Professional Documents
Culture Documents
11a - Menjalin Mitra Dengan Kalangan Bisnis PDF
11a - Menjalin Mitra Dengan Kalangan Bisnis PDF
θωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψ
υιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδ
φγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζ
Menjalin
Mitra
Dengan
Kalangan
Bisnis
ξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµ
Seri
Artikel
E‐Government
θωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψ
Richardus
Eko
Indrajit
υιοπασδφγηϕκτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβν
µθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτ
ψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπα
σδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκ
λζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβ
νµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτ
ψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπα
σδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκ
λζξχϖβνµρτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθ
ωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυι
οπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγ
ηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξ
χϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθ
ωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυι
οπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγ
ηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξ
χϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθ
Seri
Artikel
E‐Government
©
Richardus
Eko
Indrajit,
2002
MENENTUKAN
PRIORITAS
PORTOFOLIO
PROYEK
E‐GOVERNMENT1
Sudah
bukan
menjadi
rahasia
lagi
bahwa
untuk
dapat
sukses
mengimplementasikan
konsep
e‐Governement,
pemerintah
harus
menjalin
kemitraan
strategis
dengan
sektor
swasta,
dalam
hal
ini
kalangan
bisnis
di
beragam
industri.
Sebelum
menentukan
bagaimana
format
“win‐win”
yang
dapat
dijalin
antara
dua
lembaga
yang
sangat
berbeda
tersebut,
ada
baiknya
dikaji
terlebih
dahulu
hal‐hal
apa
saja
di
dalam
pemerintahan
(e‐Government)
yang
dapat
menjadi
entiti
pemicu
terjalinnya
hubungan
kerja
sama
tersebut.
Untuk
memahami
hal
tersebut,
kerangka
arsitektur
yang
paling
sering
dipergunakan
adalah
seperti
yang
diilustrasikan
sebagai
berikut.
Sumber:
GSA
Office
of
Government
Wide
Policy
Dalam
kerangka
tersebut
terlihat
paling
tidak
ada
3
(tiga)
peluang
bisnis
yang
dapat
menjadi
pemicu
terjalinnya
hubungan
antara
pemerintah
dengan
sektor
swasta,
yang
berkaitan
dengan
tugas
dan
peranan
pemerintah
dalam
sebuah
negara.
1
Merupakan
bagian
dari
sejumlah
artikel
yang
telah
dipublikasikan
dalam
buku
“Electronic
Government:
Strategi
Pembangunan
dan
Pengembangan
Sistem
Pelayanan
Publik
berbasis
Teknologi
Digital”,
karangan
Richardus
Eko
Indrajit,
terbitan
Penerbit
ANDI
Yogyakarta
tahun
2002.
indrajit@post.harvard.edu
2
Seri
Artikel
E‐Government
©
Richardus
Eko
Indrajit,
2002
Policy
Making
Peluang
kerja
sama
pertama
yang
dapat
dimanfaatkan
berasal
dari
peranan
pemerintah
sebagai
sebuah
lembaga
yang
bertugas
membuat
dan
menyusun
berbagai
kebijakaan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
negara.
Dalam
usahanya
menghasilkan
beragam
produk
kebijakan
yang
hampir
menguasai
seluruh
aspek
kehidupan
ini
(ideologi,
politik,
ekonomi,
sosial,
budaya,
pertahanan,
keamanan,
agama,
dan
lain
sebagainya),
tentu
saja
pemerintah
memerlukan
berbagai
masukan
dari
sejumlah
pihak,
terutama
yang
berkaitan
dengan
pengumpulan
data
dan
informasi
akurat
yang
akan
dipergunakan
sebagai
dasar
dalam
pengambilan
keputusan.
Data
maupun
informasi
yang
diperlukan
tersebut
tidak
hanya
yang
berasal
dari
lembaga
pemerintahan
semata,
namun
hampir
sebagian
besar
berasal
dari
sektor
swasta.
Dari
sini
dapat
terlihat
bahwa
tanpa
adanya
bantuan
dan
campur
tangan
dari
pihak
swasta
sebagai
pemiliki
data
dan
informasi
yang
relevan
bagi
pemerintah,
akan
mustahil
proses
penyusunan
kebijakan
dapat
dilakukan
secara
efektif
dan
berkualitas.
Berbagai
hal
yang
berkaitan
dengan
manajemen
konsolidasi
data
dan
informasi
dari
beragam
industri
swasta
yang
ada
di
sebuah
negara
(sesuai
dengan
konsep
information
value
chain)
merupakan
sebuah
lahan
bisnis
tersendiri
yang
dapat
digarap
oleh
pemerintah
dan
mitranya
dari
kalangan
swasta,
dengan
tujuan
akhir
membantu
terciptanya
proses
penyusunan
kebijaksanaan
yang
berbobot.
Program
Administration
Peranan
pemerintah
selanjutnya
adalah
sebagai
administrator
publik,
karena
jelas
dalam
proses
penyelenggaraan
negara,
diperlukan
aktivitas
administrasi
yang
sangat
intens,
dengan
frekuensi
dan
volume
transaksi
yang
sangat
tinggi.
Mungkin
jika
dikaji
lebih
mendalam,
terdapat
ratusan
bahkan
ribuan
prosedur
administrasi
yang
harus
dilakukan
oleh
pemerintah
dari
hari
ke
hari,
mulai
dari
yang
sederhana
seperti
mengeluarkan
surat
akte
kelahiran
sampai
dengan
yang
cukup
kompleks
seperti
mempertimbangkan
permohonan
kredit
usaha
kecil
dan
menengah
pada
bank
milik
pemerintah.
Jelas
terlihat
di
sini
bahwa
beban
administrasi
yang
sedemikian
tinggi
merupakan
permasalahan
besar
pemerintah
yang
harus
segera
diselesaikan,
karena
jika
tidak,
kinerjanya
dari
hari
ke
hari
akan
semakin
lambat
dan
mahal.
Sektor
swasta
memiliki
kemampuan
untuk
mengurangi
beban
pemerintah
ini
dengan
cara
mengambil
kesempatan
pengalihdayaan
(outsourcing)
beberapa
business
process
yang
berhubungan
dengan
aktivitas
administrasi
yang
banyak
tersebut.
Dapat
dibayangkan
seberapa
besar
potensi
bisnis
yang
dapat
dikembangkan
oleh
kalangan
swasta
sehubungan
dengan
besarnya
beban
administrasi
yang
selama
ini
ditanggung
sendiri
oleh
pemerintah.
Compliance
Aspek
ketiga
yang
juga
berpeluang
untuk
memicu
kerja
sama
antara
pemerintah
dengan
kalangan
bisnis
berasal
dari
peranan
pemerintah
sebagai
pihak
yang
selalu
memonitor
berbagai
sisi
kehidupan
bermasyarakat
agar
seluruh
entiti
negara
yang
ada
benar‐benar
berperilaku
sesuai
dengan
aturan
permainan
yang
telah
disusun
indrajit@post.harvard.edu
3
Seri
Artikel
E‐Government
©
Richardus
Eko
Indrajit,
2002
‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐
indrajit@post.harvard.edu
4
Seri
Artikel
E‐Government
©
Richardus
Eko
Indrajit,
2002
Richardus
Eko
Indrajit,
guru
besar
ilmu
komputer
ABFI
Institute
Perbanas,
dilahirkan
di
Jakarta
pada
tanggal
24
Januari
1969.
Menyelesaikan
studi
program
Sarjana
Teknik
Komputer
dari
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
(ITS)
Surabaya
dengan
predikat
Cum
Laude,
sebelum
akhirnya
menerima
bea
siswa
dari
Konsorsium
Production
Sharing
Pertamina
untuk
melanjutkan
studi
di
Amerika
Serikat,
dimana
yang
bersangkutan
berhasil
mendapatkan
gelar
Master
of
Science
di
bidang
Applied
Computer
Science
dari
Harvard
University
(Massachusetts,
USA)
dengan
fokus
studi
di
bidang
artificial
intelligence.
Adapun
gelar
Doctor
of
Business
Administration
diperolehnya
dari
University
of
the
City
of
Manyla
(Intramuros,
Phillipines)
dengan
disertasi
di
bidang
Manajemen
Sistem
Informasi
Rumah
Sakit.
Gelar
akademis
lain
yang
berhasil
diraihnya
adalah
Master
of
Business
Administration
dari
Leicester
University
(Leicester
City,
UK),
Master
of
Arts
dari
the
London
School
of
Public
Relations
(Jakarta,
Indonesia)
dan
Master
of
Philosophy
dari
Maastricht
School
of
Management
(Maastricht,
the
Netherlands).
Selain
itu,
aktif
pula
berpartisipasi
dalam
berbagai
program
akademis
maupun
sertifikasi
di
sejumlah
perguruan
tinggi
terkemuka
dunia,
seperti:
Massachusetts
Institute
of
Technology
(MIT),
Stanford
University,
Boston
University,
George
Washington
University,
Carnegie‐Mellon
University,
Curtin
University
of
Technology,
Monash
University,
Edith‐Cowan
University,
dan
Cambridge
University.
Saat
ini
menjabat
sebagai
Ketua
Umum
Asosiasi
Perguruan
Tinggi
Informatika
dan
Komputer
(APTIKOM)
se‐Indonesia
dan
Chairman
dari
International
Association
of
Software
Architect
(IASA)
untuk
Indonesian
Chapter.
Selain
di
bidang
akademik,
karir
profesionalnya
sebagai
konsultan
sistem
dan
teknologi
informasi
diawali
dari
Price
Waterhouse
Indonesia,
yang
diikuti
dengan
berperan
aktif
sebagai
konsultan
senior
maupun
manajemen
pada
sejumlah
perusahaan
terkemuka
di
tanah
air,
antara
lain:
Renaissance
Indonesia,
Prosys
Bangun
Nusantara,
Plasmedia,
the
Prime
Consulting,
the
Jakarta
Consulting
Group,
Soedarpo
Informatika
Group,
dan
IndoConsult
Utama.
Selama
kurang
lebih
15
tahun
berkiprah
di
sektor
swasta,
terlibat
langsung
dalam
berbagai
proyek
di
beragam
industri,
seperti:
bank
dan
keuangan,
kesehatan,
manufaktur,
retail
dan
distribusi,
transportasi,
media,
infrastruktur,
pendidikan,
telekomunikasi,
pariwisata,
dan
jasa‐jasa
lainnya.
Sementara
itu,
aktif
pula
membantu
pemerintah
dalam
sejumlah
penugasan.
Dimulai
dari
penunjukan
sebagai
Widya
Iswara
Lembaga
Ketahanan
Nasional
(Lemhannas),
yang
diikuti
dengan
beeperan
sebagai
Staf
Khusus
Bidang
Teknologi
Informasi
Sekretaris
Jendral
Badan
Pemeriksa
Keuangan
(BPK),
Staf
Khusus
Balitbang
Departemen
Komunikasi
dan
Informatika,
Staf
Khusus
Bidang
Teknologi
Informasi
Badan
Narkotika
Nasional,
dan
Konsultan
Ahli
Direktorat
Teknologi
Informasi
dan
Unit
Khusus
Manajemen
Informasi
Bank
Indonesia.
Saat
ini
ditunjuk
oleh
pemerintah
Republik
Indonesia
untuk
menakhodai
institusi
pengawas
internet
Indonesia
ID‐SIRTII
(Indonesia
Security
Incident
Response
Team
on
Internet
Infrastructure).
Seluruh
pengalaman
yang
diperolehnya
selama
aktif
mengajar
sebagai
akademisi,
terlibat
di
dunia
swasta,
dan
menjalani
tugas
pemerintahan
dituliskan
dalam
sejumlah
publikasi.
Hingga
menjelang
akhir
tahun
2008,
telah
lebih
dari
25
buku
hasil
karyanya
yang
telah
diterbitkan
secara
nasional
dan
menjadi
referensi
berbagai
institusi
pendidikan,
sektor
swasta,
dan
badan
pemerintahan
di
Indonesia
–
diluar
beragam
artikel
dan
jurnal
ilmiah
yang
telah
ditulis
untuk
komunitas
nasional,
regional,
dan
internasional.
Seluruh
karyanya
ini
dapat
dengan
mudah
diperoleh
melalui
situs
pribadi
http://www.eko‐indrajit.com
atau
http://www.eko‐
indrajit.info.
Sehari‐hari
dapat
dihubungi
melalui
nomor
telepon
0818‐925‐926
atau
email
indrajit@post.harvard.edu.
indrajit@post.harvard.edu 5