You are on page 1of 7

Rr.

Eko Susetyarini JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

AKTIVITAS TANIN DAUN BELUNTAS TERHADAP KONSENTRASI


SPERMATOZOA TIKUS PUTIH JANTAN

Beluntas leaf tannin activity against spermatozoa concentration white male rats

Rr. Eko Susetyarini

Jurusan Biologi, Fakultas Keguruan danh Ilmu Pendidikan


Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas 246, Malang 65144
Email: niniek08@gmail.com

ABSTRACT

Antifertility of traditional medicine has not been revealed. Antifertility men who have used the form
of injections, namely testosterone, it is necessary antifertility of medicinal plants revealed that beluntas
(Pluchea indica). Beluntas antifertility can be used as a drug in mice (stage pre-clinical trials) (Susetyarini,
2011). This study is a continuation of the tannins that can lower sperm fertilization potential of rat
(Susetyarini, 2010). Assessment of leaf tannin in influencing consentration of beluntas spermatozoa has
not been done, it is necessary to study leaf tannins beluntas against consentration of spermatozoa.
Consentration of spermatozoa role in the fertilization process. This study aims to prove the leaf tannin
beluntas against spermatozoa consentration white male rats. The research used the experimental treatment
control group (without giving tannin), giving tannin treatment groups with as many as 0.8 ml to a white
male adult rats were repeated 3 times. Giving time for 60 days. Observations at the time treatment was
stopped (0 days); discharged after treatment, rats were left for 7 days, 14 days, and 21 days. Each
observation time and was taken off the white rat epididymis and giving spermatozoa. Data were analyzed
using ANOVA and Duncan’s test further. Results of data analysis showed that p <0.05 means giving tannin
beluntas shown to decrease sperm concentration. Highest concentration of spermatozoa when white male
rats were left for 14 days after treatment was stopped Concentration lows while white male rats were left
for 7 days after treatment was stopped

Key word: Tannis leaf belintas,consentration of spermatozoa, white rat

ABSTRAK

Antifertilitas dari obat tradisional belum terungkap. Antifertilitas pria yang telah menggunakan bentuk
suntikan, yaitu testosteron, maka hal ini memerlukan antifertility tanaman obat yang terungkap dari beluntas
(Pluchea indica). Beluntas antifertilitas dapat digunakan sebagai obat pada tikus (tahap uji coba pra-klinis)
(Susetyarini, 2011). Penelitian ini merupakan kelanjutan dari tanin yang dapat menurunkan potensi pembuahan
sperma tikus (Susetyarini, 2010). Penilaian tannin daun dalam mempengaruhi konsentrasi spermatozoa
beluntas belum dilakukan, maka perlu untuk mempelajari tanin daun beluntas terhadap konsentrasi
spermatozoa. Peran konsentrasi spermatozoa dalam proses pembuahan. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan daun beluntas tannin terhadap spermatozoa konsentrasi tikus putih jantan. Penelitian ini
menggunakan kelompok kontrol perlakuan eksperimental (tanpa memberikan tannin), memberikan kelompok
perlakuan tannin dengan sebanyak 0,8 ml ke tikus jantan dewasa putih diulang 3 kali. Memberikan waktu
selama 60 hari. Pengamatan pada waktu pengobatan dihentikan (0 hari); habis setelah pengobatan, tikus
yang tersisa selama 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. Setiap kali observasi dan diambil dari epididimis tikus putih
dan memberikan spermatozoa. Data dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan tes ANOVA dan Duncan.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa p <0,05 tannin pada beluntas terbukti menurunkan konsentrasi
sperma. Konsentrasi tertinggi spermatozoa ketika tikus putih jantan yang tersisa selama 14 hari setelah
pengobatan dihentikan Konsentrasi terendah ketika tikus putih jantan yang tersisa selama 7 hari setelah
pengobatan dihentikan.

Kata kunci: daun beluntas Tanin, konsentrasi spermatozoa, tikus putih

14 Maret 2013: 14 - 20
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2404

PENDAHULUAN karateriktik tanin dalam mempengaruhi


spermatogenesis tikus putih jantan yang akan
Obat tradisional dari tanaman yang berakibat pada proses fertilisasi belum pernah
digunakan sebagai antifertilitas belum banyak dilakukan (Susetyarini, 2011).
diungkap, salah satu tanaman antifertilitas, Menurut Soehadi dan Santa dalam
yaitu beluntas (Pluchea indica) yang (Susetyarini, 2011) alkaloid steroid
berpengaruh pada kualitas spermatozoa menyebabkan pelepasan FSH (Follicle
diberikan ke tikus putih dengan cara dibuat Stimulating Hormone) yang disekresi dari
dekok (Susetyarini, 2005). Penelitian ini hipofisa anterior akan terganggu. FSH
merupakan penelitian lanjutan dari penelitian berperan sebagai mediator untuk mengikat
sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya telah androgen dalam spermatogenesis, jika FSH
diperoleh bahwa senyawa aktif daun beluntas terganggu maka spermatogenesis menjadi
berupa tanin, alkaloid dan flavonoid terhambat (Ghufron dan Herwiyanti, 1995)
berpengaruh pada proses spermatogenesis, serta kualitas spermatozoa menurun sehingga
kadar testosteron dan jumlah anakan tikus fertilitas akan menurun. Pr oses
putih betina. Senyawa aktif flavonoid yang spermatogenesis terdapat 2 tahapan, yaitu
efektif dalam mempengaruhi jumlah sel spermatositogenesis, proses pembentukan
spermatogonia, sel spermatosit, sel spermatid spermatogonia menjadi spermatid yang dipacu
dan sel spermatozoa. Tanin dari daun beluntas oleh hormon FSH. Spermiogenesis, adalah
segar dapat mempengar uhi kualitas proses pembentukan spermatid menjadi
spermatozoa (motilitas (5%), mortalitas spermatozoa yang dipacu oleh hormon LH
(71,5%), abnormalitas (24,25%) dan livibilitas (Luteinizing hormone). Pr oses
(28,5%)) dengan volume pemberian 0,8 ml sper matogenesis terjadi pada tubulus
(Wahyuni dan Susetyarini, 2007). Kadar seminiferus testis. Proses spermatogenesis
hormon tikus putih jantan yang diberi juga dikontrol oleh hormon testosteron yang
seanyawa aktif bubuk tanin dari daun beluntas berakibat negatif feed back pada poros
dengan kadar testosteron sebesar 194,00 ng/ hipotahalamus dan hipofisa.
dl dan terendah pada pemberian senyawa aktif Gangguan yang terjadi pada proses
bubuk alkaloid sebesar 158,50 ng/dl spermatogenesis akan berpengaruh pada
(Susetyarini dan Wahyuni, 2008). Tanin dapat kualitas spermatozoa yang disekresikan.
menurunkan potensi fertilisasi spermatozoa Kualitas spermatozoa menurun berpengaruh
tikus (Susetyarini, 2010). Kadar tanin dari daun pada potensi fertilisasi (Susetyarini, 2010)
beluntas segar 0,61% dan pada daun beluntas yang berakibat pada jumlah anakan dari tikus
kering 1,885%. Penelitian ini menggunakan putih betina. Kualitas spermatozoa dapat
daun beluntas kering yang diisolasi fraksi dilihat dari parameter konsentrasi
taninnya. Tannin senyawa aktif yang spermatozoa. Konsentrasi spermatozoa yang
terkandung pada tumbuhan yang bersifat baik bila didapatkan jumlah spermatozoa kira-
fenol, mempunyai rasa sepat dan mempunyai kira 1,7 juta/ml pada tikus putih jantan
kemampuan menyamak kulit. Tanin ternyata (Susetyarini, 2010). Konsentrasi spermatozoa
dapat menghambat sintesa protein (Robinson, 1,7 juta/ml bila di fertilisasi secara in vitro
2003). dengan ovum tikus putih betina akan terjadi
Tanin pada tanaman Curcuma fertilisasi.
domestica dapat menggumpalkan Harapan penggunaan tanaman obat
spermatozoa, alkaloid Cucurbitasin akan berupa tannin daun beluntas relatif aman,
menekan sekresi hormon reproduksi, yaitu efektif dan murah. Untuk itu peneliti berusaha
hormon testosteron sehingga pr oses mengembangkan tanaman obat daun beluntas
spermatogenesis terganggu. Pengkajian dalam mempengaruhi konsentrasi

Aktivitas tanin daun beluntas terhadap konsentrasi spermatozoa Tikus putih jantan 15
Rr. Eko Susetyarini JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

spermatozoa tikus putih jantan sebagai yang diberikan adalah berupa pelet pakan
langkah awal uji pre-klinik. Belum dikaji (Br2). Setiap tahapan waktu pengamatan
karateriktik tanin dalam mempengaruhi tikus putih jatan dimatikan, dibedah dan organ
konsentrasi spermatozoa tikus putih jantan epididimis diambil untuk dikoleksi
yang akan berakibat pada proses fertilisasi. spermatozoanya. Metode yang digunakan
untuk pemeriksaan konsentrasi spermatozoa
METODE PENELITIAN menggunakan alat hitung hemocytometer dan
kamar hitung Neubauer. Spermatozoa yang
Jenis penelitian ini adalah eksperimen
telah diencerkan dengan TRIS 0,5 ml diambil
dengan rancangan percobaan RAK. Jenis
10-15µl dan diencerkan menggunakan NaCl
senyawa aktif daun beluntas berupa fraksi
0,9% dengan pengenceran 200 kali
tannin cair. Dosis yang digunakan 0,8 ml dan
(Susetyarini, 2011b). Kamar hitung Neubauer
kontrol (pemberian aquades) selama 60 hari.
yang sudah diberi kaca penutup dan
Pengkoleksian spermatozoa dari epididimis
diletakkan di atas meja pada posisi mendatar,
dilakukan saat perlakuan diberhentikan (0
spermatozoa yang telah diencerkan dialirkan
hari); dibiarkan selama 7 hari, 14 hari, 21 hari
pada celah di pinggir kiri dan kanan kamar
serta kelompok yang tanpa diberi tanin daun
hitung. Pengamatan kamar Neubauer
beluntas.
menggunakan mikroskop. Bidang hitung
Populasi yang digunakan ialah tikus putih
Neubauer dibatasi oleh garis-garis memiliki
jantan (Ratus norwegicus) umur 2-3 bulan
25 kotak kecil yang masing-masing dibatasi
strain Wistar dengan bobot badan rata-rata
oleh tiga buah garis di keempat sisinya (kiri,
150-175 g. Sampel yang diperlukan sebanyak
kanan, atas, dan bawah). Setiap kotak
15 ekor tikus putih jantan untuk melihat
dibatasi tiga garis dan ada 16 kotak yang lebih
konsentrasi spermatozao. Pengambilan
kecil. Bidang hitung yang sudah nampak jelas,
sampel dilakukan secara random.
pembesaran mikroskop diubah menjadi 450
Tempat penelitian ialah di laboratorium
kali. Pilih lima kotak, yaitu kotak yang berada
Biomedik FK UMM. Kandang tikus
di setiap sudut (kiri atas, kanan atas, kiri
berukuran panjang 45 cm, lebar 35 cm, dan
bawah, kanan bawah, dan tengah) dapat
tinggi 18 cm, yang berisi seperangkat tempat
dilihat pada gambar 1 (Susetyarini, 2011a)..
makan dan minum. Alat yang digunakan ialah
Spermatozoa di dalam kamar dihitung
spuit disposable, seperangkat alat bedah,
menurut arah diagonal, karena setiap kamar
tabung plastik, mikroskop cahaya binoculer
mempunyai 16 ruangan kecil maka di dalam
(Olymphus CH21) Japan, kamera digital
5 kamar terdapat 80 ruangan kecil. Seluruh
Olymphus.
gelas haemocytometer memiliki 400 ruangan
Variabel bebas dalam penelitian ini
kecil dan volume setiap ruangan kecil 0,1
adalah fraksi tannin daun beluntas. Variabel
mm3 . Spermatozoa yang tersebar dalam
terikat adalah konsentrasi spermatozoa.
setiap kotak dihitung sesuai dengan kotak
Variabel yang dikendalikan oleh peneliti adalah
yang dipilih dan dijumlahkan.
suhu, kandang, pakan, minum tikus putih, dan
Apabila di dalam 5 kamar atau 80
pencahayaan 12 jam pada waktu malam hari.
ruangan kecil terdapat X spermatozoa X x
Sebelum diberi perlakuan, hewan coba
0,01 juta spermatozoa per mm3 atau X x 10
diaklimatisasi selama 1 minggu dalam kondisi
juta spermatozoa per ml (Toelihere dalam
laboratorium. Perlakuan yang diberikan
Susetyarini, 2011a).
berupa tanin daun beluntas 0,8 ml.pada tikus
putih jantan sedangkan kelompok kontrol
diberi aquades secara oral setiap sehari.
Selama percobaan, pakan dan air minum
PDAM diberikan secara ad libitum. Pakan

16 Maret 2013: 14 - 20
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2404

pengamatan disajikan pada Tabel 1 dan


Gambar 1.

Tabel 1. Rerata dan Standar deviasi (Sd) dan


Notasi dari Konsentrasi Spermatozoa
(x 106/ml) Tikus Putih Jantan Setelah
Diberi Tanin Daun Beluntas
Perlakuan Rata-rata dan Sd dari
Konsentrasi Spermatozoa
H+7 1,05 ± 0,01a
H0 1,14 ± 0,00b
H+21 1,34 ± 0,01c
H+14 1,54 ± 0,01d
Tanpa perlakuan (kontrol) 1,63 ± 0,01e

Keterangan:
H0 = perlakuan pemberian tanin daun
beluntas selama 60 hari dan
pengamatan saat perlakuan
diberhentikan
H+7 = perlakuan pemberian tanin daun
beluntas selama 60 hari dan
pengamatan setelah 7 perlakuan
diberhentikan
H+14 = perlakuan pemberian tanin daun
beluntas selama 60 hari dan
pengamatan setelah 14 perlakuan
diberhentikan
H+21 = perlakuan pemberian tanin daun
beluntas selama 60 hari dan
pengamatan setelah 21 perlakuan
diberhentikan

Gambar 1. Kamar Hitung Neubeur Pada tabel 1 dan Gambar 1


(Susetyarini, dkk, 2010b) menunjukkan bahwa pemberian perlakuan
tanin daun beluntas selama 60 hari dan
Data konsentrasi spermatozoa dianalisis pengamatan konsentrasi spermatozoa setelah
dengan menggunakan anava dan uji lanjut dibiarkan selama 7 (H+7) 1,05 x 10 6/ml
Duncan didapatkan konsentrasi yang terendah
dibanding saat perlakuan diberhentikan (H0),
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu 1,14 x 10 6 /ml. Perlakuan dengan
pemberian tanin daun beluntas selama 60 hari,
Hasil penelitian pemberian tannin daun dibiarkan tanpa perlakuan dan
beluntas terhadap konsentrasi spermatozoa pengamatannya 14 hari (H+14) setelah
tikus putih jantan, disajikan dalam bahasan, perlakuan menunjukkan konsentrasi
data tentang konsentrasi spermatozoa setelah spermatozoa tikus putih jantan (1,54 x 106/
diberi tanin daun beluntas dengan pengamatan ml) hampir mendekati konsentrasi
(0 hr, 7 hr, 14 hr, dan 21 hari). Hasil data spermatozoa pada tikus putih yang tidak diberi

Aktivitas tanin daun beluntas terhadap konsentrasi spermatozoa Tikus putih jantan 17
Rr. Eko Susetyarini JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

tanin daun beluntas (1,63 x 10 6 /ml). Hal tanin daun beluntas setelah perlakuan
tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi diberhentikan serta dibiarkan selama 2 minggu
spermatozoa tikus putih jantan yang diberi konsentrasi spermatozoa akan kembali ke
arah normal.

Gambar 1. Diagram Batang dari Konsentrasi Spermatozoa Tikus Putih Jantan Setelah Pemberian
Tanin Daun Beluntas

Hasil analisis anava menunjukkan tikus putih jantan yang diamati pada saat
bahwa F hitung (2326,87), p < 0,05. Hasil perlakuan diberhentikan, 3) konsentrasi
analisis tersebut menyatakan bahwa hipotesis spermatozoa tikus putih jantan yang diberi
nol: “Tidak ada pengaruh tanin daun beluntas tanin daun beluntas rata-rata masih di atas 1
terhadap konsentrasi spermatozoa tikus putih juta/ml.
dengan berbagai pengamatan”. Hipotesis Temuan ini dapat dijelaskan sebagai
penelitian menyatakan bahwa: “Ada pengaruh berikut, tannin dapat menurunkan konsentrasi
tanin daun beluntas terhadap konsentrasi spermatozoa. Konsentrasi spermatozoa yang
spermatozoa tikus putih jantan dengan menurun akibat perlakuan jenis senyawa aktif
berbagai pengamatan. Kesimpulan dari (tanin) terjadi pada saat spermatogenesis
analisis anava menunjukkan bahwa tanin daun (Kapsul, 2000), karena terjadi penghambatan
beluntas terbukti menurunkan konsentrasi pembelahan sel (amitosis) saat
spermatozoa tikus putih jantan. spermatogenesis sehingga spermatozoa yang
Pada pembahasan ini akan dikemukan dihasilkan berkurang. Hal ini seiring dengan
mengenai mekanisme tanin daun beluntas jumlah sel spermatogenik yang dihasilkan
terhadap konsentrasi spermatozoa tikus putih karena pemberian jenis senyawa aktif daun
jantan. Hasil analisis ragam tanin daun beluntas (Susetyarini, 2011b). Diduga
beluntas berpengaruh terhadap konsentrasi senyawa aktif daun beluntas berupa tannin
spermatozoa tikus putih jantan, Rekapitulasi menyebabkan terganggunya sistem kontrol
hasil uji lanjut, sebagai berikut: 1) pemberian hormonal. Penyebab yang lain adalah
perlakuan tanin daun beluntas dan kekurangan energi pada saat pemeliharaan
diberhentikan selama 14 dapat di epididimis, banyak spermatozoa yang
mengembalikan konsentrasi spermatozoa mengalami degenerasi dan reabsorpsi,
mendekati konsentrasi spermatozoa tikus sehingga konsentrasi spermatozoa menurun
putih jantan yang tidak diberi perlakuan tanin (Kapsul, 2004).
daun beluntas, 2). Konsentrasi spermatozoa Diduga senyawa tannin pada daun
tikus putih jantan yang diberi tanin daun beluntas termasuk fitosteroid yang bersifat
beluntas selama perlakuan dan diberhentikan sebagai estrogen agonis dengan menstimulasi
serta dibiarkan 7 hari menurunkan konsentrasi respons estrogen sehingga berpotensi
spermatozoa dibanding dengan konsentrasi menimbulkan gangguan, mengakibatkan

18 Maret 2013: 14 - 20
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2404

rusaknya str uktur membran plasma rata konsentrasi tikus putih jantan yang tidak
mitokondria spermatozoa akibat proses diberi perlakuan
oksidasi radikal bebas dan menyebabkan
peningkatan peroksidasi lipid. Struktur internal DAFTAR PUSTAKA
mitokondria yang tidak sempurna sehingga
Abdulazeez, Jubril. 2007. The
mengakibatkan proses metabolisme
Antispermatogenic and Antifertility
spermatozoa terganggu (Astuti, 2009).
Effects of Artemether on The Testes
Pembentukan peroksidasi lipid berhubungan
of Adult Wistar Rats. Pak J Pathol.
dengan peningkatan pembentukan radikal
18(2): 64-67.
bebas dan berkorelasi dengan penurunan
Departemen Kesehatan RI, 2000. Penelitian
motilitas spermatozoa, penurunan fosforilasi
tanaman Obat di Beberapa
protein pada aksonem dan berkurangnya ATP
Perguruan Tinggi di Indonesia. Badan
intrasel (Iwaki, et al., 1992; Asmarinah, 2005),
Penelitian dan Pengembangan
serta mengganggu dan menghambat proses Kesehatan. Jakarta.
spermatogenesis akibat proses oksidasi pada Edeoga, 2005. Phytochemical Constituents
membran sel testis maka konsentrasi Of Some Nigerian Medicinal Plants.
spermatozoa berkurang. African Journal of Biotechnology,
Tannin dapat menurunkan konsentrasi 4(7).
spermatozoa dibanding dengan pemberian Gupta, Kachhawa and Rakhi Sharma. 2006.
senyawa aktif gabungan Antispermatogenic Effect of
(alkaloid+flavonoid+tanin). Hal ini seiring Nycthanthes arbortristis in Male Albino
dengan pemberian senyawa aktif tannin Rats. Pharmacologyonline 2: 261-273.
dalam menurunkan persentase motilitas Kapsul, 2007. Kadar Testosteron Tikus Putih
spermatozoa, daya hidup spermatozoa serta Jantan Setelah Mengkonsumsi Buah
menaikkan presentase abnormalitas Terong Tukak (Solanum sp).
spermatozoa. Senyawa aktif yang diberikan Bioscientiae. Vol 4. No.1 hal 1-8.
secara tunggal dengan senyawa aktif yang Pramono, H; Winarto, A; Rusdiyanto, E, 2010.
diberikan secara gabungan memberikan efek Kerja Pasak Bumi (Eurycoma
yang berbeda pada konsentrasi spermatozoa longfolia) Terhadap Tingkah laku/Libido
(Susetyarini, 2011b) Tikus Putih Jantan. Jurnal Matematika,
Sains dan Teknologi. 10 (1): 30-41.
KESIMPULAN DAN SARAN Robaire, B. 2008. The Challenges of
Assessing The Quality of Spermatozoa.
Hasil penelitian mengenai “Aktivitas Fertility and Sterility Vol. 89. Suplement
tanin daun beluntas terhadap konsentrasi 1, February.
spermatozoa tikus putih jantan” dapat Robinson, 2003. Kandungan Organik
disimpulkan sebagai berikut: 1).Tanin daun Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung
beluntas terbukti dapat menurukan konsentrasi Sadik, G. 2001. Antifertility Activity of
spermatozoa tikus putih jantan dengan waktu Pergularia daemia. Science 1(1):22-
pemberian selama 60 hari dan dibiarkan 24
selama 7 hari. 2).Pemberian tanin daun Shi YuLiang, et. Al. 2003. Ion-channels in
beluntas selama 60 hari dan dibiarkan selama Human Sperm Membrane and
7 hari merupakan pemberian yang efektif. Contraceptive Mechanisms of Male
Konsentrasi spermatozoa tikus putih jantan Antifertility Coumpounnds Derived from
dibiarkan selama 14 dan 21 hari akan kembali Chinese Traditional Medicine. Acta
kea r ah normal karena konnsetrasi pharmacol Sin. Jan:24(1):22-30
spermatozoa yang dihasilkan mendekati rata-

Aktivitas tanin daun beluntas terhadap konsentrasi spermatozoa Tikus putih jantan 19
Rr. Eko Susetyarini JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Susetyarini, E, 2003. Kadar Testosteron Pada Susetyarini, E dan Wahyuni, S, 2008.


Tikus Putih Jantan (Ratus norwegicus) Pengembangan Senyawa Aktif Daun
Yang Diberi Dekok Daun Beluntas. Beluntas untuk Kontrasepsi Per Oral
Laporan Penelitian. Lemlit UMM. Sebagai Upaya Pengembangan Bahan
Susetyarini, E, 2004. Jumlah Anakan Tikus Antif ertili tas. Laporan Penelitian.
Putih Betina(Ratus norwegicus) Yang Lemit. UMM
Dikawinkan Dengan Tikus Putih Jantan Soediro Soetarno, Kosasih, 2007. Abstrak
(Ratus norwegicus) Yang Diberi Dekok Teknologi Fertilisasi in Vitro dalam
Daun Beluntas. Laporan Penelitian. Upaya Meningkatkan Populasi ternak
Lemlit UMM. produksi Sel Oviduk dan serum Domba.
Susetyarini, E, 2005. Antispermatogenik (http://www.dikti org/p3m/abstrak HB/
Dekok Daun Beluntas Pada Tikus Putih Ringkasan Hb Doc). Diakses 17
jantan (Ratus norwegicus). Laporan Pebruari 2007.
Penelitian. Lemlit UMM. Setiawan, 1999. Atlas Tumbuhan Obat
Susetyarini, E. 2009a. Kadar Senyawa Aktif Indonesia. Trubus Agriwidya. Bogor.
Pada Simplisia dan Ekstrak Daun Steel, R.G.D and J.H. Torrie. 1990.
Beluntas (Pluchea indica). Jurnal Principles and Procedures of
Bioedukasi. VII(1). 14-22 Statistics: A Biometricl Approach. 2 nd
Susetyarini, E. 2009b. Karakteristik dan ed. Mc. Graw-Hill International Book
Kandungan Senyawa Aktif Daun Co. Singapore.
Beluntas (Pluchea indica). Jurnal Triono Soedoro, 2007. Riset Kesehatan
Berkala Penelitian Hayati. Edisi Dasar, Peluang dan Tantangannya.
Khusus 3A: 107-110. Makalah Seminar BSS. Unibraw
Susetyarini, E, 2010a. Uji Aktivitas Tanin Malang.
Daun Beluntas (Pluchea indica) Wahyuni, S dan Susetyarini, E. 2007.
Terhadap Potensi Fertilisasi Aktivitas Senyawa Aktif Daun Beluntas
Sper matozoa Tikus Putih Jantan. Sebagai Antispermatogenik. Laporan
Laporan Penelitian. Lemlit UMM. Penelitian. Lemlit. UMM
Susetyarini, E; Duran, C.R; Susilawati, T;
Amin, M, 2010b. Konsentrasi
Spermatozoa Tikus Putih Jantan yang
Diberi Senyawa Aktif Daun Beluntas
Berbagai Dosis Sebagai Sumber Belajar
Mata Kuliah Reproduksi Hewan.
Prosiding. Peran MIPA dalam
Pengembangan Teknologi dan
pendidikan Berkarakter menuju Bangsa
Mandiri), ISBN: 978-602-97895-1-5
Susetyarini, E, 2011a. Khasiat Beluntas
Sebagai Antifertilitas (Uji pre-
klinis). UMM Press. Malang
Susetyarini, E, 2011b. Aktivitas dan
Keamanan Senyawa Aktif Daun
Beluntas Sebagai Antifertilitas Serta
Pemanfaatannya Sebagai Buku
Antifertilitas. Disertasi. Pasca UM.
Malang

20 Maret 2013: 14 - 20

You might also like