You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323693230

Pemanfaatan Data Citra Satelit GRACE untuk Mengidentifikasi Perubahan


Anomali Gaya Berat Akibat Gempa Bumi Papua 2015 Mw 7,0

Conference Paper · December 2017

CITATIONS READS

0 446

4 authors, including:

Sesar Prabu Dwi Sriyanto


Meteorological Climatological and Geophysical Agency
9 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Deteksi Otomatis Fase Gelombang Gempabumi Menggunakan Kombinasi Algoritma STA/LTA dan AIC View project

All content following this page was uploaded by Sesar Prabu Dwi Sriyanto on 11 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ION SC
MAT
OR
IE
N
The 5TH Geoinformation

CE
IN
5TH GEO

S
Science Symposium 2017

YMPOSIUM
“Bridging Geospatial Industries and

E
TH
Scientific Research”

PROSIDING
27-28 September 2017
University Club Hotel
Yogyakarta
Prosiding

The 5th Geoinformation Science Symposium 2017


Bridging Geospatial Industries and Scientific Research

UC Hotel UGM
Yogyakarta, 27 – 28 September 2017

Editor
Pramaditya Wicaksono, Sanjiwana Arjasakusuma, Ignatius Salivian Wisnu Kumara, Arief
Wicaksono, Ruwanda Prasetya, Arzakhy Indhira Pramesti

Penerbit
PUSPICS Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
PUSPICS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2017

i
Prosiding
The 5th Geoinformation Science Symposium 2017
Bridging Geospatial Industries and Scientific Research
UC Hotel UGM, Yogyakarta, 27 – 28 September 2017

Editor:
Pramaditya Wicaksono, Sanjiwana Arjasakusuma, Ignatius Salivian Wisnu Kumara, Arief Wicaksono,
Ruwanda Prasetya, Arzakhy Indhira Pramesti

Reviewer:
Stuart Phinn, Sri Hartini, Novi Susetyo Adi, Hartono, Suharyadi, Bowo Susilo, Totok Wahyu Wibowo, Doddy
Mendro Yuwono
©2017
PUSPICS, Departemen Sains Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

The 5th Geoinformation Science Symposium 2017


PUSPICS Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada
Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Telp/Fax: 0274-589595
Website: http://puspics.ugm.ac.id/snsg2017/
Email: 5thsnsg2017@gmail.com

Pramaditya Wicaksono, Sanjiwana Arjasakusuma, Ignatius Salivian Wisnu Kumara, Arief


Wicaksono, Ruwanda Prasetya, Arzakhy Indhira Pramesti
Prosiding the 5th Geoinformation Science Symposium 2017 “Bridging Geospatial Industries and
Scientific Research”
Yogyakarta: PUSPICS Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi UGM UGM, 2017
256 hlm.

ISBN: 978-602-73620-2-4
1. Prosiding I. Judul

Hak cipta dilindungi oleh Undang – Undang.


Dilarang memperbanyak baik sebagian atau seluruh isi dari karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.

Desain Sampul: Tito Kanekaputra, Ibanun Mangun


Cetakan 1 (Pertama) Tahun 2017
Diterbitkan Desember 2017
PUSPICS Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada

ii
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

Pemanfaatan Data Citra Satelit GRACE untuk


Mengidentifikasi Perubahan Anomali Gaya Berat Akibat
Gempa Bumi Papua 2015 Mw 7,0

S P D Sriyanto*, S Ariwibowo, D D Prayogo, A Fatimah


Program Studi Geofisika, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
Tangerang Selatan, Indonesia

sesar.sriyanto@bmkg.go.id

Abstrak. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan anomali gaya berat yang
diperkirakan akibat gempa bumi tanggal 28 Juli 2015 di Papua yang terjadi pada pukul
06:41:31 WIT. Gempa bumi ini berkekuatan 7.0 Mw, dengan pusat gempa terletak pada 2.53 O
LS dan 138.44O BT di kedalaman 40.6 km, sekitar 83 km barat laut Wamena. Untuk dapat
mengidentifikasi perubahan anomali yang terjadi akibat gempa bumi Papua, dilakukan
perhitungan perubahan harian data anomali gaya berat citra satelit GRACE (Gravity Recovery
and Climate Experiment) mulai 15 hari sebelum hingga 15 hari setelah kejadian gempa bumi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan anomali yang signifikan pada tanggal
14 Juli sampai 16 Juli 2015, yaitu terjadi kenaikan maksimum nilai SBA (Simple Bougeur
Anomaly) pada tanggal 14 dan 15 Juli 2017, sedangkan sehari setelahnya terjadi perubahan
SBA ke nilai minimum.

Kata kunci: Gempa Bumi, Papus, Anomali Gaya Berat, GRACE

1. Pendahuluan
Papua merupakan salah satu pulau di wilayah Indonesia yang memiliki struktur tektonik lempeng yang
unik karena pengaruhi dua pergerakan lempeng besar, yaitu lempeng samudera Pasifik ke arah barat
dan lempeng benua Indo-Australia ke arah utara. Hal tersebut menyebabkan terdapat banyak sesar-
sesar lokal yang aktif, diantaranya yaitu sesar Sorong, sesar Yapen, sesar Ransiki, sesar Wandamen,
sesar Anjak Argun dan lipatan Lengguru [1]. Struktur tektonik lempeng tersebut menyebabkan Papua
rentan mengalami peristiwa gempa bumi, baik berkekuatan besar maupun kecil. Pada tanggal 28 Juli
2015 pukul 06:41:31 WIT telah terjadi gempa bumi di Papua yang berkekuatan cukup besar yaitu
berkekuatan Mw 7.0 dengan pusat gempa terletak pada 2.53O LS dan 138.44O BT dengan kedalaman
40.6 km, atau sekitar 83 km barat laut Wamena.
Gempa bumi merupakan proses terjadinya mekanisme sumber pada daerah patahan lempeng bumi
karena adanya pergerakan relatif antara dua blok batuan di bawah permukaan bumi [2]. Mekanisme
sumber gempa bumi ini menyebabkan terjadinya perubahan distribusi massa di bawah permukaan
bumi dan perubahan ketinggian muka tanah [2]. Perubahan-perubahan ini erat kaitannya dengan nilai
gaya berat yang terukur di permukaan bumi, sehingga dapat diidentifikasi melalui pengukuran nilai
gaya berat di permukaan. Salah satu metode pengukuran gaya berat yang cukup bagus adalah

101
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

pengukuran melalui satelit karena dapat dilakukan secara real-time dan dapat melingkupi daerah yang
luas tanpa terkendala kontur topografi permukaan.
Salah satu satelit yang melakukan pengukuran nilai gaya berat adalah satelit GRACE (Gravity
Recovery and Climate Experiment). Satelit ini merupakan satelit yang diluncurkan oleh NASA
(National Aeronautics and Space Administration) hasil kerjasama antara NASA dan DLR (Deutsches
Zentrum fur Luft-und Raumfahrt) atau Germany Aerospace Center pada Maret 2002 [3]. Tujuan
diluncurkannya satelit GRACE adalah untuk memetakan secara akurat variasi medan gaya berat. Data
yang dihasilkan dari GRACE berguna untuk mempelajari variasi medan gaya berat dengan resolusi
spasial yang tinggi. Metode ini dapat diaplikasikan untuk penelitian jangka panjang mengenai latar
belakang adanya perubahan variasi gaya berat skala besar dan lokal yang berhubungan dengan gempa
bumi berskala besar. Sampai saat ini, GRACE telah merekam variasi gaya berat yang berhubungan
dengan gempa-gempa besar, seperti gempa Sumatera-Andaman 2004 Mw 9.3 [4], gempa Chile 2010
Mw 8.8 [5], dan gempa Tohoku-Oki 2011 Mw 9.0 [6]. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
dengan mengidentifikasi variasi gaya berat dari citra satelit GRACE yang diperkirakan akibat dari
kejadian gempa bumi Papua 28 Juli 2015 sehingga dapat diketahui pola variasi gaya berat sebagai
tanda sebelum kejadian gempa bumi.

2. Data dan Metode


2.1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data gaya berat citra satelit GRACE yang diunduh
dari situs web http://icgem.gfz-potsdam.de/calc. Posisi geografis daerah penelitian berada pada
rentang 15°LS - 10°LU dan 128°BT - 150°BT dengan grid step 0.05° selama kurun waktu 12 Juli
2015 hingga 12 Agustus 2015. Data yang diperoleh dari GRACE adalah data gaya berat yang sudah
terkoreksi menjadi anomali Bouger. Selain data gaya berat, dibutuhkan juga data parameter dan
informasi fokal mekanisme gempa bumi Papua 28 Juli 2015 yang masing-masing diperoleh dari
BMKG dan Global CMT. Pada Tabel 1 ditunjukkan data parameter dan informasi mekanisme sumber
gempa bumi Papua 2015. Parameter mekanisme sumber yang digunakan adalah parameter dari nodal
pertama karena sesuai dengan kondisi tektonik di episenter yang didominasi oleh sesar-sesar berarah
barat-timur.

Tabel 1. Parameter Bidang Sesar


Origin Parameter Bidang Sesar
Lintang Bujur Kedalaman Magnitudo
Tanggal Time
(°) (°) (km) (Mw) Strike Dip Rake Focal
(WIT)
28 Juli 327 42 117
6:41:31 -2.53 138.44 40.6 7.0
2015 113 54 68

2.2. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode gaya berat mikro antar waktu yang
merupakan pengembangan dari metode gaya berat tiga dimensi (x,y,z) dengan memasukkan dimensi
keempat berupa waktu (t). Prinsip dari metode ini adalah mengukur gaya berat secara berulang baik
harian, mingguan, bulanan maupun tahunan pada daerah yang sama [9]. Metode gaya berat mikro
antar waktu digunakan untuk monitoring suatu perubahan densitas bawah permukaan yang disebabkan
oleh perpindahan massa dari suatu tempat ke tempat lain, pengurangan massa di bawah permukaan,
amblesan (subsidence), maupun penurunan muka air tanah [7].
Menurut [8], metode gaya berat antar waktu dapat dirumuskan dalam rumusan (1) berikut :
∆g(x, y, z, ∆t) = ∆g(x, y, z, t 2 ) − ∆g(x, y, z, t1 ) (1)
dengan ∆g(x, y, z, ∆t) : anomali gaya berat mikro antar waktu

102
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

∆g(x, y, z, t 2 ) : anomali Bouger akhir.


∆g(x, y, z, t1 ) : anomali Bouger awal.
Anomali ini berhubungan langsung dengan adanya perubahan rapat massa akibat perubahan material
yang mengisi volume pori pada selang waktu tersebut. Perubahan rapat massa diberikan oleh
Persamaan 2-6:

ρ = (1 − φ)ρm + φρf (2)


ρ′ = (1 − φ)ρm + φ(Sf ρf + (1 − Sf )ρg ) (3)

∆ρ = ρ′ − ρ = φ(ρf − ρs )(Sf − 1) (4)


∆g = Kφ(ρf − ρs )(Sf − 1) (5)
Vf
∆g = Kφ(ρf − ρg ) ( − 1) (6)
Vp

dengan ρ : rapat massa awal Sf : pororsitas total saturasi


ρ′ : rapat massa akhir Vf : Volume fluida
ρm : rapat massa material matriks Vp : volume pori total
ρf : rapat massa fluida ∆g : anomali gaya berat mikro antar waktu
ρg : rapat massa gas
Dari data anomali Bouger yang didapat, selanjutnya dianalisis pola variasi spasial dari nilai
perubahan harian selama rentang waktu 15 hari sebelum kejadian hingga 15 hari setelah kejadian. Dari
variasi spasial perubahan harian tersebut, selanjutnya dilakukan dua sayatan melintang yang tegak
lurus dan searah dengan arah strike gempa bumi, yang masing-masing berarah . Hal ini dilakukan
untuk melihat penampang melintang profil perubahan nilai anomali Bouger di sekitar daerah episenter.
Selain itu, dilihat pula nilai anomali Bouger di posisi episenter gempa bumi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi variasi perubahan nilai anomali Bouger di episenter secara temporal. Untuk
mendapatkan anomali nilai gaya berat yang berkorelasi dengan kejadian gempa bumi Papua 2015
maka dilakukan validasi dengan melihat kejadian gempa bumi di daerah penelitian dari waktu mulai
munculnya anomali hingga kejadian gempa bumi Papua 2015.

3. Hasil dan Pembahasan


Pada Gambar 1 ditunjukkan kontur nilai anomali Bouger di daerah penelitian sebelum kejadian gempa
bumi pada tanggal 28 Juli 2015, sedangkan pada Gambar 2 ditunjukkan kontur nilai anomali Bouger
setelah kejadian gempa bumi. Secara umum terlihat bahwa terdapat nilai anomali yang cenderung
tinggi pada bagian utara daerah penelitian, sedangkan bagian selatan didominasi oleh nilai anomali
Bouger yang relatif rendah. Nilai anomali Bouger yang tinggi ini berada pada lempeng samudera
Pasifik sedangkan nilai anomali yang rendah terletak pada lempeng benua Indo-Australia. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai densitas yang berasosiasi dengan nilai gaya berat pada lempeng samudera
relatif lebih tinggi daripada lempeng benua.

103
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

a)

Gambar 1. Kontur anomali Bouger daerah penelitian (a) 15 hari, (b) 10 hari, dan (c) 5 hari
sebelum terjadinya gempa bumi. Simbol bintang warna kuning dan garis biru masing-
masing menunjukkan posisi episenter dan garis sayatan melintang.

a)

Gambar 2. Kontur anomali Bouger daerah penelitian (a) 15 hari, (b) 10 hari, dan (c) 5 hari
setelah terjadinya gempa bumi. Simbol bintang warna kuning dan garis biru masing-masing
menunjukkan posisi episenter dan garis sayatan melintang.

Perubahan nilai gaya berat yang diakibatkan oleh perpindahan massa jenis batuan secara temporal
memiliki dimensi yang kecil hingga satuan mikroGal [7]. Oleh karena itu, pola perubahannya tidak
dapat dilihat pada nilai anomali Bouger harian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Sesuai
dengan prinsipnya yang dijelaskan pada rumus (1), gaya berat antar waktu dihitung dengan
menghitung selisih pengukuran terakhir terhadap pengukuran awal sehingga pola perubahannya akan
jelas terlihat pada orde mikroGal. Pada Gambar 3 dapat dilihat dengan baik pola spasial dari gaya
berat antar waktu akibat gempa bumi Papua 28 Juli 2015. Tampak bahwa pada Gambar 3a yang
merupakan hasil selisih dari 10 hari setelah dengan 10 hari sebelum gempa bumi terdapat polarisasi di
sekitar posisi episenter. Terdapat anomali yang tinggi di bagian utara dan anomali rendah di bagian
selatan. Pada Gambar 3b yang menunjukkan hasil selisih anomali Bouger 15 hari setelah dengan 15
hari sebelum gempa bumi, terdapat polarisasi dengan dua zona anomali tinggi di sebelah barat daya
dan timur laut dan dua zona anomali rendah di sebelah barat laut dan tenggara posisi episenter genpa
bumi.

104
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

Gambar 3. Kontur selisih data SBA sebelum dan sesudah gempa bumi. Simbol bintang
warna kuning dan garis biru masing-masing menunjukkan posisi episenter dan garis
sayatan melintang.

Dari data hasil perhitungan perubahan harian, dilakukan sayatan melintang data anomali Bouger
searah dan tegak lurus strike gempa bumi papua. Penampang melintang pada sayatan yang searah
dengan arah strike gempa bumi ditunjukkan pada Gambar 4, sedangkan hasil sayatan yang tegak lurus
dengan arah strike gempa bumi ditunjukkan pada Gambar 5. Dari grafik Gambar 4a terlihat bahwa
terjadi perubahan yang signifikan nilai SBA sebelum gempa bumi pada tanggal 14 Juli hingga 16 Juli
2015, yaitu terjadi kenaikan pada tanggal 14 Juli ke 15 Juli 2015 sebesar 0.0029 mGal, sedangkan
sehari setelahnya terjadi penurunan signifikan sebesar -0.0029 mGal. Selanjutnya pada Gambar 5a
yang menunjukkan hasil sayatan yang tegak lurus arak patahan, juga terlihat adanya kenaikan
signifikan nilai SBA pada tanggal 14 Juli ke 15 Juli 2015 sebesar 0.0016 mGal dan hari selanjutnya
terjadi penurunan signifikan sebesar -0.0015 mGal.

14-13
0,004
15-14
0,003 16-15
17-16
0,002 18-17
19-18
SBA (mGal)

0,001
20-19
0 21-20
22-21
-0,001 0 200 400 600
23-22
24-23
-0,002 25-24
-0,003 26-25
27-26
-0,004 28-27
Jarak (km)

105
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

0,004 29-28
30-29
0,003 31-30
'31-1
0,002 '2-1
'3-2
SBA (mGal)

0,001 '4-3
'5-4
0 '6-5
'7-6
0 200 400 600 '8-7
-0,001
'9-8
-0,002 '10-9
'11-10
-0,003 '12-11
'13-12
'14-13
-0,004 '15-14
Jarak (km)
Gambar 4. Penampang melintang nilai SBA searah strike gempa bumi pada rentang
waktu (a) sebelum gempa bumi dan (b) setelah gempa bumi.

15-14
0,004 16-15
0,003 17-16
18-17
0,002 19-18
SBA (mGal)

0,001 20-19
21-20
0 22-21
-0,001 0 200 400 600 23-22
24-23
-0,002
25-24
-0,003 26-25
-0,004 27-26
Jarak (Km) 28-27
29-28
0,004 '30-29
31-30
0,003 '1-31
'2-1
0,002 '3-2
'4-3
SBA (mGal)

0,001 '5-4
'6-5
-1E-17 '7-6
'8-7
-0,001 0 200 400 600
'9-8
'10-9
-0,002 '11-10
'12-11
-0,003 '13-12
'14-13
-0,004 '15-14
Jarak (km)
Gambar 5. Penampang melintang nilai SBA tegak lurus arah strike gempa bumi pada
rentang waktu (a) sebelum gempa bumi dan (b) setelah gempa bumi.

Perubahan nilai gaya berat yang signifikan juga terlihat pada titik episenter gempa bumi di
koordinat 2.53O LS dan 138.44O BT. Pada Gambar 6 ditunjukkan grafik nilai SBA di posisi episenter
per hari mulai tanggal 12 Juli hingga 12 Agustus 2015. Tampak bahwa terjadi kenaikan yang

106
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

mendadak pada 15 Juli 2015 atau 13 hari sebelum kejadian gempa bumi sebesar 0.00142 mGal. Hal
ini sesuai dengan perubahan yang ditinjau dari sayatan melintang seperti pada Gambar 4 dan 5.

60,1525
gempa bumi
60,152
60,1515
SBA (mGal)

60,151
60,1505
60,15
nilai SBA
60,1495
60,149

Tanggal
Gambar 6. Grafik perubahan anomali gaya berat sebelum hingga sesudah gempa bumi

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disimpulkan bahwa perubahan anomali gaya berat yang
disebabkan oleh kejadian gempa bumi tanggal 28 Juli 2015 di Papua dapat diidentifikasi selama kurun
waktu 15 hari sebelum gempa bumi terjadi dengan menggunakan data dari satelit GRACE. Perubahan
anomali gaya berat signifikan terlihat pada hari ke-13 sebelum terjadinya gempa bumi dengan nilai
minimum -0.0029 mGal dan maksimum di 0.0029 mGal untuk sayatan tegak lurus strike, sedangkan
untuk searah strike bernilai minimum -0.0016 mGal dan maksimum 0.0015 mGal.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada GRACE, BMKG, dan Global CMT yang telah
menyediakan data gaya berat dan parameter gempa bumi sehingga bisa digunakan untuk melakukan
penelitian ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika
STMKG atas dukungannya baik moril maupun materil sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan
dengan baik.

Daftar Pustaka
[1] Ibrahim G 2010 Tektotik dan Mineral di Indonesia (Puslitbang BMKG, Jakarta)
[2] Banyunegoro V H 2016 Perubahan Anomali Gayaberat Sebelum dan Sesudah Gempabumi Nias
28 Maret 2008, Skripsi, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Tangerang
Selatan.
[3] Tapley B, Ries J, Bettadpur S, Chambers D, Cheng M, ......, Wang F 2005 GGM02 – An
Improved Earth Gravity Field Model from GRACE, Journal of Geodesy. doi:
10.1007/s00190-005-0480-z
[4] Han S, Shum C K, Bevis M, Ji C, dan Kuo, C 2006 Crustal Dilatation Observed by GRACE
After the 2004 Sumatra-Andaman Earthquake, Science, 313 p. 658-662. Doi:
10.1126/science.1128661
[5] Heki K. dan Matsuko K 2010 Coseismic Gravity Changes of the 2010 Earthquake in Central
Chile from Satellite Gravimetry, Geophysical Research Letters, 37 doi:
10.1029/2010GL045335

107
Sriyanto et al. (2017) 101 - 108

[6] Akhoondzadeh M 2013 Coseismic and Poseismic Gravity Changes Obtained from GRACE
Satellite Data During The Powerful Tohoku-Oki Earthquake of 11 March 2011,
International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information
Sciences, XL-1/W3, p. 377-381.
[7] Kadir W 2004 Penerapan Metoda gayaberatmikro-4D untuk Proses monitoring, Journal JTM,
X(3), p. 170-179
[8] Sarkowi M 2005 Survey Gayaberat Mikro 4D Untuk Monitoring Dinamika Air Tanah, J. Sains
Tek., 11(3)
[9] Ferrina Q 2015 Analisa Amblesan dan Penurunan Muka Air Tanah dengan Metode Anomali
Gravity Antarwaktu (Studi Kasus: Jakarta), Skripsi, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika, Tangerang Selatan.

108

View publication stats

You might also like