Professional Documents
Culture Documents
36-Article Text-103-2-10-20180728 PDF
36-Article Text-103-2-10-20180728 PDF
LAPORAN KASUS
ISSN 2614-0276 | E-ISSN 2614-0284
ABSTRAK
Latar Belakang: Acquired Prothrombin Complex time (PT) dan activated partial thromboplastin time
Deficiency (APCD) adalah pendarahan akibat (APTT). CT sken menunjukkan perdarahan
kekurangan vitamin K. Manifestasi klinis berupa intraserebral multipel, subarakhnoid, dan subdural,
defisit neurologis fokal maupun global yang iskemia luas, dan fluid-fluid level. Pasien diterapi
berhubungan dengan perdarahan intraserebral dengan asam traneksamat, vitamin K, antikonvulsan,
spontan. dan dirujuk ke RS dengan fasilitas layanan bedah
Kasus: Bayi laki-laki 1 bulan mengalami penurunan saraf.
kesadaran, bangkitan, serta muntah sejak 1 hari Diskusi: Diagnosis APCD ditegakkan berdasarkan
sebelumnya. Riwayat injeksi vitamin K dan trauma pemanjangan protrombin dan perdarahan spontan
kepala disangkal. Bayi somnolen, pucat, ubun-ubun yang ditunjang oleh CT sken kepala.
menonjol, pupil anisokoria, dan ekstremitas spastik. Simpulan: Kasus APCD memiliki tingkat morbiditas
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan dan mortalitas yang tinggi sehingga profilaksis
trombositosis, pemanjangan partial thromboplastin vitamin K pada neonatus sangat penting.
ABSTRACT
• Bayi kecil (usia 1-6 bulan) yang sebelumnya simptomatis berupa transfusi PRC sesuai kadar
sehat, tiba-tiba tampak pucat, malas minum, hemoglobin awal, tatalaksana bangkitan, dan
lemah dan banyak tidur. terapi guna mengatasi peningkatan tekanan
• Minum ASI ekslusif. intrakranial.15,16 Terkadang tatalaksana konservatif
• Tidak mendapatkan vitamin K1 saat lahir. pada perdarahan intrakranial pada kasus APCD
• Bangkitan fokal. dibatasi oleh ukuran dan lokasi perdarahan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: intrakranial, sehingga tindakan operatif
• Pucat tanpa perdarahan yang nyata. diperlukan guna memberikan dekompresi dan
• Peningkatan tekanan intrakranial yang evakuasi perdarahan.2
ditandai dengan ubun-ubun besar yang
menonjol, penurunan kesadaran, dan papil Simpulan
edema. Diagnosis APCD ditegakkan melalui anamnesis,
• Defisit neurologis fokal berupa bangkitan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
fokal, hemiparesis, paresis nervus kranial. Anamnesis bertujuan untuk menggali faktor
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan: risiko seperti tidak diberikannya vitamin K
• Darah perifer lengkap menunjukkan kondisi pascakelahiran, konsumsi obat-obatan selama
anemia berat dengan jumlah trombosit kehamilan, pemberian ASI ekslusif, dan onset
normal. perdarahan yang terjadi. Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan PTT memanjang dan APTT bertujuan menilai keadaan umum, tingkat
dapat normal atau memanjang. kesadaran, dan memperkirakan lokasi perdarahan
• Pemeriksaan ultrasonografi atau CT sken pasien. Pemeriksaan laboratorium terhadap
kepala menunjukkan adanya perdarahan faktor koagulasi membuktikan adanya
intrakranial. pemanjangan PPT dan aPTT. Pemeriksaan CT-
Injeksi vitamin K dan asam traneksamat scan bertujuan untuk membuktikan adanya
diberikan guna menghentikan dan meminimalisir perdarahan intrakranial. Injeksi vitamin K,
perdarahan. Transfusi PRC diberikan untuk pemberian FFP, dan tindakan operatif merupakan
tatalaksana anemia pada pasien. Tatalaksana manajemen pasien APCD dengan perdarahan
simptomatik berupa pemberian oksigen, intrakranial. Profilaksis vitamin K pada semua
antikonvulsan, antibiotik, dan injeksi omeprazol. bayi baru lahir sangat penting guna menghindari
Pasien membutuhkan tindakan operatif guna APCD yang memiliki tingkat mortalitas yang
mengevakuasi perdarahan yang terjadi serta tinggi.
mengurangi tekanan intrakranial. Pasien dirujuk
ke rumah sakit lain yang memiliki spesialis Laporan penelitian ini diajukan dalam sesi ilmiah
bedah saraf akibat keterbatasan fasilitas. presentasi poster di The Bali Neurology Update 5th
Manajemen kasus APCD berupa pemberian yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter
vitamin K1 dengan dosis 1 mg intramuskular Spesialis Saraf Indonesia cabang Denpasar bekerja
sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas
selama 3 hari berturut-turut guna memperbaiki
Udayana dan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
defisiensi yang ada. Terapi penggantian faktor Denpasar tanggal 22-24 September 2017 di Denpasar,
pembekuan darah diperlukan dengan cara Bali.
memberikan fresh frozen plasma (10-15 mL/
KgBB) selama 3 hari berturut-turut. Manajemen
Daftar Rujukan
3. Kumala A. Perdarahan Subdural terkait Defisiensi
1. Pansatiankul B, Jitapunkul S. Risk factors of
Kompleks Protrombin Didapat [Internet].
acquired prothrombin complex deficiency
cdkjournal. 2016 [diakses 3 September 2017].
syndrome: a case-control study. J Med Assoc
Tersedia di:
Thai. 2008;91(Suppl3): 1-8.
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/articl
2. Dewi LP, Nurfitri E, Tiya Romli M. Good
e/download/73/
outcomes in operative management of acquired
4. Mihatsch W, Braegger C, Bronsky J, Campoy C,
protrombin complex deficiency: a serial case
Domellöf M, Fewtrell M et al. Prevention of
report. Paediatrica Indonesiana.2011;51(5):298-
Vitamin K Deficiency Bleeding in Newborn
302.