You are on page 1of 10

IMPLEMENTASI BLUE OCEAN STRATEGY PADA AMSTIRDAM COFFEE

(Studi Kasus pada CV. Pemenang Sejati Kabupaten Malang)

Muhamad Nur Ilham


Wilopo
M. Kholid Mawardi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: broto_ilham@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to describe: the formulation of blue ocean strategy; the implementation of blue
ocean strategy; and to analyse the perspective of red ocean traps in Amstirdam Coffee. This research applies
the case study type with qualitative approach. There are 4 informants in this research. Indepth interview and
non-participant observation are used to collect data. The data analysis uses Miles and Huberman Model. It
is verificated by longer period of research, triangulation of data, and referential adequacy. The result of this
research shows that: Formulation of blue ocean strategy has been well-applicated by Amstirdam Coffee,
especially the effort of new market creation which is done by reconstruct market boundaries, ERRC Grid, 3
Tiers of Noncustomers, and strategic sequence, ; Implementation of blue ocean strategy has an excellent
application by Amstirdam Coffee not only because its ability to overcome organization hurdles such as
resource and motivation but also its integration of strategic implementation ; Some point of red ocean traps
is inevitably although it tends to partially. Amstirdam Coffee should consider to renew their blue ocean
strategy formulation. It also should learning about red ocean traps holistically in order to avoid red ocean
competition.

Keyword: Blue Ocean Strategy, Strategic Formulation, Strategic Implementation, Red Ocean Traps, Coffee
Industry, Indonesia.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: formulasi blue ocean strategy; implementasi blue ocean
strategy; dan menganalisis pandangan red ocean traps pada Amstirdam Coffee. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Terdapat 4 narasumber yang menjadi informan
dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam dan observasi non-partisipan. Analisis data menggunakan Model Miles dan Huberman (2014). Uji
keabsahan data menggunakan perpanjangan penelitian, triangulasi data, dan kecukupan referensial. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa formulasi blue ocean strategy berjalan dengan baik, terutama keputusan
Amstirdam Coffee menemukan pasar baru melalui tahapan rekonstruksi batasan pasar, skema ERRC, 3
tingkatan non-konsumen dan rangkaian strategis; Implementasi blue ocean strategy berjalan dengan baik
karena Amstirdam Coffee mampu mengatasi rintangan organisasi seperti rintangan sumber daya dan rintangan
motivasional serta mengintegrasikan implementasi strategi ; Terdapat beberapa poin red ocean traps yang
dilakukan oleh Amstirdam Coffee meskipun hanya sebagian kecil. Amstirdam Coffee sebaiknya
mempertimbangkan pembaharuan formulasi blue ocean strategy meskipun secara parsial dan memperbaiki
pandangan yang berkaitan dengan red ocean traps agar tidak terjebak pada persaingan yang bersifat red ocean.

Kata Kunci : Blue Ocean Strategy, Formulasi Strategi, Implementasi Strategi, Red Ocean Traps,
Industri Kopi, dan Indonesia.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 72


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN Berdasarkan uraian latar belakang yang telah
Menurut Simamora (2014:8), kopi merupakan dikemukakan, maka perumusan masalah dalam
komoditas unggulan Indonesia di pasar penelitian ini adalah sebagai berikut:
internasional. Sebagian besar produk kopi asal 1. Bagaimana formulasi blue ocean strategy pada
Indonesia diekspor ke Negara-negara Uni Eropa, Amstirdam Coffee ?
Amerika Serikat, dan Jepang (Simamora, 2014:9). 2. Bagaimana implementasi blue ocean strategy
Kabupaten Malang memiliki potensi kopi yang pada Amstirdam Coffee?
baik. Salah satu pengusaha kopi di Kabupaten 3. Bagaimana pandangan red ocean traps pada
Malang adalah Sivaraja yang mendirikan CV. Amstirdam Coffee?
Pemenang Sejati dengan merek dagang yang
dikenal dengan Amstirdam Coffee. KAJIAN PUSTAKA
Sivaraja memiliki pandangan yang berlainan 1. Definisi Blue Ocean Strategy
dengan pengusaha kopi secara umum. Ketika Blue ocean strategy merupakan strategi yang
banyak perusahaan sejenis memiliki orientasi menerapkan penguasaan atau dominasi ruang pasar
ekspor, Amstirdam Coffee justru memaksimalkan dan tidak memiliki pesaing apapun sehingga
pendapatan dari pasar dalam negeri. Sivaraja menciptakan persaingan yang tidak relevan (Kim
mengaku bahwa Amstirdam Coffee menerapkan dan Mauborgne, 2015:6). Blue ocean dapat
blue ocean strategy sejak awal didirikan. Pendirian mengakibatkan perusahaan memiliki potensi yang
perusahaan dilatarbelakangi oleh masyarakat besar dalam memperoleh laba (Dehkordi et al.,
Indonesia memberikan apresiasi yang rendah 2012:478). Blue ocean strategy dilakukan dengan
terhadap produk kopi sehingga banyak pengusaha mengeksplorasi permintaan meskipun memiliki
yang memilih untuk melakukan ekspor. Fakta risiko tinggi namun memberi hasil yang besar.
tersebut mendorong Sivaraja untuk 2. Formulasi Blue Ocean Strategy
mempopulerkan produk kopi kepada masyarakat a. Rekonstruksi Batasan Pasar
lokal. Kim dan Mauborgne (2015:50) menyebutkan
W. Chan Kim dan Renee Mauborgne terdapat 6 langkah dalam melakukan rekonstruksi
melakukan riset selama 15 tahun pada lebih dari batasan pasar, yaitu :
150 perusahaan di seluruh dunia sebelum a) Mencermati industri alternatif
menciptakan konsep blue ocean strategy (Kim dan b) Mencermati kelompok strategis
Mauborgne, 2015:1). Ada 2 terminologi dalam c) Mencermati rantai pembeli
menggambarkan kondisi persaingan bisnis dalam d) Mencermati produk alternatif
blue ocean strategy, yaitu red ocean dan blue e) Mencermati daya tarik fungsional-emosional
ocean. Perusahaan berpotensi memiliki penetrasi f) Mencermati waktu
pasar secara luas dengan produk yang memiliki b. Big Picture of Business
nilai penawaran tinggi atau berada pada kondisi Gambaran besar suatu bisnis (big picture of
blue ocean jika menerapkan blue ocean strategy business) dapat diidentifikasi melalui Skema
dengan baik. Perusahaan yang menerapkan blue Eliminate, Reduce, Raise, and Create (ERRC).
ocean strategy memiliki peluang besar untuk Skema ERRC yaitu strategi untuk menemukan
terhindar dari permasalahan komoditas karena faktor yang harus dieliminasi, dikurangi,
produk memiliki ciri khas sedangkan komoditas ditingkatkan, dan diciptakan dalam sebuah
tidak memiliki ciri khas sedikit pun (Kartono, penawaran (Kim dan Mauborgne, 2015:31).
2014:199). Jika perusahaan tidak mampu c. Tiga Tingkatan Non-konsumen
menerapkan blue ocean strategy dengan baik, Kim dan Mauborgne (2015:105) menyebutkan
maka perusahaan tersebut berpotensi mengalami tiga tingkatan non-konsumen yang berpotensi
kondisi red ocean sebagaimana permasalahan menjadi konsumen antara lain :
komoditas. a) Soon-to-be yaitu konsumen yang dapat
Penelitian yang berbentuk studi kasus meninggalkan perusahaan jika ada penawaran yang
dilakukan di CV. Pemenang Sejati, Kabupaten lebih baik.
Malang yang memproduksi kopi lokal dengan b) Refused yaitu non-konsumen yang menolak
merek dagang Amstirdam Coffee. Pengakuan membeli produk meskipun perusahaan sudah
Sivaraja bahwa Amstirdam Coffee telah memberikan penawaran.
menerapkan blue ocean strategy harus diteliti lebih c) Unexplored yaitu non-konsumen yang tidak
lanjut. Hal tersebut dilakukan agar dapat pernah mempertimbangkan penawaran produk dari
mengetahui sejauh mana penerapan blue ocean perusahaan.
strategy sesuai dengan konsep stirdam Coffee.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 73
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
d. Rangkaian Strategis METODE PENELITIAN
Rangkaian strategis berfungsi memastikan Penelitian ini menggunakan jenis
formulasi blue ocean strategy menghasilkan penelitian studi kasus dengan pendekatan
keuntungan secara optimum. Rangkaian strategis kualitatif. Metode pengumpulan data pada
terdiri dari peta utilitas pembeli, strategi hargam penelitian ini dengan menggunakan wawancara
strategi biaya dan pengadopsian (Kim dan mendalam dan observasi non-partisipan serta
Mauborgne, 2015:120). dokumentasi. Metode analisis data menggunakan
3. Implementasi Blue Ocean Strategy Model Miles dan Huberman dengan mengambil 4
a. Mengatasi Rintangan Organisasi informan sebagai narasumber, diantaranya seorang
Kim dan Mauborgne (2015:152) menyebutkan pemilik perusahaan sebagai key informant dan 3
empat rintangan organisasi dalam menjalankan orang yang terlibat dalam keberlangsungan
implementasi blue ocean strategy, yaitu : perusahaan. Hasil penelitian diperkuat dengan uji
a) Rintangan sumber daya keabsahan data yang berupa perpanjangan
b) Rintangan motivasional penelitian, triangulasi data dan kecukupan
c) Rintangan politis referensial.
d) Rintangan kognitif
b. Mengintegrasikan Implementasi Strategi
Kim dan Mauborgne (2015:183) menjelaskan Formulasi Blue
bahwa karyawan yang menjalankan implementasi Ocean Strategy
strategi dengan baik disebabkan oleh proses yang pada Amstirdam
adil. Proses yang adil bermakna karyawan Coffee
mempunyai keterikatan yang kuat dengan
Implementasi
perusahaan (engagement), penjelasan yang baik
Blue Ocean
tentang strategi yang dijabarkan (explanation), dan
Strategy pada
target perusahaan yang jelas dan dapat dipahami
oleh karyawan (expectation clarity). Amstirdam
Coffee
4. Red Ocean Traps Red Ocean Traps?
Kim dan Mauborgne (2015:215) mengatakan
bahwa jebakan red ocean (red ocean traps) dapat Gambar 1. Kerangka Penelitian
diidentifikasi melalui 10 pandangan berikut :
a. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
strategi dengan pendekatan customer-oriented. 1. Formulasi Blue Ocean Strategy
b. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah a. Rekonstruksi Batasan Pasar
mengembangkan bisnis diluar bidang inti. a) Mencermati Industri Alternatif
c. Pandangan bahwa blue ocean strategy berkaitan Amstirdam Coffee memiliki pandangan bahwa
dengan teknologi. produsen teh merupakan pesaing bagi produsen
d. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah kopi karena kesamaan fungsional produk.
strategi yang pertama di pasar (first-to-market). Amstirdam Coffee menganggap produk kopi bisa
e. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah diposisikan sebagai produk oleh-oleh karena
strategi diferensiasi. mengangkat citra suatu daerah. Anggapan tersebut
f. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah mendasari pemilihan toko produk oleh-oleh
strategi low-cost/low-pricing. sebagai tujuan pasar bagi Amstirdam Coffee.
g. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah Teh memiliki fungsional yang mirip dengan
sebuah inovasi. kopi namun cenderung dikategorikan sebagai
h. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah produk substitusi karena industri alternatif
teori pemasaran dan strategi niche. memiliki cakupan yang lebih luas. Industri
i. Pandangan bahwa blue ocean strategy tidak alternatif menawarkan perbedaan fungsional dan
memandang kompetisi sebagai hal yang baik. bentuk produk namun memiliki tujuan yang sama
j. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah sedangkan produk substitusi menawarkan bentuk
strategi creative destruction. yang berbeda namun fungsi produk yang sama
(Kim dan Mauborgne, 2015:51). Produk oleh-oleh
dapat digolongkan sebagai industri alternatif
karena memiliki tujuan yang sama dengan kopi
yaitu sebagai buah tangan khas suatu daerah.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 74
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Produk oleh-oleh digunakan oleh wisatawan termasuk juga keripik atau produk lain selama
sebagai bukti pengalaman berwisata ke suatu memberikan nilai tambah.
daerah dan wisatawan tersebut menjadikan produk e) Mencermati Daya Tarik Fungsional-Emosional
oleh-oleh sebagai bahan percakapan dengan orang Daya tarik fungsional Amstirdam Coffee yaitu
lain ketika kembali ke daerah asal (Wilkins, kualitas kopi murni premium dengan harga yang
2011:245). Amstirdam Coffee mengharapkan terjangkau. Kualitas produk merupakan kunci
pengalaman positif dari wisatawan agar membeli pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan (Paryani,
produk lagi dilain waktu. 2011:1). Harga jual berperan dalam menentukan
b) Mencermati Kelompok Strategis perolehan laba (Sjie dan Oloko, 2013:114).
Amstirdam Coffee melakukan trial and error Daya tarik emosional Amstirdam Coffee antara
untuk mendapatkan harga jual terbaik yang lain branding kopi asli Kabupaten Malang, desain
ditawarkan. Harga jual merupakan faktor penting yang menarik, dan pembelian berulang konsumen.
dalam menarik minat beli konsumen. Amstirdam Amstirdam Coffee hendak menekankan bahwa cita
Coffee menekankan konsistensi produksi supaya rasa kopi daerah tersebut sangat baik. Desain
kualitas produk yang dihasilkan stabil. produk Amstirdam Coffee memiliki diferensiasi
Kelompok strategis dalam suatu industri dapat karena bentuk kemasan berbeda dengan kemasan
dicermati berdasarkan dua faktor, yaitu harga kopi secara umum sehingga konsumen ingin
(price) dan kualitas (performance) (Kim dan mengetahui produk lebih lanjut ketika produk
Mauborgne, 2015:58). Harga yang terjangkau dan memiliki desain yang menarik. Sisi emosional pada
kualitas yang baik dapat memunculkan pembelian pembelian ulang terletak pada rekomendasi positif
berulang. Konsumen yang merasa puas cenderung kepada lingkaran sosial konsumen tersebut.
memberikan pengaruh positif kepada teman dan f) Mencermati Waktu
keluarga (Kartajaya, 2014:16). Tren pada suatu industri dapat dianalisis untuk
c) Mencermati Rantai Pembeli menciptakan blue ocean (Kim dan Mauborgne,
Kim dan Mauborgne (2015:63) menyebutkan 2015:78). Tren yang berlaku pada saat Amstirdam
terdapat tiga pihak yang terlibat dalam proses Coffee berdiri adalah kopi instan yang digemari
keputusan pembelian yaitu purchasers, users, dan oleh masyarakat. Hal tersebut menyebabkan
influencers. Rasio perbandingan antara purchasers produsen kopi instan mendominasi pasar dalam
dan users ialah 70 : 30 karena Amstirdam Coffee industri kopi. Amstirdam Coffee menyikapi tren
memprioritaskan penjualan ke toko produk oleh- tersebut dengan melakukan edukasi karena
oleh (purchasers). Amstirdam Coffee berperan pengetahuan tentang kopi pada masyarakat masih
sebagai influencers kepada calon pembeli. cenderung minim.
Keputusan tersebut membawa konsekuensi
margin keuntungan yang rendah namun volume b. Big Picture of Business
penjualan meningkat dan meminimalisasi risiko Skema Eliminate, Reduce, Raise and Create
kerugian. Peran influencers dilakukan oleh pihak (ERRC) yang terdapat pada Amstirdam Coffee
yang sangat mengetahui suatu produk dan dapat antara lain :
memberikan saran yang berguna. Peran tersebut Tabel 1. Skema ERRC Amstirdam Coffee
dijalankan melalui edukasi kopi kepada Eliminate Reduce
masyarakat sehingga memberi kesan positif bagi - Saluran distribusi - Strategi branding
perusahaan. konvensional konvensional
d) Mencermati Produk Komplementer - Variasi produk - Harga jual dan
berlebihan volume produk
Amstirdam Coffee melihat bahwa produk
komplementer pada kopi adalah produk oleh-oleh
semacam keripik. Amstirdam Coffee beranggapan Raise Create
jika kopi maupun keripik cenderung saling - Kualitas produk - Pasar oleh-oleh
- Jumlah web traffic sebagai pasar baru
melengkapi secara fungsional. Pengunjung toko
- Kepercayaan dari
memerlukan variasi produk ketika melakukan petani
pembelian dalam perspektif konsumen. - Citra kopi asli
Kopi sejatinya memiliki produk komplementer Kabupaten Malang
yang cukup populer yaitu gula dan susu. Produk
komplementer berguna untuk memberikan nilai
tambah pada pada produk utama (McAuley et al.,
2015:1). Produk komplementer pada kopi dapat
bervariasi sesuai dengan selera konsumen
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 75
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
a) Eliminate sehingga siap mengorbankan loyalitas sebagai
Amstirdam Coffee tidak menggunakan saluran konsumen (Kim dan Mauborgne, 2015:107).
distribusi konvensional dan variasi produk yang Amstirdam Coffee tidak memiliki konsumen yang
berlebihan. Saluran distribusi konvensional terdiri bersifat demikian. Strategi yang diandalkan adalah
dari berbagai produsen, pedagang grosir, dan produk yang bercita rasa baik dan harga yang
pengecer (Kotler dan Armstrong, 2015:616). terjangkau serta transparansi informasi yang tertera
Saluran distribusi Amstirdam Coffee cenderung di situs perusahaan. Transparansi informasi dapat
berbentuk saluran distribusi selektif yaitu strategi menguntungkan semua pihak.
penyaluran ke tempat yang dianggap paling b) Refused
potensial agar jumlah konsumen tumbuh secara Non-konsumen tingkat ini adalah supermarket
signifikan. Amstirdam Coffee memberi batasan 2 dan konsumen kopi instan. Supermarket menolak
produk unggulan yaitu Blue Robusta dan Green produk Amstirdam Coffee dengan alasan produk
Arabica agar produk lebih mudah diingat oleh kopi sudah terlalu banyak, sedangkan konsumen
konsumen. kopi instan cenderung bersifat loyal terhadap
b) Reduce produk kopi instan. Penolakan dari supermarket
Strategi branding dilakukan agar membentuk membuat Amstirdam Coffee dapat menjaga
identitas yang diperkenalkan kepada dunia bahwa diferensiasi dengan produk kopi lain. Konsumen
produk memiliki nilai yang menarik (Kapferer, kopi instan mempertimbangkan kemudahan untuk
2008:31). Strategi yang dipilih adalah e-branding memperoleh, cita rasa yang enak, dan harga murah.
melalui media sosial dan branding di toko produk Keadaan tersebut bisa dimanfaatkan oleh
oleh-oleh. Pengurangan harga jual dan volume Amstirdam Coffee untuk memperkenalkan kopi
produk dilakukan berdasarkan hasil trial and error. murni dengan cita rasa lain.
Harga merupakan elemen penting dalam c) Unexplored
menciptakan permintaan. Volume produk Toko produk oleh-oleh merupakan jenis non-
dikurangi sebagai bagian dari pengurangan harga konsumen yang mampu dieksplorasi menjadi pasar
demi menjaga kualitas produk. baru. Produsen kopi secara umum tidak banyak
c) Raise menjual produknya ke toko produk oleh-oleh.
Peningkatan kualitas dilakukan dengan cara Perusahaan harus memilih target pasar yang sesuai
memilih biji kopi terbaik dan proses produksi yang ketika mengembangkan strategi pemasaran yang
terstandardisasi agar menjaga konsistensi. Produk efektif (Pride et al., 2015:101).
berkualitas dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen dan perusahaan itu sendiri (Suchanek et d. Rangkaian Strategis
al., 2014:330). Peningkatan web traffic dilakukan a) Peta Utilitas Pembeli
agar memperkuat brand awareness Amstirdam Peta utilitas pembeli pada Amstirdam Coffee
Coffee. Hal tersebut akan membawa konsumen berbeda dengan peta utilitas pembeli yang ada pada
potensial bagi perusahaan. industri kopi instan. Industri kopi instan cenderung
d) Create memilih tuas utilitas simplicity dan convenience
Keputusan Amstirdam Coffee memasuki toko yang diterapkan pada siklus pembelian use.
produk oleh-oleh didasari oleh fakta bahwa Amstirdam Coffee memilih tuas convenience dan
produsen kopi instan tidak menjadikan tempat environmental friendliness pada siklus purchases.
tersebut sebagai pasar sehingga menyimpan Tabel 2. Peta Utilitas Pembeli
potensi penjualan yang besar. Kepercayaan dari Purc Deli Use Supple Mainte Dispo
hase very ment nance sal
petani sebagai pemasok biji kopi timbul berkat Customer
hubungan baik antara perusahaan dengan producti
vity
kelompok tani setempat. Manajemen hubungan Simplicity x
pemasok yang baik memberi motivasi dalam
Conveni O x
bekerjasama (Schuh et al., 2014:27). Citra kopi asli ence
Kabupaten Malang yang diangkat Amstirdam Risk
Coffee diharapkan dapat memperkuat citra produk Fun and
image
Amstirdam Coffee di mata konsumen. Environm O
ental-
friendly
c. Tiga Tingkatan Non-konsumen
a) Soon-to-be Keterangan : x : industri kopi instan
Non-konsumen yang bersifat soon-to-be selalu O : Amstirdam Coffee
berusaha untuk mencari penawaran terbaik
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 76
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Peta utilitas pembeli pada industri kopi instan kepada karyawan meskipun tidak mengetahui arti
didasari perilaku konsumen yang ingin membuat blue ocean strategy. Mitra bisnis tidak mengetahui
kopi secara praktis dan memiliki cita rasa yang blue ocean strategy pada Amstirdam Coffee,
baik. Tuas convenience pada tahap purchase namun mitra bisnis merasa diuntungkan dengan
menandakan bahwa Amstirdam Coffee ingin penerapan strategi perusahaan. Masyarakat umum
menunjukkan produk yang inovatif. Faktor ramah hanya mempedulikan tentang penawaran produk
lingkungan dapat menjadi alat persaingan bisnis tanpa harus mengetahui strategi perusahaan.
(Krause, 2015:1). Kemasan yang mudah didaur Perusahaan yang bisa membangun keunggulan
ulang menjadi dasar faktor ramah lingkungan pada kompetitif dalam pasar yang baru akan diikuti
Amstirdam Coffee meskipun belum ada program kompetitor (Eskandari et al., 2015:12). Penguatan
promosi tentang hal tersebut. peran ketiga pihak tersebut menjadi hal penting
b) Strategi Harga dalam menjaga keunggulan kompetitif saat
Amstirdam Coffee menurunkan harga jual pada kompetitor baru muncul. Mitra bisnis seperti toko
produk Blue Robusta dan Green Arabica agar lebih produk oleh-oleh dan petani kopi mempengaruhi
terjangkau. Harga Blue Robusta mengalami kelangsungan hidup Amstirdam Coffee sedangkan
penurunan dari Rp30.000,- menjadi Rp10.000,- karyawan merupakan pihak internal yang selalu
sedangkan Green Arabica mengalami penurunan menjalankan formulasi blue ocean strategy.
dari Rp45.000.- menjadi Rp15.000,-. Langkah
tersebut diikuti oleh penurunan volume Blue 2. Implementasi Blue Ocean Strategy
Robusta dari 250 gram menjadi 100 gram serta a. Mengatasi Rintangan Organisasi
volume Green Arabica dari 250 gram menjadi 80 Rintangan organisasi antara lain rintangan pada
gram. Strategi lain yang dilakukan adalah memberi sumber daya, rintangan motivasional, rintangan
diskon bagi purchasers seperti toko produk oleh- politis, dan rintangan kognitif (Kim dan
oleh dan sebagainya serta kebebasan pihak tersebut Mauborgne, 2015:152). Rintangan sumber daya
dalam penetapan harga. pada Amstirdam Coffee terletak pada pembuktian
Strategi penurunan harga dapat memperluas teori sebelum melakukan produksi secara massal
jangkauan pasar Amstirdam Coffee sehingga perlu dan modifikasi peralatan. Rintangan motivasional
dipertahankan. Hal yang harus diperhatikan yaitu diatasi dengan memenuhi hak karyawan serta
potensi timbul buyer’s remorse yang merupakan menanamkan sense of belonging. Strategi tersebut
perasaan menyesal dan bersalah secara mendalam membuat perusahaan tidak menghadapi rintangan
setelah membeli produk (Maziriri dan Madinga, politis dan kognitif.
2015:55). Perasaan tersebut muncul ketika Pengujian teori dan proses modifikasi dapat
konsumen mengetahui terdapat perbedaan harga meningkatkan kualitas output dalam proses
jual secara signifikan pada setiap purchasers produksi. Motivasi kerja karyawan meningkat
sehingga konsumen merasa enggan membeli ulang sebab sense of belonging distimulasi oleh
produk Amstirdam Coffee. hubungan antar karyawan yang sehat sehingga
c) Strategi Biaya memicu kerjasama tim yang sangat baik dan
Strategi biaya Amstirdam Coffee yang utama berpengaruh terhadap loyalitas kepada perusahaan
adalah efisiensi dan pembelian biji kopi ke petani (Davila dan Jimenez, 2012:252). Potensi rintangan
diatas harga pasar. Efisiensi dilakukan dengan politis diatasi dengan mendiskusikan masalah
menggunakan otomatisasi produksi melalui mesin secara fleksibel sehingga mencegah konflik.
dan peningkatan kapasitas produksi agar dapat
berpengaruh positif terhadap margin keuntungan. b. Mengintegrasikan Implementasi Strategi
Pembelian biji kopi ke petani merupakan langkah Karyawan menjalankan implementasi strategi
kerjasama strategis untuk memperoleh bahan baku dengan baik disebabkan oleh proses yang adil yaitu
berkualitas. Harga beli bahan baku yang diatas mempunyai keterikatan yang kuat dengan
harga pasar dilakukan untuk menjamin kualitas biji perusahaan (engagement), penjelasan yang baik
kopi yang dipasok, yaitu Grade A. Kerjasama tentang strategi yang dijabarkan (explanation), dan
tersebut berjalan secara saling menguntungkan. target perusahaan yang jelas dan dapat dipahami
d) Pengadopsian oleh karyawan (expectation clarity) (Kim dan
Beberapa pihak yang perlu diperhatikan ketika Mauborgne, 2015:183). Keterikatan pada
perusahaan mengadopsi blue ocean strategy yaitu perusahaan ditunjukkan dengan menganggap
karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat umum bahwa perusahaan seolah-olah dimiliki oleh
(Kim dan Mauborgne, 2015:137). Amstirdam karyawan pula hingga muncul sense of belonging.
Coffee mengomunikasikan formulasi strategi Amstirdam Coffee mengomunikasikan strategi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 77
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kepada karyawan dengan bahasa yang mudah melainkan menjadi yang pertama berinovasi
dipahami. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan dengan nilai yang diberikan kepada konsumen
dapat memberikan target kerja kepada karyawan (Kim dan Mauborgne, 2015:218). Amstirdam
sehingga jumlah produksi sesuai dengan kalkulasi. Coffee bukan merupakan perusahaan pertama yang
memproduksi kopi asli Kabupaten Malang namun
3. Red Ocean Traps Amstirdam Coffee melihat peluang dalam industri
a. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah kopi asli Kabupaten Malang. Produk yang dikemas
strategi dengan pendekatan customer-oriented secara inovatif dan menyasar target pasar yang
Blue ocean strategy tidak hanya dilakukan berbeda menjadi hal yang dilakukan Amstirdam
dengan melihat konsumen yang sudah ada, namun Coffee. Hal tersebut tergolong pada first-movers
juga melihat potensi non-konsumen yang dapat advantage yaitu keuntungan yang diperoleh
berubah menjadi konsumen (Kim dan Mauborgne, perusahaan dengan menjadi pihak pertama yang
2015:216). Amstirdam Coffee mengeksplorasi menciptakan nilai (value) penawaran dengan cara
toko produk oleh-oleh menjadi target pasar yang yang baru atau berbeda (Afuah, 2009:13).
baru dalam industri kopi. Amstirdam Coffee e. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah
memilih loyalitas konsumen dengan alasan dapat strategi diferensiasi
mengalkulasi omset. Loyalitas konsumen yang Diferensiasi dilakukan dengan menyediakan
tidak diimbangi dengan eksplorasi pasar baru penawaran yang berkualitas secara premium
menjadi ancaman karena kompetitor berpeluang namun biaya menjadi lebih tinggi sehingga harga
merebut konsumen. Eksplorasi pasar membantu jual meningkat (Kim dan Mauborgne, 2015:218).
perusahaan untuk bersaing dalam lingkungan Persaingan antar perusahaan yang memberikan
industri yang dinamis (Vila et al., 2015:280). kualitas premium belum digolongkan sebagai
b. Pandangan bahwa blue ocean strategy perusahaan yang menerapkan blue ocean strategy.
mengembangkan bisnis diluar bidang inti Produk Amstirdam Coffee yaitu Blue Robusta dan
Blue ocean strategy tidak memerlukan langkah Green Arabica yang dihasilkan melalui strategi
menciptakan bisnis yang baru di luar bidang inti pengurangan harga dan volume produk serta
(Kim dan Mauborgne, 2015:217). Amstirdam peningkatan kualitas produk menunjukkan bahwa
Coffee lebih memprioritaskan lini bisnis kopi Amstirdam Coffee memperhatikan penghematan
daripada harus mengembangkan bisnis di luar biaya tanpa mengorbankan kualitas produk. Hal
bidang inti karena mengetahui dinamika industri tersebut dapat menjadi nilai tambah dalam
kopi. Amstirdam Coffee memilih diversifikasi persaingan pasar.
produk daripada mengembangkan bisnis baru f. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah
karena risiko lebih kecil. Diversifikasi produk strategi low-cost/low-pricing
dapat menjadi alat untuk mencapai keunggulan Perusahaan yang berorientasi terhadap low-cost
kompetitif (Dirisu et al., 2013:263). harus terus membandingkan dengan kompetitor
c. Pandangan bahwa blue ocean strategy agar meningkatkan daya saing yang mengeluarkan
berkaitan dengan teknologi biaya minimum (Baroto et al., 2012:122). Kondisi
Perusahaan dapat menerapkan blue ocean tersebut menjadikan perusahaan berada pada red
strategy tanpa bantuan teknologi karena tuas ocean. Amstirdam Coffee menyikapi hal tersebut
utilitas lebih diutamakan oleh konsumen (Kim dan dengan menurunkan harga jual dan volume tanpa
Mauborgne, 2015:217). Amstirdam Coffee merasa menurunkan kualitas produk. Struktur biaya telah
ragu apabila blue ocean strategy dapat diterapkan dikalkulasi secara matang sebelum menurunkan
tanpa bantuan teknologi karena teknologi menjaga harga jual sehingga tidak mengganggu arus kas
konsistensi produksi dan efisiensi prosesnya. perusahaan. Kunci dari menjaga margin laba yaitu
Teknologi harus dipahami sebagai katalisator melakukan efisiensi dalam kegiatan produksi
dalam memasukkan faktor tuas utilitas seperti Amstirdam Coffee.
peningkatan produktivitas, kemudahan, sederhana, g. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah
keceriaan, kenyamanan, dan ramah lingkungan ke sebuah inovasi
dalam penawaran produk. Penggunaan teknologi Inovasi yang dilakukan perusahaan belum tentu
cenderung diabaikan oleh konsumen selama meningkatkan nilai penawaran bagi konsumen
penawaran produk dinilai menarik. (Kim dan Mauborgne, 2015:220). Inovasi yang
d. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah dikaitkan dengan blue ocean strategy berbentuk
strategi yang pertama di pasar (first-to-market) value innovation yang tidak hanya menyentuh
Blue ocean strategy bukan tentang perusahaan aspek produk, namun juga cara berbisnis serta
menjadi pemain pertama dalam suatu pasar, perpaduan antara bentuk dan cara penawaran dari
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 78
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perusahaan (Setijono, 2008:2). Cara berbisnis meningkat sehingga produsen kopi lain dapat
Amstirdam Coffee yang termasuk value innovation memaksimalkan potensi tersebut.
antara lain pembelian biji kopi diatas harga pasar
langsung ke petani, penjualan produk ke toko KESIMPULAN DAN SARAN
produk oleh-oleh, dan edukasi tentang kopi kepada Kesimpulan
masyarakat. Value innovation yang dilakukan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
tersebut memberikan kepercayaan diri untuk pada CV. Pemenang Sejati (Amstirdam Coffee),
bersaing bagi perusahaan. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
h. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah 1. Formulasi blue ocean strategy pada Amstirdam
teori pemasaran dan strategi niche Coffee sudah cukup baik. Amstirdam Coffee
Blue ocean strategy dapat berfungsi dalam menganggap toko produk oleh-oleh sebagai
melakukan analisis dan memecahkan masalah bagian utama dari hasil formulasi blue ocean
pemasaran serta membantu keluar dari red ocean strategy berdasarkan pengamatan industri
namun blue ocean strategy bukan merupakan alternatif dan non-konsumen yang bersifat
strategi pemasaran (Kim dan Mauborgne, unexplored. Toko produk oleh-oleh adalah pasar
2015:221). Blue ocean strategy yang diterapkan baru yang diciptakan oleh Amstirdam Coffee
oleh Amstirdam Coffee tidak dapat berjalan dan harga produk ditetapkan dengan tujuan
dengan baik apabila mengabaikan faktor karyawan dapat dijangkau oleh sebagian besar konsumen
yang menimbulkan rintangan dalam tahap dan non-konsumen setelah melalui proses trial
implementasi strategi. Pasar toko produk oleh-oleh and error. Formulasi blue ocean strategy
yang disasar oleh Amstirdam Coffee bukan memperhatikan karyawan dan mitra bisnis
termasuk strategi niche karena mampu sebagai pihak yang terlibat dalam tahap
memaksimalkan segmen pasar wisatawan yang implementasi blue ocean strategy sedangkan
berkunjung ke Malang Raya. Potensi yang besar masyarakat umum cenderung bersikap netral
belum bisa dipenuhi dengan kapasitas produksi terhadap perusahaan.
Amstirdam Coffee. 2. Implementasi blue ocean strategy Amstirdam
i. Pandangan bahwa blue ocean strategy tidak Coffee juga berjalan dengan baik. Amstirdam
memandang kompetisi sebagai hal yang baik Coffee berhasil mengatasi rintangan sumber
Kompetisi dapat mengakibatkan pertumbuhan daya dan rintangan motivasional sehingga tidak
menjadi melambat jika jumlah penawaran dalam ada rintangan politis dan kognitif yang dihadapi
pasar melampaui jumlah permintaan (Kim dan oleh perusahaan. Proses integrasi implementasi
Mauborgne, 2015:222). Amstirdam Coffee punya strategi memperhatikan faktor engagement,
anggapan bahwa kompetisi merupakan hal yang explanation, dan expectation clarity untuk
baik bagi perusahaan karena memacu kreativitas melancarkan tahap implementasi blue ocean
dalam bersaing. Hal tersebut bertentangan dengan strategy.
esensi dari blue ocean strategy yaitu keluar dari 3. Terdapat beberapa poin jebakan red ocean (red
persaingan red ocean meskipun Amstirdam Coffee ocean traps) pada Amstirdam Coffee antara lain
berhasil menciptakan pasar baru. Orientasi mengutamakan konsumen yang ada daripada
terhadap persaingan dapat merugikan perusahaan mengeksplorasi non-konsumen, tidak bisa
karena melalaikan pembaharuan formulasi strategi menerapkan blue ocean strategy tanpa bantuan
dan menghabiskan biaya yang tinggi. teknologi, value innovation masih belum
j. Pandangan bahwa blue ocean strategy adalah didefinisikan dengan jelas walaupun cara
strategi creative destruction berbisnis perusahaan cukup baik dan
Creative destruction merupakan keadaan yang menganggap kompetisi merupakan hal yang
menyebabkan perubahan way of life dan sesuatu baik bagi perusahaan. Jebakan red ocean
yang lama menjadi tidak berlaku lagi (Komlos, tersebut tidak mempengaruhi penerapan blue
2014:1). Blue ocean strategy berbeda dengan ocean strategy pada Amstirdam Coffee untuk
creative destruction dimana perusahaan tidak perlu saat ini, namun berpotensi mempengaruhi
menggantikan produk yang ada dan bersifat non- pembaharuan blue ocean strategy di masa
destructive (Kim dan Mauborgne, 2015:223). mendatang.
Amstirdam Coffee dinilai justru memberikan
dampak positif bagi industri kopi karena saluran Saran
distribusi produk mengalami pertambahan yaitu Beberapa saran yang diberikan antara lain:
toko produk oleh-oleh. Hal tersebut menyebabkan 1. Amstirdam Coffee dapat mempertimbangkan
potensi permintaan dalam industri kopi menjadi untuk memperbaharui formulasi blue ocean
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 79
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
strategy meskipun secara parsial. Salah satu Competitive Advantage and Optimal
bagian formulasi yang dapat diperbaharui Organization Performance (A Study of
adalah rekonstruksi batasan pasar karena Unilever Nigeria PLC). European
kompetitor berpotensi mengubah pasar yang Scientific Journal. Vol 9, No 34. pp (258-
baru saat ini menjadi red ocean. Pertimbangan 281).
lain dalam pembaharuan blue ocean strategy Eskandari, Meysam Jafari., Meysam Miri.,
adalah ukuran perusahaan dapat berkembang Allahyar Allahyari. 2015. Thinking of
sehingga kompleksitas permasalahan yang The Blue Ocean Strategy Beyond The
muncul akan semakin besar. Competition. Asian Journal of Research
2. Amstirdam Coffee sebaiknya memperbaiki in Business Economics and Management.
pandangan strategis yang berhubungan dengan Vol 5, No.1. Page 1-13.
jebakan red ocean (red ocean traps) seperti
yang telah disebutkan. Amstirdam Coffee dapat Kapferer, Jean-Noel. 2008. The New Brand
mempelajari dan memahami lebih lanjut Strategic Management: Fourth Edition.
mengenai red ocean traps agar tidak terjadi pada London and Philadelphia: Kogan Page.
saat membuat perumusan blue ocean strategy Kartajaya, Hermawan., Ardhi Ridwansyah. 2014.
yang baru. WOW Selling: Salespeople Are The Real
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mencoba Marketeers. Jakarta: Gramedia.
membuat kanvas strategi sebagai bentuk
visualisasi formulasi blue ocean strategy. Kartono, Budi P. 2015. Brand Genius: Bagaimana
4. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu Merek Anda Dicintai dan Dipuja. Jakarta:
membahas konsep red ocean traps secara lebih Gramedia.
komprehensif. Red ocean traps merupakan Kim, W.C., Renee Mauborgne. 2015. Blue Ocean
konsep yang sangat baik untuk menguji Strategy: How to Create Uncontested
pengetahuan objek penelitian tentang blue Market Space and Make the Competition
ocean strategy. Irrelevant. Boston: Harvard Business
School Publishing Corporation.
DAFTAR PUSTAKA
Komlos, John. 2014. Has Creative Destruction
Afuah, Allan. 2009. Strategic Innovation: New Become More Destructive?. CESifo
Game Strategies for Competitive Working Paper. No. 4941.
Advantage. Oxon, UK: Routledge.
Kotler, Philip., Gary Armstrong. 2014. Marketing
Baroto, Mas Bambang., Muhammad Madi bin An Introduction: Twelfth Edition, Global
Abdullah., Hooi Lai Wan. 2012. Hybrid Edition. Essex: Pearson Education
Strategy: A New Strategy for Competitive Limited.
Advantage. International Journal of
Business and Management. Vol 7, No 20. Krause, Josef. 2015. The Potential of an
pp 120-133. Environmentally Friendly Business
Strategy: Research from the Czech
Davila, Celeste M., Gemma Garcia Jimenez. 2012. Republic. International Journal of
Organizational Identification and Engineering Business Management. Vol
Commitment: Correlates of Sense of 7, No 6. pp 1-6.
Belonging and Affective Commitment.
The Spanish Journal of Psychology. Vol Maziriri, E.T., N.W Madinga. 2015. The Effect of
15, No 1. Page 244-255. Buyer’s Remorse on Consumer’s Repeat-
Purchase Intention: Experiences of
Dehkordi, G.J., Samin Rezvani., Navid Behravan. Generation Y Apparel Student Consumers
2012. Blue Ocean Strategy: A Study Over within the Vaal Triangle. International
A Strategy Which Help The Firm To Journal of Research in Business Studies
Survive From Competitive Environment. and Management. Vol 2, No 5. pp 24-31.
International Journal of Academic
Research in Business and Social Sciences. McAuley, Julian., Rahul Pandey., Jure Leskovec.
Vol 2, No.6 June Edition. Page: 477-483. 2015. Inferring Network of Substitutable
and Complementary Products.
Dirisu, Joy I., Oluwole Iyiola., O. S. Ibidunni. Proceedings of the 21th ACM SIGKDD
2013. Product Differentiation: A Tool of International Conference on Knowledge

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 80


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Discovery and Data Mining. Page 785-
794.
Pride, William M., O. C. Ferrel., Bryan A. Lukas.,
Sharon Schembri. 2015. Marketing
Principle: Second Edition. South
Melbourne: Cengage Learning Australia.
Schuh, Christian., Michael F. Strohmer., Stephen
Easton., Michael D. Hales., Alenka
Triplat. 2014. Supplier Relationship
Management: How to Maximize Vendor
Value and Opportunity. New York:
Apress.
Setijono, Djoko. 2008. Value Innovation and A
Cognitive Map of Stakeholder-oriented
Quality Management. 11th QMOD
Conference. Quality Management and
Organizational Development Attaining
Sustainability From Organizational
Excellence to SustainAble Excellence,
Helsingborg, Sweden. Page 1-9.
Simamora, Sehat Dinati. 2014. Langkah dan
Strategi Ekspor ke Uni Eropa: Produk
Kopi. Apindo-EU Active Market Brief.
Edisi Juli 2014.
Sjie, Antony., Margaret Oloko. 2013. Penetration
Pricing Strategy and Performance of
Small and Medium Enterprises in Kenya.
European Journal of Business and Social
Sciences. Vol 2, No 9. pp 114-123.
Suchanek, Petr., Jiri Richter., Maria Kralova. 2014.
Customer Satisfaction, Product Quality,
and Performance of Companies. Review of
Economic Perspectives. Vol 14, No 4. pp
329-344.
Vila, Omar Rodriguez., Sundar G. Bharadwaj.,
S.Cem Bahadir. 2015. Exploration- and
Exploitation-Oriented Marketing
Strategies and Sales Growth in Emerging
Markets. Customer Needs and Solution
Journal. Vol.2, No.4, pp 277-289.
Wilkins, Hugh. 2011. Souvenirs: What and Why
We Buy. Journal of Travel Research. Vol
50, No 3, pp. 239-247.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 Desember 2016 81


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like