You are on page 1of 14

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, 127-140

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI)


When Fintech Meets Accounting: Opportunity and Risk
ISBN 978-602-17225-7-2. http://fkbi.akuntansi.upi.edu/

Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor


Tidak Independen
Nikita Fauzia Tarigan1, Sulhani2
1,2
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia
nikitafzh@gmail.com1, sulhani@tazkia.ac.id2

Abstract.The aim of this research is to compare the quality of financial statements audited by independent auditors
and the quality of financial statements audited by non- independent auditors. The quality of the financial statements
refer to faithfulness representation by using discretionary accrual value and the tendency of financial statement
manipulation (M-Score). The sample of this research is agriculture and Insfrastructure company listed in
Indonesian Stock Exchange (BEI) during period 2012-2015. The research is analyzed by using independent sample
t - test. The results of this study found that in earnings management practice, there is a singinficant difference
between financial statement audited by independent auditors and financial statements audited by non-independent
auditors. Whereas in the practice of manipulation of financial statements, there is no significant difference between
the financial statements audited by independent auditors and financial statements audited by independent auditors.
The implication of this research is the stakeholder should make deeper analysis related to independency auditor
becasue this will influence the quality of information in the financial statement.

Keywords : Earnings Management; Independency; manipulation of financial statement; Quality of Financial


Statement

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
independen dan kualitas laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tidak independen. Kualitas laporan keungan
yang di pakai adalah faithfulness representation dengan menggunakan nilai discretionary accrual dan
kecenderungan manipulasi laporan keuangan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan dalam sektor pertanian
dan sektor infrastruktur yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012–2015. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda independent sample t-test. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
dalam praktik manajemen laba, terdapat perbedaan signifikan antara laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
independen dengan laporan keuangan yang diaudit oleh uditor tidak independen.Sedangkan dalam praktik
manipulasi laporan keuangan, tidak terdapat perbedaan antara laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
independen dengan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tidak independen. Implikasi dari penelitian ini
adalah pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis lebih dalam terhadap informasi laporan keuangan
yang diaudit oleh auditor tidak independen independen karena hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas informas
laporan keuangan.

Kata Kunci: Independensi; Kualitas Laporan Keuangan; Manipulasi Laporan Keuangan; Manajemen Laba

Corresponding author. nikitafzh@gmail.com, sulhani@tazkia.ac.id


Copyright©2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi Akuntansi Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

127| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen

PENDAHULUAN penelitian McEnroe (2007) yang menyatakan


Independensi auditor masih dianggap bahwa kepercayaan pengguna laporan
sebagai faktor penting dalam menentukan keuangan semakin berkurang dikarenakan
kualitas laporan keuangan perusahaan. banyaknya auditor yang tidak independen.
Menurut Law (2008) laporan keuangan hanya Auditor yang tidak independen sering kali
bermanfaat jika berisi informasi yang dapat mengalami desakan dari manajemen untuk
dipercaya dan diaudit oleh auditor independen. melakukan manajemen laba dan manipulasi
Hal ini dikarenakan auditor yang independen laporan keuangan lainnya bagi perusahaan
dianggap mampu membuat keputusan yang (Okolie, 2014). Hal ini dikarenakan
independen pula meskipun mereka manajemen selalu berusaha menghindari
ditempatkan pada posisi yang membahayakan pelaporan keuangan yang menunjukkan
auditor itu sendiri (Irmawan et al 2013). penurunan kinerja yang terlalu ekstrem
Sehingga kualitas laporan keuangan dapat (Wasiuzzaman et al, 2015).
meningkat jika laporan keuangan tersebut Manajemen perusahaan yang tidak
diaudit oleh auditor independen (Firth, 1980; konservatif sering kali menginginkan hasil
Alves, 2013). Namun menurut Fanani et al kerjanya tercermin dalam laporan keuangan
(2007) Independensi auditor sering kali yang baik, misalnya dengan membuat
terganggu oleh konflik peran dengan klien pendapatan perusahaan menjadi lebih tinggi,
sehingga dikhawatirkan akan menurunkan sehingga manajemen sering kali menekan
kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Hal auditor untuk menyetujui manajemen laba
tersebut sejalan dengan penelitian Kim dan Lee yang dilakukan oleh perusahaan (Muttakin et
(2015) yang menyatakan bahwa kurangnya al, 2017), Contoh yang paling nyata dari
independensi auditor pada kenyataannya dapat keterkaitan antara independensi auditor dengan
menjadi alasan utama dibalik memburuknya menurunnya kualitas laporan keuangan adalah
kualitas laporan keuangan, hal ini dikarenakan manipulasi laporan keuangan yang terjadi di
peran auditor dalam melaksanakan tanggung perusahaan Enron. Kasus Enron membuktikan
jawabnya untuk dapat mendeteksi dan bahwa kualitas laporan keuangan lebih
melaporkan salah saji material akan terhambat. dipengaruhi oleh Independensi auditor
Meskipun independensi merupakan dibandingkan dengan kualitas KAP yang
salah satu standar yang harus dipenuhi oleh biasanya diidentifikasikan dengan KAP Big 4
auditor, sering kali auditor terlibat konflik dan non Big 4. Berdasarkan latar belakang
kepentingan dengan klien yang dapat tersebut penulis ingin menganalisis
menyebabkan menurunnya independensi perbandingan kualitas laporan keuangan yang
auditor (Defond et al, 2002; Beloucif, 2008) diaudit oleh auditor yang independen dengan
yang mengakibatkan pengguna laporan kualitas laporan keuangan yang diaudit oleh
keuangan memiliki sedikit keyakinan atas auditor yang tidak independen. Kualitas
kualitas laporan keuangan perusahaan. laporan keuangan yang akan dibandingkan
Penelitian Hodge (2003) membuktikan bahwa dalam penelitian ini adalah faithfulnes
tingkat independensi auditor menurun dari representation (penyajian secara jujur).
waktu ke waktu sehingga menyebabkan Menurut Beest et al. (2009) laporan keuangan
kualitas laporan keuangan pun menurun yang memenuhi faithfulnes representation
(Hodge, 2003). Dengan menurunnya adalah laporan keuangan yang bebas dari salah
independensi auditor menjadikan manajemen saji material dan tidak bias dalam penerapan
perusahaan memiliki keleluasaan dalam standarnya, termasuk di dalamnya adalah tidak
melakukan pelaporan keuangan sesuai tujuan adanya manipulasi informasi yang dapat
manajemen perusahaan. Sehingga hal tersebut menyesatkan pengguna laporan keuangan.
dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan Perbedaan penelitian ini dengan
investor terhadap laporan keuangan penelitian sebelumnya terletak pada
perusahaan. Hal tersebut didukung oleh hasil pengukuran independensi auditor. Dalam

128| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, 127-140

penelitian ini, auditor dapat dikatakan independensi dan sikap mental harus
independen apabila auditor memberikan opini dipertahankan oleh auditor. Dalam Standar
going concern terhadap perusahaan yang Profesi Akuntan Publik 2011 seksi 220 PSA
memiliki masalah keuangan. Sedangkan No.04 Alinea 2, dijelaskan bahwa:
auditor dikatakan tidak independen apabila “Independensi itu berarti tidak mudah
auditor memberikan unqualified opinion tanpa dipengaruhi, karena ia melaksanakan
going concern pada perusahaan yang memiliki pekerjaannya untuk kepentingan umum
masalah keuangan. Masalah keuangan dalam (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai
penelitian ini dideteksi dengan menggunakan auditor intern). Dengan demikian, ia tidak
z-score (Altman, 1968). Kemudian kualitas dibenarkan memihak kepada kepentingan
laporan keuangan yang diuji dalam penelitian siapapun, sebab bilamana tidak demikian
ini adalah faithfulnes representation dalam halnya, bagaimanapun sempurnanya
yang diproksikan dengan menggunakan nilai keahlian teknis yang ia miliki, ia akan
discretionary accrual sebagai ukuran kehilangan sikap tidak memihak yang justru
manajemen laba perusahaan (Dechow et al, paling penting untuk mempertahankan
1995) dan manipulasi score model Beneish kebebasan pendapatnya.”
(1999) sebagai ukuran kecenderungan Independensi auditor dianggap sebagai
manipulasi laporan keuangan. Sehingga ciri khas auditor dan profesi akuntansi.
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Independensi dipandang sebagai elemen paling
(1) Apakah terdapat perbedaan nilai penting dalam proses audit laporan keuangan
manajemen laba antara perusahaan yang untuk menjaga kepentingan semua pihak
diaudit oleh auditor independen dengan yang seperti manajemen, investor, kreditor, dan
diaudit oleh auditor tidak independen? (2) pemerintah. Hal tersebut didukung oleh
Apakah terdapat perbedaan kecenderungan penelitian Foster et al (2016) yang
manipulasi laporan keuangan antara menyatakan bahwa laporan keuangan yang
perusahaan yang diaudit oleh auditor dihasilkan oleh auditor yang dianggap
independen dengan perusahaan yang diaudit independen akan berdampak kepada para
oleh auditor tidak independen? pengguna laporan keuangan seperti investor
Penelitian ini dibatasi pada perusahaan atau pemberi pinjaman mengenai keandalan
sektor pertanian dan infrastruktur dengan dua laporan keuangan tersebut. Sedangkan
alasan sebagai berikut: pertama sektor penelitian Rena et al (2016) menyimpulkan
pertanian merupakan kekuatan utama bahwa auditor independen merupakan unsur
Indonesia sebagai negara agraris dan sektor yang sangat penting bagi investor dan para
infrastruktur karena dalam lima tahun ini pemberi dana, karena investor sangat
Indonesia memiliki fokus pada pembangunan bergantung kepada hasil laporan keuangan
di bidang infrastruktur, alasan kedua adalah yang diperiksa oleh auditor yang independen,
karena dari analisis laporan keuangan dan investor lebih percaya terhadap laporan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek keuangan yang diaudit oleh auditor
Indonesia, Sektor pertanian dan pertambangan independen dibandingkan dengan auditor yang
merupakan dua sektor dengan proporsi opini tidak independen
going concern tertinggi dibandingkan sektor Karena independensi merupakan salah
lainnya. Sehingga analisis yang dilakukan satu elemen terpenting dalam proses audit
dapat lebih mewakili populasi dari kedua laporan keuangan maka diperlukan upaya-
sektor tersebut. upaya untuk mempertahankan independensi
auditor. Menurut survei yang dilakukan oleh
KAJIAN LITERATUR Vanasco (1997) menunjukkan bahwa langkah-
Independensi Auditor langkah yang dapat dilakukan untuk
Independensi merupakan standar meningkatkan independensi adalah sebagai
umum auditor yang menyatakan bahwa dalam berikut:
semua yang berhubungan dengan perikatan, 1. Menetapkan kode etik
129| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen

2. Mengumumkan standar auditing Karena independensi auditor


profesional merupakan elemen yang sangat penting dalam
3. Merinci situasi yang mungkin dapat proses audit laporan keuangan maka Bapepam
mengganggu independensi auditor melalui Keputusan Ketua Bapepam Nomor
Independensi merupakan salah satu Kep-20/PM/2002 Peraturan nomor VIII.A.2
komponen etika yang harus dijaga oleh mengatur tentang independensi akuntan yang
akuntan publik. Independen berarti akuntan memberikan jasa audit. Peraturan tersebut di
publik tidak mudah dipengaruhi, tidak antaranya membatasi hubungan auditee dan
memihak kepentingan siapapun serta jujur auditor dalam jangka waktu tertentu agar
kepada semua pihak yang meletakkan independensi auditor tetap terjaga. Emiten
kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. harus mengganti kantor akuntan setiap lima
Independensi auditor dapat mempengaruhi tahun dan setiap tiga tahun untuk auditor. Hal
kualitas laporan keuangan karena auditor ini bertujuan agar auditor tetap dapat
mempunyai dorongan untuk mempertahankan mempertahankan independensinya.
kliennya, dan takut apabila kehilangan klien Independensi terbagi menjadi 2 aspek Agoes
dan mempengaruhi reputasinya (Christiawan, (2002), yaitu :
2002). Dalam Kode Etik Akuntan Publik 1. In Fact, yaitu independensi sikap mental
disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang berarti adanya kejujuran dalam diri
yang diharapkan dari seorang akuntan publik auditor dalam mempertimbangkan fakta
untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dan adanya pertimbangan yang objektif,
dalam melaksanakan tugasnya, yang tidak memihak dalam diri auditor dalam
bertentangan dengan prinsip integritas dan merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
objektivitas. 2. In Appearance, yaitu independensi
Independensi auditor merupakan penampilan yang berarti adanya kesan
persoalan sentral dalam pemenuhan kriteria masyarakat bahwa auditor independen
objektivitas dan keterbukaan. Dalam peraturan bertindak bebas atau independen, sehingga
101 Kode Perilaku Profesional American auditor harus menghindari keadaan yang
Institute of Certified Public Accountant dapat menyebabkan masyarakat meragukan
(AICPA) tentang independensi mengatakan kebebasannya.
bahwa: “Anggota dalam praktik publik harus Kualitas Laporan Keuangan
bersikap independen dalam melaksanakan jasa Laporan keuangan harus memiliki
profesionalnya seperti yang disyaratkan kualitas informasi yang baik sehingga dapat
menurut standar yang disusun oleh lembaga - digunakan sebagai dasar pengambilan
lembaga yang dibentuk oleh dewan. keputusan yang relevan oleh para investor dan
Independensi sangat penting bagi profesi pengguna lainnya. Laporan keuangan yang
akuntan publik karena : kredibel dan informatif akan mengurangi
1. Merupakan dasar bagi akuntan publik untuk fenomena informasi asimetri di antara para
merumuskan dan menyatakan pendapat atas pemangku kepentingan dan juga mengurangi
laporan keuangan yang diperiksa. Laporan skeptisme pengguna terkait dengan keputusan
keuangan yang telah diperiksa tersebut akan penggunaan metode akuntansi oleh
menambah kredibilitasnya dan dapat manajemen perusahaan (Iatidris & Dalla,
diandalkan bagi pihak yang berkepentingan. 2011). Laporan keuangan yang berkualitas
2. Karena profesi akuntan publik merupakan dapat berpengaruh pula terhadap kepercayaan
profesi yang memegang kepercayaan investor, apabila semakin baik kualitas laporan
masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan keuangan maka perusahaan tersebut akan
menurun jika terdapat bukti bahwa mempunyai akses investasi yang lebih baik
independensi auditor ternyata berkurang daripada perusahaan yang laporan
dalam menilai kewajaran laporan keuangan keuangannya berkualitas rendah (Hope et al,
yang disajikan manajemen. 2009). Selain itu penelitian Iatidris (2010)
130| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, 127-140

menyimpulkan bahwa apabila kualitas laporan yang digunakan bersifat valid (Beest et al,
keuangan tinggi, akan menurunkan informasi 2009).
asimetri dan menurunkan kepentingan- Laporan keuangan dianggap memiliki
kepentingan yang bersifat individu. kualitas penyajian jujur jika memiliki
Menurut Shuli (2011) Laporan manajemen laba yang rendah (Blandon et al.,
keuangan yang berkualitas adalah laporan 2013) dan tidak terkandung manipulasi
keuangan yang manajemen labanya rendah. informasi dalam laporan keuangan tersebut
Manajemen laba dalam proses pelaporan (Beneish, 1999). Praktik manajemen laba yang
keuangan eksternal mempunyai tujuan dilakukan oleh perusahaan membuat para
memperoleh keuntungan pribadi (Schipper, pengguna laporan keuangan seperti investor
1985). Manajemen laba terjadi ketika waspada akan pengambilan keputusan mereka,
manajemen menggunakan penilaian dalam karena investor menganggap apabila
pelaporan keuangan dan dalam menyusun perusahaan melakukan manajemen laba atau
transaksi untuk mengubah laporan keuangan manipulasi laporan keuangan, informasi dalam
sehingga menyesatkan beberapa pemangku laporan keuangan tersebut kurang informatif
kepentingan mengenai kinerja ekonomi bagi investor. Oleh karena itu praktek
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil manajemen laba sering dianggap merupakan
kontrak yang bergantung pada angka akuntansi hal yang tidak baik bagi investor dalam
yang dilaporkan (Healy, 1985). Lembaga pasar membuat keputusan (Mostafa, 2017). Praktik
modal (SEC, NSE, dll) dan pemangku manajemen laba dan manipulasi laporan
kepentingan lainnya lebih memperhatikan keuangan merupakan praktik yang dapat
kegiatan manajemen laba manajer perusahaan menurunkan kualitas laporan keuangan, karena
karena kegiatan ini mungkin memiliki hal tersebut menjadikan laporan keuangan
pengaruh signifikan terhadap kualitas tidak disajikan jujur apa adanya (Beest et al.,
informasi yang terdapat pada laporan 2009). Blandon et al (2013) menyimpulkan
keuangan yang diberikan kepada investor bahwa perusahaan dengan kualitas laporan
(Healy & Wahlen, 1999). keuangan tinggi, adalah perusahaan dengan
Hal yang paling fundamental dalam nilai manajemen laba yang rendah, sedangkan
menentukan kualitas laporan keuangan yaitu Beneish (1999) menyatakan perusahaan
harus relevan dan penyajian jujur. Penyajian manipulator merupakan perusahaan-
Jujur (faithfulness representation) merupakan perusahaan yang memiliki kualitas informasi
salah satu kualitas utama laporan keuangan laporan keuangan yang rendah.
yang penting bagi para pengambil keputusan.
Faithfulness representation dapat diukur Pengembangan Hipotesis
dengan 3 proksi, yaitu neutrality, free from Independensi auditor merupakan hal
bias, dan verifiability (Beest, 2009). Netralitas yang penting untuk meningkatkan kualitas
yang dimaksud adalah tidak adanya bias dalam laporan keuangan (McEnroe, 2007; Kim dan
suatu laporan keuangan, artinya saat laporan Lee, 2015). Menurut Foster et al (2016)
terebut disajikan, manajemen tidak hanya investor cenderung lebih percaya pada laporan
menyebutkan hal-hal positif dari laporannya keuangan yang diaudit oleh auditor
namun juga hal negatif yang terjadi. Hal ini independen dibandingkan dengan laporan
berkaitan dengan proksi lain, yaitu terbebas keuangan yang diaudit oleh auditor tidak
dari bias. Beest et al (2009) menyebutkan independen. Namun meningkatnya persaingan
bahwa suatu laporan keuangan keuangan tidak di pasar audit menyebabkan auditor sering kali
terlepas dari bias karena kondisi ekonomi yang terlibat konflik kepentingan dengan klien
umumnya relatif tidak stabil, sehingga saat (Belcouif, 2008). Konflik kepentingan tersebut
membuat laporan keuangan kerap kali sering kali menyebabkan menurunnya
melibatkan estimasi dan asumsi. Suatu laporan independensi auditor, karena pada akhirnya
dapat digolongkan terbebas dari bias jika auditor harus mengikuti keinginan manajemen
argumen yang melandasi estimasi dan asumsi (Hodge, 2003; Law, 2008; Beloucif,2008).
131| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen

Keterlibatan auditor dalam konflik independen. Apabila independensi seorang


kepentingan dengan klien tidak sesuai dengan auditor terganggu akan menyebabkan kualitas
fungsi auditor yang harus bertanggung jawab laporan keuangan yang buruk dan
secara sosial untuk melindungi kepentingan memungkinkan pengelolaan laba lebih besar
para stakeholder khususnya stakeholder dan menurunkan kualitas pendapatannya
eksternal (Gakhar, 2013). (Okolie, 2014). Penelitian Chia et al. (2007)
Auditor harus senantiasa menjaga juga menemukan bahwa perusahaan yang
independensinya sebagai bagian dari tanggung laporan keuangannya diaudit oleh auditor yang
jawab profesi auditor itu sendiri. Hal ini karena independen dapat mengurangi aktivitas
tujuan proses audit adalah untuk manajemen laba dengan signifikan. Hasil
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan penelitian tersebut menyiratkan bahwa kualitas
yang dihasilkan, namun apabila seorang laporan keuangan menjadi lebih tinggi apabila
auditor tidak independen, tujuan tersebut tidak diaudit oleh auditor independen sehingga
dapat tercapai (Young, 2006). Kredibilitas secara efektif dapat mengurangi praktik
laporan keuangan tercermin dalam laporan manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut
keuangan yang disajikan secara jujur tanpa maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
adanya manipulasi termasuk didalamnya sebagai berikut:
manajemen laba yang bertujuan untuk H1 :Terdapat perbedaan kualitas laporan
kepentingan manajemen atau perusahaan keuangan yang diproksikan dengan nilai
(Beest et al, 2009; Shuli, 2011). manajemen laba antara laporan keuangan yang
Ketidakindependenan auditor sering kali di audit oleh auditor independen dengan yang
menyebabkan perbedaan pada kualitas laporan di audit oleh auditor yang tidak independen
keuangan yang pada akhirnya mempengaruhi H2 :Terdapat perbedaan kualitas laporan
tingkat kepercayaan investor terhadap laporan keuangan yang diproksikan dengan
keuangan (Law, 2008). kecenderungan manipulasi laporan keuangan
Dalam penelitian Peecher (2013) antara laporan keuangan yang di audit oleh
disebutkan bahwa auditor harus memiliki sikap auditor independen dengan yang di audit oleh
yang independen, yakni auditor dalam auditor yang tidak independen .
memberikan opininya harus sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Auditor harus METODOLOGI PENELITIAN
memberikan opininya sesuai dengan pendapat Dalam penelitian ini digunakan metode
auditor itu sendiri, tanpa adanya campur deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan
tangan orang lain, dan apabila seorang auditor untuk membandingkan antara kualitas laporan
dapat mendeteksi kecurangan sesuai dengan keuangan yang di audit oleh auditor yang
kenyataan yang berlaku, maka akan menjadi independen dengan laporan keuangan yang di
nilai lebih bagi auditor. Apabila auditor dapat audit oleh auditor yang tidak independen. Jenis
bersikap independen, maka kualitas laporan data yang digunakan dalam penelitian ini
keuangan yang dihasilkan menjadi lebih baik adalah berupa data sekunder berupa laporan
(Gul, 2009). Selain itu Auditor yang tahunan dan laporan keuangan yang diperoleh
independen pun cenderung menghindari risiko dari situs resmi bursa efek Indonesia yakni
yang terkait dengan laporan keuangan yang www.idx.co.id, database pasar modal, dan situs
dapat membuat laporan keuangan yang lainnya.
dihasilkan berkualitas rendah (Nor et al, 2010). Teknik pengambilan sampel yang
Hal ini sejalan dengan penelitian Tendeloo & digunakan adalah purposive sampling, di mana
Vanstraelen (2008) yang menyatakan bahwa sampel yang diambil merupakan sampel yang
auditor yang independen dapat melakukan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
pendeteksian manajemen laba dan manipulasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria-
laporan keuangan dengan lebih baik kriteria yang ditetapkan adalah sebagai
dibandingkan dengan auditor yang tidak berikut:

132| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, 127-140

1. Laporan tahunan sektor pertanian dan


infrastruktur yang dipublikasikan di Bursa M - Score = –4.84 + 0.920*DSRI + 0.528*GMI
Efek Indonesia + 0.404*AQI + 0.892*SGI +
2. Laporan keuangannya memiliki opini going 0.115*DEPI – 0.172*SGAI + 4.679*TATA –
concern dan Laporan keuangan yang 0.327*LEVI
memiliki opini unqualified tanpa going
concern namun memiliki masalah keuangan Keterangan :
yang diukur dengan Zscore. DSRI = Days Sales in Receivables Index
3. Laporan keuangannya disajikan dalam mata GMI = Gross Margin Index
uang rupiah. AQI = Asset Quality Index
Dalam penelitian ini, independensi SGI = Sales Growth Index
auditor di ukur dengan ketentuan jika audior DEPI = Depreciation Index
mengeluarkan opini going concern untuk SGAI = Sales and General Administraive
perusahaan yang mengalami masalah Index
keuangan dapat dikatakan bahwa auditor telah TATA = Total Accrual to Total Asset
menjaga independensinya dalam proses audit. LEVI = Leverage Index
Sebaliknya jika auditor tidak memberikan
opini going concern pada perusahaan yang Manajemen laba adalah suatu
mengalami masalah keuangan hal ini dapat intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses
dianggap auditor telah kehilangan pelaporan keuangan eksternal, untuk
independensinya dalam proses audit (Boone et memperoleh beberapa keuntungan pribadi
al, 2010). Dalam mengidentifikasi masalah (Schipper, 1985). Untuk mengetahui
keuangan dalam penelitian ini menggunakan manajemen laba yang dilakukan oleh
nilai altman Z-Score (1968). Rumus dalam perusahaan adalah dengan menghitung nilai
mencari nilai Z-Score adalah sebagai berikut: Discretionary Accrualnya. Rumus
discrecionary accrual yang digunakan dalam
Z-Score = 1,2 working capitral/total Assets)+ penelitian ini adalah model DeChow et al
1,4 (Retained Earnings/Total Assets) + 3,3 (1995). Rumus discretionary accrual adalah
(EBIT/Total Assets) + 0,6 (Market value of sebagai berikut :
equity/Total Liabilites) + 1,0 (Sales/Total
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Assets)(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡) TACCit/ TAit-1 = αi (1 / TAit – 1) + α1 [ ∆REVit
/ TAit-1 - ∆RECit / TAit-1 ] + α2 (
PPEit / TAit-1 ) + eit
Sedangkan variabel kualitas laporan
keuangan diukur dengan melihat nilai Keterangan :
manajemen laba yang diukur dengan model
Dechow et al (1995) dan kecenderungan DAit = Discretionary accrual perusahaan i
manipulasi laporan keuangan yang diukur pada tahun t.
dengan model Beneish (1999). Manipulasi TAit = Total akrual perusahaan i pada
laporan keuangan adalah sikap di mana tahun t.
manajemen melanggar prinsip akuntansi yang Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada
diterima oleh umum agar dapat mewakili tahun t-1.
kinerja keuangan perusahaan yang dinilai baik ∆REVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun
(Beneish, 1999). Pengukuran kecenderungan t dikurangi pendapatan tahun t-1.
manipulasi laporan keuangan dalam penelitian ∆RECit = Piutang perusahaan i pada tahun t
ini menggunakan model Beneish (1999) atau dikurangi piutang tahun t-1
yang dikenal sebagai M-Score. Rumus dalam PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada
mencari nilai M-Score adalah sebagai berikut : tahun t.

133| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen

Teknik Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pengolahan data, peneliti Populasi dalam penelitian ini adalah
menggunakan alat bantu berupa perangkat seluruh laporan keuangan sektor pertanian dan
lunak statistik yang dikenal dengan SPSS. infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek
Sedangkan teknik analisis yang digunakan Indonesia tahun 2012-2015. Berdasarkan
meliputi : analisis statistik deskriptif, dan uji analisis laporan keuangan pada periode 2012-
beda independen sampel t-test. Statistik 2015 maka diperoleh data laporan keuangan
deskriptif digunakan untuk memberikan yang diaudit oleh auditor independen sebanyak
gambaran variabel -variabel yang diteliti. Uji 29. Berikut prosedur pemilihan sampel laporan
beda t-test yang digunakan dalam penelitian ini keuangan yang diaudit oleh auditor
adalah independent sample t-test yang independen:
digunakan untuk membandingkan dua
kelompok nilai, yaitu nilai discretionary
accruals dan M-score laporan keuangan yang
diaudit oleh auditor independen dan laporan
keuangan yang diaudit oleh auditor tidak
independen. Kriteria signifikasinya adalah
apabila nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat
perbedaan antara kualitas laporan keuangan
yang di audit oleh auditor independen dengan
kualitas laporan keuangan yang di audit oleh
auditor yang tidak independen, dan apabila
nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat
perbedaan laporan keuangan yang diaudit oleh
auditor independen dengan laporan keuangan
yang diaudit oleh auditor tidak independen.

Tabel 1 Data laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen


No Kriteria Jumlah
Jumlah laporan keuangan sektor pertanian dan infrastruktur yang
1 terdaftar di BEI 2012-2015 308
2 Jumlah Laporan Tanpa Opini Going Concern 276
3 Data Tidak Lengkap 3
Total Sampel Laporan Keuangan di Audit oleh Auditor
4
Independen 29

Analisis Deskriptif
Setelah itu dipilih sebanyak 29 laporan Analisis deskriptif dilakukan untuk
keuangan yang diaudit oleh auditor tidak menganalisis nilai discretionary accruals (DA)
independen dengan kriteria laporan keuangan dan M-score perusahaan antara laporan
memperoleh opini unqualified tetapi memiliki keuangan yang diaudit oleh auditor
masalah keuangan berdasarkan perhitungan independen dengan laporan keuangan yang
Altman Zscore. diaudit oleh auditor tidak independen.

Tabel 2 Rata-rata nilai discretionary accruals dan M-Score

134| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, 127-140

Laporan Keuangan diaudit Laporan Keuangan


oleh Auditor Independen diaudit oleh auditor
tidak independen
Rata-rata nilai
0,0708 0,1585
discretionary accruals
Rata-rata nilai M-Score -1,945 37,124

Jika dilihat dari hasil perhitungan rata- accrual antara laporan keuangan yang diaudit
rata, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata- oleh auditor independen dengan laporan
rata DA laporan keuangan yang diaudit oleh keuangan yang diaudit oleh auditor yang tidak
auditor independen lebih rendah dibandingkan independen, serta untuk mengetahui apakah
dengan nilai DA laporan keuangan yang terdapat perbedaan nilai kecenderungan
diaudit oleh auditor tidak independen. Begitu manipulasi laporan keuangan yang diaudit oleh
juga halnya nilai M-Score kelompok laporan auditor independen dengan laporan keuangan
keuangan yang diaudit oleh auditor yang diaudit oleh auditor tidak independen.
independen juga memiliki nilai M-score yang Uji Beda Kualitas Laporan Keuangan yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai Diproksikan dengan Discretionary Accrual
M-Score kelompok laporan keuangan yang Perusahaan yang Diaudit Oleh Auditor
diaudit oleh auditor tidak indenpenden. Independen dengan Perusahaan yang
Diaudit oleh Auditor yang Tidak
Uji Normalitas Independen
Tujuan dari Uji Normalitas untuk Uji beda ini dilakukan untuk menguji
mengetahui apakah data dalam penelitian kualitas laporan keuangan yang diproksikan
berdistribusi secara normal atau tidak. dengan nilai DA antara laporan keuangan yang
Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai diaudit oleh auditor independen dengan
signifikansi dengan menggunakan aplikasi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
SPSS setiap variabel. Hasil dari uji normalitas tidak independen. Pengujian ini dilakukan
pada nilai discretionary accrual penelitian ini untuk memberikan kesimpulan pada hipotesis
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, pertama yaitu : terdapat perbedaan kualitas
dilihat dari nilai asymp. Sig sebesar 0,434 lebih laporan keuangan yang diproksikan dengan
besar dari nilai alpha 0,05. Hasil dari uji discretionary accruals antara laporan
normalitas pada nilai M - Score sebesar 0,061 keuangan yang diaudit oleh auditor
lebih besar dari nilai alpha 0,05, sehingga data independen dengan laporan keuangan yang
terdistribusi normal. Sehingga pengujian diaudit oleh auditor tidak independen.
dengan menggunakan uji beda independen Berdasarkan hasil uji beda independen
sampel t-tes dapat dilakukan. sampel t-test diperoleh nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan nilai DA antara
Pengujian Hipotesis
laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
Uji hipotesis dalam penelitian ini
independen dengan laporan keuangan yang
menggunakan Uji beda Independent Sample t -
diaudit oleh auditor tidak independen. Berikut
test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
adalah hasil uji beda untuk nilai DA
apakah terdapat perbedaan discretionary
Tabel 3. Hasil Uji Beda DA Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Independen dengan
Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Tidak Independen

Levene's Test for Equality of


Variances
F
Sig T sig
135| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen

-
Equal variances assumed 1,628 0,207 4,339 0,000
Equal variances not -
assumed 4,339 0,000

konflik kepentingan dalam mengelola laba


Hasil penelitian ini mendukung perusahaan melalui manajemen laba.
penelitian Chia et al (2007) yang menyatakan
bahwa auditor independen dapat mengurangi Uji Beda Kualitas Laporan Keuangan yang
aktivitas manajemen laba yang dilakukan oleh Diproksikan dengan Kecenderungan
perusahaan sehingga kualitas laporan Manipulasi Laporan Keuangan yang
keuangan yang diaudit oleh auditor Diaudit oleh Auditor Independen dengan
independen lebih baik dibandingkan kualitas yang Diaudit oleh Auditor Tidak
laporan keuangan yang diaudit oleh auditor Independen
tidak independen. Hal ini dikarenakan auditor Uji beda ini dilakukan untuk menguji
independen akan lebih konservatif dalam nilai M-Score laporan keuangan yang diaudit
memeriksa potensi dilakukannya manajemen oleh auditor independen dengan laporan
laba (Chung et al, 2003). Dari hasil analisis keuangan yang diaudit oleh auditor tidak
rata-rata DA terbukti bahwa nilai DA laporan independen. Pengujian ini dilakukan untuk
keuangan yang diaudit oleh auditor memberikan kesimpulan pada hipotesis kedua
independen lebih rendah dibandingkan dengan yaitu : terdapat perbedaan kualitas laporan
nilai DA pada laporan keuangan yang diaudit keuangan yang diproksikan dengan nilai M-
oleh auditor tidak independen. Menurut Score antara laporan keuangan yang diaudit
Blandon et al (2013) laporan keuangan yang oleh auditor independen dengan laporan
berkualitas tinggi merupakan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tidak
keuangan yang memiliki manajemen laba yang independen. Hasil pengujian menujukkan
rendah atau nilai DA rendah. bahwa nilai signifikansi lebih besar dari alpha
Pada dasarnya manajemen laba adalah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
sesuatu yang tidak melanggar hukum, sehingga terdapat perbedaan nilai M-Score antara
tetap boleh dilakukan selama tidak menyalahi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
aturan standar yang ada. Sehingga auditor independen dan laporan keuangan yang diaudit
tidak independen masih berani untuk terlibat oleh auditor tidak independen:

Tabel 4 Hasil Uji Beda M-Score Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Independen
dengan Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Tidak Independen.
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig T sig
Equal variances assumed 5,052 0,029 -1,455 0,151
Equal variances not
assumed -1,455 0,157

136| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, 127-140

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat auditor independen dengan laporan keuangan


disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang diaudit oleh auditor tidak independen.
nilai M-Score antara laporan keuangan yang Hal ini menunjukkan bahwa meskipun
diaudit oleh auditor independen dengan nilai terkadang auditor terganggu tingkat
M-Score laporan keuangan yang diaudit oleh independensinya namun, auditor masih
auditor tidak independen. Hal ini dapat berhati-hati dalam memenuhi semua keinginan
disimpulkan bahwa dalam hal manipulasi perusahaan terutama jika menyangkut masalah
laporan keuangan, auditor cenderung berhati- manipulasi informasi.
hati sehingga nilai M-Score laporan keuangan Penelitian ini memiliki keterbatasan-
yang diaudit oleh auditor independen maupun keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai
auditor tidak independen tidak terdapat bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya
perbedaan yang signifikan. Berbeda dengan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi,
DA, manipulasi laporan keuangan bisa yaitu: Pertama penelitian selanjutnya dapat
mengarah kepada tuntutan litigasi bagi auditor, menambah sampel pada sektor perusahaan
hal ini sesuai dengan penelitian Bonner et al lain, kedua penelitian selanjutnya dapat
(1985) yang mengemukakan bahwa melakukan pengukuran kualitas laporan
kecurangan dalam laporan keuangan keuangan yang lain misalnya relevansi atau
menghasilkan kemungkinan tuntutan litigasi predictive value. Sedangkan penelitian ini
yang lebih tinggi terhadap auditor sehingga memiliki implikasi bagi investor agar lebih
auditor tidak independen akan lebih berhati- berhati-hati dalam menganalisis laporan
hati jika konflik kepentingan kepentingan yang keuangan perusahaan dengan lebih
terjadi menyangkut manipulasi informasi mempertimbangkan independensi auditor,
dalam laporan keuangan. karena hal ini menyangkut nilai informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan
SIMPULAN perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk DAFTAR PUSTAKA
mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai
kualitas laporan keuangan yang diaudit oleh Alves, Sandra. (2013). The impact of audit
auditor independen dengan laporan keuangan committee existence and external
yang diaudit oleh auditor tidak independen audit on earnings management.
yang diproksikan dengan nilai discretionary Journal of Financial Reporting &
accruals dan kecenderungan manipulasi Accounting, Vol. 11 Iss 2 pp. 143–
laporan keuangan dengan M-Score. Hasil 165.
penelitian ini menyimpulkan bahwa bahwa Agoes, Sukrisno, 2002, Auditing (Pemeriksaan
terdapat perbedaan kualitas laporan keuangan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
yang diproksikan dengan nilai manajemen laba Publik, Fakultas Ekonomi Universitas
antara laporan keuangan yang diaudit oleh Indonesia, Jakarta.
auditor independen dengan laporan keuangan Beest, Van F., Braam, G., & Boelens, S. 2009.
yang diaudit oleh auditor yang tidak Quality of Financial Reporting:
independen. Hasil penelitian ini menunjukkan Measuring Qualitative
bahwa nilai rata-rata discretionary accrual Characteristics. Management
laporan keuangan yang diaudit oleh auditor Research.
independen lebih rendah dibandingkan dengan Beloucif, A. 2008. Auditor-client
nilai rata-rata discretionary accrual laporan relationships: an assessment of
keuangan yang diaudit oleh auditor tidak relationship quality. Available from
independen. Selain itu penelitian ini OpenAIR@RGU. Available from:
menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan http://openair.rgu.ac.uk
kualitas laporan keuangan yang diproksikan Beneish, M.D. (1999). The Detection of
dengan kecenderungan manipulasi informasi Earning Manipulation.Financial
antara laporan keuangan yang diaudit oleh Analysts Journal.Indiana : Indiana
137| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen

University, Kelley School of Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan


Business. Keuangan IndonesiaVolume 5.
Blandon, J. G., Bosch, J.M.A., & Blasco, M.M. Firth, M. 1980. Perception of Auditor
2013. Earnings Management and Independence and Official Ethical
Audit Qualification: A Non Matched Guidelines, The Accounting Review,
Sample Approach. Research pp. 451-66.
Finance.Vol. 29, 29–62 Foster, Benjamin P., Garret, Robert P., Shastri,
Bonner, S.E., Palmrose, Z., & Young, S.M. Jr. 2016. Independent Accountant’s
1985. Fraud Type and Auditor Reports: Signaling and Early-stage
Litigation.: An Analysis of SEC Venture Funding. Managerial
Accounting and Auditing Auditing Journal, Vol. 31 Iss 4/5.
Enforcement Releases. The Gakhar, Divya V. (2013). Earnings
Accounting Review.Vol 73, pp. 503 - management practices in India: a
532 study of auditor's perception. Journal
Boone, Jeff K., Khurana, Inder K., & Raman, of Financial Crime, Vol. 21 Iss 1 pp.
K. 2010. Do the Big 4 and the Second 100–110.
Tier Firms Provide Audits of Similar Gul, Ferdinand A., Fung, Simon Y K., & Jaggi,
Quality? Journal Accounts Public B. 2009. Earnings Quality: Some
Policy.Vol. 29, pp. 330–352. Evidence on The Role of Auditor
Chia, Y.M., Lapsley, I., & Lee, H. 2007. Tenure and Auditors Industry
Choice of Auditors and Earnings Expertise.
Management during The Asian Healy, Paul M. 1985. The Effect of Bonus
Financial Crisis. Managerial Auditing Schemes on Accounting
Journal.Vol. 22, p. 177–196. Decisions.Journal of Accounting and
Christiawan, Y.J. 2002.Kompetensi dan Economic.Vol. 7
Independensi Akuntan Publik: Healy, Paul M., Wahlen, James M. 1999.
Refleksi Hail Penelitian Empiris. Accounting Horizon.pp. 365
Journal Directory:Kumpulan Jurnal Hodge, Frank D. 2003. Investors Perceptions
Akuntansi dan KeuanganUnika Petra. of Earning Quality, Auditor
Vol. 4 / No. 2. Independence, and the Usefulness of
Chung, R., Firth, M., & Kim, J. B. (2003). Audited Financial
Auditor conservatism and reported Statements.Accounting Horizons, pp
earnings . Accounting and Business 37–48.
Research, 19-32. Hope, K., Thomas, Wayne B., & Vyas, D.
Dechow, Patricia M., Sloan, Richard G., & Transparency, Ownership, and
Sweeney, Amy P. 1995. Detecting Financing Constraints in Private
Earning Management.The Accounting Firms. 2009.
Review.Vol. 70, No. 2, pp. 193–225. Iatidris, Gorge. 2010. International Reporting
DeFond, M.L., K. Raghunandan, & K.R Standars and Quality of Financial
Subramanyam. 2002. Do Non-Audit Statements Information. International
Service Fees Impair Auditor Review.Vol. 19, pp. 193-204.
Independence? Evidence From Going Iatidris, G., Dalla, K. 2011. The Impact of
Concern Audit Opinions.Journal of IFRS Implementation on Greek Listed
Accounting and Economics, 40: 1247- Companies.International Journal of
1274. Managerial Finance.Vol. 7, pp. 284–
Fanani, Zaenal. 2008. Pengaruh Struktur 303.
Audit, Konflik Peran dan Irmawan, Yudi., Hudaib, M., & Haniffa, R.
Ketidakjelasan Peran Terhadap 2013. Exploring the Perceptions of
Auditor Independence in

138| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, 127-140

Indonesia.Journal of Islamic Schipper, Katherine. 1985. Commentary of


Accounting and Business Earnings Management.
Research.Vol. 4 No. 2 pp. 173–202. Shuli, Ingrid. 2011. Earnings Management and
Kim, H., Lee, H., & Lee, J. E. The Quality of Financial Reporting.
(2015).Mandatory Audit Firm Perspective of Innovations, Economic
Rotation and Audit Quality.Journal of and Business.Vol. 8, Issue 2..
Applied Business Research, 31 (3), Ikatan Akuntan Indonesia, 2011, Standar
1089. Profesional Akuntan Publik. 2011,
Law, Philip. 2008. An Empirical Comparison Jakarta; Salemba Empat
of Non-Big 4 and Big 4 Auditors Wasiuzzaman S, Niloufar, Iman S, & Nejad, R.
Perceptions of Auditor Independence. (2015).Prospect theory, industry
Managerial Auditing Journal.Vol 23. characteristics and earnings
No. 9:917-934. management: a study of Malaysian
McEnroe, John E. 2007. Individual Investors industries.Review of Accounting and
Perceptions Involving The Quality Finance, Vol. 14.
and Usefullness of Audited Financial Young, Joni J. 2015. "Examining Audit
Statements. Advances in Public Relations: A Reconsideration of
Interest Accounting, Volume 13, 63– Auditor Independence" In
79. Independent Accounts.pp. 49-65.
Mostafa, Wael. 2017. The Impact of Earnings
Management on the Value Relevance
of Earnings: Empirical Evidence
from Egypt. Managerial Auditing
Journal. Vol. 32 Iss 1 pp. 50 - 74
Muttakin, Mohammad B., Dessalegn, Arifur
K., & Mihret, G. (2017). Business
Group Affiliation, Earnings
Management and Audit Quality:
Evidence from Bangladesh.
Managerial Auditing Journal, Vol. 32
Iss 4/5 .
Nor, Juahir M., Ahmad N., & Saleh, N.M.
2010. Fraudulent Financial Reporting
and Company Characteristic.: Tax
Audit Evidence. Journal of Financial
Reporting and Accounting.Vol. 8 No.
2
Okolie, Augustine O. 2014. Auditor tenure,
Auditor Independence, and Accrual
Based Earning Management of
Quoted Companies in
Nigeria.European Journal of
Accounting Auditing and Finance
Research.Vol. 2, No 2, pp. 63–90.
Peecher, M. E., Solomon, I., & Trotman K.T.
2013.An Accountability Framework
for Financial Statement Auditors and
Related Research
Questions.Accounting, Organizations,
and Society.

139137| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017


NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen

140138| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

You might also like