You are on page 1of 12

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU BERSALIN PADA DUKUN BAYI

DENGAN PENDEKATAN WHO DI DESA BRONGKAL KECAMATAN


PAGELARAN KABUPATEN MALANG

Lili Tiara Furi, Hario Megatsari


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
Email: lili_tiara_furi@yahoo.com

Abstract: Childbirth helper greatly affected the safety of mothers and babies during
childbirth. The Department of health set targets 95% of childbirth in please by medical
personnel in 2015. Until recently in the village of Brongkal sub-district of Pagelaran
Malang has not yet reached the targetthat is amounted to 79,3%. The purpose of this
research is to analyze the factors that affects maternal maternity traditional birth
attendanton the WHO approach at the village of Brongkal sub-district of Pagelaran district
of Malang. This research is descriptive analytic research with quantitative approach. This
research is cross sectional study with a sample of 55 respondents. The sampling techniques
that we use is simple random sampling. An independent variable in this research is
knowledge, attitude, personal reference, age, social economy, the affordability of health care
facilities, and culture. The dependent variable in this study is maternity moms on traditional
birth attendant. Data analysis using chi-square test and logistic regression. The result
showed that of chi-square analysis results, there is a relationship between the dependent
variable and independent variable. There are three factors that have a significant
correlations is the personal reference, the affordability of health care facilities, and culture.
The most significant factor is the personal reference (sig. = 0.001, with the Exp (B) =
11,264). The conclusion in this research is personal reference has an influence on the
selection of the birthing aid on traditional birth attendant.

Keywords: selection helper in childbirth, traditional birth attendant, the birthing


motherbehavior.

Abstrak: Penolong persalinan sangat mempengaruhi keselamatan ibu dan bayi saat
persalinan. Departemen Kesehatan menetapkan target 95% persalinan di tolong oleh tenaga
medis pada tahun 2015. Sampai saat ini di Desa Brongkal Kecamatan Pagelaran Kabupaten
Malang belum mencapai target yaitu sebesar 79,3%. Tujuan dalam penelitian ini adalah
menganalisis faktor yang mempengaruhi ibu bersalin pada dukun bayi dengan pendekatan
WHO di Desa Brongkal Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang.Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini termasukcross
sectional dengan sampel 55responden. Teknik sampling yang digunakan adalahsimple
random sampling.Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap,
pengetahuan orang penting sebagai referensi, usia, sosial ekonomi, keterjangkauan fasilitas
pelayanan kesehatan, dan budaya. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu ibu bersalin
pada dukun bayi. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis chi-squareterdapat hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Terdapat 3 faktor yang memiliki hubungan
signifikan yaituorang penting sebagai referensi, keterjangkauan fasilitas pelayanan
kesehatan, dan budaya. Faktor yang paling signifikan adalah orang penting sebagai referensi
(sig.= 0,001, dengan Exp (B)= 11,264).Kesimpulan dalam penelitian ini adalahorang penting
sebagai referensi mempunyai pengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan pada dukun
bayi.

Kata Kunci: pemilihan penolong persalinan, persalinan dukun bayi, perilaku ibu bersalin

77
78 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 77-88

PENDAHULUAN kematian ibu tersebut masih berada


dibawah target. Akan tetapi peningkatan
Angka kematian ibu (AKI) angka kematian ibu dari tahun 2012
merupakan salah satu indikator untuk hingga 2013 menunjukkan peningkatan
melihat derajat kesehatan perempuan. yang cukup signifikan.
Masyarakat dunia berusaha terus menekan International NGO Forum on
angka kematian ibu melahirkan melalui Indonesian Development (INFID)
berbagai cara. Salah satu caranya adalah menurut penjelasan Shindu (2013) dalam
komitmen dalam Millenium Development wawancaranya dengan Asisten Utusan
Goals (Peter, 2008). MDGs merupakan Khusus Presiden RI untuk MDGs, Diah S.
agenda PBB yang diluncurkan pada Saminarsih, menyebut bahwa pendarahan
Konferensi Tingkat Tinggi PBB pada adalah penyebab utama kematian ibu
September tahun 2000. Persalinan bersalin. Tidak hanya di Indonesia,
merupakan peristiwa bahagia, akan tetapi pendarahan juga menjadi penyebab utama
seringkali berubah menjadi tragedi disaat kematian ibu melahirkan di dunia.
ibu meninggal karena persalinan. Oleh Menurut data INFID, persentase kematian
sebab itu tujuan kelima MDGs difokuskan ibu akibat perdarahan mencapai 28%,
pada kesehatan ibu untuk mengurangi eklamsia sebanyak 24%, infeksi 11%,
angka kematian ibu (Shindu, 2013). komplikasi masa puerpureum 8%, abortus
Peningkatan Kesehatan Ibu di 5%, persalinan lama 5%, emboli obat 3%
Indonesia yang merupakan salah satu dan lain-lain 11%. Terdapat beberapa
tujuan MDGs berjalan lambat dalam faktor penyebab pendarahan, salah
beberapa tahun terakhir. Berdasarkan satunya anemia. Proses persalinan
hasil Survei Demografi dan Kesehatan tradisional dapat menyumbang angka
Indonesia (SDKI) 2007 AKI di Indonesia perdarahan. Proses persalinan tradisional
sebenarnya telah mencapai 228 per oleh dukun juga kerap membahayakan
100.000 kelahiran hidup. Namun hasil jiwa ibu bersalin. Hal ini dikarenakan
SDKI 2012 menunjukkan bahwa AKI di dukun kurang mampu mengenali keadaan
Indonesia kembali naik menjadi 359 per patologis pada saat kehamilan dan
100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut persalinan seperti anemia pada ibu hamil,
masih jauh dari target yang ditetapkan robekan rahim karena tindakan
MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran mendorong perut ibu pada saat persalinan,
hidup pada tahun 2015 (Wiko, 2013). terjadinya perdarahan karena mengurut-
Angka kematian ibu di wilayah urut rahim pada waktu pengeluaran
Jawa Timur pada tahun 2005 sebesar 92,1 plasenta, dan persalinan tidak maju
per 100.000 kelahiran hidup. Kemudian (persalinan lama) karena tidak menganali
berangsur-angsur menurun hingga tahun tanda kelainan dalam persalinan
2007 sebesar 71,7 per 100.000 kelahiran (Widyatun, 2012).
hidup. Namun tahun 2008 hingga 2011 Menurut Munir (2008)
meningkat kembali hingga 104,3 per mengungkapkan bahwa tenaga penolong
100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 persalinan atau biasa disebut dukun
angka kematian ibu menurun kembali adalah seorang wanita yang memberi
sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran pertolongan pada waktu kelahiran atau
hidup. Meskipun angka kematian ibu di dalam hal-hal yang berhubungan dengan
Jawa Timur menurun, akan tetapi ada pertolongan kelahiran, seperti
beberapa wilayah di Jawa Timur yang memandikan bayi, upacara menginjak
mengalami peningkatan angka kematian tanah, dan upacara serimonial lainnya.
ibu pada tahun 2013. Salah satunya adalah Bahaya bersalin pada dukun karena dukun
Kabupaten Malang. Angka kematian ibu belum mengerti teknik septik dan
di Kabupaten Malang pada tahun 2012 antiseptik dalam menolong persalinan.
sebesar 61,29 per 100.000 kelahiran Dukun juga kurang mengenal keadaan
hidup. Pada tahun 2013 angka kematian patologis dalam kehamilan, persalinan,
ibu di Kabupaten Malang kembali nifas, dan bayi baru lahir. Dukun beranak
meningkat yaitu sebesar 82,25 per dibagi menjadi dua, yaitu dukun terlatih
100.000 kelahiran hidup. Memang angka dan dukun tidak terlatih. Tenaga
Lili Tiara Furi, dkk., Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin.....79

kesehatan melakukan pelatihan terhadap penggunaan teknis medis modern dalam


dukun dengan harapan tenaga kesehatan melawan penyakit. Namun upaya bidang
dapat bermitra dengan dukun dalam kesehatan masyarakat juga harus
proses kehamilan ibu, persalinan, hingga memperhitungkan mengenai pengetahuan-
masa nifas dan perawatan bayi beru lahir. pengetahuan lain mengenai kebiasaan,
Tugas dukun yaitu membantu tenaga adat istiadat, dan tingkat pengetahuan
kesehatan dalam perawatan ibu hamil, ibu masyarakat setempat.
nifas, ibu melahirkan, ibu menyusui, dan Target persalinan oleh tenaga
perawatan bayi baru lahir. Persalinan kesehatan pada tahun 2012 adalah 94%
utamanya tetap dilakukan oleh tenaga persalinan oleh tenaga kesehatan. Akan
kesehatan. Dengan begitu tidak ada pihak tetapi persalinan oleh tenaga kesehatan di
yang dirugikan. Kekurangan bersalin pada Jawa Timur belum mencapai target
dukun bayi menurut Widyatun (2012) hingga tahun 2013 yaitu sebesar 92,08%
yaitu dukun belum mengerti teknik septik persalinan oleh tenaga kesehatan. Data
dan anti septik dalam menolong yang diperoleh dari Profil Kesehatan
persalinan. Dukun juga kurang mengenal Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
keadaan patologis dalam kehamilan, menunjukkan bahwa pada tahun 2012 ada
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir empat wilayah puskesmas yang telah
sehingga akan membahayakan mencapai 100% persalinan oleh tenaga
keselamatan ibu dan bayi. Pengetahuan kesehatan yaitu Puskesmas Jabung,
dukun rendah sehingga sukar di tatar dan Puskesmas Karangploso, Puskesmas
diikutsertakan dalam program pemerintah. Pujon dan Puskesmas Sitiarjo. Akan tetapi
UNICEF Indonesia (2012) masih terdapat Puskesmas yang belum
menjelaskan bahwa di negara kita masih mencapai target 94% persalinan oleh
banyak persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Cakupan persalinan
dukun, baik yang terlatih maupun yang oleh tenaga kesehatan yang terendah di
tidak terlatih. Hal ini masih menjadi wilayah Kabupaten Malang yaitu
kendala dan menjadi salah satu sebab Puskesmas Pagelaran sebesar
tingginya angka kematian ibu (AKI). 80,15%.Cakupan persalinan oleh tenaga
Pekerjaan ini turun temurun dalam kesehatan yang paling rendah dan belum
keluarga atau karena ia merasa mendapat mencapai target 94% persalinan oleh
panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas
fisiologis dan patologis dalam kehamilan, Pagelaran yaitu Desa Brongkal sebesar
persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh 79,03%, Sedangkan 20,7% bersalin pada
karena itu apabila timbul komplikasi ia tenaga non kesehatan atau disebut dengan
tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan dukun bayi (Dinas Kesehatan Kabupaten
tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut Malang, 2013).
menolong hanya berdasarkan pengalaman Berdasarkan latar belakang
dan kurang professional. Berbagai kasus tersebut maka perlu diteliti tentang faktor
sering menimpa seorang ibu atau bayinya yang mempengaruhi ibu bersalin pada
seperti kecacatan bayi sampai pada dukun bayi dengan pendekatan WHO di
kematian ibu dan anak. Kementerian Desa Brongkal Kecamatan Pagelaran
kesehatan menetapkan target 95% Kabupaten Malang. Diharapkan hasil
persalinan di tolong oleh tenaga medis penelitian ini dapat membantu tenaga
pada tahun 2015. Namun hingga saat ini kesehatan dalam memperoleh pemecahan
persalinan oleh tenaga kesehatan belum masalah mengenai persalinan oleh dukun
mencapai 95% persalinan oleh tenaga bayi sehingga target 95% persalinan oleh
kesehatan. Banyaknya program kesehatan tenaga kesehatan dapat tercapai pada
baru maupun program kesehatan hasil tahun 2015.
modifikasi program lama yang diterapkan
dan terus dikembangkan oleh tenaga METODE
kesehatan yang belum berjalan dengan
baik. Ilmu kedokteran modern telah Penelitian ini merupakan
berkembang pesat sehingga meninggalkan penelitian deskriptif analitik dengan
konsep lama yang dibatasi oleh pendekatan kuantitatif yang
80 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 77-88

menggambarkan faktor yang HASIL


mempengaruhi ibu bersalin pada dukun
bayi dengan pendekatan WHO di Desa GambaranKarakteristik Responden
Brongkal Kecamatan Pagelaran Dari hasil penelitian didapatkan
Kabupaten Malang. Penelitian ini karakteristik responden yang disajikan
merupakan penelitian cross sectional, pada tabel 1.
yaitu data dikumpulkan dalam waktu yang Tabel 1 Gambaran Karakteristik
bersamaan. Responden
Populasi dalam penelitian ini Karakteristik N %
adalah 124 ibu yang bersalin baik pada Responden
tenaga kesehatan maupun dukun bayi Usia
mulai januari – Desember 2013 yang <20 tahun 12 21,8
didapatkan dari laporan persalinan 20-35 tahun 36 65,5
Poskesdes Desa Brongkal Kecamatan >35 tahun 7 12,7
Pagelaran Kabupaten Malang.Besar Pendidikan
sampel pada penelitian ini yaitu 55 ibu SD 3 5,5
bersalin pada bulan Januari – Desember SMP 17 30,9
2013 di Desa Brongkal Kecamatan SMA 28 50,9
Pagelaran Kabupaten Malang. Teknik Perguruan Tinggi 7 12,7
sampling yang digunakan adalah dengan Pekerjaan
cara simpel random sampling. Penelitian Petani 20 36,4
ini dilaksanakan di Desa Brongkal Buruh Tani 17 30,9
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Pedagang 1 1,8
Variabel dependen pada Ibu rumah tangga 17 30,9
penelitian ini adalah ibu bersalin pada
dukun bayi, sedangkan variabel Berdasarkan tabel 1 dapat
independen pada penelitian ini adalah diketahui bahwa sebagian besar usia
pengetahuan, sikap, orang penting sebagai responden pada saat bersalin yaitu 20-35
referensi (personal references), usia, tahun sebesar 65,5%,tingkat pendidikan
tingkat ekonomi, keterjangkauan fasilitas responden yang tertinggi yaitu SMA
pelayanan kesehatan, dan kebudayaan sebesar 50,9%, dan sebagian besar jenis
(culture).Teknik pengumpulan data pada pekerjaan responden yaitu petani sebesar
penelitian ini yaitu menggunakan data 36,4%.
primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil kuesioner dan Distribusi Penolong ibu bersalin di
observasi dengan menggunakan instrumen Desa Brongkal Kecamatan Pagelaran
lembar kuesioner dan lembar observasi. Kabupaten Malang
Data Sekunder diperoleh dari catatan Distribusi penolong ibu bersalindi
Dinas Kesehatan dan catatan Puskesmas, desa Brongkal Kecamatan Pagelaran
dan catatan Poskesdes Desa Brongkal Kabupaten Malang disajikan pada tabel 2
mengenai cakupan persalinan.
Teknik pengolahan data pada penelitian Tabel 2 DistribusiPenolongPersalinan
ini yaitu editing, scoring, coding, dan Penolong N %
entry. Teknik Analisis Data yang Persalinan
dilakukan yaitu analisis univariat untuk DukunBayi 19 34,5
dapat melihat gambaran dan distribusi TenagaKesehatan 36 65,5
frekuensi setiap variabel yang diamati,
Total 55 100
dan analisis bivariat untuk mengetahui
hubungan antara masing-masing variabel
independent dengan variabel dependent Berdasarkan tabel 2 dapat
menggunakan uji chi-square (X2), serta diketahui bahwa penolong ibu
mengetahui kuat dan lemah hubungan bersalinsebagian besaradalah tenaga
dengan menggunakan uji regresi logistik. kesehatan sebanyak 36
Lili Tiara Furi, dkk., Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin.....81

orang (65,5%), dan ibu yang bersalin pada regresi logistik menunjukkan bahwa
dukun bayi sebanyak 19 orang (34,5%) hubungan pengetahuan orang penting
sebagai referensi ibu bersalin dengan
AnalisisHubungan Pengetahuan Ibu pemilihan penolong persalinan adalah
Bersalin dengan Pemilihan Persalinan signifikan.
pada Dukun Bayi
Hasil penelitian yang diperoleh Analisis Hubungan Usia Ibu Bersalin
dari 55 respondenmenunjukkan bahwa dengan Pemilihan Persalinan pada
sebagian besar pengetahuan responden Dukun Bayi
yang bersalin pada dukun bayi tergolong Hasil penelitian yang diperoleh
rendah dan sedang yaitu sebesar 47,4%. dari 55 responden menunjuukan bahwa
Hasil analisis chi-square menunjukan sebagian besar usia responden yang
nilai signifikansi p= 0,014 (sig <0,05) bersalin pada dukun bayi di Desa
berarti Ho ditolak yang menunjukan ada Brongkal Kecamatan Pagelaran
hubungan antara pengetahuan ibu bersalin Kabupaten Malang yaitu tidak ideal
dengan pemilihan persalinan pada dukun sebesar 57,9%. Hasil analisis chi-square
bayi. Hasil analisis regresi logistik menunjukan nilai signifikansi p= 0,019
menunjukkan bahwa hubungan (sig <0,05) berarti Ho ditolak yang
pengetahuan ibu bersalin dengan menunjukan ada hubungan antara usia ibu
pemilihan penolong persalinan tidak bersalin dengan pemilihan persalinan pada
signifikan. dukun bayi. Hasil analisis regresi logistik
menunjukkan bahwa hubungan usia ibu
Analisis Hubungan Sikap Ibu Bersalin bersalin dengan pemilihan penolong
dengan Pemilihan Persalinan pada persalinan tidak signifikan.
Dukun Bayi
Hasil penelitian yang diperoleh Analisis Hubungan Sosial Ekonomi Ibu
dari 55 responden menunjukkan bahwa Bersalin dengan Pemilihan Persalinan
sebagian besar sikap responden yang pada Dukun Bayi
bersalin pada dukun bayi yaitu negatif Hasil penelitian yang diperoleh
sebesar 84,2%.Hasil analisis chi-square dari 55 responden menunjukkan bahwa
menunjukan nilai signifikansi p= 0,006 sebagian besar sosial ekonomi ibu yang
(sig <0,05) berarti Ho ditolak yang pernah bersalin pada dukun bayi Di Desa
menunjukan ada hubungan antara sikap Brongkal Kecamatan Pagelaran
ibu bersalin dengan pemilihan persalinan Kabupaten Malang rendah yaitu sebesar
pada dukun bayi. Hasil analisis regresi 63,2%.Hasil analisis chi-square
logistik menunjukkan bahwa hubungan menunjukan nilai signifikansi p= 0,002
sikap ibu bersalin dengan pemilihan (sig <0,05) berarti Ho ditolak yang
penolong persalinan tidak signifikan. menunjukan ada hubungan antara sosial
ekonomi ibu bersalin dengan pemilihan
Analisis Hubungan Orang Penting persalinan pada dukun bayi. Hasil analisis
Sebagai Referensi (Personal Reference) regresi logistik menunjukkan bahwa
Ibu Bersalin dengan Pemilihan hubungan sosial ekonomi ibu bersalin
Persalinan pada Dukun Bayi dengan pemilihan penolong persalinan
Hasil penelitian yang diperoleh tidak signifikan.
dari 55 responden menunjukkan bahwa
sebagian besar orang penting sebagai Analisis Hubungan Keterjangkauan
referensi responden (personal reference) Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ibu
yang bersalin pada dukun bayi yaitu orang Bersalin dengan Pemilihan Persalinan
tua sebesar 73,7%. Hasil analisis chi- pada Dukun Bayi
square menunjukan nilai signifikansi p= Hasil penelitian yang diperoleh
0,005 (sig <0,05) berarti Ho ditolak yang dari 55 responden menunjukkan bahwa
menunjukan ada hubungan antara orang sebagian besar keterjangkauan fasilitas
penting sebagai referensi (personal pelayanan kesehatan responden yang
reference) ibu bersalin dengan pemilihan bersalin pada dukun bayi Di Desa
persalinan pada dukun bayi. Hasil analisis Brongkal Kecamatan Pagelaran
82 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 77-88

Kabupaten Malang tidak terjangkau yaitu Menurut Revina (2014) melahirkan diusia
sebesar 68,4%. Hasil analisis chi -square yang tidak ideal beresiko terjadinya
menunjukan nilai signifikansi p= 0,009 komplikasi baik pada ibu maupun pada
(sig <0,05) berarti Ho ditolak yang bayi. Begitu pula dengan mental ibu
menunjukan ada hubungan antara bersalin di usia muda masih belum cukup
keterjangkauan fasilitas pelayanan matang.
kesehatan ibu bersalin dengan pemilihan Hasil penelitian Wulansari
persalinan pada dukun bayi. Hasil analisis (2010), menunjukkan bahwa semakin
regresi logistik menunjukkan bahwa tinggi tingkat pendidikan maka variasi
hubungan keterjangkauan fasilitas tempat persalinan lebih banyak. Dari
pelayanan kesehatan ibu bersalin dengan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
pemilihan penolong persalinan adalah sebagian besar responden berpendidikan
signifikan. SMA yaitu sebesar 50,9%. Akan tetapi
masih terdapat beberapa responden yang
Analisis Hubungan Kebudayaan berpendidikan SMP (30,9%) bahkan
(Culture) Ibu Bersalin dengan berpendidikan SD (5,5%). Tingkat
Pemilihan Persalinan pada Dukun Bayi pendidikan responden juga mempengaruhi
Hasil penelitian yang diperoleh besarnya informasi yang diserap oleh
dari 55 responden menunjukkan bahwa responden dalam hal kesehatan termasuk
sebagian besar kebudayaan responden penolong persalinan yang baik dan benar,
yang bersalin pada dukun bayi di Desa sehingga akan mempengaruhi keputusan
Brongkal Kecamatan Pagelaran responden dalam memilih penolong
Kabupaten Malang yaitu bersalin pada persalinan.
dukun bayi sebesar 78,9%. Hasil analisis Mayoritas pekerjaan responden
chi-square menunjukan nilai signifikansi adalah petani yaitu sebesar 36,4%.
p= 0,003 (sig <0,05) berarti Ho ditolak Responden juga banyak yang bekerja
yang menunjukan ada hubungan antara sebagai buruh tani yaitu sebesar 30,9%.
kebudayaan (culture) ibu bersalin dengan Profesi sebagai petani dan buruh tani erat
pemilihan persalinan pada dukun bayi. kaitannya dengan daerah pedesaan yang
Hasil analisis regresi logistik lebih jarang terdapat tempat pelayanan
menunjukkan bahwa hubungan kesehatan. Dapat diketahui dari Profil
kebudayaan (culture) ibu bersalin dengan Desa brongkal Kecamatan Pagelaran
pemilihan penolong persalinan adalah Kabupaten Malang bahwa hanya ada satu
signifikan. tempat pelayanan kesehatan yaitu
Poskesdes yang menjadi pusat pelayanan
PEMBAHASAN kesehatan Desa Brongkal Kecamatan
Pagelaran Kabupaten malang. Selain itu
Gambaran Karakteristik Responden profesi sebagai petani dan buruh tani lebih
Berdasarkan hasil penelitian dapat sulit menerima informasi mengenai
diketahui bahwa sebagian besar responden kesehatan baik dari segi tempat berkerja
telah berusia ideal yaitu 20-35 tahun yaitu maupun dari segi jenis pekerjaannya.
sebesar 65,5%. Masih terdapat beberapa Kemitraan bidan dengan dukun
dari responden yang melahirkan di usia adalah suatu bentuk kerjasama bidan
yang tidak ideal yaitu pada usia dibawah dengan dukun yang paling
20 tahun ataupun di atas 35 tahun. Pada menguntungkan dengan prinsip
usia remaja (<20 tahun) akan sulit keterbukaan, kesetaraan, dan kepercayaan
menentukan penolong persalinan secara dalam upaya untuk menyelamatkan ibu
mandiri karena usia yang masih belum dan bayi, dengan menempatkan bidan
cukup matang untuk mengambil sebagai penolong persalinan, dan
keputusan memilih penolong persalinan. mengalih fungsikan dukun dari penolong
Sebaliknya, di usia lebih dari 35 tahun ibu persalinan menjadi mitra dalam merawat
yang melahirkan di pedesaan lebih ibu dan bayi pada masa nifas, dengan
memilih bersalin pada dukun bayi karena berdasarkan kesepakatan yang telah dbuat
masih kental dengan faktor budaya di antara bidan dengan dukun, serta
daerah dimana dia bertempat tinggal. melibatkan seluruh unsur atau elemen
Lili Tiara Furi, dkk., Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin.....83

masyarakat yang ada. Tugas dukun bayi Pengetahuan adalah hasil


yang baik dalam periode persalinan yaitu pengindraan manusia, atau hasil tau
mengantar calon ibu bersalin ke bidan, seseorang terhadap objek melalui indra
mengingatkan keluarga menyiapkan alat yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
transportasi untuk pergi ke bidan, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada
mempersiapkan sarana prasarana waktu pengindraan sehingga
persalinan aman (kelengkapan menghasilkan pengetahuan tersebut
persalinan), mendampingi ibu pada saat sangat dipengaruhi oleh intensitas
persalinan, melakukan ritual keagamaan/ perhatian dan persepsi terhadap objek.
tradisional yang sehat sesuai tradisi Sebagian besar pengetahuan seseorang
setempat, membantu bidan dalam diperoleh melalui indra pendengaran
perawatan bayi baru lahir, membantu ibu (telinga), dan indra penglihatan (mata).
dalam inisiasi menyusui dini, dan Pengetahuan diperoleh dari pengalaman
memotivasi rujukan bila diperlukan sendiri atau pengalaman orang lain
(Munir, 2008). Memang sebagian besar (Notoadmojo, 2010). Pengetahuan ini
responden telah memilih bersalin pada terkait pula dengan daerah tempat tinggal
tenaga kesehatan yaitu 65,5%, akan tetapi responden. Selain itu, dengan tenaga
masih terdapat dukun bayi yang kesehatan dan tempat pelayanan
melakukan praktek pertolongan persalinan kesehatan yang minimal sangat sulit bagi
dan beberapa responden yang bersalin responden untuk mendapatkan informasi
pada dukun bayi yaitu sebesar 34,5%. Hal dari segi media komunikasinya yang akan
ini menunjukkan bahwa belum mempengaruhi kadar pengetahuannya.
tercapainya target standart pelayanan
minimal persalinan oleh tenaga kesehatan Hubungan Sikap dengan Ibu Bersalin
yaitu 95% persalinan oleh tenaga pada Dukun Bayi di Desa Brongkal
kesehatan pada tahun 2015. Kecamatan Pagelaran Kabupaten
Malang
Hubungan Pengetahuan dengan Ibu Sikap responden yang bersalin
Bersalin pada Dukun Bayi di Desa pada dukun bayi menunjukkan bahwa
Brongkal Kecamatan Pagelaran 84,2% sikap responden negatif. Artinya
Kabupaten Malang responden masih bersikap bahwa bersalin
Hasil penelitian menunjukkan pada dukun bayi adalah yang terbaik
bahwa mayoritas responden yang bersalin meskipun responden telah mengetahui
pada dukun bayi memiliki pengetahuan bahwa terdapat Poskesdes di Desa
rendah dan sedang yang besarnya sama Brongkal. Sedangkan responden yang
yaitu 47,4%, sedangkan responden yang bersalin pada tenaga kesehatan
bersalin kepada tenaga kesehatan sebagian menunjukkan sikap positif sebesar 48,3%.
besar berpengetahuan sedang sebesar Hasil analisis chi-square menunjukan
41,7%. Hasil analisis chi-square nilai signifikansi p= 0,006 (sig <0,05)
menunjukan nilai signifikansi p= 0,014 berarti Ho ditolak yang menunjukan ada
(sig <0,05) berarti Ho ditolak yang hubungan antara sikap dengan ibu yang
menunjukan ada hubungan antara bersalin pada dukun bayi. Namun dari
pengetahuan dengan ibu yang bersalin hasil uji regresi logistik menunjukkan
pada dukun bayi. Penelitian ini sejalan bahwa faktor sikap tidak cukup signifikan
dengan hasil penelitian Latifah (2010) untuk mempengaruhi ibu bersalin pada
yang menunjukkan bahwa memang dukun bayi. Sikap rospenden tidak selalu
terdapat hubungan antara pengetahuan terwujud atau diikuti oleh tindakan.
dengan pemilihan pertolongan persalinan Banyak faktor-faktor lain yang juga turut
oleh dukun bayi. Akan tetapi dari hasil uji mempengaruhi tindakan responden.
regresi logistik menunjukkan bahwa Sikap responden tersebut dapat
hubungan pengetahuan dengan ibu diperoleh dari berbagai alasan termasuk
bersalin pada dukun bayi tidak signifikan pengalaman sendiri maupun pengalaman
atau tidak cukup kuat dalam dari orang lain atau personal reference dan
mempengaruhi ibu bersalin pada dukun juga tidak terlepas dari budaya (culture)
bayi. setempat. Sikap menggambarkan suka
84 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 77-88

atau tidak suka seseorang terhadap objek. (personal reference) penolong persalinan
Sikap sering diperoleh dari pengalaman seperti pada persalinan sebelumnya.
sendiri atau dari orang lain yang paling Dalam merubah perilaku
dekat. Sikap membuat seseorang perorangan maupun kelompok dapat
mendekati atau menjauhi orang lain atau dilakukan proosi kesehatan secara
objek lain. Sikap positif terhadap nilai- langsung dari tenaga kesehatan ataupun
nilai kesehatan tidak selalu terwujud menggunakan media promosi kesehatan
dalam suatu tindakan nyata (Notoadmojo, berupa poster, leaflet, flip chart, film, dll
2010). (Pamsimas, 2009). Untuk merubah
perilaku responden dan personal reference
Hubungan Orang Penting Sebagai dalam penelitian ini dapat dilakukan
Referensi (Personal Reference) dengan promosi kesehatan baik langsung maupun
Ibu Bersalin pada Dukun Bayi di Desa tidak langsung atau menggunakan media
Brongkal Kecamatan Pagelaran promosi kesehatan, dan dapat dilakukan
Kabupaten Malang kepada perorangan maupun kelompok.
Perilaku orang lebih banyak
dipengaruhi oleh orang-orang yang Hubungan Usia dengan Ibu Bersalin
dianggap penting. Apabila seseorang itu pada Dukun Bayi di Desa Brongkal
penting untuknya, maka apa yang ia Kecamatan Pagelaran Kabupaten
katakan atau perbuatan cenderung untuk Malang
dicontoh. Orang-orang yang dianggap Sumber daya (Resources) pada
penting ini sering disebut kelompok teori “Thought and feeling” model WHO
referensi (reference group), antara lain mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga
guru, alim ulama, kepala adat (suku), dan sebagainya termasuk usia. Semua itu
kepala desa, dan sebagainya berpengaruh terhadap perilaku seseorang
(Notoadmojo, 2010). Dari hasil penelitian atau kelompok masyarakat. Pengaruh
dapat diketahui bahwa sebagian besar sumber daya terhadap perilaku dapat
orang penting sebagai referensi responden bersifat positif maupun negatif
yang bersalin pada dukun bayi adalah (Notoadmojo, 2010). Tentu juga terdapat
orang tua sebesar 73,7%, sedangkan orang hubungan antara usia dengan pemilihan
penting sebagai referensi responden yang penolong persalinan oleh responden. Usia
bersalin pada tenaga kesehatan sebagian juga ikut menentukan kematangan cara
besar adalah suami sebesar 58,3%. berpikir responden dalam memilih
Hasil analisis chi-square penolong persalinan bagi dirinya.
menunjukan nilai signifikansi p= 0,005 Usia merupakan suatu variabel
(sig <0,05) berarti Ho ditolak yang yang tidak bisa dimodifikasi, dan harus
menunjukan ada hubungan antara orang diterima. Mayoritas usia responden yang
penting sebagai referensi (personal bersalin pada dukun bayi tidak ideal
reference) dengan ibu yang bersalin pada sebesar 57,9%, sedangkan usia responden
dukun bayi. Dari hasil analisis regresi yang bersalin pada tenaga kesehatan
logistik juga dapat diketahui bahwa faktor sebagian sebagian besar ideal yaitu
orang penting sebagai referensi (personal sebesar 77,8%. Dapat diketahui bahwa
reference) memperoleh hasil signifikan bersalin pada usia muda sangat besar
untuk mempengaruhi ibu bersalin pada resikonya baik dari segi kesiapan organ
dukun bayi. Dalam persalinan memang reproduksi maupun kesiapan mental.
kebanyakan ibu bersalin terutama Bersalin pada usia lebih dari 35 tahun
persalinan pertamanya dipengaruhi oleh juga beresiko komplikasi pada saat
personal reference. Dia akan mengikuti bersalin. Ibu yang berusia lebih dari 35
orang yang dianggapnya penting dalam tahun yang bereda di pedesaan juga kerap
memilih persalinan. Ibu bersalin yang kali masih kental dengan budaya-budaya
pernah bersalin sebelumnya juga akan yang ada di mana dia bertempat tinggal.
melakukan hal yang sama seperti Dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa
persalinan sebelumnya sesuai dengan ibu yang bersalin pada dukun bayi
anjuran orang yang dianggapnya penting mayoritas berusia tidak ideal, sedangkan
Lili Tiara Furi, dkk., Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin.....85

ibu yang bersalin pada tenaga kesehatan ekonomi tinggi akan cenderung bersalin
mayoritas berusia ideal. Oleh sebab itu kepada tenaga kesehatan. Meski telah
usia akan mempengaruhi ibu dalam terdapat program jaminan persalinan dari
pengambilan keputusan penolong pemerintah akan tetapi kebudayaan dan
persalinan bagi dirinya. faktor yang lain masih kuat dalam
Dari hasil analisis chi-square mempengaruhi responden untuk memilih
menunjukan nilai signifikansi p= 0,019 penolong persalinan.
(sig <0,05) berarti Ho ditolak yang
menunjukan ada hubungan antara usia Hubungan Keterjangkauan Fasilitas
dengan ibu yang bersalin pada dukun Pelayanan Kesehatan dengan Ibu
bayi. Akan tetapi hasil analisis regresi Bersalin pada Dukun Bayi di Desa
logistik menunjukkan bahwa faktor usia Brongkal Kecamatan Pagelaran
tidak cukup signifikan dalam Kabupaten Malang
mempengaruhi ibu bersalin pada dukun Hasil penelitian menunjukkan
bayi. bahwa keterjangkauan fasilitas pelayanan
kesehatan responden yang bersalin pada
Hubungan Sosial Ekonomi dengan Ibu dukun bayi mayoritas tidak terjangkau
Bersalin pada Dukun Bayi di Desa yaitu sebesar 68,4%, sedangkan
Brongkal Kecamatan Pagelaran keterjangkauan fasilitas pelayanan
Kabupaten Malang kesehatan responden yang bersalin kepada
Menurut Notoadmojo (2010) tenaga kesehatan mayoritas terjangkau
salah satu sumber daya dalam teori yaitu sebesar 72,2%. Hasil analisis chi-
“Thought and Feeling” adalah uang. Uang square menunjukan nilai signifikansi p=
juga berpengaruh terhadap perilaku 0,009 (sig <0,05) berarti Ho ditolak yang
seseorang atau kelompok masyarakat. menunjukan ada hubungan antara
Dapat diketahui dari hasil penelitian keterjangkauan fasilitas pelayanan
bahwa sosial ekonomi responden yang kesehatan dengan ibu yang bersalin pada
bersalin pada dukun bayi sebagian besar dukun bayi. Dari hasil analisis regresi
rendah yaitu sebesar 63,2%, sedangkan logistik juga menunjukkan bahwa faktor
sosial ekonomi responden yang bersalin keterjangkauan fasilitas pelayanan
kepada tenaga kesehatan sebagian besar kesehatan cukup signifikan dalam
tinggi yaitu 41,7%. Hasil analisis chi- mempengaruhi ibu memilih penolong
square menunjukan nilai signifikansi p= persalinan.
0,002 (sig <0,05) berarti Ho ditolak yang Keterjangkauan fasilitas
menunjukan ada hubungan antara sosial pelayanan dapat dihubungkan dengan
ekonomi dengan ibu yang bersalin pada sosial ekonomi responden. Untuk dapat
dukun bayi. Akan tetapi hasil analisis mencapai tempat pelayanan kesehatan
regresi logistik menunjukkan bahwa dibutuhkan alat transportasi pribadi
hubungan faktor sosial ekonomi tidak melihat bahwa didaerah tersebut tidak ada
cukup signifikan dengan keputusan ibu angkutan umum. Akan tetapi sebagian
dalam memilih penolong persalinan. Bisa besar responden sosial ekonominya
saja hubungan ini tidak cukup kuat rendah sehingga kemungkinan untuk
dikarenakan saat ini pemerintah telah memiliki kendaraan pribadi masih sulit.
mengadakan program Jampersal (Jaminan Diketahui bahwa reponden yang bersalin
Persalinan) sehingga ibu dapat bersalin pada dukun bayi mayoritas tidak
dengan gratis. terjangkau sedangkan responden yang
Berdasarkan penelitian Wulansari bersalin pada tenaga kesehatan mayoritas
(2010), semakin tingkat pendapatan terjangkau. Ini juga dapat dilihat dari
tinggi, maka pemilihan tempat persalinan jumlah tempat pelayanan kesehatan
akan lebih bervariasi dan lebih jauh maupun jumlah tenaga kesehatan di desa
jangkauannya. Begitu pula dengan tersebut. Dari daerah seluas 565 ha hanya
penelitian ini yang menunjukkan bahwa ada satu tempat pelayanan kesehatan
responden yang sosial ekonominya rendah sehingga pasti ada beberapa daerah di
cenderung bersalin pada dukun bayi, tempat tersebut kesulitan dalam
sedangkan responden dengan sosial menjangkau tempat pelayanan kesehatan.
86 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 77-88

Jarak akan mempengaruhi responden sebesar 78,9%, sedangkan responden yang


dalam memilih tempat pelayanan bersalin kepada tenaga kesehatan
kesehatan dan juga dalam memilih mayoritas memiliki budaya bersalin pada
penolong persalinan. Salah satu sumber tenaga kesehatan yaitu sebesar 66,7%.
daya pada teori “Thought and Feeling” Hasil analisis chi-square menunjukan
adalah fasilitas yang dapat mempengaruhi nilai signifikansi p= 0,003 (sig <0,05)
perilaku seseorang atau kelompok berarti Ho ditolak yang menunjukan ada
masyarakat (Notoadmojo, 2010). hubungan antara kebudayaan (culture)
Penelitian ini juga sejalan dengan dengan ibu yang bersalin pada dukun
penelitian Wulansari (2010) yang hasilnya bayi. Hasil analisis regresi logistik juga
yaitu keterjangkauan masyarakat menunjukkan bahwa faktor budaya
termasuk jarak akan fasilitas kesehatan (culture) cukup signifikan dalam
akan mempengaruhi pemilihan pelayanan mempengaruhi ibu bersalin pada dukun
kesehatan. Responden lebih mudah bayi.
memanfaatkan pelayanan dukun bayi Perilaku normal, kebiasaan, nilai-
yang dekat dengan tempat tinggal mereka. nilai dan penggunaan sumber-sumber
Kelebihan dari dukun bayi yang dirasakan dalam suatu masyarakat akan
oleh responden karena dukun bayi siap menghasilkan suatu pola hidup (way of
dipanggil untuk datang kerumah life) yang pada umumnya disebut
responden serta memberikan perhatian kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk
penuh mulai dari masa kehamilan sampai dalam waktu yang lama sebagai akibat
bayi berusia 40 hari. Keputusan bersalin dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
pada dukun bayi juga didukung karena Kebudayaan selalu berubah, baik lambat
jarak fasilitas pelayanan kesehatan ataupun cepat, sesuai dengan peradaban
yangjauh serta fasilitas alat transportasi umat manusia (Notoadmojo, 2010).
yang sulit. Seperti dalam teori tersebut, perilaku
Kesulitan transportasi dapat responden dalam memilih penolong
diatasi dengan pengadaan ambulance desa persalinan pastinya sudah terbentuk cukup
untuk membantu ibu hamil yang akan lama. Responden yang memang telah
bersalin menuju tempat pelayanan memiliki budaya bersalin pada dukun bayi
kesehatan tenaga medis. Ambulance desa tentunya akan memakan waktu yang
bisa diperoleh dari mobil warga setempat cukup lama dalam merubah budaya agar
yang dibiayai dari hasil tabungan ibu bersalin pada tenaga kesehatan. Oleh
bersalin (Tabulin). Ambulans desa adalah sebab itu dibutuhkan usaha keras dari
mobil milik warga yang secara sukarela pihak tenaga kesehatan dan pemerintah
disiagakan untuk membantu ibu hamil untuk merubah budaya dari bersalin pada
yang telah tiba masa persalinannya atau dukun bayi menjadi bersalin pada tenaga
ibu hamil yang diharuskan untuk kesehatan.
memeriksakan diri ke fasilitas yang lebih Dalam membantu merubah
memadai dari apa yang ada di tempat ia budaya bersalin pada dukun bayi
tinggal. Ambulan desa adalah salah satu dibutuhkan usaha yang keras dari tenaga
bentuk semangat gotong royong dan kesehatan dalam melakukan promosi
saling peduli sesama warga desa dalam kesehatan yang berkelanjutan sampai
sistem rujukan dari desa ke unit rujukan budaya tersebut berubah. Promosi
kesehatan yang berbentuk alat transportasi kesehatan adalah upayah mempengaruhi
(Widyatun, 2012). masyarakat agar menghentikan perilaku
beresiko tinggi dan menggantikannya
Hubungan Budaya (Culture) dengan dengan perilaku yang aman atau paling
Ibu Bersalin pada Dukun Bayi di Desa tidak beresiko rendah (Pamsimas, 2009).
Brongkal Kecamatan Pagelaran
Kabupaten Malang Faktor Utama yang Mempengaruhi Ibu
Dari hasil penelitian dapat Bersalin pada Dukun Bayi
diketahui bahwa responden yang bersalin Variabel dependen pada
pada dukun bayi mayoritas memiliki penelitian ini adalah ibu bersalin pada
budaya bersalin pada dukun bayi yaitu dukun bayi sedangkan variabel
Lili Tiara Furi, dkk., Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Bersalin.....87

independent pada penelitian ini adalah (culture) ibu bersalin dengan pemilihan
pengetahuan, sikap, orang penting sebagai persalinan pada dukun bayi.
referensi (personal reference), usia, sosial
ekonomi, keterjangkauan fasilitas DAFTAR PUSTAKA
pelayanan kesehatan, dan budaya
(culture). Setelah dilakukan uji regresi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
logistik, dapat diketahui bahwa variabel 2013. Profil Kesehatan Kabupaten
yang paling dominan mempengaruhi ibu Malang. Jawa Timur
bersalin pada dukun bayi adalah faktor Latifah, Nur Amilda. 2010. Faktor-Faktor
orang penting sebagai referensi, yang Berhubungan dengan Pemilihan
keterjangkauan fasilitas pelayanan Pertolongan Persalinan oleh Dukun
kesehatan, dan budaya (culture). Dari 3 Bayi. Jurnal ilmiah. Online
faktor tersebut, faktor yang paling (Retrieved at 23 Juni 2014 from:
mempengaruhi adalah faktor orang http://eprints.undip.ac.id/23628/1/Nu
penting sebagai referensi (personal r_Latifah.pdf
reference) yaitu (sig.= 0,001, dengan Exp Munir, Salham. 2008. Kemitraan bidan
(B)= 11,264), dapat disimpulkan bahwa dengan dukun bayi. (Retrieved at 28
responden yang memiliki orang penting Oktober 2013 From:
sebagai referensi (personal reference) http://www.scribd.com/doc/6618110/
orang tua akan memilih penolong Kemitraan-Bidan-Dan-Dukun-Bayi).
persalinan dukun bayi 11.264 kali jika Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu
dibandingkan dengan responden yang Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
memiliki orang penting sebagai referensi Jakarta.
(personal reference) suami, tetangga, Pamsimas. 2009. Metode dan Media
tokoh masyarakat, dan dukun bayi. Promosi Kesehatan. Online
Apabila seseorang itu penting untuknya, (Retrieved at 8 Juli 2014 from
maka apa yang ia katakan atau perbuatan http://new.pamsimas.org/index.php?o
cenderung untuk dicontoh (Notoadmojo, ption=com_phocadownload&view=c
2010). ategory&download=125:metode-dan-
media&id=47:pedum-strategi-clts)
KESIMPULAN Peter, Stalker. 2008. Millenium
Tidak ada hubungan signifikan Development Goals. Online
(sig.=0,359) antara pengetahuan ibu (Retrieved at 28 Oktober 2013 from
bersalin dengan pemilihan persalinan pada http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let
dukun bayi. Tidak ada hubungan %20Speak%20Out%20for%20MDG
signifikan (sig.=0,260) antara sikap ibu s%20-%20ID.pdf)
bersalin dengan pemilihan persalinan pada Revina. 2014. Usia Ideal Wanita untuk
dukun bayi. Ada hubungan signifikan Hamil dan Melahirkan. Online
(sig.= 0,001 dengan Exp (B)= 11,264) (Retrieved at 23 Juni 2014 from:
antara orang penting sebagai referensi http://bidanku.com/usia-ideal-wanita-
(personal reference) ibu bersalin dengan untuk-hamil-dan-melahirkan).
pemilihan persalinan pada dukun bayi. Shindu, Alpito. 2013. Indonesia Stagnan
Tidak ada hubungan signifikan Tangani Kasus Kematian Ibu
(sig.=0,966) antara usia ibu bersalin Melahirkan. Online. (Retrieved at 13
dengan pemilihan persalinan pada dukun November 2013 from:
bayi. Tidak ada hubungan signifikan http://www.metrotvnews.com/metron
(sig.=0,665) antara sosial ekonomi ibu ews/read/2013/11/11/6/193812/Indon
bersalin dengan pemilihan persalinan pada esia-Stagnan-Tangani-Kasus-
dukun bayi. Ada hubungan signifikan Kematian-Ibu-Melahirkan).
(sig.= 0,012 dengan Exp (B)= 0,154) Shindu, Alpito. 2013. Perdarahan
antara keterjangkauan fasilitas pelayanan Penyebab utama Kematian Ibu
kesehatan ibu bersalin dengan pemilihan Melahirkan. Online. (Retrieved at 13
persalinan pada dukun bayi. Ada November 2013 from:
hubungan signifikan (sig.= 0,007 dengan http://www.metrotvnews.com/metron
Exp (B)= 0,208) antara kebudayaan ews/read/2013/11/11/6/193808/Pend
88 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 77-88

arahan-Penyebab-Utama-Kematian- Wiko, Saputra. 2013. Angka Kematian


Ibu-Melahirkan). Ibu Melonjak, Indonesia Mundur 15
UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Tahun. Online (Retrieved at 23
Kajian Kesehatan Ibu dan Anak. Agustus 2014 from
Online (Retrieved at 29 Oktober http://theprakarsa.org/new/ck_upload
2013 from s/files/Prakarsa%20Policy_Oktober_
http://www.unicef.org/indonesia/id/A Rev3-1.pdf)
5_- Wulansari, Triani. 2010. Analisis Spasial
_B_Ringkasan_Kajian_Kesehatan_R Pemilihan Tempat Pertolongan
EV.pdf) Persalinan. Jurnal Ilmiah. Online
Widyatun, Diah. 2012. Ambulance Desa (Retrieved at 23 Juni 2014 from:
Di Komunitas. Online (Retrieved at 8 http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
Juli 2014, from dex.php/kespro/article/download/138
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2 7/694)
012/06/ambulance-desa-di-
komunitas.html).

You might also like