You are on page 1of 3

MAKNA HARI RAYA SARASWATI

Om Swastyastu

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan pada saya untuk
membawakan dharma wacana pada kesempatan ini.

Umat sedharma yang berbahagia,


Salah satu hari suci Umat Hindu adalah Hari Saraswati yang datangnya setiap enam bulan
sekali, tepatnya Sabtu Umanis Wuku Watugunung. Saraswati, adalah lambang suatu tingkat
kesempurnaan yang mengandung nilai – nilai: Satyam (Kebenaran), Shivam (kemuliaan)
dan Sundaram (keindahan). Tanpa adanya ketiga nilai ini maka pengetahuan itu hambar
seperti sayur tanpa garam.
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan taraf hidup manusia.
Betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi manusia sehingga di dalam ajaran Agama Hindu
diabadikan dalam bentuk simbolis Dewi Sarasvati. Sarasvati adalah sebuah nama suci untuk
menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Sarasvati berasal dari kata “saras” dan
“vati”. Saras memiliki arti mata air, terus menerus atau sesuatu yang terus menerus mengalir.
Sedangkan kata vati berarti memiliki. Ilmu pengetahuan itu sifatnya mengalir terus-menerus
tiada henti-hentinya ibarat sumur yang airnya tiada pernah habis meskipun tiap hari ditimba
untuk memberikan hidup pada umat manusia.

Umat sedharma yang berbahagia,


Di India maupun di Bali, Dewi Saraswati dilukiskan sebagai Dewi yang sangat cantik
dan bertangan empat yang masing-masing memegang Genitri , kropak, Wina dan Teratai serta
didekatnya, terdapat burung merak dan angsa. Semua lukisan (lambang) di atas merupakan
suatu simbol yang masing-masing memiliki makna:
1. Dewi yang cantik dan berwibawa menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu
yang amat menarik dan mengagumkan. Kecantikan Dewi Saraswati bukanlah kemolekan yang
dapat merangsang munculnya nafsu birahi.
Memang orang yang berilmu itu akan menimbulkan daya tarik yang luar biasa. Karena itu
dalam Kakawin Niti Sastra ada disebutkan bahwa orang yang tanpa ilmu pengetahun, amat
tidak menarik biarpun yang bersangkutan muda usia, sifatnya bagus dan keturunan bangsawan.
Orang yang demikian ibarat bunga merah menyala tetapi tanpa bau harum sama sekali
2. Kropak ialah lambang dari sumber ilmu pengetahuan.
3. Genitri adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan itu tiada habis-habisnya. Genitri juga lambang
atau alat untuk melakukan japa. Ber-japa yaitu aktivitas spiritual untuk menyebut nama Tuhan
berulang-ulang. Ini pula berarti, menuntut ilmu pengetahuan merupakan upaya manusia untuk
mendekatkan diri pada Tuhan. Ini berarti pula, ilmu pengetahuan yang mengajarkan menjauhi
Tuhan adalah ilmu yang sesat.
4. Wina yaitu sejenis alat musik, yang di Bali disebut rebab. Suaranya amat merdu dan melankolis.
Ini melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung keindahan atau estetika yang
amat tinggi.
5. Bunga Teratai/Lotus,mampu tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang indah
walaupun hidupnya di atas air yang kotor.Teratai melambangkan kesucian Hyang Widhi dan
merupakan simbul dari ilmu pengetahuan itu sangat suci.
6. Angsa adalah jenis binatang unggas yang memiliki sifat-sifat yang baik yaitu tidak suka
berkelahi dan suka hidup harmonis. Angsa juga memiliki kemampuan memilih makanan.
Meskipun makanan itu bercampur dengan air kotor tetapi yang masuk ke perutnya adalah
hanya makanan yang baik saja, sedangkan air yang kotor keluar dengan sendirinya.
Demikianlah, orang yang telah dapat menguasai ilmu pengetahuan, kebijaksanaan mereka
memiliki kemampuan wiweka. Wiweka artinya suatu kemampuan untuk membeda-bedakan
yang baik dengan yang jelek dan yang benar dengan yang salah.
7. Burung merak adalah lambang kewibawaan. Orang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan
adalah orang yang akan mendapatkan kewibawaan.

Umat sedarma yang berbahagia,


Dengan memiliki pengetahuan maka kita akan menjadi orang yang “tahu” atau
mengetahui banyak hal baik tentang hakikat /keberadaan hidup itu sendiri, maupun cara/jalan
yang semestinya dilakukan. Jika kita tidak berpengetahuan, dapat diibaratkan seperti orang
buta masuk gua (sudah buta masuk gua pula, alangkah gelapnya). Dalam kondisi seperti itu,
jelas kita akan banyak membuat kesalahan, yang artinya banyak membuat dosa dalam hidup.
Atas dasar pemahaman itu maka orang yang memiliki ilmu pengetahuan dapat terhindar dari
dosa.
Demikialah sedikit pesan dharma yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua. Apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati umat sedharma
sekalian saya mohon maaf dan kehadapan Brahman saya mohon ampun. Karena pepatah
mengatakan “tan hana wang sweta nulus” tidak ada manusia yang sempurna. Saya ucapkan
terima ksih atas perhatiannya dan saya akhiri dengan mantram puja santih.
Om śāntih śāntih śāntih om

You might also like