You are on page 1of 11
REKAYASA ULANG PROSES BISNIS (BUSINESS PROCESS REENGINEERING) UNTUK MENCAPAI SIMPLIFYING THE AIRLINES BUSINESS Oleh: M.N.Nasution *) *) Pusot Penelitian dan Pengembangan Perhubungon Udara JI, Merdeka Timur No. 5 Jakarta 10110 Telp. (021) 34832944 Fax. (021) 34832968 e-mail :litbang_udara@yahoo.co.id ABSTRACT Business Process Reengineering (BPR) is one of the efforts fo increase superiority compatative incisive. With BPR will simplified process of service possongers without decrease of comfortable and safety passangers, until operation cost can push down low. In airlines business this moment expand/develop simplifying the airlines business with to make use of electronic technology in passengers services, until can low cost in as much as great as possible and give passenger simplifying in use of air transport. Keyword: Reengineering, Business Process, Airline. PENDAHULUAN Latar Belakang Jasa penerbangan untuk angkuton penumpang dan barang bersifat unik yong mengutamakan kenyamanan dan keselamaten penerbangan bag! pemakal/pelanggan. Setelah kebijakan reloxisas! dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara jumlah peruschaan penerbangan bertambah sangat banyak yang mengakibatkan pasar persaingan perusahacn penerbangan berubsh dor! persaingan ollgopoli menjadi pasar persaingan bebes sehingga tingkat persaingan tidak dapat dihindarkan. Dengan tingkat persaingan yang makin ketat don tojam balk pasar demestik maupun internasional, maka setlap perusahaan penerbangan harus berupaya dengan berbagal cara agar perusahaan tetap eksis dan survive. Industri penerbongan saat ini sudah dan akan terus-menerus meningkatkan keunggulan kompetitif yaltu dengan meningkatkan efislens! pelayonan penumpang tanpa mengurang! kualitas pelayancn yaity kenyamanan dan keselamaton penumpang. Selama Int penumpang menginginkan kenyamanan balk sebelum dan selama penerbangan maupun setelah penerbangan dengan prosedur pelayanan yang simpel, mudah dan cepet. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kenyamanan penumpang dan sekaligus mengurang! blaya, perusahaan penerbangon harus menata vlang atay merekayasa ulang proses bisnisnya untuk memberikan berbagal pelayanan penumpang dengan prosedur pelayanan yang sesimpel mungkin, sekaligus meningkatkan kvolitas pelayanan, memudahkan perlalanan penumpang yang akhimya dapat mengurangl biaya pelayanan yang dikelvarkan peruschaon penerbangan. a3 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol 36 No.3, September 2010 Rumusan Masalch Dalam tulisan ini dikemukakan apa yang dimaksud dengan rekayasa ulang proses bisnis, bagaimana konsepnya, prinsip-prinsip dan tohapan yang harus dilokukan, bagaimona analisisnya, apa saja teknik-teknik manajemen yang digunakan dalam setlop tchapan rekayasa ulang proses bisnls pada perusahaan penerbangan. BAHAN DAN METODE Arti dan Tujuan Rekayasa Ulang Proses Bisnis (Business Process Reenginoering) Definis! rekayasa ulang proses bisnis adalah proses berfikir kemball (rethinking) dan proses perancangan kemball (redesign) secara mendasar (fundamental) untuk memperoleh perbaikan yong memuaskan atas performansi perusahaan yang mencakup cost, qualify, delivery, service, and speed dengan pengukuran yang teliti atau kontemporer. ‘Menurut Mangonelli dan Klein (1994 : 7): Reengineering is the ropid ond radical redesign of strategic, value-cdded business processes - ond the systems, policies and ‘organizational structures that support them — to optimize the wark flows and productivity in an organization. Dalam definis! rekayasa ulang Ini memuat empat kata kunci, yaitu :1.Process, yaltu serongkoian oktivites yang mengubch masukan menjadi keluaran. Terdapat tiga aktivitas dalam proses yaity : a. Value-adding activites —> aktivitas untuk menghasilkan nilal tambeh. b, Hond-off activities —> oktivitas yong memindchkan aliran kerja dengan melewatl hambatan-hambatan fungsional, departemental atau organisasional. ¢. Control activities —> aktivites yong tercipta untuk mengendallkan hond-offs activities. 2. Strategic and valve ‘added. Target utama rekayasa ulang proses bisnis adalah strateg! dan nilai tambah. Untuk memaksimumkan tingkat pengembalion investasi dalam rekayasa ulang, peruschaon mulal memfokuskan pada proses yang terpenting dalam perusahaan, yaltu tidak honya strateg! don nilai tambah tetapi keseluruhon sistem, kebijakon dan struktur organisosi yang mendukung proses. 3.Optimization of work flow ond productivity in organization, yoltu meningkatkan produktivitas, pangsa pasar, pendapatan, tingkat pengemballan Investas! dan aset. Rekayasa ulang proses bisnis dapat divkur dari pengurangan blaya per unit. 4. Ropid, radical and redesign. Rekayasa vlang horus diloksanakan secara cepat dan radikal serta meraneang kembali proses bisnis untuk menghilangkon aktivitas yang tidak perlu. Rekayasa ulang proses bisnis mencoba untuk memisahkan proses lama dengan proses boru tentang bagaimana kita mengorgonisasikan dan memperlakukan bisnls. Hal Int mencokup penggantian metode lama don mencarl metode baru untuk menyelesalkan suatu pekerjaan.Rekayosa ulang proses bisnls memaksa orang untuk berkonsentrasi pada proses tertentu yang sudch mopan, dan tidak mampu menghasilkan strateg! yang lebih Ivas lagl, sehingga harus diganti dengan transformasl. Transformas! meliputi 4R, yaltu reframing (pembingkaian kembali), restructuring (restrukturisas!), revitalising (revitalisas!) dan renewing {pembaharuon kemball). Terdapat duabelas khromosom (konsep) transformas! 4R tersebut peda organisasi yaitu : 1. Kemampuan mobilisasi, 2. Visl, 3. Sistem pengukuran target (Reframing), 4. Model ekonomi usaha, 5. Penataan infrastruktur, 6. Perbaikan cara kerja (Restructuring), 7. Fokus pemasaran, 8. Perluasan uscha, 9. Teknologi informosi (Revitalization), 10. Sistem imbal jasa, 11. Kebiosaan belajar individu, 12. Pengembangan organisasi (Renewel). Pada organisasi asa terdapat tiga dimensi yang harus diperbaik! yaitu dimensi tenaga kerja, proses kerja dan teknologi (human dimension, work process dimension dan ‘Jumal Penelitian Perhubungan Udara Vol 36 No.3, September 2010 284 technological dimension). Reengineering membantu perusahaan untuk ~mengatasol halangon/hambatan kerja secara slstematis yong terjadi pada saat pihak manajemen berusaha untuk memberikon kepuasan tertinggi pada pelanggan. Rekayaso ulong proses bisnis mencakup perancangan kembali proses bisnis untuk memperoleh keuntungan dor! potens! besar yang dimiliki peruschaan seperti komputer dan tekonologi informas. Tujvan rekayasa ulang proses bisnis adalah perbalkon proses untuk meningkatkan kepvasan total balk bagi pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Tujvan rekayasa ulang proses bisnis menurut Andrews dan Stalick (1994 : 8) adalah sebagai berikut :*Meningkatkon kemampuan organises! dalam menghasilkan barang atau jaso yang khusus serta mempertahankan produksi masal. *Meningkatkan kepuasan pelonggan ‘ates barang atau jasa sehingga pelanggan ckan memilih barang atau [asa peruschaan doripada peruschaan perscingan. *Membuat lebih mudah don menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis dengan perusahoon. *Memutuskan batasan orgonisasional, membawa pelonggan kepada saluran informasi melalui komunikasi, Joringan don teknologi komputer. *Mempercepat waktu respon kepada pelanggon, mengeleminasi kesalhan dan ketidakpuasan, serta mengurangi pengembangan barang tau jasa dalam wakty siklus pabrik. *Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari setlap pelanggan serto menetapkan harga “value-driven” untuk pelanggan tanpa mengurangi profitabilitas. *Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan individu dalam memberikan kontribusi pada peruschaon. *Memperbalki pembagian dan kegunaan pengetahuan organisas! sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang soja. Prinsip dan Tahapan Rekayasa Ulang Proses Bisnis Dengan memperhatikan karakteristik rekayasa ulang proses bisnis tersebut di atas, maka dalam melakukon rekayasa ulang proses bisnis harus berlandaskan pada beberapa prinsip rekayosa ulang proses bisnis, yang terdiri atas: 1. Mengorganisasikan hasil dari seluruh langkah dalam proses, bukan satu langkah sajo; 2. Orang yang mengusuikan disoin proses baru tersebut horus bisa melokukonnya dengon tepat; 3. Pekerjacn dalom memproses informasi diusahakan menjadi kerja nyata yang menghasilkan informasi akurat yang dibutuhkan; 4. Sumber-sumber produks! yang letoknya menyebar harus dibuat agar seolah-olh disentralisasikan; 5. Lebih menghubungkan aktivitas poralel daripada mengintegrasikan hasilnya; 6. Meletokkan titik keputusan di mana pekerjaan tersebut dilakukan, dan menentukan kontrol atas proses tersebut; 7. Menerima Informosi satu kall soja daripada menerima informasi berulang kell. Tohapan dasar dalam rekayasa viang proses bisnis terdiri atas 3 R, yoitu: 1. Rethink, Memikirkan kemball tujuan yang akan dicapal saat sekarang dengan asums! yang diperlukan untuk menentukan apakah fujvan tersebut masih bisa diunakon pada komitmen yang baru untuk memenuhi kepuasan pelanggan di waktu yang akan datang. 2. Redesign, Mencakup analisis tentang cara organisas! dalam memproduks! barang atau Jasa, bagaimana struktur kerjanya, siapa yang menyelesaikan suatu tugas tertentu dan apa hasil yang dicapal dari masing-masing prosedur tersebut. 3. Retoal, Mencakup evalvasi tentang keuntungen atau menfoat yang diperoleh dari teknologi mutakhir yang digunakan khususnya pada electronic word and data processing system untuk menentukan kemungkinan merubah teknologi tersebut agar kuolitas meningkat. Apabila peruschaan telch menentukan bahwa suatu proses tidak efektif dan efisien maka peruschaan harus merancang kemball proses baru dengan longkah-langkah sebagai 245 ‘Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol 36 No.3, September 2010 berikut: menentukan tujuan bisnis dan proses; menentukan proses mana yang akan dlubab/dlperbalkl, memahom! dan mengukur proses yang lame tersebut; menentoken tingkat informosi teknologi yong dibutuhkon; merancong don membuat suaty model mengenai proses yang baru. Menurut Manganelli dan Klein (1994: 30) metodologi rekayasa ulang proses bisnis meliputi lima tahap, yaitu : Persiapan. Tahap inl dimulai dengan pengembangan dori persetuluan bersama yang telah disepokat! oleh eksekutif pada terobosan tyluan dan sasaran, yang mewakill maksud untuk keberadacn organisasi serta proyek rekayasa ulang. Persiapan membentuk hubungan yang utama antara tujuan bisnis dan kinerja proses rekayasa ulang, dan mendefinisikan parameter proyek yang menyangkut jadwal, biayo, resiko dan perubahan organisosional. Pada tahap ini, tehnik —manajemen mengidentifikasikan: penetapan tuluan, fosilitasl, kelompok membangun, motivosi, monajemen perubahan, taksiran sendirl, taksiran lingkungan dan manajemen proyek. Identifikasi, Tahap ini mengembangkan model bisnls yang berorientas! pelanggan, mengidentifikos! proses strategi nilai tamboh, don peta orgonisasl, sumber daya dan volume untuk proses yang spesifik dan prioritas, serta merekomendasikan proses spesifik sebagai okibet target rekayosa ulang yang tertinggl. Teknik manajemen yang digunakon adalah model pelanggan, pengukuran kinerja don analisis waktu siklus, proses model, integral pemasok dan program kerja sama, analisis alur kerja, peta organisasional, analisis biaye berdosarkan kegiatan, manalemen perubahan dan fasilitasl. Visi Melihat peluang terobosan bisnis, cnalisis dan struktur sebagal visi dari perubchan radikal. Teknik: manajemen yang digunakan adalch : analisis alur kerja, onalisis proses nilai, benchmarking, manojemen perubchan, manajemen proyek dan fasilitas. Pemecahan tahap pemecchon inl dibag! dua, yoltu : Raneangan Teknis : tujvan tohap ini adalah untuk menetapkon dimens! teknis dari proses yang baru. Spesifikosi int akan menghasilkan deskrips! tentang teknologi, stondar prosedur, sistem dan kontrol bag! karyawan, perancangan Interaksi clemen sostal dan teknik, persiapan perencanaan untuk pengembangan, perolehan, fasilitas, pengulian, konversi dan penyebaran. Teknik manajemen yang digunckan adalch analisis olur kerja, informas! teknik mesin, pengukuran kerla, strategik otomatisasl, manajemen perubahan, manojemen proyek don foslitas, Rancangan Sosial tujvan tahap in! adalah untuk menetapkan dimensi sosial proses bisnis yang baru. Tahap ini menghasilkan gambaran tentang organisasi, staf, pekerjaon, jalur karlr, insentif bag! karyawan, perancangan interaksi elemen teknik dan sosial, don perenconaan awal untuk perekrutan, pendidikan dan pelatihan, organisasi ulang dan penyebaran ulang. Teknik manajemen yang digunakan ‘adalah kekvasaan karyawan, acvan kechlian, kelompok membangun, mengatur vlong ‘organisasional, dan peta organisasional, pekerjacn produksi, broadbanding, manajemen perubohan, manajemen proyek, fasilitas, penghorgaan keryawen don _insentif. Transformasi. Tahap ini bertujuan untuk mewujudkon vist proses rekayasa ulong. Tahap Ini ‘adalah tahap akhir untuk melakukan implementast pada perenconaan proses. Teknik manajemen yang digunakan adalah proses model, informasi teknik mesin, acuan keahilan, kelompok membangun, perbaikan ters menerus, pengukuran kinerja, manajemen perubahan, manajemen proyek dan fosilitas. Berikut adalah rangkuman dori dua puluh tujuh teknik manajemen yang digunakan dalam setiap tchap dari rekayosa ulang proses bisnis, seperti dikemukakan dalam Gambar 1. Utilization of Management Techniques in Ropid Process Engineering. ‘Gumnal Penelitian Perhubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 246, 5 4 ? 3 ‘Management Technique 2 i sis 3/8 af 512 i ai s 8 18 [os T._ Project Management x x xxx Tx 2._Change Monagement x x Xxx Tx 3. Faclitation = x x xXx xx 4. Goal Seeking x 5. Team Building x x [x 6. Motivation x 7. Customer Modelling x ‘8. Performance Measurement x x x 9. Cycle Time Analysis x | _ x TO-Process Modelling Xx C x 11 Process Value Analysis x x 12.Suplier Partner Programs x as 13.Workflow Analysis x x x 14,Organizational Mapping — X T5.Activity Cost Accounting x x T6.Benchmarking x 17.Visioning x 18.information Engineering x x 19.Strategic Avlomation X '20.Employee Empowerment x 21.Skill Matrices x_[x 22.Self-Managed Werk Teams x 23.Organizationol Resiructuring x 24 Broadbandin, x 25.Employee Rewors/Incentives x | 26.Orgonization i x 27 Technical (J17) Training x ‘Sumber : Raymond L. Manganeili dan Mark M. Klein (1994 : 42) Melakukan Business Process Reenginering (BPR) dan keberhesilannya 1. Bila Perusahaan Melakukan BPR Menurut Peppard dan Rowland {1995:40), saat yang tepat untuk memutuskan kapen melakukan BPR untuk orgonisasi, tergantung pada sejumiah faktor dan menggunakan framework yang dikembangkan oleh Nolan Norton and Company, seperti dikemukakan dalam Gambor 2 : BPR Business Need/Readiness Analysis Framework. 247 Jumal Penelitian Perfubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 High — Low Risk | Strike Zone ———> High Zone Quadrant I : Survival Quadrant tl : Launch * Launch C ompaign Now | * Launch BPR soon * Manage Risk * Invest in capability * Maximize Commitment Critical Zone Business peed | Quadrant ill : Reconsider ‘Quadrant IV : Advantage ‘Managed Zone * Focus on continuous | * Invent the new paradigm improvement ‘* Focus on business case © Launch owareness | * Leverage capabilities program tow tow —— > Readiness High ‘Sumber : Joe Peppard don Philip Rowland (1995 : 40). Keterangan : Kuadran! + Bertahan hidup (survival) ‘Mengindikasikan kritik untuk memperbaik! kinerja bisnis secepatnya. Kuadran il: Meluncurkan (launch) ‘Mengindikasikan kritlk untuk memperbaiki kinerja. Perusahaan akan mendapotkan keuntungan dart menginvestasikan untuk pengembangan kemampuan BPR don mengadakan usaha secepatnya. Kuadran Ill : Mempertimbangkan kemball (reconsider) ‘Mengindikasikan bohwa peruschaan sehat dan membutuhkan sedikit perboikan yong dramatls di masa yang okan datang. Sebagalan Perusahaan sebalknya mempertimbangkan kembali mengadakon BPR dan berfokus pada perbaikan yang kontinu. Kuadran IV: Keuntungan (advantage) Mengindikasikan bahwa meskipun tidak terdapat desakan untuk perbaikan yang dramatis, namun merupokan suatu keuntungan strategik untuk mengambil inislatif untuk melaksanakan BPR. Darl setiap kuadran tersebut di atas, ternyata bahwa BPR tetap diperlukan terutama pada kuadran Survival dan Launch. Faktor Kunci Keberhasilan Dalam BPR Hammer dan Champy (1995: 198) mengatakan bahwa kunc! keberhasilan dalam melokukan rekayasa ulong terletok pengetahuan dan kemampuan melaksonokonnya, bukan keberuntungan. Bila mengetchui aturan-aturannya dan menghindari berbuat ‘Jurmal Peneltian Perhubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 248 kesalohan, maka kemungkinan besar akan berhasil. Langkoh pertama menuju ke keberhasilan rekayasa ulang adalch mengenali kegagalan umum don belojar mencegohnya. 7 Untuk -mencapal keberhasilan dalam BPR, terdapat beberapa foktor kunci yaitu : vision, skills, incentives, recuorces don action plan. 1, Vision. Visi adalah gambaran tentang apa yang dikehendaki yang menyangkut : ‘orang, produk, pelayanan, proses, fesilitas, kultur don pelanggan. Setlap orang dalam ‘organisasi harus mampu mengerti, memahami, menjiwal dan menggambarkan visi tersebut sehingga semua tindaken dan keputusan selalu membawa peruschaan mokin dekat pada visi yang telah ditentukan. Kegitan-kegiatan yang menyangkut visi antara lain : *Menentukan strategi yang tepat, *Menjelaskan alasan mengapa dilokukan BPR, *Mengembangkan suatu cita-cita masa depan yang dipahami semua orang *Menentukan target yang harus dicapal, *Menjelaskan hubungan antara usaha BPR dengan usaha yong sudch dilakukan, *Membuat peta perubchan-perubahon sampai pada tahap akhir. 2. Skill, Ketrampilan baik ketrampilan hubungan interpersonal maupun ketrampilan teknis diperlukan ager karyawan mampu meloksonaken tugas-tugas dalam proses baru. Aktivitas yang dilakukan dalam peningkatan ketrampilan antara lain : *Mendidik pimpinan puncak mengenoi konsep dan implikasi BPR, *Menginventarisas! tipe kepemimpinan yang dibutuhkan untuk melakukan proses baru, *Berfikir [vas masa depan, *Mengubah desain dan mengembangkan hal-hal dari var ke dalam peruschaan, *Memperoleh dukungan sarikat pekerja, *Mengelola perbedaan atau konflik secara baik dan konstruktif. 3. Incentives. Apabila karyawan dapat memahami dan merasakan perubahan secora drastls_ membawa perbaikan bagi karyawan, maka mereka dapot melokukan perubahan secara lebih baik. Beberapa hal yang menyangkut Insentif antara lain + *Perubchan harus dipimpin, disosialisasi dan dibvat target tertentu oleh pimpinon Perusahaan, *Tim manajemen bertanggung jawab atas keberhasilannya, *Hilongkan rosa ketakutan, *Memberi penghorgaan dan pengokvon atas keberhasilan dan Prestasi karyawon, *Perubahan sikap dan budaya dengan sistem dan suri tavladon dari pimpinan perusahaan. 4. Recources. Beberapa hal dan aktivitas dalam pengalokasian sumber daya ontara lain: “*Komitmen mangjemen puncak untuk melaksanakan perubchan, *Paling sedikit 25% dari waktu manajemen puncak meloksanakan perubahan, *Mengadaken pelotihan dan bimbingan dalam —melaksanakan —perubahan, *Melakukan benchmarking, *Memanfaatkan sumber daya seefektif dan efisien mungkin. 5. Action plan. Action plan adalah perencanaan dari serangkalan aktivitas, penonggung jawab dan jadwal waktu serta target yang terinci ‘Simplifying in the Airlines Business Penyederhanaan proses atau prosedur pelayanan penumpang dalam peruschaan Penerbangan merupakan tuntutan yang sangat penting untuk menekan blaya tanpa ‘mengurangl kenyamanan don keselamaton penumpang dalom mengguncken [os angkutan der. Hal tersebut untuk dapat meningkatkan keunggulon kompetatit dan menjamin kelangsungan hidup perusohaan. Konsep penyederhanaon proses _bisnis_penerbangan disingkat S18 yang dikemukakon oleh Direktur Jenderal Asosias! perusahaan penerbangan international (IATA) dalam pertemuan JATA akhir Mel 2005 yong baru lalu. Langkah Ini juga dilakukan untuk wa ‘Jurnal Penelitian Perkubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 meningkatkan kualitas pelayonan, termasuk di antaranya untuk mengurangi beban kenaikon bahan bokar minyak. IATA mentargetkan penyederhonaan proses operasi pada ‘okhir tohun 2005 akan menghemat pengeluaran biaya hingga US$ 1,7 milyar dari airlines seluruh dunia. S1B dilokukan ontara lain dengan penjualan tiket secara elektronik (e-ticketing), penanganan penumpang secora elektronik (e-boarding), manajemen bagas! dengan menggunokan radio frequency baggage identification (RFID), operas! pengiriman barang secara elektronik (e-freigh!) dan penyederhanaan rute penerbangan. Keseluruhan S18 tersebut tanpa menggunokon kertas sehingga dapat menghemat blaya kertas secara keseluruhan dalam jumiah besor. E-ticketing merupokan prioritas utama dalam penerapan S18 yang akan memberi kemudahan bagi penumpang di mana penumpang dapat membeli tiket secara mudah don cepet. Dengan menggunakan fasilitas e-ficketing diperkirokon akan menghemat hingga US$1 milyar karena akan menghemat pengguncan kertas paling tidak 300 juta tiket yang tidak perlu dicetok. Selain itu, antrian pembellan tiket akan sangat berkurang dan member! kemudohan bag! penumpong, di mana akan menghemat pengelvaran penumpang hingga US$ 2.5 per penumpang. Keuntungan dan penghematen yang sama juga diperoleh jika e-boording dioperasikan. Pemerikscan tiket dan penentuan tempat duduk penumpang menggunakan kode bar (bor code) yang ada di tiket. Dengan metode yang sama pemeriksaan paspor juga bisa dilakukan secara elektronlk. Bahkon, penumpang bisa mencetak tiket penumpang dl rumah sehingga tidak perlu mengantri di bandor udara. Cara inl okan menghemat penggunaan kertas hingga 60 % dan penghematan Investasi peralatan sekitar 40%. Paling tidak terladi penghematan sekitar US $ 3.5 setiap kali check in karena pengurangan fasilitas terminal di bandar dara, tenaga kerja dan sistem. ‘Manajemen bagasi akon makin balk dengan menggunakan RFID yang akon menghemat hingga US $ 70 juta. Cora ini akan mengurangi kemungkinan kehilangan bagas!, keterlambaton dan kesolahon penanganan bagosi serta meningkatkan keomanan bagast. Deri penelitian 1ATA jumlah bagasi bergerak mencapal 1.5 milyar per tahun di seluruh dunia. Proses penanganan kargo sejak awal sampal okhir selalu membutuhkan kertas. Rato-rata satu kargo membutuhkan 25 dokumen yang diperkirakan membutuhken blaya US $ 30 untuk satu pengiriman. IATA sudch memunculkan Paperless Environment Project yong akon diterapkan pada tahun 2010. Proktek-proktek penghematan tersebut di atos sebenamya ckan menjadi tulong punggung industri penerbangan yang menerapkan Industri dengan blaya rendah. Konsep Ini Jauh berbeda dengan konsep penerbangan dengon tiket murah yang mengurangi tingkat kenyamanan dan keselomatan penumpang. Kita patut merosa bangga temyata bohwa Infrastruktur Garuda Indonesia sudah okan siap melayani pembelian tiket secara elektronik pada awal tohun 2006. Saat Int Garuda sedang mensosialisasikan kepada semua pihak termasuk penumpang agar sistem e-ticketing dapot dipcham! dan dilaksonakan dengan balk. Pada bulan Juni 2005 baru- baru ini Garuda akon bekerlasama dengan Lufthonsa system untuk memperbaik! fasilitas teknolog! informasi agar slop menyongsong e-licketing yong hanya menggunakan selembar kertas soja. ‘Apabilo pola StB ini berhosil akan menguntungkan balk bag! airlines maypun bagi penumpang yang okan meningkatkan keungguian kompetatif peruschoon. Walaupun fetiap keberhasilan kita wojlb bersyukur, namun kite tidak boleh berpuos dir dan kita “Gumal Penelitian Perkubungan Udara VoL36 No.3, September 2010 250 secara terus-menerus tanpa henti harus senantioso melakukan perbaikan untuk menekan biaya lebih rendah lagi don sekaligus meningkatkan kualites pelayonan sehingga penumpang/pelanggan senantiasa merasa puas atas jasa yang diberikan. KESIMPULAN 1. Rekayasa ulang proses bisnis merupakan saloh satu pendekatan untuk meningkatkan keunggulan kompetatif di tengah persaingan yang makin ketat. 2. Tujuan rekayasa ulong proses bisnls adalah perbaikan proses atau prosedur pelayanan untuk meningkatkan kepuason total penumpang dengan menyederhanakan proses dan menyenangkan penumpang. 3. Tahapan dasar rekayasa ulang proses bisnis adalah rethink, redesign dan retool yang meliputi; atas tchapan persiapan, identifikasi, visi, pemecahan dan transformasi dengan menggunckan dua pulvh tujuh teknik manajemen, 4. Untuk mencapai keberhasilan dalam rekayasa ulang proses bisnis ada lima faktor kuncl yoitu : vision, skill, incentives, cecources dan action plan. 5. Dewasa int sedang dikembangkan simplifying the cirlines business(S18) dengan menggunakan teknologi elektronik, yaitu e-fticketing, e-boarding, radio baggage identification, e-freight dan penyederhanaan rute penerbangan. 6. Dengan menerapkan StB tersebut maka proses pelayanan penumpong menjadi semudah mungkin yang berarti kualitas pelayanan makin meningkat dan blaya operasi airlines dopat ditekan serendah mungkin karena menghemat blaya kertas dalam jumiah besar. DAFTAR PUSTAKA Andrews, Dorine C., dan Stalick, Susan K. (1994). Business reengineering: The survival guide. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Bounds, G. (1994). Beyond total quality management toward the emeging paradigma. New York: Me. Graw Hill, Inc. Goetsch, D.L. and Davis $ (1994). Introduction fo total quality. Englewood Cliffs, Nu: Prentice Hall tnternal, Ine. Hammer, V and Chompy V (1993). The promise of reengineering. Fortune, May 3, pp 94-97. Hommer, Michael, dan Champy, Jomes (1995). Rekayasa vlang perusahaon: Sebuch manifesto bagi resolus! bisnis. (allh bahasa: Marcus Prihminto Widodo), Jakarta: Gramedia. ‘Manganelll, Raymond L, dan Klein, Mark M. (1994). The reengineering handbook: A step- by-step guide to busniess transformation. United States of America: American ‘Monagement Association (AMACOM). Nasution, M.N (2004). Manajemen mutu ferpody, cetokan ke figo. Jakarta : PT Ghalia Indonesia. Peppard, Joe dan Rowland, Philip (1995). The essence of business process reengineering, Hertfordshire. UK: Prentice Hall International (UK) Limited. Ross, J.E. (1994). Total quality management. London: Kogan Page, Limited. 2351 Jurnal Penelitian Perfiubungan Udara Vol 36 No.3, September 2010 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasth dengan diterbitkannya penullsan ini dalam Warta Ardhia Jumal Penelition Perhubungan Udara dan Para Penelit! di Lingkungan Pusat Litbang Perhubungan Udara, BIODATA PENULIS *) MNNasution, Program Magister Manalemen Transportasi, APU Bidang Transportas! Udara Perguruan Tingg! Swasta. Alamat Kantor: JI. Merdeka Timur No. 5, Jakarta Pusat. ‘Gurnal Ceneltion Perhubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 252

You might also like