You are on page 1of 3

PUTRI MANDALIKA

Name : Fatun Latifaa Lutfiah


Class : X MIPA 5

Folklore from West Nusa Tenggara

ONCE upon a time, there was a kingdom in Lombok. The king had a very beautiful daughter. Her name
was Princess Mandalika. She was very beautiful; many young men fell in love with her.

Princes from all over the place wanted to marry her. One by one, they came to propose her. Princess
Mandalika was a kind girl. She hated to make people sad. So, when those princes came to propose her to
be their wives, she was very confused. She could not decide, and she also did not want to make them sad.

The king then held a competition at the Seger Kuta beach, Lombok. He asked all the princes to take part
in an archery competition. The rule was simple: whoever shot the target perfectly, he could be the
husband of his beautiful daughter.

One by one, all participants tried their best. They all wanted to be the winners. After several times, there
was no winner. All the participants were great. Those prices were great at archery.
Because there was no one a winner, then they started to argue. They claimed to be the best. The argument
was getting hotter and hotter. Finally, they all were fighting. Soon, the fighting was bigger. It was like a
war, because all princes brought their soldiers in the archery competition.

Princess Mandalika was really worried. She did not want the war to get bigger and hurt many people.
Finally, she had an idea.

"Everybody, listen up! I know you all love me and want me to be your wife. But I can't be all your wives.
I don't want you to fight because of me. And I don't want you to be sad either. I want you all to have me,
but not as your wives. I want to be someone that everybody can have. I want to be useful for you. I want
to be nyale that you all can enjoy together," said Princess Mandalika.

The king and all other people on the beach did not understand what she meant. The king then came to her.
But before he came closer to his daughter, Princess Mandalika jumped to the sea. She was disappeared in
the big waves.

It was chaos on the beach. People were screaming. All the princes tried to swim to find the princess. But
no one dared to jump in the sea, the waves were too high.

After several hours trying to search the princess, suddenly they found a lot of sea worms on the beach.
The king then realized that his daughter had returned as sea worms. Later he named the worms as nyale.

Until now, people in Lombok always try to catch nyale. Nyale is very delicious and that is why more and
more people come to Lombok to catch it. However, they cannot catch it anytime they want. They can only
find it once a year, in February or March. The tradition to catch the sea worms is called Bau Nyale. ***

Terjemahan :
Cerita rakyat dari Nusa Tenggara Barat

Dahulu kala, ada sebuah kerajaan di Lombok. Raja memiliki anak perempuan yang sangat cantik.
Namanya adalah Putri Mandalika. Dia sangat cantik; banyak pria muda jatuh cinta padanya.

Pangeran dari semua tempat ingin menikahinya. Satu per satu, mereka datang untuk melamarnya. Putri
Mandalika adalah gadis yang baik. Dia benci membuat orang sedih. Jadi, ketika para pangeran itu datang
untuk melamarnya menjadi istri mereka, dia sangat bingung. Dia tidak bisa memutuskan, dan dia juga
tidak ingin membuat mereka sedih.

Sang raja kemudian mengadakan kompetisi di pantai Seger Kuta, Lombok. Dia meminta semua pangeran
untuk mengambil bagian dalam kompetisi memanah. Aturannya sederhana: siapa pun yang menembak
sasaran dengan sempurna, ia bisa menjadi suami dari putrinya yang cantik.

Satu per satu, semua peserta mencoba yang terbaik. Mereka semua ingin menjadi pemenang. Setelah
beberapa kali, tidak ada pemenang. Semua peserta hebat. Harga itu bagus untuk memanah.
Karena tidak ada seorang pun yang menjadi pemenang, maka mereka mulai berdebat. Mereka mengaku
sebagai yang terbaik. Argumen itu semakin panas. Akhirnya, mereka semua berkelahi. Segera,
pertempuran lebih besar. Itu seperti perang, karena semua pangeran membawa prajurit mereka dalam
kompetisi memanah.

Putri Mandalika benar-benar khawatir. Dia tidak ingin perang menjadi lebih besar dan melukai banyak
orang. Akhirnya, dia punya ide.

"Semua orang, dengarkan! Aku tahu kalian semua mencintaiku dan ingin aku menjadi istrimu. Tapi aku
tidak bisa menjadi istrimu. Aku tidak ingin kau bertarung karena aku. Dan aku tidak ingin kau bersedih
juga. Aku ingin kalian semua memiliki aku, tetapi tidak sebagai istrimu. Aku ingin menjadi seseorang
yang dimiliki semua orang. Aku ingin berguna untukmu. Aku ingin menjadi nyale yang kalian semua bisa
nikmati bersama, "kata Putri Mandalika.

Raja dan semua orang di pantai tidak mengerti apa yang dia maksudkan. Raja kemudian mendatanginya.
Tetapi sebelum dia mendekati putrinya, Puteri Mandalika melompat ke laut. Dia menghilang dalam
gelombang besar.

Itu kekacauan di pantai. Orang-orang berteriak. Semua pangeran mencoba berenang untuk menemukan
sang putri. Tapi tidak ada yang berani melompat di laut, ombaknya terlalu tinggi.

Setelah beberapa jam berusaha mencari sang putri, tiba-tiba mereka menemukan banyak cacing laut di
pantai. Raja kemudian menyadari bahwa putrinya telah kembali sebagai cacing laut. Belakangan dia
menamakan cacing itu sebagai nyale.

Sampai sekarang, orang-orang di Lombok selalu berusaha menangkap nyale. Nyale sangat lezat dan
itulah sebabnya semakin banyak orang datang ke Lombok untuk menangkapnya. Namun, mereka tidak
dapat menangkapnya kapan saja mereka mau. Mereka hanya dapat menemukannya setahun sekali, pada
bulan Februari atau Maret. Tradisi menangkap cacing laut disebut Bau Nyale. ***

LEGACY :
BUKTI PENINGGALAN

You might also like