Loansp 2
TAHUN XXI NOMOR 1
AGUSTUS 1995
Jurnal
Psikologi
Diterbitkan oleh
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
ISSN : 0215 - 8884JURNAL PSIKOLOGI
1995 NO. 1, 9 - 20
ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES
PADA SUBTES INFORMASI DAN SUBTES
HITUNGAN SKALA WAIS ADAPTASI UGM
Saifuddin Azwar, Amrizal Rustam, & Purba Harjito
Universitas Gadjah Mada
ABSTRACT
The Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) UGM-Modification has been
long and widely used in Indonesia as an instrument for measuring IQ. Neverthe-
Jess so far it has not much been done to improve the quality of its items and the
seale itself
The purpose. of this study was 10 examine the quality of the WAIS Verbal
Subscale, specifically the Information and the Arithmetic subtests, by conducting
item analysis procedures, computing reliability coefficients, and assessing the
-subtest-scale consistency.
Based on a séniple size of N = 100 (mostly SLTA newly-graduates), for the
Information subtest, it can be generally concluded that (a) difficulty-wise, the
items of the subtest were not orderly arranged. Some items were so easy for the
subjects that they could be considered inappropriate, (b) based on item-subtest
correlation coefficients, most items weré proved to have very low discriminating
power, and (c) the reliability of the subtest was not convincing.
For the Arithmetic subtest, the general conclusions are (a) the items were
‘Jairly well arranged according to the item difficulty index, (8) most items have
reasonably high discriminating power, and (c) although the reliability coeff-
cient of the subtest was better than one of the Information subtest it was still
con-sidered low. Improvements of the quality of the items and the subtests are
recommended.
Usaha-usaha pengadaan dan pengem-
bangan instrumen pengukuran psikologis
dapat dilakukan melalui antara lain dua
cara, yaitu penyusunan tes yang di-
Jakukan sendiri dan adaptasi terhadap tes
standar yang berbahasa asing ke dalam
bahasa Indonesia
Banyak di antara tes standar yang
berbahasa asing yang sangat diperlukan
dalam diagnosis-diagnosis psikologis te-
lah tersedia akan tetapi belum dapat di-
pakai dikarenakan materinya sangat di-
warnai oleh budaya asing di samping
bahasanya yang tentu bukan bahasa Indo-
nesia. Di lain pihak, usaha untuk menyu-
sun sendiri suatu tes standar yang khusus
bagi budaya Indonesia tidaklah mudah
dilaksanakan dikarenakan sumber daya
yang terbatas, seperti dana, tenaga dan
waktu. Oleh karena itu, cara yang paling
ISSN: 0215 - #884SAIFUDDIN AZWAR. AMRIZAL RUSTAM, & PURBA HARJITO. 10
praktis adalah melakukan penerjemahan
dan adaptasi tes dari luar negeri sehingga
sesuai untuk digunakan di Indonesia,
Salah-satu tes standar yang telah
diadaptasi oleh Fakultas Psikologi UGM
adalah Wechsler Adult Intelligence Scale
(WAIS) edisi 1955 yang telah dipakai
dalam diagnosis inteligensi sejak lama.
Dari pengalaman penggunaan WAIS
tersebut, telah sejak lama pula dirasakan
perlunya revisi terhadap isi tes yang
diduga telah tidak sesuai lagi dengan
kondisi dan keadaan sekarang, di sam-
ping secara psikometrik diduga beberapa
subtes perlu mendapat analisis khusus
terhadap ——_arakteristik-karakteristik
aitemnya yang mungkin dapat mengu-
rangi validitas tes tersebut secara keselu-
ruhan,
Untuk melakukan revisit terhadap
WAIS perlu dilakukan revisi terhadap
subtes demi subtes dan untuk revisi ter-
hadap subtes perlu dilakukan penelitian
terlebih dahulu terhadap aitem-aitemnya
guna menemukan aitem-aitem yang
kualitasnya diragukan. Kemudian, apa-
bila diperlukan, harus dicoba menyusun
aitem-aitem baru yang akan direkomen-
dasikan sebagai aitem-aitem pengganti,
Penelitian ini menganalisis secara le-
bih komprehensif aitem-aitem dalam dua
diantara 11 subtes WAIS yaitu subtes In-
formasi dan subtes Hitungan serta mere-
komendasikan kemungkinan peningkatan
kualitasnya sehingga lebih sesuai untuk
digunakan di Indonesia, Analisis yang
dilakukan akan lebih tajam dan dapat di-
interpretasikan pada proporsi yang se-
harusnya, Dengan demikian akan
diperoleh bukti empirik mengenai kuali-
tas-tes WAIS adaptasi UGM pada dua
ISSN: 0215 - 8884
subtes, dan akan diperoleh dasar-dasar
yang diperlukan guna pengadaan revisi
atau penggunaannya.
Hasil penelitian ini akan dapat men-
jadi dasar dalam meningkatkan kualitas
tes WAIS sebagai salah-satu alat diagno-
sis terpenting di bidang psikologi. Pada
gilirannya, dengan dimilikinya alat diag-
nosis yang berkualitas tinggi maka akan
dapat diharapkan bahwa keputusan-kepu-
tusan psikologis yang menyangkut masa
depan individu menjadi lebih tepat dan
bermanfaat.
Pengukuran terhadap inteligensi di-
Takukan dengan menggunakan tes inteli-
gensi yang pada umumnya menghasilkan
suatu koefisien yang disebut intelligence
quotient (IQ). Apakah tes yang mengha-
silkan 1Q ini memiliki nilai diagnostik
atau prediktif akan sangat tergantung
pada sejauh mana tes itu dapat menjadi
indikator perilaku yang signifikan dan
luas (Anastasi, 1961). Di samping itu,
agar suatu tes dapat memiliki kualitas se-
bagai instrumen pengukuran psikologis,
maka haruslah dapat menjalankan fungsi
ukurnya dengan tepat dan cermat (valid)
serta konsisten (reliabel). Syarat validi
tas dan reliabilitas ini merupakan dua di-
antara kriteria dalam penilaian terhadap
suatu tes (Anastasi, 1961; Cronbach,
1970).
Dalam buku petunjuk penggunaan
WAIS, Wechsler (1955) telah menge-
mukakan berbagai aspek WAIS yang
meliputi pengujian validitas dan reliabili-
tas masing-masing subtes di dalamnya.
Diantara laporan itu disebutkan bahwa
reliabilitas subtes Informasi dan subtes
Hitungan adalah sebagaimana disajikan
dalam Tabel |ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES
Tabel 1
Koefisien Reliabilitas Subtes WAIS
Usia 45-54
N
Usia 18-19
Subtes| N= 200
|Usia 25-34
N= 300
se_{ tar Se
Infor-
masi | 91 88] .91 86
Hitu- i
ngan | .79 1.38 | 81 1.35 | 86 1.23
Hasil_ perhitungan reliabilitas skala
asli WAIS pada Tabel 1. menunjukkan
bahwa kedua subtes:termaksud memang
memiliki reliabilitas tinggi untuk sampel
standardisasinya yang merupakan orang-
orang dari budaya tempat tes tersebut
disusun
Pengujian terhadap reliabilitas WAIS
adaptasi UGM hampir belum pernah di-
lakukan. Alsiyah dalam laporan peneli-
tiannya menyatakan bahwa beberapa
subtes WAIS adaptasi UGM memiliki re-
liabilitas yang baik melalui estimasi
‘Spearman-Brown (Alsiyah, 1967). Akan
tetapi dikarenakan pengujian korelasi be-
Jahan yang dilakukan Alsiyah dihitung
dengan peta korelasi yang hasilnya sa-
ngat kasar dan estimasi Spearman-Brown
dilakukan tanpa memperhatikan asumsi-
asumsi yang harus dipenuhi, maka lapo-
ran reliabilitas tersebut patut diragukan
Penelitian reliabilitas subtes WAIS yang
dilakukan oleh Soeramto dengan meng-
gunakan pendekatan analisisvarians
Hoyt melaporkan reliabilitas subtes In-
formasi sebesar rx’ = 0,689 (Soe-
Tamto, 1986). Kedua koefisien ini tidak
dapat langsung dievaluasi dikarenakan
peneliti tidak mencantumkan varians
skor kelompoknya,
Manual WAIS asli tidak menyertakan
hasil analisis aitem maupun analisis sub-
tesnya secara Kkhusus. Akan tetapi
diperoleh laporan mengenai interkorelasi
subtes dan skor IQ, sehingga koefisien-
koefisien ini dianggap sebagai indeks
konsistensi subtes-skala. Hasilnya disaji-
kan pada Tabel 2. (Wechsler, 1955).
Tabel 2
Interkorelasi antara Subtes dan Skala
Usia 819 Informasi | 83 | 75 | 84 |
N= 200. |Hitungan.| .71 | .60 | .70
Usia 25-36 |Informasi | .84 | .73 | .84 |
[N= 300 |Hitungan | .67 | 58 | .66 |
Usia 45-54 |Informasi | 86.73 | 84 |
IN= 300 Hitungan | .95 | 67.75 |
Saas ciate el A Da
Keterangan: 1Q-V = IQ Verbal
IQ-L = 1Q.Lengkap
1Q-P*= IQ Performance
Koefisien-koefisien pada Tabel 2. da-
pat dianggap memuaskan sebagai bukti
adanya konsistensi secara internal antara
subtes dengan skor IQ pada masing-ma-
sing skala dan 1Q keseluruhan.
Pengujian validitas WAIS adaptasi
UGM juga belum banyak dilakukan. Par-
tosuwido dkk., (1976) memperoleh kore-
lasi antara WAIS adaptasi UGM dengan
SPM sebesar r = 0,356. Suatu koefisien
validitas yang tidak memuaskan. Soe-
ramto (1986) memperoleh koefisien
korelasi antara WAIS dan SPM setinggi
r= 0,787. Azwar dkk. (1995) dengan
sampel N = 140 menemukan korelasi
ISSN: 0215 - 8884SAIFUDDIN AZWAR, AMRIZAL RUSTAM, & PURBA HARJITO. 2
antara WAIS adaptasi UGM dengan be-
berapa subtes bakat sebagaimana disaji-
kan pada Tabel 3.
Tabel 3
Korelasi WAIS dengan Subtes Bakat
(N= 140)
| Angka VERBAL .4424|.4461).5571 2652
iaa een] | |
FORMANSI i 4241) 4545) .$660|.2575|
HIQ-VERBAL 2744 .5275|.3650].5898
IQ-PERFOR- | |
IMANSI 2972|.5141).3762).5754)
SIQ-LENGKAP |.4317).5739).5660|.4650
Keterangan: A-1 = Tes Pemahaman
A-3 = Tes Penalaran
A-S = Tes Berhitung
B-3 = Tes Ruang Bidang
Hasil penelitian Soeramto terhadap
aitem-aitem subtes Informasi memperli-
hatkan bahwa dari 29 aitem yang ada,
duapuluh enam diantaranya dinyatakan
sebagai "valid", sedangkan untuk subtes
Hitungan dari 14 aitem dinyatakan 12
yang "valid" (Soeramto, 1986). Hanya
saja kesimpulan tersebut didasarkan pada
suatu taraf signifikansi, sedangkan bi
dilihat koefisien-koefisien yang diper-
oleh, ternyata bahwa hanya beberapa
saja_ di antara item tersebut yang
memiliki korelasi dengan total subtes
atas 0,50 dan di bawah 0,60, Sebagian
besar Koefisien itu sangat rendah dan
bahkan diantara aitem yang dinyatak:
valid terdapat beberapa yang memi
koefisien yang hanya berada di sekitar
0,10 yaitu suatu angka yang dilihat dari
segi validitas adalah tidak ada artinya
ISSN: 0215 - 8884
Disamping itu, koefisien Korelasi terse-
but sebenarnya bukanlah koefisien vali
tas aitem melainkan indeks konsistensi
aitem-subtotal. Sayang sekali dalam
laporannya Soeramto tidak menyertakan
hasil perhitungan koefisien korelasi an-
tara subtes dengan skor IQ. Untuk kore-
lasi antara subtes Informasi dan subtes
Hitungan WAIS dengan IQ serta korelasi
antar 1Q WAIS, Azwar dkk. (1994)
memperoleh koefisien sebagaimana disa-
jikan pada Tabel 4.
Tabel 4
Korelasi Subtes dan IQ WAIS
(N= 140)
ele. [IQ PER] 10. |
|VERBAL| FOR- | LEN(
| | MANSI__KAP.
|Informasi| 6418 3239-5900
HHitungan | 555922354849 |
ro-ver. |
BAL 4098 8759 |
1Q-PER- 1
rom 761
Tampak dari Tabel 4. bahwa subtes
Informasi dan subtes Hitungan berkore-
lasi tinggi dengan 1Q WAIS, terutama
1Q-Verbal dan 1Q-Lengkap. Sedangkan
agak rendahnya korelasi dengan 1Q-Per-
formansi memang sudah seharusnya di-
karenakan kedua —subtes __tersebut
merupakan bagian dari skala Verbal. Ke-
mudian dapat juga dilihat bahwa [Q-Ver-
bal dan 1Q-Performansi _berkorelasi
sangat tinggi dengan IQ-Lengkap.
Hasil-hasil penelitian di atas baru
memberikan sebagian kecil gambaran
mengenai kualitas WAIS dan subtesnya.
Dengan penelitian ini akan dicari jawa-ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES
ban mengenai kualitas aitem dan kualitas
subtes Informasi dan subtes Hitungan se-
cara lebih mendalam.
METODE
Subjek Penelitian
Individu yang dijadikan subjek dalam
penelitian ini berusia minimal 18 tahun
dan maksimal 20 tahun, pada umumnya
mereka duduk di kelas terakhir SLA atau
duduk di semester pertama Perguruan
Tinggi. Pembatasan ciri subjek dimak-
sudkan untuk mengurangi faktor variasi
usia dan pendidikan, di samping hasil
pengamatan yang menunjukkan bahwa
kelompok inilah yang paling banyak me-
merlukan/memperoleh manfaat hasil tes
WAIS, terutama dalam penjurusan studi
Janjut maupun dalam bimbingan karir.
Keseluruhan subjek penelitian ber-
jumlah 100 orang yang terdiri atas 50
orang subjek pria dan 50 orang subjek
wanita,
Prosedur Pengumpulan Data
Data subtes Informasi (INF) dan sub-
tes Hitungan (HIT) diperoleh dengan
mengenakan secara individual keselu-
ruhan tes WAIS. Dari lembar jawaban
WAIS, diperoleh pula data identitas sub-
jek yang meliputi Nama, -Usia, Jenis
kelamin, dan Pendidikan.
Pelaksanaan pengambilan data di-
lakukan oleh para mahasiswa Fakultas
Psikologi UGM semester akhir. Setiap
pelaksana melakukan pengetesan ter-
hadap 5 orang subjek. Kemudian tim
peneliti melakukan pemeriksaan terhadap
kecermatan pemberian skor dengan me-
neliti Kembali skor yang telah diberikan
oleh pelaksana pengetesan.
13
Cara Analisis Data
1. Analisis Aitem
Analisis aitem subtes INF dan subtes
HIT bertujuan pertama untuk melihat
taraf kesukaran masing-masing aitem.
Pemberian skor dikotomi pada subtes
INF memudahkan penghitungan indeks
kesukaran aitem (p) yang dirumuskan se-
bagai:
ni
P=y
nj = Banyaknya subjek yang menja-
wab aitem dengan benar
Banyaknya subjek yang menja-
wab aitem
Ee
fi
Semakin tinggi harga p mendekati
angka I berarti aitem tes tersebut se-
makin mudah, sedangkan apabila harga p
semakin rendah mendekati angka 0 ber-
arti aitem tersebut semakin sukar
Untuk menerapkan formula indeks
kesukaran yang sama, maka pada subtes
HIT mulai nomor aitem 10 sampai de-
ngan 14 tidak dilakukan pemberian bo-
us skor bagi penjawab benar dalam
waktu tertentu, Semua jawaban yang
benar diberi skor I dan yang salah diberi
skor 0.
Tujuan ke dua adalah melihat daya
diskriminasi aitem. Dalam hal ini daya
diskriminasi aitem ditunjukkan oleh koe-
fisien korelasi antara skor aitem dengan
skor total subtes masing-masing (item-
subtest correlation coefficient). Suatu
aitem diangggap memiliki daya diskrimi-
nasi yang baik apabila memiliki koefisien
korelasi aitem-subtes sama dengan atau
lebih besar daripada r = 0,300. Batasan
ini lebih tinggi daripada yang disarankan
‘oleh Crocker dan Algina (1986).
ISSN: 0215 - 8884SAIFUDDIN AZWAR. AMRIZAL RUSTAM. & PURBA HARUITO. 4
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas subtes di-
lakukan pertama tanpa memisahkan terle-
bih dahulu aitem yang baik dari yang
kurang baik. Hal ini dimaksudkan untuk
memperlihatkan kualitas masing-masing
subtes tanpa melakukan interferensi ter-
hadap keadaan aitem yang ada. Ke-
mudian akan dilakukan anal
reliabilitas dengan memisahkan aitem
yang daya diskriminasinya rendah.
Dikarenakan aitem nomor | sampai
dengan nomor 4 pada subtes INF dan
aitem nomor 1 dan nomor 2 pada subtes
HIT merupakan aitem "penyangga" yang,
hanya diberikan pada subjek yang gagal
menjawab beberapa aitem awal, dan di-
Karenakan tidak seorangpun diantara sub-
jek penelitian ini yang perlu menjawab
aitem-aitem penyangga tersebut_ maka
pengujian reliabilitas subtes INF hanya
menggunakan aitem nomor $ sampai de-
ngan nomor 29 dan untuk subtes HIT
hanya mengunakan aitem nomor 3 sam-
pai dengan nomor 14.
Pengujian reliabilitas akan dilakukan
dengan pendekatan belah dua gasal-
genap. Sesuai dengan asumsi yang dapat
diterapkan pada masing-masing distribusi
skor subtes, maka komputasi akan di-
lakukan dengan formula yang diusulkan
oleh Feldt (1975),
4812
a S1-S25
Sx Sy
S?| = Varians belahan pertama
$) = Varians belahan ke dua
S* = Varians skor subtes
Siz = Kovarians belahan pertama dan
ke dua
ISSN: 0215 - 8884
3. Konsistensi Subtes-Skala
Analisis konsistensi subtes-skala di-
lakukan dengan komputasi korelasi an-
tara masing-masing subtes INF dan
subtes HIT dengan skala Verbal. Dalam
analisis ini digunakan angka skala mas-
ing-masing yang berupa konversi skor
mentah ke dalam angka skala menurut ta-
bel konversi yang telah ada.
Untuk melihat apakah masing-masing
subtes mempunyai fungsi ukur yang
spesifik, dilakukan juga analisis korelasi
antara kedua subtes dengan subtes-subtes
Jain dalam skala Verbal.
HASIL
A. SUBTES INFORMASI
1. Analisis Aitem
Hasil komputasi indeks kesukaran
dan indeks daya diskriminasi aitem sub-
tes Informasi disajikan dalam Tabel 5.
Pada Tabel 5. tampak bahwa variasi
indeks kesukaran aitem INF sangat be-
sar, bergerak dari paling rendah_men-
dekati 0 (p = 0,02 untuk 129) sampai
dengan maksimal p = 1 untuk aitem IS
dan 114. Sebagian besar aitem-aitem
tersebut adalah terlalu mudah bagi
kelompok subjek penelitian ini
Tabel 5. memperlihatkan pula bahwa
hanya 12 dari 25 aitem subtes INF yang
memiliki daya diskriminasi cukup baik.
Sisanya memiliki daya diskriminasi sa-
ngat rendah, bahkan aitem-aitem nomor
5, 6, 9, 11, 13, 14, 15, 16, dan 29 dapat
dianggap sama sekali tidak memiliki
daya diskriminasi. Satu aitem (nomor
26) memiliki indeks daya diskriminasi
yang tinggi, yaitu r = 0,534.ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES
Tabel 5
Indeks Kesukaran dan Indeks Daya
Diskriminasi Aitem-aitem pada
Subtes Informasi
16 | Nama Pahlawan 92 loos
17 | Ranggawarsita 58 1315
18 | Banyaknya Minggu | .35 1308
19 | Pulau Jawa | .89 L150
110 | Letak Bombay | 73 1331
|T1L Tinggi rata-rata | 8s (187
[112 | Letak Itali | 6s lar
113 | Pakaian putin | 95 fim
|114 | Hari Kemerdekaan its Lovo
|115 | Repelita 98 117
(116 Kabah | 4 1064
117, Sabang-Merauke 19 1287
118 | Letak Mesir 62 416 |
1119 | Ragi/adonan | .39 (307 |
“120 | Banyaknya penduduk | .63 {270 |
121 | Anggota MPR 66 .273 |
122 | Isto’ Nabi 49.293 |
(123 Suhu mendidih .96 |349 |
124 | Di bawah | 81 L449
| lindunganKa’bah |
1125 | Urat darah | 49 1436 |
126 | Injil | 95 [534
127 | Habis gelap terbit 93 1319 |
(| terang i |
Ethnologi | .30 1342 |
‘Apocrypa 02 L024 |
2, Pengujian Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas subtes
INF yang berisi aitem nomor 5 sampai
dengan nomor 29 adalah rx" = 0,314
dan sc = 2,105. Tampaklah bahwa reli-
abilitas subtes ini adalah sangat rendah.
15
3. Konsistensi Subtes-Skala
Analisis untuk melihat konsistensi
subtes INF dengan skala Verbal mengha-
silkan tiv = 0,454, Hasil ini walaupun
tidak tinggi sekali akan tetapi menun-
jukkan koefisien yang cukup _me-
muaskan, Sedangkan bila _kriterianya
adalah skor total Skala maka diperoleh
ris = 0,453.
Selanjutnya komputasi korelasi antara
subtes INF dengan subtes-subtes lain
dalam Skala Verbal menghasilkan koe-
fisien berikut;
INF dengan HIT (Hitungan)
r= 0,182
INF dengan PENG (Pengertian)
r= 0,200
INF dengan PERS (Persamaan)
r= 0,309
INF dengan RENT (Rentangan Angka)
r= -0,004
INF dengan KOSA (Perbend. Kata)
r= 0,257
Hasil ini menujukkan bukti_adanya
fungsi ukur yang tumpang tindih antara
subtes INF dengan subtes PERS (Per-
samaan), sedang dengan subtes lain tum-
pang tindih tersebut tidak begitu tinggi
seperti yang ditunjukkan oleh koefisien
korelasi yang rendah. Rendahnya koe-
fisien ini dapat dianggap sebagai bukti
adanya validitas diskriminan.
B. SUBTES HITUNGAN
1. Analisis Aitem
Hasil_komputasi indeks kesukaran
dan indeks daya diskriminasi aitem
dalam subtes Hitungan (HIT) disajikan
pada Tabel 6.
ISSN: 0215 - 8884SAIFUDDIN AZWAR, AMRIZAL RUSTAM, & PURBA HARJITO 16
Tabel 6. menunjukkan bahwa be-
sarnya indeks p dalam subtes HIT cukup
bervariasi dan urutan kesukarannya pun
lebih teratur tahapannya. Aitem nomor 3
dan 4 ternyata terlalu mudah bagi kelom-
pok sampel ini sehingga dapat dijawab
oleh seluruh subjek.
Dari Tabel 6. tampak pula bahwa
subtes HIT berisi lebih banyak aitem
yang memiliki daya diskriminasi tinggi
dibandingkan aitem pada subtes INF.
Hanya aitem nomor 3, 4, dan 8 saja yang
menampakkan daya diskriminasi rendah,
sedangkan 12 aitem yang lain dapat di-
memuaskan,
Tabel 6
Indeks Kesukaran dan Indeks Daya
Diskriminasi Aitem-aitem pada
Subtes Hitungan
| Empat rupiah ditambah | 1-000!
Ha
|Uang kembali prangko | 1.000) .000
|r | Upah tukang pateri 850| 382
|H6 [Dua kilogram | 300] 433
jH7 Jarak tempuh 24 jam | .650| 473
}H8 [Jeruk 36 rupiah | .920) .046
H9 [Uang kembali prangko | .260| 436
|
|
H10 |Sisa belanja 7.50 rupiah | sso] _367|
HII |Harga se dosin bedak “| .360/ 551
HI2 | Harga meja kursi 594
13 |Sisa gaji pegawai
H14 /Banyak pekerja
430|
170}
180!
Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas terhadap subtes
HIT memberikan hasil rx: = 0,437 de-
ngan se = 1,375. Tampak bahwa walau-
ISSN: 0215 - 8884
pun koefisien reliabilitas subtes HIT le-
bih baik daripada reliabilitas subtes INF
akan tetapi koefisien tersebut juga belum
memuaskan.
3. Konsistensi Subtes-Skala
Analisis konsistensi subtes HIT de-
ngan skala Verbal menghasilkan koe-
fisien ray = 0,622. yang merupakan in-
dikator konsistensi yang cukup memuas-
kan. Apabila skor total Skala digunakan
sebagai kriterianya, maka diperoleh koe-
fisien sebesar rs = 0,587.
Komputasi korelasi antara subtes HIT
dengan subtes-subtes lain dalam Skala
Verbal adalah sebagai berikut:
HIT dengan PENG (Pengertian)
ws 0,137
HIT dengan PERS (Persamaan)
r= 0,331
HIT dengan RENT (Rentangan Angka)
r= 0,244
HIT dengan KOSA (Perbend. Kata)
r= 0,308
Tampak bahwa fungsi ukur HIT tum-
pang tindih dengan fungsi ukur subtes
Persamaan dan subtes Perbendah.raan
Kata, sedangkan dengan subtes Penger-
tian overlap tersebut tidak terjadi
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Soal-soal dalam skala WAIS diran-
cang dan disusun dalam urutan yang
bertingkat dari soal yang paling mudah,
sampai pada soal yang paling sukar. Tes
ini juga dimaksudkan bagi subjek berusia
16 tahun sampai dengan usia 45 tahun ke
atas. Dengan demikian pengertian "pa-
ling mudah" tentu harus mencakup ke-ANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES.
mudahan relatif pada usia paling awal
tersebut, sedangkan pengertian "paling
sukar" juga harus memperhatikan faktor
kecepatan menjawab, di samping ke-
benaran jawaban itu sendiri
Pada subtes Informasi memang ke-
cepatan menjawab belum diperhatikan,
akan tetapi pada subtes Hitungan ke-
mampuan menjawab dengan benar dalam
waktu yang singkat adalah sangat penting
artinya. Oleh karena waktu menjawab
dibatasi oleh satuan detik, sedangkan
subjek harus menjawab di luar kepala,
maka soal-soal tes tidak mungkin diberi-
kan dalam taraf kesukaran yang terlalu
tinggi.
Pada subtes Informasi, hasil perhitu-
ngan indeks kesukaran menunjukkan
bahwa sebagian besar aitem adalah ter-
lalu mudah bagi kelompok subjek peneli-
tian ini, Hal itu tidak menjadi masalah
dikarenakan terdapat juga aitem-aitem
yang cukup sulit. Akan tetapi urutan ke-
sukaran aitem-aitem tersebut sungguh ti-
dak sesuai dengan asumsi dalam
penempatannya semula, Sebagai contoh,
aitem nomor & (minggu dalam satu ta~
hun) lebih sulit daripada aitem nomor 23
(suhu air mendidih) bahkan juga lebih
sulit daripada aitem nomor 27 (Habis
Gelap Terbitlah Terang).
Aitem nomor 14 (Hari Kemerdekaan)
dapat dijawab oleh semua subjek. Siapa
yang tak mengenal 17 Agustus di Indone-
sia ini? Bahkan anak-anak SD pun sudah
hafal, padahal tes ini untuk usia 16 tahun
ke atas, Aitem ini sekedar adaptasi dari
aitem asli, yang berbunyi “What is
Washington's birthday?". Adaptasi se-
perti ini tidak tepat Karena hari kemer-
dekaan Indonesia adalah terlalu populer
bagi orang Indonesia sebagaimana 4 Juli
bagi orang Amerika. Washington me-
”
mang populer bagi orang Amerika, tapi
tidak hari lahirnya, sehingga tidak semua
dapat menjawab dengan mudah. Penerje-
mahan aitem. seperti itu jelas tidak selalu
” 0,30, yaitu aitem
nomor 7, 8, 10, 12, 16, 19, 23, 24, 25,
26, 27, dan 28 saja maka diperoleh koe-
fisien reliabilitas sebesar ry," = 0.3047
(e= 1,753),
Bila kesemua aitem tetap dibiarkan
sebagaimana adanya sekarang ini, maka
reliabilitas yang memuaskan dengan
sendirinya sukar diperoleh.
ISSN: 0215 - 884
Fungsi ukur subtes Informasi ternyata
overlap dengan fungsi ukur subtes Per-
samaan, Walaupun overlaping seperti ini
tidak dikehendaki akan tetapi masih da-
pat dimengerti sebab subtes Persamaan
menuntut juga kemampuan dasar yang ti-
dak jauh berbeda. Meskipun pada subtes
Informasi secara khusus dituntut kemam-
Puan menyerap informasi kognitif yang
seluas-luasnya, sedangkan pada subtes
Persamaan dituntut kemampuan melihat
segi/karakteristik khusus yang sama
dimiliki oleh dua kata, akan tetapi
keduanya sama menuntut kemampuan pe-
mahaman akan art) kata-kata tersebut.
Korelasi antara subtes Informasi de-
ngan Skala Verbal ternyata cukup baik
Hal ini merupakan bukti adanya konsis-
tensi subtes tersebut dalam mengukur as~
pek verbal inteligensi.
Untuk subtes Hitungan, tampak bah-
wa taraf kesukaran aitem yang diperoleh
cukup bervariasi. Secara umum, tingkat
kesukaran aitem-aitemnya telah terjen-
Jang dengan baik dari yang paling mudah
‘sampai dengan yang paling sulit.
Aitem nomor 6 (“kilogram - pon")
memperlihatkan tingkat kesukaran yang
agak terlalu tinggi sebagai aitem awal
Hal ini agaknya disebabkan faktor sosial
budaya di Indonesia yang sekarang tidak
lagi biasa_menggunakan istilah pon
dalam satuan berat sehingga istilah terse-
but tidak populer. Tidak terjawabnya
aitem tersebut bukan dikarenakan tidak
mampunya subjek melakukan operasi hi-
tung (2x2 pon) akan tetapi lebih dise-
babkan oleh karena tidak mengenal
satuan pon tersebut. Hal itu didukung
oleh kenyataan bahwa pada aitem nomor
8 (harga jeruk) yang semestinya memer-
lukan kemampuan membagi/mengalikan
dengan angka yang lebih kompleks (duaANALISIS KUALITAS AITEM DAN KUALITAS TES.
digit), akan tetapi 92% subjek dapat
menjawab dengan benar. Oleh karena itu
sebaiknya satuan dalam aitem nomor 6
diganti dengan satuan yang lebih populer
seperti gram, karena tujuan subtes ini
adalah mengukur kemampuan berhitung
bukan kekayaan istilah satuan. Aitem asli
nomor 6 sendiri menanyakan konversi
satuan “inches” dan "foot" yang populer
i Amerika.
item nomor 4 adalah terlalu mudah
bagi subjek penelitian ini. Walaupun
fem nomor 4 ini merupakan aitem awal
yang harus mudah dijawab, hendaknya
tidak mengungkap sekedar operasi pe-
ngurangan satu angka dari yang lain
yang masing-masing terdiri atas hanya 1
digit. Setidak-tidaknya jangan diberikan
angka yang seakan-akan sudah menjadi
hafalan sebagaimana 10 - 5 = 5, tapi
berikan angka yang dapat meminta sub-
jek untuk berpikir
Hanya 2 di antara 10 aitem subtes Hi-
tungan yang memperlihatkan daya dis-
kriminasi aitem yang tidak memuaskan,
yaitu aitem nomor 4 dan aitem nomor &
Kedua aitem ini mempunyai daya dis-
kriminasi yang rendah dikarenakan ter-
Jalu mudah sehingga hampir tidak ada
subjek yang tidak dapat menjawab. Pe-
ningkatan taraf kesukaran aitem akan da-
pat meningkatkan daya diskriminasinya.
Walaupun sebagian besar aitem-aitem
subtes Hitungan terbukti memiliki daya
diskriminasi yang baik akan tetapi aitem-
item yang menggunakan satuan harga,
ada baiknya disesuaikan dengan keadaan
harga sekarang, sehingga tidak ditemui
lagi "prangko berharga Rp 5,-" atau
"berharga 2 sen”, atau "orang berbelanja
Rp 7.50,-". Memang tidak ada alasan
psikometrik untuk mengubah harga-
harga tersebut, akan tetapi jangan dilu-
8
pakan bahwa harga yang tidak masuk
akal itu menjauhkan subjek dari realitas,
padalah pemecahan permasalahan aktual
menjadi bagian dari konsep inteligensi.
Di samping itu harga-harga tersebut
memberi kesan aitem tes yang sudah ke-
tinggalan zaman,
Reliabilitas subtes Hitungan, walau-
pun lebih tinggi daripada reliabilitas sub-
tes Informasi, tetap belum memuaskan.
Kenyataan ini sangat_ mungkin dise-
babkan oleh terlalu sedikitnya jumlah
aitem yang ada (11 aitem) dan dua di an-
taranya adalah aitem yang buruk. Perhi-
tungan reliabilitas dengan menggunakan
hanya 9 aitem yang daya diskriminasinya
baik, menghasilkan koefi: reliabilitas
sebesar xx’ = 0,488 (se = 1,315).
Agak mengherankan bahwa terdapat
bukti tumpang tindih fungsi ukur antara
subtes Hitungan dengan Persamaan dan
Perbendaharaan Kata. Bahkan korelasi
subtes Hitungan dengan Persamaan lebih
tinggi daripada korelasi subtes Informasi
dengan Persamaan (masing-masing 0,332
dan 0,309). Signifikansi 0,001 menun-
jukkan bahwa tumpang tindih tersebut
agak terlalu besar. Namun demikian koe-
fisien korelasi antara subtes Hitungan
dengan angka Skala Verbal cukup tinggi
(0,622) yang merupakan suatu bukti
adanya konsistensi fungsi ukur yang baik
pada subtes ini.
Secara umum penelitian ini menyim-
pulkan bahwa subtes Informasi pada
WAIS adaptasi UGM memerlukan ba-
nyak perbaikan guna meningkatkan
validitasnya. Perbaikan-perbaikan terse-
but meliputi modifikasi kalimat dan pe-
ninjauan Kembali penerjemaban bahasa
yang ada dengan menyesuaikannya pada
konsepsi dasar yang digunakan Wechsler
serta konteks budaya Indonesia.
ISSN: 0215 - 8884SAIFUDDIN AZWAR. AMRIZAL RUSTAM. & PURBA HARIITO. 20
Pada subtes Hitungan pun diperlukan
perbaikan-perbaikan yang dapat menjadi-
kan aitem-aitemnya "up to date" dan le-
bih sesuai dengan tujuan ukur masing-
masing.
Peningkatan reliabilitas dan validitas
dengan penambahan jumlah aitem, tidak
perlu dilakukan dalam tes yang diadap-
tasi seperti WAIS. Akan tetapi sangatlah
penting untuk melakukan revisi aitem se-
cara menyeluruh sehingga fungsi ukur
masing-masing aitem dan keseluruhan
subtes akan lebih terpenuhi. Sementara
itu, kepada setiap pemakai tes ini di-
harapkan kehati-hatiannya dalam inter-
pretasi hasil dengan menyadari keku-
rangan-kekurangan yang ada, schingga
diagnosis inteligensi yang diberikan tidak
menyesatkan,
DAFTAR PUSTAKA
Alsiyah. Penggunaan Performance Test
dari WAIS terhadap — Mahasiswa
Tingkat II FIP Djurusan Psychologi
UGM Angkatan Tahun 1963/1964,
Skripsi. Jogjakarta: Universitas Gad-
Jah Mada, 1967.
Anastasi, A. Psychological Testing, 2nd
ed., New York, NY.: The Macmillan
Company, 1961.
Azwar, S. Wulan, R.. dan Harjito, P.
Korelasi Beberapa Subtes Bakat de-
ngan Tes Inteligensi Wechsler, Lapo-
ran Penelitian. Yogyakarta: Univer-
sitas Gadjah Mada, 1995.
Bernard, H.W. Psychology of Learning
and Teaching, 2nd ed., New York,
NY.: Harper & Row, 1965.
ISSN: 0215 - 8884
Crocker, L. & Algina, J. Introduction to
Classical and Modern Test Theory.
Forth Worth: Holt, Rinehart and
Winston, INC., 1986.
Cronbach, L.J. Essentials of Psychologi-
cal Testing, 3rd ed.. New York,
NY.: Harper & Row, 1970.
Feldt, L.S. Estimation of Reliability of a
Test Divided into Two Parts of Un-
equal Length, Psychometrika, 1975,
40, 357-561.
Soeramto. _Penjelidikan_ Permulaan
mengenai Validita Test WAIS pada
Patient di LRPT-RC Surakarta,
Skripsi, Jogjakarta: Universitas Ga-
djah Mada, 1968.
Soeramto. Kesahihan, Keandalan, dan
Faktor-Faktor Inteligensi yang dapat
diungkap oleh Tes WAIS, Thesis,
Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada, 1986.
Partosuwido, S.R. dk. Penyelidikan
tentang Pengetrapan Test WAIS dan
SPM yang mengungkap Kemampuan
Dasar Inteligensi dalam rangka Stan-
derdisasi pada Biro Konsultasi Fakul-
tas Psikologi UGM. Laporan Peneli-
tian. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada, 1976.
Wechsler, D, The Measurement of Adult
Imelligence. Baltimore: The Williams
and Welkins Co.. 1944
Wechsler, D. WAIS Manual, New York.
NY.: The Psychological Corporation,
1955.