Professional Documents
Culture Documents
1110 3482 1 PB PDF
1110 3482 1 PB PDF
INFORMASI ABSTRACT
Background: Breast cancer is the most common type of cancer
Korespondensi
loladespitasari1986@gmail.com among women worldwide, accounting for 16% of all cancers
suffered by all women. Hospital Information System Data (SIRS)
shows 60% -70% of patients who come to the hospital at advanced
stage III and IV, so that almost half of the incidence of cancer
ends with death. Purpose: research to see the relationship of
family support and inspection of breast self-examination with delay
of breast cancer examination in breast cancer patient. Methods:
This study used an analytic survey design with a retrospective
approach. Number of population 509 women with breast cancer
and sample size 83. Accident sampling sampling technique.
Analyze univariate data with frequency tables and bivariate with
chi-square. The results showed that 65.1% of patients were late in
Keywords: family support, the examination, 49.4% of patients did not get good family support,
BSE, late checks 39.8% of patients never did Breast Self Examination (BSE). The
results showed that there was a family support relationship with
the delay of examination with p = 0,026 and SADARI test with
delay of examination value p = 0,000 (p value ≤ 0,05).Conclusion:
existence of relation of family support and inspection of breast
self- examination with delay of breast cancer examination in
Dr.M.Djamil Padang
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui di
kalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh semua kaum
wanita. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) menunjukkan 60%-70% penderita yang
datang ke rumah sakit pada stadium lanjut III dan IV, sehingga hampir setengah dari angka
kejadian kanker berakhir dengan kematian. Tujuan: penelitian untuk melihat hubungan dukungan
keluarga dan pemeriksaan SADARI dengan keterlambatan pemeriksaan kanker payudara pada
penderita kanker payudara. Metode: Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan
pendekatan retrospektif. Jumlah populasi 509 wanita penderita kanker payudara dan besar sampel
83. Teknik pengambilan sampel accidental sampling. Analisa data univariat dengan tabel frequensi
dan bivariat dengan chi-square. Hasil : penelitian menunjukkan 65,1% penderita terlambat dalam
pemeriksaan, 49,4% penderita tidak mendapatkan dukungan keluarga yang baik, 39,8,% penderita
tidak pernah melakukan SADARI . Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga
dengan keterlambatan pemeriksaan dengan nilai p= 0,026 dan pemeriksaan SADARI dengan
keterlambatan pemeriksaan nilai p= 0,000 (p value ≤ 0,05). Kesimpulan: adanya hubungan
dukungan keluarga dan pemeriksaan SADARI dengan keterlambatan pemeriksaan kanker payudara di
RSUP Dr.M.Djamil Padang.
167
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
168
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
kita punya harapan besar bahwa masalah yang adanya gejala, dan cenderung dapat ditemukan
kita temui adalah masalah yang ringan, bisa melalui deteksi dini seperti pemeriksaan
diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan payudara sendiri (SADARI) (Tasci A, 2010).
dengan baik. Yang kedua adalah berusahalah Sejumlah penelitian menunjkkan bahwa kanker
untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan payudara akan mendapatkan penanganan
berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena secepatnya dan akan memberikan harapan
pemijatan tidak akan membuat benjolan kesembuhan serta harapan hidup yang lebih baik
menegcil, sebaliknya justru dapat membuat apabila kanker payudara di deteksi dini
masalah menjadi lebih berat jika benjolan ini (Sharivastava, 2013).
merupakan masalah atau penyakit. Yang ketiga
adalah segera konsultasikan dengan dokter yang METODE PENELITIAN
tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih Desain penelitian ini adalah survey
lanjut. analitik yaitu untuk melihat kejadian yang
Kemajuan dalam bidang terapi dan diteliti dengan pendekatan retrospektif.
diagnostic memberikan dampak dalam populasi adalah seluruh wanita penderita
penemuan dini terhadap penyakit kanker kanker payudara yang datang ke Poli Bedah
payudara. Namun yang paling penting dari RSUP Dr. M.Djamil Padang dari bulan
semua kemajuan teknologi yang ada adalah Oktober-Desember 2015 sebanyak 509
bagaimana seorangwanita mampu menyadari orang. Sampel pada penelitian ini yaitu
adanya perubahan awal dari organ tubuhnya wanita penderita kanker payudara yang datang
sehingga kanker payudara dapat diidentifikasi ke poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang
sejak dini sebelum memasuki stadium lanjut sebanyak 83 orang. Teknik pengambilan
(Nurcahyo, 2010). Deteksi dini kanker payudara sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
adalah terobosan yang inovatif dalam non probability sampling yaitu accidental
pembangunan kesehatan untuk mengurangi sampling. Analisa univariat
angka kesakitan dan kematian. Bila kanker Analisa data ini digunakan untuk
payudara diketahui sejak stadium dini, angka melihat gambaran distribusi frekuensi
kesembuhannya sangat tinggi, deteksi dinipun dukungan keluarga, pemeriksaan payudara
dapat dilakukan sendiri melalui program sendiri (SADARI), dan keterlambatan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pengobatan. Dengan menggunakan
bahkan dengan deteksi dini angka kematian komputerisasi dengan uji analisis distribusi
dapat diturunkan sampai 40% dan mencegah frekuensi dengan persentase. Analisa Bivariat
seseorang kehilangan seluruh payudaranya untuk melihat hubungan antara variabel
(Widyaningrum, 2009). independen dan variabel dependen. Analisa ini
Besarnya kematian akibat kanker terjadi menggunakan uji statistik Chi- Square
karena terlambat memeriksakan ke fasilitas dengan tingkat kepercayaan 95%. Bila nilai
pelayanan kesehatan atau pasien dating pada p value ≤ 0.05 (Ha diterima) berarti ada
stadium lanjut, padahal sebenarnya bila pasien hubungan antara dukungan keluarga dan
dating pada stadium awal, kemungkinan pemeriksaan SADARI dengan keterlambatan
penyakitnya akan dapat disembuhkan dengan pemeriksaan kanker payudara pada penderita
berbagai pengobatan dan program pencegahan kanker payudara. Sedangkan p value > 0.05
(Widyaningrum,2009). Tindakan deteksi dini berarti tidak ada hubungan (Ha ditolak)
kanker payudara dengan metode pemeriksaan dimana tidak ada hubungan antar adukungan
payudara sendiri (SADARI) termasuk ke dalam keluarga dan pemeriksaan SADARI dengan
kategori tindakan pencegahan penyakit. Orang keterlambatan pemeriksaan kanker payudara
yang tidak pernah melakukan SADARI pada penderita kanker payudara.
mempunyai risiko 11.08 kali dan orang yang
tidak rutin /jarang melakukan SADARI
mempunyai risiko 5,18 kali untuk mengalami
keterlambatan melakukan pemeriksaan kanker
payudara ke pelayanan kesehatan dibandingkan
orang yang rutin melakukan deteksi dini
SADARI setiap bulan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kanker payudara merupakan kanker yang
cukup mudah ditandai dengan factor risiko,
169
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
170
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
separoh (59,0%) pasien kanker payudara juga mengetahui tentang SADARI dan dianggap
tidak mendapatkan dukungan emosional yang pengetahuan tentang gejala dari kanker
baik, dimana keluarga tidak memberikan tersebut sangat minim. Pada penelitian ini
bantuan berupa materi atau sarana dalam ditemukan pengetahuan seseorang tentang
membantu pengendalian kanker payudara serta
SADARI berbandng lurus dengan tingkat
keluarga kurang memberikan tempat yang aman,
damai untuk pasien beristirahat dalam kondisi
pendidikannya, dimana semakin tinggi
sakit. tingkat pendidikan maka jumlah responden
yang mengetahui pemeriksaan ini juga
3. Pemeriksaan Payudara Sendiri semakin banyak. Dari pasien yang
(SADARI) pada pasien kanker mengetahui tentang SADARI 65%
payudara di Poli Bedah RSUP Dr. M. diantaranya menginterpretasi gejalanya
Djamil Padang sebagai sesuatu yang tidak serius. Sama
seperti penelitian yang dilakukan di salah
Tabel 3 satu rumah sakit di Medan oleh Tiolena
Distribusi frekuensi pemeriksaan (2012), dimana semua responden yang
payudara sendiri (SADARI) pada pasien diteliti menyatakan tidak mengetahui
kanker payudara di poli bedah RSUP tentang SADARI sebelum terdiagnosis
Dr. M.Djamil Padang kanker payudara dan pengetahuna
171
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
172
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
173
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
Menurut Smith (2008), yang deteksi dini kanker payudara. Responden yang
menyebabkan keterlambatan penderita untuk pernah mendapatkan informasi tentang deteksi
memulai deteksi dini ialah kecemasan mereka dini kanker payudara dan
sendiri serta ketakutannya untuk mejalani mengimplementasikannya sebanyak 33 orang
masektomi atau operasi pengangkatan payudara (78,6%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil
meskipun penderita mampu mendeteksi kanker penelitian Setiawan (2012) menunjukkan bahwa
payudara sedini mungkin. Berbagai studi lain responden yang memiliki kategori cukup dalam
juga menunjukkan berbagai faktor yang melakukan deteksi dini kanker payudara
mempengaruhi dalam hal mendiagnosa kanker (SADARI) mempunyai peluang untuk
payudara. Salah satu studi sebelumnya menghindari keterlambatan dalam melakukan
menemukan bahwa persepsi tentang kanker pemeriksaan kanker payudara. Hasil penelitian
payudara yang dilakukan oleh Katapodi (2005) Ekanita dan Khosidah (2013), menunjukkan
menemukan bahwa mengenai persepsi resiko bahwa WUS (Wanita Usia Subur) yang tidak
kanker payudara, mayoritas wanita cenderung pernah mlakukan SADARI memiliki
meremehkan resiko pribadi mereka yang pengetahuan kurang tentang SADARI mencapai
mungkin berpengaruh penting pada praktik 91%. Hasil penelitian Widiani (2014),
deteksi dini dan perhatian terhadap gejala medis menunjukkan ada hubungan yang signifikan
sehingga mampu berpengaruh pada tertundanya antara motivasi dengan tindakan deteksi dengan
penemuan kanker payudara. pap smear pada wanita usia subur, motivasi
Dari hasil kusioner didaptkan 39,8% yang juga didasari oleh pengetahuan tentang
pasien kanker payudara tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks.
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan Menurut Tjindarbumi (2005), di
33,7% pasien kanker payudara tidak melakukan Indonesia lebih kurang masyarakat datang ke
SADARI secara rutin. Menurut analisa peneliti dokter pada stadium lanjut, hal ini menunjukkan
hal ini dipengaruhi oleh perilaku individu, yaitu bahwa penderita kanker paydara terlambat
merasa malas atupun kurangnya pengetahuan mendeteksi kanker yang dideritanya. Besarnya
mengenai dteksi dini SADARI dan bahaya persentase penderita yang datang berobat pada
kanker payudara, karena dari hasil kuesiner stadium lanjut menunjukkan bahwa kurangnya
berdasarkan pendidikan didapatkan bahwa perilaku deteksi dini yang dilakukan oleh
hampir separuh (45,8%) pasien kanker payudara wanita, begitupula dengan kurangnya kesadaran
memiliki pendidikan rendah (SD), hanya wanita serta pemahaman terhadap kanker
sebagian kecil yang berpendidikan tinggi (7,2%) payudara utamanya pada wanita yang memiliki
dan ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan faktor resiko terhadap kanker payudara serta
pasien. Namun demikian, memiliki pengetahuan deteksi dini, kurang diterapkan sehngga
yang baik tidak serta merta dapat menunjang sebagian besar wanita datang dalam kondisi
kesadaran seseorang untuk melakukan sikap kanker payudara pada stadium lanjut.
cara SADARI yang baik karena berdasarkan Beberapa permasalahan yang dapat
pada strukturnya, sikap itu sendiri terdiri dari menyebabkan terlambatnya pasien kanker
tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan payudara untuk memeriksakan kondisinya
kognitf. Selain itu, juga faktor-faktor yang secara dini, atara lain adalah faktor sosial
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang ekonomi (biaya pengobatan yang mahal), faktor
yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang pendidikan atau ketidaktahuan (ignorancy), dan
lain yang dianggap penting, media massa, faktor psikologik. Faktor-faktor psikologik yang
institusi, dan faktor emosional dalam diri dapat menghambat pemeriksaan kanker secara
(Pietter, 2011). Hal ini juga dapat dilihat dari dini antara lain adalah rasa takut, rasa rendah
kuesioner penelitian berdasarkan tingkat diri (malu), tidak pernah meraba atau
pendidikan, terdapat beberapa orang (7,2%) memperhatikan payudara sendiri (SADARI),
responden dengan pendidikan tinggi juga tidak sikap negativistik, depresi (Hawari, 2004).
melakukan SADARI dengan baik.
Tingkat pengetahuan seseorang dan SIMPULAN
paparan informasi berhubungan erat dengan 1. Lebih dari separuh (65,1%) wanita
perilaku SADARI (Desanti, 2010). Responden penderita kanker payudara di poli bedah
yang pernah melakukan SADARI disebabkan RSUP DR. M. Djamil Padang terlambat
karena sebagian besar pernah mendapatkan mengobati kanker payudara.
informasi tentang kanker payudara termasuk
174
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017
2. Hampir separoh 49,4% wanita penderita Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan
kanker payudara di poli bedah RSUP DR. Sampel. Jakarta: Mitra Cendikia.
M. DjamiPadang tidak .Mary, Baradero, Mary, Wilfrid, Dayrit &
mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Yakobus, Siswandi. 2008. Seri Asuhan
3. Hampir separoh 39,8% wanita penderita Keperawatan Klien Kanker. Jakarta:
kanker payudara di poli bedah RSUP DR. M. EGC.
Djamil Padang tidak pernah melakukan Moeliono, Anton M. 2002. Kamus Besar
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
33,7% wanita penderit akanker payudara Pustaka.
tidak melakukan pemeriksaan SADARI Mulyani & Nuryani , 2013. Kanker payudara
secara rutin. dan PMS pada kelamin. Yogyakarta :
4. Ada hubungan tingkat dukungan keluarga Nuha Medika.
dengan keterlambatan pengobatan pada Notoatmodjo, Soekidjo. 2002.
penderita kanker payudara di poli bedah Metodologi Penelitian Kesehatan.
RSUP DR. M. Djamil Padang. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Ada hubungan pemeriksaan payudara Nurcahyo, Jalu. 2010. Awas Bahaya Kanker
sendiri (SADARI) dengan keterlambatan Rahim Dan Kanker Payudara.
pengobatan pada penderita kanker payudara Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.
di poli bedah RSUP DR. M. Djamil Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Padang. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam & Siti, Pariani. 2001.
UCAPAN TERIMA KASIH Pendekatan Praktis Metodologi Riset
Dalam penelitian ini peneliti banyak Keperawatan. Jakarta: Infomedika.
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak Otto, Shirley E. 2005. Buku Saku Keperawatan
khususnya RSUP Dr.M. Djamil Padang Onkologi. Budi, Jane Freyana, Pocket
Guide To Oncology Nursing. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA EGC.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Setiawan Sukma Frida, 2012. Hubungan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. pengetahuan dan deteksi dini
Bustan, M, N 2000. Epidemologi Penyakit (SADARI) dengan keterlambatan
Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. penderita kanker payudara
Danielle, Gale & Jane, Charette. 2000. melakukan pemeriksaan di RSUD Kraton
Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Pekalongan : http://www.e-
Jakarta: EGC. skripsi.stikesmuh- pkj.ac.id/e-
Davey, Patrick. 2005. At a Glanace Sekar TR, 2011. Wanita dan penyakit
Medicine. Jakarta: Erlangga. Deherba.com. autoimmune selama hidupnya.
2011. Statistik Penderita Kanker Di Yogyakarta : Hanggar kreator.
Indonesia Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini Dan
H, Tiolena Ristarolas. 2009. Faktor Faktor Pencegahan Kanker Pada Wanita.
Yang Mempengaruhi Keterlambatan Jakarta: Sugeng Seto.
Pengobatan Pada Wanita Penderita Tapan, Erik. 2005. Kanker, Antioksidan dan
Kanker Payudara Di RSUP H Adam Malik Terapi Komplementer. Jakarta: PT
Medan, diakses dari Elex Media Komputindo Kelompok
http//www.respiratory.usu.ac.i d Gramedia.
Hastono, Sutanto Priyo. 2001. Modul Analisa
Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Hawari, H, Dadang. 2004. Kanker Payudara
Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
175