You are on page 1of 2

ANALISIS KASUS

A DEPRESSION SCHOLAR KNOWS WHAT IT TAKES

It would have been insane for US president Barack Obama not to nominate Ben
Bernanke to a second term, as chairman of the Federal Reserve. The economics dictated it, as
did the politics.
We will never know whether the world might have suffered a depression if Bernanke’s
Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve had not responded so aggressively.
Early this year, the Nobel Prize-winning economist and New York Times columnist
Paul Krugman issued depression warnings.
Bernanke admitted similar fears in interviews with David Wessel, economics editor
of The Wall Street Journal and author of In Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve We
Trust. The fact that the global economy is no longer uncontrollably spiraling downward (for
2010, the Economist Intelligence Unit predicts growth of 2.7 per cent for the world and 1.8 per
cent for the United States) was no foregone conclusion. Nor was it ordained that the panic
gripping financial markets just six months ago would subside. From recent lows in march, the
US stockmarket Is now up roughly 50 per cent.
It is not that Bernanke’s performance was flawless. Far from it. He made two blunders.
First, he didn’t see the crisis coming. Even after the collapse of the investment bank Bear
Stearns in Marc 2008, he didn’t foresee a widespread financial panic or a savage recession.
In the summer of 2008, the economy was weakening but seemed- to Bernanke and
most economists- to be suffering from inflationary overheating. Consumer prices were rising
at a 5 per cent annual rate, oil was peaking at $147 a barrel.
Second, along with the then-treasury secretary Henry Paulson, Bernanke allowed
Lehman Brothers to go bankrupt in September. Both have said they lacked the legal power to
rescue Lehman and that no one wanted to buy it.
If Bernanke and Paulson had fully anticipated the consequences of Lehman’s failure,
they almost certainly would have found a way to save it. Once Lehman collapsed, the crisis got
much worse. Banks retreated from lending to each other, investors wouldn’t buy new bonds,
banks, consumers and businesses hoarded cash. The economy contracted at an annual rate of 5
per cent to 6 per cent.
Here is where Bernanke distinguished himself. A student of the Great Depression, and
especially of the disastrous effects of bank failures, he went well beyond the standard response
of lowering interest rates (the overnight Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve funds
rate dropped effectively to zero by December). The Bank Sentral Amerika Serikat Federal
Reserve created a dizzying array of liquidity facilities to substitute more than $US1 trillion of
Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve credit for retreating private credit. It supported
markets for mortgages, money market funds, commercial paper, auto loans and student loans.
The strategy was , as Wessel says, to do whatever it took to avoid a complete loss of credit and
confidence – a loss causing continuous drops in spending and asset prices (for stock, bonds,
homes) and ending in depression.
Although there were other actors, the Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve’s
interventions were decisive in halting the panic. It is an open question whether any other Bank
Sentral Amerika Serikat Federal Reserve chairman – someone without Bernanke’s detailed
knowledge of the Depression – would have been so bold in supporting credit markets.
Moreover, Bernanke’s approach inspired similar moves abroad. But this is also Bernanke’s
burden. If the Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve doesn’t withdraw all that extra
credit quickly enough, it may spawn inflation. If it withdraws it too quickly, it may subvert
recovery.

PEMBAHASAN :
1. Artikel ini menjelaskan bagaimana pendekatan teoritis tertentu telah diganti dengan yang
lain. Jelaskan mengapa satu teori diganti dengan yang lain dan apakah yang menentukan
suatu teori yang ada dapat bertahan?
Jawaban:
 Perubahan teori akuntansi terjadi terutama karena adanya berbagai upaya yang
dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah akuntansi dan merumuskan rerangka
teoritis untuk praktek akuntansi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman serta
perubahan lingkungan dan kondisi yang terjadi. Teori dalam akuntansi sangat berbeda
dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti, dimana dalam ilmu pasti teori
dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas
dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
tempat akuntansi dipraktekkan. Sehingga suatu teori dapat digantikan dengan teori
yang lain jika suatu teori tidak sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini serta tidak
dapat menghasilkan data yang konstan, oleh karena itu dibutuhkan teori lain dalam
penyesuaian dengan kondisi tersebut.
 Suatu teori yang ada dapat bertahan jika teori telah diuji secara empiris dan dapat
digunakan untuk menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku serta mampu
memperediksi berbagai fenomena bisnis di masa depan

2. Apakah mengemukakan kembali dari sebuah teori itu berarti teori tersebut tidak mengganti
teori yang sebelumnya ?
Jawaban :
 Mengemukakan kembali dari sebuah teori belum tentu menandakan menggantikan teori
yang ada. Implementasi sebuah teori menyesuaikan dengan perkembanga kondisi dan
situasi yang sedang terjadi. Jika pada kondisi saat ini suatu teori sudah tidak relevan
untuk menjelaskan fenomena akuntansi yang terjadi sebaiknya perlu dilakukan kajian
dan analisis terkait perubahannya, kemudian sebuah teori perlu ditinjau kembali untuk
dilakukan modifikasi atau revisi atau mengganti dengan teori baru yang lebih relevan.
Suatu teori yang telah ada terdahulu atau yang telah diubah pada suatu saat nanti akan
dapat diterapkan kembali karena suatu kondisi yang ada terdahulu dapat berpotensi
akan terjadi kembali.

3. Haruskah sebuah teori disingkirkan jika tidak dapat dijadikan sarana untuk mencapai
tujuan yang diinginkan? Jelaskan jawaban Anda.
Jawaban :
 Suatu teori yang lama tidak harus dihapuskan jika tidak dapat dijadikan sarana untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika teori lama tidak mampu menyesuaikan
dengan kondisi yang ada dan digantikan dengan suatu teori yang baru, hal tersebut
tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti teori tersebut akan dapat digunakan
kembali. Karena kondisi dimasa depan yang tidak pasti meskipun dapat diprediksi
namun tidak menutup kemungkinan kondisi yang pernah terjadi di masa lalu atau saat
ini akan berulang di masa yang akan datang, sehingga teori lama tidak perlu
disingkirkan dan dapat dipergunakan kembali pada kondisi yang sesuai.

You might also like