You are on page 1of 10

Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), Vol. X, No.

1, November 2019

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Biaya Penerapan Rujukan Elektronik


Aplikasi P-Care di Kota Makassar

Factors Related to the Cost of Implementing Electronic Referrals P-Care Application in


Makassar City

Hadrianti H. D. Lasari1*, Era Pratiwi2, Rini Aryani Yamin3


1
Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
2
Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit, Fatersi, Unimerz
3
Prodi DIII Kardiovaskular, Fatersi, Unimerz
*Korespondensi : hadrianti.lasari@ulm.ac.id

Abstract
Health workers in Indonesia's primary health care use electronic references on the P-care
application. Referral is the large number of sufferers who come to the unit through referrals
from the government, health workers, police and law. This study uses an electronic reference
P-Care in 35 Primary Health Care in Makassar City. This research was a cross sectional
analytic study using an online questionnaire instrument that was distributed to 46 Primary
Health Care, and 35 questionnaires were filled out. Result, related gender with cost of
applying the value of p = 0.39, related the age aspect with cost of applying with a value of p =
0.59, the level of education p = 0.92 and years of service p = 0.6. relationship between sex,
age, level of education and years of service with changes or developments using electronic
P-Care referrals at the Puskesmas. After conducting statistical tests using the chi-square, it
was found that for gender to significant changes in the value of p = 0.01, the age aspect of
significant changes with a value of p = 0.88, the level of education towards significant
changes with a value of p = 0.42 and years of service to significant changes with a value of p
= 0.60.

Keywords : Electronic Referrals, Primary Health Care, Cost, P-Care


Pendahuluan India, Arab Saudi, Inggris Tenggara, Italia,
Rujukan adalah jumlah pasien yang San Francisco dan United Kindom (3, 6).
datang ke unit melalui rujukan dari dinas Rujukan elektronik memungkinkan
kesehatan, petugas kesehatan, polisi dan komunikasi dua arah antara fasilitas
hukum. Penderita rujukan adalah pasien kesehatan rujukan dan penerima rujukan.
yang diterima dari unit yang kurang bisa Penyedia rujukan melengkapi templat
mendapatkan layanan yang lebih baik di elektronik, di mana informasi catatan
unit dan setelah perawatan selesai kesehatan elektronik yang relevan
pengobatan dikirim kembali ke unit ditambahkan secara otomatis. Penyedia
pengirim. Dirujuk adalah jumlah pasien rujukan dan peninjau dapat berkomunikasi
yang setelah diperiksa perlu dirujuk ke berulang sampai penerima rujukan
rumah sakit yang lebih mampu di tahun memutuskan untuk menjadwalkan janji
yang bersangkutan (1). Sistem rujukan temu atau mereka berdua sepakat bahwa
berarti bertujuan menjadi efektif dan efisien pasien tidak membutuhkannya (4)
pada saat yang sama, yang berarti Dengan rujukan elektronik, fasilitas
mengurangi waktu tunggu dalam proses kesehatan diharapkan dapat memberikan
rujukan dan mengurangi rujukan yang tidak layanan yang efektif dan efisien. Tetapi
perlu karena sebenarnya dapat ditangani temuan implementasi referensi elektronik
di Perawatan Kesehatan Utama (2). di Arab Saudi, masih tidak efisien, lambat
Seiring berkembangnya teknologi dan dan tidak efektif (3). Implementasi suatu
informasi, sistem rujukan kesehatan juga sistem tidak akan berjalan dengan baik jika
telah dimodifikasi untuk menjadi rujukan implementasinya tidak sesuai dengan
elektronik. Referensi elektronik dapat ketentuan kebijakan atau pedoman. Salah
ditemukan di berbagai negara seperti satu masalah dalam menerapkan sistem

1
Hardianti H D Lasari, dkk

rujukan adalah kurangnya sumber daya penelitian ini adalah Puskesmas dan rumah
dan infrastruktur penting di lembaga sakit yang menggunakan sistem rujukan
kesehatan untuk menyediakan layanan elektronik di Kota Makassar Tahun 2019.
kesehatan minimal (2). Penggunaan Populasi penelitian adalah pengguna yang
sistem informasi di fasilitas kesehatan terlibat langsung dalam penggunaan
meminimalisasi biaya dan terbukti menggunakan sistem rujukan elektronik
mengurangi biaya langsung dan efektif BPJS Kesehatan pada bagian pendaftaran
biaya (7) maupun tenaga medis. Sampel yang
Efektivitas yang diharapkan mampu menjadi sasaran dalam penelitian ini
mengurangi biaya pelayanan kesehatan di adalah semua populasi penelitian yaitu
fasilitas kesehatan. Misalnya salah satu tenaga kesehatan yang menggunakan
peneltian yang mengevaluasi efektivitas sistem rujukan elektronik BPJS
biaya konsultasi elektronik menunjukkan Kesehatan. Setelah memenuhi jumlah
potensi penghematan biaya. (8) sampel yang diinginkan dan kuesioner telah
Pemerintah telah mengupayakan disebar, selanjutnya melakukan pengolahan
berbagai strategi dan kebijakan guna dan analisis data.
mewujudkan Sistem Kesehatan Nasional Analisis deskriptif univariat dilakukan
(SKN). Salah satunya dengan untuk menggambarkan karakteristik
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan responden dan melihat nilai setiap variabel.
Nasional (SIKNAS) (9). SIKNAS Kemudian setelah mengetahui nilai setiap
dikembangkan untuk mendukung variabel, selanjutnya melakukan analisis
desentralisasi dalam mencapai Indonesia dengan menggunakan SPSS . Setelah uji
sehat. Mengacu pada negara-negara lain validitas dan reliabilitas instrumen
yang telah mengadopsi Teknologi Informasi penelitian, maka hubungan antar variabel d
Kesehatan (TIK), praktik dokter pada alam kuesioner dapat dianalisis (12)
perawatan primer di Australia, Belanda, .
Selandia Baru, dan Inggris cenderung Hasil
menggunakan teknologi informasi dengan 1. Analisis Univariat
meluas dan multifungsi (10). Tabel Analisis Univariat
Dalam beberapa penelitian Sistem Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis
Informasi Manajemen (SIM) Kelamin, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja,
dan Usia
menghubungkan status perkawinan, tingkat
pendidikan, ukuran rumah tangga, Karakteristik N %
Jenis Kelamin
pengalaman kerja, praktik sanitasi pribadi,
Perempuan 33 94,3
jumlah pengawasan, dan interaksi antara Laki-laki 2 5,7
pengetahuan pengawas dan jumlah Total 35 100
pengawasan dengan kinerja petugas Tingkat
kesehatan (11). Pendidikan
Mengamati adanya beberapa faktor SMA 1 2,9
Diploma 9 25,7
yag mempengaruhi SIM seperti efektivitas
S1 25 71,4
biaya, karakteristik sosial pengguna dan Total 35 100
berbagai aspek lainnya yang terkait Masa Kerja
dengan implementasi P-Care SIM BPJS <1 Tahun 1 2,9
kesehatan yang ditujukan untuk 1-5 Tahun 11 31,4
memudahkan alur pelayanan 6-10 Tahun 16 45,7
> 10 Tahun 7 20,0
menyebabkan perlunya penelitian yang
Total 35 100
mengkaji faktor-faktor yang berhubungan Usia (Tahun)
dengan aspek ekonomi rujukan elektronik 15-25 4 11,4
aplikasi P-Care di Puskesmas Kota 26-35 20 57,1
Makassar. 36-45 10 28,6
>45 1 2,9
Total 35 100
Metode Penelitian Sumber: Data Primer, 2019
Penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional jenis penelitian
kuantitatif dengan riset survei. Subjek dalam

2
Hardianti H D Lasari, dkk

Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan aspek Care. Responden mengatakan mereka


ekonomi membutuhkan biaya yang tinggi 31,4%,
Karakteristik sisanya mengatakan netral 45,7% dan tidak
N %
Ekonomi tinggi 22,9%. Responden yang mengatakan
Biaya penerapan ada perubahan setelah menggunakan
Tidak Tinggi 8 22,9 rujukan elektronik P-Care , berubah 62,9%,
Netral 16 45,7
ragu 31,4% dan tidak ada perubahan
Tinggi 11 31,4
sebanyak 5,7%.
Total 35 100,0
Perubahan
Tidak Setuju 5 14,3 2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini
Netral 5 14,3
terdapat dua bagian. Bagian yang pertama
Setuju 25 71,4
pada tabel 3 yang memperlihatkan
Total 35 100,0
Sumber: Data Primer, 2019
hubungan antara jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan masa kerja dengan biaya
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari penggunaan rujukan elektronik P-Care di
46 Puskesmas yang memperoleh Puskesmas. Setelah melakukan uji statistik
kuesioner online tentang penggunaan menggunakan chi-square, ditemukan bahwa
rujukan elektronik, terdapat 35 Puskesmas untuk jenis kelamin terhadap biaya
yang mengisi kuesioner, sehingga jumlah penerapan nilai p = 0,39, aspek usia
subjek dalam penelitian ini sebanyak 35 terhadap biaya penerapan dengan nilai p =
responden. Karakteristik responden dalam 0,59, tingkat pendidikan terhadap biaya
penelitian ini berdasarkan jenis kelamin penerapan dengan nilai p = 0,92 dan masa
didominasi oleh responden berjenis kerja terhadap biaya penerapan dengan nilai
kelamin perempuan, yaitu 94,3% p = 0,67.
sedangkan jenis kelamin laki-laki 5,7%. Bagian yang kedua pada tabel 4 yang
Sedangkan berdasarkan usia, karakteristik memperlihatkan hubungan antara jenis
responden terbanyak pada rentang usia kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa
26-35 tahun adalah 57,1% dan terendah kerja dengan adanya perubahan atau
pada usia> 45 tahun adalah 2,9%. Untuk perkembangan menggunakan rujukan
tingkat pendidikan, karakteristik elektronik P-Care di Puskesmas. Setelah
responden tertinggi pada tingkat melakukan uji statistik menggunakan chi-
pendidikan Strata-1 yaitu 68,6% dan yang square, ditemukan bahwa untuk jenis
terendah tingkat pendidikan SMA adalah kelamin terhadap perubahan signifikan nilai
2,9%. Sedangkan karakteristik masa kerja p = 0,01, aspek usia terhadap perubahan
terbanyak di tempat kerja 6-10 tahun signifikan dengan nilai p = 0,88, tingkat
42,9% dan masa kerja terendah adalah pendidikan terhadap perubahan signifikan
2,9% pada periode kerja kurang dari 1 dengan nilai p = 0,42 dan masa kerja
tahun. terhadap perubahan signifikan dengan nilai
Pada tabel 2 menunjukkan karakteristik p = 0,60.
responden berdasarkan aspek ekonomi,
biaya menerapkan rujukan elektronik P-

Tabel Analisis Bivariat


Tabel 3. Hubungan Antara Jenis Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja dan Usia terhadap Biaya
Penerapan Rujukan Elektronik Aplikasi P-care di Puskesmas

Biaya Penerapan Rujukan Elektronik Aplikasi


Pcare
Variabel Total
Tidak
Netral Tinggi
Tinggi
Jenis Kelamin n % n % n % N %

Perempuan 7 20 16 45,7 10 28,5 35 100

3
Hardianti H D Lasari, dkk

Laki-laki 1 2,9 0 0 1 2,9


Total 8 22,9 16 45,7 11 31,4
P Value 0,39
Pendidikan
SMA 0 0 1 2,9 1 2,9
Diploma 2 5,7 5 14,3 3 8,5
35 100
S1 6 17,1 10 28,6 7 20
Total 8 2,8 16 45,8 11 31,4
P Value 0,59
Masa Kerja
<1 Tahun 0 0 1 2,86 0 0
1-5 Tahun 2 5,7 6 17,1 3 8,6

6-10 Tahun 4 11,4 5 14,3 7 20 35 100

> 10 Tahun 2 5,7 4 11,4 1 2,8

Total 8 22,8 16 45,8 11 31,4


P Value 0,92
Usia (dalam tahun)
15-25 1 2,9 3 8,6 1 2,9
26-35 5 14,3 8 22,9 8 22,9
36-45 2 5,7 5 14,3 1 2,9 35 100
>45 0 0 0 0 1 2,9
Total 8 22,9 16 45,8 11 31,3
P Value 0,67
Sumber: Data Primer, 2019

Tabel 4. Hubungan Antara Jenis Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja dan Usia terhadap
Perubahan/perkembangan menggunakan Rujukan Elektronik Aplikasi P-care di Puskesmas

Perubahan Signifikan Penggunaan Rujukan


Total
Elektronik Aplikasi Pcare
Variabel
Tidak
Netral Tinggi
Tinggi
Jenis Kelamin n % N % n % n %
Perempuan 1 2,9 10 28,6 22 62,9
Laki-laki 1 2,9 1 2,9 0 0,0 35 100
Total 2 5,7 11 31,4 22 62,9
P Value 0,12
Pendidikan
SMA 0 0 0 0 2 5,7
Diploma 1 2,9 5 14,3 4 11,4
35 100
S1 1 2,9 6 17,1 16 45,7
Total 2 5,7 11 31,4 22 62,9
P Value 0,4
Masa Kerja
<1 Tahun 0 0 1 2,9 0 0
35 100
1-5 Tahun 1 2,9 4 11,4 6 17,1

4
Hardianti H D Lasari, dkk

6-10 Tahun 1 2,9 3 8,6 12 34,3


>10 Tahun 0 0 3 8,6 4 11,4
Total 2 5,7 11 31,4 22 62,9
P Value 0,6
Usia (dalam tahun)
15-25 0 0 2 5,7 3 8,6
26-35 2 5,7 7 20 12 34,3
36-45 0 0 2 14 6 17,1 35 100
>45 0 0 0 0 1 2,9
Total 2 5,7 11 31,4 22 62,9
P Value 0,88
Sumber: Data Primer, 2019
tama harus memperoleh pelayanan
Pembahasan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat
1. Implementasi BPJS Kesehatan pertama misalnya puskesmas. Bila peserta
Berdasarkan UU No. 24 tahun 2011, membutuhkan pelayanan tingkat lanjutan,
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan maka fasilitas kesehatan tingkat pertama
diselenggarakan oleh Badan penyelenggara harus melakukan rujukan ke fasilitas
Jaminan Sosial (BPJS) yang mencakup kesehatan lanjutan. Kecuali dalam kondisi
BPJS Kesehatan dan BPJS kegawatdaruratan medis.
Ketenagakerjaan. BPJS kesehatan Alur pelayanan kesehatan dalam
menyelenggarakan JKN yang juga pelaksanaan JKN digambarkan seperti
merupakan bagian dari Sistem Jaminan bagan di bawah ini.
Sosial Nasional (SJSN).
BPJS merupakan badan hukum publik
milik negara yang bersifat non profit dan
bertanggung jawab kepada presiden. BPJS
sendiri terdiri atas Dewan Pengawas dan
direksi.
SJSN adalah tata cara
penyelenggaraan jaminan sosial oleh BPJS
kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan.
Sistem ini dimaksudkan untuk memberikan Gambar 1. Alur Pelayanan Kesehatan dalam
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh JKN
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya yang layak. Besaran pembayaran kepada fasilitas
BPJS kesehatan dalam upaya kesehatan ditentukan berdasarkan
pelaksanaan JKN akan membayar kepada kesepakatan antara BPJS kesehatan dan
fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah
puskesmas dengan kapitasi. Sedangkan tersebut dengan mengacu pada standar tarif
untuk fasilitas rujukan tingkat lanjutan, BPJS yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.
kesehatan membayar fasilitas kesehatan
dengan sistem paket Ina Cbgs. Pembayaran 2. Pelayanan BPJS Kesehatan di
BPJS kesehatan kepada fasilitas kesehatan Puskesmas
atas semua pelayanan yang telah diberikan Puskesmas adalah unit pelaksana
kepada peserta paling lambat setelah 15 hari teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota
sejak dokumen klaim lengkap diterima. (UPTD) yang bertugas menyelenggarakan
Pelayanan yang diusung oleh BPJS sebagian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan dalam melaksanakan JKN terdiri kesehatan kabupaten/kota dan merupakan
dari dua jenis pelayanan; pelayanan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung
kesehatan (manfaat medis) dan akomodasi tombak pembangunan kesehatan di
serta ambulan (manfaat non medis). Indonesia. Pembangunan kesehatan yang
Prosedur pelayanan yang disiapkan oleh dimaksud adalah menyangkut
BPJS kesehatan adalah peserta yang penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
memerlukan pelayanan kesehatan pertama- bangsa Indonesia untuk meningkatkan

5
Hardianti H D Lasari, dkk

kesadaran, kemauan, kemampuan hidup puskesmas yang diberi tambahan ruangan


sehat bagi setiap orang agar terwujud dan fasilitas untuk menolong penderita
derajat kesehatan masyarakat yang optimal gawat darurat baik berupa tindakan operatif
(13). terbatas maupun rawat inap sementara (14).
Visi dan misi Puskesmas pun diatur Tersedianya berbagai fasilitas
dengan baik dan sangat jelas. Visi kesehatan di masyarakat mendorong
pembangunan kesehatan yang pemerintah menunjuk pemberi pelayanan
diselenggarakan oleh puskesmas adalah kesehatan yang terbagi menjadi pelayanan
tercapainya kecamatan sehat menuju kesehatan tingkat pertama yang meliputi
terwujudnya Indonesia sehat. Dengan rawat jalan tingkat pertama dan rawat inap
indikator lingkungan sehat, perilaku sehat, tingkat pertama, pelayanan kesehatan
cakupan pelayanan yang bermutu, dan rujukan tingkat lanjutan, dan pelayanan
derajat kesehatan penduduk kecamatan. kesehatan darurat medis.
Sedangkan misi pembangunan Lebih lanjut, dalam aturan tersebut
kesehatan yang diselenggarakan oleh menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan
puskesmas adalah menggerakkan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
pembangunan berwawasan kesehatan di perorangan yang bersifat non spesialistik
wilayah kerjanya, mendorong kemandirian (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan
hidup sehatbagi keluarga dan masyarakat di rawat inap. Fasilitas kesehatan tersebut
wilayah kerjanya, memelihara dan meliputi puskesmas atau yang setara,
meningkatkan mutu, pemerataan dan praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang pratama atau yang setara, dan rumah sakit
diselenggarakan, memelihara dan kelas D pratama atau yang setara.
meningkatkan kesehatan perorangan, Rawat Inap Tingkat Pertama adalah
keluarga dan masyarakat beserta pelayanan kesehatan perorangan yang
lingkungannya. bersifat non spesialistik dan dilaksanakan
Sasaran dan tanggung jawab pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
Puskesmas mencakup pelayanan kesehatan untuk keperluan observasi, perawatan,
perorangan dan pelayanan kesehatan diagnosis, pengobatan, dan/atau pelayanan
masyarakat. Pelayanan kesehatan medis lainnya, dimana peserta dan/atau
perorangan adalah pelayanan yang bersifat anggota keluarganya dirawat inap paling
pribadi (private goods) dengan tujuan utama singkat 1 (satu) hari.
menyembuhkan penyakit dan pemulihan Puskesmas sebagai salah satu
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan bekerjasama dengan BPJS kesehatan
penyakit. Pelayanan kesehatan masyarakat diwajibkan melaksanakan pelayanan
lebih mengarah pada promosi kesehatan, kesehatan yang komprehensif.
pemberantasan penyakit, penyehatan Komprehensif yang dimaksud dalam pasal 3
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan peraturan menteri tersebut berupa
kesehatan keluarga, keluarga berencana, pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kesehatan jiwa masyarakat, serta berbagai kuratif, rehabilitative, pelayanan kebidanan,
program kesehatan masyarakat lainnya. dan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan
Pelayanan fasilitas kesehatan, medis, termasuk pelayanan pemeriksaan
khususnya Puskesmas terkait pelaksanaan laboratorium sederhana dan pelayanan
JKN tertuang dalam Peraturan Menteri kefarmasian.
Kesehatan RI No 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan yang disediakan oleh
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Puskesmas kepada masyarakat adalah
Kesehatan Nasional. Dalam aturan tersebut, pelayanan kesehatan non spesialistik yang
Definisi Puskesmas dalam program JKN meliputi administrasi pelayanan, pelayanan
yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan promotif dan preventif, pemeriksaan,
adalah unit pelaksana teknis Dinas pengobatan dan konsultasi medis, tindakan
kesehatan kabupaten/kota yang medis non spesialistik, baik operatif maupun
bertanggung jawab menyelenggarakan non operatif, pelayanan obat dan bahan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah. medis habis pakai, transfusi darah sesuai
Sedangkan Puskesmas perawatan adalah dengan kebutuhan medis, pemeriksaan

6
Hardianti H D Lasari, dkk

penunjang diagnostik laboratorium tingkat


pratama, dan rawat Inap Tingkat Pertama
sesuai dengan indikasi medis.
Sedangkan pelayanan Rawat Inap
Tingkat Pertama dijabarkan sesuai dengan
indikasi medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 huruf h mencakup; rawat
inap pada pengobatan/perawatan kasus
yang dapat diselesaikan secara tuntas di
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
Pertolongan persalinan pervaginam bukan
risiko tinggi; Pertolongan persalinan dengan
komplikasi dan/atau penyulit pervaginam
bagi Puskesmas PONED; Pertolongan Gambar 2. Alur pelayanan Faskes Tingkat I (18)
neonatal dengan komplikasi; dan pelayanan
transfusi darah sesuai kompetensi fasilitas Pcare merupakan aplikasi yang
kesehatan dan/atau kebutuhan medis. ditujukan untuk melakukan entry data oleh
Dalam pelayanan kesehatan di tingkat bagian pendaftaran, dan bagian pengobatan
puskesmas juga mencakup mengenai obat di puskesmas atau fasilitas kesehatan
dan Alat Kesehatan yaitu alat kontrasepsi tingkat pertama. SIM BPJS kesehatan
dasar, vaksin untuk imunisasi dasar, obat terkhusus pada aplikasi Pcare terdiri dari
program pemerintah (15). unsur-unsur pokok penunjang yaitu input,
proses dan output. Input aplikasi Pcare
3. Layanan Primary care (Pcare) menyangkut data maupun informasi
Dalam melaksanakan JKN, BPJS mengenai data pasien, diagnose penyakit
kesehatan didukung oleh Sistem Informasi oleh ahli medis, data mengenai terapi yang
dan Manajemen yang dikenal dengan SIM telah diberikan, hingga pemeriksaan
BPJS kesehatan. SIM tersebut memuat laboratorium. Output nya adalah informasi
empat komponen yaitu sistem aplikasi, berupa laporan pelayanan pasien peserta
infrastruktur dan jaringan, komunikasi data, jaminan kesehatan nasional sebagai salah
manajemen database, dan operasional. satu syarat klaim kepada BPJS kesehatan.
Untuk pelayanan kesehatan di Faskes
tingkat pertama, BPJS kesehatan 4. Sistem Rujukan Aplikasi P-Care
memfasilitas kesehatan semisal puskesmas Sistem Rujukan pelayanan kesehatan
dengan Aplikasi Pcare. adalah penyelenggaraan pelayanan
Pcare adalah sistem informasi kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas
pelayanan pasien yang ditujukan untuk dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
pasien yang berstatus sebagai peserta BPJS secara timbal balik baik vertikal maupun
kesehatan berbasis komputer dan online via horizontal yang wajib dilaksanakan oleh
internet. Pcare merupakan aplikasi yang peserta jaminan kesehatan atau asuransi
ditujukan untuk melayani pasien di Faskes kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas
tingkat pertama atau pelayanan primer kesehatan. Rujukan medis adalah
(Puskesmas). Aplikasi tersebut pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
memungkinkan pengolahan data mulai dari untuk masalah kedokteran sebagai respon
pendaftaran, penegakan diagnosa, terhadap ketidakmampuan fasilitas
pemberian terapi hingga pemeriksaan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan para
laboratorium (16). Juga merupakan Aplikasi pasien dengan tujuan untuk menyembuhkan
berbasis web (web base) untuk mendukung dan atau memulihkan status kesehatan
bisnis proses pelayanan bagi peserta BPJS pasien. Rujukan pelayanan kesehatan
Kesehatan (17). dimulai dari pelayanan kesehatan primer dan
diteruskan ke jenjang pelayanan sekunder
dan tersier yang hanya dapat diberikan jika
ada rujukan dari pelayanan primer atau
sekunder (19)

7
Hardianti H D Lasari, dkk

Sistem rujukan pelayanan kesehatan Beberapa biaya yang diperlukan untuk


dilaksanakan secara berjenjang sesuai penerapan rujukan P-care elektronik
kebutuhan medis, yaitu: termasuk biaya satu kali, seperti biaya
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan pelatihan, biaya rutin seperti biaya sumber
tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan daya manusia, perangkat keras seperti
tingkat pertama laptop, perangkat lunak, dan pembiayaan
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh langsung. Namun berdasarkan penelitian
spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke penghematan biaya karena menggunakan
fasilitas kesehatan tingkat kedua teknologi informasi kesehatan, diperkirakan
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di 36,5% hingga 78,5%. Secara keseluruhan
faskes sekunder hanya dapat diberikan ditemukan bahwa penerapan sistem Fast
atas rujukan dari faskes primer. Cost Fast dapat diimplementasikan dengan
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di cara yang hemat biaya untuk
faskes tersier hanya dapat diberikan mengembangkan sistem informasi
atas rujukan dari faskes sekunder dan kesehatan, dan sistem komputer secara
faskes primer. Pelayanan kesehatan di umum, yang akan memiliki insiden
faskes primer yang dapat dirujuk kesalahan yang disebabkan oleh teknologi
langsung ke faskes tersier hanya untuk yang lebih rendah (20).
kasus yang sudah ditegakkan diagnosis Meskipun membutuhkan biaya tinggi
dan rencana terapinya, merupakan dalam implementasinya, rujukan elektronik
pelayanan berulang dan hanya tersedia ini memberikan dampak perubahan yang
di faskes tersier. lebih baik pada sistem rujukan di Primary
Ketentuan pelayanan rujukan Health Care di mana responden mengatakan
berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi: ada perubahan 62,9%, sisanya menjawab
terjadi keadaan gawat darurat; Kondisi ragu sebanayak 31,4% dan tidak ada
kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang perubahan sebanyak 5,7%.
berlaku. Bencana; Kriteria bencana Umumnya Sistem perawatan
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau kesehatan memiliki ciri waktu tunggu yang
Pemerintah Daerah. Kekhususan sudah lama, kekurangan jumlah staf dan
permasalahan kesehatan pasien; untuk sumber daya keuangan yang terbatas.
kasus yang sudah ditegakkan rencana Walau demikian meskipun investasi TI akan
terapinya dan terapi tersebut hanya dapat membutuhkan biaya dimuka yang signifikan,
dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan. ini akan lebih dari seimbang dengan efisiensi
Pertimbangan geografs; dan pertimbangan proses dan penghematan biaya dalam
ketersediaan fasilitas (19) jangka panjang (21).

5. Analisis Aspek Ekonomi Rujukan Kesimpulan


Elektronik P-Care Penggunaan rujukan elektronik dalam
Pemanfaatan rujukan elektronik aplikasi P-Care membutuhkan biaya tinggi
aplikasi P-Care berdasarkan aspek sosial pada aplikasi mereka. Biaya tinggi
dan aspek biaya memiliki nilai yang baik. berbanding lurus dengan perubahan yang
Responden menjawab bahwa rujukan dirasakan oleh pengguna setelah penerapan
elektronik dari aplikasi P-Care memerlukan rujukan elektronik P-Care di Primary Health
biaya aplikasi yang tinggi sebesar 31,4%, Care. Namun, penting untuk memperhatikan
sisanya mengatakan mereka ragu-ragu biaya tinggi penerapan rujukan perawatan
45,7% dan tidak tinggi sebanyak 22,9%. elektronik karena biaya perangkat keras,
Biaya yang digunakan untuk perangkat lunak, implementasi,
mengimplementasikan rujukan elektronik pemeliharaan, biaya dukungan seperti gaji
dari aplikasi P-Care di Primary Health Care petugas kesehatan.
termasuk biaya pengadaan laptop, jaringan Jenis kelamin memiliki hubungan
internet dan gaji tambahan untuk petugas dengan perubahan yang signifikan
yang memiliki dua tugas sekaligus yaitu penggunaan rujukan elektronik aplikasi P-
memberikan layanan kesehatan kepada care di Puskesmas. Sementara aspek usia,
masyarakat dan memasukkan data pada masa kerja, dan tingkat pendidikan tidak
Rujukan elektronik P-care. berhubungan dengan biaya penerapan

8
Hardianti H D Lasari, dkk

rujukan elektronik aplikasi P-care di patient referral by videoconferencing


Puskesmas. Walaupun dalam beberapa in orthopaedics. 2015;219–25.
penelitian beberapa faktor ini memiliki 8. Anderson D, Villagra V, Coman EN,
hubungan yang erat. Zlateva I, Hutchinson A, Villagra J, et
al. A Cost-Effectiveness Analysis of
Ucapan Terima Kasih Cardiology eConsults for Medicaid
Penulis mengucapkan terima kasih Patients. Am J Manag Care.
kepada Kementerian Riset dan Pendidikan 2018;24(1):e9–16.
Tinggi yang telah memberikan kesempatan 9. Presiden RI. Peraturan Presiden RI
dan dukungan berupa pembiayaan Nomor 72 Tahun 2012 Tentang
penelitian melalui hibah penelitian dosen Sistem Kesehatan Nasional. 2012;
pemula pelaksanaan tahun 2019. 10. Audet A-M, Squires D, Doty MM.
Where Are We on the Diffusion
Daftar Pustaka Curve? Trends and Drivers of Primary
1. Kementerian Kesehatan RI. Menteri Care Physicians’ Use of Health
Kesehatan RI No: Information Technology. Health Serv
129/Menkes/SK/II/2008 Standar Res [Internet]. 2014 Feb [cited 2014
Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Apr 4];49(1pt2):347–60. Available
2008; from:
2. Ratnasari D. Analisis Pelaksanaan http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.11
Sistem Rujukan Berjenjang Bagi 11/1475-6773.12139/abstract
Peserta JKN di Puskesmas X Kota 11. Kawakatsu Y, Sugishita T, Tsutsui J,
Surabaya Analysis of The Oruenjo K, Wakhule S, Kibosia K, et
Implementation of Tiered Referral al. Individual and contextual factors
System for Participant of National associated with community health
Health Security at Primary Health workers ’ performance in Nyanza
Center X of Surabaya. 2017;5:145– Province , Kenya : a multilevel
54. analysis. 2015;1–10.
3. Alshami M, Almutairi S, Househ M. 12. Yamin S, Kurniawan H. Generasi baru
The Implementation Experience of an mengolah data penelitian dengan
Electronic Referral System in Saudi Partial Least Square Path Modeling.
Arabia : A Case Study. 2014;138–42. Jakarta: Salemba Infotek; 2011.
4. Kim Y, Chen AH, Keith E, Jr HFY, 13. Kementerian Kesehatan RI.
Kushel MB. Not Perfect , but Better : Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
Primary Care Providers ’ Experiences 128/Menkes/SK/II/2004 Kebijakan
with Electronic Referrals in a Safety Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Net Health System. 2009;614–9. 2004.
5. Buja A, Toffanin R, Rigon S, Sandonà 14. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
P, Carrara T, Damiani G, et al. Menteri Kesehatan RI No 71 Tahun
Determinants of out-of-hours service 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan
users ’ potentially inappropriate Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
referral or non-referral to an 2013;
emergency department : a 15. HDLasari H. Analisis Penerimaan
retrospective cohort study in a local Sistem Informasi Manajemen Badan
health authority , Veneto. 2016; Penyelenggara Jaminan Sosial
6. Goldthorpe J, Sanders C, Macey R, Kesehatan Layanan Primary Care Di
Gough L, Rogers J, Tickle M. Puskesmas Kota Makassar Tahun
Exploring implementation of an 2014. J Kesehat Servqual. 2016;1.
electronic referral management 16. Wibowo H. Pcare, Sistem Informasi
system and enhanced primary care Pelayanan BPJS Kesehatan
service for oral surgery : perspectives [Internet]. 2013. Available from:
of patients , providers and http://masheri2013.wordpress.com/20
practitioners. 2018;1–14. 14/01/02/pcare-lagi-setelah-1-hari-
7. Harno K, Araja E. Clinical pemakaian/
effectiveness and cost analysis of 17. Devisi Teknologi Informasi. User

9
Hardianti H D Lasari, dkk

Manual Aplikasi FASKES ( PCU ).


2013.
18. Siswadi. Peran BPJS Kesehatan
dalam Penjaminan Kesehatan Dasar.
In: Seminar peran teknologi untuk
meningkatkan mutu, efektifitas,
pelayanan dan keselamatan pasien
pada layanan primer. Yogyakarta;
2014.
19. Primasari KL. Analisis Sistem Rujukan
Jaminan Kesehatan Nasional RSUD.
Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak. J
ARSI. 2015;
20. Baylis TB, Kushniruk AW, M.Borycki
E. Low-Cost Rapid Usability Testing
for Health Information Systems : Is it
Worth the Effort ? Stud Health
Technol Inform. 2012;363–8.
21. Gyedu A, Baah EG, Boakye G,
Ohene-Yeboah M, Otupiri E, Stewart
BT. Quality of referrals for elective
surgery at a tertiary care hospital in a
developing country: An opportunity for
improving timely access to and cost-
effectiveness of surgical care. Int J
Surg [Internet]. 2015;15:74–8.
Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijsu.2015.01
.033

10

You might also like