You are on page 1of 5

Efisiensi sistem pendingin : COP atau EER ?

Bicara tentang COP ataupun EER, menarik karna konsep ini


memberikan pengertian yang kalau dikembangkan akan menunjukkan
kenapa perawatan itu penting, kenapa mesin ini lebih efisien atau
kenapa mesin itu lebih boros energi dan lain sebagainya.
Tulisan ini sebenarnya sudah saya posting di
milis refrigerasi@yahoogroups.comataupun
di teknisi_airconditioning@yahoogroups.com

————————————————-
Buka FUNDAMENTAL 2005 chapter 1. hal 1.3 disitu disebutkan :

Performance of a refrigeration cycle is usually described by


a coefficient of performance (COP), defined as the benefit of the
cycle (amount of heat removed) divided by the required energy input
to operate the cycle:

COP = Useful refrigerating effect / Net energy supplied from external


sources

Sedangkan EER, di ASHRAE 2008 System and Equipment Chapter


49, halaman 49.2 disebutkan :

Efficiency
Efficiency is capacity in watts divided by input in watts. For room air
conditioners, it may be called energy efficiency ratio (EER) or
coefficient of performance (COP). To convert EER to COP, multiply
EER by 0.2931.

Kalau begitu sami mawon khan ? Cuma beda satuan. COP (tanpa
satuan karena Watt/Watt, atau Btuh/Btuh) sedangkan EER satuannya
Btuh/Watt, makanya muncul pengali 0,2931

Perhatikan di ASHRAE 2006 Refrigeration, chapter 46 hal 46.16 di


situ dituliskan :
Energy Efficiency. A typical supermarket includes one or more
medium-temperature parallel compressor systems for meat, deli,
dairy, and produce refrigerators and medium-temperature walk-in
coolers. The system may have a satellite compressor for the meat or
deli refrigerators, or all units may have a single compressor. Energy
efficiency ratios (EERs) typically range from grouped on one or more
parallel systems, with ice cream refrigerators on a satellite or on a
single compressor. EERs range from 2.3 to 2.6 W/W for the main
load. Low-temperature refrigerators and coolers are 1.2 to 1.5 W/W
for frozen-food units to as low as 1.0 to 1.2 W/W for ice cream
units.Cutting and preparation rooms are most economically placed on
a single unit because the refrigeration EER is nearly 2.9 W/W.
Airconditioning compressors are also separate because their EERs
can range up to 3.2 W/W
Lho kok beda ? Sepertinya tidak konsisten dengan pernyataan
sebelumnya..Pada teks paragraf terakhit itu sebenarnya kalau
ASHRAE mau konsisten seharusnya dia mengatakan COP.
Perhatikan figure-nya. Disitu disebutnya COP bukan EER, (berbeda
dengan teks di atas.)

Bingung ? Ndak apa khan, yang penting pengertiannya yang


ditangkap.

Salam
—————————————————————————
Kita teruskan ceritanya,’

Jika definisi COP atau EER adalah Efek pendinginan yang


termanfaatkan dibandingkan terhadap Kerja yang harus kita berikan,
maka sudah pasti kita berharap COP atau EER yang dipunyai dari
sistem kita adalah sebesar-besarnya.
Apa mungkin ?
Ternyata yang menjadi pembatasnya adalah COP Carnot. (untuk
temperatur kerja atau temp. saturasi baik kondensasi maupun
evaporasi, yang sama), Karena untuk temperatur kerja yang sama
maka COP maksimum dari sistem yang bisa diperoleh adalah COP
Carnot.

Muncul kemudian definisi efisiensi refrigerasi Efisiensi Refrigerasi =


COP sebenarnya dibagi COP Carnot.

Sekarang Bagaimana kita mengukur COP. Ini yanh sering jadi


perdebatan. Untuk mengukur COP sebenarnua seharusnya sistem
diuji, Diukur berapa kapasitas pendinginannya dan juga berapa
energi/kerja yang diperlukannya. baru didapatlah COP atau EER.
Ruang pengujian sistem refrigerasi ini disebut dengan Kalorimeter
atau ada juga yang bilang psychrometric room, apapun itu, fungsinya
untuk menguji performance sistem.

Lantas bagaimana dengan pengalaman kita sewaktu kuliah ? COP


cukup dihitung dari diagram P-h. Hal ini tidaklah tepat, karena kita
memasukkan beberapa asumsi, tapi cukuplah untuk memberikan
pemahaman pada mahasiswa. Tentu saja hasil perhitungan ini
bersifat teoritis.

Saya banyak menemukan keganjilan dalam perhitungan COP ini,


terutama saat sidang TA.

Udah dulu ahhh

Salam
WHM
—————————————————————————-
Dear Pak Windy dan rekan2 millist,

Menarik sekali nih bahasannya, sebelum ikut nimbrung di


COP & EER, mungkin saya mau coba mempertajam terlebih
dulu tentang 1 PK = 9000 btu/hr.

Yang saya dapati bahwa korelasi 1 PK = 9000 btuh


merupakan claim yang akhirnya menjadi standar umum,
namun hanya berlaku KHUSUS AC dimana dengan energi 1
PK akan menghasilkan efek pendinginan SEKITAR 9000
btuh. Ok kenapa saya tekankan khusus AC dan saya
gunakan kalimat sekitar adlah sbb :

 Dikatakan khusus AC krn memang 1 PK = 9000 btuh hanya


berlaku untuk AC yang bermain di Evap temp 7-10 C, sebab
akan berbeda jika Evap temp -10 C maka 1 PK = 6200 btuh
bahkan jika Evap Temp nya -35 C maka 1 PK = 2500 btuh
(lihat tabel dibawah). Ternyata itu semua kembali sangat
erat hubungannya dengan COP/EER yang dibahas pak
Windy sebelumnya. Namun tentu itu hanya berlaku untuk
system kompresi uap dengan piston compressor. Tentu
akan berbeda kalo compressor screw, dimana COP screw
utk AC bisa mengalahkan piston, tapi untuk refrigerasi COP
screw tidak bisa mengalahkan piston.
 Saya nyatakan sekitar, karena seperti yang Pak Windy
bilang ternyata masing-masing compressor memiliki COP
yang berbeda, sehingga energi 1 PK masing2 akan
menghasilkan btuh yang tidak sama, namun semuanya
akan memposisikan diangka yang tidak jauh dari 9000
btuh.

Dan ini memang menarik, dari tabel yang saya coba


simulasikan dibawah ini juga memberikan gambaran bahwa
dimana munculnya 1 TR = 12000 btuh berdasarkan pada
perhitungan COP yang sama dengan hitungan 9000 btuh.
COP yang saya tempatkan diatas adalah COP standard dari
hasil kajian beberapa merk comp jikalau diambil data
tabelnya, dengan asumsi Condensing temp sama 50 C dan
refrigerant yang sama R22, juga tanpa ada proses lain
seperti subcooling, liquid overfeed, multi stage dsbnya.
Karena dengan beberapa proses, tentunya COP bisa
diangkat. Misalnya untuk AC, COP bisa diangkat ke angka 4
bahkan lebih. Dan yang menarik lagi adalah, trik untuk
mengangkat COP di low temp (refrigerasi) lebih bervariasi
dan punya peluang yang lebih besar dibanding high temp
(AC). Sehingga agak sulit menentukan standar umum seperti
di AC berapa btuh yang dihasilkan 1 PK di system refrigerasi

Dan dari tabel dibawah juga tergambar bahwa kita mesti


hati2 dalam memilih TXV. Krn biasanya TXV itu selalu
berdasarkan TR, sebab misal walaupun sama2 menggunakan
comp 10 PK, untuk AC dan Refrigerasi akan berbeda type
TXVnya, kenapa ? karena 10 PK utk AC dan Refrigerasi akan
menghasilkan efek pendinginan (TR) yang berbeda.

Dari hal ini, tentu saja akan banyak terbuka peluang diskusi
yang lebih lebar dan lebih dalam lagi. Saya yakin kita
masing2 tentu sudah punya pengalaman yang bisa di share
dalam forum ini.
Dan tentu saja saya pribadi mengucapkan banyak
terimakasih pada pak Windy dan dosen lainnya yang telah
meletakkan dasar RHVAC pada para lulusan RA Polban.

No Spesifikasi Pemakaian COP Faktor Pembagi untuk 1 HP Cooling Capacity

Condensing Temperature 50 ºC

1 Air Conditioning 3.52 746 Watt x 3,52x 3,41 = 8.954 Btu/hr


(Evap. Temp. 7 ºC) 1 HP equivalen dengan = 9.000 Btu/hr
High Temperature
1 Kw = 1 Ton Ref atau
1000 Watt x 3,52 x 3,41 = 12.003 Btu/hr
Jadi 1 Ton Ref equivalen dengan = 12.000 Btu/hr

2 Chiller 2.43 746 Watt x 2,43 x 3,41 = 6.182 Btu/hr


(Evap. Temp. -10 ºC) 1 HP equivalen dengan = 6.200 Btu/hr
Medium Temperature
3 Freezer 0.97 746 Watt x 0,97 x 3,41 = 2.468 Btu/hr
(Evap. Temp. -35 ºC) 1 HP equivalen dengan = 2.500 Btu/hr
Low Temperature

You might also like