You are on page 1of 13
Loansp 2 TAHUN XXI NOMOR 1 AGUSTUS 1995 Jurnal Psikologi Diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ISSN : 0215 - 8884 JURNAL PSIKOLOGI 1995 NO. 1, 9 - 20 ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES PADA SUBTES INFORMASI DAN SUBTES HITUNGAN SKALA WAIS ADAPTASI UGM Saifuddin Azwar, Amrizal Rustam, & Purba Harjito Universitas Gadjah Mada ABSTRACT The Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) UGM-Modification has been long and widely used in Indonesia as an instrument for measuring IQ. Neverthe- Jess so far it has not much been done to improve the quality of its items and the seale itself The purpose. of this study was 10 examine the quality of the WAIS Verbal Subscale, specifically the Information and the Arithmetic subtests, by conducting item analysis procedures, computing reliability coefficients, and assessing the -subtest-scale consistency. Based on a séniple size of N = 100 (mostly SLTA newly-graduates), for the Information subtest, it can be generally concluded that (a) difficulty-wise, the items of the subtest were not orderly arranged. Some items were so easy for the subjects that they could be considered inappropriate, (b) based on item-subtest correlation coefficients, most items weré proved to have very low discriminating power, and (c) the reliability of the subtest was not convincing. For the Arithmetic subtest, the general conclusions are (a) the items were ‘Jairly well arranged according to the item difficulty index, (8) most items have reasonably high discriminating power, and (c) although the reliability coeff- cient of the subtest was better than one of the Information subtest it was still con-sidered low. Improvements of the quality of the items and the subtests are recommended. Usaha-usaha pengadaan dan pengem- bangan instrumen pengukuran psikologis dapat dilakukan melalui antara lain dua cara, yaitu penyusunan tes yang di- Jakukan sendiri dan adaptasi terhadap tes standar yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia Banyak di antara tes standar yang berbahasa asing yang sangat diperlukan dalam diagnosis-diagnosis psikologis te- lah tersedia akan tetapi belum dapat di- pakai dikarenakan materinya sangat di- warnai oleh budaya asing di samping bahasanya yang tentu bukan bahasa Indo- nesia. Di lain pihak, usaha untuk menyu- sun sendiri suatu tes standar yang khusus bagi budaya Indonesia tidaklah mudah dilaksanakan dikarenakan sumber daya yang terbatas, seperti dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, cara yang paling ISSN: 0215 - #884 SAIFUDDIN AZWAR. AMRIZAL RUSTAM, & PURBA HARJITO. 10 praktis adalah melakukan penerjemahan dan adaptasi tes dari luar negeri sehingga sesuai untuk digunakan di Indonesia, Salah-satu tes standar yang telah diadaptasi oleh Fakultas Psikologi UGM adalah Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) edisi 1955 yang telah dipakai dalam diagnosis inteligensi sejak lama. Dari pengalaman penggunaan WAIS tersebut, telah sejak lama pula dirasakan perlunya revisi terhadap isi tes yang diduga telah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan keadaan sekarang, di sam- ping secara psikometrik diduga beberapa subtes perlu mendapat analisis khusus terhadap ——_arakteristik-karakteristik aitemnya yang mungkin dapat mengu- rangi validitas tes tersebut secara keselu- ruhan, Untuk melakukan revisit terhadap WAIS perlu dilakukan revisi terhadap subtes demi subtes dan untuk revisi ter- hadap subtes perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu terhadap aitem-aitemnya guna menemukan aitem-aitem yang kualitasnya diragukan. Kemudian, apa- bila diperlukan, harus dicoba menyusun aitem-aitem baru yang akan direkomen- dasikan sebagai aitem-aitem pengganti, Penelitian ini menganalisis secara le- bih komprehensif aitem-aitem dalam dua diantara 11 subtes WAIS yaitu subtes In- formasi dan subtes Hitungan serta mere- komendasikan kemungkinan peningkatan kualitasnya sehingga lebih sesuai untuk digunakan di Indonesia, Analisis yang dilakukan akan lebih tajam dan dapat di- interpretasikan pada proporsi yang se- harusnya, Dengan demikian akan diperoleh bukti empirik mengenai kuali- tas-tes WAIS adaptasi UGM pada dua ISSN: 0215 - 8884 subtes, dan akan diperoleh dasar-dasar yang diperlukan guna pengadaan revisi atau penggunaannya. Hasil penelitian ini akan dapat men- jadi dasar dalam meningkatkan kualitas tes WAIS sebagai salah-satu alat diagno- sis terpenting di bidang psikologi. Pada gilirannya, dengan dimilikinya alat diag- nosis yang berkualitas tinggi maka akan dapat diharapkan bahwa keputusan-kepu- tusan psikologis yang menyangkut masa depan individu menjadi lebih tepat dan bermanfaat. Pengukuran terhadap inteligensi di- Takukan dengan menggunakan tes inteli- gensi yang pada umumnya menghasilkan suatu koefisien yang disebut intelligence quotient (IQ). Apakah tes yang mengha- silkan 1Q ini memiliki nilai diagnostik atau prediktif akan sangat tergantung pada sejauh mana tes itu dapat menjadi indikator perilaku yang signifikan dan luas (Anastasi, 1961). Di samping itu, agar suatu tes dapat memiliki kualitas se- bagai instrumen pengukuran psikologis, maka haruslah dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat dan cermat (valid) serta konsisten (reliabel). Syarat validi tas dan reliabilitas ini merupakan dua di- antara kriteria dalam penilaian terhadap suatu tes (Anastasi, 1961; Cronbach, 1970). Dalam buku petunjuk penggunaan WAIS, Wechsler (1955) telah menge- mukakan berbagai aspek WAIS yang meliputi pengujian validitas dan reliabili- tas masing-masing subtes di dalamnya. Diantara laporan itu disebutkan bahwa reliabilitas subtes Informasi dan subtes Hitungan adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel | ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES Tabel 1 Koefisien Reliabilitas Subtes WAIS Usia 45-54 N Usia 18-19 Subtes| N= 200 |Usia 25-34 N= 300 se_{ tar Se Infor- masi | 91 88] .91 86 Hitu- i ngan | .79 1.38 | 81 1.35 | 86 1.23 Hasil_ perhitungan reliabilitas skala asli WAIS pada Tabel 1. menunjukkan bahwa kedua subtes:termaksud memang memiliki reliabilitas tinggi untuk sampel standardisasinya yang merupakan orang- orang dari budaya tempat tes tersebut disusun Pengujian terhadap reliabilitas WAIS adaptasi UGM hampir belum pernah di- lakukan. Alsiyah dalam laporan peneli- tiannya menyatakan bahwa beberapa subtes WAIS adaptasi UGM memiliki re- liabilitas yang baik melalui estimasi ‘Spearman-Brown (Alsiyah, 1967). Akan tetapi dikarenakan pengujian korelasi be- Jahan yang dilakukan Alsiyah dihitung dengan peta korelasi yang hasilnya sa- ngat kasar dan estimasi Spearman-Brown dilakukan tanpa memperhatikan asumsi- asumsi yang harus dipenuhi, maka lapo- ran reliabilitas tersebut patut diragukan Penelitian reliabilitas subtes WAIS yang dilakukan oleh Soeramto dengan meng- gunakan pendekatan analisisvarians Hoyt melaporkan reliabilitas subtes In- formasi sebesar rx’ = 0,689 (Soe- Tamto, 1986). Kedua koefisien ini tidak dapat langsung dievaluasi dikarenakan peneliti tidak mencantumkan varians skor kelompoknya, Manual WAIS asli tidak menyertakan hasil analisis aitem maupun analisis sub- tesnya secara Kkhusus. Akan tetapi diperoleh laporan mengenai interkorelasi subtes dan skor IQ, sehingga koefisien- koefisien ini dianggap sebagai indeks konsistensi subtes-skala. Hasilnya disaji- kan pada Tabel 2. (Wechsler, 1955). Tabel 2 Interkorelasi antara Subtes dan Skala Usia 819 Informasi | 83 | 75 | 84 | N= 200. |Hitungan.| .71 | .60 | .70 Usia 25-36 |Informasi | .84 | .73 | .84 | [N= 300 |Hitungan | .67 | 58 | .66 | Usia 45-54 |Informasi | 86.73 | 84 | IN= 300 Hitungan | .95 | 67.75 | Saas ciate el A Da Keterangan: 1Q-V = IQ Verbal IQ-L = 1Q.Lengkap 1Q-P*= IQ Performance Koefisien-koefisien pada Tabel 2. da- pat dianggap memuaskan sebagai bukti adanya konsistensi secara internal antara subtes dengan skor IQ pada masing-ma- sing skala dan 1Q keseluruhan. Pengujian validitas WAIS adaptasi UGM juga belum banyak dilakukan. Par- tosuwido dkk., (1976) memperoleh kore- lasi antara WAIS adaptasi UGM dengan SPM sebesar r = 0,356. Suatu koefisien validitas yang tidak memuaskan. Soe- ramto (1986) memperoleh koefisien korelasi antara WAIS dan SPM setinggi r= 0,787. Azwar dkk. (1995) dengan sampel N = 140 menemukan korelasi ISSN: 0215 - 8884 SAIFUDDIN AZWAR, AMRIZAL RUSTAM, & PURBA HARJITO. 2 antara WAIS adaptasi UGM dengan be- berapa subtes bakat sebagaimana disaji- kan pada Tabel 3. Tabel 3 Korelasi WAIS dengan Subtes Bakat (N= 140) | Angka VERBAL .4424|.4461).5571 2652 iaa een] | | FORMANSI i 4241) 4545) .$660|.2575| HIQ-VERBAL 2744 .5275|.3650].5898 IQ-PERFOR- | | IMANSI 2972|.5141).3762).5754) SIQ-LENGKAP |.4317).5739).5660|.4650 Keterangan: A-1 = Tes Pemahaman A-3 = Tes Penalaran A-S = Tes Berhitung B-3 = Tes Ruang Bidang Hasil penelitian Soeramto terhadap aitem-aitem subtes Informasi memperli- hatkan bahwa dari 29 aitem yang ada, duapuluh enam diantaranya dinyatakan sebagai "valid", sedangkan untuk subtes Hitungan dari 14 aitem dinyatakan 12 yang "valid" (Soeramto, 1986). Hanya saja kesimpulan tersebut didasarkan pada suatu taraf signifikansi, sedangkan bi dilihat koefisien-koefisien yang diper- oleh, ternyata bahwa hanya beberapa saja_ di antara item tersebut yang memiliki korelasi dengan total subtes atas 0,50 dan di bawah 0,60, Sebagian besar Koefisien itu sangat rendah dan bahkan diantara aitem yang dinyatak: valid terdapat beberapa yang memi koefisien yang hanya berada di sekitar 0,10 yaitu suatu angka yang dilihat dari segi validitas adalah tidak ada artinya ISSN: 0215 - 8884 Disamping itu, koefisien Korelasi terse- but sebenarnya bukanlah koefisien vali tas aitem melainkan indeks konsistensi aitem-subtotal. Sayang sekali dalam laporannya Soeramto tidak menyertakan hasil perhitungan koefisien korelasi an- tara subtes dengan skor IQ. Untuk kore- lasi antara subtes Informasi dan subtes Hitungan WAIS dengan IQ serta korelasi antar 1Q WAIS, Azwar dkk. (1994) memperoleh koefisien sebagaimana disa- jikan pada Tabel 4. Tabel 4 Korelasi Subtes dan IQ WAIS (N= 140) ele. [IQ PER] 10. | |VERBAL| FOR- | LEN( | | MANSI__KAP. |Informasi| 6418 3239-5900 HHitungan | 555922354849 | ro-ver. | BAL 4098 8759 | 1Q-PER- 1 rom 761 Tampak dari Tabel 4. bahwa subtes Informasi dan subtes Hitungan berkore- lasi tinggi dengan 1Q WAIS, terutama 1Q-Verbal dan 1Q-Lengkap. Sedangkan agak rendahnya korelasi dengan 1Q-Per- formansi memang sudah seharusnya di- karenakan kedua —subtes __tersebut merupakan bagian dari skala Verbal. Ke- mudian dapat juga dilihat bahwa [Q-Ver- bal dan 1Q-Performansi _berkorelasi sangat tinggi dengan IQ-Lengkap. Hasil-hasil penelitian di atas baru memberikan sebagian kecil gambaran mengenai kualitas WAIS dan subtesnya. Dengan penelitian ini akan dicari jawa- ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES ban mengenai kualitas aitem dan kualitas subtes Informasi dan subtes Hitungan se- cara lebih mendalam. METODE Subjek Penelitian Individu yang dijadikan subjek dalam penelitian ini berusia minimal 18 tahun dan maksimal 20 tahun, pada umumnya mereka duduk di kelas terakhir SLA atau duduk di semester pertama Perguruan Tinggi. Pembatasan ciri subjek dimak- sudkan untuk mengurangi faktor variasi usia dan pendidikan, di samping hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa kelompok inilah yang paling banyak me- merlukan/memperoleh manfaat hasil tes WAIS, terutama dalam penjurusan studi Janjut maupun dalam bimbingan karir. Keseluruhan subjek penelitian ber- jumlah 100 orang yang terdiri atas 50 orang subjek pria dan 50 orang subjek wanita, Prosedur Pengumpulan Data Data subtes Informasi (INF) dan sub- tes Hitungan (HIT) diperoleh dengan mengenakan secara individual keselu- ruhan tes WAIS. Dari lembar jawaban WAIS, diperoleh pula data identitas sub- jek yang meliputi Nama, -Usia, Jenis kelamin, dan Pendidikan. Pelaksanaan pengambilan data di- lakukan oleh para mahasiswa Fakultas Psikologi UGM semester akhir. Setiap pelaksana melakukan pengetesan ter- hadap 5 orang subjek. Kemudian tim peneliti melakukan pemeriksaan terhadap kecermatan pemberian skor dengan me- neliti Kembali skor yang telah diberikan oleh pelaksana pengetesan. 13 Cara Analisis Data 1. Analisis Aitem Analisis aitem subtes INF dan subtes HIT bertujuan pertama untuk melihat taraf kesukaran masing-masing aitem. Pemberian skor dikotomi pada subtes INF memudahkan penghitungan indeks kesukaran aitem (p) yang dirumuskan se- bagai: ni P=y nj = Banyaknya subjek yang menja- wab aitem dengan benar Banyaknya subjek yang menja- wab aitem Ee fi Semakin tinggi harga p mendekati angka I berarti aitem tes tersebut se- makin mudah, sedangkan apabila harga p semakin rendah mendekati angka 0 ber- arti aitem tersebut semakin sukar Untuk menerapkan formula indeks kesukaran yang sama, maka pada subtes HIT mulai nomor aitem 10 sampai de- ngan 14 tidak dilakukan pemberian bo- us skor bagi penjawab benar dalam waktu tertentu, Semua jawaban yang benar diberi skor I dan yang salah diberi skor 0. Tujuan ke dua adalah melihat daya diskriminasi aitem. Dalam hal ini daya diskriminasi aitem ditunjukkan oleh koe- fisien korelasi antara skor aitem dengan skor total subtes masing-masing (item- subtest correlation coefficient). Suatu aitem diangggap memiliki daya diskrimi- nasi yang baik apabila memiliki koefisien korelasi aitem-subtes sama dengan atau lebih besar daripada r = 0,300. Batasan ini lebih tinggi daripada yang disarankan ‘oleh Crocker dan Algina (1986). ISSN: 0215 - 8884 SAIFUDDIN AZWAR. AMRIZAL RUSTAM. & PURBA HARUITO. 4 2. Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas subtes di- lakukan pertama tanpa memisahkan terle- bih dahulu aitem yang baik dari yang kurang baik. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan kualitas masing-masing subtes tanpa melakukan interferensi ter- hadap keadaan aitem yang ada. Ke- mudian akan dilakukan anal reliabilitas dengan memisahkan aitem yang daya diskriminasinya rendah. Dikarenakan aitem nomor | sampai dengan nomor 4 pada subtes INF dan aitem nomor 1 dan nomor 2 pada subtes HIT merupakan aitem "penyangga" yang, hanya diberikan pada subjek yang gagal menjawab beberapa aitem awal, dan di- Karenakan tidak seorangpun diantara sub- jek penelitian ini yang perlu menjawab aitem-aitem penyangga tersebut_ maka pengujian reliabilitas subtes INF hanya menggunakan aitem nomor $ sampai de- ngan nomor 29 dan untuk subtes HIT hanya mengunakan aitem nomor 3 sam- pai dengan nomor 14. Pengujian reliabilitas akan dilakukan dengan pendekatan belah dua gasal- genap. Sesuai dengan asumsi yang dapat diterapkan pada masing-masing distribusi skor subtes, maka komputasi akan di- lakukan dengan formula yang diusulkan oleh Feldt (1975), 4812 a S1-S25 Sx Sy S?| = Varians belahan pertama $) = Varians belahan ke dua S* = Varians skor subtes Siz = Kovarians belahan pertama dan ke dua ISSN: 0215 - 8884 3. Konsistensi Subtes-Skala Analisis konsistensi subtes-skala di- lakukan dengan komputasi korelasi an- tara masing-masing subtes INF dan subtes HIT dengan skala Verbal. Dalam analisis ini digunakan angka skala mas- ing-masing yang berupa konversi skor mentah ke dalam angka skala menurut ta- bel konversi yang telah ada. Untuk melihat apakah masing-masing subtes mempunyai fungsi ukur yang spesifik, dilakukan juga analisis korelasi antara kedua subtes dengan subtes-subtes Jain dalam skala Verbal. HASIL A. SUBTES INFORMASI 1. Analisis Aitem Hasil komputasi indeks kesukaran dan indeks daya diskriminasi aitem sub- tes Informasi disajikan dalam Tabel 5. Pada Tabel 5. tampak bahwa variasi indeks kesukaran aitem INF sangat be- sar, bergerak dari paling rendah_men- dekati 0 (p = 0,02 untuk 129) sampai dengan maksimal p = 1 untuk aitem IS dan 114. Sebagian besar aitem-aitem tersebut adalah terlalu mudah bagi kelompok subjek penelitian ini Tabel 5. memperlihatkan pula bahwa hanya 12 dari 25 aitem subtes INF yang memiliki daya diskriminasi cukup baik. Sisanya memiliki daya diskriminasi sa- ngat rendah, bahkan aitem-aitem nomor 5, 6, 9, 11, 13, 14, 15, 16, dan 29 dapat dianggap sama sekali tidak memiliki daya diskriminasi. Satu aitem (nomor 26) memiliki indeks daya diskriminasi yang tinggi, yaitu r = 0,534. ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES Tabel 5 Indeks Kesukaran dan Indeks Daya Diskriminasi Aitem-aitem pada Subtes Informasi 16 | Nama Pahlawan 92 loos 17 | Ranggawarsita 58 1315 18 | Banyaknya Minggu | .35 1308 19 | Pulau Jawa | .89 L150 110 | Letak Bombay | 73 1331 |T1L Tinggi rata-rata | 8s (187 [112 | Letak Itali | 6s lar 113 | Pakaian putin | 95 fim |114 | Hari Kemerdekaan its Lovo |115 | Repelita 98 117 (116 Kabah | 4 1064 117, Sabang-Merauke 19 1287 118 | Letak Mesir 62 416 | 1119 | Ragi/adonan | .39 (307 | “120 | Banyaknya penduduk | .63 {270 | 121 | Anggota MPR 66 .273 | 122 | Isto’ Nabi 49.293 | (123 Suhu mendidih .96 |349 | 124 | Di bawah | 81 L449 | lindunganKa’bah | 1125 | Urat darah | 49 1436 | 126 | Injil | 95 [534 127 | Habis gelap terbit 93 1319 | (| terang i | Ethnologi | .30 1342 | ‘Apocrypa 02 L024 | 2, Pengujian Reliabilitas Hasil pengujian reliabilitas subtes INF yang berisi aitem nomor 5 sampai dengan nomor 29 adalah rx" = 0,314 dan sc = 2,105. Tampaklah bahwa reli- abilitas subtes ini adalah sangat rendah. 15 3. Konsistensi Subtes-Skala Analisis untuk melihat konsistensi subtes INF dengan skala Verbal mengha- silkan tiv = 0,454, Hasil ini walaupun tidak tinggi sekali akan tetapi menun- jukkan koefisien yang cukup _me- muaskan, Sedangkan bila _kriterianya adalah skor total Skala maka diperoleh ris = 0,453. Selanjutnya komputasi korelasi antara subtes INF dengan subtes-subtes lain dalam Skala Verbal menghasilkan koe- fisien berikut; INF dengan HIT (Hitungan) r= 0,182 INF dengan PENG (Pengertian) r= 0,200 INF dengan PERS (Persamaan) r= 0,309 INF dengan RENT (Rentangan Angka) r= -0,004 INF dengan KOSA (Perbend. Kata) r= 0,257 Hasil ini menujukkan bukti_adanya fungsi ukur yang tumpang tindih antara subtes INF dengan subtes PERS (Per- samaan), sedang dengan subtes lain tum- pang tindih tersebut tidak begitu tinggi seperti yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang rendah. Rendahnya koe- fisien ini dapat dianggap sebagai bukti adanya validitas diskriminan. B. SUBTES HITUNGAN 1. Analisis Aitem Hasil_komputasi indeks kesukaran dan indeks daya diskriminasi aitem dalam subtes Hitungan (HIT) disajikan pada Tabel 6. ISSN: 0215 - 8884 SAIFUDDIN AZWAR, AMRIZAL RUSTAM, & PURBA HARJITO 16 Tabel 6. menunjukkan bahwa be- sarnya indeks p dalam subtes HIT cukup bervariasi dan urutan kesukarannya pun lebih teratur tahapannya. Aitem nomor 3 dan 4 ternyata terlalu mudah bagi kelom- pok sampel ini sehingga dapat dijawab oleh seluruh subjek. Dari Tabel 6. tampak pula bahwa subtes HIT berisi lebih banyak aitem yang memiliki daya diskriminasi tinggi dibandingkan aitem pada subtes INF. Hanya aitem nomor 3, 4, dan 8 saja yang menampakkan daya diskriminasi rendah, sedangkan 12 aitem yang lain dapat di- memuaskan, Tabel 6 Indeks Kesukaran dan Indeks Daya Diskriminasi Aitem-aitem pada Subtes Hitungan | Empat rupiah ditambah | 1-000! Ha |Uang kembali prangko | 1.000) .000 |r | Upah tukang pateri 850| 382 |H6 [Dua kilogram | 300] 433 jH7 Jarak tempuh 24 jam | .650| 473 }H8 [Jeruk 36 rupiah | .920) .046 H9 [Uang kembali prangko | .260| 436 | | H10 |Sisa belanja 7.50 rupiah | sso] _367| HII |Harga se dosin bedak “| .360/ 551 HI2 | Harga meja kursi 594 13 |Sisa gaji pegawai H14 /Banyak pekerja 430| 170} 180! Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas terhadap subtes HIT memberikan hasil rx: = 0,437 de- ngan se = 1,375. Tampak bahwa walau- ISSN: 0215 - 8884 pun koefisien reliabilitas subtes HIT le- bih baik daripada reliabilitas subtes INF akan tetapi koefisien tersebut juga belum memuaskan. 3. Konsistensi Subtes-Skala Analisis konsistensi subtes HIT de- ngan skala Verbal menghasilkan koe- fisien ray = 0,622. yang merupakan in- dikator konsistensi yang cukup memuas- kan. Apabila skor total Skala digunakan sebagai kriterianya, maka diperoleh koe- fisien sebesar rs = 0,587. Komputasi korelasi antara subtes HIT dengan subtes-subtes lain dalam Skala Verbal adalah sebagai berikut: HIT dengan PENG (Pengertian) ws 0,137 HIT dengan PERS (Persamaan) r= 0,331 HIT dengan RENT (Rentangan Angka) r= 0,244 HIT dengan KOSA (Perbend. Kata) r= 0,308 Tampak bahwa fungsi ukur HIT tum- pang tindih dengan fungsi ukur subtes Persamaan dan subtes Perbendah.raan Kata, sedangkan dengan subtes Penger- tian overlap tersebut tidak terjadi DISKUSI DAN KESIMPULAN Soal-soal dalam skala WAIS diran- cang dan disusun dalam urutan yang bertingkat dari soal yang paling mudah, sampai pada soal yang paling sukar. Tes ini juga dimaksudkan bagi subjek berusia 16 tahun sampai dengan usia 45 tahun ke atas. Dengan demikian pengertian "pa- ling mudah" tentu harus mencakup ke- ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES. mudahan relatif pada usia paling awal tersebut, sedangkan pengertian "paling sukar" juga harus memperhatikan faktor kecepatan menjawab, di samping ke- benaran jawaban itu sendiri Pada subtes Informasi memang ke- cepatan menjawab belum diperhatikan, akan tetapi pada subtes Hitungan ke- mampuan menjawab dengan benar dalam waktu yang singkat adalah sangat penting artinya. Oleh karena waktu menjawab dibatasi oleh satuan detik, sedangkan subjek harus menjawab di luar kepala, maka soal-soal tes tidak mungkin diberi- kan dalam taraf kesukaran yang terlalu tinggi. Pada subtes Informasi, hasil perhitu- ngan indeks kesukaran menunjukkan bahwa sebagian besar aitem adalah ter- lalu mudah bagi kelompok subjek peneli- tian ini, Hal itu tidak menjadi masalah dikarenakan terdapat juga aitem-aitem yang cukup sulit. Akan tetapi urutan ke- sukaran aitem-aitem tersebut sungguh ti- dak sesuai dengan asumsi dalam penempatannya semula, Sebagai contoh, aitem nomor & (minggu dalam satu ta~ hun) lebih sulit daripada aitem nomor 23 (suhu air mendidih) bahkan juga lebih sulit daripada aitem nomor 27 (Habis Gelap Terbitlah Terang). Aitem nomor 14 (Hari Kemerdekaan) dapat dijawab oleh semua subjek. Siapa yang tak mengenal 17 Agustus di Indone- sia ini? Bahkan anak-anak SD pun sudah hafal, padahal tes ini untuk usia 16 tahun ke atas, Aitem ini sekedar adaptasi dari aitem asli, yang berbunyi “What is Washington's birthday?". Adaptasi se- perti ini tidak tepat Karena hari kemer- dekaan Indonesia adalah terlalu populer bagi orang Indonesia sebagaimana 4 Juli bagi orang Amerika. Washington me- ” mang populer bagi orang Amerika, tapi tidak hari lahirnya, sehingga tidak semua dapat menjawab dengan mudah. Penerje- mahan aitem. seperti itu jelas tidak selalu ” 0,30, yaitu aitem nomor 7, 8, 10, 12, 16, 19, 23, 24, 25, 26, 27, dan 28 saja maka diperoleh koe- fisien reliabilitas sebesar ry," = 0.3047 (e= 1,753), Bila kesemua aitem tetap dibiarkan sebagaimana adanya sekarang ini, maka reliabilitas yang memuaskan dengan sendirinya sukar diperoleh. ISSN: 0215 - 884 Fungsi ukur subtes Informasi ternyata overlap dengan fungsi ukur subtes Per- samaan, Walaupun overlaping seperti ini tidak dikehendaki akan tetapi masih da- pat dimengerti sebab subtes Persamaan menuntut juga kemampuan dasar yang ti- dak jauh berbeda. Meskipun pada subtes Informasi secara khusus dituntut kemam- Puan menyerap informasi kognitif yang seluas-luasnya, sedangkan pada subtes Persamaan dituntut kemampuan melihat segi/karakteristik khusus yang sama dimiliki oleh dua kata, akan tetapi keduanya sama menuntut kemampuan pe- mahaman akan art) kata-kata tersebut. Korelasi antara subtes Informasi de- ngan Skala Verbal ternyata cukup baik Hal ini merupakan bukti adanya konsis- tensi subtes tersebut dalam mengukur as~ pek verbal inteligensi. Untuk subtes Hitungan, tampak bah- wa taraf kesukaran aitem yang diperoleh cukup bervariasi. Secara umum, tingkat kesukaran aitem-aitemnya telah terjen- Jang dengan baik dari yang paling mudah ‘sampai dengan yang paling sulit. Aitem nomor 6 (“kilogram - pon") memperlihatkan tingkat kesukaran yang agak terlalu tinggi sebagai aitem awal Hal ini agaknya disebabkan faktor sosial budaya di Indonesia yang sekarang tidak lagi biasa_menggunakan istilah pon dalam satuan berat sehingga istilah terse- but tidak populer. Tidak terjawabnya aitem tersebut bukan dikarenakan tidak mampunya subjek melakukan operasi hi- tung (2x2 pon) akan tetapi lebih dise- babkan oleh karena tidak mengenal satuan pon tersebut. Hal itu didukung oleh kenyataan bahwa pada aitem nomor 8 (harga jeruk) yang semestinya memer- lukan kemampuan membagi/mengalikan dengan angka yang lebih kompleks (dua ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES. digit), akan tetapi 92% subjek dapat menjawab dengan benar. Oleh karena itu sebaiknya satuan dalam aitem nomor 6 diganti dengan satuan yang lebih populer seperti gram, karena tujuan subtes ini adalah mengukur kemampuan berhitung bukan kekayaan istilah satuan. Aitem asli nomor 6 sendiri menanyakan konversi satuan “inches” dan "foot" yang populer i Amerika. item nomor 4 adalah terlalu mudah bagi subjek penelitian ini. Walaupun fem nomor 4 ini merupakan aitem awal yang harus mudah dijawab, hendaknya tidak mengungkap sekedar operasi pe- ngurangan satu angka dari yang lain yang masing-masing terdiri atas hanya 1 digit. Setidak-tidaknya jangan diberikan angka yang seakan-akan sudah menjadi hafalan sebagaimana 10 - 5 = 5, tapi berikan angka yang dapat meminta sub- jek untuk berpikir Hanya 2 di antara 10 aitem subtes Hi- tungan yang memperlihatkan daya dis- kriminasi aitem yang tidak memuaskan, yaitu aitem nomor 4 dan aitem nomor & Kedua aitem ini mempunyai daya dis- kriminasi yang rendah dikarenakan ter- Jalu mudah sehingga hampir tidak ada subjek yang tidak dapat menjawab. Pe- ningkatan taraf kesukaran aitem akan da- pat meningkatkan daya diskriminasinya. Walaupun sebagian besar aitem-aitem subtes Hitungan terbukti memiliki daya diskriminasi yang baik akan tetapi aitem- item yang menggunakan satuan harga, ada baiknya disesuaikan dengan keadaan harga sekarang, sehingga tidak ditemui lagi "prangko berharga Rp 5,-" atau "berharga 2 sen”, atau "orang berbelanja Rp 7.50,-". Memang tidak ada alasan psikometrik untuk mengubah harga- harga tersebut, akan tetapi jangan dilu- 8 pakan bahwa harga yang tidak masuk akal itu menjauhkan subjek dari realitas, padalah pemecahan permasalahan aktual menjadi bagian dari konsep inteligensi. Di samping itu harga-harga tersebut memberi kesan aitem tes yang sudah ke- tinggalan zaman, Reliabilitas subtes Hitungan, walau- pun lebih tinggi daripada reliabilitas sub- tes Informasi, tetap belum memuaskan. Kenyataan ini sangat_ mungkin dise- babkan oleh terlalu sedikitnya jumlah aitem yang ada (11 aitem) dan dua di an- taranya adalah aitem yang buruk. Perhi- tungan reliabilitas dengan menggunakan hanya 9 aitem yang daya diskriminasinya baik, menghasilkan koefi: reliabilitas sebesar xx’ = 0,488 (se = 1,315). Agak mengherankan bahwa terdapat bukti tumpang tindih fungsi ukur antara subtes Hitungan dengan Persamaan dan Perbendaharaan Kata. Bahkan korelasi subtes Hitungan dengan Persamaan lebih tinggi daripada korelasi subtes Informasi dengan Persamaan (masing-masing 0,332 dan 0,309). Signifikansi 0,001 menun- jukkan bahwa tumpang tindih tersebut agak terlalu besar. Namun demikian koe- fisien korelasi antara subtes Hitungan dengan angka Skala Verbal cukup tinggi (0,622) yang merupakan suatu bukti adanya konsistensi fungsi ukur yang baik pada subtes ini. Secara umum penelitian ini menyim- pulkan bahwa subtes Informasi pada WAIS adaptasi UGM memerlukan ba- nyak perbaikan guna meningkatkan validitasnya. Perbaikan-perbaikan terse- but meliputi modifikasi kalimat dan pe- ninjauan Kembali penerjemaban bahasa yang ada dengan menyesuaikannya pada konsepsi dasar yang digunakan Wechsler serta konteks budaya Indonesia. ISSN: 0215 - 8884 SAIFUDDIN AZWAR. AMRIZAL RUSTAM. & PURBA HARIITO. 20 Pada subtes Hitungan pun diperlukan perbaikan-perbaikan yang dapat menjadi- kan aitem-aitemnya "up to date" dan le- bih sesuai dengan tujuan ukur masing- masing. Peningkatan reliabilitas dan validitas dengan penambahan jumlah aitem, tidak perlu dilakukan dalam tes yang diadap- tasi seperti WAIS. Akan tetapi sangatlah penting untuk melakukan revisi aitem se- cara menyeluruh sehingga fungsi ukur masing-masing aitem dan keseluruhan subtes akan lebih terpenuhi. Sementara itu, kepada setiap pemakai tes ini di- harapkan kehati-hatiannya dalam inter- pretasi hasil dengan menyadari keku- rangan-kekurangan yang ada, schingga diagnosis inteligensi yang diberikan tidak menyesatkan, DAFTAR PUSTAKA Alsiyah. Penggunaan Performance Test dari WAIS terhadap — Mahasiswa Tingkat II FIP Djurusan Psychologi UGM Angkatan Tahun 1963/1964, Skripsi. Jogjakarta: Universitas Gad- Jah Mada, 1967. Anastasi, A. Psychological Testing, 2nd ed., New York, NY.: The Macmillan Company, 1961. Azwar, S. Wulan, R.. dan Harjito, P. Korelasi Beberapa Subtes Bakat de- ngan Tes Inteligensi Wechsler, Lapo- ran Penelitian. Yogyakarta: Univer- sitas Gadjah Mada, 1995. Bernard, H.W. Psychology of Learning and Teaching, 2nd ed., New York, NY.: Harper & Row, 1965. ISSN: 0215 - 8884 Crocker, L. & Algina, J. Introduction to Classical and Modern Test Theory. Forth Worth: Holt, Rinehart and Winston, INC., 1986. Cronbach, L.J. Essentials of Psychologi- cal Testing, 3rd ed.. New York, NY.: Harper & Row, 1970. Feldt, L.S. Estimation of Reliability of a Test Divided into Two Parts of Un- equal Length, Psychometrika, 1975, 40, 357-561. Soeramto. _Penjelidikan_ Permulaan mengenai Validita Test WAIS pada Patient di LRPT-RC Surakarta, Skripsi, Jogjakarta: Universitas Ga- djah Mada, 1968. Soeramto. Kesahihan, Keandalan, dan Faktor-Faktor Inteligensi yang dapat diungkap oleh Tes WAIS, Thesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1986. Partosuwido, S.R. dk. Penyelidikan tentang Pengetrapan Test WAIS dan SPM yang mengungkap Kemampuan Dasar Inteligensi dalam rangka Stan- derdisasi pada Biro Konsultasi Fakul- tas Psikologi UGM. Laporan Peneli- tian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1976. Wechsler, D, The Measurement of Adult Imelligence. Baltimore: The Williams and Welkins Co.. 1944 Wechsler, D. WAIS Manual, New York. NY.: The Psychological Corporation, 1955.

You might also like