Professional Documents
Culture Documents
Abstract.The aim of this research is to compare the quality of financial statements audited by independent auditors
and the quality of financial statements audited by non- independent auditors. The quality of the financial statements
refer to faithfulness representation by using discretionary accrual value and the tendency of financial statement
manipulation (M-Score). The sample of this research is agriculture and Insfrastructure company listed in
Indonesian Stock Exchange (BEI) during period 2012-2015. The research is analyzed by using independent sample
t - test. The results of this study found that in earnings management practice, there is a singinficant difference
between financial statement audited by independent auditors and financial statements audited by non-independent
auditors. Whereas in the practice of manipulation of financial statements, there is no significant difference between
the financial statements audited by independent auditors and financial statements audited by independent auditors.
The implication of this research is the stakeholder should make deeper analysis related to independency auditor
becasue this will influence the quality of information in the financial statement.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
independen dan kualitas laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tidak independen. Kualitas laporan keungan
yang di pakai adalah faithfulness representation dengan menggunakan nilai discretionary accrual dan
kecenderungan manipulasi laporan keuangan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan dalam sektor pertanian
dan sektor infrastruktur yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012–2015. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda independent sample t-test. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
dalam praktik manajemen laba, terdapat perbedaan signifikan antara laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
independen dengan laporan keuangan yang diaudit oleh uditor tidak independen.Sedangkan dalam praktik
manipulasi laporan keuangan, tidak terdapat perbedaan antara laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
independen dengan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tidak independen. Implikasi dari penelitian ini
adalah pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis lebih dalam terhadap informasi laporan keuangan
yang diaudit oleh auditor tidak independen independen karena hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas informas
laporan keuangan.
Kata Kunci: Independensi; Kualitas Laporan Keuangan; Manipulasi Laporan Keuangan; Manajemen Laba
penelitian ini, auditor dapat dikatakan independensi dan sikap mental harus
independen apabila auditor memberikan opini dipertahankan oleh auditor. Dalam Standar
going concern terhadap perusahaan yang Profesi Akuntan Publik 2011 seksi 220 PSA
memiliki masalah keuangan. Sedangkan No.04 Alinea 2, dijelaskan bahwa:
auditor dikatakan tidak independen apabila “Independensi itu berarti tidak mudah
auditor memberikan unqualified opinion tanpa dipengaruhi, karena ia melaksanakan
going concern pada perusahaan yang memiliki pekerjaannya untuk kepentingan umum
masalah keuangan. Masalah keuangan dalam (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai
penelitian ini dideteksi dengan menggunakan auditor intern). Dengan demikian, ia tidak
z-score (Altman, 1968). Kemudian kualitas dibenarkan memihak kepada kepentingan
laporan keuangan yang diuji dalam penelitian siapapun, sebab bilamana tidak demikian
ini adalah faithfulnes representation dalam halnya, bagaimanapun sempurnanya
yang diproksikan dengan menggunakan nilai keahlian teknis yang ia miliki, ia akan
discretionary accrual sebagai ukuran kehilangan sikap tidak memihak yang justru
manajemen laba perusahaan (Dechow et al, paling penting untuk mempertahankan
1995) dan manipulasi score model Beneish kebebasan pendapatnya.”
(1999) sebagai ukuran kecenderungan Independensi auditor dianggap sebagai
manipulasi laporan keuangan. Sehingga ciri khas auditor dan profesi akuntansi.
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Independensi dipandang sebagai elemen paling
(1) Apakah terdapat perbedaan nilai penting dalam proses audit laporan keuangan
manajemen laba antara perusahaan yang untuk menjaga kepentingan semua pihak
diaudit oleh auditor independen dengan yang seperti manajemen, investor, kreditor, dan
diaudit oleh auditor tidak independen? (2) pemerintah. Hal tersebut didukung oleh
Apakah terdapat perbedaan kecenderungan penelitian Foster et al (2016) yang
manipulasi laporan keuangan antara menyatakan bahwa laporan keuangan yang
perusahaan yang diaudit oleh auditor dihasilkan oleh auditor yang dianggap
independen dengan perusahaan yang diaudit independen akan berdampak kepada para
oleh auditor tidak independen? pengguna laporan keuangan seperti investor
Penelitian ini dibatasi pada perusahaan atau pemberi pinjaman mengenai keandalan
sektor pertanian dan infrastruktur dengan dua laporan keuangan tersebut. Sedangkan
alasan sebagai berikut: pertama sektor penelitian Rena et al (2016) menyimpulkan
pertanian merupakan kekuatan utama bahwa auditor independen merupakan unsur
Indonesia sebagai negara agraris dan sektor yang sangat penting bagi investor dan para
infrastruktur karena dalam lima tahun ini pemberi dana, karena investor sangat
Indonesia memiliki fokus pada pembangunan bergantung kepada hasil laporan keuangan
di bidang infrastruktur, alasan kedua adalah yang diperiksa oleh auditor yang independen,
karena dari analisis laporan keuangan dan investor lebih percaya terhadap laporan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek keuangan yang diaudit oleh auditor
Indonesia, Sektor pertanian dan pertambangan independen dibandingkan dengan auditor yang
merupakan dua sektor dengan proporsi opini tidak independen
going concern tertinggi dibandingkan sektor Karena independensi merupakan salah
lainnya. Sehingga analisis yang dilakukan satu elemen terpenting dalam proses audit
dapat lebih mewakili populasi dari kedua laporan keuangan maka diperlukan upaya-
sektor tersebut. upaya untuk mempertahankan independensi
auditor. Menurut survei yang dilakukan oleh
KAJIAN LITERATUR Vanasco (1997) menunjukkan bahwa langkah-
Independensi Auditor langkah yang dapat dilakukan untuk
Independensi merupakan standar meningkatkan independensi adalah sebagai
umum auditor yang menyatakan bahwa dalam berikut:
semua yang berhubungan dengan perikatan, 1. Menetapkan kode etik
129| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen
menyimpulkan bahwa apabila kualitas laporan yang digunakan bersifat valid (Beest et al,
keuangan tinggi, akan menurunkan informasi 2009).
asimetri dan menurunkan kepentingan- Laporan keuangan dianggap memiliki
kepentingan yang bersifat individu. kualitas penyajian jujur jika memiliki
Menurut Shuli (2011) Laporan manajemen laba yang rendah (Blandon et al.,
keuangan yang berkualitas adalah laporan 2013) dan tidak terkandung manipulasi
keuangan yang manajemen labanya rendah. informasi dalam laporan keuangan tersebut
Manajemen laba dalam proses pelaporan (Beneish, 1999). Praktik manajemen laba yang
keuangan eksternal mempunyai tujuan dilakukan oleh perusahaan membuat para
memperoleh keuntungan pribadi (Schipper, pengguna laporan keuangan seperti investor
1985). Manajemen laba terjadi ketika waspada akan pengambilan keputusan mereka,
manajemen menggunakan penilaian dalam karena investor menganggap apabila
pelaporan keuangan dan dalam menyusun perusahaan melakukan manajemen laba atau
transaksi untuk mengubah laporan keuangan manipulasi laporan keuangan, informasi dalam
sehingga menyesatkan beberapa pemangku laporan keuangan tersebut kurang informatif
kepentingan mengenai kinerja ekonomi bagi investor. Oleh karena itu praktek
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil manajemen laba sering dianggap merupakan
kontrak yang bergantung pada angka akuntansi hal yang tidak baik bagi investor dalam
yang dilaporkan (Healy, 1985). Lembaga pasar membuat keputusan (Mostafa, 2017). Praktik
modal (SEC, NSE, dll) dan pemangku manajemen laba dan manipulasi laporan
kepentingan lainnya lebih memperhatikan keuangan merupakan praktik yang dapat
kegiatan manajemen laba manajer perusahaan menurunkan kualitas laporan keuangan, karena
karena kegiatan ini mungkin memiliki hal tersebut menjadikan laporan keuangan
pengaruh signifikan terhadap kualitas tidak disajikan jujur apa adanya (Beest et al.,
informasi yang terdapat pada laporan 2009). Blandon et al (2013) menyimpulkan
keuangan yang diberikan kepada investor bahwa perusahaan dengan kualitas laporan
(Healy & Wahlen, 1999). keuangan tinggi, adalah perusahaan dengan
Hal yang paling fundamental dalam nilai manajemen laba yang rendah, sedangkan
menentukan kualitas laporan keuangan yaitu Beneish (1999) menyatakan perusahaan
harus relevan dan penyajian jujur. Penyajian manipulator merupakan perusahaan-
Jujur (faithfulness representation) merupakan perusahaan yang memiliki kualitas informasi
salah satu kualitas utama laporan keuangan laporan keuangan yang rendah.
yang penting bagi para pengambil keputusan.
Faithfulness representation dapat diukur Pengembangan Hipotesis
dengan 3 proksi, yaitu neutrality, free from Independensi auditor merupakan hal
bias, dan verifiability (Beest, 2009). Netralitas yang penting untuk meningkatkan kualitas
yang dimaksud adalah tidak adanya bias dalam laporan keuangan (McEnroe, 2007; Kim dan
suatu laporan keuangan, artinya saat laporan Lee, 2015). Menurut Foster et al (2016)
terebut disajikan, manajemen tidak hanya investor cenderung lebih percaya pada laporan
menyebutkan hal-hal positif dari laporannya keuangan yang diaudit oleh auditor
namun juga hal negatif yang terjadi. Hal ini independen dibandingkan dengan laporan
berkaitan dengan proksi lain, yaitu terbebas keuangan yang diaudit oleh auditor tidak
dari bias. Beest et al (2009) menyebutkan independen. Namun meningkatnya persaingan
bahwa suatu laporan keuangan keuangan tidak di pasar audit menyebabkan auditor sering kali
terlepas dari bias karena kondisi ekonomi yang terlibat konflik kepentingan dengan klien
umumnya relatif tidak stabil, sehingga saat (Belcouif, 2008). Konflik kepentingan tersebut
membuat laporan keuangan kerap kali sering kali menyebabkan menurunnya
melibatkan estimasi dan asumsi. Suatu laporan independensi auditor, karena pada akhirnya
dapat digolongkan terbebas dari bias jika auditor harus mengikuti keinginan manajemen
argumen yang melandasi estimasi dan asumsi (Hodge, 2003; Law, 2008; Beloucif,2008).
131| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
NIKITA FAUZIA TARIGAN, SULHANI/Analisis Kualitas Laporan Keuangan Auditor Independen dan Auditor
Tidak Independen
Analisis Deskriptif
Setelah itu dipilih sebanyak 29 laporan Analisis deskriptif dilakukan untuk
keuangan yang diaudit oleh auditor tidak menganalisis nilai discretionary accruals (DA)
independen dengan kriteria laporan keuangan dan M-score perusahaan antara laporan
memperoleh opini unqualified tetapi memiliki keuangan yang diaudit oleh auditor
masalah keuangan berdasarkan perhitungan independen dengan laporan keuangan yang
Altman Zscore. diaudit oleh auditor tidak independen.
Jika dilihat dari hasil perhitungan rata- accrual antara laporan keuangan yang diaudit
rata, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata- oleh auditor independen dengan laporan
rata DA laporan keuangan yang diaudit oleh keuangan yang diaudit oleh auditor yang tidak
auditor independen lebih rendah dibandingkan independen, serta untuk mengetahui apakah
dengan nilai DA laporan keuangan yang terdapat perbedaan nilai kecenderungan
diaudit oleh auditor tidak independen. Begitu manipulasi laporan keuangan yang diaudit oleh
juga halnya nilai M-Score kelompok laporan auditor independen dengan laporan keuangan
keuangan yang diaudit oleh auditor yang diaudit oleh auditor tidak independen.
independen juga memiliki nilai M-score yang Uji Beda Kualitas Laporan Keuangan yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai Diproksikan dengan Discretionary Accrual
M-Score kelompok laporan keuangan yang Perusahaan yang Diaudit Oleh Auditor
diaudit oleh auditor tidak indenpenden. Independen dengan Perusahaan yang
Diaudit oleh Auditor yang Tidak
Uji Normalitas Independen
Tujuan dari Uji Normalitas untuk Uji beda ini dilakukan untuk menguji
mengetahui apakah data dalam penelitian kualitas laporan keuangan yang diproksikan
berdistribusi secara normal atau tidak. dengan nilai DA antara laporan keuangan yang
Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai diaudit oleh auditor independen dengan
signifikansi dengan menggunakan aplikasi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
SPSS setiap variabel. Hasil dari uji normalitas tidak independen. Pengujian ini dilakukan
pada nilai discretionary accrual penelitian ini untuk memberikan kesimpulan pada hipotesis
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, pertama yaitu : terdapat perbedaan kualitas
dilihat dari nilai asymp. Sig sebesar 0,434 lebih laporan keuangan yang diproksikan dengan
besar dari nilai alpha 0,05. Hasil dari uji discretionary accruals antara laporan
normalitas pada nilai M - Score sebesar 0,061 keuangan yang diaudit oleh auditor
lebih besar dari nilai alpha 0,05, sehingga data independen dengan laporan keuangan yang
terdistribusi normal. Sehingga pengujian diaudit oleh auditor tidak independen.
dengan menggunakan uji beda independen Berdasarkan hasil uji beda independen
sampel t-tes dapat dilakukan. sampel t-test diperoleh nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan nilai DA antara
Pengujian Hipotesis
laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
Uji hipotesis dalam penelitian ini
independen dengan laporan keuangan yang
menggunakan Uji beda Independent Sample t -
diaudit oleh auditor tidak independen. Berikut
test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
adalah hasil uji beda untuk nilai DA
apakah terdapat perbedaan discretionary
Tabel 3. Hasil Uji Beda DA Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Independen dengan
Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Tidak Independen
-
Equal variances assumed 1,628 0,207 4,339 0,000
Equal variances not -
assumed 4,339 0,000
Tabel 4 Hasil Uji Beda M-Score Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Independen
dengan Laporan Keuangan yang Diaudit oleh Auditor Tidak Independen.
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig T sig
Equal variances assumed 5,052 0,029 -1,455 0,151
Equal variances not
assumed -1,455 0,157