Professional Documents
Culture Documents
| oe
Tres
one
Gambar I.Diagram Alir Proses
Internal dalam Sistem
bentuk yaitu hasil dalam bentuk grafik, tabel
dan peta. Hasil berupa grafik memudahkan
pengguna untuk melihat profil subu, tekanan,
tinggi LCL, kerapatan udara dan jumlah
pengembunan yang terjadi serta perubaliannya.
Hail berupa tabel untuk memudahkan
pengguna melihat hasil dari seluruh
perhitungan, Sedangkan hasil dalam bentuk
peta memudahkan pengguna untuk melihat secara
spasial suatu wilayah yang dianalisis terutama
untuk hasil berupa perubahan pusat tekanan,
suhu, potensi awan, kecepatan serta arah angin.
Format hasil tersebut dapat disimpan datam file
dalam format *.csv (comma delimited ) atau *.txt
(ext file) atau ditampilkan ke layar komputer.
Informasi yang dapat diperoleh dari model
adalah (1) faju pemurunan sub suatu paket udara
(lapse rate) serta perubahannya, (2) laju
penurunan suhu adiabatik kering, (3) tinggi LCL,
(4) suhu dan tckanan pada ketinggian tertentu
yang menjadi deser penyusunan isoterm dan
isobar dan (5) air mampu curah sebagai dasar
pendugaan curah hujan. (6) peta pusat tekanan
dan subu (7) peta potensi awan dan (8) peta
kecepatan serta arah angin,
Steuktur Model
Model ini memerlukan masukan berupa suhu
muka laut ( Sea Surface Temperature, SST),
penutupan awan dan kecepatan angin dalam
resolusi per jam. Selain itu. model juga
memerlukan input jumlsh tapisan yang
diinginkan dari ketinggian 10.000 m_ dpl.
Parameter yang diperlukan model _meli
kerapatan udara kering permukaan (p.), Kapasitas
panas udara pada tekanan tetap (cp), albedo
permukaan (a), tekanan udara permukaan(p.),
konstanta matahari, panas taten penguapan (A),
laju penurunan suhu adiabatik kering (Dry
Adiabatic Lapse Rate, DALR), dan gaya gravitasi
@.
‘Suh muka laut, penutupan awan dan
kecepatan angin merupakan input dalam model.
Tahap awal model ini adalah menghitung nil
Komponen neraca energi untuk memperoleh nilai
panas terasa (H, Sensible Heat) pada permukaan.
Nilai H dan SST digunakan untuk memperoteh
nilai suhu udara deket permukaan, Nilai sub
permukaan dipengaruhi oleh tinggi lapisan(dz),
kerapatan udara(p) dan tahanan 2erodinamik(ra)
pada permukaan. Asumsi yang digunakan adalah
semua energi yang diterima permukaan menjadi
Komponen neraca energi artinya residu energi
sama dengan nol.
Diatas permukaan, udara dibagi_ menjadi
beberapa lapisan sesuai dengan nilai yang
dimasukkan oleh pengguna. Suku udara pada
Japisan-lapisan tersebut —diperoleh dengan
‘menggunakan konsep paket udara.Udara terbagi dalam paket-paket yang
terbentuk setiap satu setuan waktu, Pada waktu
selanjutnya paket udara menempati lapisan
diatesnye. Sehingga peubah-peubah paket
pada suatu lapisan udara dipengaruhi oleh nilai
peubah dari paket udara dibawahnya dan
waktu.sebelumnya. Dalam model ini paket
udara diasumsikan hanya mengelami gerakan
secara vertikal. Gerak paket udara tersebut
ipengaruhi oleh kondisi energi di permukaan,
Dengan adanya pemanasan akibat radiasi
‘matahari maka paket udara_tersebi
mengalami gerak vertikal. Gerak vertikal
mengil persamaan —termodinamika
atmosfer. Gerak paket udara_tersebut
dipengaruhi oleh kandungan uap air yang
terdapat dalam paket tersebut. Jika paket udara
tersebut dalam keadaan tidak jenuh gerakan
paket udara mengikuti DALR.
Batas udara tersebut jenuh atau mul
terjadi kondensasi adalah pada saat mixing
ratio dati paket udara sama dengan mixing
ratio jenuhnya. Sesuai dengan hukum
Normand (Normand's Rule) maka gerak
vertikal udara tidak menyebabkan perubahan
pada mixing ratio, Tetapi mixing ratio
jenuhnya mengalami perubahan Karena
‘merupakan fungsi dari suhu.
Setelah udara berada pada fase jenuh
pergerakan vertikal udara_—selanjutnya
mengikuti Japse rate udara jenuh (SALR,
Saturated Adiabatic Lapse Rate). Karena
SALR dipengaruhi oleh mixing ratio maka
besamya SALR tidak Konstan tetapi
mengalami perubahan. Hal ini menyebabkan
perubahan sutiu setelah udara tersebut jenuh
tidak Konstan. Selama paket udara mengikuti
SALR, mixing ratio dalam paket udara
mengal terjadinya
kondensasi. Schingga pada ketinggian tertentu
gerak vertikal udara kembali mengikuti DALR.
yaitu pada saat mixing ratio paket udara
mendekati nol. Karena tidak ada proses alam
yang mampu mengkondensasi wap air
Selurubnya.
Nila tekanan diturunkan dari nilai suhu
dan kerapatan udara. sedangkan kerapatan
udara dipengaruhi oleh nilai kerepatan udara
sebelumnya, Nilai tekanan wep jenuh
diturunkan dari nilai suhu demikian’ juga
dengan nilai mixing ratio jenuh diturunkan
dari ‘tekananuap jenuh dan tekanan
udara,
Input
SST,Awan,ut
¥
parametrisasi
2 For t=1 to 24
Qs:Qa:QhQn
GLE
¥
HO
¥
T(0,0;PC0,0;r0(0,0;5Tdalr;19(0,0)
Gambar 2. Diagram Alir Proses perhitungan Lapse
Rate
Profil suhu vertikal merupakan susunan nilai
suhu pada masing-masing lapis denganketinggian yang berbeda, Nilai suu
dari nilai suhu paket udara yang berada pada
masing-masing lapis. Proses perhitungan
tersebut terbagi dalam beberapa tahap seperti
diagram yang terlihat pada gambar 2
Setelah semua persamaan tersebut dicoba
dengan menggunakan program Ms. Excel
tehap —selanjutnya adalah menuliskan
persamaan-persamaan tersebut—_kedalam
bahasapemrograman untuk —memudabkan
pengguna dalam menggunakan model yang
telah disusun, Bahasa pemrograman yang
digunakan adalah Visual Basic. Dilanjutkan
dengan validasi model menggunakan data
yang tersedia,
Bohan dan alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Data suhu vertikal empat tempat (Jakarta,
Singapura, Bangkok dan ChiangMai )
2, Data suhu permukaan laut pada lintang
10° LU sampai 13° LS dan 90° BT sampai
150° BT yang diambil dari NOAA dalam
format *.txt (text file)
3, Data Digital Elevation Model (DEM)
untuk wilayah Indonesia
4, Seperangkat komputer (PC) dengan
program aplikasi Ms. Word, Excel, dan
Visual Basic.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Model Perubahan Lapse Rate
Model perubahan lapse rate merupaken
alat analisis kuantitatif untuk melihat perilaku
satu paket udara akibat adanya perubahan
yang terjadi dipermukean, Model ini mampu
menggambarkan gerak paket udarasecara
vertikal. Model ini mampu menunjukken
proses pembentukan dasar_awan yang
ditunjukkan dengan nilai LCL. Selain itu
model mampu memberikan informasi tentang,
perubahan /apse rate, perubahan tekenan, dan
ssuhu, pengembunan dan perubahan kerapatan
udara. Sedangkan secara spasial model mampu
memberikan gambaran suhu dan tekanan,
potensi awan, arah dan kecepatan angin,
Input Model
Model ini memiliki resolusi per jam
sehingga input yang diperlukan berupa suhu
muka laut, Kecepatan angin, dan keawanan
resolusi pet jam. Untuk
10
‘mengatasi Keterbatasan data dengan resolusi per
jam maka semua data tersebut dimodelken dari
nilai rata-rata harian sehingga pengguna hanya
perlu. meng-imput data rata-rata harian dati
masukan data yang diperlukan. Pemodelan dari
‘masing-masing data input adalah sebagai berikut :
© Suhu muka laut
T Treo + {ssi
(Qa(z =)
360
dengan
-)
12
Subu Udara Daratan
Suhu udara daratandiduga dengan.
menggunakan data DEM dan model simulasi
penduga suhu Sherary-Weather (Handoko, 1997).
® Angin
= Uuaora
© Keawananan
Keawanan dimodelkan dengan rumus
stout = eed rae rer * in (838222)
Neraca Energi
Model perubahan lapse rate ini disusun
dengan menggunakan persamaan neraca energ
termodinamika dan dinamike atmosfer. Radiasi
matahari yang diterima oleh puncak atmosfer
(Qa) dimodelkan dengan persamaan (Allen,
1998):
abut
en (22) arf esis eayeox inten]
18)
Qa i di puncak atmosfer (W m”)
So. tetapan matahari (1360 W mv Nm
dr faktor konversi jarak matahari bumi
ws panjang hari
© lintang (rad)
8 sudut matahari (rad)
‘Awan merupakan Komponen penting yang
mempengaruhi penerimaan radiasi surya olehpermukaan bumi. Dengan adanya Komponen
awan ini maka besamya radiasi surya yang
diterima permukaan (Qs) dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan:
Qs = Qax (0.25 + 0.511 N) oveseere(9)
dengan
n lama penyinaran (jam)
N__ panjang hari Gam)
Radiasi yang diterima permukaan akan
dipantulkan dan dipancarkan Isgi_berupa
radiasi —gelombang —panjang untuk
menghasilkan radiasi netto yang diterima
permukaan. Radiasi gelombang panjang yang
dipancarkan oleh permukaan diperoleh dengan
menggunakan persamaan Brunt (1932):
at anrare ar 34-0 4d 02840501)
: svveen(20)
dengan
Ql radiasi gelombang panjang dari suatu
permukaan bumi (W m*)
T suhu udara (K)
cea tekanan uap air di udara (mb)
Karena radiasi gelombang panjang yang
datang jauh lebih kecil daripada pancaran
keluar maka radiasi ini dapat diabaikan. Jika
albedo permuksan dinyatakan dengan o maka
radiasi_ netto yang diterima oleh permukaan
(Qn) diperoleh dengan persamaan :
Qn=(1-a)x Qs-QI..
(21)
Panas Terasa ( Sensible Heat, H)
Panas terasa (H, Sensible Heal) merupakan
komponen neraca energi yang mempengaruhi
suhu udara permukean. Nilai H_ dihitung
dengan menggunakan persamaan neraca
cenergi pada persamaan (4) yaitu :
Nilai XE
dengan persamaar
n
AE = AX ETP cessssssveres 23)
dengan A adalah panas laten penguapan
(2.454 MJ m? mm). Sedangkan nilai Etp
iperoleh dari persamaan Penman-Monteith
‘Allen, 1998):
900
T4273
0.408A(Qu-G) +7. aes - ea)
Ax y(l+034u2)
Nilai G ( Soil Heat Fiua) diperoleh tergantung
dari resolusi yang digunakan yaitu (Allen, 1998):
per jam G=0.1 Qn ; jika 06.00 You might also like