You are on page 1of 10

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

Hubungan Dukungan Keluarga dan Pemeriksaan Payudara Sendiri


(SADARI) dengan Keterlambatan Pemeriksaan Kanker Payudara
Pada Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah
RSUP DR. M. Djamil Padang
Ns. Lola Despitasari, M.Kep1), Dila Nofrianti,2)
1,2)
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang, Program S1 Keperawatan
Kutipan: Despitasari, Lola.,Nofrianti, Dila. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) dengan Keterlambatan Pemeriksaan Kanker Payudara Pada Penderita Kanker
Payudara di Poli Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1)

INFORMASI ABSTRACT
Background: Breast cancer is the most common type of cancer
Korespondensi
loladespitasari1986@gmail.com among women worldwide, accounting for 16% of all cancers
suffered by all women. Hospital Information System Data (SIRS)
shows 60% -70% of patients who come to the hospital at advanced
stage III and IV, so that almost half of the incidence of cancer
ends with death. Purpose: research to see the relationship of
family support and inspection of breast self-examination with delay
of breast cancer examination in breast cancer patient. Methods:
This study used an analytic survey design with a retrospective
approach. Number of population 509 women with breast cancer
and sample size 83. Accident sampling sampling technique.
Analyze univariate data with frequency tables and bivariate with
chi-square. The results showed that 65.1% of patients were late in
Keywords: family support, the examination, 49.4% of patients did not get good family support,
BSE, late checks 39.8% of patients never did Breast Self Examination (BSE). The
results showed that there was a family support relationship with
the delay of examination with p = 0,026 and SADARI test with
delay of examination value p = 0,000 (p value ≤ 0,05).Conclusion:
existence of relation of family support and inspection of breast
self- examination with delay of breast cancer examination in
Dr.M.Djamil Padang
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui di
kalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh semua kaum
wanita. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) menunjukkan 60%-70% penderita yang
datang ke rumah sakit pada stadium lanjut III dan IV, sehingga hampir setengah dari angka
kejadian kanker berakhir dengan kematian. Tujuan: penelitian untuk melihat hubungan dukungan
keluarga dan pemeriksaan SADARI dengan keterlambatan pemeriksaan kanker payudara pada
penderita kanker payudara. Metode: Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan
pendekatan retrospektif. Jumlah populasi 509 wanita penderita kanker payudara dan besar sampel
83. Teknik pengambilan sampel accidental sampling. Analisa data univariat dengan tabel frequensi
dan bivariat dengan chi-square. Hasil : penelitian menunjukkan 65,1% penderita terlambat dalam
pemeriksaan, 49,4% penderita tidak mendapatkan dukungan keluarga yang baik, 39,8,% penderita
tidak pernah melakukan SADARI . Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga
dengan keterlambatan pemeriksaan dengan nilai p= 0,026 dan pemeriksaan SADARI dengan
keterlambatan pemeriksaan nilai p= 0,000 (p value ≤ 0,05). Kesimpulan: adanya hubungan
dukungan keluarga dan pemeriksaan SADARI dengan keterlambatan pemeriksaan kanker payudara di
RSUP Dr.M.Djamil Padang.

Kata kunci : dukungan keluarga, pemeriksaan SADARI, keterlambatan pemeriksaan

PENDAHULUAN kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9%,


Kanker payudara (camamae) merupakan dari keseluruhan jenis kanker yang ada.
suatu kondisi dimana sel telah kehilangan Berdasarkan data Word Health Organitation
pengendalian dan mekanisme normalnya, (WHO) tahun 2014 jumlah kejadian kanker
sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak payudara di indonesia Organitation tahun 2014
normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi terdaoat 48.998 kasus. Berdasarkan data
pada jaringan payudara (Mulyani, 2013). Kanker Rikesdas tahun 2013 prevalensi kanker payudara
payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai (Kemenkes RI, 2015). Pravelensi kanker
tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu, tertinggi berada pada provinsi DI Yogyakarta,
jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada yaitu sebesar 4,1%, jauh lebih tinggi
payudara (Sekar, 2011). Angka kejadian kanker dibandingkan rata-rata nasional. Pravelensi
payudara dari tahun ke tahun mengalami berikutnya berada pada Provinsi Jawa Tengah
peningkatan, sehubungan dengan gaya hidup dan Bali, yaitu sebesar 2,1% dan 2,0%, dan
yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi alkohol, Sumatera Barat menempati urutan ke 6 yaitu
merokok, penggunaan silikon pada payudara, sebesar 1,7%. Di Sumatera Barat kanker
dan kurangnya berolahrga, gaya hidup yang payudaraterdapat 2.285 kasus (Rikesdas, 2015).
tidak sehat akan meningkatkan resiko terjadinya Di Indonesia kanker payudara diperkirakan
kanker payudara (MulyanidanNuryani, 2013). dalam waktu singkat akan menjadi kanker
Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan insiden tertinggi pada wanita. Hal ini
yang paling sering ditemui di kalangan wanita disebabkan karena di negara kita, kebanyakan
sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut,
yang diderita oleh semua kaum wanita (Siburian ketika penyembuhan sudah sulit dilakukan
dan Wahyuni, 2012). Berdasarkan data dari (Manuaba, 2010). Penanganan yang lambat pada
Globocan, Internasional Agency For Research kanker payudara akan mengakibatkan terjadinya
On Cancer (IARC) tahun 2012, kanker komplikasi-komplikasi yaitu metastase pada
payudaraadalah kanker dengan presentase kasus jaringan sekitarnya melalui saluran limfe dan
baru tertinggi yaitu 43,3% dengan persentase pembuluh darah ke organ-organ lain seperti

167
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

paru-paru, metastase ke tulang mengakibatkan memiliki hubungan yang bermakna dengan


fraktur patologis, nyeri kronik dan keterlambatan penderitakan kerpayudara dalam
hipercalsemia, metastase ke paru-paru akan melaukan pemeriksaan awal kepelayanan
mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru kesehatan yaitu tingkat pendidikan, tingkat
dan metastase pada otak mengalami gangguan pengetahuan, keterjangkauan biaya,
persepsi dan sensori, dan kematian. Metastase keterpaparan informasi/media massa, perilaku
pada tulang terjadi pada 70% penderita kanker deteksi dini dan dukungan suami/keluarga.
payudara stadium lanjut (Oehadean, 2008). Kebanyakan kasus baru kanker payudara yang
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) ditemukan sudah berada pada stadium lanjut
tahun 2007 menunjukkan kejadian kanker sehingga ini sangat mempengaruhi tingkat
payudara sebanyak 8.227 kasus (16,85%) dan kesembuhan pasien (Abdullah, Tangka, Rottie,
sekitar 60-70% pasien datang pada stadium 2013).
lanjut, III atau IV sehingga hampir setengah dari Penderita kanker payudara yang mendapat
angka kejadian kanker payudara berakhir dukungan kurang dari suami/keluarga beresiko
dengan kematian (Hikmati dan Adriani, 2013). 4,35 kali untuk mengalami keterlambatan dalam
Salah satu jenis kanker yang insidennya terus pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan. Efek
berkembang adalah kanker payudara, di dunia dari dukungan keluarga terhadap kesehatan dan
sendiri kanker payudara menduduki peringkat kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara
kedua kanker yang paling banyak diderita spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang
sekitar 11,9 % dari seluruh kasus kanker Kasus adekuat terbukti berhubungan dengan
kanker payudara yang baru terdiagnosis sekitar menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh
1,7 juta di tahun 2012 mununjukkan darisakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan
peningkatan tajam dibanding tahun-tahun emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari
sebelumnya. Kanker payudara juga merupakan dukungan keluarga adalah pada penyesuaian
penyebab kematian utama kasus kanker pada terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh
perempuan yaitu 522.000 kematian di tahun stress (Setiadi, 2013)
2012 (Rossalia dan Muhammad, 2016). Di Indonesia lebih kurang 65% masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian Taha (2010) di datang kepada dokter pada stadium lanjut, hal
rumah sakit umum pusat haji Adam Malik ini menunjukkan bahwa penderita kanker
Medan, menunjukkan tingginya persentase payudara terlambat mendeteksi kanker yang
penderita kanker payudara stadium lanjut yang dideritanya. Besarnya persentase penderita yang
datang pertama kali untuk memeriksakan diri ke datang berobat pada stadium lanjut
pelayanan kesehatan yaitu stadium IV sebesar menunjukkan kurangnya perilaku deteksi dini
39,7% dan stadium IIIB sebesar 34,2%. yang dialkukan oleh wanita, begitu pula dengan
Menurut Lenggogeni tahun 2015 kurangnya kesadaran wanita serta pemahaman
didapatkanhasil di Sumatera Barat kejadian terhadap kankaer payudara utamanya wanita
kanker (5,6‰) lebih tinggi dari rata-rata yang memiliki faktor risisko terhadap kankaer
nasional (4,3‰), yaitu pada urutan tertinggi ke- payudara serta seteksi dini, kurang diterapkan
enam dari 33 provinsi di Indonesia berdasarkan sehingga wanita sebagian besar datang dalam
Riskesdas Nasional tahun 2008. Di RSUP dr. kondisi kanker payudara pada stadium lanjut.
M.Djamil Padang tahun 2010, kanker payudara Untuk itu, deteksi dini dan pemahamanakan
adalah jenis yang tertinggi dari seluruh kejadian faktor risiko menjadi sangat penting dialkukan
kanker. Di Instalasi Rawat Jalan RSUP sedini mungkin sehingga tingkat kematian yang
dr.M.Djamil tahun 2010, kasus kanker payudara disebabkan kanker payudara dapat ditekan
berjumlah 1758 kasus, sedangkan di Instalasi (Anggraeni, Ngatimin, Arsin, 2014).
Rawat Inap berjumlah 209 kasus. Di Instalasi Menurut Nisman (2011) dan Mulyani
Rawat Inap terdapat 11% penderita (22 orang) (2013) SADARI baru dilakukan oleh sebagian
berusia 30 tahun ke bawah, usia termuda adalah kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25%
22 tahun. Bahkan, di Instalasi Rawat Jalan usia sampai 30% wanita yang melakukan
termuda penderita adalah 15 tahun. Penderita pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan
kanker payudara di Rumah Sakit Umum teratur setiap bulannya. Umumnya langkah ini
Pusat/RSUP dr.M.Djamil terbanyak (54 %) dihindari karena menimbulkan bayangan
berasal dari Kota Padang (Lenggogeni, 2011). menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya
Menurut Dyanti, dkk tahun 2015 SADARI yang kita lakukan adalah untuk
didapatkan hasil bahwa ada enam faktor yang melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga

168
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

kita punya harapan besar bahwa masalah yang adanya gejala, dan cenderung dapat ditemukan
kita temui adalah masalah yang ringan, bisa melalui deteksi dini seperti pemeriksaan
diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan payudara sendiri (SADARI) (Tasci A, 2010).
dengan baik. Yang kedua adalah berusahalah Sejumlah penelitian menunjkkan bahwa kanker
untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan payudara akan mendapatkan penanganan
berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena secepatnya dan akan memberikan harapan
pemijatan tidak akan membuat benjolan kesembuhan serta harapan hidup yang lebih baik
menegcil, sebaliknya justru dapat membuat apabila kanker payudara di deteksi dini
masalah menjadi lebih berat jika benjolan ini (Sharivastava, 2013).
merupakan masalah atau penyakit. Yang ketiga
adalah segera konsultasikan dengan dokter yang METODE PENELITIAN
tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih Desain penelitian ini adalah survey
lanjut. analitik yaitu untuk melihat kejadian yang
Kemajuan dalam bidang terapi dan diteliti dengan pendekatan retrospektif.
diagnostic memberikan dampak dalam populasi adalah seluruh wanita penderita
penemuan dini terhadap penyakit kanker kanker payudara yang datang ke Poli Bedah
payudara. Namun yang paling penting dari RSUP Dr. M.Djamil Padang dari bulan
semua kemajuan teknologi yang ada adalah Oktober-Desember 2015 sebanyak 509
bagaimana seorangwanita mampu menyadari orang. Sampel pada penelitian ini yaitu
adanya perubahan awal dari organ tubuhnya wanita penderita kanker payudara yang datang
sehingga kanker payudara dapat diidentifikasi ke poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang
sejak dini sebelum memasuki stadium lanjut sebanyak 83 orang. Teknik pengambilan
(Nurcahyo, 2010). Deteksi dini kanker payudara sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
adalah terobosan yang inovatif dalam non probability sampling yaitu accidental
pembangunan kesehatan untuk mengurangi sampling. Analisa univariat
angka kesakitan dan kematian. Bila kanker Analisa data ini digunakan untuk
payudara diketahui sejak stadium dini, angka melihat gambaran distribusi frekuensi
kesembuhannya sangat tinggi, deteksi dinipun dukungan keluarga, pemeriksaan payudara
dapat dilakukan sendiri melalui program sendiri (SADARI), dan keterlambatan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pengobatan. Dengan menggunakan
bahkan dengan deteksi dini angka kematian komputerisasi dengan uji analisis distribusi
dapat diturunkan sampai 40% dan mencegah frekuensi dengan persentase. Analisa Bivariat
seseorang kehilangan seluruh payudaranya untuk melihat hubungan antara variabel
(Widyaningrum, 2009). independen dan variabel dependen. Analisa ini
Besarnya kematian akibat kanker terjadi menggunakan uji statistik Chi- Square
karena terlambat memeriksakan ke fasilitas dengan tingkat kepercayaan 95%. Bila nilai
pelayanan kesehatan atau pasien dating pada p value ≤ 0.05 (Ha diterima) berarti ada
stadium lanjut, padahal sebenarnya bila pasien hubungan antara dukungan keluarga dan
dating pada stadium awal, kemungkinan pemeriksaan SADARI dengan keterlambatan
penyakitnya akan dapat disembuhkan dengan pemeriksaan kanker payudara pada penderita
berbagai pengobatan dan program pencegahan kanker payudara. Sedangkan p value > 0.05
(Widyaningrum,2009). Tindakan deteksi dini berarti tidak ada hubungan (Ha ditolak)
kanker payudara dengan metode pemeriksaan dimana tidak ada hubungan antar adukungan
payudara sendiri (SADARI) termasuk ke dalam keluarga dan pemeriksaan SADARI dengan
kategori tindakan pencegahan penyakit. Orang keterlambatan pemeriksaan kanker payudara
yang tidak pernah melakukan SADARI pada penderita kanker payudara.
mempunyai risiko 11.08 kali dan orang yang
tidak rutin /jarang melakukan SADARI
mempunyai risiko 5,18 kali untuk mengalami
keterlambatan melakukan pemeriksaan kanker
payudara ke pelayanan kesehatan dibandingkan
orang yang rutin melakukan deteksi dini
SADARI setiap bulan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kanker payudara merupakan kanker yang
cukup mudah ditandai dengan factor risiko,

169
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

1. Keterlambatan Pemeriksaan Kanker 2. Dukungan Keluarga pada pasien


Payudara pada pasien kanker payudara kanker payudara di Poli Bedah RSUP
di Poli Bedah RSUP Dr. M. Djamil Dr. M.Djamil Padang
Padang
Tabel 2
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Keterlambatan Pemeriksaan
Distribusi frekuensi dukungan
pada Pasien Kanker Payudara di Poli Bedah keluarga pada pasien kanker payudara
RSUP Dr. M.Djamil Padang di Poli Bedah
RSUP Dr. M.Djamil Padang
Frekuensi Persentase
NO Keterlambatan Dukunga Frekuensi Persentase
(f) (%) NO
Keluarga (f) (%)
1 Terlambat 54 65,1%
2 Tidak Terlambat 29 34,9% 1 Tidak Baik 41 49,4%
2 Baik 42 50,6%
Jumlah 83 100%
Jumlah 83 100%
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat
Berdasarkan 1 diatas dapat dilihat bahwa dilihat bahwa hampir separoh (49,4%) pasien
lebih dari separoh (65,1%) pasien kanker kanker payudara di Poli Bedah RSUP
payudara di Poli Bedah RSUP Dr.M. Djamil Dr.M.Djamil Padang tidak mendapat dukungan
Padang mengalami keterlambatan dalam yang baik dari keluarga.
melakukan pemeriksaan. Dukungan keluarga menurut Friedman
Keterlambatan pemeriksaan kanker (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan
adalah ketika penderita yang datang untuk keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa
mendapatkan pengobatan sudah dalam stadium dukungan informasional, dukungan penilaian,
lanjut atau sudah parah sehingga tidakan tidak dukungan instrumental dan dukungan
dapat dilakukan. Penderita kanker payudara emosional.
dikatakan terlambat melakukan pengobatan jika Dukungan keluarga berupa instrumental
datang berobat sudah pada stadium III dan IV. merupakan sebuah sumber pertolongan dalam
Ahli patologi memberikan tingkatan pada hal pengawasan, kebutuhan individu, misalnya
pertumbuhan kanker dengan tingkat I saat seseorang memberikan bantuan berupa
(deferensiasi baik), tingkat II (dferensiasi baik
meminjamkan uang, membantu pekerjaan
sedang), tingkat III (deferensiasi sangat buruk), sehari-hari, menyampaikan pesan, menjaga dan
tingkat IV (tidak mempunyai kemampuan untuk merawat saat sakit. Keluarga dapat menyediakan
berdeferensiasi) (dikutip dari Setiawan, 2012). informasi dengan menanyakan tentang dokter,
Keterlambatan penderita kanker terapi yang baik untuk dirinya dan tindakan
payudara dalam melakukan pemeriksaan kanker spesifik bagi individu untuk melawan stressor.
payudara dapat terjadi karena berbagai faktor, Pada dukungan ini keluarga sebagai
diantaranya adalah faktor sosial ekonomi, faktor penghimpun informasi dan pemberi informasi.
pendidikan atau ketidaktahuan, faktor psikologik, Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai
kurangnya informasi tentang penyakit dan cara untuk beristirahat dan juga menenangkan
pencegahannya, kurangnya kesadaran masyarakat pikiran. Setiap orang pasti membutuhkan
dalam mencegah kanker sedini mungkin, dan dari bantuan dari keluarga. Individu yang
sisi program penanggulangan penyakit, kanker menghadapi persoalan atau masalah akan
belum menjadi prioritas utama di daerah. Dimana merasa terbantu kalau ada keluarga yang mau
faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan mendengarkan dan memperhatikan masalah
ketakutan yang tidak beralasan, hal tersebut yang sedang dihadapi. Dukungan emosional
disebabkan pendapat masyarakat secara umum memberikan individu perasaan nyaman, merasa
yang menyatakan bahwa kanker tidak dapat dicintsi saat mengalami depresi, bantuan dalam
diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian bentuk semangat, empati, rasa percaya,
(Dikutip dari Setiawan, 2012). perhatian sehingga individu yang menerimanya
merasa berharga (Friedman, 2010)..
Hasil penelitian untuk dukungan
emosional dari keluarga didapatkan lebih dari

170
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

separoh (59,0%) pasien kanker payudara juga mengetahui tentang SADARI dan dianggap
tidak mendapatkan dukungan emosional yang pengetahuan tentang gejala dari kanker
baik, dimana keluarga tidak memberikan tersebut sangat minim. Pada penelitian ini
bantuan berupa materi atau sarana dalam ditemukan pengetahuan seseorang tentang
membantu pengendalian kanker payudara serta
SADARI berbandng lurus dengan tingkat
keluarga kurang memberikan tempat yang aman,
damai untuk pasien beristirahat dalam kondisi
pendidikannya, dimana semakin tinggi
sakit. tingkat pendidikan maka jumlah responden
yang mengetahui pemeriksaan ini juga
3. Pemeriksaan Payudara Sendiri semakin banyak. Dari pasien yang
(SADARI) pada pasien kanker mengetahui tentang SADARI 65%
payudara di Poli Bedah RSUP Dr. M. diantaranya menginterpretasi gejalanya
Djamil Padang sebagai sesuatu yang tidak serius. Sama
seperti penelitian yang dilakukan di salah
Tabel 3 satu rumah sakit di Medan oleh Tiolena
Distribusi frekuensi pemeriksaan (2012), dimana semua responden yang
payudara sendiri (SADARI) pada pasien diteliti menyatakan tidak mengetahui
kanker payudara di poli bedah RSUP tentang SADARI sebelum terdiagnosis
Dr. M.Djamil Padang kanker payudara dan pengetahuna

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat Pemeriksaan Frekuensi Persentase


NO
bahwa proporsi wanita yang tidak melakukan SADARI (f) (%)
pemeriksaan payudara sendri (SADARI) adalah 1 Tidak
33 39,8%
yang tertinggi (39,8% dibandingkan dengan Melakukan
wanita yang melakukan secara rutin, dengan 2 Melakukan
28 33,7%
demikan dapat disimpulkan bahwa rata-rata Tidak Rutin
pasien kanker payudara di Poli Bedah RSUP 3 Rutin 22 26,5%
Dr.M. Djamil Padang tidak melakukan
pemerksaan payudara sendiri (SADARI) . Jumlah 83
100%
Beberapa cara deteksi dini kanker
responden tentang kanker payudara pada
payudara antara lain, pemeriksaan payudara
peneltian teresebut dinilai kurang.
sendiri (SADARI), mamografi, USG, biopsi
Kanker payudara merupakan kanker
tanpa pembedahan, pemeriksaan klinis
yang cukup mudah ditandai dengan faktor
payudara oleh dokter (Purwanto, 2010).
resiko, adanya gejala, dan cenderung dapat
Masalah utama terjadinya kanker payudara
ditemukan melali deteksi dini seperti Breast
adalah ketidakteraturan dan jarang sekali
Self Examination atau pemeriksaan
dilakukan SADARI dengan benar.
payudara sendiri (SADARI). Sejumlah
Pemasyarakatan kegiatan SADARI bagi
penelitan menunjukkan bahwa kanker
semua wanita dimulai sejak usia subur,
payudara akan mendapatkan penanganan
sebab 85% kelainan di payudara justru
secepatnya dan akan memberikan harapan
ditemukan pertama kali dikenali oleh
kesembuhan serta harapan hidup yang lebh
penderita bila tidak dilakukan penapisan
baik apabila kanker payudra dideteksi dini
masal. SADARI sebaiknya dilakukan setiap
(Sharivasta, 2013).
kali selesai menstruasi dan pemeriksaan
Dalam penelitian Parkin (2007)
dilakukan sejak umur 20 tahun (Rasjidi,
ditemukan bahwa meskipun tingkat kajadian
2010). Menurut Mikail (2011), SADARI
yang tinggi, di Negara-negara maju, 89%
sangat efektif sampai 90% dalam
perempuan didiagnosa menderita kanker
mendeteksi kanker payudara termasuk pada
payudara masih hidup 5 tahun setelah
wanita usia subur.
diagnosis mereka, dikarenakan adanya
Menurut Rossalia dan Muhammad
deteksi dini yang akhirnya pasien datang
(2016), menyatakan bahwa sebaian bsar
melakukan pengobatan sedini mungkin.
responden dalam penelitiannya tidak

171
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

Dalam studinya widoyono (2008) juga Tabel 4


menyatakan bahwa kesembuhan akan Hubungan dukungan kuluarga dengan
semakin tinggi jika kanker payudara keterlambatan pemeriksaan pada wanita
ditemukan dalam stadium dini yang penderita kanker payudara di poli bedah
RSUP DR. M. Djamil Padang.
biasanya masih berukuran kecil. Untuk itu
deteksi dini dan pemahaman akan faktor
resiko menjadi sangat penting dilakukan Keterlambatan pemeriksaan
sedini mungkin sehingga tingkat kematian P
Tidak Total
Dukungan Terlambat value
yang disebabkan kanker payudara dapat keluarga terlambat
ditekan. f % f % %
Kebanyakan dari responden yang Tidak
32 78,0% 9 22,0%
Baik 100%
tidak melakukan SADARI dikarenakan
0.026
ketidaktahuannya mengenai SADARI itu Baik 22 52,4% 20 47,6%
100%
sendiri, baik cara melakukannya ataupun
Jumlah 54 29
waktu pelaksanaannya sehingga
mengakibatkan responden tidak pernah
melakukannya. SADARI merupakan suatu Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat
perilaku, dimana perilaku juga dipengaruhi bahwa proporsi wanita penderita kanker
payudara yang terlambat memeriksakan kanker
oleh pengetahuan seseorang. Semakin baik
payudara mendapat dukungan yang kurang baik
tingkat pengetahuan maka akan semakin
dari dari keluarga lebih tinggi (78,0%)
baik pula perilaku yang ditampilkan oleh dibandingkan dengan wanita penderita kanker
individu tersebut. Selain itu, pengetahuan payudara yang mendapat dukungan baik dari
juga dipengaruhi oleh beberapa hal keluarga yaitu (52,4%).
diantaranya pendidikan dan pekerjaan Setelah dilakukan uji Statistik Chi-
(Notoatmodjo, 2007). Squaredidapatkan hasil bahwa p Value 0.026
Tidak dapat dipungkiri bahwa (p≤ 0.05) artinya terdapat hubungan antara
semakin tinggi pendidikan seseorang dukungan keluarga dengan keterlambatan
semakin tinggi pula pengetahuan yang pemeriksaan pada wanita penderita kanker
dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang payudara di poli bedah RSUP DR. M. Djamil
tingkat pendidikannya rendah, akan Padang.
Menurut Chandra (2009), dukungan
menghambat perkembangan sika pseseorang keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan
terhadap penerimaan informasi dan nilai- mental anggota keluarganya. Dukungan
nilai baru yang diperkenalkan. Begitupun keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
dengan pekerjaan, lingkungan pekerjaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Hal ini
dapat menjadikan seseorang memperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
pengalaman dan pengetahuan baik secara kuat antara keluarga dengan status kesehatan
langsung maupun tidak langsung anggota keluarga, mulai dari strategi-strategi
(Notoadmojo, 2007). hingga fase rahabilitasi (Mubarak, dkk, 2009).
Hasil penelitian ini didukung oleh Admin (2011)
4. Hubungan dukungan keluarga dengan yang berpendapat bahwa peran keluarga sangat
keterlambatan pemeriksaan kanker penting dalam perawatan pasien dimana
keluarga berusaha menngkatkan semangat hidup
payudara pada penderita kanker
dan komitmen pasien untuk tetap menjalani
payudara di poli bedah RSUP DR. M. pengobatan terutama untuk pasien kanker
Djamil Padang payudara.
Keluarga memiliki pengaruh dan
peranan yang sangat penting dalam
pembentukan konsep diri. Pandangan penderita
kanker payudara terhadap diri sendiri
merupakan cermin dari pikiran penderita
bagaimana keluarga memandang dirinya. Bila

172
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

keluarga memiliki konsep diri yang utuh dan Tabel 5


konsisten, maka ia dapat menyediakan Hubungan pemeriksaan payudara sendiri
lingkungan yang lebih lama dalam penyaluran (SADARI) dengan keterlambatan
kasih sayang, perhatian dan penghargaan pada pemeriksaan pada wanita penderita
penderita kanker payudra (Sastra, 2016). Hal ini
kanker payudara di poli bedah RSUP
juga dinyatakan oleh Rachmawati (2009) bahwa
dukungan keluarga dapat memberikan hasil
DR. M. DjamilPadang
yang positif terhadap kesehatan dan Keterlambatan
kesejahteraan pada pasien kanker payudara . Hal pemeriksaan
yang sama dinyatakan oleh Admin (2011)
SADARI Tidak Total P value
bahwa dukungan positif yang diberikan keluarga Terlambat
terlambat
membuat pasien kanker payudara lebih kuat %
f % f %
dalam melawan kanker tersebut. Pendapat lain
Tidak 100%
juga mengatakan bahwa peran serta keluarga 30 90,9% 3 9,1%
melakukan
sangat penting untuk penyembuhan pasien,
karena keluarga merupakan sistem pendukung 100%
Melakukan 23 82,1% 5 17,9% 0.000
yang terdekat bagi pasien. Oleh karena itu
tidak rutin
keluarga selalu dilibatkan dalam perencanaan, Rutin 1 4,5% 21 95,5% 100%
perawatan, pengobatan, persiapan pemulangan,
dan rencana perawatan tindak lanjut di rumah.
Husni, (2012) menyatakan bahwa Jumlah 54 29
dukungan keluarga pada pasein kanker payudara
terdiri dari dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan materi dan dukungan Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat
informasi. Dukungan tersebut diberikan dilihat bahwa proporsi wanita penderita kanker
sepanjang hidup pasien, apabila dukungan payudara yang terlambat memeriksakan kanker
semacam ini tidak ada, maka kebrhasilan payudara lebih banyak ditemukan pada wanita
penyembuhan/pemulihan sangat berkurang. penderita kanker payudara yang tidak
Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri
proses penyembuhan anggota kleuarga yang SADARI (90,9%) dibandingkan dengan
sakit, dukungan keluarga yang baik akan responden yang melakukan pemeriksaan
mneingkatkan derajat kesehatan anggotanya. SADARI secara rutin yaitu (4,5%).
Dari hasil penelitiannya, didapatkan sebagian Setelah dilakukan uji Statistic Chi-
besar responden mendapatkan dukungan Square didapatkan hasil p Value 0,000 (pValue
keluarga yang kurang baik, sehingga ≤0,05) artinya terdapat hubungan antara
kemungkinan kanker payudara untuk sembuh pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
sangat sulit. Dukungan keluarga yang kurang dengan keterlambatan pemeriksaan pada wanita
baik disebabkan oleh beberapa faktor, penderita kanker payudara di poli bedah RSUP
diantaranya ekonomi dan pengetahuan keluarga DR. M. Djamil Padang.
yang kurang terhadap pentingnya dukungan Dyanti, (2016) tindakan deteksi dini
keluarga dalam proses penyembuhan kanker kanker payudara dengan metode SADARI
payudara, sehingga pasien kanker payudara termasuk ke dalam kategori tindakan
dapat sembuh. pencegahan penyakit. Hasil analisis nilai odd
ratio menunjukkan semakin rutin melakukan
5. Hubungan pemeriksaan payudara SADARI maka dapat terhindar dari
sendiri (SADARI) dengan keterlambatan dalam melakukan pemeriksaan
awal ke pelayanan kesehatan. Orang yang tidak
keterlambatan pemeriksaan pada pernah melakukan SADARI mempunyai risiko
penderita kanker payudara di poli 11,08 kali dan orang yang tidak rutin/jarang
bedah RSUP DR. M. Djamil Padang melakukan SADARI mempunyai risiko 5,18
kali untuk mengalami keterlambatan melakukan
pemeriksaan awal kanker payudara ke pelayanan
kesehatan dibandingkan orang yang rutin
melakukan deteksi dini SADARI setiap bulan.

173
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

Menurut Smith (2008), yang deteksi dini kanker payudara. Responden yang
menyebabkan keterlambatan penderita untuk pernah mendapatkan informasi tentang deteksi
memulai deteksi dini ialah kecemasan mereka dini kanker payudara dan
sendiri serta ketakutannya untuk mejalani mengimplementasikannya sebanyak 33 orang
masektomi atau operasi pengangkatan payudara (78,6%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil
meskipun penderita mampu mendeteksi kanker penelitian Setiawan (2012) menunjukkan bahwa
payudara sedini mungkin. Berbagai studi lain responden yang memiliki kategori cukup dalam
juga menunjukkan berbagai faktor yang melakukan deteksi dini kanker payudara
mempengaruhi dalam hal mendiagnosa kanker (SADARI) mempunyai peluang untuk
payudara. Salah satu studi sebelumnya menghindari keterlambatan dalam melakukan
menemukan bahwa persepsi tentang kanker pemeriksaan kanker payudara. Hasil penelitian
payudara yang dilakukan oleh Katapodi (2005) Ekanita dan Khosidah (2013), menunjukkan
menemukan bahwa mengenai persepsi resiko bahwa WUS (Wanita Usia Subur) yang tidak
kanker payudara, mayoritas wanita cenderung pernah mlakukan SADARI memiliki
meremehkan resiko pribadi mereka yang pengetahuan kurang tentang SADARI mencapai
mungkin berpengaruh penting pada praktik 91%. Hasil penelitian Widiani (2014),
deteksi dini dan perhatian terhadap gejala medis menunjukkan ada hubungan yang signifikan
sehingga mampu berpengaruh pada tertundanya antara motivasi dengan tindakan deteksi dengan
penemuan kanker payudara. pap smear pada wanita usia subur, motivasi
Dari hasil kusioner didaptkan 39,8% yang juga didasari oleh pengetahuan tentang
pasien kanker payudara tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks.
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan Menurut Tjindarbumi (2005), di
33,7% pasien kanker payudara tidak melakukan Indonesia lebih kurang masyarakat datang ke
SADARI secara rutin. Menurut analisa peneliti dokter pada stadium lanjut, hal ini menunjukkan
hal ini dipengaruhi oleh perilaku individu, yaitu bahwa penderita kanker paydara terlambat
merasa malas atupun kurangnya pengetahuan mendeteksi kanker yang dideritanya. Besarnya
mengenai dteksi dini SADARI dan bahaya persentase penderita yang datang berobat pada
kanker payudara, karena dari hasil kuesiner stadium lanjut menunjukkan bahwa kurangnya
berdasarkan pendidikan didapatkan bahwa perilaku deteksi dini yang dilakukan oleh
hampir separuh (45,8%) pasien kanker payudara wanita, begitupula dengan kurangnya kesadaran
memiliki pendidikan rendah (SD), hanya wanita serta pemahaman terhadap kanker
sebagian kecil yang berpendidikan tinggi (7,2%) payudara utamanya pada wanita yang memiliki
dan ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan faktor resiko terhadap kanker payudara serta
pasien. Namun demikian, memiliki pengetahuan deteksi dini, kurang diterapkan sehngga
yang baik tidak serta merta dapat menunjang sebagian besar wanita datang dalam kondisi
kesadaran seseorang untuk melakukan sikap kanker payudara pada stadium lanjut.
cara SADARI yang baik karena berdasarkan Beberapa permasalahan yang dapat
pada strukturnya, sikap itu sendiri terdiri dari menyebabkan terlambatnya pasien kanker
tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan payudara untuk memeriksakan kondisinya
kognitf. Selain itu, juga faktor-faktor yang secara dini, atara lain adalah faktor sosial
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang ekonomi (biaya pengobatan yang mahal), faktor
yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang pendidikan atau ketidaktahuan (ignorancy), dan
lain yang dianggap penting, media massa, faktor psikologik. Faktor-faktor psikologik yang
institusi, dan faktor emosional dalam diri dapat menghambat pemeriksaan kanker secara
(Pietter, 2011). Hal ini juga dapat dilihat dari dini antara lain adalah rasa takut, rasa rendah
kuesioner penelitian berdasarkan tingkat diri (malu), tidak pernah meraba atau
pendidikan, terdapat beberapa orang (7,2%) memperhatikan payudara sendiri (SADARI),
responden dengan pendidikan tinggi juga tidak sikap negativistik, depresi (Hawari, 2004).
melakukan SADARI dengan baik.
Tingkat pengetahuan seseorang dan SIMPULAN
paparan informasi berhubungan erat dengan 1. Lebih dari separuh (65,1%) wanita
perilaku SADARI (Desanti, 2010). Responden penderita kanker payudara di poli bedah
yang pernah melakukan SADARI disebabkan RSUP DR. M. Djamil Padang terlambat
karena sebagian besar pernah mendapatkan mengobati kanker payudara.
informasi tentang kanker payudara termasuk

174
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(1) 2017

2. Hampir separoh 49,4% wanita penderita Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan
kanker payudara di poli bedah RSUP DR. Sampel. Jakarta: Mitra Cendikia.
M. DjamiPadang tidak .Mary, Baradero, Mary, Wilfrid, Dayrit &
mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Yakobus, Siswandi. 2008. Seri Asuhan
3. Hampir separoh 39,8% wanita penderita Keperawatan Klien Kanker. Jakarta:
kanker payudara di poli bedah RSUP DR. M. EGC.
Djamil Padang tidak pernah melakukan Moeliono, Anton M. 2002. Kamus Besar
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
33,7% wanita penderit akanker payudara Pustaka.
tidak melakukan pemeriksaan SADARI Mulyani & Nuryani , 2013. Kanker payudara
secara rutin. dan PMS pada kelamin. Yogyakarta :
4. Ada hubungan tingkat dukungan keluarga Nuha Medika.
dengan keterlambatan pengobatan pada Notoatmodjo, Soekidjo. 2002.
penderita kanker payudara di poli bedah Metodologi Penelitian Kesehatan.
RSUP DR. M. Djamil Padang. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Ada hubungan pemeriksaan payudara Nurcahyo, Jalu. 2010. Awas Bahaya Kanker
sendiri (SADARI) dengan keterlambatan Rahim Dan Kanker Payudara.
pengobatan pada penderita kanker payudara Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.
di poli bedah RSUP DR. M. Djamil Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Padang. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam & Siti, Pariani. 2001.
UCAPAN TERIMA KASIH Pendekatan Praktis Metodologi Riset
Dalam penelitian ini peneliti banyak Keperawatan. Jakarta: Infomedika.
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak Otto, Shirley E. 2005. Buku Saku Keperawatan
khususnya RSUP Dr.M. Djamil Padang Onkologi. Budi, Jane Freyana, Pocket
Guide To Oncology Nursing. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA EGC.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Setiawan Sukma Frida, 2012. Hubungan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. pengetahuan dan deteksi dini
Bustan, M, N 2000. Epidemologi Penyakit (SADARI) dengan keterlambatan
Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. penderita kanker payudara
Danielle, Gale & Jane, Charette. 2000. melakukan pemeriksaan di RSUD Kraton
Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Pekalongan : http://www.e-
Jakarta: EGC. skripsi.stikesmuh- pkj.ac.id/e-
Davey, Patrick. 2005. At a Glanace Sekar TR, 2011. Wanita dan penyakit
Medicine. Jakarta: Erlangga. Deherba.com. autoimmune selama hidupnya.
2011. Statistik Penderita Kanker Di Yogyakarta : Hanggar kreator.
Indonesia Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini Dan
H, Tiolena Ristarolas. 2009. Faktor Faktor Pencegahan Kanker Pada Wanita.
Yang Mempengaruhi Keterlambatan Jakarta: Sugeng Seto.
Pengobatan Pada Wanita Penderita Tapan, Erik. 2005. Kanker, Antioksidan dan
Kanker Payudara Di RSUP H Adam Malik Terapi Komplementer. Jakarta: PT
Medan, diakses dari Elex Media Komputindo Kelompok
http//www.respiratory.usu.ac.i d Gramedia.
Hastono, Sutanto Priyo. 2001. Modul Analisa
Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Hawari, H, Dadang. 2004. Kanker Payudara
Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.

175

You might also like