaftar di BEI dengan tahun periode 2012 multikolonieritas didapat nilai VIF dan
sampai 2017 merupakan populasi penelitian. tolerance < 10 dan> 0.1, hasil ini menunjukkan
Sedangkan sampel penelitian yakni perusahaan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Uji white
sektor consumer goods yang menerbitkan digunakan untuk memperkuat hasil grafik
laporan keuangan berturut-turut dari periode scatterplots dalam heteroskedastisitas, didapat
2012-2017dan tidak pernah mengalami relisting nilai 𝑐 2 hitung sebesar 42 yaitu dengan
atau delisting dari periode 2012-2017, sehingga mengalikan jumlah n dengan 𝑅 2 = 139 x 0.302,
didapatkan sampel penelitian sebanyak 24 sedangkan nilai dari 𝑐 2 tabel dengan signifikansi
perusahaan sektor consumer goods yang 0.05 dan residual 121 diperoleh nilai 147.674
memenuhi kriteria penelitian yang selanjutnya sehingga hasil ini tidak mengalami
dikalikan dengan 6 periode pengamatan (2012- heteroskedastisitas.
2017) sehingga didapatkan 144 pengamatan.
Uji auto korelasi didapat nilai tes .01564 dengan
Tabel 1. probabilitas.799 signifikan pada 0.05 yang
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL berarti bahwa hipotesis 0 diterima atau tidak
PENELITIAN terjadi gejala autokorelasi. Serta uji linieritas
menghasilkan output 𝑅 2 sebesar .069 dengan n
No Kode No Kode = 139, maka nilai 𝑐 2 hitung adalah 9.51 (139 x
1 CEKA 13 TSCP 0.69), sedangkan nilai 𝑐 2 tabel dengan df 130
2 KAEF 14 DVLA
dan signifikansi 0.05 sebesar 157.610. Dari
3 MBTO 15 TCID
4 ICBP 16 MLBI perbandingan antara 𝑐 2 hitung dengan 𝑐 2 tabel
5 STTP 17 GGRM lebih besar 𝑐 2 tabel sehingga dapat dipastikan
6 DLTA 18 PYFA model yang benar adalah linier.
7 ROTI 19 LMPI
8 KLBF 20 RMBA Tabel 2.
9 MRAT 21 ADES HASIL ANALISIS REGRESI LINIER
10 INDF 22 MYOR BERGANDA
11 ULTJ 23 HMSP
12 MERK 24 KICI Model B Std t Sig.
Sumber: Idx.co.id (2019), data diolah. Error
1 .702 .239 2.934 .004
Uji Asumsi Klasik (Contstant) .161 .260 .618 .537
Penggunaan model analisis regresi berganda ROA -4.611E-15 .000 -.216 .829
terikat dengan sejumlah asumsi dan harus EVA 7.543E-19 .000 .001 .999
memenuhi asumsi klasik yaitu harus lolos uji MVA -.104 .074 -1.416 .159
linieritas, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji LS -.114 .137 -.833 .406
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. KBP 10.162 2.801 3.628 .000
IR .090 .122 .735 .464
SB -5.758E-5 .000 -3.148 .002
Teknik Analisis Data KURS
Metode statistik yang dipakai dalam penelitian
Sumber: Output SPSS (2019), data diolah.
ini yaitu analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan program Statistical Program For Sig. 0,002 uji F < tingkat signifikansi 5%
Social Science (SPSS). Analisis ini digunakan sehingga ROA, EVA, MVA, likuiditas saham,
untuk menguji pengaruh mikro dan kesempatan bertumbuh perusahaan,
makroekonomi terhadap return saham. Uji idiosyncratic risk, suku bunga serta kurs
hipotesis t dan f juga turut digunakan dalam memengaruhi return saham secara simultan.
penelitian ini. Hasil uji t menjelaskan bahwasanya variabel
dengan sig< 0.05 berpengaruh terhadap Return
HASIL DAN PEMBAHASAN Saham, yakni variabel Idiosyncratic Risk dan

1158
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 4 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Kurs. Model persamaan regresi penelitian ini consumer goods yang terdaftar di BEI periode
yakni sebagai berikut. 2012-2017. Tentunya bertentangan dengan teori
sinyal, bahwasanya investor tidak menggunakan
Y = 0,702 + 10,162 – 5,758E-5 + e........(15) laporan keuangan untuk mendapatkan nilai
EVA. Hal ini dapat terjadi karena perhitungan
Hasil Koefisien Determinasi EVA sendiri begitu rumit sehingga tidak dipakai
Didapat Adjusted R Square 0,114 artinya bahwa investor dalam menentukan pembelian saham.
variabel dependen dijelaskan oleh variabel Hasil penelitan dapat digambarkan oleh data
independen sebesar 11%, sedangkan 89% perusahaan dari CEKA di mana dalam periode
dijelaskan oleh variabel diluar penelitian seperti 2012 sampai 2017 nilai CAR selalu positif, tapi
inflasi dan size (Sudarsono & Sudiyanto, 2016), tidak dengan EVA di mana pada saat tahun
DER, PER dan CR (Parwati & Sudiartha, 2016) 2012, 2013 dan 2015 bernilai negatif, sementara
serta ROE dan EPS (Hidajat, 2018). pada 2014, 2016, dan 2017 bernilai positif.
Contoh lain menggambarkan bahwasanya EVA
Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap tidak memengaruhi return saham yaitu
Return Saham perusahaan MRAT di mana nilai EVA dari
Hasil pengujian menunjukkan ROA tidak periode 2012 hingga 2017 bervariasi ada yang
memengaruhi return saham perusahaan sektor positif dan juga yang negatif tetapi tidak dapat
consumer goods yang terdaftar di BEI periode mempengaruhi nilai CAR yang mana pada
2012-2017. Tentunya bertentangan terhadap periode yang sama selalu negatif. Hasil
teori sinyal di mana teori ini berpendapat bahwa penelitian sejalan dengan Kusuma &
dengan dipublikasikannya laporan keuangan Topowijoyo (2016) di mana EVA tidak
perusahaan setiap tahunnya tentu membuat memengaruhi return saham dikarenakan bagus
investor tertarik menanam saham pada tidaknya nilai EVA tidak memberikan
perusahaan terkait. Dalam berinvestasi trader peningkatan ataupun pendorong performa
dan investor tidak selalu mengharapkan capital saham di pasar modal.
gain yang besar, ada pula tipe investor yang
lebih menyukai pembagian deviden tetap, di Pengaruh Market Value Added (MVA)
mana dalam IDXHD20 yang merupakan indeks terhadap Return Saham
perusahaan yang membagikan deviden tetap Hasil pengujian menunjukkan MVA tidak
dalam jumlah besar dalam 3 tahun terkahir memengaruhi return saham perusahaan sektor
terdapat 3 perusahaan yang menjadi sampel consumer goods yang terdaftar di BEI periode
penelitian yaitu GGRM, HMSP dan INDF. 2012-2017. Dikarenakan selama periode
penelitian yakni tahun 2012 sampai 2017 di
Hasil penelitian didukung oleh data dari mana terdapat 139 data penelitian terdapat 50
perusahaan KAEF di mana tahun 2015 ROA data variabel MVA yang bernilai negatif, oleh
perusahaan 0,0581 sedangkan CAR perusahaan sebab itu investor tidak menggunakan alat
-0,2995, sedangkan pada tahun berikutnya nilai perhitungan ini sebagai keputusan untuk
ROA relatif sama yaitu 0,0534 akan tetapi CAR berinvestasi. Terdapat perusahan-perusahaan
perusahaan sebesar 1,2179. Pada akhir periode yang nilai dari MVA adalah negatif tetapi nilai
pengamatan (tahun 2017) nilai ROA perusahaan dari return saham positif seperti perusahaan
relatif sama dengan dua tahun sebelumnya yaitu CEKA tahun 2012-2017 nilai MVA perusahaan
sebesar 0,0531, tetapi jumlah CAR perusahaan tersebut selalu negatif tetapi tidak dengan nilai
turun kembali dengan nilai -0,0807. Hasil dari return saham yang selalu positif. Hal yang
penelitian sejalan dengan Farida & Darmawan sama dialami oleh perusahaan LMPI dan KICI
(2017) yang menemukan hasil bahwa ROA di mana selama periode pengamatan nilai dari
tidak memengaruhi return saham karena ROA MVA selalu negatif tetapi tidak dengan nilai
tidak digunakan oleh investor sebagai penentuan return sahamnya. Hal ini juga terjadi pada
pembelian saham. perusahaan besar seperti MYOR pada tahun
2012 dan 2013 di mana nilai MVA yang negatif
Pengaruh Economic Value Added (EVA) tidak sama dengan nilai dari return saham yang
terhadap Return Saham positif.
Hasil pengujian menunjukkan EVA tidak
memengaruhi return saham perusahaan sektor

1159
Fadli Imamuddin & Nadia Asandimitra. Faktor Pengaruh Return Saham Perusahaan Sektor Consumer
Goods yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2017

Sehingga nilai MVA perusahan yang positif atau return saham perusahaan sektor consumer goods
negatif tidak secara langsung dapat yang terdaftar di BEI periode 2012-2017.
mempengaruhi return saham suatu perusahaan.
Hasil penelitian sejalan dengan Kartini (2011) Berdasarkan data publikasi dari idx tahun 2017,
yaitu MVA tidak memengaruhi return saham. dari total 557 perusahaan terdapat 5 perusahaan
Dikarenakan harga saham sebagian besar sektor consumer goods yang masuk kategori 15
perusahaan akan mengalami peningkatan disaat biggest market capitalization, di mana HMSP
bursa saham juga meningkat. Sehingga return berada pada nomor 1 sebagai perusahaan dengan
saham positif tidak mungkin seluruhnya biggest capitalization market terbesar.
merupakan akibat dari kinerja perusahaan. Perusahaan consumer goods lainnya yang
masuk kategori ini adalah GGRM, ICBP, KLBF
Pengaruh Likuiditas Saham terhadap Return dan INDF. Investor mungkin tidak akan
Saham memperdulikan berapa nilai dari rasio CAPBVA
Hasil pengujian menunjukkan likuiditas saham yang menjadi proksi variabel kesempatan
tidak memengaruhi return saham perusahaan bertumbuhperusahaan dan lebih memilih untuk
sektor consumer goods yang terdaftar di BEI berinvestasi pada perusahaan besar yang sudah
periode 2012-2017. lama beroperasi dan terkenal di Indonesia
sehingga perhitungan dari rasio ini tidak dipakai
Terjadi karena investor saham perusahaan sektor untuk menentukan pembelian saham.
consumer goods merupakan investor jangka
panjang. Ditunjukkan oleh volume transaksi Hasil sejalan dengan Fidhayanti & Dewi(2012)
perusahaan pada sektor consumer goods tahun bahwasanya kesempatan bertumbuh perusahaan
2015 dan 2016 selalu berada pada urutan tidak memengaruhi secara signifikan return
terbawah yang berarti sangat jarang saham. Dikarenakan adanya dugaan bahwa
diperjualbelikan. Pada 2015 volume transaksi aktiva tetap perusahaan bukanlah faktor penentu
perdagangan perusahaan sektor consumer goods adanya peningkatan kesempatan bertumbuhnya
sebesar 85.019.136 di mana nilai ini jika perusahaan karena belum tentu aktiva tetap
dibandingkan dengan sektor lain sangat kecil meningkat maka kesempatan bertumbuh
begitu pula dengan tahun 2016 sektor consumer perusahaan juga meningkat. Hal lainnya yakni
goods masih menjadi sektor perusahaan dengan adanya dugaan bahwa meskipun aktiva tetap
volume transaksi perdagangan terendah dengan mengalami penuruan pada periode tersebut
nilai volume 262.328.341. tetapi kesempatan bertumbuh perusahaan tetap
ada dikarenakan adanya pengaruh faktor-faktor
Hal ini menunjukkan bahwa investor di sektor lain.
consumer goods merupakan tipe investor jangka
panjang karena volume transaksi perdangan Pengaruh Idiosyncratic Risk terhadap Return
sektor ini paling rendah dibandingkan sektor Saham
yang lain (Margareta & Diantini, 2015), oleh Hasil pengujian menunjukkan idiosyncratic risk
sebab itu investor yang berinvestasi secara memengaruhi secara positif return saham
jangka panjang tidak memperdulikan seberapa perusahaan sektor consumer goods yang
likuid saham tersebut untuk diperjualbelikan. terdaftar di BEI periode 2012-2017.
Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh pada return saham. Hasil sejalan Menurut (Weston & Copeland, 1995) terdapat
dengan Muslih (2018) yang membuktikan tiga jenis investor yaitu investor yang
likuiditas saham tidak memberikan pengaruh menghindari risiko (risk averter), investor
pada return saham. Saham yang berjenis likuid bersifat serta bersikat netral akan adanya risiko
tidak bisa memberikan tingkat pengembalian (risk neutral) dan investor justru menyenangi
yang tinggi jika saham perusahaan jika tidak risiko (risk seeker).
terus aktif diperdagangkan di bursa saham.
Berdasarkan data dari www.idx.com volume
Pengaruh Kesempatan Bertumbuh transaksi sektor consumer goods pada 2015 dan
Perusahaan terhadap Return Saham 2016 selalu berada pada urutan terendah
Hasil pengujian menunjukkan kesempatan dibandingkan dengan 10 sektor lain yaitu
bertumbuh perusahaan tidak memengaruhi 85.019.136 dan 262.328.34, tetapi pada tahun
2017 volume transaksi sektor ini meningkat

1160
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 4 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
signifikan menjadi 4.265.547.852 dan berada 2012-2017. Tentunya bertentangan pada teori
pada urutan 3 teratas dengan volume transaksi klasik, di mana adanya hubungan berbanding
tertinggi. Hal ini menunjukkan berkumpulnya terbalik antara suku bunga dan return saham.
investor risk seeker dengan keyakinan high risk Hal ini dikarenakan selama periode penelitian
high return. Pada umumnya saat harga saham perubahan suku bunga tidak terlalu besar di
tinggi investor akan menjual sahamnya untuk mana pada tahun 2012 sampai 2017 nilai BI rate
memperoleh capital gain yang tinggi, namun berturut-turut 5,75%, 7,50%, 7,75%, 7,50%,
yang terjadi investor justru berebut untuk 6,50% dan 4,25%.
membeli serta memiliki saham sektor
perusahaan consumer goods, hal ini Jumlah single investor identification setiap
menunjukkan semakin tinggi risiko saham dapat tahunnya selalu meningkat, berdasarkan data
berpengaruh positif pada return saham. dari www.ksei.com dari tahun 2012-2017
jumlah SID berturut-turut 281.256, 320.506,
Hasil penelitian didukung data perusahaan 364.465, 434.107, 894.116, 1.122.668. Hal ini
KAEF di mana tahun 2012 baik idiosyncratic menunjukkan minat investor pasar modal selalu
volatility (ivol) maupun return saham bernilai meningkat setiap tahunnya tidak terpengaruh
positif, pada tahun berikutnya ivol mengalami oleh nilai dari suku bunga bank. Begitu pula
penurunan yaitu 0,0078 dan return saham juga dengan jumlah IHSG periode 2012-2017 relatif
ikut menurun yaitu -0,1034. Tahun 2014 ivol meningkat setiap tahunnya yang semakin
meningkat daripada tahun 2013 yakni 0,0085 memperkuat data bahwa suku bunga tidak
yang mengakibatkan return saham juga memengaruhi investor pada pasar modal.
meningkat menjadi positif sebesar 0,7708.
Tetapi pada tahun 2015 nilai ivol menurun Hasil penelitian sejalan dnegan (Farida &
menjadi 0,006 akibatnya return saham juga Darmawan, 2017) di mana investor tidak terlalu
menurun menjadi -0,2995. Tahun 2016 tertarik dengan perubahan suku bunga dari dunia
meningkat daripada tahun 2015 yakni 0,0193 perbankan apalagi bagi investor yang sudah
begitu pula dengan nilai return saham lama menikmati hasil berinvestasi di pasar
meningkat sebesar 1,279. Contoh lain yang modal. Jadi, investasi di pasar uang tidak akan
menggambarkan hasil penelitian ini adalah dipengaruhi secara langsung oleh nilai suku
perusahaan LMPI di mana pada 2012 ivol bunga.
perusahaan adalah 0,0246 dengan return saham
0,2973, sedangkan pada tahun berikutnya nilai Pengaruh Kurs terhadap Return Saham
ivol mengalami penurunan sebesar 0,0231 Hasil pengujian menunjukkan kurs
begitu pula dengan nilai return yang menurun memengaruhi return saham secara negative
menjadi 0,1297. Penurunan nilai ivol tahun 2014 perusahaan sektor consumer goods yang
sebesar 0,0093 berakibat pada penurunan nilai terdaftar di BEI periode 2012-2017. Tentunya
return -0,3602. Tahun 2015 hingga 2016 baik bertentangan dengan random walk theory di
ivol maupun return saham mengalami mana dalam teori tersebut menyatakan secara
peningkatan, sedangkan pada tahun 2017 jangka panjang hubungan kurs dan return saham
penurunan nilai ivol 0,0218 sejalan dengan berpengaruh positif. Kurs rupiah relatif terus
turunnya return 0,1773. Hasil penelitian sejalan melemah dari tahun 2012 sampai 2017. Kurs di
dengan (Naomi, 2011) yang membuktikan jika Indonesia menganut sistim mengambang
hubungan risiko idiosinkratik terhadap return terkendali artinya pemerintah dapat melakukan
saham positif karena sebagian investor meyakini intervensi melalui kebijakannya untuk mengatur
konsep high risk high return. Apabila investor arah kurs. Kurs rupiah yang mengalami
menginginkan adanya keuntungan yang tinggi pelemahan tidak selalu menjadi indikator negatif
tentunya harus siap menghadapi risiko yang bagi suatu perekonomian, karena dengan
tinggi pula. melemahnya nilai kurs maka ini menjadi
keuntungan bagi perusahaan yang export
Pengaruh Suku Bunga terhadap Return oriented di mana didalamnya terdapat banyak
Saham perusahaan sektor konsumsi. Sebagian besar
Hasil pengujan menunjukkan suku bunga tidak perusahaan consumer goods merupakan
memengaruhi return saham perusahaan sektor perusahaan eksportir seperti INDF, ICBP,
consumer goods yang terdaftar di BEI periode MYOR, GGRM, HMSP, MRAT dan

1161
Fadli Imamuddin & Nadia Asandimitra. Faktor Pengaruh Return Saham Perusahaan Sektor Consumer
Goods yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2017

perusahaan besar lainnya yang ada di sektor ini. Boediono. (2014). Seri Sinopsis Pengantar Ilmu
Hal tersebut menjadi keuntungan karena ekspor Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.
ke luar negeri dibayar dengan menggunakan US
Dollar saat mengkonversikan dollar ke rupiah Brealey. (2008). Dasar-dasar Manajemen
akan menjadi lebih banyak, sehingga Keuangan Perusahaan Edisi Lima.
pendapatan perusahaan juga akan semakin Jakarta: Erlangga.
besar, dengan semakin meningkatnya
pendapatan perusahaan tentunya investor akan Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2014). Dasar-
tertarik untuk melakukan kegiatan pembelian Dasar Manajemen Keuangan (Edisi 11).
saham perusahaan bersangkutan dan berdampak Jakarta: Salemba Empat.
dengan meningkatnya return saham. Hal
tersebut menunjukkan hubungan kurs dengan Brigham, & Houston. (n.d.). Dasar-Dasar
return saham berbanding terbalik. Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Laichena &
Obwogi (2015) yaitu kurs memengaruhi secara Brigham, & Houston. (2001). Manajemen
negatifreturn saham, di mana saat US Dollar Keuangan. (D. Suharto, Ed.)
mengalami apresiasi berdampak menurunnya (Kedelapan). Jakarta: Erlangga.
indeks harga saham dalam negeri, dan
sebaliknya saat kurs US Dollar mengalami Ekananda, M. (2014). Ekonomi Internasional.
depresiasi maka bursa saham dalam negeri Jakarta: Erlangga.
relatif naik.
Farida, M., & Darmawan, A. (2017). Pеngaruh
KESIMPULAN risiko inflasi, risiko suku bunga, risiko
valuta asing, dan profitabilitas terhadap
ROA, EVA, MVA, likuiditas saham, return saham. Jurnal Administrasi Bisnis
kesempatan bertumbuh perusahaan, serta suku (JAB), 50(1), 49–57.
bunga tidak memengaruhi returnsaham,
sementara idiosyncratic risk memengaruhi Fidhayatin, S. K., & Dewi, N. H. U. (2012).
secara positif return saham, sedangkan kurs Analisis nilai perusahaan, kinerja
memengaruhi secara negatif returnsaham. perusahaan dan kesempatan bertumbuh
Perusahaan dapat menggunakan penelitian ini perusahaan terhadap Return Saham pada
sebagai bahan pertimbangan risiko unik Perusahaan Manufaktur yang Listing di
perusahaan (idiosyncratic risk) dan kurs untuk BEI. The Indonesian Accounting Review,
meningkatkan kinerja perusahaan, serta investor 2(2), 203–214.
diharapkan dalam mengambil keputusan
berinvestasi menggunakan penelitian ini sebagai Halim, A. (2005). Analisis Investasi (Edisi Ke-
acuannya dengan mempertimbangkan risiko 2). Jakarta: Salemba Empat.
idiosinkratik dan kurs yang memengaruhi return
saham. Keterbatasan penelitian ini ialah Hartono, J. (2016). Teori Portofolio dan Analisis
mengenai nilai Adjusted R Square hanya 11% Investasi (Kesepuluh). Yogyakarta:
saja, selain itu penggunaan variabel independen BPFE-Yogyakarta.
hanya dua variabel memengaruhi variabel
Hidajat, N. C. (2018). Pengaruh Return On
dependen, yaitu idiosyncratic risk dan kurs.
Equity , Earnings Per Share , Economic
Oleh sebab itu, dapat dilakukan penelitian
Value Added , Dan Market Value Added
serupa mengenai faktor pengaruh return saham
Terhadap Return Saham Perusahaan
dengan variabel yang berbeda seperti inflasi,
Sektor Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa
size, DER, CR, PER, ROE, dan EPS.
Efek Indonesia Periode 2010-2016.
Jurnal Ekonomi, XXIII(01), 62–75.
DAFTAR PUSTAKA
IDX. (2018a). Go Public. Retrieved November
Bali, & Cakiki. (2006). Idiosyncratic Volatility
12, 2018, from https://gopublic.idx.co.id/
and Cross-Section of Expected Returns.
New York: Working Papers.
IDX. (2018b). Produk/Indeks. Retrieved

1162
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 4 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
November 12, 2018, from National Management and Business, 36–
https://www.idx.co.id/produk/indeks/ 45.

IDX. (2018c). Ringkasan Saham. Retrieved Naomi, P. (2011). Risiko idiosinkratik dan imbal
November 12, 2018, from hasil saham pada bursa saham indonesia.
https://www.idx.co.id/data- Finance and Banking Journal, 13(2),
pasar/ringkasan-perdagangan/ringkasan- 128–138.
saham/
Nasir, & Mirza. (2011). Pengaruh Nilai Kurs,
IDX. (2018d). saham. Retrieved November 12, Inflasi, Suku Bunga Deposito dan
2018, from Volume Perdagangan Saham Terhadap
http://www.idx.co.id/produk/saham/ Return Saham Pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jogiyanto. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Indonesia. Junal EKonomi, 19(4).
Investasi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta. Parwati, R. R. A. D., & Sudiartha, G. M. (2016).
Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Kartini. (2011). Analisis Pengaruh Economic Likuiditas Dan Penilaian Pasar Terhadap
Value Added (EVA), Market Value Return Saham Pada Perusahaan
Added (MVA), Dan Arus Kas Terhadap Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Unud,
Return Saham Pada Perusahaan Industri 5(1), 385–413.
Konsumsi. Jurnal Bisinis Dan Ekonomi,
2(2), 158–168. Samsul, M. (2006). Pasar Modal dan
Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Kusuma, & Topowijoyo. (2016). Pengaruh
Economic Value Added (EVA) Dan Stoll. (1989). Infering The Component f Bid Ask
Market Value Added (MVA) Terhadap Spread : Theory and Empirical Test. The
Return Saham (Studi Pada Perusahaan Journal of Finance, 44(1), 115–134.
Yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016 Sudarsono, & Sudiyanto. (2016). 6 , – 51. Jurnal
). Jurnal Administrasi Bisnis, 61(3), 65– Bisnis Dan Ekonomi, 2(1), 30–51.
72.
Suhadak, & Fauzi, M. N. (2015). Pengaruh
Laichena, K. E., & Obwogi, T. N. (2015). Kebijakan Deviden dan Pertumbuhan
Effects of Macroeconomic Variables on Perusahaan Terhadap Modal dan Struktur
Stock Returns in The East African dan Profitabilitas (Studi Pada Sektor
Community Stock Exchange Market. Mining yang Terdaftar di Bursa Efek
International Journal of Education and Indonesia Periode 2011-2013). Jurnal
Research, 3(10), 304–320. Administrasi Bisnis, 24(1), 1–10.

Malhotra. (2009). Riset Pemasaran (Keempat). Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori


Jakarta: PT Indeks. Pengantar (Edisi ketiga). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Margareta, & Diantini. (2015). Variabel-
variabel Penentu Holding Period Saham. Tandelilin. (2010a). Analisis Investasi dan
Jurnal Manajemen Strategi Bisnis Dan Manajemen Portfolio. Yogyakarta.
Kewirausahaan, 9(1), 57–64.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan
Martono, & Harjito. (2010). Manajemen Manajemen Portofolio (Pertama).
Keuangan (edisi 3). Yogyakarta: Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
EKONISIA.
Tandelilin, E. (2010b). Portfolio dan Investasi
Muslih. (2018). Pengaruh Likuiditas Saham Dan (Pertama, p. 2). Yogyakarta: KANISIUS.
Risiko Sistematis Plastik Dan Kemasan
Yang Go Public Di Bursa Efek. The Weston, & Copeland. (1995). Manajemen

1163
Fadli Imamuddin & Nadia Asandimitra. Faktor Pengaruh Return Saham Perusahaan Sektor Consumer
Goods yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2017

Keuangan (edisi 8) jilid 1. Jakarta: Gelora


Aksara Pratama.

1164

You might also like